Produk: masker

  • 35 Pantun Ubur Ubur Ikan Lele Viral yang Lucu dan Menggelitik, Cocok Dibagikan di Medsos – Halaman all

    35 Pantun Ubur Ubur Ikan Lele Viral yang Lucu dan Menggelitik, Cocok Dibagikan di Medsos – Halaman all

    Simak kumpulan pantun ubur ubur ikan lele cocok yang lucu cocok dibagikan di media sosial (medsos).

    Tayang: Selasa, 28 Januari 2025 17:07 WIB

    Foto Ilustrasi AI

    Foto ilustrasi hasil olah kecerdasan buatan (AI), Selasa (28/1/2025), memperlihatkan orang-orang tertawa sambil memainkan HP atau gadget. Dalam rangka viral pantun ubur ubur ikan lele. 

    TRIBUNNEWS.COM – Simak kumpulan pantun ubur ubur ikan lele cocok yang lucu cocok dibagikan di media sosial (medsos).

    Kata-kata pantun ubur ubur ikan lele akhir-akhir ini menjadi populer dan tren di media sosial.

    Tren pantun ubur ubur ikan lele yang viral kini menarik perhatian warganet, setelah para artis, Tiktokers, dan Selebgram ikut mempopulerkannya.

    Warganet mulai membicarakan dan ikut menggunakan pantun ubur ubur ikan lele sebagai caption hingga konten di medsos.

    Pantun ubur ubur ikan lele banyak dipakai dengan rima lucu dan menggelitik.

    Tribunnews.com telah menghimpun contoh pantun ubur ubur ikan lele yang lucu dan menggelitik yang dapat dipakai sebagai refrensi untuk dibagikan di TikTok, Instagram hingga X.

    35 Pantun Ubur Ubur Ikan Lele yang Lucu dan Menggelitik

    Ubur ubur ikan lele,
    Jangan lupa senyum biar tambah kece.
    Ubur ubur ikan lele,
    Jangan lupa makan biar kuat nge-game.
    Ubur ubur ikan lele,
    Jangan marah nanti jerawatan deh.
    Ubur ubur ikan lele,
    Sering bercanda bikin hati rileks deh.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Jalan malam malah ketemu buaye.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Mau curhat tapi malah keplesete.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Kuncinya lupa tinggal di halte.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Minta disayang malah dilempar tape.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Pas foto nyengir, fotonya blur mukanye.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Main bola malah sepatu nye nyelip di beloke.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Ngaku pinter, kerjaannya bengong aje.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Ketawa terus sampai belepotan es te.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Pakai masker biar nggak salah kenale.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Belajar masak malah gosong nasinye.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Jatuh ke sumur naik ke tele.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Makan sambal bibir meleleh.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Nyoba jadi model malah salah pose.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Nyanyi karaoke suara fals nge-break.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Lari-lari ketabrak sepede.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Tidur di kasur mimpi digendong kakek.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Main game kalah terus nangis meleleh.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Naik roller coaster muntah ke baju temen.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Mimpi jadi superhero malah kepleset.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Nyuci baju malah lupa pake deterjen.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Suka selfie tapi mukanya belepotan le.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Makan bakso kuahnya tumpah ke celane.
    Ubur-ubur ikan lele,
    Gaji buta belum caire
    Ubur-ubur ikan lele,
    Telat sedikit kacau semue
    Ubur-ubur ikan lele,
    Makan duren pake kulite
    Ubur-ubur ikan lele,
    Baca story mantan mertue
    Ubur-ubur ikan lele,
    Bangun tidur berangkat kerjae
    Ubur-ubur ikan lele,
    Minum kopi pake cakue
    Ubur-ubur ikan lele,
    Masih pagi udah ngantuke
    Ubur-ubur ikan lele,
    Belum lunas bayar kredite
    Ubur-ubur ikan lele,
    Motor baru nyicil tetangge.

    (Tribunnews.com/M Alvian F)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Polres Bondowoso Tangkap Pengedar Sabu, Barang Bukti 11,98 Gram Disita

    Polres Bondowoso Tangkap Pengedar Sabu, Barang Bukti 11,98 Gram Disita

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kepolisian Resor (Polres) Bondowoso berhasil menangkap RK (44), pria yang diduga kuat mengedarkan narkotika jenis sabu. Berdasarkan pengakuan tersangka, narkoba tersebut dibeli dari seorang narapidana yang saat ini menjalani hukuman di salah satu Lapas di Jawa Timur.

    Kasat Narkoba Polres Bondowoso, Iptu Nurudin, menjelaskan bahwa pihaknya menerima informasi terkait dugaan peredaran sabu oleh RK pada Selasa (21/1/2025).

    “Selanjutnya pada Kamis (23/1/2025), sekira jam 00.30 WIB, ketika berada di sebuah cafe Desa Sukosari, Kecamatan Tamanan, Bondowoso, kami mengamankan terduga pelaku,” ungkapnya kepada beritajatim.com, Selasa (28/1/2025).

    Setelah dilakukan penggeledahan badan dan barang bawaan RK, polisi menemukan sejumlah barang bukti di bagasi sepeda motornya, yakni 5 paket sabu dengan berat total 11,98 gram, 1 buah korek api, 1 buah pipet kaca yang masih terdapat sisa sabu, serta 1 alat bong dari botol plastik.

    “Kemudian juga diamankan 1 buah kaos kaki warna abu-abu, 1 buah plastik bekas tempat masker warna ungu, 1 unit HP merk VIVO warna putih, 1 unit HP merk OPPO warna biru, dan 1 unit sepeda motor merk Yamaha NMAX warna putih dengan nopol N-4938-ZI,” bebernya.

    RK mengaku bahwa narkotika jenis sabu tersebut dibeli dari RU, seorang narapidana di salah satu Lapas di Jawa Timur. Transaksi dilakukan sebanyak 10 gram dengan harga Rp 9 juta.

    “Kemudian sabu itu dijual dengan harga mulai dari Rp 500 ribu sampai dengan Rp 5,5 juta,” ujar Nurudin.

    Pelaku dan barang bukti kini telah diamankan di Mapolres Bondowoso untuk penyidikan lebih lanjut. RK dijerat dengan pasal tindak pidana narkotika.

    “Sebagaimana dimaksud Pasal 114 ayat (1), (2) Subs Pasal 112 ayat (1), (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika,” pungkasnya. [awi/beq]

  • Pria Bersenjata Nyaris Bobol Rumah di Depok, Tepergok Warga karena Suara Tembakan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Januari 2025

    Pria Bersenjata Nyaris Bobol Rumah di Depok, Tepergok Warga karena Suara Tembakan Megapolitan 28 Januari 2025

    Pria Bersenjata Nyaris Bobol Rumah di Depok, Tepergok Warga karena Suara Tembakan
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Sebuah rumah yang terletak di Jalan Mushola Annimah, Jatimulya, Cilodong, Kota Depok, hampir dibobol oleh sekelompok orang yang diduga membawa senjata pada Senin (27/1/2025) siang.
    Insiden ini terjadi sekitar pukul 11.21 WIB dan terekam dalam kamera CCTV di dalam rumah. Video tersebut kemudian menjadi viral di media sosial.
    Dalam tayangan video yang diterima
    Kompas.com
    , terlihat salah satu pelaku mengenakan helm hitam, pakaian hitam, celana krem, dan sepatu putih.
    Ia tampak menggenggam benda yang diduga senjata api di tangan kanannya.
    Dengan tangan kirinya, pelaku tersebut membuka pintu salah satu ruangan dan menyalakan lampu.
    Namun, hanya dalam waktu tiga detik, lampu ruangan itu dimatikan kembali dan pelaku menutup pintu ruangan tersebut.
    Pelaku kemudian memeriksa ruangan lain yang terletak tepat di sebelahnya.
    Tak lama setelah itu, pelaku lainnya juga masuk ke ruangan yang sama, hingga terdengar suara dentuman keras.
    Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Kristianus Zendrato mengonfirmasi insiden. Pencurian itu diperkirakan melibatkan empat pelaku.
    “Dari hasil penelusuran kita, diketahui memang ada dua motor dan empat pelaku yang menggunakan helm, masker, sarung tangan, dan jaket,” kata Zen saat ditemui
    Kompas.com,
    Selasa (28/1/2025).
    Zen menjelaskan bahwa keempat pelaku memiliki peran masing-masing, dengan sebagian berjaga di luar dan yang lainnya melakukan pencurian di dalam rumah.
    Namun, upaya pencurian tersebut berhasil digagalkan oleh warga setempat yang memergoki para pelaku setelah mendengar suara tembakan dari dalam rumah.
    Warga lainnya juga memergoki pelaku lain yang menunggu di luar rumah. Melihat situasi mencurigakan, warga tersebut menghubungi polisi.
    “Sama tetangga tepergok lah (pelaku). Jadi, pas tepergok masyarakat, ya (mereka) kabur,” ungkap Zen.
    Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa polisi belum menemukan kerugian atau barang yang dicuri oleh para pelaku.
    “Barang tidak ada yang hilang, kerugian hanya pintu rusak yang dijebol ya,” ujar Zen.
    Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan sedang melanjutkan penyelidikan hingga radius 300 meter untuk mencari keberadaan para pelaku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tabiat Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah: Sempat Nyanyi Sephia, Menangis hingga Minta Maaf – Halaman all

    Tabiat Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah: Sempat Nyanyi Sephia, Menangis hingga Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tabiat Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Hasanah (29) terungkap. 

    Diawali dari senyum ketika diborgol.

    Lalu saat diinterograsi Antok menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul Sephia dan menyebut korban Uswatun Hasanah merupakan kekasih gelapnya.

    Video Rohmad Tri Hartanto alias RTH alias Antok (33) menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul Sephia saat diinterogasi polisi pun viral ditonton lebih dari 6 ribu pengguna TikTok.

    Tak hanya itu, Antok juga berkali-kali menangis saat menjalani pemeriksaan di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Mapolda Jatim, Surabaya.

    Antok diduga merupakan seorang psikopat.

    Meski begitu dingin dan kejam saat mengeksekusi Uswatuh Hasanah, Antok mengaku menyesal dan meminta maaf kepada keluarga korban. 

    “Ya saya menyesal,” ujar Antok, Senin (26/1/2025) seraya menundukkan kepala selama berjalan cepat menyibak kerumunan awak media yang berjejal mengarahkan lensa kameranya ke wajahnya.

    Bahkan, ia juga menyempatkan untuk menyampaikan permohonan maaf kepada pihak korban beserta keluarga besar korban di Kabupaten Blitar. Bahwa dirinya menyesali perbuatannya. 

    “Saya minta maaf kepada korban dan keluarga korban. Saya minta maaf,” pungkas Antok seraya meringkuk di balik pintu ruang petugas Humas Polda Jatim di gedung tersebut

    Diketahui, kasus ini terungkap setelah adanya penemuan potongan tubuh di Ngawi, Jawa Timur.

    Potongan tubuh korban pertama kali ditemukan warga di dalam koper yang dibuang di sebuah selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.00.

    Sementara, kepala korban mutilasi Ngawi, Uswatun Hasanah ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Minggu (26/1/2035).

    Dari penyelidikan polisi terungkap korban mutilasi tersebut bernama Uswatun Khasanah, wanita asal Blitar berusia 29 tahun.

    Nasibnya miris dibunuh dan dimutilasi, mendiang Uswatun Khasanah akhirnya mendapatkan keadilan.

    Pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 00.00 WIB, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap ibu 2 anak itu.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekitar jam 24.00 WIB,” kata  Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman saat dikonfirmasi, Minggu, (26/1/2024).

     

    Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah Nyanyi Sephia saat Diinterogasi

    Beredar video Rohmad Tri Hartanto alias RTH alias Antok (33), pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul Sephia saat diinterogasi polisi.

    Melalui video TikTok @hellboyjatanraspolda, petugas awalnya menanyakan soal hubungannya dengan korban.

    Sambil mencairkan suasana, polisi menanyakan siapa Uswatun Khasanah bagi pelaku.

    “Iku po bojo sirimu?” tanya polisi.

    (Apa itu istri sirimu?)

    “Kekasih gelap,” sahut Antok lirih.

    “Kekasih gelap? Wo Sephia nu, kon kelahiran tahun piro? Ruh kon lagu Sephia iku?” ujar pihak kepolisian menambahkan.

    “92, tahu,” jawab Antok.

    Tangkap layar Unit Jatanras Polda Jawa Timur live bersama pelaku mutilasi Uswatun Khasanah (TikTok @hellboyjatanraspolda)

    Lalu Antok lanjut menyanyikan dua penggal pertama lirik lagu Sephia yang dipopulerkan oleh Sheila On 7 tersebut.

    Video live interogasi pelaku pembunuhan dengan mutilasi tersebut ditonton lebih dari 6 ribu pengguna TikTok.

    Diketahui Antok telah diamankan tim Unit Jatanras di Madiun pada Sabtu (25/1/2025) dini hari.

     

    Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah selalu Menangis saat Diinterogasi

    Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Hasanah (29) berkali-kali menangis saat menjalani pemeriksaan di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Mapolda Jatim, Surabaya.

    Hal itu, diungkap oleh Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, Senin (25/1/2025).

    Tersangka Rohmad bakal terdiam sejenak lalu menundukkan kepala dengan kondisi mata sembab dan menangis, saat bercerita tentang kedua anaknya.

    Terkadang, pembahasan mengenai keluarga dan anaknya, Rohmad selalu berkelit di dalam proses interogasi yang dilakukan penyidik. 

    Pasalnya, salah satu motifnya membunuh lalu memutilasi korban, karena dendam atas ucapan menyakitkan yang kerap dilontarkan korban.

    Jumhur menerangkan, korban diduga berkali-kali mengolok-olok anak tersangka dengan umpatan yang tak pantas.

    Sehingga, tersangka begitu merasa dendam atas perkataan korban.

    Nah, saat penjelasan soal keluarga dan anak secara tiba-tiba diungkit di tengah penyidikan, tersangka selalu terdiam, menundukkan kepala lalu menangis dan menyeka-nyeka air mata yang membasahi pipinya.

    “Sama itu, korban mengumpat soal anak pelaku. Itu yang bikin pelaku sedih. Dia kalau kami tanyakan soal anak, nangis dia. Sayang sama anaknya juga,” ujarnya Jumhur.

    Jumhur menerangkan, di tengah perjalanan hubungan percintaan antara korban dan tersangka, memang kerap terjadi prahara. 

    Ternyata, korban selalu memaksa agar tersangka segera menikahi dirinya secara sah dengan sebuah prasyarat yang sulit dilakukan tersangka.

    Yakni, tersangka harus menceriakan istri sahnya sesegera mungkin.

     

    Antok Minta Maaf telah Mutilasi Uswatun Hasanah

    Penyidik Ditreskrimum Polda Jatim sudah mengorek semua keterangan dari Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) mengenai cara memutilasi wanita kekasihnya, Uswatun Hasanah (29).

    Pria asal Tulungagung itu ternyata hanya memakai pisau dapur biasa namun bisa membuat tubuh korban menjadi tiga bagian sebelum dibuang di tiga daerah. 

    Bahkan aksi kejam RTH itu seperti dilakukan dengan dingin karena ia seperti berpengalaman meski hanya memakai sebilah pisau biasa.

    Pisau yang menjadi salah satu dari belasan barang bukti kasus tersebut dipampang di meja konferensi pers Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025). 

    Pisau tersebut hanya pisau dapur yang berukuran sejengkal orang dewasa. Sarung mata besi pisaunya, berwarna hijau muda. 

    Begitu juga dengan pegangan tangannya. Lazim dipakai ibu rumah tangga mengiris bumbu dapur berukuran kecil.  

    Tetapi anehnya, pisau itu bisa begitu luar biasa fungsinya saat dipegang tersangka RTH untuk membagi bagian tubuh manusia. 

    Menurut Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, tersangka mengakui menggunakan pisau itu pada jasad Uswatun Khasanah

    Kesaksian dari tersangka itu, tertuang dalam catatan berita acara pemeriksaan (BAP) selama berlangsungnya proses interogasi atas kasus tersebut.  Dan pisau tersebut dibeli di minimarket dekat hotel Kota Kediri. 

    Karena dipakaikan oleh petugas kepolisian dengan masker penutup hidung dan mulut berwarna biru gelap kehitaman.  Rohmad saat dikejar-kejar awak media mengaku menyesal menghilangkan nyawa korban dengan begitu sadisnya. 

    “Ya saya menyesal, mas,” ujar Antok seraya menundukkan kepala selama berjalan cepat menyibak kerumunan awak media yang berjejal mengarahkan lensa kameranya ke wajahnya.

    Pihak kepolisian menggelar konferensi pers terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi mayat dalam koper yang ditemukan di Ngawi, pada Senin (27/1/2025). (Tribunnews.com)

    Bahkan, ia juga menyempatkan untuk menyampaikan permohonan maaf kepada pihak korban beserta keluarga besar korban di Kabupaten Blitar. Bahwa dirinya menyesali perbuatannya. 

    “Saya minta maaf kepada korban dan keluarga korban. Saya minta maaf,” pungkas Antok seraya meringkuk di balik pintu ruang petugas Humas Polda Jatim digedung tersebut.

     

    Kronologi Lengkap Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah, Mayat Wanita dalam Koper di Ngawi

    Inilah kronologi lengkap kasus mutilasi Uswatun Khasanah, mayat wanita yang ditemukan dalam koper di Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) lalu.

    Dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Senin (27/1/2025), Rohmad Tri Hartanto atau RTH alias Antok (32), pelaku pembunuhan dan mutilasi korban dihadirkan polisi mengenakan baju tahanan.

    Dalam konfrensi pers itu, polisi mengungkap cara pelaku menghabisi nyawa korban, berikut menghadirkan barang buktinya. 

    Diketahui sebelumnya, setelah jasad korban termutilasi Senin (20/1/2025), pelaku membuang potongan tubuh korban di tiga lokasi. 

    Yakni di Trenggalek, kemudian di Ponorogo dan Ngawi.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan, tersangka diduga kuat sudah merencanakan perbuatannya menghabisi korban. 

    Karena sejak Minggu (19/1/2025), tersangka diduga sudah memancing korban untuk bertemu dan menjemputnya di Terminal Gayatri, Tulungagung, pukul 17.00 WIB. 

    Oleh pelaku, korban diiming-imingi uang Rp1 juta agar dapat diajak bertemu dan menginap dengan tersangka di hotel kawasan Jalan Mayor Bismo, Semampir, Kota Kediri, sekitar pukul 22.00 WIB.

    Selama di dalam hotel, tersangka terlibat cekcok dengan korban. Hingga akhirnya tersangka berupaya mencekik leher korban. 

    Korban berontak hingga akhirnya kepala korban terbentur lantai kamar hotel dan mengalami luka pendarahan. 

    Luka pendarahan pada kepala dan hidung korban membuat wanita dua anak itu, tak sadarkan diri. 

    “Pengakuannya ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh yang bersangkutan tersangka, sehingga meninggal. Setelah korban meninggal. Tersangka mulai kebingungan dan berpikir untuk membuang mayat korban,” ujarnya di Ruang Konferensi Pers Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025). 

    Menyadari korban tak sadarkan diri dan dipastikan meninggal, tersangka menutupi tubuh korban dengan kain seprai kasur warna putih. 

    Lalu, tersangka pergi dari hotel membawa mobil MPV Suzuki Ertiga milik korban untuk mengambil koper warna merah di rumahnya Tulungagung, sekitar pukul 00.30 WIB, pada Senin (20/1/2025). 

    Farman menyebutkan, tersangka mengajak keponakannya berinisiatif MAM untuk membawa koper warma merah, tali pramuka, kantong kresek warna hitam dan putih 10 buah untuk di bawa kembali di hotel. 

    Setibanya di hotel, sekitar pukul 01.30 WIB, tersangka meminta saksi MAM kembali pulang untuk bersiap kembali lagi menjemput dirinya pukul 05.00 WIB. 

    Berdasarkan analisis dari penyidik, Farman menyebutkan, durasi waktu sekitar 3,5 jam dari waktu kejadian tersebut, merupakan waktu yang dipakai tersangka untuk memutilasi korban. 

    “Kalau lihat tempus kejadian, pukul 00.30. Kemudian keluar dari hotel bawa koper merah pukul 05.30. Ya sekitar 5 jam,” katanya.

     

    Mutilasi Korban

    Sebelum kembali ke hotel Kota Kediri, Farman mengatakan, tersangka membeli berbagai macam perlengkapan alat untuk membunuh dan mengemas jenazah korban nantinya. 

    Perlengkapan itu, dibeli tersangka di sebuah minimarket kawasan Kota Kediri, terdiri dari pisau dan kemasan plastik. 

    Menurut Farman, tersangka kebingungan untuk menghilangkan jenazah korban. 

    Karena mustahil membawa jenazah korban dengan cara diangkat begitu saja melintasi lorong hotel menuju ke mobil. 

    Sehingga, tersangka berinisiatif untuk memasukkan jenazah korban ke dalam koper, agar dapat membuangnya di suatu tempat tersembunyi nantinya. 

    Namun, upaya tersangka menghilangkan barang bukti terkendala karena tubuh korban tidak muat dimasukkan ke dalam koper tersebut. 

    Tak pelak, tersangka berinisiatif memotong beberapa bagian tubuh korban agar dapat muat masuk ke dalam koper. 

    Semula, lanjut Farman, tersangka memotong kepala korban. Namun, tubuh korban tetap tak muat dimasukkan koper. 

    Lalu, tersangka kembali memotong pangkal paha korban kaki kiri. Namun, hasilnya sama, tubuh korban masih juga belum muat.

    Alhasil, tersangka kembali memotong bagian betis paha kaki kanan korban, dan akhirnya tubuh korban muat dikemas dalam koper tersebut. 

    Sehingga, ungkap Farman, tersangka memiliki tiga potongan bagian tubuh yang dikemas dalam wadah plastik dan selotip berlapis-lapis. 

    “Tapi karena tidak cukup, akhirnya dimutilasi. Diawali mulai kepala korban. Saat dimasukkan, ternyata enggak cukup lagi. Kemudian di mutilasi lagi kaki kiri sampai batas paha. Diupayakan masukkan lagi, ternyata enggak cukup lagi. Kemudian, betis yang dimutilasi (kaki kanan),” terangnya. 

     

    Motif Pembunuhan dan Mutilasi

    Diketahui Antok telah diamankan tim Unit Jatanras di Madiun pada Sabtu (25/1/2025) dini hari.

    Terbaru, Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes M Farman mengungkapkan motif pembunuhan dengan mutilasi yang dilakukan Rohman Tri Hartanto alias Antok.

    Ia mengungkapkan Antok membunuh dan memutilasi korban karena cemburu dan rasa sakit hati.

    “Hasil dari pemeriksaan terhadap tersangka diketahui motifnya adalah korban sakit hati dan cemburu,” ujarnya, Senin.

    Tersangka yang awalnya mengaku sebagai suami siri korban, sakit hati karena korban pernah kepergok memasukkan laki-laki lain ke dalam kos.

    “Korban pernah ketahuan memasukkan laki-laki ke dalam kos korban, sementara tersangka di sekitar kos mengaku sebagai suami siri dari korban,” ujarnya, dikutip Kompas.com.

    Korban dieksekusi di sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur, Minggu (19/1/2025).

    Kombes Farman menambahkan, sebelum korban dibunuh, pelaku telah menyiapkan uang sebesar Rp1 juta untuk diberikan kepada korban.

    “Korban sering minta uang ke pelaku. Tanggal 19 (dieksekusi) di hotel, tersangka sudah menyiapkan uang 1 juta untuk diberikan kepada korban karena sebelumnya sudah ada chat dengan korban,” jelas dia.

    Uswatun Khasanah diduga dibunuh dan dimutilasi di kamar 301 hotel di Kediri, sebelum jasadnya dimasukkan dalam koper dan dibuang di Kabupaten Ngawi. (Kolase Tribunnews.com)

    Di sisi lain, ternyata korban juga tak terima, Antok telah memiliki seorang anak perempuan.

    Korban pun merasa kesal dan mendoakan anak perempuan Antok dengan kalimat yang kurang baik.

    Hal tersebut membuat Antok sakit hati.

    “Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar akan menjadi PSK, tersangka sakit hati,” ucapnya.

    Farman juga menyebut korban sempat meminta Antok untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Korban tidak terima, pelaku punya anak kecil. Korban sempat meminta supaya pelaku menghilangkan anak keduanya,” tuturnya. (tribun network/thf/TribunSumsel.com/Surya.co)

  • Pengakuan Ayah Uswatun Khasanah, Ungkap Gerak-gerik Rohmad Usai Dikenalkan Sebagai Suami Siri – Halaman all

    Pengakuan Ayah Uswatun Khasanah, Ungkap Gerak-gerik Rohmad Usai Dikenalkan Sebagai Suami Siri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLITAR – Nur Khalim, ayah Uswatun Khasanah (29) mengaku Rohmad Tri Hartanto (RTH) aliasi Antok (33), pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap anaknya pernah datang dan bertemu di rumah Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

    Saat itu Antok diperkenalkan sebagai suami siri Uswatun Khasanah.

    Pertemuan pertama Nur Khalim dan Antok terjadi sekitar tiga tahun lalu.

    “Anak saya pernah pulang ke rumah bawa laki-laki dikenalkan sebagai suami siri namanya Antok, rumahnya Tulungagung. Itu sekitar tiga tahun lalu,” kata Nur Khalim di Garum, Kabupaten Blitar, Senin (27/1/2025). 

    Saat ditunjukkan foto Antok, Nur Khalim langsung menyebut pria itu yang dulu dikenalkan kepadanya sebagai suami siri korban. 

    “Ya itu Antok, yang pernah dikenalkan kepada saya sebagai suami siri anak saya,” ujar Nur Khalim sambil jarinya menunjuk foto Antok yang diperlihatkan dari layar ponsel. 

    Ketika itu, Nur Khalim sempat marah kepada korban.

    Alasanya Nur Khalim, sebagai ayah kandung tidak pernah diminta menjadi wali pernikahan Uswatun Khasanah.

    “Waktu itu saya sempat marah, saya tidak pernah merasa menjadi wali nikah anak saya,” katanya. 

    Menurut Nur Khalim, Antok memang jarang datang ke rumah Nur Khalim di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. 

    Dalam setahun, kata Nur Khalim, Antok datang ke rumah di Blitar hanya tiga sampai enam kali. 

    Tiap ikut pulang bersama Uswatun Khasanah ke Blitar, Antok paling lama hanya menginap dua hari, lalu kembali lagi ke Tulungagung. 

    “Biasanya, tiga minggu kemudian datang lagi ke Blitar. Saya tidak pernah mengobrol dengan dia, hanya menyapa biasa. Setahun terakhir ini, dia memang tidak pernah datang ke Blitar,” ujarnya.

    Antok Berupaya Tutupi Perselingkuhan

    Ternyata pengakuan Antok sebagai suami siri hanya sebagai kedok untuk menutupi perselingkuhannya dengan korban Uswatun Khasanah.

    Polisi menyebut tak ada bukti bila Antok dan Uswatun Khasanah sudah menikah secara agama.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan pelaku dan korban hanya sebatas teman dekat, bukan suami siri seperti yang diakuinya.

    Kombes Farman mengatakan, pihaknya tidak menemukan dokumen atau surat pernyataan dalam bentuk apapun yang menandai status siri pernikahan mereka. 

    Polisi juga ragu jika tersangka merupakan suami siri korban.

    Namun, polisi tak menyangkal jika tersangka sebatas teman dekat atau pacar yang hubungannya spesial. 

    “Untuk mengelabuhi agar yang bersangkutan tidak dicurigai saat di kos-kosan (korban di Tulungagung),” ujar Farman di depan Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025).

    Mengapa bisa disebut spesial.

    Karena, mereka sudah menjalin komunikasi dan hubungan selama tiga tahun. 

    Bahkan, tersangka sering berkunjung dan menginap di indekos korban. 

    Kata Farman, tersangka selalu beralibi kepada masyarakat di sekitar indekos bahwa mereka sudah berstatus suami istri secara siri. 

    Namun, tidak ada bukti konkret mengenai yang menandai pernikahan siri mereka. 

    Artinya, klaim pernikahan siri cuma sebatas klaim sepihak tanpa disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 

    “Dia mengaku sebagai suami sirinya. Iya (selingkuhan). Sudah kami cek apakah betul sudah dilakukan pernikahan siri, faktanya tidak ada. Sudah 3 tahun,” ungkap Farman. 

    Tersangka Antok pun telah berkeluarga, memiliki istri sah dan dikaruniai dua anak. 

    Hubungan pernikahan sah tersangka RTH pun masih baik-baik saja, bersatu dan tidak dalam keadaan bersengketa dalam bentuk apapun. 

    “Hasil penyelidikan kami, dia sudah punya keluarga. Istri dan anak. Kehidupan mereka, dari hasil lidik, kehidupan mereka cukup. Status hukum pernikahan tersangka masih bersatu. Iya sah,” ujarnya.

    Berharap Pelaku Dihukum Berat

    Nur Khalim, ayah dari korban Uswatun Khasanah merasa bersyukur pelaku pembunuhan terhadap anaknya sudah ditangkap.

    Ia berharap pelaku dihukum berat. 

    “Jelas (pelaku) harus dihukum berat. Anak saya sudah jadi korban mutilasi, kalau bisa (pelaku) ya harus dihukum mati. Dia yang bertindak melukai anak saya,” kata Nur Khalim di Blitar. 

    Nur Khalim juga berharap bagian tubuh lain anaknya yang sudah ditemukan bisa segera diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan jadi satu dengan tubuh korban.

    “Kami belum tahu kapan potongan tubuh anak saya dikirim ke rumah duka. Memprihatinkan sekali tubuh anak saya yang terpisah,” katanya. 

    “Saya juga berterimakasih kepada kepolisian yang sudah membantu menemukan pelaku dan jenazah anak yang dibuang pelaku,” ujarnya.

    Sementara itu tersangka Antok mengungkapkan penyesalan dan permintaan maaf kepada keluarga korban.

    Hal tersebut disampaikannya dengan singkat saat digiring polisi seusai konferensi pers di Mapolda Jatim pada Senin (27/1/2025).

    Antok yang mengenakan kaus oranye bertuliskan ‘Tahanan Dittahti Polda Jatim’, terlihat berjalan cepat dengan kedua tangannya diborgol di belakang.

    Wajahnya tertutup masker biru gelap, menyembunyikan sebagian besar wajahnya saat media mengejar untuk mengabadikan momen tersebut.

    Saat itu, dia menyatakan penyesalan atas tindakannya yang menghilangkan nyawa korban dengan sangat brutal.

    “Saya menyesal,” kata Antok seraya menundukkan kepala saat melewati kerumunan wartawan.

    Dia juga meminta maaf kepada keluarga korban di Kabupaten Blitar, menyatakan penyesalan yang mendalam atas perbuatannya.

    Atas perbuatannya Antok dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, serta Pasal 365 Ayat 3 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal.

    Ancaman hukuman yang dihadapi tersangka bisa mencapai hukuman mati atau penjara seumur hidup.

    Diketahui terungkapnya kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan Antok berawal saat warga menemukan sebuah koper di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025).

    Koper tersebut berisi jasad manusia.

    Meskipun jasad tidak utuh, tanpa kaki dan kepala, hanya dalam kurung waktu satu hari, identitas korban mampu diidentifikasi polisi dari sidik jarinya.

    Polisi pun akhirnya menangkap Antok tak lama setelah penemuan jasad korban.

    Berdasarkan petunjuk Antok, potongan tubuh korban yang sebelumnya dibuang di wilayah Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo bisa ditemukan.

    (tribunmataraman.com/ Samsul Hadi/ surya.co.id/ luhur pambudi)
     

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul Pengakuan Ayah Korban Mutilasi Kediri: Pelaku Pernah ke Rumah 3 -6 Kali

  • Meski Terekam CCTV, Dua Kasus Curanmor di Jombang Belum Terungkap

    Meski Terekam CCTV, Dua Kasus Curanmor di Jombang Belum Terungkap

    Jombang (beritajatim.com) – Dua kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) terjadi di Kabupaten Jombang dalam waktu berbeda dan sama-sama terekam kamera pengawas (CCTV). Meski bukti rekaman sudah ada, hingga kini pelaku belum terungkap.

    Kejadian pertama berlangsung pada Kamis (16/1/2025) malam di Desa Wuluh, Kecamatan Kesamben. Korban, Mei (41), tengah mengikuti senam yoga di sebuah toko ketika sepeda motor Honda Beat bernomor polisi S 3404 OE miliknya digondol pencuri.

    Rekaman CCTV memperlihatkan dua orang beraksi dengan cepat. Salah satu pelaku mengenakan helm hitam, masker putih, dan hoodie untuk menyamarkan identitasnya. Ia dengan cekatan membawa motor korban, sementara rekannya mengawasi dari kejauhan. Korban baru menyadari kehilangan motornya sekitar pukul 19.00 WIB saat hendak pulang.

    Sementara itu, kasus kedua terjadi pada Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 16.20 WIB di depan Toko Ndyfa, Desa Blimbing, Kecamatan Gudo. Kali ini, aksi pelaku lebih terorganisir dengan jumlah tiga orang.

    Salah satu pelaku berpura-pura membeli air mineral di toko, sementara dua rekannya menunggu di luar. Setelah bertransaksi, pelaku yang mengenakan jas hujan merah dengan sigap mengambil sepeda motor milik korban dan langsung membawanya kabur ke arah barat.

    Menanggapi dua kasus ini, Kasi Humas Polres Jombang, AKP Kasnasin, menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dan langsung melakukan penyelidikan.

    “Kami juga melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi. Saat ini tim Resmob Satreskrim Polres Jombang turun melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Semoga segera terungkap,” kata Kasnasin, Senin (27/1/2025).

    Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengecek rekaman CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku. Meski terekam jelas, keberadaan mereka masih menjadi teka-teki.

    Kasus ini menjadi perhatian publik, terutama soal efektivitas pengawasan CCTV dalam mengungkap kejahatan. Banyak warga berharap polisi segera menangkap para pelaku agar kejadian serupa tidak terus berulang di Jombang. [suf]

  • Virus di Udara Bisa Naik 100 Kali Lipat Saat Hujan, Waspada Infeksi Pernapasan – Halaman all

    Virus di Udara Bisa Naik 100 Kali Lipat Saat Hujan, Waspada Infeksi Pernapasan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musim hujan sering kali dikaitkan dengan meningkatnya kasus penyakit pernapasan seperti flu, batuk, dan infeksi paru-paru. 

    Hal ini bukan sekadar mitos, melainkan fakta yang didukung oleh penelitian medis. 

    Dokter spesialis paru & pernapasan Eka Hospital Depok, dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, menjelaskan bahwa jumlah virus di udara dapat meningkat secara signifikan selama musim hujan.

    “Saat musim hujan, jumlah virus di udara bisa meningkat hingga 100 kali lipat dibanding musim biasa,” kata dr. Gatut di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.

    Kondisi ini membuat risiko penularan penyakit pernapasan lebih tinggi, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Menurut dr. Gatut, salah satu penyebab meningkatnya kasus infeksi pernapasan saat musim hujan adalah kelembapan udara yang lebih tinggi. 

    Ilustrasi virus (freepik)

    “Virus dan bakteri penyebab penyakit cenderung bertahan lebih lama di udara dan permukaan yang lembap. Selain itu, saat hujan, banyak orang lebih sering berkumpul di dalam ruangan dengan ventilasi yang kurang baik, sehingga risiko penularan meningkat,” jelasnya.

    Selain flu, penyakit lain seperti Human Metapneumovirus (HMPV) dan pneumonia juga cenderung meningkat pada musim ini. 

    HMPV merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah dengan gejala yang mirip flu, namun dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, terutama bagi pasien dengan penyakit paru-paru kronis.

    Untuk mengurangi risiko terkena penyakit pernapasan selama musim hujan, dr. Gatut menyarankan beberapa langkah pencegahan. 

    “Menjaga daya tahan tubuh sangat penting. Pastikan asupan gizi cukup, tidur yang cukup, dan rutin mencuci tangan. Penggunaan masker di tempat umum juga bisa membantu mencegah penyebaran virus,” sarannya.

    Selain itu, ia menekankan pentingnya vaksinasi influenza sebagai salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari infeksi pernapasan. 

    “Vaksin influenza sangat dianjurkan, terutama bagi lansia dan kelompok berisiko tinggi lainnya. Walaupun tidak langsung melindungi dari semua jenis virus pernapasan, vaksin ini bisa mengurangi tingkat keparahan infeksi,” ungkapnya.

  • Proses Identifikasi Temuan Potongan Kaki di Ponorogo yang Diduga Milik Uswatun Korban Mutilasi Ngawi

    Proses Identifikasi Temuan Potongan Kaki di Ponorogo yang Diduga Milik Uswatun Korban Mutilasi Ngawi

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Tim Satreskrim Polres Ponorogo dan RSUD dr Harjono Ponorogo melakukan identifikasi terhadap bungkusan yang diduga berisi kaki Uswatun korban mutilasi yang ditemukan di Ngawi.

    Identifikasi dilakukan, Minggu (26/1/2025) malam. Pantauan di lokasi sejumlah anggota satreskrim Polres Ponorogo sudah di lokasi kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono.

    Pun ada sejumlah petugas dari RSUD dr Harjono Ponorogo. Sebelum masuk ke kamar jenazah, mereka menggunakan masker dan hazmat.

    Identifikasi dilakukan mulai pukul 19.47 wib. Petugas bekerja selama kurang lebih 1 jam. Pukul 20.44 wib, petugas terlihat keluar dari kamar jenazah.

    Namun sayang,  setelah melakukan identifikasi, pihak satreskrim Polres Ponorogo tidak mau memberikan kejelasan secara rinci.

    “Saya tidak memiliki wewenang untuk statement, karena perkara ini ditangani oleh subdit 3 Jatanras Polda Jatim,” ungkap kanit Pidum Satreskrim Polres Ponorogo, Ipda Bambang Santoso, Senin (27/1/2025).

    Firasat terakhir Uswatun Khasanah sosok wanita yang dimutilasi jasad tanpa kepala diletakkan di koper merah (Instagram)

    Dia menjelaskan bahwa identifikasi kali ini hanya memastikan bahwa bungkusan yang ditemukan di Jalan Raya Ponorogo-Magetan, Desa Sampung, Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo berisi organ tubuh.

    “Memastikan ini ada organ tubuh saja, akan dicek lagi oleh Polda Jatim,” tegas mantan Kanit 2 Satreskrim Polres Ponorogo ini kepada media.

    Ketika ditanya apakah merupakan potongan kaki dari korban mutilasi yang dibuang di Ngawi?. Ipda Bambang belum mau blak-blakan.

    “Sementara itu organ tubuh. Kepastian nanti ya. Ditangani Jatanras ditreskrim Polda Jatim,” urainya.

    Humas RSUD dr Harjono Ponorogo, Sugiyanto mengaku memang bersama Satreskrim Polres Ponorogo membuka bungkusan plastik yang diduga anggota tubuh yang ada kaitannya dengan mutilasi dibuang di Ngawi.

    “Setelah kita buka memang betul organ tubuh,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Warga Jalan Ponorogo-Magetan, Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo geger, Minggu (26/1/2025).

    Lantaran ditemukan bungkusan seperti paket. Diduga merupakan potongan kaki milik korban mutilasi di Ngawi, Uswatun Khasanah.

    Warga Jalan Ponorogo-Magetan, Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo geger temukan paket berisi potongan kaki, Minggu (26/1/2025). Potongan kaki tersebut diduga milik Uswatun korban mutilasi di Ngawi (tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    Dari informasi warga bahwa temuan paket itu, Minggu (26/1/2025) subuh. Bahwa di lokasi tadi, banyak aparat dari Polisi mendatangi lokasi. Kemudian mengambil bungkusan plastik hitam yang berbentuk seperti paketan.

    Sebelumnya, ada temuan koper yang berisi tubuh perempuan dibuang disebuah selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Tampang RTH alias A tersangka mutilasi jasad wanita dalam koper di Ngawi, yang ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim, Minggu (26/1/2025) (TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI)

    Pasca dilakukan serangkaian  penyelidikan, korban tersebut diketahui bernama Uswatun Khasanah (29), warga Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. 

    Hal itu terungkap, setelah keluarga korban memastikan identitas dan ciri-ciri korban secara langsung di RSUD dr Soeroto, Ngawi. Setelahnya  polisi pun mengungkap pelaku mutilasi. Hingga akhirnya mengarah ke pelaku yang ditangkap pada Sabtu (25/1) malam kemarin

  • Uswatun Khasanah Disebut Sempat di Hotel Kediri sebelum Dimutilasi, Beli Soto 2 Kali & Pinjam Piring – Halaman all

    Uswatun Khasanah Disebut Sempat di Hotel Kediri sebelum Dimutilasi, Beli Soto 2 Kali & Pinjam Piring – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban mutilasi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Uswatun Khasanah (30), disebut sempat berada di salah satu hotel di Kabupaten Kediri sebelum dimutilasi.

    Hal ini diungkap oleh pemilik warung soto bernama Lilin yang berjualan di dekat hotel yang diduga menjadi tempat pelaku, A, memutilasi perempuan yang akrab disapa Ana tersebut.

    Lilin mengaku melihat Ana sempat datang ke warungnya pada Rabu (22/1/2025) atau sehari sebelum jasad korban ditemukan di dalam koper di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Dia mengatakan korban sempat membeli soto di tempatnya berjualan pada Rabu pagi dan siang.

    “Saya melihat dia (Uswatun) beli soto dua kali, pagi dan siang,” katanya, Minggu (26/1/2025), dikutip dari Tribun Jatim.

    Lilin mengungkapkan saat datang, Ana tidak bersama siapapun dan mengenakan pakaian yang mencolok.

    “Pakaiannya seksi, pokoknya cantik. Dia sendirian saat membeli soto,” ungkapnya.  

    Kendati dua kali datang ke warung soto miliknya, Lilin menyebut Ana tidak berbicara banyak kepadanya.

    Dia juga mengungkapkan Ana sempat meminjam piring ke warungnya untuk dibawa ke dalam hotel.

    “Saya juga tidak curiga karena dia memakai masker,” tambahnya.

    Di sisi lain, salah satu kamar bernomor 301 di hotel tersebut diduga menjadi lokasi mutilasi terhadap Ana oleh pelaku berinisial A.

    Berdasarkan pantauan Tribun Jatim, aparat kepolisian sudah melakukan sterilisasi dan memasang police line atau garis polisi.

    Petugas terlihat mondar-mandir melakukan pemeriksaan, sementara awak media masih kesulitan menggali informasi lebih lanjut karena penyelidikan masih berlangsung.  

    Menurut satpam hotel, Irfan, mobil Inafis dari kepolisian sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sejak Minggu pagi.

    Kendati hotel itu diduga menjadi TKP pembunuhan disertai mutilasi, kegiatan operasional tampak seperti biasa.

    Tamu hotel masih keluar masuk dan pelayanan tidak terganggu meski masih dilakukan olah TKP di salah saut kamar hotel.

    “Mohon maaf untuk informasi belum bisa saya berikan,” imbuh Irfan sambil mengatakan bahwa pelayanan hotel masih berjalan lancar seperti biasa.

    Pelaku Ditangkap, Anggota Tubuh Ana Ditemukan di 2 Lokasi Beda

    Polisi pun telah berhasil menangkap pelaku berinisial A pada Minggu dini hari sekira pukul 00.00 WIB.

    Dikabarkan, A ditangkap di suatu tempat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekitar jam 24.00 WIB,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman.

    Namun, tentang kronologi penangkapan, Farman masih enggan untuk menjelaskan. Dia menegaskan hal tersebut akan diungkap saat rilis pers.

    Hanya saja, dia tidak menjelaskan kapan rilis pers tersebut akan digelar.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekitar jam 24.00 WIB,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman.

    Namun, tentang kronologi penangkapan, Farman masih enggan untuk menjelaskan. Dia menegaskan hal tersebut akan diungkap saat rilis pers.

    Hanya saja, dia tidak menjelaskan kapan rilis pers tersebut akan digelar.

    Tak cuma itu, polisi juga berhasil menemukan dua anggota tubuh Ana yaitu kepala dan kaki di dua lokasi berbeda.

    Menurut Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widianto, kepala Ana ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Minggu (26/1/2025) pagi sekira pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” kata Eko.

    Warga mengangkat peti jenazah korban mutilasi yang jasadnya ditemukan dalam koper di Kabupaten Ngawi, untuk dinaikkan ke mobil pickup dan selanjutnya dibawa ke tempat pemakaman umum Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025) malam. (Kolase Tribunnews.com:)

    Eko menuturkan, saat ditemukan, kepala Ana terbungkus dalam plastik berwarna putih dan berada di jembatan kecil yang dekat dengan jalan provinsi.

    “Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkan,” lanjutnya.

    Setelah ditemukan, kepala tersebut sempat dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek namun untuk otopsi yang lebih optimal dirujuk ke rumah sakit lain.

    “Dibawa tim Polda Jatim untuk di labforkan,” katanya.

    Sementara, potongan kaki Ana ditemukan pada Minggu dini hari sekira pukul 04.00 WIB di Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, mengatakan penemuan tersebut berawal dari pengakuan pelaku yang telah berhasil ditangkap oleh Polda Jatim.

    “Pelaku ngaku dimana-mana membuang potongan tubuh lain,” sambungnya.

    Rudy menuturkan potongan kaki yang diduga anggota tubuh Ana itu kini sudah dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Harjono, Ponorogo.

    Kemudian, potongan kaki itu akan dicocokkan dengan bagian tubuh Ana yang telah dimakamkan pada Jumat (24/1/2025) lalu.

    “Temuan kaki tersebut langsung dievakuasi dan disimpan di RSUD Harjono,” tambahnya.

    AKP Rudy mengaku bahwa tim Polda berencana melakukan uji forensik untuk memastikan kebenaran dan kecocokan potongan kaki yang ditemukan. 

    “Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban. Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga. Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” terangnya.

    Humas RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Sugiyanto, membenarkan dari kepolisian menitipkan sebuah bungkusan yang diduga potongan kaki korban mutilasi.

    “Tadi kami 5 kamar jenazah menerima bungkusan kresek panjang dari Polsek Sampung dan Polres Ponorogo,” katanya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul “Sosok Uswatun Korban Mutilasi Diungkap Pemilik Warung Dekat Hotel Kediri: Cantik, Beli Soto 2 Kali”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Isya Anshori/Sofyan Arif Candra Sakti/Pramita Kusumaningrum/Samsul Arifin)

    Artikel lain tekrait Mayat dalam Koper di Ngawi 

  • 6
                    
                        2 Pramugari Jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza: Osima Yukari dan Aulia Belinda 
                        Megapolitan

    6 2 Pramugari Jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza: Osima Yukari dan Aulia Belinda Megapolitan

    2 Pramugari Jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza: Osima Yukari dan Aulia Belinda
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kisah tragis menyelimuti Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, setelah kebakaran besar melanda gedung tersebut.
    Di balik reruntuhan dan abu yang tersisa, terdapat dua pramugari, yaitu Osima Yukari dan
    Aulia Belinda
    , yang menjadi korban dalam insiden nahas tersebut.
    Setelah melalui proses identifikasi yang panjang di RS Polri Kramatjati, dua nama tersebut akhirnya diumumkan sebagai korban.
    Osima Yukari (29), seorang pramugari BBN Airlines, dan Aulia Belinda (28), mantan pramugari Lion Air, tak lagi kembali ke keluarga mereka.
    Bersama mereka, juga teridentifikasi Zukhi Fitria Rahdja (42), seorang karyawan badan usaha milik negara (BUMN).
    Namun, jasad korban lainnya masih menunggu proses identifikasi yang belum rampung.
    Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramatjati Brigjen Prima Heru meminta maaf atas lamanya proses identifikasi.
    “Kami mohon maaf apabila dalam pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena kondisi jenazah yang terbakar hebat,” kata Prima
    Ia menjelaskan bahwa kondisi jasad yang terbakar hebat menjadi tantangan besar bagi tim forensik. Sementara itu, harapan dan doa terus dipanjatkan oleh keluarga korban yang masih menanti kabar.
    Di antara keluarga yang masih menunggu kabar adalah keluarga Indira Seviana Bela (25), seorang pramugari yang belum teridentifikasi.
    Tante Indira, Selvi Vella, mengungkapkan harapan keluarga akan keajaiban. Dengan penuh kesabaran, mereka menanti hasil dari proses identifikasi yang memakan waktu.
    “Ya, kami menunggu keajaiban dari Tuhan. Apa pun hasilnya nanti, ya kami terima dengan ikhlas,” ungkap Selvi saat dijumpai wartawan, Kamis (23/1/2025).
    Ia menambahkan, hingga saat ini, mereka masih bingung karena keberadaan ponakannya belum diketahui.
    “Belum ada hasil. Kami juga bingung, mau bergerak juga bingung. Ya kan, kami mau ngapain juga bingung,” jelasnya.
    Selvi juga kebingungan saat memanggil pendeta karena belum diketahui hasil pemeriksaan korban kebakaran.
    “Panggil pendeta juga, pendeta enggak berani ambil tindakan apa-apa, ya karena belum ada hasil. Kami cuma bisa berdoa dan berserah saja untuk kasih yang terbaik,” tuturnya.
    Di sisi lain, kesedihan mendalam dirasakan oleh keluarga Osima Yukari. Pada Kamis (23/1/2025) siang, mobil Honda Brio putih milik Osima berhasil diturunkan dari lantai tujuh Glodok Plaza.
    Mobil Honda Brio berwarna putih itu terlihat masih dalam kondisi yang baik, bahkan masih bisa dikendarai oleh keluarga Osima Yukari.
    Namun, bercak kuning akibat kebakaran tetap terlihat pada sebagian badan mobil. Sebelum dibawa pulang keluarga Osima, kaca depan mobil itu dibasuh dengan air untuk menghilangkan abu sisa kebakaran yang menempel.
    Melihat mobil tersebut, bibi Osima, Indah, yang menunggu di posko pemadam tak kuasa menahan tangis. Dipegangnya badan mobil itu seraya menundukkan kepalanya sambil meneteskan air mata.
    “Dia (Osima Yukari) menaruh apa pun, bawa barang di sini (dalam mobil). Jadi, dari KTP, dompet, dan sebagainya, biasanya di sini. Karena dia selalu pergi, enggak sering pakai. Kayak dompet itu enggak pernah. Jadi, hanya bawa
    handphone
    ,” cerita Indah seperti dilansir
    Antara
    , Kamis.
    Indah mengaku terakhir kali melihat Osima mengendarai mobil itu pada Lebaran lalu. Sebelum kebakaran terjadi pada Rabu (15/1/2025), Osima Yukari sempat mengajak ayahnya untuk jalan-jalan pada akhir pekan.
    “Kemarin (Oshima) bertanya ke ayahnya, apakah pada pekan ini mau main. Itu kata-kata terakhir sebelum peristiwa kebakaran,” ujar Indah.
    Pada bagian dasbor mobil, masih ada karcis parkir yang mencatat waktu masuk Osima ke Glodok Plaza pada Rabu pukul 18.43 WIB. Kemudian ada juga masker dan barang lainnya.
    Sementara pada bagian kabin belakang mobil, terdapat sepasang sepatu milik Osima dan sejumlah barang lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.