Bungkam Usai Diperiksa KPK, Haniv Eks Pejabat Pajak Terobos Hujan Sambil Sibuk Telepon
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Eks Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Khusus,
Muhamad Haniv
, bungkam usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK
), Jakarta, pada Selasa (10/6/2025).
Pantauan di lokasi, Haniv keluar dari ruang pemeriksaan Gedung Merah Putih pada pukul 14.53 WIB.
Dia terlihat mengenakan kemeja batik coklat dilengkapi dengan peci dan masker.
Haniv langsung bergegas meninggalkan Gedung Merah Putih KPK tanpa memberikan keterangan apa pun kepada wartawan.
Saat dicecar pertanyaan mengenai materi pemeriksaannya, Haniv hanya sibuk menelepon, tetapi tidak mengeluarkan suara.
Kemudian, dia terus berjalan cepat melewati kerumunan wartawan.
Meski hujan deras, Haniv tetap menerobos keluar tanpa sempat menggunakan payung, didampingi seorang staf yang juga enggan berkomentar.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa eks Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Khusus, Muhamad Haniv, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Selasa.
Muhamad Haniv adalah tersangka kasus dugaan gratifikasi.
“Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK. Hadir sekitar pukul 09.40 WIB,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangannya, Selasa.
KPK menetapkan Muhamad Haniv sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi pada 12 Februari 2025.
Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengatakan, Haniv disangkakan melanggar Pasal 12 B Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).
Sejak tahun 2011, Haniv menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah DJP Provinsi Banten.
Lalu, pada tahun 2015-2018, ia menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus.
Asep mengatakan anak Haniv memiliki latar belakang pendidikan mode bernama Feby Paramita dan sejak 2015 mempunyai usaha fashion brand untuk pakaian pria bernama
FH POUR HOMME
by FEBY HANIV yang berlokasi di Victoria Residence, Karawaci.
“Selama menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, tersangka HNV diduga telah melakukan perbuatan yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban tugasnya dengan menggunakan pengaruh dan koneksinya untuk kepentingan dirinya dan usaha anaknya,” ujarnya.
Pada 5 Desember 2016, Haniv disebut mengirimkan surat elektronik atau e-mail kepada Yul Dirga (Kepala Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing 3) berisi permintaan untuk dicarikan sponsorship
fashion show
FH POUR HOMME by FEBY HANIV yang akan dilaksanakan pada 13 Desember 2016.
“Permintaan ditujukan untuk ‘2 atau 3 perusahaan yang kenal dekat saja’ dan pada bujet proposal tertera nomor rekening BRI dan nomor handphone an. FEBY PARAMITA dengan permintaan sejumlah Rp150.000.000,” tuturnya.
Atas e-mail permintaan tersebut, terdapat transfer masuk ke rekening BRI milik Feby Paramita, yang diidentifikasi terkait dengan pemberian gratifikasi yang berasal dari wajib pajak Kantor Wilayah Pajak Jakarta Khusus maupun dari pegawai KPP Penanaman Modal Asing 3 sebesar Rp300.000.000.
Sepanjang tahun 2016-2017, keseluruhan dana masuk ke rekening BRI milik Feby Paramita berkaitan dengan pelaksanaan seluruh
fashion show
FH POUR HOMME by FEBY HANIV yang berasal dari perusahaan ataupun perorangan yang menjadi wajib pajak dari Kantor Wilayah Pajak Jakarta Khusus adalah sebesar Rp387.000.000.
Sementara dana yang masuk untuk acara tersebut yang berasal dari perusahaan ataupun perorangan yang bukan wajib pajak Kantor Wilayah Pajak Jakarta Khusus adalah sebesar Rp417.000.000.
Asep mengungkapkan seluruh penerimaan gratifikasi berupa
sponsorship
pelaksanaan
fashion show
FH POUR HOMME by FEBY HANIV adalah sebesar Rp804.000.000, di mana perusahaan-perusahaan tersebut menyatakan tidak mendapatkan keuntungan atas pemberian uang
sponsorship
untuk kegiatan
fashion show
(tidak mendapat eksposur ataupun keuntungan lainnya).
“Bahwa pada periode tahun 2014-2022, Muhamad Haniv diduga beberapa kali menerima sejumlah uang dalam bentuk valas dollar Amerika dari beberapa pihak terkait melalui Budi Satria Atmadi,” kata dia.
Budi Satria Atmadi selanjutnya melakukan penempatan deposito pada BPR menggunakan nama pihak lain dengan jumlah yang sudah diketahui sebesar Rp10.347.010.000 dan pada akhirnya melakukan pencairan seluruh deposito ke rekening Haniv sejumlah Rp14.088.834.634.
Pada tahun 2013-2018, Haniv melakukan transaksi keuangan pada rekening-rekening miliknya melalui Perusahaan Valuta Asing dan pihak-pihak yang bekerja pada Perusahaan Valuta Asing keseluruhan sejumlah Rp6.665.006.000.
“Bahwa Muhamad Haniv telah diduga melakukan perbuatan tindak pidana korupsi berupa penerimaan gratifikasi untuk
fashion show
Rp804.000.000, penerimaan lain dalam bentuk valas Rp6.665.006.000, dan penempatan pada deposito BPR Rp14.088.834.634 sehingga total penerimaan sekurang-kurangnya Rp21.560.840.634,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: masker
-
/data/photo/2025/06/10/6847eabfc2ad2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bungkam Usai Diperiksa KPK, Haniv Eks Pejabat Pajak Terobos Hujan Sambil Sibuk Telepon Nasional 10 Juni 2025
-

Puluhan ribu pengunjung padati Ragunan saat libur Idul Adha
Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 99.314 pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan saat libur Idul Adha 1446 Hijriah/2025 atau selama lima hari libur dan cuti bersama.
“Jumlah pengunjung selama periode Jumat (6/6) hingga Senin (9/6) tercatat sebanyak 99.314 orang,” kata Pejabat Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Bambang merinci pada Jumat (6/6) sebanyak 16.103 orang, Sabtu (7/6) sebanyak 25.875 orang, Minggu (8/6) sebanyak 47.330 orang dan pada Senin (9/6) sebanyak 10.006 orang.
Angka jumlah pengunjung ini terbilang meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2024, yakni sekitar 40.000 pengunjung.
Maka itu, Bambang menilai Ragunan masih menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat selama libur panjang Idul Adha dan cuti bersama.
“Antusiasme masyarakat cukup tinggi, terutama pada Minggu yang mencatat angka kunjungan tertinggi selama periode libur panjang ini,” ujarnya.
Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan memprediksi jumlah pengunjung mencapai 80.000 orang selama libur Idul Adha 1446 Hijriah, cuti bersama dan akhir pekan yang berlangsung 5-9 Juni 2025.
Pada libur panjang ini, pihaknya juga mengimbau pengunjung untuk mengenakan masker sesuai prosedur kesehatan mengingat adanya temuan COVID-19 di wilayah Jakarta.
“Diimbau kepada pengunjung untuk jalankan kembali prokes dan pastikan kondisi badan sehat,” katanya.
Pada perayaan Hari Idul Adha, Taman Margasatwa Ragunan tetap buka pada Jumat (6/6) pukul 10.00-16.00 WIB.
Kemudian, Senin (9/6) juga pelayanan dibuka. Sedangkan pada Selasa ini, Ragunan tutup atau libur satwa.
Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, memiliki luas 147 hektare serta dihuni lebih dari 2.009 ekor satwa dan ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon.
Taman Margasatwa Ragunan masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk berlibur karena akses yang mudah, harga tiket yang terjangkau, dan koleksi satwa yang menarik untuk edukasi keluarga.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025 -

Ternyata Gegara Lapar, Pria Lansia Aniaya Wanita Penumpang Transjakarta
GELORA.CO -Kasus penganiayaan oleh seorang pria lansia kepada wanita muda penumpang bus Transjakarta akhirnya berakhir damai.
Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan menangkap JHP (69) pelaku rasisme sekaligus penganiayaan terhadap SL (22) yang terjadi di Halte Transjakarta Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
“Senin pagi, korban datang ke Polsek dan akhirnya terjadi kesepakatan damai antara kedua belah pihak dan pelaku. Korban juga telah memaafkan,” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan AKP Aprino Tamara kepada wartawan, Senin 9 Juni 2025.
Di depan polisi, pelaku mengaku saat kejadian sedang emosional dan terburu-buru mengambil bantuan sosial (bansos) bulanan.
“Dia (pelaku) belum sarapan, terus juga buru-buru mau ngambil bansos bulanan, kemudian juga tertekan kebutuhan ekonomi karena belum bawa bayar kos sampai bulan ini,” kata Aprino.
Itu sebabnya JHP mengeluarkan kata-kata berbau rasisme kepada wanita tersebut.
“Kasus tidak dilanjutkan ke tahap penuntutan atau pun ke persidangan,” kata Aprino.
Korban sudah memaafkan pelaku karena kondisinya yang sebatang kara dan sudah uzur.
“Tinggal di Jakarta sendiri dan bekerja di salah satu gereja di Jakarta Pusat,” kata Aprino.
Sebelumnya, peristiwa ini viral dalam akun media sosial Instagram @jabodetabek24info pada Sabtu 31 Mei 2025.
Terlihat dalam video yang diunggah, seorang pria mengenakan kemeja berwarna putih dengan masker biru dan handphone di tangan sambil merekam serta berteriak ‘teroris’ ke arah korban.
“Teroris, teroris, teroris,” teriak pria tersebut ke arah wanita.
Hal ini menyorot perhatian sekitar. Terdengar petugas keamanan meminta bapak tersebut untuk melanjutkan perjalanannya dan tidak merekam lagi.
Sayangnya, bapak tersebut menolak dengan dalih sedang menunggu anaknya dan langsung melanjutkan perjalanan
-

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Terbitkan SE Waspada Covid-19, Eri: Jangan Panik
Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 400.7.7.1 /11560/436.7.2/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Covid-19 termasuk subvarian baru MB 1.1 di Kota Surabaya, Senin (9/6/2025).
SE ini merupakan respons dari Surat Edaran resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: SR.03.01/C/1422/2025 pada 23 Mei 2025 terkait peningkatan kasus Covid-19 secara global, khususnya di kawasan Asia.
Dalam SE ini, Eri mengimbau seluruh pemangku wilayah, pimpinan institusi pemerintah dan swasta, serta warga Kota Surabaya untuk tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sesuai SE ini, sembari menegaskan bahwa warga tidak perlu panik.
“Kita tidak perlu panik, tapi tetap harus waspada dan disiplin dalam menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” kata Eri, Senin (9/6).
Dalam SE tersebut warga juga diimbau untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menerapkan etika batuk, dan menggunakan masker saat sakit atau berada di keramaian seperti fasilitas pelayanan kesehatan, transportasi umum, atau area berventilasi terbatas.
“Warga diimbau mengurangi mobilitas fisik yang tidak perlu dan melakukan isolasi mandiri jika bergejala, serta segera melakukan tes antigen/PCR sesuai indikasi klinis,” terang Eri.
Selain itu, Eri meminta warga Kota Pahlawan yang mengalami gejala sakit seperti batuk, demam, pilek, atau sesak napas, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, terutama jika memiliki riwayat kontak dengan orang sakit atau baru bepergian dari luar negeri.
Selanjutnya, warga juga diminta aktif melaporkan temuan kasus positif atau tempat kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan Covid-19 kepada lintas sektor terkait, mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan dan perangkat wilayah setempat.
Pemkot Surabaya dalam kewaspadaannya turut menggandeng tokoh masyarakat, serta Ketua RT/RW untuk berperan aktif mengedukasi warga agar tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
“Mengenai informasi kesehatan yang akurat mengenai gejala dan pencegahan Covid-19, masyarakat disarankan untuk mengakses informasi kesehatan melalui kanal media resmi WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Eri juga mengimbau kepada seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di Kota Surabaya untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau tren kasus Influenza Like Ilness (ILI), Severe Acute Respiratory Infection (SARI), Pneumonia, atau Covid-19 melalui pelaporan rutin Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
Apabila ditemukan peningkatan kasus yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), Fasyankes juga diminta untuk segera melaporkan ke Dinas Kesehatan dalam waktu kurang dari 24 jam.
“Kami terus berkomitmen untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya,” tutupnya. [ram/ian]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5246150/original/054220000_1749443684-VEN_DUK20250609111714.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Dukono 4 Kali Erupsi Sejak Senin Pagi 9 Juni 2025, Kolom Abu Capai 1.100 Meter
Liputan6.com, Jakarta – Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, mengalami 4 kalil erupsi sejak Senin pagi (9/6/2025). Erupsi pertama Gunung Dukono terjadi pada pukul 05.58 WIT, dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 900 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 33 mm dan durasi 53.3 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 06.48 WIT, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 m di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 57.99 detik.
Sedangkan erupsi ketiga terjadi pada pukul 12.03 WIT, dengan tinggi kolom abu teramati mencapai 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 27 mm dan durasi 54.47 detik.
Dan erupsi keempat terjadia pada pukul 13.08 WIT, dengan tinggi kolom letusan teramati mencapai 1.100 meter di atas puncak, atau sekitar 2187 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 34 mm dan durasi 56.16 detik.
Petugas Pos Pantau Gunung Dukono Bambang Sugiono mengimbau masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Dukono untuk tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.
“Selalu sediakan masker atau penutup hidung,” katanya.
Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.
Sepanjang 2025, Gunung Dukono tercatat sudah meletus sebanyak 262 kali. Hingga hari ini, Senin (9/6/2025), pukul 11.30 WIB, Gunung Dukono masih berstatus Waspada (Level II).
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5243299/original/014894400_1749101110-IMG_20250605_121927.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kabar Baik dari Banyuwangi: Dinkes Tegaskan Belum Ada Kasus COVID-19 Positif
Liputan6.com, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memastikan hingga saat ini belum ada laporan kasus Covid-19 terkonfirmasi di wilayahnya. Meski demikian, pemantauan terus dilakukan menyusul edaran kewaspadaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada 23 Mei 2025 mengenai kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Covid-19, seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara di Asia Tenggara.
“Sejauh ini, tidak ada laporan kasus Covid-19 terkonfirmasi di Banyuwangi dalam minggu terakhir. Kami terus melakukan pemantauan dan langkah antisipasi. Kami mengimbau masyarakat Banyuwangi untuk tetap waspada terhadap Covid-19, tapi tidak perlu panik,” kata Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Kamis (4/6/2025).
Amir menjelaskan, pemantauan dilakukan secara berkala melalui pelaporan dari fasilitas layanan kesehatan di Banyuwangi. “Kami sudah bertemu dengan seluruh kepala puskesmas dan pimpinan rumah sakit se-Banyuwangi untuk antisipasinya. Bahkan kami meminta rumah sakit juga mulai menyiapkan ruang isolasi kembali jika memang diperlukan. Tetapi semoga tidak perlu,” kata Amir.
Amir menjelaskan, saat ini virus Covid 19 yang menyebar merupakan varian yang berkembang dari garis keturunan Omicron. Varian ini merupakan jenis virus yang relatif tidak berbahaya, namun lebih cepat penyebarannya dibandingkan jenis lainnya. “Varian Omicron hanya masuk di saluran pernapasan atas sehingga tingkat fatalitasnya rendah. Namun yang perlu diwaspadai adalah kecepatan penularan virus ini,” jelasnya.
Amir mengingatkan, meski kasus Covid saat ini tidak separah gelombang awal pandemi, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, agar tidak menularkan penyakit ke orang lain. “Meskipun ini tidak sampai mematikan, tapi itu mengganggu kesehatan dan kita tidak tahu apakah dia (kena) Covid-19 atau tidak,” ucapnya.
Amir pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Sebab penularan virus tersebut bisa dicegah dan diminimalisir dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penerapan protokol kesehatan yang baik dan ketat. “PHBS harus kembali dibiasakan baik oleh anak-anak dan juga dewasa. Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau memakai hand sanitizer. Wastafel atau tempat cuci tangan yang sudah ada baik di ruang publik bisa dimanfaatkan kembali. Dan yang paling penting, sekarang kalau flu, batuk harus pakai masker. Bahkan saya mensyaratkan wajib pakai masker kalau batupil. Mengingat virus ini penyebarannya sangat cepat,” tutupnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4142896/original/033324100_1662002200-coviddd.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kenaikan Kasus COVID-19, Pakar UGM Imbau Masyarakat Tetap Waspada
Liputan6.com, Yogyakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan Covid-19 karena kasus penularan di Asia naik seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia dan Singapura. Guru Besar FK-KMK Universitas Gadjah Mada sekaligus peneliti Mikrobiologi Klinik Tri Wibawa, mengatakan peningkatan kasus Covid-19 di Asia ini tidak dapat secara pasti akan diikuti peningkatan penularan di Indonesia.“Namun, belajar dari penularan di masa pandemi yang sangat cepat dan luas, akan lebih baik kalau kita bersiap,” katanya, Rabu 4 Juni 2025.
Menurut Tri tingkat kecepatan penyebaran cukup rendah, sebab varian SARS-CoV-2 yang dominan menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, lalu di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1). Sementara, varian yang dominan di Indonesia saat ini berbeda dengan yang ada di negara tetangga yakni MB 1.1.
Tri menjelaskan varian ini, belum masuk pada daftar Variants of Interest (VOIs) maupun variants under monitoring (VUMs) yang dikeluarkan oleh WHO. Menurutnya belum banyak informasi spesifik tentang Variant MB1.1, namun, ia menduga manifestasi klinis yang muncul tidak banyak berbeda dengan varian omicron lain yang pernah beredar di Indonesia. “Gejala yang ditimbulkan pun sejauh ini serupa dengan varian-varian COVID-19 sebelumnya, termasuk demam, pusing, batuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi,” imbuhnya.
Tri mengatakan walau angka kasusnya cukup rendah dan gejalanya cenderung sama, namun masyarakat harus tetap waspada. Ia menganjurkan masyarakat mengantisipasinya dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup juga menggunakan masker jika merasakan gejala seperti flu. “Jika berada dalam kerumunan dan membatasi diri untuk tidak berada di kerumunan jika merasa tidak dalam kondisi kesehatan yang prima,” paparnya.
Soal informasi kasus Covid-19 Tri meminta masyarakat agar memantau keadaan dari sumber informasi yang dapat dipercaya, termasuk dari pemerintah dan lembaga yang dapat dipercaya. “Kita harus yakin bahwa kita bersama telah memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk dapat bertahan pada masa-masa sulit pandemi,” pesannya.
-

Pakar UGM Ungkap Karakteristik Varian COVID-19 MB.1.1 yang Dominan di RI
Jakarta –
Kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah negara Asia, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, juga menjadi kewaspadaan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat penambahan tujuh kasus baru COVID-19 dalam periode 25-31 Mei 2025. Dengan penambahan ini, total kasus COVID-19 di Indonesia pada 2025 menjadi 72 kasus.
Ahli mikrobiologi klinik dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada, Prof Tri Wibawa, mengingatkan meskipun peningkatan kasus terjadi di negara tetangga, belum tentu lonjakan kasus yang sama terjadi di Indonesia.
“Namun, belajar dari penularan yang sangat cepat dan meluas selama pandemi, alangkah baiknya jika kita bersiap,” ujar Prof Wibawa, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/6/2025).
Menurutnya, tingkat penyebaran saat ini relatif rendah, karena varian yang dominan di negara tetangga berbeda dengan di Indonesia. Di Thailand, varian utama adalah XEC dan JN.1. Di Singapura, varian yang beredar adalah LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari JN.1. Sementara di Malaysia, XEC juga menjadi varian yang mendominasi.
Adapun varian dominan di Indonesia saat ini adalah MB.1.1, yang belum termasuk dalam daftar Variant of Interest (VOI) maupun Variant Under Monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prof Wibawa menyebut, informasi mengenai varian ini masih terbatas, tetapi secara umum gejalanya mirip dengan varian Omicron lain.
“Gejala yang ditimbulkan selama ini mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, antara lain demam, pusing, batuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi,” jelasnya.
Meskipun jumlah kasus tergolong rendah dan gejala tidak tergolong berat, Prof. Wibawa tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan cukup istirahat sebagai bentuk antisipasi.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk kembali mengenakan masker bila mengalami gejala flu, serta menghindari keramaian jika kondisi tubuh tidak fit.
“Jika berada di tengah keramaian, batasi diri untuk tidak berada di tempat ramai apabila kondisi kesehatan tidak prima,” ujarnya.
Prof Wibawa turut mengingatkan pentingnya mendapatkan informasi dari sumber tepercaya, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan kredibel.
“Kita harus yakin bahwa bersama-sama kita telah memperoleh pengalaman dan pengetahuan untuk bertahan hidup di masa pandemi yang sulit,” pungkasnya.
(naf/naf)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1796624/original/094326000_1512916596-Sering-Pakai-Inhaler-Bikin-Asma-Tambah-Parah-By-Orawan-Pattarawimonchai_31297460.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Apakah Asma Bisa Sembuh Total? Ini Penjelasannya
Asma termasuk penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan. Asma tergolong penyakit kronis karena berlangsung lama, sering kambuh, dan membutuhkan penanganan jangka panjang.
Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit asma sepenuhnya. Namun, gejala asma bisa dikontrol dengan perawatan yang tepat dan penerapan gaya hidup yang sehat.
Pengobatan dari dokter bertujuan untuk mengendalikan gejala dan meminimalkan kambuhnya serangan asma. Obat asma yang digunakan biasanya berupa inhaler, nebulizer, atau obat minum anti-radang.
Pada kasus asma berat, dokter mungkin akan meresepkan obat omalizumab atau mepolizumab. Obat ini bekerja dengan cara menargetkan komponen sistem imun yang memicu peradangan saluran napas, sehingga membantu mengontrol gejala asma yang sulit dikendalikan dengan obat biasa.
Meskipun asma tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, dengan pengelolaan yang tepat, tetap bisa menjalani hidup yang aktif dan produktif.
Cara Mengendalikan Gejala Asma
Daripada terus khawatir memikirkan apakah asma bisa sembuh atau tidak, lebih baik jalani langkah untuk mengendalikan gejala asma atau mencegah serangannya.
Berikut ini adalah berbagai cara mengendalikan gejala asma yang bisa diterapkan :
Kenali dan hindari pemicu asma, misalnya asap rokok, asap kendaraan, debu, bulu hewan peliharaan, atau bahan kimia tertentu.
Jagalah kebersihan lingkungan, seperti rutin mengganti sprei dan menyapu lantai.
Jangan merokok dan hindari asap rokok.Gunakan masker ketika pergi keluar rumah, terutama saat polusi udara buruk.
Pastikan menggunakan obat pereda dan pengontrol asma sesuai resep.
Konsumsi makanan sehat.
Olahraga secara rutin, misalnya jalan kaki, berenang, atau bersepeda.
Pertahankan berat badan ideal.
Usahakan untuk tidur dengan posisi telentang atau miring.Kesimpulannya, menjalani perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat sangat penting bagi penderita asma untuk mengelola gejala dan mengurangi frekuensi kambuhnya serangan asma.
Pencegahan Asma
Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat.
Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut :
Mengenali dan menghindari pemicu asma
Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter
Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma
Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur
Memonitor kondisi saluran napas.Referensi :
Fitria Saftarina. 2021. Penatalaksanaan Holistik Asma Persisten Sedang pada Pasien Perempuan 36 Tahun Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga. Jurnal Kesehatan Universitas Lampung.
Nursalam Laily Hidayati, dkk. 2019. Faktor Risiko Asma dan Perilaku Pencegahan Berhubungan dengan Tingkat Kontrol Penyakit Asma. Jurnal Ilmiah Keperawatan, Univesitas Airlangga Surabaya.
Andi Suryowinoto, dkk. 2020. Deteksi Dini Penyakit Pernafasan Asma dengan Peak Expiratory Flow Meter Berbasis Microcontroller. Jurnal Ilmiah teknologi Institut Tehnologi Adhitama, Surabaya.
Ikha Darmayanti, dkk. 2015. Asma pada Anak Indonesia : Penyebab dan Pencetus Asma pada Anak Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI Jakarta.
Sezgin, M., E., et al. 2024. Efficacy of Mepolizumab and Omalizumab Combination Therapy in Uncontrolled Asthma. Journal of Asthma. 61(2), pp. 173-175.
-

COVID-19 Menggila di Thailand, Lebih dari 20 Ribu Kasus Tercatat dalam Sehari
Jakarta –
Thailand mencatat lebih dari 20 ribu kasus COVID-19 dalam sehari, dengan infeksi terbanyak ditemukan di Bangkok. Adapun data ini dilaporkan oleh Divisi Epidemiologi Departemen Pengendalian Penyakit Thailand.
Berdasarkan laporan, hingga Rabu (4/6/2025), Thailand mencatat 20.726 kasus baru COVID-19, sehingga total keseluruhan kasus mencapai 351.214. Sementara itu, terdapat 3 kematian baru, sehingga total kematian sejak 1 Januari 2025 menjadi 76 kasus.
Dari total tersebut, lima provinsi di Thailand ini penyumbang terbanyak:
Bangkok: 1.324 kasusNonthaburi: 1.078 kasusChonburi: 1.049 kasusSaraburi: 1.036 kasusRatchaburi: 946 kasus
Adapun kelompok usia yang paling terdampak COVID-19 yakni:
30-39 tahun
60 tahun ke atas
20-29 tahun
40-49 tahun
50-59 tahunDepartemen tersebut juga mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan, air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol,
“Menghindari kontak dekat dengan orang lanjut usia di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi,” kata departemen tersebut, dikutip dari The Nation.
(suc/up)