Produk: masker

  • Kemenkes RI Ungkap Tren COVID-19 Dirawat di RS, Terbanyak Kasusnya di Usia Ini

    Kemenkes RI Ungkap Tren COVID-19 Dirawat di RS, Terbanyak Kasusnya di Usia Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan tren pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan di ICU cenderung stabil pada tahun 2025. Pada minggu ke-41, terdapat 2 kasus COVID 19 yang dirawat di ICU. Meski begitu, kondisi ini bersifat sementara dan bisa berubah di kemudian hari, sehingga masyarakat tetap perlu waspada.

    Berdasarkan data dari 35 rumah sakit sentinel SARI pada minggu ke-41 tahun 2025, proporsi kasus COVID-19 di rumah sakit sentinel meningkat. Ditemukan juga 2 kasus positif COVID-19 di rumah sakit sentinel pada minggu ini.

    “Kelompok umur balita (0-4 tahun) dan lansia (≥60 tahun) sering ditemukan selama satu bulan terakhir,” ucap Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 pada 18 Oktober 2025 atau Minggu ke 42 yang dipublikasikan oleh Kemenkes, dikutip Rabu (22/10/2025).

    Di sisi lain, berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 12-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

    Adapun varian tengah merebak di Indonesia saat ini adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) di bulan Agustus.

    “Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” kata Kemenkes.

    Sebagai kewaspadaan, Kemenkes mengimbau untuk menerapkan pencegahan untuk menghindari kemungkinan terpapar, seperti berikut:

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risikoBagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN setempat.

    Tonton juga video “Menkes saat Konpers KLB gegara MBG: Teringat Covid Dulu” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Kasus ISPA Capai 30 Ribu, Pemkot Medan Minta Warga Waspada

    Kasus ISPA Capai 30 Ribu, Pemkot Medan Minta Warga Waspada

    Liputan6.com, Medan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan mengeluarkan imbauan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), yang berisi enam poin di mana menindaklanjuti kasus tersebut yang mencapai 30.592 kasus hingga September 2025.

     

    “Diperlukan kewaspadaan dini dari kita semua untuk mengantisipasi peningkatan kasus ISPA,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Iriyan Saputra, Selasa (21/10/2025).

    Dia mengimbau masyarakat untuk kembali meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan, antara lain menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit.

    Selain itu, lanjut Iriyan, meminta masyarakat di Kota Medan untk tidak menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih, terutama area mata dan mulut, guna mencegah masuknya bakteri atau virus ke dalam tubuh.

    “Masyarakat juga diimbau berhenti merokok dan menghindari asap rokok, terutama pada ruang tertutup,” kata dia.

     

  • 2
                    
                        Kasus Influenza A Meningkat, Puan: Kalau Tak Ditangani, Bebani Fasilitas Kesehatan
                        Nasional

    2 Kasus Influenza A Meningkat, Puan: Kalau Tak Ditangani, Bebani Fasilitas Kesehatan Nasional

    Kasus Influenza A Meningkat, Puan: Kalau Tak Ditangani, Bebani Fasilitas Kesehatan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti lonjakan kasus Influenza A yang tengah terjadi di Indonesia.
    Menurutnya, jika tidak ditangani, peningkatan kasus ini akan membebani fasilitas kesehatan.
    “Lonjakan kasus Influenza A ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah. Jika tidak ditangani serius, ini bisa membebani fasilitas kesehatan dan mengancam keselamatan masyarakat secara luas,” ujar Puan dalam siaran pers, Sabtu (18/10/2025).
    Puan mengungkapkan, peningkatan kasus bukan hanya menjadi indikator risiko kesehatan yang meningkat, tetapi juga peringatan penting agar pemerintah segera memperkuat sistem kesehatan nasional secara menyeluruh.
    Oleh karenanya, ia menegaskan pemerintah perlu memberikan respons strategis dan terintegrasi.
    “Penguatan sistem kewaspadaan dini di seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit, menjadi keharusan. Kita harus memastikan deteksi dan respons cepat agar penanganan dilakukan secara efektif dan tepat sasaran,” paparnya.
    Selain itu, Puan mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan yang harus terus dijaga.
    Edukasi itu meliputi perilaku hidup bersih dan sehat, memakai masker di tempat ramai, menjaga sirkulasi udara yang baik, serta melakukan vaksinasi influenza bila vaksin sudah tersedia.
    Ia pun meminta pemerintah memastikan ketersediaan obat-obatan dan fasilitas pelayanan kesehatan memadai, terutama di daerah padat penduduk.
    Terlebih, anak kecil dan lansia dilaporkan menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi berat akibat influenza A.
    “Maka sistem kesehatan nasional harus diperkuat agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat saat terinfeksi penyakit,” tegasnya.
    Sebagai informasi, Kemenkes mengingatkan potensi lonjakan kasus influenza A, khususnya subtipe H3N2, yang kini mulai mendominasi di kawasan Asia Tenggara.
    Mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui sistem FluNet, Kemenkes menyatakan sebagian besar kasus influenza di Indonesia terkait dengan varian H3N2.
    Namun, hingga saat ini belum ada rincian spesifik mengenai wilayah di Indonesia yang mencatat jumlah kasus tertinggi.
    Tren peningkatan kasus influenza A juga terlihat di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang didominasi virus influenza tipe A.
    Kasus influenza A, khususnya subtipe H3N2 kini dilaporkan mendominasi di kawasan Asia Tenggara.
    Salah satu lonjakan terbesar terjadi di Thailand, dengan 61 kematian dari 702.308 kasus sejak 1 Januari hingga 8 Oktober 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Muncul Suara Ledakan-Roda Pesawat Gagal Keluar, Pilot Bisa Apa?

    Muncul Suara Ledakan-Roda Pesawat Gagal Keluar, Pilot Bisa Apa?

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bepergian menggunakan pesawat menjadi pilihan yang tepat karena dapat tiba di tujuan lebih cepat. Seluruh penumpang tentunya juga mempertimbangkan keselamatan yang menjadi aspek utama. Seluruh penumpang tentu memperhatikan kondisi operasional saat bepergian seperti peringatan tekanan udara dan mengikuti prosedur.

    Namun, ada sejumlah kondisi tertentu yang terlihat menyeramkan, namun ternyata dapat ditangani dengan baik oleh para pilot dan awak kabin.

    Mengutip Guido Carik Junior dari Universitas Griffith dalam tulisannya yang ditayangkan The Cinversation pada tanggal 6 Oktober 2025, beberapa permasalahan teknis bisa saja terjadi dan menjadi bagian dari penerbangan. Namun, para penumpang sebaiknya tidak perlu cemas karena pilot telah berlatih secara ekstensif untuk menanganinya.

    Mereka mempelajari sejumlah daftar periksa berisi instruksi terperinci tentang cara menangani setiap masalah. Pesawat terbang dibangun dengan lapisan redundansi, dan sistem peringatan untuk memperingatkan pilot jika terjadi masalah. Karena sistem keselamatan inilah sebagian besar penerbangan yang mengalami masalah teknis berakhir dengan selamat.

    Berikut adalah 4 kondisi yang terdengar menakutkan yang mungkin dialami penumpang, namun dapat tertangani oleh pilot dan para awak kabin:

    1. Masalah AC dan tekanan udara

    Pada ketinggian jelajah sekitar 36.000 kaki, kabin pesawat dijaga pada ketinggian kabin yang nyaman, yaitu 8.000 kaki dengan menggunakan udara dari mesin yang didinginkan melalui AC.

    Tekanan udara buatan ini memungkinkan kita untuk bertahan hidup sementara di atmosfer karena kondisi di luar pesawat sangat tidak bersahabat dengan kehidupan manusia yang memiliki suhu sekitar -55°C dan tidak ada udara yang dapat dihirup.

    Namun, jika sistem ini bermasalah atau ketinggian kabin mulai meningkat karena sejumlah alasan, awak kabin mengkategorikannya sebagai potensi masalah tekanan udara dan segera memulai prosedur pencegahan.

    Kondisi yang dirasakan penumpang

    Penurunan yang cepat dapat terasa dramatis sehingga telinga berdengung, hingga terkadang membuat masker oksigen diatas kursi turun secara otomatis. Kondisi tersebut bisa saja terjadi pada ketinggian kabin melebihi sekitar 14.000 kaki.

    Apa yang dilakukan pilot?

    Setelah pilot menyadari adanya masalah dengan tekanan kabin, mereka akan mengenakan masker oksigen dan menyatakan keadaan darurat. Selanjutnya, mengikuti daftar periksa pendaratan darurat, membawa pesawat secepat mungkin ke ketinggian sekitar 10.000 kaki. Biasanya, dalam kondisi ini kembali ke bandara keberangkatan atau pengalihan.

    2. Kerusakan Mesin

    Pesawat bermesin ganda disertifikasi untuk terbang dengan aman pada satu mesin. Namun, jika mesin bermasalah tentunya menjadi hal yang paling ditakuiti oleh semua orang. Ternyata, penanganan kerusakan mesin masuk dalam simulator penerbangan setidaknya setiap tahun.

    Kegagalan penerbangan dalam keadaan mesin pesawat rusak sangat jarang terjadi. “Miracle on the Hudson” pada tahun 2009, misalnya, merupakan kejadian sekali dalam satu generasi yang menyebabkan kedua mesin pesawat mati. Pesawat mendarat dengan selamat di Sungai Hudson di New York tanpa ada korban jiwa.

    Kondisi yang dialami penumpang adalah terdengar ledakan keras, getaran, percikan api yang keluar dari mesin, bau terbakar, atau suara yang tiba-tiba senyap. Kondisi ini memungkinkan pesawat kembali ke bandara keberangkatan seperti yang dialami oleh pesawat 737 di Sydney hingga penerbangan yang mengalami beberapa kali pemogokan burung di Amerika Serikat namun berakhir dengan pendaratan yang aman.

    Apa yang dilakukan pilot?

    Setelah mendapat peringatan dari sistem peringatan, pilot mengidentifikasi mesin yang bermasalah dan mengikuti daftar periksa. Daftar periksa tersebut biasanya mengharuskan mereka untuk mematikan mesin yang bermasalah, turun ke ketinggian yang sesuai dan mengalihkan ke bandara terdekat, atau kembali ke bandara keberangkatan jika baru saja lepas landas.

    Bahkan ketika kerusakan mesin merusak sistem lain, awak pesawat dilatih untuk mengelola serangkaian peringatan seperti yang dilakukan oleh awak pesawat Qantas A380 penerbangan QF32 pada tahun 2010, yang kembali dengan selamat ke Singapura.

    3. Masalah hidrolik dan kontrol penerbangan

    Banyak kontrol penerbangan pesawat yang bergerak karena adanya beberapa sistem hidrolik atau elektrik. Jika salah satu sistem mengalami masalah, misalnya aileron sayap kiri yang digunakan untuk membelokan pesawat tidak mau bergerak, redundansi membuat pesawat tetap dapat terbang karena aileron sayap kanan masih dapat berfungsi.

    Awak pesawat menggunakan daftar periksa khusus dan menyesuaikan kecepatan, jarak, dan konfigurasi pendaratan untuk memastikan kembali ke darat dengan selamat.

    Dalam kondisi ini, penumpang akan merasakan penerbangan lebih lama karena awak kabin harus menyelesaikan masalah, atau bahkan kembali ke bandara keberangkatan, atau pendaratan yang lebih cepat dari biasanya.

    Pada bulan Juli, penerbangan regional Qantas ke Melbourne melakukan pendaratan darurat di Mildura setelah mengalami masalah hidrolik.

    Setelah sistem peringatan terdeteksi, pilot menjalankan daftar periksa, memutuskan konfigurasi pendaratan, meminta landasan pacu terpanjang yang sesuai, dan layanan darurat untuk berjaga-jaga.

    Semua sumber daya ini tersedia karena pelajaran yang dipetik dari peristiwa ekstrem seperti hilangnya semua sistem hidrolik United 232 pada tahun 1989.

    4. Drama roda pendaratan dan sistem rem

    Pesawat memiliki roda pendaratan yang dapat ditarik yang tetap berada di dalam kompartemen selama penerbangan berlangsung. Roda itu keluar dari perut pesawat sebelum mendarat. Di dalam roda tersebut terdapat rem. Rem ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan pesawat setelah mendarat, seperti pada mobil.

    Dengan begitu banyak bagian yang bergerak jika roda pendaratan tidak memanjang atau memendek dengan benar, atau sistem pengereman kehilangan efektivitasnya, seperti hilangnya sistem hidrolik.

    Penumpang akan mengalami pendaratan darurat, persiapan kabin untuk kemungkinan pendaratan paksa, atau instruksi bersiap menghadapi benturan dari awak kabin tepat sebelum pendaratan dapat terjadi.

    Meskipun menakutkan, ini adalah tindakan pencegahan jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Awal tahun ini, penerbangan Qantas kembali ke Brisbane setelah mengalami masalah pada roda pendaratannya. Penumpang diminta untuk tetap menunduk dan pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat.

    Dalam kondisi ini, para pilot akan menggunakan daftar periksa yang panjang dan akhirnya menghubungi teknisi pemeliharaan untuk memecahkan masalah. Ada juga opsi untuk menurunkan roda pendaratan dan menggunakan rem.

    Dalam kasus ekstrim, mereka mungkin diminta untuk mendarat di landasan pacu terpanjang yang tersedia jika terjadi masalah rem atau mendarat dengan posisi tengkurap jika roda pendaratan tidak dapat diturunkan.

    Sebagian besar kegagalan dalam penerbangan memicu serangkaian pertahanan yang bertujuan untuk menjaga penerbangan tetap aman. Daftar periksa, pelatihan ekstensif, dan keahlian selama puluhan tahun didukung oleh beberapa redundansi dan desain yang kuat. Dan penerbangan ini biasanya berakhir mendarat dengan selamat, mekipun penumpang yang sedikit terguncang.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pakai masker, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif

    Pakai masker, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat kedelapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia dan warga diimbau mengenakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan.

    Menurut situs pemantau kualitas udara IQAir yang dipantau di Jakarta, pada Sabtu pukul 08.25 WIB, kualitas udara di Jakarta berada di angka 144 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

    Situs tersebut merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta. Kelompok sensitif sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan.

    Selain itu, bagi kelompok sensitif juga sebaiknya menggunakan masker. Begitu juga bagi masyarakat umum ketika beraktivitas di luar ruangan lebih baik menggunakan masker.

    Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Lahore, Pakistan dengan indeks kualitas udara di angka 270. Kemudian di urutan kedua Delhi, India dengan indeks kualitas udara di angka 211 dan di urutan ketiga ada Kolkata, India di angka 189.

    Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan meniru kota-kota besar dunia seperti Paris dan Bangkok dalam menangani polusi udara.

    “Belajar dari kota lain, Bangkok memiliki 1.000 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), Paris memiliki 400 SPKU. Jakarta saat ini memiliki 111 SPKU dari sebelumnya hanya 5 unit. Ke depan kita akan menambah jumlahnya agar bisa melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat,” kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Selasa (18/3).

    Ia menambahkan keterbukaan data menjadi langkah penting dalam memperbaiki kualitas udara secara sistematis.

    Asep mengatakan penyampaian data polusi udara harus lebih terbuka agar intervensi bisa lebih efektif. Dia menilai yang dibutuhkan bukan hanya intervensi sesaat, tetapi langkah-langkah berkelanjutan dan luar biasa dalam menangani pencemaran udara.

    DLH DKI Jakarta menargetkan penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah (low-cost sensors) agar pemantauan lebih luas dan akurat.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Musim Influenza, Wamenkes Imbau Masyarakat Kenakan Masker
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        17 Oktober 2025

    Musim Influenza, Wamenkes Imbau Masyarakat Kenakan Masker Nasional 17 Oktober 2025

    Musim Influenza, Wamenkes Imbau Masyarakat Kenakan Masker
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Octavianus mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker saat musim virus influenza pada masa pancaroba seperti saat ini.
    “Makanya selalu flu tuh munculnya di pergantian kayak sekarang September, Oktober pasti banyak orang flu nih. Nanti Desember agak reda. Nanti Maret, April banyak lagi orang flu. Jadi flu seperti itu,” kata Benjamin di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).
    Masker dapat melindungi saluran pernapasan dari masuknya virus, sehingga meminimalisir peluang tubuh jatuh sakit.
    “Jadi bagaimana penanganannya? Ya pada saat musim flu ya seperti di Jepang. Sudah ngerti dong, kalau musim lagi jelek itu ya pakai masker. Itu satu-satunya pengaman kita pakai masker,” tuturnya.
    Ia mengingatkan, flu selalu menyerang orang yang daya tubuhnya rendah. Karena itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh.
    “Jadi ingat flu tuh selalu menyerang sama orang yang rentan yang daya tubuhnya rendah. Jadi setiap orang sakit itu terjadi karena dia kalah perang. Mau sakit TBC juga sama. Karena imunnya kalah perang,” ucapnya.
    Sebagai dokter spesialis paru, Benjamin mengatakan bahwa flu termasuk masalah dunia yang bisa tiba-tiba muncul seperti kasus virus flu burung atau H5N1.
    “Jadi yang paling berbahaya bahwa tiba-tiba muncul, karena saya ahli paru kan, dulu muncul H5N1 satu, kita pusing dari burung, dari unggas. Datang lagi yang Covid-19. Jadi bisa saja tahun-tahun depan ada lagi flu yang seperti ini,” jelasnya.
    Benjamin menegaskan, penyakit flu erat kaitannya dengan daya tubuh.
    Memakai masker menjadi salah satu pencegah penularan.
    “Maka sebaiknya pakai masker di musim flu sudah tahu. Nah dan teman-teman juga kita mengedukasi masyarakat. Kalau ada flu tolong jangan ke kantor, bisa nularin itu jarak dekat,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pakai masker, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif

    Jakarta jadi kota dengan sistem pemantauan udara terluas di Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Jakarta menjadi kota dengan sistem pemantauan kualitas udara terintegrasi dan terluas di Indonesia, dengan 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang aktif di seluruh wilayah Ibu Kota.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, sistem pemantauan tersebut merupakan kombinasi antara stasiun referensi dan sensor berbiaya rendah (Low-Cost Sensor atau LCS) yang dipasang di berbagai titik strategis.

    “Melalui sistem yang terintegrasi ini, kami dapat memantau kondisi udara secara ‘real-time’ dan melakukan langkah mitigasi lebih cepat untuk melindungi kesehatan warga,” ujar Asep di Jakarta, Jumat.

    Jaringan pemantauan ini merupakan hasil kolaborasi antara DLH DKI Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi serta mitra dari sektor swasta.

    Asep menambahkan, seluruh data dari SPKU terhubung ke portal publik udara.jakarta.go.id yang menampilkan data kualitas udara terkini berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

    Melalui portal ini, masyarakat dapat memantau kondisi udara harian, melihat peta sebaran sensor, mengetahui wilayah dengan ISPU terbaik maupun terburuk serta memperoleh rekomendasi aktivitas bagi kelompok umum maupun sensitif.

    Jakarta telah membuktikan bahwa tata kelola data yang terbuka dan terintegrasi tidak hanya memperkuat kebijakan berbasis bukti. “Tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan berkelanjutan,” kata Asep.

    Asep menyebutkan, Jakarta juga tengah menyiapkan “Early Warning System” (EWS) untuk polusi udara sebagai langkah antisipatif dan responsif terhadap potensi peningkatan pencemaran.

    “Melalui sistem peringatan dini ini, warga akan mendapatkan informasi kualitas udara secara ‘real-time’ hingga tiga hari ke depan, lengkap dengan rekomendasi langkah mitigasi seperti memakai masker atau mengurangi aktivitas di luar ruangan,” ujar Asep.

    Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Edward Nixon Pakpahan menegaskan pentingnya data pemantauan kualitas udara yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan pemerintah, terutama saat kualitas udara memburuk.

    Menurut dia, kebijakan lingkungan tidak bisa dibuat berdasarkan asumsi semata. Data yang valid menjadi landasan utama untuk menentukan langkah mitigasi yang efektif dan cepat, termasuk pemberian peringatan dini kepada masyarakat.

    “Ketika kualitas udara menurun, keputusan harus berbasis bukti, bukan perkiraan. Karena itu, keandalan data menjadi hal yang sangat krusial,” katanya.

    KLH juga berencana memperluas cakupan pemantauan, khususnya di daerah dengan tingkat polusi tinggi.

    Langkah ini akan dilakukan melalui integrasi jaringan pemantauan hibrid yang menggabungkan data dari berbagai sumber termasuk stasiun referensi milik pemerintah daerah, BMKG, sektor swasta, hingga lembaga penelitian.

    Saat ini, KLH sudah memasang 12 stasiun pemantau di Jabodetabek. “Dengan sistem terintegrasi ini, pemantauan bisa dilakukan secara ‘real-time’ dan memberikan gambaran kualitas udara yang lebih komprehensif di tingkat regional,” ujar Edward.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cuaca Panas Bak Pintu Neraka Terbuka! Ini Tips Kemenkes RI Biar Nggak Gampang Sakit

    Cuaca Panas Bak Pintu Neraka Terbuka! Ini Tips Kemenkes RI Biar Nggak Gampang Sakit

    Jakarta

    Cuaca panas dikeluhkan warga dalam beberapa waktu terakhir. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan beberapa trik yang bisa dilakukan agar tak gampang tumbang di tengah cuaca panas.

    Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau untuk menjaga hidrasi dengan cukup minum air di tengah cuaca panas yang terjadi di beberapa wilayah RI.

    Menurut Nadia, paparan cuaca panas berlebih dapat meningkatkan risiko dehidrasi yang jika tidak ditangani dapat memicu masalah lebih serius.

    “Minum sebelum haus itu menjadi penting. Kalau dulu anjuran kita kan 8 gelas per hari. Ya kalau dengan cuaca panas ini ya 12-18 gelas per hari. Jadi jangan tunggu haus, baru kita minum,” ujar Nadia ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

    Selain itu, untuk aktivitas di luar ruangan, Nadia menyarankan untuk mengenakan pakaian pelindung. Beberapa pelindung yang bisa digunakan seperti payung, topi, pakaian yang bersirkulasi baik, dan tidak berwarna hitam.

    Nadia menambahkan pada cuaca panas, risiko untuk sakit menjadi lebih besar. Beberapa di antaranya yang harus diwaspadai seperti batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan atas lain.

    “Kalau kita aktivitas di luar, padat dengan cuaca kering, gunakan masker. Apalagi kalau di sekitar kita banyak orang yang sakit tenggorokan, suara serak, karena kan sekarang banyak kan yang tiba-tiba kok ‘Suara saya tiba-tiba serak’. Bukan kebanyakan konser, tapi memang karena kering ya. Karena kering, akhirnya kan tenggorokan mudah iritasi,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • ​Pemprov DKI Jakarta Gercep Mitigasi Dampak Cuaca Panas Ekstrem

    ​Pemprov DKI Jakarta Gercep Mitigasi Dampak Cuaca Panas Ekstrem

    Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiagakan seluruh jajaran untuk menghadapi dampak cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir. 

    Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Jakarta pada Rabu (16/10) mencapai 35 derajat Celsius, dengan kisaran suhu harian antara 26 hingga 34 derajat Celsius. Sebelumnya, pada 14 Oktober 2025, suhu tercatat mencapai 34–37 derajat Celsius di sejumlah wilayah.

    BMKG memperkirakan kondisi panas ekstrem ini masih berpotensi berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November, dipengaruhi oleh gerak semu matahari dan penguatan Monsun Australia yang mengurangi kelembapan udara di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jakarta.

    Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bergerak cepat dan terukur dalam melakukan mitigasi serta memastikan keselamatan warga.

    “Kami memahami situasi ini tidak mudah bagi masyarakat. Karena itu, saya telah meminta jajaran terkait untuk melakukan mitigasi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor. Fokus utama kami adalah menjaga kesehatan dan keselamatan warga Jakarta di tengah cuaca ekstrem ini,” kata Pramono dalam keteranganya dikutip Jumat, 17 Oktober 2025.
     

    Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan disiplin menjaga diri, antara lain dengan:

    – Menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00–16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari mencapai puncaknya.

    – Menggunakan alat pelindung diri seperti payung, topi, kacamata hitam, dan tabir surya (sunscreen) bila harus beraktivitas di luar ruangan.

    – Memperbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

    – Mengurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

    – Bila terpaksa berada di luar ruangan, usahakan berteduh di bawah pohon, kanopi, atau menggunakan penutup kepala lembap untuk menurunkan suhu tubuh.

    “Kita perlu disiplin menjaga diri, cukup minum air, kurangi aktivitas di luar ruangan saat siang hari, dan manfaatkan ruang publik yang lebih sejuk bila perlu. Pemerintah akan terus hadir memastikan layanan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, tetap berjalan optimal,” tambah Gubernur Pramono.

    Pemprov DKI juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis lintas dinas untuk mengurangi dampak panas ekstrem, di antaranya:

    – BPBD DKI Jakarta memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) bekerja sama dengan BMKG untuk mengatur distribusi curah hujan dan memantau potensi cuaca ekstrem.

    – Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus dehidrasi, heatstroke, dan ISPA, serta menggelar edukasi publik agar warga menjaga asupan cairan dan membatasi aktivitas luar ruangan pada pukul 10.00–14.00 WIB. Petugas kesehatan juga melakukan pemantauan dan distribusi air minum bagi kelompok rentan.

    – Dinas Pertamanan dan Hutan Kota bersama Dinas Lingkungan Hidup mempercepat penanaman pohon dan penyemprotan water mist pada jam-jam puncak panas untuk menurunkan suhu mikro dan menambah kadar oksigen. Pemantauan pohon rawan tumbang akibat angin kencang juga diperketat.

    – Dinas Pendidikan memastikan setiap sekolah menerapkan SOP darurat suhu panas, termasuk pengaturan aktivitas luar ruangan bagi peserta didik.

    – Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan transportasi untuk menyosialisasikan perilaku adaptif, seperti penggunaan masker, pengurangan emisi kendaraan, dan pemanfaatan ruang hijau publik yang teduh bagi pejalan kaki serta pesepeda.

    – Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi dengan berbagai perusahaan penyedia air minum, selain PAM Jaya, untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyediakan akses air minum bagi masyarakat di ruang-ruang publik.

    Masyarakat dihimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG dan segera melaporkan kondisi darurat melalui layanan 112. Informasi lebih lanjut mengenai langkah mitigasi dan imbauan kesehatan dapat diakses melalui aplikasi JAKI, situs resmi jakarta.go.id, serta akun media sosial @DKIJakarta.

    Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiagakan seluruh jajaran untuk menghadapi dampak cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Ibu Kota dalam beberapa hari terakhir. 
     
    Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Jakarta pada Rabu (16/10) mencapai 35 derajat Celsius, dengan kisaran suhu harian antara 26 hingga 34 derajat Celsius. Sebelumnya, pada 14 Oktober 2025, suhu tercatat mencapai 34–37 derajat Celsius di sejumlah wilayah.
     
    BMKG memperkirakan kondisi panas ekstrem ini masih berpotensi berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November, dipengaruhi oleh gerak semu matahari dan penguatan Monsun Australia yang mengurangi kelembapan udara di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jakarta.

    Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk bergerak cepat dan terukur dalam melakukan mitigasi serta memastikan keselamatan warga.
     
    “Kami memahami situasi ini tidak mudah bagi masyarakat. Karena itu, saya telah meminta jajaran terkait untuk melakukan mitigasi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor. Fokus utama kami adalah menjaga kesehatan dan keselamatan warga Jakarta di tengah cuaca ekstrem ini,” kata Pramono dalam keteranganya dikutip Jumat, 17 Oktober 2025.
     

     
    Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan disiplin menjaga diri, antara lain dengan:
     
    – Menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00–16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari mencapai puncaknya.
     
    – Menggunakan alat pelindung diri seperti payung, topi, kacamata hitam, dan tabir surya (sunscreen) bila harus beraktivitas di luar ruangan.
     
    – Memperbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
     
    – Mengurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
     
    – Bila terpaksa berada di luar ruangan, usahakan berteduh di bawah pohon, kanopi, atau menggunakan penutup kepala lembap untuk menurunkan suhu tubuh.
     
    “Kita perlu disiplin menjaga diri, cukup minum air, kurangi aktivitas di luar ruangan saat siang hari, dan manfaatkan ruang publik yang lebih sejuk bila perlu. Pemerintah akan terus hadir memastikan layanan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, tetap berjalan optimal,” tambah Gubernur Pramono.
     
    Pemprov DKI juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis lintas dinas untuk mengurangi dampak panas ekstrem, di antaranya:
     
    – BPBD DKI Jakarta memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) bekerja sama dengan BMKG untuk mengatur distribusi curah hujan dan memantau potensi cuaca ekstrem.
     
    – Dinas Kesehatan (Dinkes) meningkatkan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dalam menangani kasus dehidrasi, heatstroke, dan ISPA, serta menggelar edukasi publik agar warga menjaga asupan cairan dan membatasi aktivitas luar ruangan pada pukul 10.00–14.00 WIB. Petugas kesehatan juga melakukan pemantauan dan distribusi air minum bagi kelompok rentan.
     
    – Dinas Pertamanan dan Hutan Kota bersama Dinas Lingkungan Hidup mempercepat penanaman pohon dan penyemprotan water mist pada jam-jam puncak panas untuk menurunkan suhu mikro dan menambah kadar oksigen. Pemantauan pohon rawan tumbang akibat angin kencang juga diperketat.
     
    – Dinas Pendidikan memastikan setiap sekolah menerapkan SOP darurat suhu panas, termasuk pengaturan aktivitas luar ruangan bagi peserta didik.
     
    – Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan transportasi untuk menyosialisasikan perilaku adaptif, seperti penggunaan masker, pengurangan emisi kendaraan, dan pemanfaatan ruang hijau publik yang teduh bagi pejalan kaki serta pesepeda.
     
    – Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi dengan berbagai perusahaan penyedia air minum, selain PAM Jaya, untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyediakan akses air minum bagi masyarakat di ruang-ruang publik.
     
    Masyarakat dihimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG dan segera melaporkan kondisi darurat melalui layanan 112. Informasi lebih lanjut mengenai langkah mitigasi dan imbauan kesehatan dapat diakses melalui aplikasi JAKI, situs resmi jakarta.go.id, serta akun media sosial @DKIJakarta.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Dinkes DKI Ungkap Tren Kasus COVID-19, Ada Kenaikan?

    Dinkes DKI Ungkap Tren Kasus COVID-19, Ada Kenaikan?

    Jakarta

    Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta memastikan lonjakan kasus batuk dan pilek yang belakangan banyak dikeluhkan tidak terkait peningkatan kasus COVID-19.

    Berdasarkan data pemantauan COVID-19 DKI Jakarta periode Januari hingga Oktober 2025, jumlah kasus konfirmasi positif justru menunjukkan tren penurunan signifikan.

    Data Kasus COVID-19

    Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati mengonfirmasi jumlah kasus COVID-19 tertinggi terjadi pada Januari 2025 dengan 25 kasus, kemudian menurun pada bulan-bulan berikutnya. Peningkatan kecil sempat terjadi pada Juni (18 kasus) dan Juli (14 kasus), tetapi setelah itu tren terus menurun.

    “Pada Agustus tercatat hanya 10 kasus, turun menjadi 3 kasus pada September, dan tidak ditemukan kasus baru selama periode 1-7 Oktober 2025,” beber Ani, kepada detikcom Jumat (17/10/2025).

    Positivity rate juga menunjukkan angka yang relatif aman, berfluktuasi antara 0,43 persen hingga 4,65 persen, bahkan menurun dalam dua bulan terakhir. Angka tersebut masih jauh di bawah batas aman WHO 5 persen, yang berarti penularan COVID-19 di Jakarta masih terkendali dan dapat ditangani oleh fasilitas kesehatan.

    Dinkes menegaskan keluhan batuk, pilek, atau flu yang tidak kunjung sembuh kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akibat perubahan cuaca, polusi udara, atau penurunan daya tahan tubuh, bukan oleh virus COVID-19.

    “Gejala flu yang berulang sering kali muncul pada masa peralihan musim dan bukan merupakan indikasi adanya lonjakan kasus COVID-19 baru,” jelas Ani.

    Meski kasus COVID-19 terkendali, Dinkes DKI mengingatkan untuk tetap waspada terhadap berbagai penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan.

    Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diminta untuk meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain:

    Mencuci tangan dengan sabun secara rutinMenggunakan masker saat berada di kerumunan atau transportasi umumMenghindari paparan asap rokokMengonsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan berolahraga teraturSegera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala pernapasan berkepanjanganAni menegaskan pihaknya terus menjaga transparansi data dan edukasi kesehatan masyarakat.

    “Kami selalu berpegang pada pendekatan berbasis data untuk memastikan setiap kebijakan diarahkan langsung pada perlindungan kesehatan warga,” tegas Ani.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dinkes DKI Jakarta Ungkap Penyakit yang Jadi Tantangan Saat Ini”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

    Dihantui Penyakit Mirip COVID

    10 Konten

    Dinas Kesehatan DKI mencatat tren peningkatan penyakit dengan keluhan mirip COVID-19, yakni batuk yang tidak sembuh-sembuh. Sementara itu, COVID-19 justru mengalami penurunan. Lalu penyakit apa yang lagi ngegas saat ini?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya