Produk: masker

  • Air Hujan DKI Tercemar Mikroplastik, Harus Gimana Biar Tak Terpapar? Ini Saran Kemenkes

    Air Hujan DKI Tercemar Mikroplastik, Harus Gimana Biar Tak Terpapar? Ini Saran Kemenkes

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat ikut mewaspadai potensi paparan mikroplastik dari air hujan, menyusul temuan riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mendeteksi keberadaan partikel mikroplastik pada air hujan di wilayah DKI Jakarta.

    Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut pihaknya masih berkoordinasi dengan BRIN dan instansi terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

    “Memang ada temuan dari studi BRIN yang menyebutkan hujan kita mengandung mikroplastik. Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendalami hasil riset itu,” beber dr Nadia saat ditemui detikcom di Gedung Trans TV, Rabu (29/10/2025).

    dr Nadia menjelaskan, berdasarkan laporan awal, paparan mikroplastik tersebut bersifat lokal, terutama di wilayah perkotaan padat seperti DKI Jakarta yang memiliki tingkat pencemaran tinggi dan penggunaan bahan plastik dalam keseharian yang masif.

    “Temuan ini masih terbatas di DKI Jakarta, yang memang memiliki sumber sampah plastik cukup tinggi,” katanya.

    Ia menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa setiap kejadian hujan akan selalu mengandung mikroplastik. Namun, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan karena paparan jangka panjang berpotensi memengaruhi kesehatan lingkungan dan manusia.

    “Artinya, ini bukan berarti setiap hujan berikutnya pasti mengandung mikroplastik, tetapi menjadi peringatan agar kita lebih berhati-hati,” jelasnya.

    Pakai Masker dan Hindari Aktivitas Saat Hujan

    Sebagai langkah antisipatif, Kemenkes menyarankan masyarakat menghindari aktivitas langsung di bawah hujan, juga tidak langsung beraktivitas pasca hujan mereda.

    Ia juga menekankan pentingnya menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dalam periode waktu tersebut.

    “Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah menggunakan masker. Bila tidak mendesak, sebaiknya hindari beraktivitas di luar ruangan saat hujan,” lanjut dr Nadia.

    Kemenkes juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah plastik yang lebih baik, mengingat sumber mikroplastik umumnya berasal dari limbah plastik yang terurai di lingkungan dan terbawa aliran udara hingga mencemari atmosfer.

    dr Nadia memastikan, Kemenkes akan terus berkoordinasi dengan BRIN, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan lembaga terkait lainnya untuk memetakan tingkat paparan mikroplastik di udara dan air hujan, sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai dampaknya terhadap kesehatan.

    “Kami akan terus komunikasi dengan BRIN dan pihak terkait agar bisa memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi masyarakat,” katanya.

    Menurut dr Nadia, temuan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran publik terhadap bahaya sampah plastik dan pentingnya mengurangi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Halaman 2 dari 3

    (naf/kna)

  • Menkes Minta Warga Jakarta Pakai Masker dan Kurangi Aktivitas Outdoor

    Menkes Minta Warga Jakarta Pakai Masker dan Kurangi Aktivitas Outdoor

    Jakarta, Beritasatu.com- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi mengimbau masyarakat di Jakarta dan sekitarnya untuk memakai masker saat beraktivitas. Imbauan ini ia keluarkan sebagai respons atas temuan mikroplastik dari peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam air hujan di Jakarta yang menghebohkan belakangan ini.

    Pemakaian masker ditujukan untuk melindungi sistem pernapasan, karena mikroplastik yang terbawa udara dan hujan dapat bertahan lama di tubuh manusia jika terhirup atau tertelan.

    “Imbauan saya buat masyarakat adalah ya kalau bisa yang paling aman melindunginya pakai masker kalau sedang jalan di luar,” kata Budi pada awak media di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

    Ia menambahkan, jika tidak ada aktivitas penting, sebisa mungkin hindari beraktivitas di luar ruangan setelah turun hujan.

    “Usahakan jangan jalan di luar sesudah hujan karena ini turunnya saya dengar kan dekat-dekat hujannya kan, partikelnya,” tambahnya.

    Budi menegaskan, pencegahan yang paling baik idealnya dilakukan langsung dari hulu. Artinta, sumber polusi yang menimbulkan mikroplastik yang harus dikurangi.

    “Mungkin pencegahan lainnya paling bagus memang di hulunya. Artinya memang kita mesti mengurangi sumber polusi dari mikroplastik ini dan ini memang peranan Bapak Gubernur Pramono banyak dan penting sekali. Kalau polusinya berkurang, kita di Kementerian Kesehatan juga akan sangat berkurang bebannya,” pungkas Budi.

    Sementara itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan pihaknya akan berupaya maksimal mengurangi polusi plastik dengan membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Langkah ini, sekaligus dilakukan untuk meminimalisasi produksi hujan yang diduga mengandung mikroplastik.

  • Video: Air Hujan Jakarta Tercemar Mikroplastik, Menkes Imbau Pakai Masker

    Video: Air Hujan Jakarta Tercemar Mikroplastik, Menkes Imbau Pakai Masker

    Video: Air Hujan Jakarta Tercemar Mikroplastik, Menkes Imbau Pakai Masker

  • Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Sarankan Pakai Masker

    Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Sarankan Pakai Masker

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) menyoroti temuan adanya kandungan mikroplastik dalam air hujan di Jakarta yang sebelumnya diungkap peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta.

    Ia mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap potensi dampak kesehatan dari paparan partikel mikroplastik yang dapat bertahan lama di dalam tubuh manusia.

    “Plastik ini kalau masuk ke dalam tubuh akan stay lama. Imbauan saya buat masyarakat adalah kalau bisa, yang paling aman melindunginya pakai masker kalau jalan di luar,” kata Menkes kepada wartawan usai bertemu Gubernur DKI Jakarta Pramono, Selasa (28/10/2025).

    Menkes juga meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan sesaat setelah hujan turun.

    “Usahakan jangan jalan di luar sesudah hujan, karena ini turunnya kan dekat-dekat hujannya, partikelnya,” ujarnya.

    Ia menekankan langkah pencegahan paling efektif dilakukan dari hulu, yaitu dengan mengurangi sumber polusi plastik itu sendiri.

    “Yang paling bagus memang di hulunya. Kita mesti mengurangi sumber polusi dari mikroplastik ini, dan ini peranan Pak Gubernur penting sekali. Kalau polusinya berkurang, beban kami di Kementerian Kesehatan juga akan sangat berkurang,” jelasnya.

    Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti hasil penelitian tersebut dengan mempercepat langkah pengelolaan sampah dan polusi. Ia menyebutkan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PLTSA) akan dipercepat sebagai bagian dari solusi jangka panjang.

    “Seperti yang disampaikan Pak Menteri, kami segera untuk hal yang berkaitan dengan plastik, termasuk PLTSA dan sebagainya, akan segera kita realisasikan,” kata Pramono dalam kesempatan yang sama.

    Pramono juga mendukung imbauan penggunaan masker sebagai langkah sederhana masyarakat dalam melindungi diri dari partikel berbahaya di udara. Ia menambahkan, kualitas udara Jakarta sempat menunjukkan perbaikan dalam beberapa hari terakhir.

    “Tiga hari ini karena ada Jakarta Running Festival, Jakarta bersih banget, hijau banget. Jadi keadaan kita saat ini cukup baik,” ucapnya.

    Temuan mikroplastik di air hujan Jakarta menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat kebijakan pengelolaan sampah plastik dan menjaga kualitas udara serta air. Kemenkes bersama Pemprov DKI berkomitmen melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengurangi dampak polusi terhadap kesehatan warga ibu kota.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Air Hujan Mengandung Mikroplastik, Menkes Imbau Warga Jakarta Gunakan Masker

    Air Hujan Mengandung Mikroplastik, Menkes Imbau Warga Jakarta Gunakan Masker

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk mencegah paparan mikroplastik yang terkandung dalam air hujan Jakarta.

    Hal itu disampaikan Budi Gunadi usai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

    “Imbauan saya kepada masyarakat dalam beraktivitas di luar, kalau bisa yang paling aman menggunakan masker,” kata Budi. 

    Selain itu, dia juga mengimbau agar masyarakat Jakarta dan sekitarnya mengurangi aktivitas di luar ruangan setelah hujan. Hal tersebut untuk mencegah paparan mikroplastik berlebihan.

    Meski demikian, Budi menjelaskan solusi yang efektif adalah menekan jumlah sampah plastik sehingga polusi mikroplastik dapat berkurang. Dia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera melakukan upaya tersebut.

    “Tapi yang paling penting adalah mengurangi polusi plastik,” ucapnya.

    Di saat yang bersamaan, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mendukung imbauan Budi agar masyarakat mengenakan masker, khususnya saat beraktivitas di luar rumah seusai hujan.

    Pramono juga berkomitmen untuk mengatasi persoalan, bekerja sama dengan stakeholder terkait. Di samping itu, terkait beberapa pohon yang tumbang di Jakarta akibat angin kencang, Pramono sudah menginstruksikan kepada petugas untuk menebang pohon-pohon yang berpotensi membahayakan bagi masyarakat.

    Sebelumnya, Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan. 

    Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Jakarta. Partikel-partikel plastik mikroskopis tersebut terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara akibat aktivitas manusia.

    Rata-rata, peneliti menemukan sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari pada sampel hujan di kawasan pesisir Jakarta.

  • Kabut Asap Beracun Selimuti Kota di Pakistan, Kualitas Udara Tembus Level Berbahaya!

    Kabut Asap Beracun Selimuti Kota di Pakistan, Kualitas Udara Tembus Level Berbahaya!

    Jakarta

    Selama tiga hari terakhir, Lahore, kota di Pakistan menempati peringkat sebagai kota paling tercemar di dunia, dengan kualitas udara anjlok ke tingkat berbahaya akibat kabut asap tebal yang menyelimuti kota tersebut. Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai 412, sehingga memicu peringatan kesehatan dan mendorong pemerintah provinsi melakukan penertiban besar-besaran terhadap berbagai sumber polusi.

    Menurut laporan Dawn, wilayah Lower Mall menjadi area yang paling terdampak parah dengan AQI mencapai 680, disusul oleh Iqbal Town (577), Syed Maratib Ali Road (543), Shadman (507), area Universitas Punjab (506), dan Shalimar (495).

    Para ahli lingkungan menganjurkan warga untuk menghindari aktivitas di luar ruangan yang tidak penting, terutama pada pagi dan sore hari, serta memakai masker saat berada di luar rumah. Konsentrasi PM2.5 di udara Lahore tercatat beberapa kali lipat di atas ambang batas aman global, yang meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    Otoritas Manajemen Bencana Punjab (PDMA) mengeluarkan peringatan tinggi di seluruh distrik bagian timur provinsi, termasuk Lahore, Gujranwala, Sheikhupura, Kasur, Nankana Sahib, Faisalabad, Multan, Bahawalpur, Rahim Yar Khan, dan Khanpur.

    Direktur Jenderal PDMA, Irfan Ali Kathia, memperingatkan intensitas kabut asap (smog) diperkirakan akan meningkat dari November hingga pertengahan Desember, berdasarkan prakiraan dari Departemen Meteorologi.

    PDMA telah menginstruksikan seluruh komisioner dan wakil komisioner untuk memastikan pelaksanaan langkah-langkah pemerintah dalam menanggulangi kabut asap. Pihak berwenang juga mengumumkan strategi ketat dan terpadu untuk mengatasi polusi dari sumbernya, termasuk larangan total terhadap pembakaran sisa tanaman, sampah padat, ban, plastik, dan karet.

    Sebelumnya, Menteri Senior Punjab Marriyum Aurangzeb mengatakan bahwa sembilan departemen tengah melakukan operasi besar-besaran melawan kabut asap. Menurut Dawn, sang menteri menyebut pasukan perlindungan lingkungan dan departemen terkait telah sepenuhnya dikerahkan, semua tim sektor lapangan aktif, dan tungku bata diawasi melalui drone dengan laporan langsung secara waktu nyata.

    Ia juga menambahkan bahwa meriam anti-smog dan alat pemantau kualitas udara telah dipasang, sementara prakiraan AQI (Air Quality Index), yang untuk pertama kalinya diterapkan di Punjab, memungkinkan intervensi lebih dini untuk mencegah lonjakan polusi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kota Lahore di Pakistan Timur Diselimuti Kabut Asap Beracun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Teror Gengster Guncang Kota Probolinggo, Puluhan Pemuda Serang Kafe Asyiq

    Teror Gengster Guncang Kota Probolinggo, Puluhan Pemuda Serang Kafe Asyiq

    Probolinggo (beritajatim.com) – Teror gengster kembali mengguncang Kota Probolinggo pada Sabtu malam (25/10/2025) sekitar pukul 22.45 WIB. Puluhan pemuda berpakaian serba hitam mengamuk di Kafe Asyiq yang terletak di Jalan Mastrip, Kelurahan Kedopok, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo. Insiden yang berlangsung singkat ini menyebabkan kepanikan di kalangan pengunjung kafe.

    Pemilik Kafe Asyiq, KH. Muhammad Asnawi Sofyan, mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi begitu cepat. Saat dirinya sedang melakukan kontrol rutin, tiba-tiba rombongan yang diperkirakan berjumlah sekitar seratus orang melintas di depan kafe.

    Tanpa sebab yang jelas, mereka memasuki kafe dan langsung mengacaukan suasana. “Awalnya mereka cuma lewat. Kami perhatikan dengan tenang. Tapi tiba-tiba mereka masuk tanpa motif apa pun, langsung bikin ricuh,” ujar Asnawi, Minggu (26/10/2025).

    Dari pantauan di lokasi, sebagian pelaku teridentifikasi mengenakan atribut perguruan silat, sementara yang lain berpakaian serba hitam dan mengenakan masker. Beberapa di antara mereka juga tampak membawa senjata tajam. Aksi kekerasan ini semakin memicu ketakutan di kalangan pengunjung yang berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.

    “Rata-rata anak muda. Ada yang bawa sajam. Kami tidak tahu apa motifnya. Mereka bahkan sempat melempar batu ke arah pengunjung,” tambah Asnawi, mengungkapkan betapa mengerikannya situasi tersebut.

    Meskipun serangan ini mengancam keselamatan, pihak kafe langsung melakukan upaya untuk menenangkan keadaan. Asnawi dan karyawan lainnya segera membuat barikade untuk menghalau serangan dan menghindari korban jiwa.

    “Kami langsung pasang barikade. Untungnya tidak ada yang terluka. Begitu kami dekati, mereka bubar sendiri,” lanjutnya.

    Kasus ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian setempat, yang kini sedang melakukan penyelidikan terkait identitas dan motif dari kelompok yang diduga terlibat dalam serangan tersebut. Asnawi berharap aparat keamanan segera bertindak tegas untuk mengatasi aksi gengster yang belakangan semakin meresahkan warga Kota Probolinggo. [adi/suf]

  • Heboh Mikroplastik dalam Air Hujan di Jakarta, Bisakah Masuk ke Paru-paru?

    Heboh Mikroplastik dalam Air Hujan di Jakarta, Bisakah Masuk ke Paru-paru?

    Jakarta

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan. fenomena ini terjadi karena siklus plastik kini telah menjangkau atmosfer.

    Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan. Proses ini dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

    Lantas, apakah mikroplastik yang ditemukan di air hujan bisa masuk ke paru-paru?

    Spesialis paru dr Agus Susanto, SpP(K) menjelaskan mikroplastik yang terbawa air hujan akan mengalami pengendapan basah di permukaan bumi. Partikel ini dapat mencemari air, menempel di sayuran atau bahan makanan, dan akhirnya masuk ke tubuh manusia melalui proses tertelan.

    Namun, risiko lain muncul ketika mikroplastik yang telah mengendap tersebut mengering dan terbawa kembali oleh angin. Dalam kondisi ini, partikel mikroplastik dapat melayang di udara permukaan dan terhirup melalui saluran pernapasan hingga masuk ke paru-paru.

    “Semua orang berisiko apabila terhirup mikroplastik pada saluran napas dan paru. Tentunya orang dengan kondisi tertentu memiliki risiko lebih tinggi, seperti orang tua, orang dengan komorbid penyakit paru seperti asma, PPOK, atau dengan komorbid lain seperti Jantung, diabetes,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (23/10/2025).

    dr Agus menekankan beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi risiko paparan mikroplastik di udara, antara lain:

    Menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama ketika tingkat polusi dan debu tinggi. Ini merupakan cara efektif untuk mencegah mikroplastik terhirup ke saluran napas.

    Menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

    Mencegah pelepasan mikroplastik ke udara, misalnya dengan tidak membakar sampah secara mandiri serta memastikan pengelolaan limbah plastik dilakukan dengan benar.

    Mengurangi penggunaan produk plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari untuk menekan jumlah mikroplastik yang beredar di lingkungan.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Kasus Wabah Flu di Thailand Ngegas Lebih dari 700 Ribu, Ternyata Ini Biang Keroknya

    Kasus Wabah Flu di Thailand Ngegas Lebih dari 700 Ribu, Ternyata Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Otoritas kesehatan Thailand melaporkan kasus influenza yang melonjak tajam di seluruh negeri tersebut. Direktur Kantor Pengendalian Penyakit Wilayah 9 Nakhon Ratchasima, Dr Taweechai Visanuyothin bahkan menyebut situasinya semakin mengkhawatirkan.

    Dari 1 Januari hingga 8 Oktober, terdapat 702.238 kasus influenza di seluruh Thailand, dengan angka kejadian 1.081,83 per 100.000 penduduk.

    Sebanyak 61 pasien meninggal dunia, mayoritas lansia dan anak kecil. Kelompok usia 5-9 tahun menjadi yang paling banyak terinfeksi, diikuti anak-anak di bawah 4 tahun dan usia 10-14 tahun.

    Sementara itu, kematian tertinggi tercatat pada kelompok usia 60 tahun ke atas, disusul 50-59 tahun, 40-49 tahun, serta anak di bawah empat tahun.

    Apa Pemicunya?

    “Perubahan cuaca dari akhir musim hujan ke awal musim dingin menjadi faktor utama,” ujar Dr Taweechai.

    Kondisi ini, lanjutnya, dapat meningkatkan risiko infeksi saluran napas, terutama influenza yang penyebarannya tahun ini lebih mudah daripada biasanya.

    Di samping itu, otoritas kesehatan Thailand menyarankan masyarakat menghindari kerumunan, memakai masker, serta rajin mencuci tangan.

    Vaksinasi sangat dianjurkan bagi tujuh kelompok berisiko tinggi, yaitu:

    ibu hamil (minimal usia kehamilan 4 bulan),anak usia 6 bulan-2 tahun,pengidap penyakit kronis (PPOK, asma, jantung, stroke, gagal ginjal, kanker yang sedang kemoterapi, dan diabetes),lansia berusia 65 tahun ke atas,pengidap talasemia atau gangguan imun,individu obesitas, sertapenyandang disabilitas neurologis yang tidak dapat merawat diri sendiri.

    Kelompok ini disarankan mendapat vaksin flu setiap tahun untuk mencegah komplikasi berat dan kematian.

    Otoritas kesehatan Thailand juga terus memantau situasi dan memastikan distribusi vaksin berjalan di seluruh wilayah. Pihaknya juga mengimbau untuk tetap waspada dan menjalankan langkah pencegahan secara disiplin seiring meningkatnya musim flu tahun ini.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Maling Beraksi di Dapur MBG Sukabumi, Motor Raib dalam Hitungan Detik

    Maling Beraksi di Dapur MBG Sukabumi, Motor Raib dalam Hitungan Detik

    Liputan6.com, Sukabumi – Seorang petugas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Warnasari 2, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dikabarkan kehilangan sepeda motornya akibat aksi pencurian yang sangat cepat. 

    Motor Beat Street tahun 2023 milik petugas berinisial EF (18) dari tim pemorsian MBG raib digasak maling hanya dalam durasi 42 detik.

    Insiden ini terjadi pada Senin (20/10) dini hari, tepatnya pukul 04.22 WIB. Menurut petugas keamanan SPPG Warnasari 2, Ergis Pardiswana, sebagian karyawan tengah memanfaatkan waktu istirahat mereka untuk menunaikan salat subuh saat kejadian berlangsung.

    “Ketika kejadian, saya sedang salat. Waktu istirahat rutin kami memang jam 4 sampai jam 5, sekalian salat subuh. Pelaku butuh sekitar 42 detik saja untuk membawa kabur motor,” kata Ergis pada Kamis malam (23/10/2025).

    Meskipun motor tersebut telah dipasang kunci ganda, pelaku terekam CCTV menunjukkan keterampilan yang tinggi. Motor itu berhasil dibobol dengan cepat menggunakan kunci T.

    “Pelakunya sangat profesional, hanya 42 detik motor sudah bisa diambil,” ujarnya.

    Aksi pencurian sepeda motor ini sempat terekam kamera pengawas (CCTV). Dari rekaman terlihat, seorang terduga pelaku sudah mondar-mandir di lokasi sejak pukul 00.30 WIB dengan wajah ditutupi masker hitam.

    “Awalnya tidak ada yang curiga, tapi gerak-geriknya mencurigakan. Caranya berjalan agak berbeda dan mukanya tertutup masker. Kami berasumsi dia sudah mengintai area sejak jauh-jauh hari,” jelasnya. 

    Ia juga menduga pelaku beraksi secara berkelompok, dengan adanya rekan yang menunggu di luar area.