Produk: malware

  • Segera Hapus Aplikasi Android Ini, Ada Maling di Dalamnya

    Segera Hapus Aplikasi Android Ini, Ada Maling di Dalamnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan siber melalui smartphone kerap terjadi, khususnya melalui sistem operasi Android. Banyak aplikasi pada sistem android yang ternyata berbahaya dan dapat meretas data pribadi korban.

    Laporan Malware Fox menyebutkan Android jadi sasaran karena mengadopsi program open-source. Membuat aplikasi di dalamnya bisa dikustomisasi, tidak seperti iOS.

    “Mudah bagi penjahat siber untuk menginfiltrasi perangkat Android menggunakan aplikasi berbahaya. Program malware seperti Trojans, Adware, Spyware, Keylogger, dan banyak lagi,” tulis laporan tersebut, dikutip Minggu (12/1/2025).

    Sejumlah aplikasi terdeteksi mengandung Trojan. Selain itu juga diketahui memiliki malware hingga spyware yang bisa sangat berbahaya untuk ponsel pengguna Android.

    Hindustan Times melaporkan 19 aplikasi berbahaya yang berhasil teridentifikasi. Jika Anda masih memilikinya di dalam HP, sebaiknya langsung hapus atau uninstall.

    Berikut daftar aplikasi berbahaya tersebut:

    1. Fare Gamehub and Box (Trojan)

    2. Hope Camera-Picture Record (Trojan)

    3. Same Launcher and Live Wallpaper (Trojan)

    4. Amazing Wallpaper (Trojan)

    5. Cool Emoji Editor and Sticker (Trojan)

    6. Simple Note Scanner (Spyware)

    7. Universal PDF Scanner (Spyware)

    8. Private Messenger (Spyware)

    9. Premium SMS (Spyware)

    10. Blood Pressure Checker (Spyware)

    11. Cool Keyboard (Spyware)

    12. Paint Art (Spyware)

    13. Color Message (Spyware)

    14. Vlog Star Video Editor (Malware)

    15. Creative 3D Launcher (Malware)

    16. Wow Beauty Camera-Picture (Malware)

    17. Gif Emoji Keyboard (Malware)

    18. Instant Heart Rate Anytime (Malware)

    19. Delicate Messenger (Malware).

    (mkh/mkh)

  • Isi Rekening Bank Ludes, Modus Baru Maling M-Banking Bikin Ngeri

    Isi Rekening Bank Ludes, Modus Baru Maling M-Banking Bikin Ngeri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Modus pembobolan aplikasi M-Banking kerap terjadi. Bila tidak hati-hati bisa membawa risiko tabungan terkuras habis.

    Kemudahan bertransaksi melalui layanan mobile banking atau m-Banking semakin menjadi-jadi, setelah industri perbankan mengembangkan aplikasi m-Banking menjadi aplikasi super yang bisa digunakan untuk melakukan investasi hingga berbagai jenis pembayaran.

    Sejumlah modus penipuan di aplikasi M-Banking antara lain pencurian data pribadi, penipuan atau phising. Untuk menghindari hal tersebut, berikut merupakan hal yang bisa dilakukan nasabah pemilik M-banking, dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan.

    Berikut Tips Menghindari Kejahatan Digital Banking :

    1. Tidak memberitahukan kode akses/ nomor pribadi Personal Identification Number (PIN) kepada orang lain

    2. Tidak mencatat dan menyimpan kode akses/ nomor pribadi SMS banking di tempat yang mudah diketahui orang lain

    3. Periksalah transaksi secara teliti sebelum melakukan konfirmasi atas transaksi tersebut untuk dijalankan

    4. Setiap kali melakukan transaksi, tunggulah beberapa saat hingga menerima respon balik atas transaksi tersebut

    5. Untuk setiap transaksi, nasabah akan menerima pesan notifikasi atas transaksi berupa SMS atau email yang akan tersimpan di dalam inbox. Periksa secara teliti isi notifikasi tersebut dan segera kontak ke bank apabila ada transaksi yang mencurigakan

    6. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera lakukan penggantian PIN

    7. Bilamana SIM Card GSM hilang, dicuri, atau dipindahtangankan kepada pihak lain, segera beritahukan ke cabang bank terdekat atau segera melaporkan ke call center bank tersebut

    8. Hati-hati dengan aplikasi di internet yang merupakan spam atau malware yang mungkin dapat mencuri data-data pribadi dan menyalahgunakannya di kemudian hari

    9. Tidak melakukan transaksi internet di tempat umum seperti warnet, WIFI gratis, karena data-data kita berpotensi dicuri oleh pihak lain dalam jaringan yang sama

    10. Tidak lupa melakukan proses log out setelah selesai melakukan transaksi di internet banking

    11. Jika berganti ponsel, pastikan bahwa semua data-data sudah terhapus untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak lain yang menggunakan ponsel tersebut

    (mkh/mkh)

  • Cara Kerja File APK yang Bisa Kuras Rekening

    Cara Kerja File APK yang Bisa Kuras Rekening

    Jakarta, CNN Indonesia

    Malware Android baru bernama FireScam tengah beredar dalam bentuk aplikasi Telegram versi premium. Malware ini bisa mencuri data-data pribadi pengguna yang bisa berujung rekening dikuras.

    Aplikasi ini didistribusikan melalui situs web phishing di GitHub yang meniru RuStore, pasar aplikasi Rusia untuk perangkat seluler.

    RuStore sendiri diluncurkan pada Mei 2022 oleh grup internet Rusia VK (VKontakte) sebagai alternatif dari Google Play dan App Store milik Apple, setelah adanya sanksi dari pihak Barat yang berdampak pada akses pengguna Rusia terhadap perangkat lunak seluler.

    RuStore merupakan rumah bagi aplikasi-aplikasi yang patuh terhadap peraturan di Rusia, dan dibuat dengan dukungan dari Kementerian Pengembangan Digital Rusia.

    Kemampuan FireScam

    Setelah dieksekusi, layar WebView yang menampilkan halaman login Telegram palsu akan mencuri kredensial pengguna.

    Dikutip dari Bleeping Computer, FireScam terhubung dengan Firebase Realtime Database di mana ia mengunggah data yang dicuri secara real-time dan mendaftarkan perangkat yang disusupi dengan pengenal unik, untuk tujuan pelacakan.

    Perusahaan keamanan siber Cyfirma melaporkan bahwa data yang dicuri hanya disimpan di dalam basis data untuk sementara waktu dan kemudian dihapus, mungkin setelah pelaku ancaman menyaringnya untuk mendapatkan informasi yang berharga dan menyalinnya ke lokasi yang berbeda.

    Malware ini juga membuka koneksi WebSocket yang persisten dengan titik akhir Firebase C2 untuk eksekusi perintah real-time seperti meminta data tertentu, memicu unggahan langsung ke basis data Firebase, mengunduh dan mengeksekusi muatan tambahan, atau menyesuaikan parameter pengawasan.

    FireScam juga disebut dapat memonitor perubahan aktivitas di layar, menangkap peristiwa hidup/mati, dan mencatat aplikasi yang aktif pada saat itu, serta data aktivitas untuk kejadian yang berlangsung lebih dari 1.000 milidetik.

    Malware ini juga dengan cermat memantau setiap transaksi e-commerce, mencoba menangkap data keuangan yang sensitif.

    Dengan kata lain, apa pun yang diketik pengguna, diseret, disalin ke clipboard, dan mencegat bahkan data yang secara otomatis diisi dari pengelola kata sandi atau pertukaran antar aplikasi akan disusupkan ke penjahat siber.

    Meskipun Cyfirma tidak memiliki petunjuk apa pun yang mengarah pada siapa operator FireScam, para peneliti mengatakan bahwa malware tersebut merupakan “ancaman canggih dan beragam” yang “menggunakan teknik penghindaran tingkat lanjut.”

    Maka dari itu, Cyfirma merekomendasikan pengguna untuk berhati-hati saat membuka file dari sumber yang mungkin tidak tepercaya atau saat mengeklik tautan yang tidak dikenal.

    (lom/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jangan Install Aplikasi Sembarangan di Hp Android, Bisa jadi Mata-mata

    Jangan Install Aplikasi Sembarangan di Hp Android, Bisa jadi Mata-mata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah aplikasi di Hp Android ternyata tidak layak diinstall, karena berbahaya bagi penggunanya. Ada sejumlah alasan, salah satunya adalah aplikasi itu dapat memata-matai penggunanya.

    Ancaman dari aplikasi berbahaya ini masih mengintai, terutama yang mengakses izin sensitif di ponsel Anda.

    Baru-baru ini, ditemukan 77 aplikasi berbahaya di Google Play Store yang mampu melakukan pengintaian aktivitas pengguna dan mencuri kredensial. Aplikasi-aplikasi ini mengandalkan teknologi canggih seperti DroidBot, sebuah Android Remote Access Trojan (RAT).

    DroidBot memiliki kemampuan untuk mengontrol perangkat pengguna secara jarak jauh dengan fitur seperti VNC (Virtual Network Computing) tersembunyi dan overlay, yang sering digunakan oleh spyware.

    Penelitian dari Cleafy menunjukkan bahwa DroidBot dapat menyalahgunakan layanan aksesibilitas, sebuah fitur penting yang dirancang untuk membantu pengguna dengan kebutuhan khusus.

    Ketika disalahgunakan, layanan ini memungkinkan malware mengambil alih perangkat dan mengakses fungsi-fungsi sistem yang sensitif.

    Sebuah penelitian yang dilakukan oleh CyberNews mengungkap bahwa dari 50 aplikasi populer yang dianalisis, sebanyak 33 aplikasi meminta akses ke kamera dan mikrofon, sementara 26 aplikasi lainnya melacak lokasi pengguna dengan presisi tinggi. Bahkan, banyak dari aplikasi ini juga mencoba mengakses kontak pengguna tanpa alasan yang jelas.

    Melansir Forbes, permintaan izin seperti ini sering kali menjadi awal dari penyalahgunaan data pribadi. Kamera, mikrofon, dan pelacakan lokasi adalah izin yang paling sering digunakan oleh spyware untuk mengumpulkan informasi tanpa sepengetahuan Anda.

    Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk tidak memberikan izin ini kecuali benar-benar diperlukan untuk fungsi utama aplikasi.

    Langkah perlindungan dari Google

    Untuk membantu pengguna lebih waspada, Android 15 memperkenalkan pembaruan di Privacy Dashboard. Dengan fitur ini, pengguna kini dapat memantau penggunaan izin sensitif seperti lokasi, kamera, dan mikrofon hingga 7 hari ke belakang. Hal ini memberikan gambaran lebih luas tentang aplikasi mana yang berpotensi menyalahgunakan izin.

    Menurut laporan 9to5Google, fitur ini telah tersedia melalui pembaruan sistem Google Play November 2024 di beberapa perangkat Google Pixel. Dengan ini, pengguna dapat lebih mudah mengidentifikasi aplikasi yang menyedot daya baterai atau menggunakan izin secara mencurigakan.

    Untuk melindungi privasi, Anda juga dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

    1. Hindari Menginstal Aplikasi dari Sumber Tidak Resmi: Selalu unduh aplikasi hanya dari Google Play Store dan periksa ulasan serta reputasi pengembang.

    2. Periksa Izin Aplikasi Secara Rutin: Tolak akses kamera, mikrofon, dan lokasi untuk aplikasi yang tidak membutuhkan izin tersebut.

    3. Hapus Aplikasi yang Tidak Digunakan: Selalu periksa daftar aplikasi yang ada di Hp Anda. Jika ada aplikasi lama yang tidak terpakai, lebih baik dihapus.

    4. Perbarui Sistem Operasi dan Aplikasi Secara Berkala: Selalu perbarui sistem operasi dan aplikasi-aplikasi Anda. Karena pembaruan sering kali mencakup perbaikan keamanan penting.

    (wnu/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Buka Judi Online dan Website Porno, HP Dibajak Rekening Terkuras

    Buka Judi Online dan Website Porno, HP Dibajak Rekening Terkuras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian mengungkapkan penyebab perangkat terinfeksi malware karena pengguna mengakses situs web dewasa dan juga judi online.

    Temuan itu diungkapkan Fabio Massacci dari Universitas Trento dan Universitas Vrije Amsterdam beserta timnya. Dia menggunakan data yang dikumpulkan melalui analisis telemetri dari Tren Micro dengan sampel mencapai 20 ribu entri.

    Analisis itu, tim penelitian itu mengidentifikasi faktor risiko malware menginfeksi perangkat. Namun, jenisnya akan berbeda bergantung konten apa yang diakses pengguna.

    Umumnya, makin banyak software yang digunakan akan makin tinggi risiko terkena virus atau ransomware. Namun ada perbedaan soal jenis malware karena perilaku pengguna.

    Misalnya pengunjung situs judi online lebih mungkin mendapatkan penambang kripto. Sementara web porno dengan trojan dan alat peretasan yang lebih umum.

    “Baik perilaku sistem atau konten meningkatkan risiko terkena berbagai jenis malware,” jelasnya dikutip dari Fast Company, Jumat (3/2/2025).

    Tim peneliti menjelaskan tidak bisa mengidentifikasi satu solusi ajaib mengatasi risiko malware terinstal ke perangkat. Terpenting, mereka menjelaskan soal prilaku terkait mengapa jenis malware tertentu bisa masuk.

    Diharapkan temuan ini bisa membuat perusahaan lebih bersiap diri. Termasuk mencoba dan mengurangi risiko yang ada.

    “Dengan mengetahui perilaku pengguna terkait dengan malware yang mana, organisasi bisa mengurangi risiko keamanan siber dengan cara menghemat biaya ancaman tertentu yang dianggap penting,” kata Massaci.

    (dem/dem)

  • Telepon dari Penipu Mudah Dikenali, Begini Ciri Khas Vishing

    Telepon dari Penipu Mudah Dikenali, Begini Ciri Khas Vishing

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Modus penipuan vishing atau phising suara makin marak terjadi. Hal ini digunakan untuk menjebak korban.

    Metode vishing dalam penipuan online bertujuan memancing korban untuk menyerahkan akses atau informasi yang bisa digunakan untuk membajak HP atau aplikasi mobile.

    Pelaku akan mengirimkan link dan meminta korban mengkliknya, bisa juga dengan mendownload file. Mereka melakukan segala cara agar korban terjerat dengan tipuan ini.

    Untuk itu, Anda perlu waspada dan berhati-hati jika menerima telepon dari orang asing, terlebih dari nomor tak dikenal.

    Ada beberapa cara yang dilakukan pelaku Vishing, Berikut tanda-tandanya:

    1. Mengaku dari Pemerintah atau Perusahaan Besar

    Anda perlu waspada jika mendapatkan telepon dari lembaga pemerintah atau perusahaan besar. Pelaku akan berperan seolah-olah memiliki otoritas tertentu untuk mengintimidasi korbannya.

    2. Menawarkan Kesepakatan atau Hadiah

    Pelaku juga biasanya mengiming-imingi kesepakatan atau hadiah tertentu. Jadi hati-hati jika ada tawaran menggiurkan tersebut dan jangan percaya pada siapapun yang mengatakannya.

    3. Tidak Tahu Nama Anda

    Anda harus berhati-hati jika menerima telepon dan melakukan sapaan umum. Biasanya petugas resmi akan mengetahui siapa dan identitas lawan bicaranya.

    4. Klaim Utang yang Belum Dibayar

    Taktik lain yang digunakan adalah mengklaim calon korban punya utang yang belum dibayar. Pelaku akan mengancam mereka dengan denda atau hukuman penjara.

    5. Meminta Informasi Sensitif dan Pribadi

    Pelaku juga menggunakan metode meminta informasi sensitif atau pribadi. Misalnya nomor KTP atau nomor kartu kredit. Perlu diingat perusahaan resmi seharusnya sudah punya informasi tertentu soal pelanggan atau penggunanya. Ingat jangan memberikan data apapun kepada orang yang tidak kita kenal.

    6. Perangkat Terinfeksi Malware

    Trik berikutnya yang digunakan adalah mengatakan perangkat telah terinfeksi malware atau virus. Hati-hati dengan klaim tersebut dan jangan pernah menginstal software untuk mengakses jarak jauh seperti AnyDesk atau Team Viewer.

    7. Ada Jeda Saat Menjawab Telepon

    Hati-hati saat merasakan tanda aneh seperti jeda saat menjawab telepon. Biasanya penipu akan menggunakan teknologi panggilan otomatis untuk menghubungkan korban.

    (fab/fab)

  • Tanda WhatsApp Disadap dari Jarak Jauh, Tiba-tiba Mendadak Begini

    Tanda WhatsApp Disadap dari Jarak Jauh, Tiba-tiba Mendadak Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peretasan hingga penyadapan pada aplikasi Whatsapp sering kali terjadi. Biasanya dilakukan untuk tujuan melakukan penipuan atau hingga menguras rekening melalui ponsel pintar.

    Ada banyak cara peretas melakukan penyadapan seperti memasang aplikasi pihak ketiga, memanfaatkan WhatsAp Web dan mengirimkan malware. Biasanya ini bertujuan untuk melakukan penipuan hingga menguras rekening para korbannya.

    Ada beberapa ciri mengenali WhatsApp Anda mungkin tengah disadap oleh orang lain. Berikut beberapa ciri-cirinya:

    1. OTP

    Anda perlu waspada jika mendapati pesan berisi One Time Password atau OTP WhatsApp. Kode berisi enam angka hanya dikirim melalui SMS saat akan mengakses WhatsApp. Artinya ada seseorang yang berusaha masuk ke akun Anda jika terdapat SMS OTP yang masuk. Ingat untuk tidak memberikan kode tersebut kepada siapapun.

    2. Keluar dari WhatsApp

    Ciri lainnya adalah akun WhatsApp yang tiba-tiba keluar atau log out sendiri. Ini terjadi bisa saja saat ada perangkat yang berusaha mencoba masuk ke akun. Anda bisa mengecek perangkat apa yang terhubung dengan akun dengan masuk ke pengaturan dan pilih opsi WhatsApp Web.

    3. Pesan Terbaca

    Jika Anda merasa tidak pernah membaca pesan tertentu namun ternyata pesan telah terbuka, kemungkinan ini menjadi ciri-ciri akun telah dibajak oleh orang lain.

    4. Pesan Terkirim Sendiri

    Sama seperti sebelumnya, tetap waspada saat melihat ada pesan WhatsApp yang terkirim sendiri. Ini terjadi saat Anda tak pernah merasa mengirimkan apapun.

    5. Status WA Asing

    Anda juga patut curiga jika melihat status WhatsApp yang asing, padahal tidak pernah membuat unggahan tersebut sebelumnya.

    6. Melakukan Panggilan Telepon

    Ciri terakhir penyadapan WhatsApp adalah adanya panggilan telepon asing. Sama seperti ciri lainnya, Anda tak pernah melakukan telepon itu sebelumnya.

    Untuk menghindari penyadapan, salah satu yang bisa dilakukan adalah verifikasi dua langkah. Fitur tersebut mencegah pihak lain mengakses akun WhatsApp, karena tidak mengetahui kode yang didaftarkan pengguna.

    Anda juga perlu ingat tidak membagikan kode verifikasi dua langkah agar tidak ada pihak manapun yang bisa membuka akun tanpa sepengetahuan Anda. Berikut cara mengaktifkannya:

    Klik opsi tiga titik
    Masuk ke Settings, lalu menuju Account dan klik Two-Step Verification
    Tekan Enable
    Masukkan enam kode
    Jangan lupa masukkan alamat email untuk memulihkan lupa kode yang didaftarkan.

    (tfa/wur)

  • BRImo Terapkan Proteksi Berlapis dan Fitur Anti-Malware Terbaru

    BRImo Terapkan Proteksi Berlapis dan Fitur Anti-Malware Terbaru

    Jakarta

    Di tengah maraknya kejahatan siber, keamanan transaksi digital menjadi hal yang mutlak. Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjawab tantangan ini dengan memperkuat benteng pertahanan aplikasi mobile banking andalannya, BRImo. Tak main-main, BRImo kini dibekali proteksi berlapis dan fitur anti-malware terbaru, menjadikannya semakin aman dan nyaman digunakan.

    Lonjakan pengguna BRImo menjadi bukti nyata kepercayaan nasabah terhadap komitmen BRI dalam menghadirkan layanan perbankan digital yang aman. Hingga November 2024, jumlah pengguna BRImo telah melampaui 38,14 juta, atau mengalami pertumbuhan 22,93% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Dari sisi transaksi finansial, BRImo mencatat pertumbuhan impresif dengan frekuensi transaksi mencapai Rp3,9 miliar pada November 2024, tumbuh 42% secara tahunan (YoY) dan volume mencapai Rp5.057 Triliun.

    “BRI berkomitmen untuk selalu menjaga keamanan data nasabah. Kami menerapkan berbagai langkah keamanan agar data nasabah BRImo tetap terlindungi,” ungkap Andrijanto, Direktur Retail Funding and Distribution BRI saat dihubungi detikINET.

    Fitur Keamanan BRImo

    BRImo menyiapkan antisipasi keamanan berlapis. Tak hanya mengandalkan satu, tapi berlapis-lapis fitur keamanan canggih. Berikut ini sederet fitur keamanan BRImo yang memastikan transaksi pengguna aman dan nyaman:

    Autentikasi Dua Faktor (2FA) Super Ketat: Lupakan login hanya dengan username dan password! BRImo menerapkan 2FA yang mewajibkan pengguna memasukkan PIN dan kode OTP (One-Time Password) yang dikirimkan ke nomor HP yang terdaftar saat install BRImo ataupun melakukan perpindahan device. Pastikan nomor HP tersebut melekat di handphone yang digunakan untuk loginDinding Data Terenkripsi: BRI menggunakan teknologi enkripsi data mutakhir. Informasi sensitif yang dikirimkan antara nasabah dan bank diacak sedemikian rupa sehingga mustahil dibaca oleh pihak tak bertanggung jawabPengembangan Aplikasi dengan Tim Sekuriti Elit (DevSecOps): BRImo dikembangkan dengan melibatkan tim keamanan siber berpengalaman (DevSecOps practices). Aplikasi ini juga rutin diuji keamanannya secara berkala. Jadi, aplikasi ini dipastikan aman dan bebas celahMata Elang 24/7: Pemantauan Keamanan TI Real-Time: Sistem keamanan BRI bekerja non-stop, memantau setiap aktivitas mencurigakan. Celah keamanan? Langsung ditangani secara proaktif! (vulnerability management)Edukasi Keamanan Digital: BRI aktif mengedukasi nasabahnya tentang pentingnya keamanan digital melalui berbagai program awareness. Nasabah diajak untuk lebih waspada terhadap modus-modus kejahatan siber.Waspada Pengaturan HP

    BRI mengimbau nasabah untuk lebih memahami pengaturan di HP mereka, khususnya sebelum menggunakan aplikasi mobile banking. Pengetahuan tentang pengaturan HP akan membuat pengguna lebih waspada dan berhati-hati dalam mengizinkan akses aplikasi, terutama aplikasi dari sumber yang tidak jelas. Dengan demikian, pengguna dapat terhindar dari jebakan social engineering yang marak terjadi.

    Di samping itu, BRI terus meningkatkan keamanan aplikasinya. Dalam versi terbaru BRImo (2.75.0), BRI menambahkan fitur keamanan baru berupa pop up informasi. Fitur ini akan muncul ketika BRImo mendeteksi user mengaktifkan aplikasi atau services yang menggunakan fitur Accessibility di Android.

    Pop up ini akan mengarahkan pengguna ke halaman pengaturan untuk menonaktifkan fitur aksesibilitas. Pop up ini akan hilang ketika aplikasi atau services yang menggunakan Accessibility dimatikan.

    BRI memandang fitur aksesibilitas pada sebagian tipe Android sebagai celah keamanan yang perlu diwaspadai. Sebab saat ini masih terjadi upaya kejahatan digital dengan menggunakan aplikasi yang berisi malware dari sumber yang tidak resmi.

    Aplikasi-aplikasi berbahaya ini biasanya tidak tersedia di Play Store dan disebar melalui media sosial dalam bentuk undangan, aplikasi pembayaran denda, atau update data diri. Dengan tidak menginstal aplikasi serupa dan menonaktifkan fitur aksesibilitas di HP berbasis Android, maka dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan handphone.

    Dengan berbagai fitur keamanan yang terus diperbarui dan ditingkatkan, BRImo tidak hanya menawarkan kemudahan bertransaksi, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penggunanya. Keamanan data dan dana nasabah tetap menjadi prioritas utama BRI dalam menghadirkan layanan perbankan digital terbaik di Indonesia.

    (rns/rns)

  • Jaga Keamanan Data Nasabah, BRI Tegaskan Pentingnya Masyarakat Hindari Instalasi APK Ilegal

    Jaga Keamanan Data Nasabah, BRI Tegaskan Pentingnya Masyarakat Hindari Instalasi APK Ilegal

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman siber yang sering kali dimulai dari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak resmi. Pemasangan file APK (Android Package) dari luar Play Store resmi dapat membuka celah bagi serangan malware. Dalam beberapa kasus, perangkat yang terinfeksi malware ini berisiko mengalami pencurian data pribadi, termasuk informasi akun perbankan, yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan berujung kepada kehilangan dana yang disimpan di perbankan.

    Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyarankan masyarakat agar selalu mengunduh aplikasi dari situs terpercaya, “Keamanan digital menjadi prioritas utama bagi BRI. Kami menyadari bahwa ancaman siber terus berkembang, dan kami selalu berkomitmen untuk terus menjaga data nasabah dengan standar tertinggi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat selalu mengunduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store, terutama untuk aplikasi yang terkait dengan layanan perbankan. Hal ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman yang semakin kompleks,” ujarnya.

    BRI juga menegaskan pentingnya melakukan verifikasi terhadap izin aplikasi sebelum mengunduh atau memasang aplikasi, serta rutin memperbarui aplikasi mobile banking untuk menjaga keamanan nasabah. Selain itu, BRI mendorong para pengguna untuk mengaktifkan fitur Play Protect yang disediakan oleh Google untuk mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya yang dapat merusak perangkat.

  • BRI Imbau Masyarakat Hindari Install APK Ilegal, Ini Alasannya!

    BRI Imbau Masyarakat Hindari Install APK Ilegal, Ini Alasannya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengimbau masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman siber dari pemasangan aplikasi yang sumbernya tidak resmi. Sebab pemasangan file APK (Android Package) dari luar PlayStore resmi dapat membuka celah bagi serangan malware.

    Dalam beberapa kasus, perangkat yang terinfeksi malware berisiko mengalami pencurian data pribadi. Termasuk informasi akun perbankan, yang dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan berujung kepada kehilangan dana yang disimpan di perbankan.

    Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menyarankan masyarakat agar selalu mengunduh aplikasi dari situs terpercaya.

    “Keamanan digital menjadi prioritas utama bagi BRI. Kami menyadari bahwa ancaman siber terus berkembang, dan kami selalu berkomitmen untuk terus menjaga data nasabah dengan standar tertinggi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat selalu mengunduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google PlayStore, terutama untuk aplikasi yang terkait dengan layanan perbankan. Hal ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman yang semakin kompleks,” ujarnya dikutip Jumat (3/1/2025).

    BRI juga menegaskan pentingnya melakukan verifikasi terhadap izin aplikasi sebelum mengunduh atau memasang aplikasi, serta rutin memperbarui aplikasi mobile banking untuk menjaga keamanan nasabah. Selain itu, BRI mendorong para pengguna untuk mengaktifkan fitur Play Protect yang disediakan Google untuk mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya yang dapat merusak perangkat.

    Adapun berikut modus penipuan siber yang perlu diwaspadai

    -Penyamaran oleh Penjahat Siber

    Pelaku kejahatan digital seringkali berpura-pura menjadi perwakilan lembaga atau perusahaan terpercaya untuk mengelabui korban.

    -Pengunduhan Aplikasi Palsu

    Korban diarahkan untuk mengunduh file APK yang tampaknya berasal dari sumber terpercaya, namun sebenarnya adalah aplikasi berbahaya. Aplikasi palsu ini seringkali juga memperdaya nasabah untuk mengubah konfigurasi ponsel agar menjadi kurang aman atau meminta izin (permissions) yang berlebihan dan sebetulnya tidak diperlukan.

    -Pengaturan Keamanan yang Dimodifikasi

    Korban dipandu untuk menonaktifkan fitur keamanan seperti Play Protect atau mengaktifkan opsi instalasi dari sumber yang tidak dikenal, yang membuka potensi celah keamanan.

    -Akses ke Data Pribadi

    Setelah aplikasi berbahaya terinstal, penjahat siber dapat mengakses dan mencuri data pribadi korban, termasuk informasi perbankan.

    Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan

    -Unduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store untuk memastikan keamanan aplikasi yang di-install

    -Aktifkan fitur Play Protect pada perangkat Android untuk memindai dan memblokir aplikasi berbahaya secara otomatis

    -Nonaktifkan opsi instalasi dari sumber tidak dikenal pada pengaturan perangkat untuk mencegah penginstalan aplikasi dari luar toko aplikasi resmi

    -Pastikan fitur Accessibility Services (Layanan Aksesibilitas) dinonaktifkan di pengaturan Android untuk mencegah penyalahgunaan

    -Periksa izin (permissions) aplikasi dengan teliti, terutama yang berhubungan dengan data sensitif dan fitur perangkat

    -Selalu perbarui aplikasi mobile banking ke versi terbaru untuk mendapatkan perlindungan tambahan dari potensi celah keamanan

    Tindakan darurat jika terindikasi terkena APK berbahaya

    -Segera nonaktifkan akses ke aplikasi mobile banking atau layanan keuangan pada perangkat

    -Hubungi Call Center BRI di 1500-017 untuk mendapatkan bantuan segera

    -Lakukan “Factory Reset” untuk mengembalikan perangkat ke kondisi aman dan meminimalkan kerusakan lebih lanjut

    “BRI mengajak seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan digital mereka. Dengan memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah perlindungan yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan melindungi diri dari ancaman siber yang semakin kompleks,” ujar Arga.

    (dpu/dpu)