Produk: lemak

  • Mau Cepat Kurus? Olahraga Saat Puasa Bantu Bakar Lemak Lebih Banyak

    Mau Cepat Kurus? Olahraga Saat Puasa Bantu Bakar Lemak Lebih Banyak

    Jakarta – Puasa Ramadan kerap dijadikan sebagai kesempatan oleh masyarakat untuk menurunkan berat badan. Dibantu dengan pola makan yang lebih teratur selama puasa, olahraga jadi lebih efektif membakar lemak tubuh.

    Spesialis kedokteran olahraga Mayapada Hospital Tangerang, dr Febianto Nurmansyach, SpKO, menjelaskan bahwa proses pembakaran lemak tubuh dipengaruhi oleh dua faktor penting, yakni pola makan atau diet dan aktivitas fisik, salah satunya berolahraga.

    Menurut dr Febianto, puasa termasuk modifikasi diet karena pola makan berubah dibanding biasanya. Dengan didukung olahraga yang tepat, kondisi ini dapat meningkatkan efektivitas pembakaran lemak dalam tubuh.

    “Dalam beberapa penelitian apabila kebiasaan pola makan dikombinasikan dengan pola latihan atau aktivitas fisik, itu lebih cenderung memiliki keunggulan untuk mengurangi konsumsi atau simpanan energi dalam tubuh kita, yang salah satunya lemak,” kata dr Febianto ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (5/3/2025).

    Ia menuturkan, aktivitas fisik dalam bentuk olahraga dapat membantu proses pembakaran lemak, sedangkan puasa dapat mengontrol asupan lemak agar tidak berlebihan. Oleh karena itu, dr Febianto sangat menyarankan olahraga selama bulan puasa, khususnya bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.

    dr Febianto mengatakan ada 3 pilihan waktu populer untuk orang yang mau tetap berolahraga selama berpuasa. Ketiganya adalah setelah sahur, sebelum berbuka, dan setelah berbuka puasa atau usai tarawih.

    Ia juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan intensitas dan durasi berolahraga selama puasa. Jangan sampai olahraga yang dilakukan berlebihan justru dapat mengganggu kesehatan dan ibadah selama bulan Ramadan.

    “Kalau misalnya (olahraga) malam hari, disarankan itu sebenarnya bagi mereka yang umumnya jarang berolahraga sebelum puasa, intensitasnya ringan sampai sedang, dengan durasi kalau intensitas ringan atau sedang itu durasinya sekitar 60-90 menit,” ucapnya.

    “Kalau kita ukur dengan alat yang banyak sekarang ini smartwatch yang bisa memantau denyut jantungnya, biasanya sekitar 60-70 persen maksimal,” tandas dr Febianto.

    (avk/up)

  • Hari Perempuan Internasional 2025, Ini Tiga Prioritas Kesehatan yang Harus Dijaga – Halaman all

    Hari Perempuan Internasional 2025, Ini Tiga Prioritas Kesehatan yang Harus Dijaga – Halaman all

    Hari Perempuan Internasional 2025, Ini Tiga Prioritas Kesehatan yang Harus Dijaga   

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

     

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Seorang perempuan sering kali harus dihadapkan dengan menyeimbangkan karir, tanggung jawab terhadap keluarga, dan memiliki tugas utama sebagai pengasuh.

    Mengusung tema ‘Accelerating Action’, Hari Perempuan Internasional 2025 menjadi momentum agar seluruh perempuan di dunia bisa kembali memegang kendali atas kesehatan mereka sendiri.

    Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, Dr Vipada Sae-Lao mengatakan, kondisi ini membuat perempuan cenderung mengalami tingkat stres yang tidak proporsional yang kemudian bermanifestasi menjadi beragam masalah kesehatan fisik dan mental.

    Tekanan yang konstan ini dapat berkontribusi pada melemahnya sistem kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, gangguan tidur, serta meningkatnya kerentanan terhadap penyakit kardiovaskular, gangguan autoimun, bahkan depresi.

    “Banyak penyakit yang mengubah hidup, seperti penyakit autoimun, demensia dan sarkopenia. cenderung lebih banyak mempengaruhi perempuan dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk memahami seluk-beluk ini dan mencari perawatan yang dipersonalisasi demi memenuhi kebutuhan spesifik mereka,” ungkap Dr Vidapa ditulis di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

    Berikut panduan kesehatan yang bisa dilakukan agar kesehatan perempuan terjaga.

    1.     Memprioritaskan Kesehatan Jantung

     

    Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama mortalitas pada perempuan di Asia, yang menyumbang hampir 35 perempuan kematian pada tahun 2019.

     

    Data menunjukkan, wilayah Asia memiliki angka kematian akibat penyakit kardiovaskular (PKV) yang distandardisasi menurut usia tertinggi untuk perempuan secara global, yaitu 467,2 per 100.000 populasi pada tahun 2019.

    Sesuai data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, selama 10 tahun terakhir di Indonesia, prevalensi penyakit jantung pada perempuan secara konsisten lebih tinggi daripada laki-laki.

    Sayangnya, penyakit ini memengaruhi perempuan di seluruh kelompok usia dan terus kurang terdiagnosis serta kurang terobati akibat kesalahpahaman dan kurangnya kesadaran di antara penyedia layanan kesehatan dan masyarakat.

     

    Pemeriksaan rutin untuk faktor risiko seperti tekanan darah, kolesterol, obesitas, atau diabetes sangat penting untuk deteksi dini masalah terkait jantung.

     

    Olahraga rutin, mengonsumsi makanan sehat, dan mempertahankan berat badan yang sehat mendukung kesehatan jantung.

     

    Aktivitas seperti yoga dan meditasi dapat mendukung kesehatan mental dan fisik, menurunkan tingkat stres, serta memberikan manfaat bagi tekanan darah dan kadar kolesterol.

    Olahraga membantu pembuluh darah rileks dan melebar, sehingga memungkinkan darah mengalir secara efisien untuk menutrisi jantung.

     

    Pola makan sehat sangat membantu dalam meningkatkan kesehatan jantung. Buah-buahan segar, sayuran berwarna-warni, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh memasok energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Makanan seperti ikan berlemak, biji rami, kacang walnut, biji labu, dan kedelai kaya akan asam lemak omega-3 dan fitonutrien, yang juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

     

    2.     Memelihara Kesehatan Hormon

     

    Perubahan hormon merupakan bagian alami dari tahapan kehidupan seorang wanita melalui menstruasi, kehamilan, dan menopause.

     

    Namun, perubahan tersebut juga dapat menyebabkan masalah seperti periode yang tidak teratur, perubahan suasana hati (mood swing), dan masalah kesuburan.

     

    Zat besi, sebagai nutrisi esensial, memainkan peran krusial dalam keseimbangan hormon pada perempuan.

     

    Zat besi adalah komponen utama hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membantu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

     

    Perempuan kehilangan zat besi melalui siklus bulanan mereka, dan banyak yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Mempertahankan kadar zat besi yang cukup sangat penting untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan, terutama selama tahapan kehidupan utama yang ditandai dengan fluktuasi hormon.

     

    Ketidakseimbangan hormon perlu ditangani melalui penyesuaian gaya hidup, pola makan seimbang, aktivitas fisik, dukungan sosial, serta pemeriksaan kesehatan rutin dan perawatan medis yang tepat.

     

    3.     Memahami Kehilangan Massa Otot dan Kelemahan Tulang

     

    Penuaan menyebabkan hilangnya massa dan kekuatan otot rangka secara involunter, suatu kondisi yang disebut sarkopenia, yang cenderung lebih banyak mempengaruhi perempuan. Dampak sarkopenia dapat menjadi serius karena kekuatan otot sangat penting untuk mengurangi kemungkinan terjatuh dan meminimalkan risiko patah tulang.

     

    Penelitian menunjukkan, usia, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, indeks otot rangka, dan glukosa puasa dapat menjadi faktor risiko sarkopenia pada perempuan.

     

    Osteoporosis, di sisi lain, adalah potensi hilangnya kalsium dari tulang yang membuatnya rapuh dan lebih rentan terhadap patah tulang. Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan laki-laki karena perubahan hormon yang terjadi selama menopause, yang secara langsung mempengaruhi kepadatan tulang.

     

    Aktivitas fisik harian, olahraga dalam bentuk aerobik atau latihan resistensi diperlukan untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menjaga massa otot, terutama pada perempuan yang lebih tua. Nutrisi yang seimbang juga memainkan peran kunci dalam pencegahan dan pengelolaan sarkopenia dan osteoporosis.

     

    Konsumsi jumlah protein yang dibutuhkan dan membangun kekuatan otot dapat membantu memperlambat laju sarkopenia dan meningkatkan kualitas hidup.

     

    Konsumsi sayuran segar, tahu, dan beberapa produk susu seperti susu, keju, dan yoghurt sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium tulang.

     

    Selain itu, vitamin D mendukung kesehatan tulang dan gigi dengan membantu tubuh menyerap kalsium. Sumber makanan yang mengandung vitamin D termasuk ikan berlemak, kuning telur, makanan yang difortifikasi hati. Namun, suplemen mungkin diperlukan karena sulit untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan hanya dari makanan.

     

    Mempertahankan pola makan yang seimbang, tetap aktif, mendapatkan tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi beberapa tantangan kesehatan yang dihadapi perempuan dalam hidup mereka.

     

    Studi juga menunjukkan bahwa berolahraga bersama komunitas atau teman dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, persahabatan, dan tujuan bersama, sehingga meningkatkan perasaan pendukung, terutama di antara perempuan. Aktivitas fisik kelompok seperti olahraga tim, kelas kebugaran, atau bahkan komunitas jalan kaki, memberikan kesempatan untuk berinteraksi secara sosial, meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi perasaan kesepian atau terisolasi.

     

    “Meskipun diskusi tentang kesehatan perempuan telah berkembang selama bertahun-tahun, jelas bahwa kita masih memiliki jalan panjang untuk ditempuh. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan, memprioritaskan perawatan diri, dan mengadvokasi akses perawatan kesehatan yang lebih baik dapat memberdayakan perempuan untuk mempercepat perjalanan mereka menuju pemberdayaan—sebuah perjalanan yang menitikberatkan pada kesehatan tubuh dan pikiran, serta hak dan kesempatan,” ujar Vidapa.

  • Bisa Tetap Olahraga Saat Puasa, Ini Waktu yang Tepat dan Manfaatnya

    Bisa Tetap Olahraga Saat Puasa, Ini Waktu yang Tepat dan Manfaatnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Berpuasa di bulan suci Ramadan bukan alasan untuk berhenti berolahraga. Justru, aktivitas fisik dapat membantu menjaga kebugaran tubuh selama menjalani puasa. Agar tubuh tetap prima dan terhindar dari kelelahan, olahraga saat puasa sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat agar tidak membebani tubuh.

    Olahraga saat berpuasa memiliki berbagai manfaat, seperti meningkatkan metabolisme, membantu pembakaran lemak, dan menjaga daya tahan tubuh. Namun, penting untuk memilih waktu yang ideal agar tetap bugar tanpa mengganggu ibadah puasa.

    Lantas, kapan waktu terbaik untuk berolahraga saat puasa? Berikut ini penjelasannya.

    Waktu Terbaik untuk Berolahraga saat Puasa

    Agar tetap aman dan efektif, olahraga saat puasa sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat. Berikut ini beberapa pilihan waktu terbaik untuk berolahraga selama Ramadan.

    1. Setelah sahur

    Berolahraga setelah sahur bisa menjadi pilihan karena tubuh baru saja mendapatkan asupan nutrisi dan cairan. Dengan begitu, tubuh memiliki cukup energi untuk melakukan aktivitas fisik tanpa merasa lemas.

    2. Menjelang berbuka puasa

    Berolahraga sebelum berbuka puasa dapat membantu membakar lemak lebih efektif. Saat tubuh dalam kondisi perut kosong, cadangan lemak digunakan sebagai sumber energi utama, sehingga dapat mendukung penurunan berat badan.

    3. Setelah berbuka puasa

    Waktu ini juga ideal untuk berolahraga karena tubuh telah mendapatkan kembali energi dari makanan dan minuman. Sebaiknya, olahraga dilakukan sekitar 1–2 jam setelah makan agar sistem pencernaan memiliki waktu untuk bekerja dengan baik.

    Manfaat Berolahraga Saat Puasa

    Selain menjaga kebugaran, olahraga selama puasa juga memberikan berbagai manfaat kesehatan seperti berikut ini.

    Menjaga metabolisme tetap optimal

    Selama puasa, metabolisme tubuh cenderung melambat akibat perubahan pola makan. Berolahraga membantu menjaga laju metabolisme agar tetap efisien dalam membakar kalori.

    Meningkatkan pembakaran lemak

    Saat berpuasa, tubuh lebih banyak menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi. Dengan berolahraga, proses pembakaran lemak dapat berlangsung lebih optimal.

    Meningkatkan daya tahan tubuh dan kebugaran

    Rasa lemas saat puasa sering terjadi akibat perubahan pola makan dan aktivitas. Namun, dengan tetap berolahraga, tubuh dapat beradaptasi lebih baik dan tetap segar sepanjang hari.

    Aktivitas fisik membantu menjaga sistem pencernaan tetap bekerja dengan baik serta mendukung proses detoksifikasi tubuh melalui peningkatan sirkulasi darah dan fungsi kelenjar getah bening.

    Mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur

    Olahraga merangsang produksi hormon endorfin yang berperan dalam mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, aktivitas fisik juga membantu tubuh lebih rileks, sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik.

    Dengan memilih waktu yang tepat, olahraga saat puasa dapat membantu menjaga energi, meningkatkan metabolisme, dan mendukung kesehatan tubuh selama Ramadan.

  • Video: Kemenkes Imbau Masayarakat Batasi Gula Garam Lemak

    Video: Kemenkes Imbau Masayarakat Batasi Gula Garam Lemak

    Video: Kemenkes Imbau Masayarakat Batasi Gula Garam Lemak

  • Tiliaya, Kudapan Lezat Khas Gorontalo yang Selalu Hadir Saat Ramadan

    Tiliaya, Kudapan Lezat Khas Gorontalo yang Selalu Hadir Saat Ramadan

    Liputan6.com, Gorontalo – Indonesia memiliki beragam kudapan khas daerah yang kerap disajikan saat Ramadan. Salah satu kuliner tradisional yang masih lestari di Gorontalo adalah Tiliaya, kudapan khas yang biasa disajikan saat sahur maupun dalam ritual keagamaan.

    Tiliaya merupakan hidangan turun-temurun yang diwariskan sejak zaman dahulu. Hingga kini, masyarakat Gorontalo tetap mempertahankan tradisi mengolah dan menyajikan makanan ini, terutama saat bulan suci Ramadan.

    Makanan ini dibuat dengan bahan sederhana yang mudah ditemukan, serta proses pembuatan yang tidak rumit. Keunikan Tiliaya terletak pada teksturnya yang lembut dan cita rasa manis yang khas.

    Bagi Anda yang ingin mencoba membuatnya di rumah, bahan utama yang dibutuhkan adalah telur ayam, gula aren, dan santan kelapa. Berikut langkah-langkah pembuatannya:

    Kocok gula aren dan telur hingga merata.
    Tambahkan santan kelapa sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.
    Pastikan perbandingan antara telur, gula aren, dan santan sesuai agar rasa tetap seimbang.
    Kukus adonan selama kurang lebih 30 menit.
    Dinginkan sebelum disajikan agar lebih segar dan nikmat.

    Santapan Wajib Saat Sahur

    Di Desa Huluduotamo, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Tiliaya menjadi hidangan wajib saat sahur, terutama di awal Ramadan. Masyarakat percaya bahwa kudapan ini mampu memberikan energi tambahan untuk menjalani ibadah puasa sepanjang hari.

    “Selain rasanya yang lezat, Tiliaya mengandung protein, lemak, dan karbohidrat yang cukup untuk menunjang stamina saat berpuasa,” kata Idrus, salah satu pemuda Gorontalo.

    Untuk menikmati Tiliaya dengan lebih lengkap, masyarakat Gorontalo sering menyajikannya bersama nasi kuning. Perpaduan rasa manis dari Tiliaya dan pedasnya nasi kuning menciptakan keseimbangan yang pas.

    “Kalau sahur makan nasi kuning pedas, Tiliaya jadi penawarnya sebagai manisan,” ujar seorang warga setempat.

  • Pekan Pertama Ramadhan, Harga Daging Sapi Segar di Bangka Belitung Naik Rp 30.000 Per Kilogram
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Maret 2025

    Pekan Pertama Ramadhan, Harga Daging Sapi Segar di Bangka Belitung Naik Rp 30.000 Per Kilogram Regional 6 Maret 2025

    Pekan Pertama Ramadhan, Harga Daging Sapi Segar di Bangka Belitung Naik Rp 30.000 Per Kilogram
    Tim Redaksi
    BANGKA, KOMPAS.com
    – Memasuki pekan pertama
    Ramadhan
    ,
    harga daging sapi
    segar di Kepulauan
    Bangka Belitung
    mulai mengalami kenaikan.
    Kenaikan harga
    ini diprediksi akan terus berlanjut menjelang H-1 perayaan Idul Fitri.
    “Daging sapi padat kini Rp 140.000 per kilogram, untuk campuran lemak dan jeroan masih di bawah Rp 100.000,” ungkap Suban, seorang pedagang di Pasar Induk Atrium Pangkalpinang, pada Kamis (6/3/2025).
    Harga daging sapi
    padat tercatat naik Rp 30.000 dari harga bulan lalu yang senilai Rp 110.000 per kilogram.
    Selain itu, harga babat juga mengalami kenaikan, dari Rp 50.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.
    Tulang iga sapi naik dari Rp 80.000 menjadi Rp 100.000 per kilogram, sementara tulang punggung sapi yang sudah dicincang kini dijual seharga Rp 80.000, meningkat dari sebelumnya Rp 50.000.

    Untuk varian tetelan lemak dan kulit, harga bervariasi antara Rp 50.000 hingga Rp 60.000 per kilogram, sedangkan
    kenaikan harga
    rata-rata untuk jeroan berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.
    Menurut Suban, kenaikan harga ini merupakan hal yang lazim terjadi saat momen Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat dan sapi-sapi yang didatangkan dari luar provinsi.
    “Sapi didatangkan dari Lampung,” tambahnya.
    Sementara itu, salah seorang pembeli bernama Firman mengaku tidak terkejut dengan kenaikan harga daging sapi.
    “Sudah niat beli daging kalau Ramadhan ini, bikin sop sama rendang,” ujarnya.
    Firman berharap pemerintah daerah dapat membuka lahan untuk sentra peternakan agar produksi sapi lokal dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebiasaan Konsumsi Makanan Manis Saat Berbuka Ancam Kesehatan

    Kebiasaan Konsumsi Makanan Manis Saat Berbuka Ancam Kesehatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, kebiasaan masyarakat yang sering mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa mengancam kesehatan, seperti berpotensi obesitas.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan kebiasaan makan manis apabila tidak diwaspadai dapat menimbullkan risiko berbagai penyakit.

    “Kebiasaan makan makanan manis sering terlihat saat masyarakat memesan minuman, seperti teh di kafe atau restoran,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025)

    Menurutnya, banyak orang tidak menyadari bahwa teh yang mereka pilih sering kali mengandung gula dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga dapat membahayakan kesehatan.

    Kebiasaan lainnya yang umum adalah mengonsumsi makanan manis secara berlebihan untuk mengatasi rasa lapar setelah berpuasa. Hidangan takjil, seperti es buah atau kolak yang sangat manis sering dipilih sebagai hidangan berbuka.

    “Anjuran dari Nabi Muhammad SAW, kurma adalah contoh makanan manis yang dianjurkan. Kurma memang manis, tetapi tetap aman bagi kesehatan, jadi ini yang sebaiknya kita perhatikan,” ujarnya.

    Nadia menjelaskan, masyarakat tetap bisa menikmati takjil manis asalkan dikonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan. Hal yang sama juga berlaku pada konsumsi makanan asin.

    Ia juga mengingatkan makanan yang dimasak di rumah sering kali terasa lebih asin karena dimasak dalam porsi besar.

    Untuk itu ia mengimbau masyarakat diminta untuk menjaga konsumsi gula, garam, dan lemak dalam batas yang wajar, yaitu empat sendok makan gula per hari, satu sendok teh garam per hari, dan lima sendok makan minyak untuk lemak per hari.

    “Walaupun berpuasa, kita tetap perlu mengatur kalori yang masuk karena puasa bukan alasan untuk mengonsuminya secara berlebihan, seperti makanan manis atau mengonsumsi gizi melebihi kebutuhan,” pungkasnya.

  • Pakar ingatkan awali berbuka bukan dengan gorengan

    Pakar ingatkan awali berbuka bukan dengan gorengan

    Alangkah baiknya jika kita mulai dengan cairan

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta dr. Ida Gunawan mengingatkan warga yang tengah berpuasa agar mengawali berbuka dengan minum bukan dengan mengonsumsi gorengan seperti bakwan atau tahu.

    “Alangkah baiknya jika kita mulai dengan cairan. Karena tenggorokan yang sedang kering itu sangat membutuhkan hidrasi,” ujar dr. Ida Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Saat berpuasa, setelah tidak makan dan minum kira-kira hampir 14 jam, kondisi tenggorokan yang begitu kering. Karenanya, tak disarankan berbuka puasa dengan sesuatu yang kering dan tinggi lemak.

    Kalaupun setelah minum, ingin menyantap gorengan, maka tak lebih dari satu porsi atau satu potong.

    Ida mengatakan makanan yang digoreng banyak mengandung lemak trans. Lemak tersebut tak bagus bagi kesehatan tubuh.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kebutuhan atau penggunaan lemak trans hanya diizinkan kurang dari satu persen atau artinya harus sesedikit mungkin.

    Jika seseorang mengonsumsi 2.000 kalori sehari maka lemak trans hanya diizinkan kira-kira 2,2-2,5 gram dalam sehari dan ini setara dengan setengah sendok teh.

    “Anggaplah gorengan itu menggunakan setengah sendok teh, jadi kurang lebih diizinkan hanya satu potong atau satu porsi saja,” ucap Ida yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah – Puri Indah itu.

    Kementerian Kesehatan menyatakan konsumsi lemak trans secara signifikan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner secara global setiap tahunnya.

    Kadar lemak trans yang tinggi terdapat pada produk makanan ringan yang populer dan banyak dikonsumsi, seperti biskuit, wafer, produk roti, dan jajanan kaki lima seperti martabak.

    Konsentrasi lemak trans tertinggi terdapat pada campuran margarin dan mentega, yaitu 10 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan WHO.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bagaimana Cara Bijak Membaca Label Nutrisi? Simak detikcom Leaders Forum di Sini

    Bagaimana Cara Bijak Membaca Label Nutrisi? Simak detikcom Leaders Forum di Sini

    Jakarta – Permasalahan penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia masih menjadi persoalan tersendiri lantaran konsumsi gula garam lemak (GGL) masih sangat tinggi.

    Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 47 persen warga Indonesia mengonsumsi gula melampaui batas harian. Begitu juga dengan asupan garam. Sebanyak 45 persen masyarakat mengonsumsi garam berlebih dan 30 persen warga lainnya memiliki asupan lemak tinggi.

    Temuan tersebut sejalan dengan data kasus penyakit tidak menular yang juga ikut meningkat. Misalnya, angka diabetes pada anak. Kasusnya melonjak nyaris 70 kali lipat dalam kurun 10 tahun terakhir. Tren yang sama tidak jauh berbeda dengan hipertensi, juga penyakit jantung yang menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan tertinggi.

    “Kalau kita lihat dari peta penyakit dari tahun 2019 sampai sekarang, itu penyakit tidak menular baik hipertensi, diabetes, jantung, kanker, itu tren terus meningkat. Karena pola makan tadi,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M Epid, dalam sesi bincang bersama detikcom Leaders Forum, Jumat (28/2/2025).

    Risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular banyak dipengaruhi oleh pola makan. Karenanya, membaca label nutrisi bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk memilih produk pangan yang lebih sehat dan berkualitas.

    Di sisi lain, kesadaran masyarakat terkait membaca label pangan relatif rendah, terbukti dari data Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) pada 2013. Hanya 7,9 persen masyarakat Indonesia yang membaca label nutrisi sebelum membeli produk.

    Karenanya, butuh sistem pelabelan yang mudah untuk dipahami. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI saat ini juga tengah mematangkan aturan yang mengadaptasi ‘Nutri Grade’ di Singapura, dengan memberi penandaan tertentu berdasarkan kandungan GGL dalam kemasan pangan.

    “Jadi mudah-mudahan di lain sisi industri kita lindungi dalam konteks industri akan mendapatkan manfaat menghasilkan produk-produk yang sehat. Masyarakat kita ayomi bahwa dia mengonsumsi makanan-makanan yang sehat,” kata Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar.

    Sudah sampai manakah pembahasannya? Selengkapnya, saksikan re-run program detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ di channel TikTok dan Instagram @detikcom pada Kamis, 6 Maret 2025, pukul 13.00 WIB. Jangan lewatkan!

    (suc/up)

  • Ini Dampak Tidur yang Berlebihan saat Puasa untuk Kesehatan

    Ini Dampak Tidur yang Berlebihan saat Puasa untuk Kesehatan

    Jakarta – Tidur seringkali menjadi pilihan untuk mengisi waktu puasa. Namun, seringkali ada orang-orang yang tidur sepanjang hari untuk menghindari rasa lapar dan haus.

    Kecukupan tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan produktivitas setiap hari. Meski begitu, tidur yang berlebihan ketika puasa juga tidak baik untuk kesehatan.

    Dampak Tidur yang Berlebihan saat Puasa

    Menurut dokter spesialis saraf di Siloam Hospitals TB Simatupang, dr Dina Meliana, SpS, tidur sepanjang hari bisa membuat tidur tidak bugar. Hal ini juga bisa menimbun lemak yang berdampak pada peningkatan berat badan.

    “Justru malah ini tidak memberikan kebugaran, dengan tidur terlalu panjang malah mungkin badannya lemas, kurang fit, nggak bugar, dan dengan tidur sepanjang hari kan malah menimbun lemak,” jelasnya, mengutip arsip detikHealth.

    Tidur di siang hari tentunya dibolehkan dengan waktu yang tidak berlebihan. Dengan tidur yang cukup, tidur bisa kembali bugar dan berenergi.

    Cara Menjaga Pola Tidur Selama Bulan Puasa

    Untuk menjaga kebugaran tubuh selama puasa, pola tidur yang baik perlu diperhatikan, berikut di antaranya:

    1. Tidur Lebih Cepat

    Ketika berpuasa, aktivitas sahur akan membuat kita bangun lebih cepat dari biasanya. Sehingga, menurut laman Kementerian Kesehatan, sebaiknya waktu tidur dimajukan. Misalnya, jika terbiasa tidur pukul 22.00 WIB, coba tidur satu jam lebih awal.

    2. Perhatikan Lingkungan Tidur

    Agar kualitas tidur baik, pastikan kamar dalam kondisi yang tenang dan minim cahaya. Jika perlu, gunakan ear plug atau masker mata untuk memudahkan tubuh untuk beristirahat. Mengutip Cleveland Clinic Abu Dhabi, hindari penggunaan perangkat elektronik, seperti ponsel, laptop, dan TV menjelang tidur. Sebab, menurut penelitian, cahaya biru atau blue light dari layar bisa mengganggu kualitas tidur.

    3. Coba Power Nap

    Power nap adalah tidur siang sesaat yang bisa dilakukan selama 20-30 menit. Menurut dr Dina, sangat membantu untuk mengembalikan energi.

    4. Perhatikan Pola Makan

    Ketika berbuka, hindari makanan yang mengandung banyak kalori, gula, terlalu pedas atau yang digoreng dengan terlalu banyak minyak. Mengkonsumsi makan tersebut akan membuat sistem pencernaan memerlukan usaha ekstra yang berisiko mengganggu waktu tidur.

    (elk/row)