Produk: lemak

  • Wanita di Belitung Pangkas BB 16 Kg dalam 3 Bulan, Begini Diet yang Dijalani

    Wanita di Belitung Pangkas BB 16 Kg dalam 3 Bulan, Begini Diet yang Dijalani

    Jakarta

    Melakukan diet yang benar dan konsisten, serta memilih program yang cocok untuk tubuh tentu akan sangat efektif dalam menurunkan berat badan. Bahkan, mungkin tanpa disadari, berat badan sudah turun cukup banyak dalam waktu yang terbilang singkat.

    Hal ini yang dirasakan oleh Putri Perona (22) perempuan dari Provinsi Bangka Belitung. Dirinya tidak menyangka bahwa baju-baju yang sebelumnya terlihat ‘jelek’ saat dia kenakan, hingga membuatnya badmood, kini terlihat pas dan memunculkan rasa percaya diri.

    Hanya dalam kurun waktu tiga bulan, tepatnya pada 8 Desember 2024 hingga 6 Maret 2025, Putri telah memangkas berat badan sebanyak 16 kg.

    “Sebenarnya niat diet itu udah dari lama banget ada, tapi selalu disangkal sama rasa pesimis, ngerasa kalau nggak bakalan pernah bisa konsisten, soalnya aku ngerasa belum ada alasan dan motivasi yang kuat,” kata Putri saat dihubungi detikcom, Jumat (7/3/2025).

    Sama seperti kebanyakan orang, Putri juga sempat gagal dalam proses awal-awal dirinya melakukan diet. Banyak faktor menurutnya, salah satunya adalah tidak tahan untuk makan di waktu-waktu yang seharusnya tidak diperbolehkan.

    Putri sadar bahwa kondisi obesitas tersebut berdampak buruk pada kesehatannya, terutama pada wajah yang mulai muncul jerawat dan bruntusan. Beruntung, saat dirinya bermain media sosial, dia menemukan program diet Intermittent Fasting (IF).

    “Di awal diet cobaannya tuh bukan soal nahan lapar, tapi tentang respons orang-orang pas aku bilang aku diet dan bilang kalau jam makan aku nggak kayak dulu,” katanya.

    “Ada juga yang ngasih komentar, ‘Alah dikira diet gampang apa, kamu dapatin badan kaya kita aja belum tentu bisa (posisinya dia juga gendut, tapi lebih gendut aku) apalagi jadi kurus kaya orang-orang,” sambungnya.

    Putri awalnya memilih diet IF dengan metode 16/8, atau membagi waktu menjadi 16 jam puasa dan 8 jam jendela makan. Namun, karena berat badannya dirasa tak turun dengan signifikan, dirinya mengubahnya menjadi 20/4 atau 20 jam puasa dan 4 jam jendela makan.

    “Diet IF sebenernya bisa makan apa aja, tapi aku menghindari makanan berminyak, contohnya aku masak tempe tapi dipanggang, telur direbus, kalaupun ada masakan yang harus pake minyak, minyaknya dikit banget,” kata Putri.

    “Sama aku ngurangin banget minum manis, dulu minum es teh itu tiap hari bisa bergelas-gelas, sekarang cukup air putih aja, kalau lagi kepengen minuman berasa ya aku minum minuman dalam kemasan,” lanjut dia.

    Tidak hanya menjaga pola makan, Putri juga aktif bergerak untuk membantu dirinya mengurangi lemak. Dirinya memilih olahraga kardio, angkat beban, dan rutin berjalan kaki. Pasalnya, olahraga ini menurutnya efektif dalam membantu menurunkan berat badan.

    Menurut Putri, program diet IF ini memang banyak digemari oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan dalam waktu yang terbilang singkat. Namun, memang tidak sedikit para pejuang diet yang melakukan kesalahan, sehingga programnya tidak berjalan dengan maksimal.

    “Biasanya kegoda sama nafsu makan, terus susah menyesuaikan sama kegiatan lainnya. Kalian boleh makan apapun, tapi ingat porsinya dan jangan terlalu sering. Kalau sudah masuk jam puasa IF, jangan makan apapun bahkan satu biji kacang,” katanya.

    “Soalnya di jam puasa itulah lemak kita terbakar. Banyakin minum juga dan pandai-pandai memilih jam jendela makannya biar gak lemas,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Apa Saja Tanda-tanda Asam Lambung Naik Saat Puasa? Ini Penjelasannya

    Apa Saja Tanda-tanda Asam Lambung Naik Saat Puasa? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Asam lambung yang naik menjadi salah satu risiko masalah kesehatan yang dihadapi saat seseorang berpuasa. Mereka yang mengidap penyakit maag akut lebih rentan mengalami masalah ini.

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengatakan ada tanda-tanda yang biasanya muncul saat asam lambung seseorang naik selama menjalani ibadah puasa.

    “Tanda-tanda asam lambung naik saat puasa ya (perut) terasa panas, dada seperti terbakar, mulut pahit, nyeri di ulu hati, dan kembung,” kata dr Ari saat dihubungi detikcom, Sabtu (8/3/2025).

    Menurut dr Ari, kondisi asam lambung naik ini biasanya sering terjadi di minggu-minggu pertama bulan puasa, terlebih bagi mereka yang memiliki kondisi sakit maag.

    “Tapi setelah satu pekan, kondisinya akan membaik dan bisa berpuasa secara lancar,” katanya.

    dr Ari mengimbau bagi para pengidap sakit maag akut untuk menghindari beberapa makanan dan minuman yang berpotensi meningkatkan risiko asam lambung naik.

    “Yang harus dihindari (makanan atau minuman) yang asam, pedas, komponen yang banyak keju dan lemak. Pada pasien yang sensitif, akan terjadi peningkatan asam lambung karena penyesuaian makannya,” ujar dr Ari.

    Pasien pengidap GERD biasanya akan diresepkan obat-obatan yang mampu menekan asam lambung, misalnya ranitidine, omeprazole agar produksi asam lambung bisa terkontrol.

    Cara Mencegah Asam Lambung Naik Saat Puasa

    Menurut spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD KGEH kondisi asam lambung naik saat bulan puasa bisa saja dicegah dengan beberapa cara sederhana.

    Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah asam lambung naik

    Mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayurTidak mengkonsumsi makanan berlemakTidak mengkonsumsi makanan bersantanJangan terburu-buru saat makanMakan dengan porsi kecilTidak berbaring setelah makan

    (dpy/kna)

  • Atasi Burnout saat Ramadan: Cara Imbangkan Ibadah dan Produktivitas

    Atasi Burnout saat Ramadan: Cara Imbangkan Ibadah dan Produktivitas

    Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim meningkatkan ibadah mereka sekaligus tetap menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun, bagi sebagian orang, kombinasi antara kewajiban ibadah dan tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan kelelahan atau burnout. 

    Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat tekanan yang berkepanjangan. Dalam konteks Ramadan, burnout dapat muncul akibat kurangnya manajemen waktu, kurang tidur, serta tekanan untuk tetap produktif di tengah perubahan pola makan dan aktivitas. Artikel ini akan membahas cara mengatasi burnout saat Ramadan dengan menyeimbangkan ibadah dan produktivitas berdasarkan ajaran Islam, ayat Al-Qur’an, dan hadis.

    1. Memahami Konsep Keseimbangan dalam Islam

    Islam menekankan keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan kehidupan pribadi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

    وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

    Artinya : ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)

    Ayat ini menegaskan bahwa umat Muslim perlu menjaga keseimbangan antara ibadah dan kehidupan duniawi agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.

    2. Manajemen Waktu yang Efektif

    Manajemen waktu yang baik sangat penting untuk menghindari burnout. Rasulullah ﷺ bersabda:

    إِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

    Artinya: ”Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadis ini mengajarkan pentingnya tidak memforsir diri secara berlebihan. Beberapa tips dalam mengatur waktu selama Ramadan: Prioritaskan ibadah wajib, seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.

    Gunakan teknik manajemen waktu, seperti metode Pomodoro (bekerja selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit) untuk meningkatkan fokus. Atur jadwal tidur yang cukup, idealnya 6-7 jam per hari agar tubuh tetap bugar.

    3. Pola Makan Sehat untuk Menjaga Energi

    Pola makan yang baik selama sahur dan berbuka sangat mempengaruhi energi dan produktivitas. Rasulullah SAW bersabda:

    تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

    Artinya: ”Makan sahurlah, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Beberapa tips pola makan sehat: Sahur dengan makanan bergizi, seperti karbohidrat kompleks (oatmeal, roti gandum), protein (telur, ayam), dan lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan). Hindari makanan berminyak dan manis berlebihan saat berbuka untuk menghindari rasa lemas. Minum air yang cukup (minimal 8 gelas sehari) agar tubuh tetap terhidrasi.

    4. Mengatur Beban Kerja agar Tidak Berlebihan

    Dalam bekerja selama Ramadan, penting untuk mengatur ritme kerja agar tidak menyebabkan kelelahan berlebihan. Islam mengajarkan pentingnya bekerja dengan niat yang baik. Rasulullah SAW bersabda:

    إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

    Artinya: ”Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sungguh-sungguh dan profesional).” (HR. Thabrani)

    Tips mengatur pekerjaan selama Ramadan:

    Kerjakan tugas paling sulit di pagi hari, ketika energi masih optimal setelah sahur.Kurangi aktivitas yang tidak perlu, seperti terlalu lama di media sosial.Buat daftar tugas harian agar pekerjaan lebih terstruktur dan tidak menumpuk.5. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosi

    Burnout tidak hanya berdampak fisik tetapi juga mental. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sangat penting. Rasulullah ﷺ bersabda:

    لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ

    Artinya: ”Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Beberapa cara menjaga kesehatan mental:

    Luangkan waktu untuk refleksi diri dengan memperbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an.Jangan ragu untuk beristirahat ketika merasa terlalu lelah.Bersedekah dan membantu orang lain, karena memberi dapat meningkatkan kebahagiaan dan ketenangan batin.6. Memanfaatkan Waktu untuk Ibadah Secara Efektif

    Salah satu penyebab burnout adalah perasaan kurangnya waktu untuk beribadah. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan waktu secara bijak. Allah berfirman:

    فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

    Artinya: ”Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.” (QS Al-Insyirah: 7-8)

    Beberapa cara efektif meningkatkan kualitas ibadah:

    Membaca Al-Qur’an setelah salat, bahkan hanya satu halaman per hari.Memperbanyak doa dan zikir, terutama setelah salat wajib dan sebelum tidur.Menghadiri kajian Islam online atau offline untuk meningkatkan pemahaman agama Kesimpulan

    Mengatasi burnout selama Ramadan memerlukan keseimbangan antara ibadah dan produktivitas. Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Qasas: 77. Dengan menerapkan manajemen waktu yang baik, pola makan sehat, pengaturan pekerjaan, serta menjaga kesehatan mental dan spiritual, seseorang dapat menjalani Ramadan dengan lebih optimal tanpa mengalami kelelahan berlebihan. 

    Ramadan seharusnya menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus tetap menjalankan tugas duniawi dengan bijak. Dengan strategi yang tepa, burnout dapat dihindari, dan Ramadan dapat menjadi bulan yang penuh berkah serta produktivitas.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • 4 Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes

    4 Rebusan Daun untuk Menurunkan Gula Darah, Bantu Cegah Diabetes

    Jakarta

    Gula darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang dan memicu komplikasi yang serius, seperti diabetes.

    Karenanya, orang dengan kadar gula darah tinggi perlu melakukan penyesuaian gaya hidup untuk mengelola dan menjaga kadar gula darahnya tidak melewati batas normal. Misalnya, mengadopsi pola makan yang bergizi dan seimbang, serta rutin berolahraga.

    Selain itu, mengonsumsi rebusan daun tertentu juga dapat membantu mengelola kadar gula darah. Pertanyaannya, apa saja sih daun yang ampuh untuk menurunkan kadar gula darah? Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

    1. Daun Salam

    Air rebusan daun salam dipercaya dapat membantu mengatasi berbagi macam kondisi kesehatan, termasuk gula darah tinggi.

    Dikutip dari Healthline, penelitian pada 2021 menganalisa efek ekstrak daun salam untuk menangani resistensi insulin dan stres oksidatif. Hasil penelitian menunjukkan daun salam dapat melindungi sel hati dari dampak kenaikan gula darah dan insulin.

    Studi lain juga menunjukkan ekstrak daun salam dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    2. Daun Mangga

    Dikutip dari Healthline dan NDTV, daun mangga dapat membantu mengelola gula darah dan diabetes karena efeknya terhadap metabolisme lemak.

    Peningkatan trigliserida kerap dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Sebuah studi menunjukkan ekstrak daun mangga dapat menurunkan kadar trigliserida dan gula darah pada hewan pengerat.

    Daun mangga juga kaya akan pektin, vitamin C, dan serat, yang semuanya bermanfaat dalam mencegah diabetes dan peningkatan kolesterol.

    3. Daun Kelor

    Selain untuk meningkatan produksi ASI, daun kelor juga memiliki potensi untuk menurunkan gula darah.

    Dikutip dari Healthline, studi yang dilakukan pada 2020 menemukan daun kelor dapat membantu menurunkan gula darah dan mengelola diabetes. Ini berkat kandungan senyawa tanaman,seperti quercetin, kaempferol, glucomoringin, asam klorogenat, dan isothiocyanate yang ada dalam daun kelor.

    Meskipun begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut pada subjek manusia untuk benar-benar memastikan efek daun kelor dalam pengelolaan kadar gula darah.

    4. Daun Kale

    Kale atau kubis keriting juga termasuk salah satu tanamann yang memiliki potensi untuk membantu kontrol gula darah.

    Dikutip dari Healthline, Kale mengandung berbagai senyawa, seperti serat dan antioksidan flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah.

    Studi yang dilakukan pada 42 orang dewasa Jepang juga menunjukkan konsumsi 7-14 gram kale dengan makanan tinggi karbohidrat dapat secara signifikan mengurangi kadar gula darah setelah makan.

    (ath/kna)

  • Cerita Mereka yang Tak ‘Puasa’ Olahraga, Konsisten Cari Keringat Selama Ramadan

    Cerita Mereka yang Tak ‘Puasa’ Olahraga, Konsisten Cari Keringat Selama Ramadan

    Jakarta

    Puasa tidak harus menjadi halangan untuk tetap berolahraga. Meski mungkin tetap butuh penyesuaian dari segi intensitas dan waktu, olahraga tetap bisa dilakukan dengan konsisten selama Ramadan.

    Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Gilang Pandutanaya (28), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan. Sebelum berpuasa, ia rutin olahraga lari atau bersepeda setiap jam 5-7 pagi sebelum pergi bekerja. Tapi selama berpuasa, ia menggeser waktu olahraganya menjadi sore hari.

    Bukan hanya waktu yang berbeda, durasi dan intensitas berolahraga juga disesuaikan. Untuk olahraga, Gilang selama berpuasa ini hanya menyempatkan waktu 30 menit sebelum berbuka.

    “Dan menu olahraganya yang ringan-ringan saja, seperti angkat beban, jogging dengan jarak yang pendek,” ucap Gilang ketika dihubungi detikcom, Jumat (7/3/2025).

    Gilang mengaku tetap berolahraga selama bulan puasa untuk menjaga kondisi tubuhnya tetap stabil. Apabila ia tidak berolahraga, ia seringkali merasa pegal-pegal ketika bekerja.

    “Manfaatnya tetap olahraga di bulan puasa ini untuk mengurangi risiko cedera otot saat beraktivitas, dan menjaga stamina. Badan lebih ke pegel-pegel (kalau nggak olahraga), sama pinggang kurang enak juga,” sambungnya.

    Sama halnya dengan Gilang, Lola Lintang Syalsabilla (26) di Balikpapan, Kalimantan Timur juga melakukan hal yang serupa. Jika sebelum puasa ia bisa olahraga setiap hari, ia menyesuaikan jadwal berolahraganya selama puasa minimal seminggu sekali.

    Olahraga yang biasanya ia lakukan dapat berupa tenis lantai, lari, gym, hingga sekedar home workout.

    “Itu ambilnya mungkin malam hari atau mendekati buka puasa. Olahragaku nggak berat sih, yang penting bergerak saja setiap harinya,” ujarnya.

    Lola menceritakan bahwa dirinya memilih tetap berolahraga untuk menjaga kebiasaannya. Ia juga mengaku tidak ingin terlalu merasa bersalah dengan tubuhnya apabila berhenti berolahraga selama puasa.

    Terlebih selama ini ia harus menghadapi shift kerja yang berat dan pola makan yang tidak teratur.

    “Makanya aku selalu nyempetin olahraga, setidaknya berusaha sehat,” tandasnya.

    NEXT: Manfaat Rajin Olahraga saat Puasa

    Spesialis kedokteran olahraga Mayapada Hospital Tangerang dr Febianto Nurmansyach, SpKO menuturkan bahwa olahraga selama puasa memang memberikan manfaat yang tersendiri untuk kesehatan. Selain menjaga kebugaran tubuh, olahraga selama puasa juga dapat lebih efektif membakar lemak.

    Oleh karena itu, dr Febianto sangat menyarankan berolahraga selama puasa, khususnya ketika sedang menjalani program penurunan berat badan. Tentunya, harus dibarengi dengan pengaturan pola makan yang tepat.

    “Jadi lemaknya itu dibakar dengan aktivitas fisik atau berolahraga, lalu konsumsinya itu bisa dikontrol masuknya lemak dalam tubuh kita dengan puasa,” ujar dr Febianto.

    “Kalau dilakukan dengan teratur dan dilakukan dengan intensitas yang tepat, itu bisa memberikan manfaat kesehatan bagi kita. Salah satunya tadi dengan mengurangi, memperbaiki komposisi tubuh kita, mengurangi timbunan massa lemak yang tentu saja kalau di bulan puasa ini dilakukan dengan pola diet teratur,” tandasnya.

  • Minuman yang Disarankan dan Perlu Dihindari Pengidap Asam Lambung selama Puasa Ramadan

    Minuman yang Disarankan dan Perlu Dihindari Pengidap Asam Lambung selama Puasa Ramadan

    Jika di atas adalah minuman yang disarankan, berikut ini beberapa minuman yang harus dihindari para pengidap asam lambung:

    1. Jus tomat

    Jus tomat memang memiliki kandungan likopen yang sangat bagus untuk kesehatan mata. Namun di sisi lain, kandungan asam malat dan sitrat dari tomat ternyata bisa meningkatkan produksi asam di lambung, sehingga perut terasa sangat perih dan sakit.

    Jika kamu punya asam lambung dan tetap ingin meminumnya, konsumsilah dalam batas yang wajar dan hindari diminum saat kondisi perut kosong.

    2. Kopi

    Jika kamu pecinta kopi tapi punya masalah asam lambung, sebaiknya hindari minuman ini. Meskipun sangat nikmat, tapi kandungan kopi dapat memperburuk kondisi kesehatanmu.

    Kopi mengandung kafein yang bisa mengakibatkan otot kerongkongan melemah. Akibatnya, asam lambung akan naik ke kerongkongan yang menjadi tanda-tanda asam lambung.

    Coklat dan teh juga mengandung senyawa kafein, tapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Meskipun demikian, kamu harus tetap membatasi asupan per harinya.

    3. Jus jeruk

    Jus jeruk memang bisa menyehatkan tubuh karena kaya akan vitamin C. Tapi, pada beberapa kasus, Anda tidak diperbolehkan meminum jus jeruk ini karena dapat membuat kambuhnya asam lambung, baik itu jeruk lemon, jeruk nipis, maupun jeruk bali.

    Berdasarkan salah satu survei yang dilakukan terhadap 400 orang penderita GERD, sekitar 72 persen dilaporkan mengalami sakit perut setelah meminum jus jeruk. Ini menandakan jus jeruk dapat menyebabkan kekambuhan pada penderita asam lambung atau GERD.

    4. Minuman bersoda

    Saat berbuka, mengonsumsi minuman bersoda dapat melepaskan dahaga dengan cepat. Namun, kamu perlu waspada karena ternyata minuman ini dapat menyebabkan perut terasa kembung hingga naiknya asam lambung.

    Minuman ini merusak lambung dan lapisan kerongkongan dengan cara mengiritasinya. Akibatnya, asam lambung semakin banyak dihasilkan lalu naik ke kerongkongan karena otot-ototnya mulai melemah.

    Lebih bahayanya lagi, hampir semua minuman bersoda juga mengandung kafein seperti kopi. Itu sebabnya, minuman ini tidak dianjurkan dikonsumsi oleh pengidap asam lambung.

    5. Susu tinggi lemak

    Kebanyakan orang beranggapan bahwa susu adalah minuman yang sehat bagi pengidap asam lambung. Padahal, beberapa susu mengandung lemak yang tinggi yang dapat melemahkan kemampuan otot pemisah antara kerongkongan dan lambung.

    Akibatnya, mempermudah asam lambung untuk naik ke kerongkongan. Tapi, Anda masih bisa mengonsumsi beberapa susu, seperti susu rendah lemak, susu almond, dan susu kedelai.

    Itulah beberapa minuman yang disarankan dan harus dihindari oleh pengidap asam lambung saat puasa Ramadan. Untuk mendapatkan penjelasan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, disarankan untuk mengkonsultasikan dengan dokter.

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh Kalau Sering Skip Sahur, Nggak Cuma Lemas

    Ini yang Terjadi pada Tubuh Kalau Sering Skip Sahur, Nggak Cuma Lemas

    Jakarta

    Sahur adalah salah satu momen penting dalam berpuasa. Ketika sahur, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya sebelum berhenti makan dan minum sampai waktu buka puasa.

    Tapi bagaimana dengan orang yang memilih tidak sahur sama sekali? Spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD menuturkan ada beberapa efek kesehatan yang mungkin dapat muncul, terlebih apabila selama menjalani puasa aktivitas fisik tetap tinggi.

    Beberapa di antaranya seperti tubuh menjadi lebih mudah lemas hingga lebih rentan terhadap dehidrasi.

    “Melewatkan sahur dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah), lemas, sulit berkonsentrasi, serta dehidrasi, terutama jika aktivitas fisik tetap tinggi,” kata dr Rudy ketika dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2025).

    Makan sahur sangat dianjurkan sebelum berpuasa untuk memberikan energi dan membantu metabolisme tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

    Ia menambahkan bahwa perut kosong yang lebih lama juga dapat meningkatkan produksi asam lambung. Orang-orang yang memiliki masalah maag atau GERD kondisinya mungkin akan lebih buruk jika sedang kambuh.

    Ketika sahur, dr Rudy menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi serat dan protein. Menurutnya, jenis seperti itu dapat menjaga energi lebih lama. Dalam banyak penelitian, makanan tinggi serat dan protein juga dikaitkan dengan rasa kenyang yang lebih lama.

    “Pilih makanan tinggi serat dan protein untuk menjaga energi lebih lama, seperti nasi merah, roti gandum, telur, tahu, tempe, ikan, atau ayam tanpa kulit. Tambahkan sayuran dan buah untuk serat serta elektrolit alami. Serta pastikan cukup cairan dengan air putih atau susu rendah lemak,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Wagub DKI Rano Karno: Susu Penting untuk Anak – Halaman all

    Wagub DKI Rano Karno: Susu Penting untuk Anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan pentingnya pemberian susu bagi anak-anak dalam mendukung tumbuh kembang yang optimal. 

    Dalam program makan bergizi yang tengah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, susu menjadi salah satu komponen utama untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang.

    “Susu penting untuk anak, dan kami sudah memprogramkan pemberian susu di DKI, khususnya bagi anak-anak SD. Kami menyarankan mereka untuk minum susu hangat, yang tentu lebih bermanfaat dibandingkan susu kemasan dingin. Bukan berarti susu pack itu enggak bagus, tapi sebaiknya untuk anak SD susu yang hangat ” kata Rano Karno dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (7/3/2025).

    Rano menekankan, susu kaya akan nutrisi penting yang diperlukan dalam masa pertumbuhan anak, dan menjadi bagian integral dari program sarapan bergizi yang digagas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

    “Sangat penting (kebutuhan susu), karena belum tentu anak-anak, maaf mungkin dari keluarga yang tidak semua bisa memberikan susu,” ujar Rano.  

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemberian susu untuk anak sekolah tidak akan dilakukan sembarangan. Pemilihan susu akan disesuaikan dengan usia anak dan diberikan dalam kondisi hangat, sesuai dengan rekomendasi yang ada.

    Program sarapan bergizi ini juga mendapat apresiasi dari Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan, Ribka Tjiptaning.

    Ia menyambut baik inisiatif pemerintah DKI Jakarta yang menyediakan sarapan gratis dengan gizi seimbang.

    Apalagi, salah satu sasaran dari program sarapan bergizi gratis menyasar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, kelompok yang sangat vital dalam upaya pemberantasan stunting.

    Oleh karena itu, Ribka sangat mendukung penuh implementasi sarapan bergizi gratis dapat terus berjalan sebagaimana mestinya. Menurutnya, sarapan bergizi gratis inisiasi pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mengedepankan gizi seimbang sudah tepat.

    “Gizi seimbang pada periode emas ini sangat menentukan kecerdasan dan kesehatan anak,” ujar Ribka.

    Sebelumnya, kegiatan sarapan bergizi telah dilaksanakan di kawasan Tanah Abang pada Rabu (26/2/2025). Ada sebanyak 124 porsi makanan bergizi dibagikan, disesuaikan dengan kebutuhan gizi tiap kelompok. 

    Makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air, serta dilengkapi dengan susu pertumbuhan sebagai sumber protein nabati yang mendukung kebutuhan gizi seimbang.

  • Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya

    Puasa Bisa Mengurangi Risiko Stroke, Ini Penjelasan Medisnya

    Jakarta – Puasa Ramadan adalah salah satu momen yang penting bagi umat Islam. Selain dipenuhi keberkahan, ibadah yang erat kaitannya dengan pola makan ini juga punya manfaat bagi kesehatan.

    Selain dapat membantu proses penurunan berat badan, berpuasa juga bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan saraf dan fungsi otak. Spesialis bedah saraf Siloam Hospitals Dr dr Harsan, SpBS menyebut bahwa berpuasa, termasuk salah satu langkah pencegahan faktor risiko stroke.

    Menurut dr Harsan, ada banyak faktor risiko stroke yang berkaitan dengan makanan, di antaranya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Pengendalian pola makan selama berpuasa menjadi salah satu langkah mengurangi faktor risiko tersebut.

    “Ya, saya setuju itu (puasa meningkatkan kesehatan saraf dan otak),” kata dr Harsan ketika ditemui detikcom di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (6/3/2025).

    “Manfaatnya ya mengendalikan gula darah, makan juga menjadi tidak berlebihan, semacam itu. Pengendalian diri kuncinya. Dengan pengendalian diri, makannya jadi lebih sehat, otomatis bukan hanya otak, jantung dan ginjal juga jadi lebih sehat,” sambungnya.

    Pengendalian diri kuncinya. Dengan pengendalian diri, makannya jadi lebih sehat, otomatis bukan hanya otak, jantung dan ginjal juga jadi lebih sehat

    Dr dr Harsan, SpBS – Siloam Hospitals

    Tentunya bukan sekadar menahan lapar, dr Harsan mengingatkan masyarakat untuk juga memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Tak sedikit masyarakat yang justru menjadi kalap ketika berbuka puasa, sehingga malah mengonsumsi makanan-makanan tidak sehat, seperti makanan tinggi gula, garam, dan lemak.

    Menurutnya, kunci dari berpuasa adalah pengendalian diri. Selain berhenti makan dari subuh sampai maghrib, masyarakat harus lebih sadar dengan apa yang dikonsumsi.

    “Kalau kita hanya melihat ke faktor makanan, faktor risikonya tentu akan mengecil. Tentu saja membuat dalam tanda petik, orang menjadi lebih sehat dan risiko strokenya juga lebih kecil,” sambungnya.

    Senada, spesialis neurologi Siloam Hospitals, Prof Dr dr Yusak Mangara Tua Siahaan, SpN(K), mengatakan bahwa berpuasa membantu masyarakat untuk mengurangi faktor risiko stroke yang ada di tubuh mereka.

    “Jadi bicaranya pada faktor risiko ya. Misalnya dia punya hipertensi atau diabetes, kolesterol, dan merokok. Orang yang biasanya merokok, jadi tidak merokok. Orang yang biasanya makan pagi siang malam terus-terusan, dia bisa tidak makan, sehingga kadar kolesterolnya bisa menurun, dan kadar gulanya membaik,” tandas dr Yusak.

    (avk/up)

  • Cegah Obesitas, BPOM Dorong Pemilik Usaha Minuman Kopi Kekinian Tampilkan Nilai Gizi pada Produknya – Halaman all

    Cegah Obesitas, BPOM Dorong Pemilik Usaha Minuman Kopi Kekinian Tampilkan Nilai Gizi pada Produknya – Halaman all

    BPOM RI mendorong pemilik usaha tempat kopi maupun minuman kekinian turut menerapkan Informasi Nilai Gizi guna mengurangi obesitas.

    Tayang: Jumat, 7 Maret 2025 11:59 WIB

    Gambar oleh Karolina Grabowska dari Pixabay

    LABEL GIZI KOPI – Ilustrasi kopi kekinian. BPOM RI mendorong pemilik usaha tempat kopi maupun minuman kekinian turut menerapkan Informasi Nilai Gizi guna mengurangi obesitas. 

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mendorong pemilik usaha tempat kopi maupun minuman kekinian turut menerapkan Informasi Nilai Gizi.

    Saat ini masyarakat Indonesia tengah dihadapkan pada masalah gizi berupa obesitas yang terus meningkat.

    Direktur Standardisasi Pangan Olahan, Badan POM RI Dra. Dwiana Andayani, Apt menuturkan, kewajiban menerapkan label gizi baru ada pada pangan olahan.

    “Kami terus intensif bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan supaya jangan hanya di pangan olahan tapi juga di gerai-gerai kopi dan minuman-minuman kekinian itu juga sama diterapkan (informasi label gizi),” ujar dia

    Pemerintah kata dia, terus berupaya agar mengedukasi masyarakat agar lebih cermat dalam konsumsi minuman dan makanan dengan terlebih dahulu membaca informasi nilai gizi.

    “Ini sebagai upaya mengurangi risiko mengalami obesitas atau penyakit jantung. Kami terus bersama-sama mengedukasi agar kebiasaan cermat dan teliti membaca label gizi menjadi gaya hidup masyarakat,” ungkap Dwiana.

    Obesitas merupakan masalah global yang mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia.

    Di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan.

    Obesitas dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat sejak dini, dengan mencermati pola konsumsi Gula Garam dan Lemak (GGL), baca label kemasan pada kemasan pangan olahan dan latihan fisik secara rutin.

    Sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini