Produk: lemak

  • Pengidap Autoimun Boleh Puasa, Tapi Jangan Abaikan Hal Ini!

    Pengidap Autoimun Boleh Puasa, Tapi Jangan Abaikan Hal Ini!

    TRIBUNJAKARTA.COM – Apakah penderita autoimun boleh berpuasa? Begini tipsnya menurut dokter.

    Berpuasa di bulan Ramadan bisa jadi tantangan berat bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti sakit autoimun misalnya.

    Penyakit autoimun terjadi karena sistem imunitas tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh sendiri.

    Karena tak ingin ketinggalan momen puasa Ramadan, mungkin beberapa dari mereka yang memiliki kondisi tersebut tetap memaksakan diri ikut berpuasa. Jika begini, apakah aman dilakukan?

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi dan Imunologi, Yovita Mulyakusuma, menjelaskan penting bagi penyintas autoimun menjaga asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.

    Hal ini dilakukan agar sistem imun tubuhnya tetap terkendali dengan baik.

    “Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum melaksanakan puasa, karena penyakit autoimun bermacam-macam jenis, dan kondisi tubuh masing-masing penyintas berbeda,” kata dia, dikutip dari keterangan pers resmi Eka Hospital Cibubur, baru-baru ini.

    Berpuasa dapat menjadi hal yang menantang untuk dilakukan oleh penyintas autoimun.

    Akan tetapi dengan persiapan yang baik dan memperhatikan beberapa hal berikut, penyintas autoimun diperbolehkan untuk puasa tanpa mengorbankan kondisi kesehatan mereka.

    Salah satu yang utama, kata Dokter Yovita yakni penting untuk berkonsultasi ke dokter.

    Hal ini untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka, apakah memungkinkan untuk puasa atau tidak.

    Selain itu, berikut beberapa tips yang harus diperhatikan bagi penyintas autoimun yang berpuasa di bulan Ramadan:

    1. Pastikan tubuh tetap terhidrasi

    Saat menjalankan puasa, penyintas autoimun penting untuk memastikan tubuh mereka terhidrasi dengan baik.

    Sebab dehidrasi, dapat mengganggu fungsi normal sel-sel tubuh yang sudah bekerja lebih keras pada tubuh seseorang yang memiliki autoimun.

    Pastikan Anda menjaga asupan air minum sejak berbuka hingga sahur untuk menghindari dehidrasi, dan sebisa mungkin hindari minuman berkafein.

    Konsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung air, juga dapat membantu hidrasi.

    2. Konsumsi makanan kaya nutrisi saat sahur dan berbuka

    Selain kecukupan air minum, menjaga asupan nutrisi juga penting untuk menjaga sistem imun tetap berfungsi dengan baik.

    Oleh karena itu, penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama berpuasa, yakni saat sahur dan berbuka.

    Dokter Yovita menyarankan, agar perbanyak konsumsi makanan alami dengan proses yang sederhana.

    Makanan tinggi protein seperti ikan, ayam, kacang-kacangan juga baik dikonsumsi untuk mendukung regenerasi sel-sel tubuh.

    Selain itu, cukupi kebutuhan serat dengan konsumsi sayur mayur serta memilih asupan karbohidrat kompleks agar bisa kenyang dan memiliki energi yang tahan lama.

    Sebagai tambahan saran, Anda dapat memilih lemak tak jenuh seperti minyak zaitun, alpukat, dan mengurangi daging merah.

    3. Hindari menu pantangan

    Saat berbuka ataupun saur, menghindari makanan yang menjadi pantangan wajib dilakukan.

    Secara umum, penyintas autoimun sebaiknya menghindari makanan yang dapat memicu proses radang, yaitu makanan yang tinggi lemak, tinggi gula dan tinggi garam. 

    Penyintas autoimun juga sebaiknya menghindari makanan yang diproses berlebihan, makanan olahan, makanan dengan pengawet, dan pewarna.

    4. Minum obat teratur

    Apabila masih ada obat-obatan yang diberikan oleh dokter untuk dikonsumsi secara rutin, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter sehingga dapat dilakukan penyesuaian. 

    Jangan menghentikan atau mengurangi sendiri obat-obatan rutin yang diberikan oleh dokter agar tidak terjadi putus obat atau kekambuhan.

    5. Kelola stres dan jaga pola tidur

    Manajemen stres yang baik serta istirahat cukup juga penting bagi penyintas autoimun.

    Tidurlah yang cukup agar tubuh tetap bugar dan hindari melakukan aktivitas berat.

    Sebagai saran, Kamu bisa melakukan olahraga ringan sesuai kondisi tubuh masing-masing, melakukan kegiatan yang menenangkan untuk menghindari stress agar tidak memicu flare.

    6. Pantau gejala dan kondisi tubuh sendiri

    Segera konsultasikan ke dokter apabila saat berpuasa terdapat beberapa gejala seperti pusing, sakit kepala, kelelahan ekstrim, mual, nyeri atau tanda-tanda flare.

    Meski beberapa penyintas autoimun boleh berpuasa, namun hal ini tidak dapat dipaksakan bagi beberapa kasus.

    Segera konsultasikan kembali dengan dokter Anda apabila ada gejala mencurigakan timbul selama berpuasa.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau Whatsapp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Pakar gizi sarankan tak konsumsi ubi untuk berbuka puasa

    Pakar gizi sarankan tak konsumsi ubi untuk berbuka puasa

    mengawali berbuka puasa dengan cairan karena tenggorokan yang sedang kering itu sangat membutuhkan hidrasi

    Jakarta (ANTARA) – Pakar gizi klinik menyarankan agar tidak mengonsumsi ubi untuk berbuka puasa karena mengandung gas yang bisa menimbulkan rasa begah di perut terutama bagi penderita maag.

    “Makanan yang dihindari (saat berbuka puasa) seperti tinggi lemak, makanan yang bisa menghasilkan banyak gas setelah disantap seperti ubi pada orang-orang tertentu bisa menyebabkan perutnya tidak nyaman, juga sawi, kol,” ujar dr. Ida Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

    Ida yang aktif di Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta juga menyebut buah-buahan atau makanan yang asam seperti kedondong, lalu minuman mengandung soda dan kafein seperti kopi dan teh sebaiknya juga dihindari untuk berbuka.

    Ini karena makanan serta minuman tersebut khususnya bagi penderita asam lambung dapat mengiritasi lambung dan meningkatkan kadar asam lambung.

    “Hindari makanan yang bisa merangsang pengeluaran asam lambung yang masuk ke dalam kelompok tinggi kafein seperti kopi, teh pekat, soda dan sebagainya, lalu sari buah citrus, produk susu tinggi lemak harus betul-betul dibatasi terutama pada mereka yang punya intoleransi terhadap laktosa,” jelas Ida.

    Dia menyarankan para Muslim mengawali berbuka puasa dengan cairan karena tenggorokan yang sedang kering itu sangat membutuhkan hidrasi.

    Kalaupun setelah minum, ingin menyantap gorengan, maka tak lebih dari satu porsi atau satu potong. Makanan yang digoreng banyak mengandung lemak trans yang tak bagus bagi kesehatan tubuh.

    Kementerian Kesehatan menyatakan konsumsi lemak trans secara signifikan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner secara global setiap tahunnya.

    Selain kiat memilih makanan saat berbuka puasa, Ida juga memberikan strategi memilih hidangan sahur. Dia mengingatkan hidangan sahur, harus selalu mengikuti gizi seimbang.

    “Yaitu cukupi karbohidrat sesuai dengan porsi yang dianjurkan. Dari satu piring makan maka setengah piring diisi sayur dan buah, seperempatnya diisi dengan karbohidratnya, lalu seperempat sisanya dengan protein hewani dan nabati,” jelas dia.

    Ida menambahkan para Muslim juga harus mencukupi hidrasi minimal delapan gelas yang bisa dipenuhi saat sahur dan berbuka puasa.

    “Karena kebutuhan cairan sangat penting supaya puasa bisa bertahan dan tubuh tetap punya energi selama berpuasa,” ucap dr. Ida yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Manfaat Mengonsumsi Jahe dan Kunyit, Termasuk Menyehatkan Jantung

    Manfaat Mengonsumsi Jahe dan Kunyit, Termasuk Menyehatkan Jantung

    Jakarta

    Jahe dan kunyit merupakan bumbu dapur yang kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Keduanya kaya akan nutrisi serta antioksidan yang dapat membantu mencegah berbagai macam masalah kesehatan.

    Jahe dikenal bermanfaat untuk mengatasi mual, muntah, nyeri yang berhubungan dengan osteoarthritis. Jahe juga telah terbukti dapat membantu mengendalikan kadar gula darah.

    Di sisi lain, kunyit kerap digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, infeksi saluran pernapasan, dan nyeri arthritis.

    Sebuah studi menunjukkan mengkombinasikan jahe dan kunyit dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan, khususnya dalam melawan peradangan dan melindungi dari risiko penyakit kronis tertentu.

    Lantas, apa saja manfaat yang diperoleh dari rutin mengonsumsi jahe dan kunyit? Dikutip dari Health, berikut ulasannya.

    1. Melawan Stres Oksidatif

    Jahe dan kunyit kaya akan antioksidan yang dapat mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi yang disebabkan oleh efek radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel dan jaringan.

    Seiring waktu, stres oksidatif juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.

    Jahe dan kunyit mengandung beragam senyawa yang memiliki efek antioksidan kuat, seperti gingerol, shogaol, dan kurkumin. Berbagai penelitian telah menunjukkan senyawa-senyawa tersebut memberikan efek antioksidan yang kuat ketika dikombinasikan.

    2. Mengurangi Peradangan

    Peradangan sejatinya merupakan mekanisme alami yang terjadi saat tubuh memulihkan diri dari cedera atau penyakit. Namun, peradangan yang terjadi terus-menerus dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

    Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritisDepresiDiabetes tipe 2Penyakit ParkinsonJenis kanker tertentuHipertensiPenyakit jantungGangguan gastrointestinal, seperti radang usus besarAsma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

    Antioksidan yang terkandung dalam jahe dan kunyit memiliki efek antiinflamasi kuat yang dapat mencegah terjadinya peradangan kronis.

    Sebuah studi sel hewan menemukan bahwa shogaol (dari jahe) dan kurkumin (dari kunyit) merupakan senyawa utama yang membantu mengurangi peradangan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek ini terlihat pada manusia.

    3. Meningkatkan Imun Tubuh

    Efek antiperadangan dan antioksidan dari jahe dan kunyit dapat menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.

    Jahe dan kurkumin, senyawa utama dalam kunyit, memiliki sifat antimikroba yang kuat. Ini berarti keduanya dapat membantu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Inilah alasan keduanya telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai obat alami untuk pilek.

    Studi terdahulu juga menunjukkan ekstrak jahe dapat membantu mencegah masuk angin, melegakan sakit tenggorokan, dan mengurangi hidung tersumbat. Sementara, Kurkumin dapat memengaruhi sel darah putih dan membantu memperkuat pertahanan kekebalan alami tubuh.

    4. Mengurangi Nyeri Kronis

    Efek antiperadangan pada jahe dan kunyit dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan.

    Sebuah penelitian terhadap 60 orang penderita osteoartritis lutut membandingkan efek ekstrak kunyit, lada hitam, dan jahe dengan Aleve (naproxen). Para peneliti menemukan kombinasi herbal tersebut sama efektifnya dengan Aleve dalam mengurangi rasa sakit dan peradangan jika dikonsumsi dua kali sehari selama empat minggu

    5. Mengatasi Mual dan Gangguan Pencernaan

    Jahe telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, morning sickness, operasi, dan mabuk perjalanan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, yang membantu mempercepat pengosongan perut dan melancarkan pencernaan.

    Sementara itu, kunyit dapat membantu mengatasi refluks asam. Sebuah penelitian menemukan kurkumin bisa sama efektifnya dengan Prilosec (omeprazole) yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.

    6. Mendukung Kesehatan Jantung

    Asupan jahe dan kunyit dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan peradangan, yang sangat terkait dengan penyakit jantung.

    Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 2-4 gram jahe segar setiap hari dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit jantung. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.

    Studi observasional lainnya menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kunyit memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang jauh lebih rendah. Kunyit dapat membantu mencegah atau memperlambat aterosklerosis (penumpukan plak di arteri). Penumpukan plak dapat membuat arteri menyempit, sehingga mengurangi aliran darah dan menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung.

    Bukti terbaru menunjukkan jahe dapat berperan dalam penurunan berat badan. Sebuah tinjauan uji coba terkontrol acak menemukan bahwa mengonsumsi 2 gram suplemen jahe setiap hari selama lebih dari delapan minggu paling efektif untuk menurunkan berat badan.

    Di sisi lain, penelitian pada tabung reaksi dan hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat mendukung penurunan berat badan dengan beberapa cara. Kurkumin dapat mematikan sel-sel lemak yang sedang berkembang dan mencegah terbentuknya sel-sel lemak baru. Kurkumin juga dapat meningkatkan metabolisme dan memperbaiki resistensi insulin.

    (ath/kna)

  • Puasa Bikin Mudah Lelah dan Mager? Begini Caranya Biar Tetap Bertenaga

    Puasa Bikin Mudah Lelah dan Mager? Begini Caranya Biar Tetap Bertenaga

    Jakarta

    Puasa dari pagi hingga sore sambil beraktivitas pasti tidak mudah. Rasa lelah akan cenderung lebih terasa saat berpuasa.

    Namun, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan agar tetap berenergi dan tetap fokus selama berpuasa. Apa saja?

    Psikolog holistik di Dubai, Devika Mankani, merekomendasikan untuk membuat jadwal dengan ritme yang alami setiap harinya.

    “Pagi hari adalah waktu yang paling produktif, jadi selesaikan tugas-tugas yang membutuhkan fokus tinggi di awal. Di pertengahan pagi jadwalkan tugas-tugas atau rapat yang lebih ringan,” jelas Mankani.

    “Rasa lesu di sore hari adalah hal yang nyata, jadi simpan pekerjaan rutin atau yang lebih ringan di periode ini,” lanjutnya.

    Dikutip dari Gulf News, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar selalu bertenaga untuk beraktivitas selama berpuasa:

    1. Memperhatikan asupan sahur

    Sahur adalah hal yang paling penting agar bisa tahan berpuasa sehari penuh. Menurut ahli gizi di Dubai, Sharifa Khan, memilih menu sahur yang seimbang adalah kunci untuk menjaga tingkat energi tetap stabil sepanjang hari.

    Untuk mendapatkan energi yang stabil sepanjang hari, fokuslah pada karbohidrat kompleks seperti gandum, biji-bijian utuh, dan beras merah yang dapat melepaskan energi secara perlahan. Bisa ditambahkan makanan yang kaya protein, seperti telur, yogurt, atau kacang-kacangan, dan diakhiri dengan yang dapat menghidrasi misalnya semangka.

    Perlu diingat, selama sahur hindari terlalu banyak mengonsumsi kafein, karena dapat membuat dehidrasi.

    2. Tetap terhidrasi

    Dehidrasi adalah salah satu penyebab terbesar kelelahan selama Ramadan. Meski tidak dapat minum di siang hari, seseorang dapat tetap terhidrasi selama jam-jam buka puasa. Pastikan minum banyak air di antara waktu berbuka puasa dan sahur.

    Selain air, dapat juga mengonsumsi makanan yang menghidrasi saat berbuka puasa. Misalnya seperti buah jeruk, semangka, anggur, melon, atau sup untuk menghidrasi tubuh.

    3. Makan yang seimbang saat berbuka puasa

    Ketika berbuka puasa adalah kesempatan untuk menyehatkan tubuh. Setelah berjam-jam berpuasa, tubuh membutuhkan asupan yang seimbang.

    Disarankan untuk menghindari makanan yang digoreng atau terlalu banyak mengandung gula tambahan. Sebab, hal tersebut dapat membuat tubuh merasa lesu dan lebih lelah.

    Cobalah mulai berbuka puasa dengan camilan ringan yang menghidrasi, seperti kurma dan air putih. Kemudian, beralihlah ke makanan yang bergizi yang mengandung protein rendah lemak. Misalnya ayam, ikan, atau kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian utuh.

    “Jangan lupa juga lemak sehat, misalnya alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun, untuk membuat Anda kenyang dan berenergi,” kata Khan.

    “Seporsi kecil sesuatu yang manis, seperti sepotong cokelat hitam atau salad buah, dapat memuaskan keinginan Anda tanpa menyebabkan gula darah Anda turun,” sambungnya.

    4. Tidur sejenak untuk mengisi tenaga

    Kelesuan di sore hari sering kali disebabkan oleh penurunan gula darah dan ritme sirkadian alami. Untuk mencegahnya, bisa dengan memilih karbohidrat dan protein yang lambat diserap saat sahur, seperti gandum, telur, atau kacang-kacangan, untuk mempertahankan energi.

    Jika memungkinkan, bergeraklah selama lima menit sambil melakukan peregangan, berjalan, atau bahkan berdiri dapat meningkatkan sirkulasi dan kewaspadaan.

    Khan mengungkapkan terlalu memaksakan diri beraktivitas saat lelah, dapat membuat tubuh semakin lelah. Jadi, cobalah untuk tidur siang, meskipun hanya selama 20-30 menit, dapat mengisi ulang tenaga, membantu meningkatkan fokus, dan suasana hati.

    5. Lakukan olahraga ringan

    Olahraga ringan dapat membantu menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar. Pilihlah olahraga yang ringan, seperti berjalan atau peregangan.

    Cobalah untuk berolahraga singkat selama 15-20 menit atau melakukan yoga ringan untuk meningkatkan energi. Kegiatan ini juga bisa dilakukan setelah berbuka puasa.

    6. Kurangi stres

    Stres dapat menjadi penyebab utama rasa lelah dan terkurasnya energi selama berpuasa. Cobalah luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk melepaskan diri dari kesibukan dan bernapaslah.

    Memperbanyak berdoa dan meluangkan waktu untuk santai dapat membantu diri menjadi lebih tenang selama berpuasa.

    7. Perhatikan pola tidur

    Saat berpuasa, tidur yang berkualitas menjadi lebih penting. Meskipun jadwal tidur mungkin terganggu selama Ramadan, sangat penting untuk memanfaatkan waktu tidur sebaik-baiknya.

    Cobalah untuk tidur secara bertahap, beristirahat lebih lama setelah salat Tarawih dan kemudian tidur lebih singkat sebelum Sahur.

    Menggunakan penutup mata dan membuat lingkungan tidur setenang serta segelap mungkin juga dapat meningkatkan kualitas tidur.

    (sao/kna)

  • Tips Puasa Aman Bagi Penderita Maag: Ini Makanan yang Dianjurkan untuk Buka dan Sahur  – Halaman all

    Tips Puasa Aman Bagi Penderita Maag: Ini Makanan yang Dianjurkan untuk Buka dan Sahur  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono membagikan tips aman berpuasa untuk penderita maag.

    Asam lambung merupakan keluhan paling sering terjadi saat puasa.

    “Kalau terjadi imbalance dan ketidakseimbangan maka bisa muncul keluhan sakit lambung.

    Dengan ditandai sakit perut, mual, begah bahkan bisa menimbulkan nyeri yang parah,” kata dia dikutip dari laman Instagramnya, Sabtu (15/3/2025).

    Karena itu, ibadah di bulan Ramadan ini bagi penderita maag membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga agar lambung tetap sehat.

    Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah tips nutrisi yang tepat selama sahur dan berbuka, seperti berikut:

    1. Saat sahur: Pilih makanan yang lambat dicerna, seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum) dan protein tanpa lemak (ikan, ayam).

    “Hindari makanan pedas, asam, atau berlemak,” tutur dia.

    2. Saat berbuka: Mulailah dengan air putih hangat dan kurma untuk menstabilkan kadar gula darah.

    Hindari makan berat langsung, beri jeda dengan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur.

    Selain itu, penting untuk mengatur pola makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering dan menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung.

    “Jika memiliki riwayat maag kronis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berpuasa. Dengan perencanaan yang baik, puasa dapat tetap berjalan lancar dan penuh berkah. Tetap sehat dan semangat menyambut Ramadan,” harap Prof Dante.

  • Ramai Warganet Curhat Telat Haid saat Ramadan, Begini Tanda Siklus Haid Tak Normal

    Ramai Warganet Curhat Telat Haid saat Ramadan, Begini Tanda Siklus Haid Tak Normal

    Jakarta

    Dokter kandungan menanggapi ramainya keluhan warganet di media sosial X yang mengaku telat haid selama bulan Ramadan. Spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menuturkan bahwa perubahan pola makan dan istirahat selama bulan puasa memang dapat mempengaruhi siklus haid.

    Pola makan yang berubah lebih sedikit secara tiba-tiba dapat mempengaruhi metabolisme dan hormon-hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi. Pun sebaliknya, kondisi ini juga bisa dapat dialami oleh orang-orang yang suka ‘balas dendam’ saat buka puasa, sehingga cenderung makan berlebihan.

    “Jadi tidak hanya defisit kalori, kadang-kadang kita bulan puasa malah balas dendam bukanya. Jadi kalorinya bertambah, penumpukan lemak banyak, ini juga bisa mempengaruhi pola haid,” ujar dr Fadli ketika dihubungi detikcom, Jumat (14/3/2025).

    Ia menuturkan perubahan siklus haid selama bulan puasa adalah hal yang normal. Perubahan siklus haid yang terjadi umumnya juga tidak bersifat signifikan.

    Selama tidak ada tanda-tanda abnormal dalam siklus haid, maka masyarakat tidak perlu khawatir berlebih. Ciri siklus haid yang normal meliputi menstruasi 28 hari sekali dengan plus minus 7 hari, durasi haid 3-10 hari, rasa nyeri tidak sampai mengganggu aktivitas atau sampai minum obat, dan volume darah juga tidak berlebihan.

    Jika ditemukan ada tanda yang tidak normal, maka sebaiknya pemeriksaan perlu dilakukan. Ini untuk melihat lebih dalam apa yang menjadi pemicu dari masalah tersebut.

    “Tanda yang sudah tidak normal kalau perdarahannya banyak banget, ganti pembalut sampai kepalanya kliyengan atau pusing. Jadi itu harus diperiksa apalagi nggak dapat-dapat haidnya, contoh nggak ada haidnya selama 3 bulan gitu ya, itu harus dilakukan pemeriksaan kita mau lihat kenapa,” jelas dr Fadli. .

    “Tapi kembali lagi berpuasa memang ini banyak terjadi yang bagus-bagus untuk kita dan seharusnya dia tidak akan mempengaruhi pola haid yang sedemikian rupa. Selama di bulan Ramadan semoga tubuh kita jadi restart, atau keformat balik,” tandasnya.

    Sebelumnya memang ramai warganet di media sosial X membahas soal haid yang terlambat selama bulan puasa. Mereka menduga ini berkaitan dengan perubahan pola makan yang berubah selama puasa.

    “Kalian ngerasa ga kalo bulan ramadan mens jd telat tapi udah ngerasain nyeri pinggang perut dan semua rasa sakit mens tapi ga ada darah yang keluar,” ucap salah satu netizen.

    “Ini ada hubungannya sama perubahan waktu makan ga sih?” timpal netizen lain.

    (avk/kna)

  • Nikmati Kue Tanpa Gluten, Inilah 3 Rekomendasi Tepung Bebas Gluten

    Nikmati Kue Tanpa Gluten, Inilah 3 Rekomendasi Tepung Bebas Gluten

    Liputan6.com, Yogyakarta – Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan gandum hitam. Protein ini juga ada dalam makanan olahan seperti pasta, roti, dan sereal.

    Makanan bebas gluten sangat penting bagi penderita penyakit seliak dan orang dengan intoleransi gluten. Tanpa makanan bebas gluten, mereka bisa mengalami masalah kesehatan yang serius.

    Ada banyak tepung bebas gluten yang kaya nutrisi dan bisa digunakan untuk membuat berbagai jenis kue. Dengan tepung alternatif ini, siapa pun bisa menikmati kue lezat tanpa khawatir tentang gluten. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga tepung bebas gluten:

    1. Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour)

    Tepung mocaf atau modified cassava flour adalah tepung bebas gluten yang kaya manfaat kesehatan. Tepung ini mengandung serat tinggi, vitamin B6, serta mineral penting seperti kalsium dan fosfor.

    Dengan mengonsumsi tepung mocaf secara teratur, Anda dapat membantu melancarkan pencernaan, menjaga metabolisme tubuh tetap sehat, dan mendukung kesehatan tulang. Tepung mocaf menjadi alternatif tepung yang sempurna bagi penderita seliak atau yang memiliki sensitivitas terhadap gluten tanpa mengorbankan kandungan gizi dan manfaat kesehatan.

    2. Tepung Gandum Bebas Gluten

    Tepung gandum bebas gluten merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk diet bebas gluten. Tepung ini kaya akan karbohidrat kompleks yang memberikan energi tahan lama.

    Kandungan karbohidratnya tidak seperti karbohidrat sederhana yang cepat habis. Selain itu, tepung ini juga mengandung serat pangan tinggi.

    Serat inilah yang membantu menjaga rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok untuk mereka yang sedang mengatur pola makan. Sebagai sumber protein nabati, tepung gandum bebas gluten juga berperan dalam mendukung metabolisme tubuh yang sehat.

    3. Tepung Almond

    Tepung almond adalah pilihan tepung bebas gluten yang sangat bergizi dan serbaguna. Terbuat dari almond yang digiling halus, tepung ini kaya akan protein nabati yang penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

    Tepung almond juga mengandung lemak sehat dan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan kuat untuk tubuh. Dengan kandungan serat alami yang tinggi, tepung ini membantu melancarkan pencernaan.

    Manfaat tepung almond tidak berhenti di situ saja. Tepung ini membantu menjaga keseimbangan energi tubuh sehingga Anda tetap bertenaga sepanjang hari. Kandungan nutrisinya juga mendukung kesehatan kulit dan jantung, menjadikannya pilihan tepung yang baik untuk perawatan tubuh dari dalam.

    tepung almond memiliki indeks glikemik rendah sehingga membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. Hal ini menjadikannya pilihan tepat bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang mengontrol asupan gula.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • 6 Makanan Rekomendasi Buat Sobat Aslam Biar GERD Nggak Kambuh

    6 Makanan Rekomendasi Buat Sobat Aslam Biar GERD Nggak Kambuh

    Jakarta

    Perubahan pola makan masih menjadi cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah gastroesophageal reflux disease (GERD). Makanan apa saja sih yang direkomendasikan untuk pengidap GERD agar nggak sering kambuh?

    Dikutip dari Hopkins Medicine, berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Makanan Tinggi Serat

    Mengonsumsi makanan tinggi serat membuat rasa kenyang menjadi lebih lama dan mencegah makan berlebihan, yang dikaitkan dengan masalah asam lambung.

    Beberapa jenis makanan tinggi serat yang dapat dikonsumsi seperti biji-bijian utuh, sayur umbi-umbian seperti wortel dan bit, lalu sayuran hijau seperti asparagus dan brokoli.

    2. Makanan Bersifat Basa

    Makanan yang bersifat asam dapat meningkatkan risiko kenaikan asam lambung ke kerongkongan. Masyarakat, khususnya orang yang memiliki masalah lambung, mungkin bisa lebih mengutamakan makanan yang bersifat basa.

    Beberapa makanan yang bersifat basa seperti pisang, melon, kembang kol, adas, dan kacang-kacangan. Sebaiknya batasi buah-buahan sitrus seperti jeruk untuk mencegah masalah GERD.

    3. Makanan Tinggi Kadar Air

    Selain meningkatkan hidrasi, makanan yang mengandung banyak air juga dapat mengencerkan dan melemahkan asam lambung. Ini sangat cocok untuk orang-orang dengan masalah asam lambung.

    Beberapa jenis makanan dengan kandungan air tinggi yang bisa dikonsumsi seperti seledri, timun, selada, semangka, sup, dan teh herbal.

    4. Jahe

    Jahe memiliki sifat anti-peradangan alami. Banyak orang menggunakan jenis rempah ini untuk mengatasi masalah gangguan pencernaan, mual, hingga GERD.

    Jahe memiliki kemampuan yang baik untuk pengosongan lambung. Jahe memudahkan makanan yang ada di lambung untuk bergerak lebih cepat ke usus, serta dapat meredakan gejala masalah lambung.

    5. Daging Rendah Lemak

    Daging rendah lemak seperti ayam, kalkun, ikan, dan makanan laut, punya kecenderungan untuk tidak menimbulkan gejala refluks asam dibandingkan daging berlemak. Untuk menjaga keamanan lambung, daging rendah lemak sebaiknya diolah dengan cara dibakar, dipanggang, atau direbus.

    6. Lemak Tak Jenuh

    Tubuh tetap membutuhkan lemak untuk berfungsi dengan baik. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bagaimana masyarakat bisa memilih opsi lemak lebih sehat.

    Beberapa jenis lemak tak jenuh bisa didapatkan dari alpukat, kacang kenari, biji rami, minyak zaitun, minyak wijen, dan minyak bunga matahari. Jenis lemak-lemak tersebut cenderung tidak menyebabkan refluks asam dibandingkan lemak hewani atau lemak yang ditambahkan dalam makanan olahan.

    Cobalah untuk membatasi makanan yang digoreng untuk mencegah masalah GERD muncul kembali.

    (avk/kna)

  • Kapan Waktu Olahraga yang Paling Baik Saat Puasa?

    Kapan Waktu Olahraga yang Paling Baik Saat Puasa?

    Jakarta

    Di bulan Ramadan, meskipun tubuh tidak mendapatkan asupan energi seperti hari-hari biasa, olahraga tetap penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Tapi, olahraga saat puasa memang memerlukan strategi khusus.

    Jangan sampai ingin tubuh bugar, malah mengalami dehidrasi atau kelelahan berlebihan. Pemilihan waktu yang tepat menjadi faktor krusial, agar manfaat olahraga tetap maksimal tanpa mengganggu kondisi fisik.

    Waktu Olahraga yang Paling Baik Saat Puasa

    Lantas, kapan sebenarnya waktu terbaik untuk berolahraga saat berpuasa? Apakah lebih baik dilakukan sebelum berbuka atau setelahnya? Praktisi olahraga, dr. Yohanes Toban Layuk Allo, SpOT(K) dalam arsip catatan detikcom menjelaskan bahwa sebelum berolahraga saat puasa, kenali dulu kemampuan diri. Dr Toban mengatakan, pilihan waktu yang ideal adalah sekitar satu jam sebelum berbuka puasa.

    “Puasa itukan kekurangan cairan terutama elektrolit sama gula. Nah jadi waktu olahraga yang paling tepat, tentu menjelang bisa minum dan setelah minum. Jadi waktunya adalah sekitar satu jam menjelang berbuka puasa, karena pada saat misalnya udah olahraga nih, udah haus banget, kan nggak mungkin batalin puasa, tapi kalau emang udah waktunya berbuka kan enak tinggal minum,” jelasnya.

    Selain itu, bagi mereka yang sulit menoleransi penurunan kadar gula dalam darah, berolahraga setelah berbuka puasa bisa menjadi alternatif.

    “Kan beberapa orang kurang bisa menoleransi penurunan gula dalam darah, untuk yang seperti itu lebih disarankan yaudah olahraganya setelah berbuka aja, jadi isi dulu nih gulanya, isi dulu elektrolitnya, bisa berbuka dengan yang manis, kan yang manis ada kandungan gula tuh, nah gula ini bisa diperlukan untuk menambah energi tubuh, baru setelah itu olahraga,” ungkapnya.

    “Untuk orang-orang yang seperti itu saya lebih merekomendasikan olahraganya setelah berbuka, tapi ada orang yang beda dan nggak semua kebutuhannya sama, jadi kembali lagi kenali diri sendiri,” lanjut dia.

    Sama halnya dengan penjelasan dari Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM, Tony Arjuna. Disadur dari laman resmi FK UGM, ia menjelaskan olahraga saat berpuasa tetap bisa dilakukan, kira-kira 30 menit sampai 1 jam sebelum berbuka atau setelah tarawih.

    Ia tidak menyarankan olahraga di pagi hari selama berpuasa. Menurutnya, berolahraga di pagi hari saat puasa bukanlah pilihan yang ideal, bahkan bisa berisiko bagi mereka yang belum terbiasa.

    Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan kalori selama aktivitas fisik, yang mempercepat penurunan kadar gula darah. Akibatnya, tubuh menjadi lemas dan rasa lapar akan lebih terasa sepanjang hari.

    Kondisi ini terutama berbahaya bagi penderita diabetes karena dapat meningkatkan risiko serangan hipoglikemia yang mengancam nyawa. Tony juga menambahkan, bahwa jika seseorang tidak berolahraga sama sekali pada hari pertama dan kedua puasa, rasa lapar yang dialami akan berbeda dibandingkan dengan hari-hari selanjutnya. Hal ini terjadi karena tubuh masih berada dalam fase awal defisit kalori yang cukup besar.

    Olahraga yang Bisa Dilakukan Saat Puasa

    Apa olahraga terbaik yang bisa dilakukan saat puasa? Kartika Prahasanti, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, menyarankan beberapa olahraga ringan saat puasa.

    Dilansir dari laman resmi FK UM Surabaya, bahwa jenis serta durasi olahraga pun harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Adapun jenis olahraga yang dianjurkan saat berpuasa yaitu olahraga yang dapat melatih jantung.

    Contohnya jogging, jalan cepat, hingga bersepeda. Latihan kekuatan seperti gerakan push up, sit up, back up, plank, dan squat juga dianjurkan. Dengan catatan, disesuaikan dengan kemampuan tubuh masing-masing.

    Selain itu, latihan kelenturan seperti yoga, pilates, atau gerakan sederhana seperti cium lutut dan menggerakkan anggota tubuh sesuai ruang sendi, juga dianjurkan. Hal ini agar tubuh tetap fleksibel dan terhindar dari cedera.

    Pemilihan jenis olahraga tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Frekuensi olahraga yang direkomendasikan adalah 3-5 kali dalam seminggu dengan durasi setiap sesi antara 30-50 menit, sesuai dengan rekomendasi WHO yang menyarankan total waktu olahraga sekitar 150 menit per minggu.

    Olahraga saat berpuasa memang punya banyak khasiat, seperti merangsang proses autofagi dan autolisis, yaitu mekanisme alami tubuh dalam menghancurkan sel-sel yang rusak dan menggantinya dengan sel-sel baru yang lebih sehat.

    Tapi, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berolahraga di bulan puasa. Seperti pastikan kecukupan nutrisi dari karbohidrat, protein, lemak, serta cairan yang dikonsumsi saat sahur. Selain itu, tidur yang cukup dan berkualitas, yaitu sekitar 7-9 jam per hari, juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh selama berpuasa.

    Nah, itulah tadi penjelasan tentang waktu olahraga yang baik dan jenis serta durasi olahraga yang bisa dilakukan saat puasa. Semoga membantu dan tetap jaga kesehatan, ya!

    (aau/fds)

  • 5 Tips Makan Sehat Saat Sahur selama Ramadan

    5 Tips Makan Sehat Saat Sahur selama Ramadan

    Jakarta, Beritasatu.com – Sahur merupakan waktu yang tepat untuk mendisiplinkan diri. Karena itu, pilihan makanan yang sehat dapat memperkuat hubungan spiritual dan menjaga kesehatan tubuh dengan baik.

    Pendekatan yang seimbang terhadap nutrisi, hidrasi dan kadar gula yang seimbang dapat meningkatkan energi dan kesehatan tubuh selama bulan Ramadan.

    Bagi penderita diabetes, asupan yang sehat dan seimbang saat sahur sangat penting untuk menstabilkan kadar gula darah selama berpuasa.

    Memilih makanan yang tepat dapat membantu mencegah lonjakan gula darah dan menjaga tingkat energi tetap stabil.

    Tips Makan Sehat Saat Sahur selama Ramadan

    Melansir dari Times of India, berikut ini adalah lima tips makan sehat saat sahur selama bulan Ramadan:

    1. Awali Sahur dengan Diet Seimbang

    Sahur yang padat nutrisi membuat Anda tetap berenergi sepanjang hari. Membuat pilihan yang tepat selama sahur dapat membuat tubuh tetap merasa kenyang dan bertenaga.

    Karena itu, disarankan untuk mengonsumsi protein rendah lemak dan sayur-sayuran untuk memberikan asupan nutrisi pada tubuh.

    Makanan, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, telur, ayam dan ikan dapat menyediakan nutrisi penting, memperlambat pencernaan dan mempertahankan rasa kenyang.

    Selain itu, hindari makan makanan olahan saat sahur untuk menghindari dehidrasi dan tubuh terasa lesu.

    2. Tetap Terhidrasi

    Hidrasi berperan penting dalam pengendalian gula darah dan mencegah tubuh merasa lelah. Oleh sebab itu, minumlah air yang cukup untuk meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi keinginan untuk mengonsumsi gula dan mencegah pelepasan hormon stres akibat dehidrasi, yang dapat menyebabkan gula darah meningkat.

    Hidrasi dapat mencegah kelelahan, terutama bagi penderita diabetes. Disarankan untuk minum 10-12 gelas air saat waktu berbuka dan sahur.

    Selain itu, konsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air seperti jeruk dan semangka juga disarankan. Hal ini dapat membuat tetap aktif dan berenergi sepanjang hari.

    3. Konsumsi Karbohidrat Berserat Tinggi

    Mengonsumsi biji-bijian utuh seperti gandum, oat dan beras merah yang kaya akan serat, vitamin dan mineral dapat membantu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh.

    Kacang-kacangan seperti lentil dan buncis memiliki indeks glikemik rendah, sehingga dapat memperlambat kenaikan gula darah.

    Makan makanan tinggi serat dapat memperlambat pencernaan, mencegah lonjakan dan penurunan gula darah secara tiba-tiba.

    4. Mengonsumsi Lemak Sehat

    Makan makanan yang mengandung lemak sehat dapat  memberikan energi secara berkelanjutan dan membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan.

    Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak sehat adalah kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti almond, walnut, alpukat, salmon dan makerel. Makanan ini dapat meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL.

    5. Makanan yang Wajib Dihindari

    Untuk menjaga tubuh tetap sehat selama puasa, hindarilah makan makanan manis dan karbohidrat olahan, seperti roti, kue kering dan permen. Selain itu, Anda juga disarankan untuk tidak makan makanan olahan, gorengan dan minuman manis.

    Makan makanan sehat dengan nutrisi seimbang sangat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Karena itu, mengonsumsi karbohidrat tinggi serat, protein rendah lemak dan makanan yang mengandung lemak sehat dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi, membantu mengontrol gula darah secara efektif dan mempertahankan energi selama puasa di bulan Ramadan.