Produk: lemak

  • Neraca Perdagangan RI Surplus 58 Bulan Berturut-turut, Sentuh USD 3,12 Miliar di Februari 2025 – Page 3

    Neraca Perdagangan RI Surplus 58 Bulan Berturut-turut, Sentuh USD 3,12 Miliar di Februari 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD 3,12 miliar pada Februari 2025, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS)“Surplus neraca perdagangan bulan Februari 2025 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau turun USD 0,38 miliar, namun lebih tinggi dibandingkan bulan yanh sama tahun lalu,” ungkap Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS yang disiarkan pada Senin (17/3/2025).

    Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

    Amalia memaparkan, surplus pada Februari 2025 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non-migas sebesar USD 4,84 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati HS15, kemudian bahan bakar mineral HS27, serta besi dan baja HS72.

    “Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD 1,72 miliar yang tentunya berasal dari defisit pada hasil minyak maupun minyak mentah,” beber Amalia.

    Amerika Serikat, India dan Filipina menjadi negara mitra yang menyumbang surplus terbesar neraca perdagangan Indonesia.

    BPS mencatat, Indonesia pada Februari 2025 mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara dan tiga terbesar diantaranya adalah dengan Amerika Serikat yang mencapai surplus USD 1,57 miliar, dengan India mengalami surplus sebesar USD 1,27 miliar, dan dengan Filipina USD 0,75 miliar.

    Komoditas Penyumbang Surplus Terbesar

    Komoditas penyumbang surplus terbesar pada Februari 2025 dengan Amerika Serikat yang didorong oleh mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, komoditas pakaian dan aksesorisnya yang berupa rajutan, serta alas kaki.Dengan India, surplus perdagangan terbesar Indonesia disumbang oleh komoditas bahan bakar mineral terutama batu bara, lemak dan minyak hewan nabati terutama CPO, serta besi dan baja.

    Dengan Filipina, surplus perdagangan terbesar Indonesiadisumbang oleh komoditas kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral atau batu bara, serta lemak dan minyak hewan nabatu terutama oleh minyak sawit.

     

     

  • Terima Kasih CPO! RI Pesta Dagang 58 Bulan Beruntun

    Terima Kasih CPO! RI Pesta Dagang 58 Bulan Beruntun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Neraca perdagangan diproyeksikan masih berada di zona surplus periode Februari 2025. Surplus kali ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yakni hanya mencapai US$ 3,12 miliar. Dengan capaian ini, maka Indonesia telah membukukan surplus selama 58 bulan beruntun sejak Mei 2020.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang oleh surplus nonmigas US$ 4,84 miliar dengan komoditas utama pertama lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

    “Pada saat yang sama neraca perdagangan dan komoditas migas defisit US$ 1,72 miliar yang tentunya berasal dari defisit pada hasil minyak dan minyak mentah,” kata Amalia, dalam rilis data statistik BPS, Senin (17/3/2025).

    Sebagai catatan, ekspor industri pengolahan RI naik cukup besar. Pemicunya adalah ekspor minyak kepala sawit dan logam dasar, barang perhiasaan, dan barang kimia dasar organik, serta kapal laut dan sejenisnya.

    Khusus minyak kepala sawit (crude palm oil/CPO), BPS mencatat nilai ekspor CPO dan turunannya memang naik 58,35% (mtm) secara bulanan dan naik sebesar 89,54% (yoy) secara tahunan.

    “Terkait ekspor CPO dan turunnya HS 1511 di Februari 2025 ekspor HS 1511 ini sebesar US$ 2,27 miliar tertinggi sejak Agustus 2023, yang pada saat itu di Agustus 2023 nilai ekspornya mencapai US$ 2,04 miliar,” papar Amalia.

    Foto: Rilis BPS Senin, (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
    Rilis BPS Senin, (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)

    (arj/haa)

  • Nilai Ekspor Capai US$ 21,98 Miliar pada Februari 2025

    Nilai Ekspor Capai US$ 21,98 Miliar pada Februari 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 21,98 miliar pada Februari 2025. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,58% dibandingkan Januari 2025 month to month (mtm) dan meningkat 14,05% dibandingkan Februari 2024 year on year (yoy).

    Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, nilai ekspor migas pada Februari 2025 mencapai US$ 1,14 miliar, tumbuh 8,25% secara bulanan, tetapi mengalami kontraksi 5,98% secara tahunan. Kenaikan ekspor migas secara bulanan didorong oleh meningkatnya nilai ekspor minyak mentah yang berkontribusi sebesar 0,56%.

    Sementara itu, ekspor nonmigas tercatat sebesar US$ 20,84 miliar, mengalami pertumbuhan 2,29% secara bulanan dan 15,4% secara tahunan. Beberapa komoditas yang memberikan kontribusi terhadap kenaikan ekspor nonmigas secara bulanan antara lain lemak dan minyak hewani/nabati yang naik 37,04% dengan andil 3,7%, mesin dan peralatan mekanis yang meningkat 37,85% dengan andil 0,92%, serta logam mulia dan perhiasan yang tumbuh 16,45% dengan andil 0,66%.

    “Peningkatan nilai ekspor pada Februari 2025 secara bulanan terutama didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS pada Senin (17/3/2025).

    Secara tahunan, komoditas nonmigas yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekspor meliputi lemak dan minyak hewani/nabati, logam mulia dan perhiasan, serta besi dan baja.

    Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas terbagi menjadi tiga kelompok utama. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat nilai ekspor sebesar US$ 560 juta, tumbuh 3,06% secara bulanan dan 52,01% secara tahunan. 
    Sektor pertambangan dan lainnya mencapai US$ 2,63 miliar, mengalami kontraksi sebesar 3,41% secara bulanan dan 35,38% secara tahunan. Sementara itu, sektor industri pengolahan mencatat nilai ekspor US$ 17,65 miliar, tumbuh 3,17% secara bulanan dan 29,56% secara tahunan, dengan kontribusi sebesar 20,89% terhadap total ekspor Februari 2025.

    “Peningkatan ekspor sektor industri pengolahan secara bulanan terutama didorong oleh meningkatnya nilai ekspor minyak kelapa sawit, mesin keperluan umum, barang perhiasan dan barang berharga, serta timah,” tambah Amalia saat rilis nilai ekspor Februari 2025.

  • Terungkap Lewat Studi, Pola Makan Seperti Ini Bisa Picu Kanker Paru

    Terungkap Lewat Studi, Pola Makan Seperti Ini Bisa Picu Kanker Paru

    Jakarta

    Para peneliti di University of Florida Health (UF Health) telah mengaitkan pola makan yang buruk dengan peningkatan risiko kanker paru. Studi ini didanai oleh beberapa hibah dari National Institutes of Health dan sebuah kolaborasi antara Markey Cancer Center di University of Kentucky dan UF Health Cancer Center.

    “Kanker paru-paru secara umum tidak dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan pola makan,” kata Ramon Sun, PhD, seorang profesor madya dan direktur Pusat Penelitian Biomolekul Spasial Lanjutan UF, dikutip dari laman resmi UF Health.

    “Penyakit seperti kanker pankreas atau kanker hati, ya. Namun, jika menyangkut kanker paru-paru, gagasan bahwa pola makan dapat berperan jarang dibahas.”

    Sejauh yang diketahui tim peneliti, ini adalah studi pertama yang meneliti hubungan antara kanker paru-paru dan pola makan yang buruk di pusat kanker yang ditunjuk oleh NCI. Para peneliti menggunakan platform metabolomik spasial berkonten tinggi yang dikembangkan oleh Sun pada tahun 2020.

    Studi ini meneliti dengan fokus pada akumulasi glikogen. Molekul penyimpanan ini, yang terdiri dari glukosa atau gula sederhana, diketahui terakumulasi dalam kadar tinggi pada berbagai jenis kanker dan penyakit lainnya.

    Melalui model laboratorium dan model penyimpanan glikogen di paru-paru yang dipandu komputer, para peneliti menunjukkan bahwa pada kanker paru-paru, glikogen bertindak sebagai metabolit onkogenik.

    Semakin banyak glikogen dalam sel kanker, semakin besar dan parah pertumbuhan tumornya. Ketika para ilmuwan memberi tikus “diet ala Barat” yang tinggi lemak dan fruktosa yang mendukung lebih banyak glikogen dalam darah, tumor paru-paru pun tumbuh. Ketika kadar glikogen menurun, pertumbuhan tumor pun ikut menurun.

    Pola makan khas Barat, atau Western Diet, seringkali ditandai dengan konsumsi tinggi daging merah, makanan olahan, gula, dan lemak jenuh, serta kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan.

    “Pola makan khas Barat meningkatkan kadar glikogen dan glikogen memberi makan tumor kanker paru-paru dengan menyediakan bahan penyusunnya untuk pertumbuhan. Glikogen adalah “prediktor yang sangat baik” untuk pertumbuhan dan kematian tumor pada pasien kanker paru-paru,” kata Sun.

    Meskipun ini merupakan salah satu contoh pertama kanker paru-paru yang dikaitkan dengan pola makan, ini bukanlah pertama kalinya nutrisi menjadi titik fokus dalam pencegahan dan intervensi kanker.

    “Dalam jangka panjang, pendekatan kita terhadap pencegahan kanker harus mencerminkan keberhasilan kampanye antirokok, yakni dengan lebih menekankan pada kesadaran publik dan strategi berbasis kebijakan yang mendukung pilihan makanan sehat sebagai komponen dasar pencegahan penyakit,” kata Sun.

    “Membina kebiasaan makan yang lebih baik dapat menjadi alat yang ampuh dalam pencegahan kanker paru-paru,” kata kolaborator studi Matthew Gentry , PhD., seorang profesor dan ketua biokimia dan biologi molekuler di UF College of Medicine.

    (suc/suc)

  • Neraca Perdagangan Februari 2025 Surplus US,12 Miliar, Rekor 58 Bulan Beruntun

    Neraca Perdagangan Februari 2025 Surplus US$3,12 Miliar, Rekor 58 Bulan Beruntun

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan barang Indonesia mencapai surplus US$3,12 miliar per Februari 2025.

    Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan surplus neraca perdagangan ditopang oleh komoditas nonmigas sebesar US$4,84 miliar.

    “Pada Februari 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$3,12 miliar atau turun sebesar US$0,38 miliar secara bulanan,” ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS RI, Senin (17/3/2025).

    Surplus perdagangan pada Februari 2025 ditopang oleh keuntungan dagang dari pada komoditas nonmigas, di mana komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72)

    Di sisi lain, neraca perdagangan komoditas migas mencatat defisit US$,72 miliar yang berasal dari defisit hasil minyak maupun minyak mentah.

    BPS juga melaporkan bahwa ekspor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar, mengalami kenaikan 2,58% secara bulanan (month to month/mtm) atau 15,04% secara tahunan (year on year/YoY). Kenaikan ini didorong oleh ekspor migas dan nonmigas yang masing-masing naik 8,25% dan 2,29%.

    Sementara itu, nilai impor Indonesia Februari 2025 mencapai US$18,86 miliar, naik 5,18% mtm dibandingkan dengan Januari 2025 dan 2,3% secara YoY. Impor migas mencapai US$2,87 miliar, naik 15,50%, sedangkan impor nonmigas mencapai US$16 miliar atau naik 3,52%.

    Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan menyusut ke angka US$1,85 miliar dari Januari yang mencapai US$3,45 miliar.

    Surplus yang menurun tersebut sejalan dengan moderasi ekspor akibat penurunan harga dan volume ekspor batu bara. 

    Asmo, sapaannya, memperkirakan ekspor masih akan tumbuh positif sebesar 7,8% secara tahunan atau year on year (YoY), namun terkontraksi sebesar 3,2% secara bulanan atau month to month (MtM).

    “Penurunan ekspor secara bulanan diperkirakan disebabkan oleh penurunan ekspor batu bara [data ESDM] yang secara volume turun 1% YoY atau turun 9% MtM,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (16/3/2025).

    Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA David E. Sumual lebih optimistis dalam proyeksinya. Dia mengestimasi surplus perdagangan Februari 2025 menyentuh US$3,25 miliar.

    Dia memperkirakan adanya lonjakan ekspor secara tahunan sebesar 13,13% YoY. Ekspor juga akan tumbuh 1,64% secara bulanan setelah sempat terkoreksi hingga 8,56% month to month (mtm) pada bulan sebelumnya.

    Kenaikan ekspor secara tahunan terutama disebabkan oleh basis rendah pada ekspor komoditas tahun lalu seperti batu bara, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan gas alam.

    Dari sisi impor, David memperkirakan kenaikan secara bulanan sebesar 3,06% setelah kontraksi cukup dalam sebesar 15,18% mtm pada Januari 2025. Kenaikan importasi komoditas pangan menjadi faktor utama penopang pertumbuhan bulanan ini.

    “Menjelang Ramadan, mulai ada efeknya ke peningkatan impor,” ujarnya, Minggu (16/3/2025). 

  • Terima Kasih CPO! RI Pesta Dagang 58 Bulan Beruntun

    Breaking News! Neraca Dagang RI Surplus US$ 3,12 M di Februari 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan pada Februari 2025. Surplus kedua pada 2025 ini mencapai US$ 3,12 miliar, dipicu oleh nilai impor yang lebih rendah yakni US$ 18,86 miliar, sementara ekspor mencapai US$ 21,98 miliar.

    Ini adalah surplus selama 58 bulan beruntun sejak Mei 2020. Namun, surplus tersebut lebih rendah dibandingkan Januari 2025 yang mencapai US$3,45 miliar.

    Nilai surplus ini lebih tinggi daripada hasil konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2025 akan mencapai US$2,08 miliar dengan median ekspor sebesar 6,81% year on year/yoy dan impor sebesar 1,2% yoy.

    “Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang surplus non migas US$ 4,84 miliar dengan komoditas utama pertama lemak dan minyak nabati bahan bakar mineral serta besi dan baja,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Senin (17/3/2025).

    Pada saat yang sama, dia mengatakan neraca perdagangan dan komoditas migas mengalami defisit US$ 1,72 miliar yang tentunya berasal dari defisit pada hasil minyak dan minyak mentah.

    Foto: Rilis BPS Senin, (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
    Rilis BPS Senin, (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)

    (haa/haa)

  • Ekspor RI Melesat 14,05% Jadi US,98 Miliar per Februari 2025

    Ekspor RI Melesat 14,05% Jadi US$21,98 Miliar per Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja ekspor Indonesia tercatat tumbuh sebesar 14,05% secara tahunan dengan nilai mencapai US$21,98 miliar pada Februari 2025.

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan utamanya didorong peningkatan ekspor nonmigas, khususnya komoditas Lemak Minyak Hewani/Nabati (HS 15), Logam Mulia dan Perhiasan/Permata (HS 71), serta komoditas Besi dan Baja (HS 72). 

    Sementara secara bulanan, nilai ekspor tumbuh 2,58% month to month (MtM) yang disumbangkan oleh nilai ekspor nonmigas naik sebesar 2,29% MtM dengan nilai mencapai US$20,84 miliar.

    “Secara bulanan [ekspor] naik didorong kenaikan nilai ekspor nonmigas pada komoditas Lemak Minyak Hewani Nabati [HS 15] yang naik 37,04%, andilnya sebesar 3,71% MtM,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/3/2025). 

    Selain itu, nilai ekspor minyak dan gas (migas) yang  tercatat senilai US$1,14 miliar atau naik 8,25% month to month/MtM.

    Amalia lebih lanjut menjelaskan komoditas lainnya yang menopang ekspor adalah Mesin dan Peralatan Mekanis serta Bagiannya (HS 84) yang naik sebesar 37,85% MtM dan andilnya sebesar 0,92%.  

    Selain itu, komoditas Logam Mulia dan Perhiasan/Permata (HS 71), naik 16,45% MtM atau andil 0,66%.

    Adapun untuk kenaikan nilai ekspor migas terutama didorong peningkatan nilai ekspor minyak mentah dengan andil sebesar 0,56% terhadap ekspor bulanan. 

    Melihat ekspor nonmigas berdasarkan sektor, peningkatan nilai ekspor nonmigas secara bulanan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan. 

    Di mana nilai ekspor industri pengolahan naik 3,17% MtM pada Februari 2025, dari US$17,11 miliar menjadi US$17,65 miliar, dengan andil peningkatan sebesar 2,53%. 

    Sementara nilai ekspor dari sektor pertambangan turun 3,41% MtM dari US$2,72 miliar menjadi US$2,63 miliar pada Februari 2025. 

    Adapun nilai ekspor dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan peningkatan dari US$0,55 miliar pada Januari 2025 menjadi US$0,56 miliar pada Februari 2025. 

    Pada Februari 2025, BPS pun mencatat adanya peristiwa yang mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia, yakni dari perubahan harga komoditas di pasar internasional yang mengalami peningkatan secara bulanan maupun tahunan, kecuali komoditas energi. 

    “Komoditas energi turun diiringi penurunan harga minyak mentah dan batu bara. Batu bara di pasar internasional menyentuh level terendah sejak Mei 2021,” ujarnya. 

    Realisasi ini terpantau sejalan dengan proyeksi Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau Bank BCA David E. Sumual yang melihat akan ada lonjakan ekspor secara tahunan sebesar 13,13% YoY. 

    Secara bulanan, ekspor akan tumbuh 1,64% MtM usai pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi hingga 8,56% MtM. 

    “Utamanya secara YoY, ekspor meningkat tinggi karena low base harga komoditas ekspor tahun lalu, seperti batu bara, CPO, dan gas alam,” ujarnya, Minggu (16/3/2025). 

  • Laporan BPS: Ekspor RI Tembus US,98 Miliar di Februari 2025

    Laporan BPS: Ekspor RI Tembus US$21,98 Miliar di Februari 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor RI mencapai US$ 21,98 miliar pada Februari 2025, atau naik 2,58% (mtm) dibanding Januari 2025. Adapun, nilai ekspor secara tahunan meningkat hingga double digit, yakni 14,05%.

    Nilai ekspor nonmigas juga naik 2,29% dengan nilai US$ 20,84 miliar dan nilai ekspor migas tercatat senilai US$1,14 miliar atau naik sebesar 8,25%

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan peningkatan nilai ekspor pada bulan ini, yang secara bulanan, terutama didorong oleh ekspor nonmigas, yaitu pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati yang naik 3,07% (mtm) dengan andil 3,71%.

    Kedua adalah komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) yang naik 37,85% dan andilnya 0,92% dan ketiga adalah komoditas logam mulai dan perhiasan atau permata yang masuk HS71 naik 16,45% atau andilnya 0,66%.

    “Secara tahunan nilai ekspor Februari 2025 mengalami peningkatan 14,05% atau secara tahunan,” tegas Amalia dalam rilis BPS, Senin (17/3/2025).

    Kenaikan secara tahunan ini didorong peningkatan ekspor nonmigas terutama pada lemak dan minyak hewani atau nabati, komoditas logam mulai dan perhiasan atau permata, dan besi baja.

    Ekspor nonmigas Februari 2025 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,29 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,35 miliar, dan India US$1,65 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,79%.

    Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar atau naik 9,16% dibanding periode yang sama tahun 2024.

    Foto: Rilis BPS Senin, (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
    Rilis BPS Senin, (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)

    (haa/haa)

  • 5 Makanan yang Tak Disadari Kerap Bikin Ginjal Bermasalah

    5 Makanan yang Tak Disadari Kerap Bikin Ginjal Bermasalah

    Jakarta

    Ginjal merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh manusia. Ginjal berfungsi menyaring produk limbah dan cairan berlebih dari tubuh untuk dibuang melalui urine. Organ ini juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan mineral tubuh dan menghasilkan hormon yang merangsang produksi sel darah merah.

    Ketika seseorang memiliki penyakit ginjal, produk limbah dapat menumpuk di dalam darah, yang bila dibiarkan dapat memicu masalah gagal ginjal. Perubahan pola makan sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan ginjal. Dikutip dari Medical News Today, berikut ini beberapa makanan yang sebaiknya diatur konsumsinya untuk mencegah masalah ginjal:

    1. Makanan Kaleng

    Makanan kaleng umumnya mengandung garam yang sangat tinggi. Garam biasanya ditambahkan ke dalam makanan kaleng untuk meningkatkan masa simpan dan meningkatkan rasa.

    Makanan tinggi garam dapat meningkatkan risiko masalah hipertensi yang berkaitan erat dengan kesehatan ginjal. Oleh karena itu, batasi asupan makanan kaleng dan utamakan makanan yang rendah garam.

    2. Minuman Soda

    Minuman bersoda tidak memberikan manfaat gizi yang baik untuk tubuh. Selain tinggi dengan gula, minuman bersoda juga diproduksi secara kimiawi.

    Sudah ada banyak penelitian yang mengaitkan minuman soda dengan masalah kesehatan seperti penyakit ginjal, osteoporosis, masalah gigi, hingga sindrom metabolik. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, air putih harus diutamakan.

    3. Makanan Ultra Proses

    Makanan ultra proses seperti pizza, mi, dan makanan siap saji lainnya melalui proses pengolahan industri yang panjang. Makanan seperti ini biasanya mengandung kadar garam, gula, dan lemak yang tinggi.

    National Kidney Foundation merekomendasikan asupan natrium atau garam hingga 2.300 mg per hari. Melakukan diet rendah garam merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga kesehatan ginjal.

    4. Daging Proses

    Daging proses seperti sosis, pepperoni, nugget, dan kornet juga termasuk jenis makanan ultra proses. Daging proses mengandung garam yang sangat tinggi untuk mempertahankan cita rasanya.

    Apabila makanan ini dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak, itu dapat mempengaruhi organ ginjal dan kesehatan secara keseluruhan.

    5. Protein Hewani

    Protein hewani adalah nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Meski begitu, konsumsinya juga harus diatur agar tidak berlebihan dan malah membebani kinerja ginjal.

    Protein hewani menghasilkan kadar asam yang tinggi dalam darah. Apabila kadar asam tersebut terlalu tinggi, maka kinerja ginjal juga semakin berat.

    Perlu digarisbawahi protein hewani dari daging masih sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal yang harus diperhatikan adalah konsumsinya perlu dilakukan dengan moderasi agar kesehatan secara keseluruhan tetap terjaga.

    (avk/naf)

  • Tips Aman Puasa Ramadan 2025 untuk Penderita Maag dan Gerd, Perhatikan Menu Berbuka dan Sahurnya

    Tips Aman Puasa Ramadan 2025 untuk Penderita Maag dan Gerd, Perhatikan Menu Berbuka dan Sahurnya

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini tips aman puasa bagi penderita maag dan gerd.

    Dengan menyimak tips di artikel ini, puasa para penderita maag dan gerd akan berjalan aman dan lancar.

    Kondisi GERD ini diderita oleh komedian Wendy Cagur yang sempat masuk rumah sakit. 

    Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono membagikan tips aman berpuasa untuk penderita maag dan gerd.

    Asam lambung merupakan keluhan paling sering terjadi saat puasa.

    “Kalau terjadi imbalance dan ketidakseimbangan maka bisa muncul keluhan sakit lambung.

    Dengan ditandai sakit perut, mual, begah bahkan bisa menimbulkan nyeri yang parah,” kata dia dikutip dari laman Instagramnya, Sabtu (15/3/2025).

    Karena itu, ibadah di bulan Ramadan ini bagi penderita maag membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga agar lambung tetap sehat.

    Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah tips nutrisi yang tepat selama sahur dan berbuka, seperti berikut:

    1. Saat sahur: Pilih makanan yang lambat dicerna, seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum) dan protein tanpa lemak (ikan, ayam).

    “Hindari makanan pedas, asam, atau berlemak,” tutur dia.

    2. Saat berbuka: Mulailah dengan air putih hangat dan kurma untuk menstabilkan kadar gula darah.

    Hindari makan berat langsung, beri jeda dengan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur.

    Selain itu, penting untuk mengatur pola makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering dan menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung.

    “Jika memiliki riwayat maag kronis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berpuasa. Dengan perencanaan yang baik, puasa dapat tetap berjalan lancar dan penuh berkah. Tetap sehat dan semangat menyambut Ramadan,” harap Prof Dante.

    Penderita GERD boleh puasa, tetapi perlu berhati-hati.

    Puasa dapat membantu meredakan gejala GERD, tetapi Anda perlu memperhatikan pola makan dan gaya hidup Anda.

    Tips berpuasa aman untuk penderita GERD: 

    -Berbuka dengan makanan ringan dan air putih

    -Hindari makanan pedas, asam, dan berlemak

    -Makan dalam porsi secukupnya

    -Jaga hidrasi

    -Hindari kebiasaan yang memicu GERD

    -Kelola stres dengan baik

    -Tetap konsumsi obat jika diperlukan

    -Jangan tunda buka puasa

    -Makan sedikit-sedikit sejak berbuka hingga sahur

    -Tidur dengan posisi setengah bersandar

    Tips lain untuk mengatasi GERD 

    -Konsumsi makanan bergizi

    -Kunyah makanan perlahan

    -Makan dengan frekuensi lebih sering

    -Tidur dengan posisi yang tepat

    -Hindari tidur langsung segera setelah makan

    -Berhenti merokok

    -Pertahankan berat badan ideal.

    Berita seputar Ramadan 2025 lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com