Produk: lemak

  • Apakah Ada Makanan Penurun Kolesterol? Ternyata Memang Tak Sesimpel Itu Jawabannya

    Apakah Ada Makanan Penurun Kolesterol? Ternyata Memang Tak Sesimpel Itu Jawabannya

    Jakarta

    Lebaran tidak akan lengkap tanpa berbagai sajian makanan yang menjadi ciri khas momen tersebut. Seperti misalnya, ketupat, opor ayam, semur daging, hingga berbagai kue kering yang lezat menjadi sajian yang tidak boleh dilewatkan pada setiap hari Lebaran.

    Namun, konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dapat meningkatkan kadar lipid atau lemak dalam tubuh.

    Spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES menjelaskan kolesterol sebenarnya bukan zat yang langsung diserap dari makanan. Adapun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan adalah trigliserida, yaitu jenis lemak yang beredar dalam darah.

    Setelah diserap oleh tubuh, trigliserida diolah di hati (liver) menjadi berbagai jenis kolesterol, seperti LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein), IDL (intermediate-density lipoprotein), dan VLDL (very low-density lipoprotein).

    “Penurun kolesterol, trigliserida kali ya maksudnya. Atau lemak aja lah ngomongnya. Jangan bilang kolesterol. Karena lemak itu artinya lipid kan. Lipid itu bisa trigliserida, bisa lemak, bisa LDL kolesterol, bisa HDL. Enakan ngomongnya lipid kali, atau lemak,” katanya kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Menurutnya, ada beberapa jenis makanan yang dapat membantu mengurangi absorpsi lemak dalam tubuh, termasuk makanan berserat.

    “Lalu kemudian oat. Itu juga mengurangi absorpsi lemak. Kemudian full grain, itu juga mengurangi. Jadi ada sebetulnya. Asal jangan berlebihan lah,” katanya.

    (suc/up)

  • Minum Air Putih Bisa Menurunkan Kolesterol? Dokter Pastikan Hoax, Ini Faktanya

    Minum Air Putih Bisa Menurunkan Kolesterol? Dokter Pastikan Hoax, Ini Faktanya

    Jakarta

    Banyak informasi yang beredar di masyarakat tentang cara menurunkan kolesterol, salah satunya dengan mengonsumsi air putih. Lantas, pakah benar air putih bisa secara langsung menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh?

    Spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, menegaskan bahwa anggapan ini adalah hoaks. Kolesterol adalah jenis lemak atau lipid yang tidak larut dalam air, sehingga tidak bisa begitu saja dibuang dari tubuh hanya dengan minum air putih.

    “Karena mereka tidak larut dalam dalam air, kolesterol. Gimana mau dilarutkan? Kan kolesterol lemak lipid. Lipid itu larutnya dalam minyak,” tegasnya kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Kolesterol sendiri sebenarnya bukan zat yang langsung diserap dari makanan. Adapun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan adalah trigliserida, yaitu jenis lemak yang beredar dalam darah.

    Setelah diserap oleh tubuh, trigliserida diolah di hati (liver) menjadi berbagai jenis kolesterol, seperti LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein), IDL (intermediate-density lipoprotein), dan VLDL (very low-density lipoprotein).

    Di sisi lain, dr Roy juga menyoroti fenomena “tsunami informasi” yang membuat masyarakat sulit membedakan antara fakta dan mitos. Ia menekankan pentingnya mencari sumber informasi yang valid.

    “Jadi, bijaksana lah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan buatlah mereka pintar. Buatlah mereka jadi bisa pintar dan berdiri sendiri. Itu sebetulnya tujuan kami,” tuturnya.

    (suc/up)

  • Terungkap Lewat Studi, Bahan Dapur Ini Jadi Asupan Nomor 1 Buat Kesehatan Otak

    Terungkap Lewat Studi, Bahan Dapur Ini Jadi Asupan Nomor 1 Buat Kesehatan Otak

    Jakarta

    Mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting dapat membantu meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi masalah seperti demensia. Tapi, seperti apa makanan yang menjadi ‘sahabat’ dari otak?

    Dikutip dari CNBC Make It, sebuah studi Harvard tahun 2024 menemukan bahwa minyak zaitun dapat memberikan manfaat yang baik bagi otak. Ini karena kandungan antioksidan dan sifat anti-peradangannya yang kuat.

    Studi tersebut dilakukan pada 92.383 orang dewasa Amerika. Para peserta yang mengonsumsi setidaknya 7 gram minyak zaitun per hari memiliki risiko kematian terkait demensia sebesar 28 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah atau jarang mengonsumsinya.

    Minyak zaitun kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang telah terdokumentasi dengan baik perannya dalam kesehatan otak. Lemak sehat ini memperlancar aliran darah ke otak dan mengurangi peradangan.

    Selain itu, minyak zaitun mengandung polifenol, seperti oleocanthal, yang terbukti mampu memerangi stres oksidatif dan peradangan yang keduanya dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti demensia.

    Tak hanya itu saja, berikut manfaat yang bisa didapatkan ketika rutin mengonsumsi minyak zaitun.

    1. Mengatur Nafsu Makan

    Minyak zaitun membantu meningkatkan rasa kenyang. Dapat mendukung berat badan yang sehat yang menjadi faktor kunci dalam mengurangi risiko demensia.

    2. Meningkatkan Kesehatan Usus

    Minyak zaitun dapat merangsang produksi empedu, mendukung metabolisme lemak, dan penyerapan nutrisi.

    3. Meningkatkan Energi

    Rutin mengonsumsi bahan dapur ini dapat membantu meningkatkan energi untuk beraktivitas tanpa takut melonjaknya kadar gula darah.

    4. Antioksidan

    Minyak zaitun Kaya akan vitamin E dan polifenol , melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif.

    5. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Khasiat anti-peradangan minyak zaitun mendukung perbaikan kulit, secara tidak langsung bermanfaat bagi kesehatan otak dengan mengurangi peradangan sistemik.

    (dpy/suc)

  • Wanti-wanti Dokter soal Memanaskan Ulang Makanan Sisa Lebaran

    Wanti-wanti Dokter soal Memanaskan Ulang Makanan Sisa Lebaran

    Jakarta

    Berbagai hidangan khas Lebaran seperti opor ayam dan rendang kerap dibuat dalam jumlah yang banyak. Wajar, namanya juga momen perayaan dan hanya datang sekali dalam setahun.

    Namun biasanya hidangan bersantan ini tidak langsung habis dalam sehari, dan solusinya adalah memanaskan kembali makanan tersebut. Kegiatan memanaskan kembali makanan bersantan secara berulang ternyata tidak dianjurkan lantaran bisa berdampak pada kesehatan.

    Spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, menegaskan bahwa menyimpan makanan semalaman lalu memanaskannya kembali bisa menimbulkan risiko kesehatan.

    Selain berpotensi memicu pertumbuhan bakteri dan jamur, proses pemanasan ulang juga dapat meningkatkan kadar trans fat atau lemak trans, yang berbahaya bagi tubuh.

    dr Roy mengatakan ketika makanan dipanaskan kembali, jumlah lemak trans yang terbentuk bisa semakin banyak. Lemak trans ini dikenal sebagai salah satu faktor utama dalam pembentukan plak di pembuluh darah

    “Ya untuk konsep kesehatan memang pasti tidak baik ya. Kalau kita menyimpan makanan, kemudian besoknya kita masak. Selain daripada kita bukan bicara kolesterol, yang hal-hal lain, misalnya bakteria, jamur itu kan udah keburu masuk, juga bisa,” katanya kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    “Yang kedua itu kalau kita panaskan kembali, pembentukan trans fatnya nanti jadi lebih luas, jadi lebih banyak. Dan kita ketahui trans fat itu sumber daripada pembentukan plak,” sambungnya lagi.

    Oleh karena itu, dr Roy menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola atau memasak makanan saat lebaran.

    “Makanya masak jangan banyak-banyak. Masaknya ya cukup-cukupan aja,” katanya lagi.

    (suc/up)

  • Cara Turunkan Kolesterol Tinggi Saat Lebaran dengan Bahan Alami di Rumah

    Cara Turunkan Kolesterol Tinggi Saat Lebaran dengan Bahan Alami di Rumah

    TRIBUNJATENG.COM – Lebaran identik dengan olahan santan seperti opor dan rendang.

    Jika makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan, bisa mengakibatkan kolesterol naik dalam tubuh.

    Kolesterol yang tingg sendiri bisa memicu beragam penyakit berbahaya.

    Mulai dari jantung hingga stroke.

    Namun jangan khawatir, kolesterol ini bisa diturunkan dengan bahan alami di rumah.

    Nah berikut ini ada sejumlah bahan alami yang bisa membantu menurunkan kolesterol.

    1. Bawang Putih

    Bawang putih sudah sangat dikenal sebagai salah satu penurun kolesterol.

    Bumbu dapur satu ini mengandung senyawa flavonoid dan saponi yang mampu menurunkan kolesterol.

    Efek Farmakologis Antiinflamasi yang ada dalam bawang putih juga mampu menghambat peningkatan kadar LDL.

    Cukup konsumsi bawang putih setiap hari.

    Anda bisa memakannya langsung atau juga memasaknya.

    2. Kunyit

    Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang memiliki efek antiradang.

    Kurkumin dalam kunyit bisa membantu menguras batu empedu dan menekan pengaruh lemak jenuh.

    Bahkan khasiat dari senyawa ini bisa disandingkan dengan obat antiradang lainnya. 

    3. Seledri

    manfaat jus seledri saat diminum di pagi hari (jusasehat.com)

    Seledri biasanya digunakan sebagai campuran makanan berkuah seperti soto dan bakso.

    Ternyata sayur dengan aroma khas ini juga bisa membantu menurunkan kolesterol.

    Seledri memiliki kandungan ekstrak heksana yang bisa menurunkan tekanan darah.

    Kandungan etanol dan metanol pada sayuran ini juga bisa meningkatkan sirkulasi darah.

    Khasiat seledri ini bisa diapat dengan cara dijus atau direbus.

    4. Daun jambu biji

    Dikenal sebagai obat diare, daun jambu biji juga bisa membantu menurunkan kolesterol.

    Cukup rebus daun jambu biji lalu minum dua kali sehari.

    5. Jahe

    Jahe menjadi salah satu rempah populer di dunia.

    Tanaman rimpang ini ternyata juga berkhasiat menurunkan kolesterol dalam darah.

    Cukup konsumsi jahe secara rutin maka Anda akan merasakan khasiatnya.

    6. Alpukat 

    Buah alpukat merupakan sumber nutrisi lengkap.  Penelitian menunjukkan menambahkan alpukat sehari ke dalam diet jantung sehat bisa membantu meningkatkan kadar kolesterol baik pada penderita obesitas. 

    7. Daun Salam

    Selanjutnya ada daun salam.

    Daun salam biasanya hanya dijadikan sebagai tambahan bumbu masakan.

    Siapa sangka jika daun ini mengandung flavonoid dan antioksidan yang mampu mengontrol kolesterol dalam darah.

    Untuk mendapatkan khasiatnya, Anda bisa meminum rebusan daun salam 2 kali sehari. (*)

     

  • Kenapa Anak Muda Sekarang Lebih Rentan Kena Kanker? Pakar Ungkap Pemicunya

    Kenapa Anak Muda Sekarang Lebih Rentan Kena Kanker? Pakar Ungkap Pemicunya

    Jakarta

    Meningkatnya angka kejadian kanker di kalangan anak muda menjadi perhatian lembaga kesehatan dan pemerintah di seluruh dunia. Tren yang mengkhawatirkan ini memengaruhi kualitas hidup dan juga berdampak luas pada masyarakat.

    Berbagai faktor gaya hidup berperan dalam kejadian kanker dini terhadap anak muda. Pakar kesehatan dan kebugaran holistik, dr Taz, melalui Instagramnya, membagikan beberapa alasan mengapa orang muda terkena kanker.

    “Angka kanker meningkat pada orang muda, dan penting untuk memahami alasannya. Racun, stres, pola makan yang buruk, dan kurangnya gerakan dapat menyebabkan peradangan kronis, stres oksidatif, dan ketidakseimbangan hormon-yang semuanya meningkatkan risiko terkena kanker,” kata dr Taz, dikutip dari Times of India.

    Meskipun demikian, lanjutnya, kanker dapat dicegah sejak dini apabila menerapkan gaya hidup sehat. Dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup sederhana, seseorang dapat mengurangi risiko kanker secara signifikan.

    Kelola stres dengan praktik seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam.Penuhi tubuh dengan makanan yang bersih dan anti-inflamasi, sayuran segar, lemak sehat, dan protein rendah lemak.Tetap aktif untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan.Prioritaskan tidur, istirahat yang berkualitas selama 7-9 jam membantu memperbaiki sel.Batasi racun dengan memilih produk alami dan meminimalkan alkohol serta makanan olahan.Detoksifikasi secara teratur untuk mendukung proses penyembuhan alami tubuh.

    “Mulailah dengan satu kebiasaan, dan secara bertahap bangun pondasi untuk hidup bebas kanker. Anda bisa melakukannya!” tulisnya pada keterangan unggahan tersebut dengan gambar terperinci.

    (suc/suc)

  • Siap-siap Jalan Jauh Lagi Usai Lebaran, Catat Saran Dokter Tidur

    Siap-siap Jalan Jauh Lagi Usai Lebaran, Catat Saran Dokter Tidur

    Jakarta

    Fisik pasti terkuras usai perjalanan mudik yang melelahkan, disusul ritual silaturahmi saat Lebaran. Sisakan tenaga, karena setelah ini masih harus menempuh perjalanan jauh untuk kembali ke tempat asal.

    Tidak kalah penting, tubuh memerlukan waktu beristirahat untuk membantu recovery. Praktisi kesehatan tidur dr Daniel Thomas Suryadisastra, SpN, RPSGT menyarankan tidur agar tubuh kembali bugar untuk mengemudi.

    “Tidur yang cukup dan berkualitas,” saran dr Daniel dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (18/3/2025).

    Selain tidur yang cukup dan berkualitas, pola makan juga besar pengaruhnya. Meski banyak makanan enak tersaji saat Lebaran, ada baiknya tetap memilah-milah karena tubuh masih harus kerja keras untuk menjaga fokus dan konsentrasi saat berkendara.

    “Hindari makanan yang mengandung lemak, karbohidrat tinggi. Karena dia cepat merangsang ngantuk. Kalau bisa protein dan makanan berserat lebih bagus,” pesan dr Daniel.

    (up/up)

  • 5 Kebiasaan Sehari-hari Bantu Turunkan BB 5 Kg dalam Sebulan, Mau Coba?

    5 Kebiasaan Sehari-hari Bantu Turunkan BB 5 Kg dalam Sebulan, Mau Coba?

    Jakarta

    Menurunkan berat badan sebanyak 5 kg dalam sebulan mungkin tampak sulit. Akan tetapi, dengan menerapkan kebiasaan yang tepat, hal tersebut dapat dicapai dengan cara yang sehat dan berkelanjutan.

    Diet instan dan latihan atau olahraga ekstrem seringkali memberikan hasil sementara, tetapi dengan menerapkan kebiasaan ini dapat menciptakan perubahan yang bertahan lama. Dikutip dari Times of India, berikut sederet kebiasaan yang bisa membantu menurunkan berat badan.

    1. Cobalah Intermittent Fasting

    Untuk membakar lemak lebih efektif, tubuh perlu waktu istirahat dari makan terus-menerus. Puasa berkala, seperti metode 16:8, dapat menurunkan kadar insulin, meningkatkan pembakaran lemak, dan tetap menjaga massa otot.

    Selain itu, makan dalam rentang waktu tertentu membantu metabolisme lebih fleksibel dan mencegah makan berlebihan.

    2. Kunyah Makanan Secara Perlahan

    Kunyah makanan secara perlahan untuk mencegah makan berlebihan. Makan terlalu cepat dapat menyebabkan konsumsi kalori berlebihan. Mengunyah dengan baik dan makan dengan penuh kesadaran membantu pencernaan, serta memberi sinyal ke otak saat perut sudah kenyang. Kebiasaan ini dapat membuat rasa cepat kenyang dengan porsi yang lebih kecil.

    3. Konsumsi Sup atau Smoothie

    Ganti satu makanan berat dengan sup atau smoothie yang bernutrisi. Pilihan ini tetap memberikan vitamin penting sekaligus mengontrol asupan kalori. Sup dengan protein rendah lemak dan sayuran, atau smoothie kaya serat dari buah, kacang, dan biji-bijian, dapat membuat rasa kenyang lebih lama, serta membantu mengurangi konsumsi kalori secara keseluruhan.

    4. Cobalah Lakukan Gerakan Kecil

    Alih-alih melakukan olahraga berat atau berdurasi lama, menggabungkan gerakan kecil sepanjang hari dapat meningkatkan pembakaran kalori.

    Aktivitas sederhana seperti peregangan setiap jam, berjalan kaki sebentar, atau melakukan squat beberapa kali sambil menonton TV dapat menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan seiring berjalannya waktu.

    5. Kurangi Stres

    Stres dapat membuat seseorang makan berlebihan dan menginginkan makanan tidak sehat. Untuk mengatasinya, coba lakukan aktivitas yang menenangkan seperti meditasi, pernapasan dalam, atau berjalan-jalan di alam. Hal ini bisa membantu meredakan stres dan mencegah makan karena emosi atau kebosanan.

    (suc/suc)

  • Makan Bawang Putih-Timun Bisa Menetralkan Kolesterol? Ini Faktanya

    Makan Bawang Putih-Timun Bisa Menetralkan Kolesterol? Ini Faktanya

    Jakarta

    Tak sedikit masyarakat yang mengklaim makan bawang putih hingga timun dapat menetralisir kadar kolesterol tinggi di dalam tubuh. Bagaimana faktanya?

    Sebagai informasi, kolesterol sendiri sebenarnya bukan zat yang langsung diserap dari makanan, melainkan diproduksi oleh hati. Berbeda dengan trigliserida, yaitu jenis lemak yang beredar dalam darah, yang memang bisa masuk tubuh melalui makanan.

    Setelah diserap oleh tubuh, trigliserida diolah di hati (liver) menjadi berbagai jenis kolesterol, seperti LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein), IDL (intermediate-density lipoprotein), dan VLDL (very low-density lipoprotein).

    LDL yang sering disebut sebagai ‘kolesterol jahat’ dapat menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular jika kadarnya terlalu tinggi.

    Terkait hal tersebut, spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, mengatakan bawang putih hingga timun memang mengandung antioksidan yang dapat memberikan manfaat untuk kesehatan.

    Namun, lanjutnya, belum ada penelitian yang spesifik terkait jumlah kandungan yang dibutuhkan agar berdampak langsung pada kadar kolesterol lantaran kebutuhan setiap orang berbeda.

    “Antioksidannya ada. Tapi jumlah yang kita perlukan itu secara saintifik belum ada yang pas. Apakah orang Indonesia sama dengan orang China? Apakah orang Indonesia sama dengan orang Eropa? Nggak ada,” katanya kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Menurutnya, penelitian terhadap makanan seperti bawang putih hingga timun di Indonesia untuk menetralisir kadar kolesterol masih terbilang cukup terbatas. Tak seperti di China dan Eropa yang kerap melakukan penelitian terhadap bahan alami tersebut.

    “Di Eropa mereka sudah melakukan beberapa studi untuk ini juga ya. Di China juga, dia rajin banget bikin studi untuk bahan-bahan, makanan-makanan dasar setiap hari. Tapi di Indonesia kita belum. Jadi ya kami hanya mengambil beberapa dari luar negeri saja. Tapi ada, cuma dosisnya memang masih debatable, dan tiap orang beda,” lanjutnya lagi.

    (suc/up)

  • Hoax! Dokter Pastikan Pegal-pegal Bukan Gejala Kolesterol Tinggi

    Hoax! Dokter Pastikan Pegal-pegal Bukan Gejala Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Anggapan bahwa pegal-pegal merupakan tanda kolesterol tinggi sudah beredar selama puluhan tahun. Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD KEMD, hal tersebut tidak benar alias hoaks.

    “Itu yang saya bilang hoaks sudah berumur 50 tahun. Kenapa semua pada bilang pegal-pegal sih? Mahasiswa kedokteran coba tanyain deh, semua mahasiswa kedokteran, pernah nggak mereka diajarin dulu inspect gejala kolesterol pegal-pegal,” ujar dr Roy kepada detikcom, Kamis (20/3/2025).

    Ia menjelaskan kolesterol sebenarnya bukan zat yang langsung diserap dari makanan. Adapun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan adalah trigliserida, yaitu jenis lemak yang beredar dalam darah.

    Setelah diserap oleh tubuh, trigliserida diolah di hati (liver) menjadi berbagai jenis kolesterol, seperti LDL (low-density lipoprotein), HDL (high-density lipoprotein), IDL (intermediate-density lipoprotein), dan VLDL (very low-density lipoprotein).

    “Kalau trigliserida masih memungkinkan. Kita harus membedakan antara lemak ini apa. Tapi kalau mau kita bilang secara umum lemak atau lipid. Kalau kita bicara kolesterol, itu semua adalah produk dari hati. Hati yang memproduksi kolesterol,” jelasnya.

    Coba tanyain deh, semua mahasiswa kedokteran, pernah nggak mereka diajarin dulu inspect gejala kolesterol pegal-pegal?

    dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD KEMD – internist di Mayapada Hospital

    Menurut dr Roy, kadar kolesterol tinggi tidak memiliki tanda-tanda khas dan hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan darah. Namun, pada mereka yang trigliserida tinggi atau familial hypercholesterolemia (kolesterol tinggi yang diwariskan secara genetik), bisa muncul tumpukan lemak di beberapa bagian tubuh.

    “Pada mereka yang punya trigliserida tinggi, ada tanda di ujung alis berupa tumpukan lemak,” katanya.

    Tak hanya itu, dr Roy menjelaskan kolesterol sering kali berkaitan dengan kondisi lain, seperti hipertensi, diabetes, atau obesitas. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dianjurkan, terutama bagi yang memiliki faktor risiko.

    “Jadi kita melihat yang lebih mudah lagi. Walaupun pasti 10-20 persen ada orang yang tidak mempunyai karakter komorbid seperti yang tadi, hipertensi, diabetes sama obesitas, tapi kolesterolnya tinggi, itu ada juga. Tapi begitu kita lihat faktor risiko, segera periksakanlah begitu kita mencapai umur di atas 30 tahun untuk saat ini, bukan 40 tahun,” sambungnya lagi.

    (suc/up)