Produk: lemak

  • Kejagung Periksa 40 Saksi dalam Kasus Dugaan Korupsi Ekspor POME

    Kejagung Periksa 40 Saksi dalam Kasus Dugaan Korupsi Ekspor POME

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memeriksa 40 saksi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi ekspor Palm Oil Mill Effluent (POME) pada 2022.

    Pemeriksaan dilakukan untuk menelusuri dugaan penyimpangan dalam proses ekspor limbah pengolahan minyak sawit yang nilai ekspornya tercatat lebih tinggi dari ekspor crude palm oil (CPO) pada periode yang sama.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, mengatakan saksi yang telah dimintai keterangan berasal dari unsur birokrasi dan swasta. “Saksi lebih dari 40 orang. Dari birokrasi ada, dari swasta ada juga,” kata Anang di Kejagung, Jumat (21/11/2025). Ia tidak menjelaskan identitas para saksi maupun kemungkinan adanya pejabat tinggi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ikut diperiksa. “Saya enggak tahu pastinya,” ujarnya.

    Penyidikan perkara ini bermula dari temuan nilai ekspor POME yang melonjak hingga melampaui ekspor CPO pada 2022.

    POME sendiri adalah limbah cair kelapa sawit yang pada umumnya dimanfaatkan untuk mengurangi emisi gas metana atau digunakan sebagai bahan baku biogas. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan nilai ekspor limbah CPO mencapai US$1,7 miliar pada 2022, yang terdiri dari dua klasifikasi tarif berdasarkan parameter kadar asam lemak bebas maupun kadar air dan impurities.

    Direktorat Jampidsus Kejagung telah menggeledah lebih dari lima lokasi terkait perkara ini, termasuk kantor pusat Bea Cukai dan rumah sejumlah pejabat. Penggeledahan juga dilakukan di luar Jakarta. Dari rangkaian penggeledahan sebelumnya pada Oktober 2025, penyidik menyita sejumlah dokumen yang diduga berkaitan dengan praktik ekspor POME pada 2022. Anang menyebut penggeledahan menjadi bagian dari langkah hukum lanjutan yang dilakukan setelah pemanggilan dan pemeriksaan saksi.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa sudah ada pihak di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diperiksa terkait dugaan korupsi tersebut. Ia menegaskan bahwa kasus ini terjadi sebelum dirinya menjabat. “Biar saja orang lab yang diperiksa katanya ya, biarkan saja seperti apa,” ujar Purbaya.

    Ia menambahkan bahwa proses hukum sepenuhnya menjadi kewenangan Kejagung. “Saya enggak tahu biar prosesnya berjalan,” katanya.

    Purbaya juga menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan dan Kejagung memiliki kerja sama antarlembaga, termasuk dalam penegakan hukum. Ia menegaskan tidak ada perlindungan bagi pihak yang terbukti melakukan pelanggaran. Menurut dia, penindakan yang dilakukan Kejagung mencerminkan komitmen kerja sama tersebut.

    Hingga saat ini Kejagung belum memaparkan lebih rinci perihal konstruksi perkara maupun pihak-pihak yang diduga bertanggung jawab. Penyidik memastikan proses pemeriksaan akan terus berlanjut untuk mengungkap dugaan praktik rasuah dalam ekspor POME

  • Waspadai 7 Makanan yang Berisiko Mengganggu Kesehatan Mata

    Waspadai 7 Makanan yang Berisiko Mengganggu Kesehatan Mata

    JAKARTA – Kesehatan mata ternyata sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan minum. Tidak hanya gangguan penglihatan ringan, beberapa pola makan bisa meningkatkan risiko penyakit mata serius seperti degenerasi makula, retinopati diabetik, dan katarak.

    Menurut tinjauan medis yang dilakukan oleh Poonam Sachdev pada 29 Agustus 2024 yang ditulis oleh Alyson Powell Key di situs WebMD, berikut 7 makanan yang sebaiknya dibatasi demi menjaga kesehatan mata.

    1. Roti dan Pasta

    Karbohidrat sederhana seperti yang terdapat pada roti putih dan pasta, dikaitkan dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia (AMD), salah satu penyebab utama hilangnya penglihatan pada orang dewasa. Tubuh mencerna karbohidrat jenis ini dengan cepat sehingga gula darah melonjak. Tipsnya adalah mengganti roti putih dan pasta dengan versi gandum utuh untuk menjaga kesehatan mata.

    2. Daging Olahan

    Hot dog, bacon, dan daging olahan lainnya mengandung banyak natrium (garam). Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Pada mata, konsumsi garam berlebih bisa menimbulkan beberapa masalah serius. Retinopati hipertensi dapat terjadi yaitu kerusakan pembuluh darah yang menyebabkan penglihatan kabur atau bahkan hilang.

    Selain itu, koroidopati bisa muncul, yaitu penumpukan cairan di bawah retina, serta neuropati yaitu tersumbatnya aliran darah yang merusak saraf dan menurunkan kemampuan penglihatan. Untuk mencegah hal ini, batasi asupan natrium hingga 2.300 mg per hari.

    3. Gorengan

    Makanan yang digoreng dalam minyak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan bisa memicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Selain itu, gorengan menghasilkan radikal bebas yang merusak sel, termasuk sel mata. Sebaiknya konsumsi banyak buah dan sayur yang kaya vitamin C, seperti jeruk, tomat, dan paprika merah, untuk melawan radikal bebas.

    4. Minyak Goreng

    Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan asam linoleat, sejenis lemak tak jenuh, terkait dengan risiko AMD. Minyak yang mengandung asam linoleat tinggi meliputi safflower, bunga matahari, jagung, kedelai, dan wijen. Gunakan minyak dengan kurang dari 4 gram lemak jenuh per sendok makan, dan hindari minyak dengan trans fat atau minyak terhidrogenasi.

    5. Margarin

    Margarin terbuat dari minyak nabati sehingga mengandung lemak baik. Namun beberapa margarin memiliki trans fat yang meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung serta masalah mata. Tipsnya adalah menggunakan margarin jenis oles atau cair dan pilih merek dengan label 0 gram trans fat.

    6. Makanan Siap Saji

    Makanan kemasan, seperti sup, saus tomat, atau makanan kaleng, sering mengandung natrium tinggi, hingga 75% dari batas harian. Maka dari itu, pilih versi rendah natrium atau tanpa tambahan garam dan beri bumbu alami sendiri untuk rasa.

    7. Ikan dan Seafood

    Konsumsi ikan dan seafood dalam jumlah yang tak berlebihan umumnya aman. Namun kadar merkuri tinggi bisa berbahaya, termasuk merusak mata. Wanita hamil, menyusui, atau berencana hamil serta anak-anak disarankan mengonsumsi 8–12 ons ikan/seafood per minggu.

  • Hanya Makan Buah Setiap Hari, Apakah Sehat? Ini Penjelasan Lengkapnya

    Hanya Makan Buah Setiap Hari, Apakah Sehat? Ini Penjelasan Lengkapnya

    YOGYAKARTA – Mungkin Anda pernah terpikir untuk hanya makan buah setiap hari karena terlihat segar, manis, dan terasa alami. Namun kenyataannya, pola makan seperti ini tidak selalu seaman kelihatannya. Buah memang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan, tetapi juga memiliki kandungan karbohidrat dan gula alami yang cukup tinggi. Ketika buah menjadi satu-satunya makanan Anda, asupan karbohidrat bisa meningkat drastis dan tidak semua tubuh mampu memprosesnya dengan optimal. Selain itu, tubuh membutuhkan nutrisi lain seperti protein dan lemak sehat yang tidak tersedia dalam jumlah cukup pada buah.

    Kenapa karbohidrat buah perlu diperhatikan?

    Walaupun ada hal yang perlu diwaspadai, buah tetap memiliki manfaat besar untuk tubuh. Kandungan seratnya mendukung kesehatan pencernaan, sementara vitamin dan mineralnya membantu menjaga daya tahan tubuh. Buah juga memberikan energi cepat sekaligus membantu menjaga hidrasi karena banyak mengandung air. Selain itu, buah dapat menjadi pengganti yang jauh lebih sehat untuk camilan manis olahan. Namun, manfaat ini akan optimal jika dikonsumsi dalam porsi wajar, bukan dijadikan satu-satunya makanan setiap hari.

    Ilustrasi apakah sehat hanya makan buah setiap hari (Freepik)

    Buah memang menyehatkan, tetapi sebagian jenisnya mengandung karbohidrat yang tinggi, terutama buah-buah manis seperti pisang, pir, dan anggur. Melansir Healthline, Kamis, 20 November, konsumsi buah dalam jumlah besar dapat membuat asupan karbohidrat melampaui kebutuhan harian. Bagi orang yang menjalani diet rendah karbohidrat, kondisi ini tentu dapat mengganggu keseimbangan energi. Gula alami seperti fruktosa juga tetap harus dibatasi, karena konsumsi berlebihan dapat memengaruhi metabolisme, terutama jika diikuti gaya hidup kurang aktif. Dalam jangka panjang, pola makan yang terlalu tinggi karbohidrat dari satu sumber dapat membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga stabilitas gula darah.

    Jika Anda ingin sering makan buah tanpa meningkatkan karbohidrat secara berlebihan, beberapa buah rendah karbo bisa menjadi pilihan. Avokad adalah salah satu buah rendah karbohidrat karena kaya lemak sehat dan serat. Semangka dan melon juga memiliki kandungan karbohidrat yang lebih rendah dibanding buah-buah manis lainnya sehingga lebih mudah dikombinasikan dalam pola makan harian. Buah beri seperti stroberi dan blueberry tidak hanya rendah karbohidrat tetapi juga kaya antioksidan, sehingga aman dikonsumsi lebih sering.

    Risiko jika hanya makan buah setiap hari

    Meski terlihat sehat, diet yang hanya terdiri dari buah bisa menimbulkan berbagai risiko. Salah satu yang paling penting adalah kekurangan protein dan lemak esensial, yang berperan besar dalam pembentukan hormon, pemeliharaan otot, dan fungsi organ. Tubuh juga bisa mengalami kekurangan vitamin dan mineral tertentu seperti vitamin B12, zat besi, atau kalsium yang tidak tersedia dalam jumlah cukup pada buah. Selain itu, konsumsi serat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kembung, nyeri perut, atau ketidaknyamanan pencernaan. Kandungan gula alami dalam buah pun tetap dapat berdampak pada kesehatan gigi jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi kebiasaan merawat mulut.

    Cara aman jika ingin tetap banyak makan buah

    Jika Anda termasuk orang yang sangat menyukai buah, Anda tetap bisa menjadikannya bagian besar dari pola makan asalkan dikombinasikan secara bijak. Padukan buah dengan sumber protein seperti yogurt, kacang-kacangan, atau selai kacang agar tubuh mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap. Pilih buah segar dibanding jus buah, karena jus menghilangkan serat dan membuat gula lebih cepat diserap tubuh. Variasikan jenis buah setiap harinya supaya tubuh memperoleh beragam vitamin dan antioksidan yang tidak bisa Anda dapatkan bila hanya mengandalkan satu jenis buah saja.

    Hanya makan buah setiap hari mungkin terdengar seperti pola hidup sehat, tetapi faktanya tidak sepenuhnya aman. Sebab, konsumsi buah berlebihan dapat meningkatkan asupan karbohidrat dan fruktosa, sekaligus menimbulkan risiko kekurangan nutrisi penting lain yang tidak terkandung dalam buah. Buah tetap menjadi makanan yang sangat sehat, tetapi sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang. Jika Anda ingin menjadikan buah sebagai komponen utama diet, pastikan tetap ada variasi nutrisi dari sumber protein dan lemak sehat agar tubuh tetap mendapat energi dan zat gizi yang dibutuhkan.

  • Alfamidi Salurkan Ratusan Ribu Telur untuk Tekan Stunting

    Alfamidi Salurkan Ratusan Ribu Telur untuk Tekan Stunting

    Jakarta

    PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) menyalurkan lebih dari 100.000 telur kepada 415 balita terindikasi stunting di 11 cabang Alfamidi dari Medan hingga Ambon. Hal itu bertujuan untuk berkontribusi terhadap peningkatan gizi balita di Indonesia.

    Adapun penyaluran telur itu merupakan bagian dari program Protein Cegah Stunting Alfamidi. Sejak tahun 2023 telah menyalurkan 60 butir telur per bulan secara berkelanjutan selama enam bulan pada penerima manfaat. Program ini juga turut mendukung upaya pemerintah menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

    Corporate Communication Manager Alfamidi, Retriantina Marhendra mengatakan program Protein Cegah Stunting bentuk dukungan Alfamidi untuk mewujudkan kesehatan keluarga dan balita Indonesia. Melalui program ini diharapkan berdampak positif menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

    “Sejak 2023, Alfamidi menjalankan program cegah stunting secara berkelanjutan selama enam bulan intensif. Penyaluran bantuan tidak cukup satu kali, karena dibutuhkan pendampingan dan pemantauan rutin untuk melihat hasilnya,” kata Retriantina dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).

    Dia mengatakan anak-anak penerima bantuan program ini adalah generasi masa depan Indonesia. Intervensi gizi melalui bantuan telur diharapkan membawa mereka bebas dari stunting dan memiliki tumbuh kembang yang optimal.

    “Telur kaya nutrisi, mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, kalsium, fosfor, kalium serta natrium, sangat baik untuk mencukupi kebutuhan protein anak dan mencegah stunting,” ungkapnya.

    “Dari hasil monitoring lebih dari 130 balita berhasil lulus stunting, berat dan tinggi badannya naik signifikan,” jelasnya.

    Sementara itu, ibu balita penerima manfaat asal Samarinda, Nady, menyambut baik program tersebut. Menurutnya, program tersebut mampu membantu dirinya untuk memenuhi asupan protein buah hatinya. Berkat bantuan ini, balitanya mengalami kenaikan berat dan tinggi badan.

    Senada, Sunggal ibu asal Medan, bersyukur setelah menerima bantuan telur, berat badan anaknya bertambah.

    “Alhamdulillah, bantuan ini menambah gizi anak saya. Setelah mendapat bantuan, berat badan anak saya bertambah. Saya berharap program ini terus berlanjut kedepannya,” ujar Sunggal.

    Sebagai informasi tambahan, atas kontribusi program Protein Cegah Stunting, Alfamidi meraih penghargaan dari BKKBN Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Jawa Tengah. Survei Status Gizi Indonesia menyebut, Indonesia punya target penurunan prevalensi stunting dari 19,8% tahun 2024 menjadi 18,8% di tahun 2025. Alfamidi meyakini komitmen berkelanjutan melalui Protein Cegah Stunting berkontribusi positif terhadap tumbuh kembang balita untuk mencapai masa depan terbaiknya.

    (prf/ega)

  • Kandungan Suplemen Ini Bikin Cepat Kurus Seperti Ozempic

    Kandungan Suplemen Ini Bikin Cepat Kurus Seperti Ozempic

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para peneliti mengidentifikasi jenis serat “beta-glucan” yang disebut memiliki efektivitas serupa dengan Ozempic, obat diabetes yang diakui karena kemampuan “ajaib” nya dalam membantu menurunkan berat badan.

    Peneliti dari University of Arizona (UA) dan University of Vienna mengidentifikasi serat beta-glucan bisa mengatur gula darah dan membantu menurunkan berat badan. Dalam laporan penelitian yang diterbitkan pada 2024, peneliti menyebut beta-glucan adalah serat yang dengan mudah ditemukan dalam oat (haver) dan barley (barli).

    Penelitian dilakukan menggunakan tikus percobaan yang diberikan pakan berkandungan lemak tinggi. Hasilnya, beta-glucan ditemukan menurunkan kandungan lemak dan berat badan tikus dalam 18 pekan.

    Serat lainnya seperti wheat dextrin (serat larut yang diperoleh dari pengolahan pati gandum), pektin, pati resistan, dan selulosa, tidak memiliki dampak seperti beta-glucan.

    s

    “Kami tahu bahwa serat sangat penting dan memberikan manfaat, permasalahannya ada banyak sekali tipe,” kata Frank Duca dari UA, pada Juli.

    “Kami ingin tahu serat apa yang paling bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki homeostatis glukosa. Tujuannya agar bisa menberikan informasi ke publik, konsumen, dan pelaku industri pertanian.”

    Serat adalah sumber energi utama bagi bakteria yang hidup di sistem pencernaan, yang merupakan bagian dari mikrobioma. Namun, tingkat konsumsinya sangat rendah. Di Amerika Serikat, hanya 5 persen dari populasi yang mengonsumsi serat sesuai rekomendasi tenaga kesehatan yaitu 25-30 gram per hari.

    Kondisi ini menciptakan permintaan atas serat tambahan lewat suplemen atau makanan olahan.

    Seperti yang Duca sampaikan, serat sangat bervariasi dalam bentuk atau sifatnya. Serat beta-glucan dan wheat dextrin bisa larut dalam air yang berarti mudah difermentasi oleh bakteri di perut manusia. Selulosa dan pati resistan sulit larut dalam air sehingga cenderung untuk ikut “keluar” bersama kotoran manusia.

    Dari hasil penelitian, beta-glucan adalah satu-satunya serat yang berhasil meningkatkan ileibakterium di perut tikus percobaan. Bakteri ini terkait erat dengan penurunan berat badan.

    Dalam waktu 10 pekan, tikus yang mengonsumsi beta-glucan menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan dengan lemak yang terpangkas signifikan dibanding tikus yang diberi makan serat jenis lain.

    Beta-glucan meingkatkan konsentrasi butyrate di perut para tikus, yaitu zat yang dihasilkan oleh mikrobioma untuk mencerna serat. Butyrate kemudian memicu produksi glucagon-like peptide-1 (GLP-1), yaitu protein alami yang ditiru oleh Ozempic dalam menstimulasi insulin.

    “Salah satu manfaat dari serat adalah produksi GLP-1 dan peptida yang mengatur selera dan berat badan,” kata Duca.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kadar GGL harus dicantumkan pada makanan siap saji

    Kadar GGL harus dicantumkan pada makanan siap saji

    Jakarta (ANTARA) – Kadar garam, gula dan lemak (GGL) bukan hanya harus dicantumkan pada makanan kemasan, tetapi juga makanan siap saji untuk menanggulangi penyakit diabetes.

    “Seperti di luar negeri, ke depan pada makanan siap saji, pemerintah mewajibkan untuk mencantumkan nilai kadar gula garam lemaknya,” ujar Kepala Unit Pengelola Laboratorium Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Budi Wibowo.

    Hal itu dia dalam diskusi Tanggap Bencana Kentongan bertema “Keamanan Pangan: Peranan Laboratorium terkait Keamanan Pangan” di Jakarta, Senin.

    Pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 pada Juli 2024 sebagai bagian dari upaya menangani masalah diabetes yang salah satunya menjadi penyebab seseorang harus menjalani cuci darah.

    Penyakit diabetes, menurut dia, beserta penyakit yang berkaitan dengannya seperti penyakit jantung dan stroke menghabiskan pembiayaan kesehatan di Indonesia.

    Sedangkan diabetes terkait dengan pola makan tak sehat khususnya terlalu banyak hidangan manis.

    “Penyebabnya adalah pola makan yang tidak baik. Biasanya terlalu banyak manis. Kemudian tidak diet. Sumber penyakit kita adalah melalui makanan. Oleh sebab itu mungkin diet kita ini perlu diatur,” kata Budi.

    Untuk mencegah terkena diabetes, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan batas konsumsi GGL per orang per hari, yakni 50 gram atau 4 sendok makan gula, 2.000 miligram natrium atau 5 gram atau 1 sendok teh garam (natrium/sodium) dan lemak hanya 67 gram atau 5 sendok makan minyak goreng.

    Konsumsi GGL berlebihan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Di antaranya obesitas yang meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) termasuk diabetes.

    Di Jakarta, obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih ditemui. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 579.812 orang dari 1.720.658 orang yang telah dilakukan pengukuran lingkar perut melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Jakarta, mengalami obesitas sental.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebiasaan Makan yang Jadi ‘Biang Kerok’ Kanker Usus Usia Muda Makin Banyak

    Kebiasaan Makan yang Jadi ‘Biang Kerok’ Kanker Usus Usia Muda Makin Banyak

    Jakarta

    Peningkatan kasus kanker usus besar dan rektum pada kelompok usia muda terus menjadi perhatian global, terutama di AS. Di saat yang sama, konsumsi ultraprocessed food (UPF) atau makanan ultra-proses melonjak tajam.

    Saat ini, sekitar 70 persen pasokan makanan di AS merupakan UPF, dan hampir 60 persen asupan kalori orang dewasa berasal dari jenis makanan ini. Sejumlah studi sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi UPF dan risiko kanker tersebut.

    Sebuah penelitian terbaru kembali memperkuat kekhawatiran itu. Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi UPF dapat meningkatkan risiko berkembangnya adenoma kolorektal non-kanker polip atau benjolan pada usus besar dan rektum yang dapat menjadi awal terjadinya kanker.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Oncology ini mengikuti lebih dari 29.100 perawat perempuan selama rata-rata 13 tahun. Para peneliti menemukan peserta yang mengonsumsi sekitar 10 porsi UPF per hari memiliki risiko 45 persen lebih tinggi mengalami pertumbuhan adenoma sebelum usia 50 tahun, dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi sekitar tiga porsi per hari.

    Jenis UPF yang paling banyak dikonsumsi peserta meliputi:

    roti dan makanan sarapan ultra-proses,saus dan olesan,minuman dengan gula tambahan atau pemanis buatan.

    “Ini bukan bukti kausalitas, tetapi memberikan petunjuk bahwa apa yang kita makan dapat berperan,” kata penulis senior studi, Dr. Andrew Chan, ahli gastroenterologi dari Mass General Brigham Cancer Institute, Boston.

    Menurut David Katz, pakar kesehatan masyarakat dan pendiri True Health Initiative, hasil penelitian ini kembali menegaskan pentingnya pola makan berbasis real food.

    “Sebisa mungkin, hindari UPF dan pilih makanan yang alami, dan minim proses,” ujarnya, dikutip dari CNN.

    Katz menambahkan bahwa diet terbaik untuk kesehatan jangka panjang adalah pola makan yang kaya:

    sayuran dan buah,biji-bijian utuh,kacang-kacangan,kacang dan biji-bijian,serta air putih.

    Tumor kolorektal non-kanker umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun jika polip tumbuh cukup besar, dapat muncul keluhan seperti:

    BAB gelap atau berdarahnyeri perutanemia defisiensi besipenurunan berat badan tanpa sebabkonstipasi akibat sumbatan.

    Menurut Dr. Robin Mendelsohn dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center, skrining kanker usus disarankan mulai usia 45 tahun, atau lebih dini bila ada riwayat keluarga.

    UPF adalah makanan yang diproses dengan teknik industri dan mengandung bahan-bahan yang jarang digunakan di dapur rumahan. Makanan ini biasanya:

    rendah serat,tinggi kalori, gula tambahan, lemak olahan, dan natrium,serta mengandung banyak aditif.Tambahan bahan seperti pengawet, emulsifier, penstabil tekstur, pewangi, hingga pemutih sering digunakan untuk membuat makanan lebih tahan lama dan menarik.

    Para peneliti menduga konsumsi UPF dapat:

    mengganggu mikrobioma usus,merusak lapisan pelindung usus,memicu inflamasi kronis,menghasilkan molekul toksik saat dicerna,serta meningkatkan risiko obesitas, yang juga merupakan faktor risiko kanker usus.

    Studi ini menggunakan data Nurses’ Health Study II, dan mengandalkan ingatan peserta soal pola makan mereka selama 12 bulan terakhir. Peneliti mengakui ada keterbatasan, namun menilai para perawat lebih mampu melaporkan dietnya dengan akurat.

    Menariknya, peningkatan risiko hanya terlihat pada adenoma tipe klasik, bukan pada lesi tipe serrated, yang juga bisa berkembang menjadi kanker. Hal ini menunjukkan UPF mungkin memicu jalur biologis tertentu yang mempercepat transformasi adenoma klasik menjadi kanker.

    Selain itu, peneliti mencatat bahwa UPF pada tahun 1990-an tidak sepenuhnya sama dengan UPF saat ini. Perubahan formulasi, penambahan aditif baru, serta penggunaan minyak nabati tinggi omega-6 mungkin semakin meningkatkan risiko kanker usus pada usia muda.

    Meskipun belum ada bukti sebab-akibat langsung, penelitian ini kembali menunjukkan bahwa konsumsi UPF tidak boleh dianggap remeh. Mengurangi makanan ultra-proses dan memperbanyak makanan alami dapat menjadi langkah penting dalam mencegah kanker usus pada usia produktif.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Ini 5 Bahan Pengganti Butter yang Bikin Kue Lembut dan Wangi

    Ini 5 Bahan Pengganti Butter yang Bikin Kue Lembut dan Wangi

    Surabaya (beritajatim.com)-Memanggang kue di rumah jadi lebih fleksibel saat Anda tahu cara mengganti butter dengan bahan alternatif yang lebih murah, sehat, atau mudah didapat. Berikut beberapa tips pengganti butter untuk resep kue supaya tekstur, rasa, dan kelembapan adonan jadi tetap optimal.

    1. Gunakan Butter Blend sebagai Alternatif Ekonomis
    Jika Anda ingin mempertahankan rasa buttery tanpa biaya tinggi, butter blend bisa menjadi pilihan yang tepat. Butter blend merupakan kombinasi butter dan lemak nabati, sehingga lebih terjangkau namun tetap memberikan tekstur yang kaya dan aroma gurih khas mentega.

    2. Ganti dengan Minyak Nabati
    Minyak nabati bisa menjadi pengganti hebat untuk kue yang lembap. Misalnya, minyak kelapa padat bisa digunakan karena teksturnya yang mirip dengan butter saat suhu ruang. Sementara itu, minyak zaitun juga bisa menjadi alternatif sehat karea kaya lemak tak jenuh. Untuk mengganti butter, Anda bisa menggunakan sekitar ¾ takaran mintak zaitun dari jumlah butter di resep. Kunci agar tidak terlalu rasa zatun, pilih minyak zaitun tipe light atau mild, agar aroma tak mengganggu manis dan rasa kue.

    3. Gunakan Greek Yogurt untuk Tekstur Lembut dan Nutrisi Tambahan
    Yogurt, khususnya Greek Yogurt bisa menjadi pengganti butter yang sehat sekaligus menjaga kelembapan kue. Dengan mengganti separuh jumlah butter pada resep dengan Greek Yogurt, Anda bisa mempertahankan tekstur lembut sekaligus menambahkan kandungan protein.

    4. Buah Alpukat Tumbuk Bisa Jadi Sumber Lemak
    Alpukat tumbuk adalah pilihan pengganti butter yang bernutrisi tinggi dan cocok untuk resep seperti muffin, brownies, atau roti cepat saji. Gunakan rasio 1:1 (satu bagian alpukat tumbuh untuk satu bagian butter) dan hasil kue akan tetap lembut dan empuk dengan tambahan vitamin E dari alpukat.

    5. Pisang Matang Lumat
    Pisang matang yang dilumatkan bisa menggantikan sebagian butter sekaligus memberikan rasa manis alami. Gunakan sekitar ½ hingga ¾ takaran pisang lumat dari jumlah butter pada resep. Teknik ini sagat cocok bsgi Anda buat lebih sehat tanpa mengorbankan kelembapan.

    Dengan menggunakan alternatif butter seperti di atas, Anda bisa bereksperimen di dapur tanpa takut adonan kue jadi gagal hanya karena kehabisan atau tidak ingin memakai butter yang mahal. Selamat mencoba dan semoga kue Anda tetap lezat, sehat, dan sesuai budget. [Rizka Novia Rahmadana]

  • Gen Z Makin Berisiko Kena Penyakit Gula gegara Kebanyakan Makan Ini

    Gen Z Makin Berisiko Kena Penyakit Gula gegara Kebanyakan Makan Ini

    Jakarta

    Diabetes melitus merupakan salah penyakit kronis yang kini mulai banyak dialami oleh anak muda. Bahkan, jika dulunya jenis diabetes yang banyak dialami adalah tipe 1 (yang dipengaruhi genetik dan autoimun), kini mulai banyak kasus diabetes tipe 2 (yang dipengaruhi gaya hidup) dialami anak muda. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran gaya hidup yang cukup besar di kalangan anak muda.

    Hal tersebut dibenarkan oleh spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM. Salah satu faktor yang besar adalah pola makan tinggi karbohidrat serta rendahnya aktivitas fisik.

    “Misalkan banyak konsumsi makanan-makanan, processed food, ultra processed food dan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, ditambah olahraganya kurang, banyak konsumsi minuman-minuman berpemanis dan lain sebagainya,” ujar dr Dicky ketika ditemui di acara #Hands4Diabetes, di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    dr Dicky mengungkapkan kebiasaan konsumsi karbohidrat tinggi di sisi lain juga meningkatkan risiko obesitas. Kondisi obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes.

    Ia menambahkan lingkungan saat ini kebanyakan kurang mendukung untuk hidup sehat. Misalnya, banyaknya jajanan tidak sehat yang dijual hingga lingkungan yang tidak baik untuk olahraga, bagi sebagian orang.

    Namun, menurutnya edukasi adalah faktor utama. Jika seseorang memiliki kesadaran yang tinggi terkait diabetes, maka gaya hidup sehat pasti akan diterapkan secara otomatis.

    “Dari sisi dokter sekarang diabetes tipe dua agak lebih tricky. Karena dulu kita mikirnya kalau muda, udah pasti lah tipe satu atau karena faktor genetik karena monogenik diabetes. Nah, sekarang kita juga perlu mikir jangan-jangan dia diabetes tipe dua. Jadi pendekatannya memang agak berubah jadinya,” tandasnya.

    (kna/kna)

  • Rebusan-Kukusan Kini Jadi Tren Menu Sarapan, Ini Kata Dokter Gizi

    Rebusan-Kukusan Kini Jadi Tren Menu Sarapan, Ini Kata Dokter Gizi

    GELORA.CO – Kalangan Gen Z kini banyak menggemari rebusan dan kukusan sebagai menu sarapan. Tren itu bahkan mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin karena dianggap lebih sehat.

    Menkes juga mengaku semakin senang dengan banyaknya penjual makanan yang lebih sehat. Tren ini menurutnya dapat mendorong perubahan kebiasaan jajan dari yang sebelumnya didominasi junk food dan camilan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL), menjadi konsumsi makanan utuh (real food) yang lebih bergizi.

    “Iya lumayan itu banyak di TikTok saya lihat jutaan yang viral, saya senang. Lebih banyak makan-makanan sehat, sarapan sehat,” kata Menkes saat ditemui detikcom di Gedung Kemenkes RI, Rabu (12/11/2025).

    Dilansir detikHealth, spesialis gizi klinik dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, mengatakan menu sarapan berbasis rebusan atau kukusan secara umum bisa menjadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan sarapan tradisional yang kerap melibatkan proses penggorengan atau penggunaan santan berlebih.

    Namun, lebih lanjut ia mengatakan, bukan berarti makanan seperti bubur ayam, lontong sayur, atau nasi uduk termasuk makanan yang ‘jahat’ atau tidak sehat sama sekali. Justru hidangan-hidangan tersebut juga memiliki nilai gizi dan cita rasa khas yang sudah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia.

    Di dalamnya terdapat sumber energi yang berasal dari nasi atau lontong. Serta protein dari ayam dan berbagai topping pelengkap.

    “Masalahnya cuma kalau dimakan berlebihan atau sering banget, bisa bikin asupan kalori harian jadi berlebih karena adanya tambahan dari minyak goreng, santan, atau topping seperti kerupuk dan cakwe juga emping,” ucapnya, Rabu (12/11/2025).

    “Namun, kalau dimakan in moderation, misalnya seminggu 1-2 kali dengan porsi kecil, masih oke-oke aja sih buat variasi. Yang penting, sesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori masing-masing,” lanjutnya.

    dr Ardian menjelaskan menu rebusan atau kukusan cocok menjadi alternatif bagi yang sedang menjaga berat badan, mengalami defisit kalori, atau memiliki diabetes serta kadar kolesterol tinggi.

    Jenis makanan ini umumnya lebih rendah kalori, rendah lemak jenuh, dan mampu mempertahankan nutrisi alami dari bahan makanan.