Produk: lemak

  • Pengusaha Makanan Minuman Waswas Ekspor Anjlok hingga PHK Imbas Tarif Trump

    Pengusaha Makanan Minuman Waswas Ekspor Anjlok hingga PHK Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) tengah bersiap menghadapi risiko kebijakan tarif impor resiprokal yang diterapkan pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada produk-produk asal Indonesia sebesar 32%. 

    Ketua Umum Gapmmi Adhi Lukman mengatakan, pihaknya prihatin atas langkah pemerintah AS tersebut. Padahal, selama ini Indonesia dan AS telah menjalin kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan dan melengkapi antara kedua belah pihak.

    “Amerika merupakan pasar ekspor prioritas untuk beberapa produk unggulan makanan dan minuman dari Indonesia seperti produk kopi, kelapa, kakao, minyak sawit, lemak nabati, produk perikanan dan turunannya,” ujar Adhi dalam keterangan resminya, Sabtu (5/4/2025). 

    Sementara itu, industri makanan dan minuman Indonesia mengimpor berbagai bahan baku industri dari Amerika, beberapa di antaranya gandum, kedelai dan susu. 

    Menurut Adhi, hubungan perdagangan tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara. Untuk itu, menjaga stabilitas dan kelancaran hubungan perdagangan antara Indonesia dan AS menjadi krusial. 

    Apalagi, pihaknya telah mengidentifikasi beberapa dampak utama dari tarif bea masuk ke AS yang akan berpengaruh pada kenaikan biaya produksi, penurunan ekspor hingga hilangnya lapangan pekerjaan. 

    “Tarif yang tinggi dapat menyebabkan penurunan volume ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Amerika serta negara tujuan ekspor lainnya, yang berdampak negatif pada kinerja dan pertumbuhan industri nasional,” ujarnya. 

    Kondisi penurunan ekspor akan mengancam lapangan kerja di sektor makanan dan minuman di Indonesia, di saat situasi ekonomi yang sedang lesu. 

    Di samping itu, Adhi juga cemas akan kenaikan biaya produksi yang disebabkan kenaikan tarif impor bahan baku dari AS. Hal ini dapat mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar internasional, serta meningkatkan harga jual produk di Indonesia. 

    Dalam hal ini, pihaknya mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah stretegis seperti negosiasi diplomatik, analisa dampak menyeluruh dan dukungan kebijakan, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, penguatan industri, memperkuat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga diversifikasi pasar. 

    “Kami mendesak pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika untuk mencari solusi yang lebih baik dan mengurangi dampak negatif tarif,” tuturnya. 

    Lebih lanjut, pemerintah juga diminta untuk menganalisa dampak penerapan tarif secara menyeluruh dan memberikan dukungan kebijakan kepada industri makanan dan minuman untuk mengatasi kenaikan biaya produksi dan menjaga daya saing.

    Adhi juga menyoroti pentingnya menciptakan stabilitas perekonomian nasional dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta mendorong hilirisasi industri sektor agrobisnis dan substitusi impor bahan baku dengan bahan baku nasional pada jenis komoditas yang dimungkinkan.

    Tak hanya itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk mempertahankan kebijakan TKDN sebagai respons kenaikan BMI Amerika. Kebijakan ini telah terbukti meningkatkan permintaan produk manufaktur dalam negeri terutama dari belanja pemerintah. 

    Upaya lain yang dibutuhkan yakni mendorong diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Amerika Serikat.

  • Kenapa Bau Kentut Berbeda-beda? Akhirnya, Terungkap Juga Penyebabnya

    Kenapa Bau Kentut Berbeda-beda? Akhirnya, Terungkap Juga Penyebabnya

    Jakarta

    Sama-sama tidak enak, bau kentut umumnya berbeda-beda pada setiap orang. Menjadi pertanyaan banyak orang, kenapa beberapa orang memiliki bau kentut yang lebih menyengat dibanding yang lain?

    Peneliti mikrobioma usus dari University of Tubingen, Maximilienne Toetie Allaart, menyebut bau kentut tidak sedap adalah hal yang normal. Hal itu menandakan sistem pencernaan yang benar-benar ‘hidup’.

    Bukan hanya tubuh manusia yang bertanggung jawab terhadap produksi gas pencernaan. Jutaan, bahkan triliunan, mikroba hidup dalam saluran cerna untuk membantu memecah makanan, dan sebagai bagian dari proses tersebut, menghasilkan gas di usus.

    “Mikrobioma usus Anda sama personalnya dengan sidik jari. Ada variasi yang signifikan di antara orang dalam hal keberadaan mikroba di usus,” jelasnya, dalam tulisannya di The Conversation.

    Secara umum, mikroba disebutnya bekerja memecah molekul besar menjadi yang lebih kecil. Sebagian besar di antaranya adalah asam lemak volatil dan gas. Gas inilah yang akan keluar dari tubuh sebagai kentut, baik keluar baik-baik maupun dengan agak berisik.

    Di antara berbagai macam gas yang dihasilkan, gas yang paling menyengat baunya adalah hidrogen sulfida. Gas inilah yang menghasilkan bau seperti telur busuk.

    Terkait makanan yang dikonsumsi, Maximilienne menjelaskan tiap makanan punya dampak yang berbeda terhadap usus maupun mikroba di dalamnya. Sebagai contoh, hidrogen sulfida dengan bau busuknya, lebih banyak diproduksi ketika lebih banyak mengonsumsi makanan mengandung sulfur, utamanya dalam bentuk asam amino sistein dan metionin.

    “Biasanya ada lebih banyak asam amino dalam protein hewani (seperti telur dan daging merah) dibanding protein nabati,” jelasnya.

    (up/up)

  • Mitos-Fakta Jalan Kaki, Perlu Tahu Biar Lebih Efektif Bakar Lemak Tubuh

    Mitos-Fakta Jalan Kaki, Perlu Tahu Biar Lebih Efektif Bakar Lemak Tubuh

    Jakarta

    Jalan kaki banyak diklaim sebagai aktivitas fisik yang menyehatkan. Namun mengingat banyaknya variabel saat berjalan kaki, maka tidak semua klaim tersebut bisa ditelan mentah-mentah.

    Sebagai aktivitas fisik, yang memang menjadi bagian dari pola hidup sehat, jalan kaki tentu memberikan manfaat bagi kesehatan. Di media sosial, tak sulit menemukan berbagai cerita sukses tentang menurunkan berat badan dengan rutin berjalan kaki.

    Akibatnya, banyak yang berharap terlalu tinggi dari aktivitas yang memang murah meriah ini. Padahal, ada banyak faktor yang turut mempengaruhi seberapa besar manfaat yang bisa diharapkan saat berjalan kaki.

    Supaya benar-benar mendapat manfaat sesuai yang diharapkan, yuk mari kenali fakta-fakta di balik mitos jalan kaki yang kerap disalahpahami.

    1. Harus 10 Ribu Langkah Sehari?

    MITOS. Faktanya, sebuah riset di Universidad de Granada (UGR) menyebut, hanya perlu 8 ribu langkah berjalan kaki dalam sehari untuk mendapatkan manfaat kesehatan. Studi yang dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology ini mematahkan anggapan bahwa jalan kaki idealnya harus 10 ribu langkah setiap hari.

    “Secara tradisional, banyak orang berpikir bahwa Anda harus mencapai sekitar 10.000 langkah sehari untuk memperoleh manfaat kesehatan, sebuah gagasan yang muncul di Jepang pada tahun 1960an tetapi tidak memiliki dasar sains,” kata penulis utama studi tersebut, Profesor Francisco B. Ortega dari Departemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga UGR, dikutip dari Daily Records, Selasa (31/10/2023).

    2. Jalan Kaki Tak Sesehat Lari?

    MITOS. Dikutip dari Everydayhealth, praktisi sport medicine Michael Fredericson, MD, menyebut jalan kaki sebagai olahraga low impact. Secara umum, ini berarti lebih mudah dilakukan oleh kebanyakan orang dibanding lari yang butuh skill yang lebih spesifik.

    Soal mana yang lebih menyehatkan antara lari dan jalan kaki, Fredericson menjawab tergantung goal atau tujuannya. Untuk goal yang spesifik seperti meningkatkan kapasitas paru-paru misalnya, lari memang lebih efektif. Namun untuk mengurangi risiko hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus, sebuah studi di jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology menyimpulkan lari dan jalan kaki punya manfaat yang sama.

    3. Harus 30 Menit dan Harus Non Stop?

    MITOS. Personal trainer dari American Council on Exercise (ACE), Anthony Wall, menyarankan jalan kaki minimal selama 30 menit setiap hari selama 5 hari dalam sepekan. Namun demikian, tidak ada panduan yang secara spesifik mengharuskan seseorang untuk melakukannya secara nonstop.

    Faktanya, US Centers for Disease Control and Prevention (US CDC) dalam panduannya menganjurkan aktivitas fisik selama 150 menit dalam sepekan. Anjuran ini setara dengan 30 menit sehari selama 5 hari dalam sepekan, dan bisa dibagi lagi menjadi durasi yang lebih kecil.

    “Anda tidak harus melakukan semuanya dalam satu waktu,” tulis CDC dalam laman resminya.

    NEXT: Jalan cepat lebih sehat?

    4. Jalan Cepat Lebih Sehat?

    FAKTA. Bukan cuma jalan kaki, aktivitas fisik apapun akan membakar lebih banyak kalori ketika dilakukan dengan intensitas yang lebih tinggi. Jalan kaki dengan kecepatan lebih tinggi berarti dilakukan dengan intensitas lebih tinggi, sehingga lebih efektif untuk menurunkan berat badan.

    Terkait manfaatnya bagi jantung, sebuah studi di University of Porto membuktikan kaitan antara kecepatan jalan kaki dengan risiko penyakit kardiovaskular. Seseorang dengan kecepatan jalan kaki rata-rata 5 km/jam teramati punya risiko 50 persen lebih rendah dibanding mereka yang jalan kaki dengan kecepatan rata-rata di bawah 3 km/jam.

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Lari Lebih Efektif Bakar Lemak Dibanding Jalan Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Leher Belakang Cenat-cenut Tanda Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

    Leher Belakang Cenat-cenut Tanda Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

    Jakarta

    Masalah nyeri leher, khususnya setelah makan-makan, seringkali dikaitkan dengan kolesterol tinggi. Memangnya betul berkaitan ya?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJp(K) menjelaskan anggapan nyeri belakang leher merupakan gejala kolesterol tinggi tidaklah benar. Menurutnya, masalah nyeri leher umumnya muncul karena kesalahan postur.

    “Mitos itu, muncul sakit di otot leher bukan karena kolesterol,” kata dr Ario ketika dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

    Dihubungi terpisah, spesialis gizi klinik dr Diana F Suganda, SpGK menjelaskan masalah kolesterol tinggi biasanya justru tidak menunjukkan gejala khas. Artinya, pemeriksaan perlu dilakukan apakah seseorang memiliki kadar kolesterol tinggi atau tidak.

    “Jadi nggak ada tuh yang orang bilang ,’oh sakit nih di leher berarti kolesterol tinggi’, belum tentu. Jadi nggak ada tanda-tanda khas kolesterol tinggi yang bisa dilihat dari fisik,” ujarnya.

    Kolesterol adalah zat lilin yang berada di dalam darah. Tubuh sebenarnya membutuhkan kolesterol, tapi kadar yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

    Kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah, bersama zat-zat lain, dapat membentuk plak yang seiring waktu dapat mempersempit atau menyumbat pembuluh darah. Gumpalan tersebut dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

    Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa faktor risiko masalah kolesterol tinggi yang berbahaya:

    Kebiasaan makan, mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh atau lemak trans dapat menyebabkan kenaikan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat.

    Obesitas, penyakit kompleks ini melibatkan terlalu banyak lemak tubuh.

    Kurang olahraga, memperbanyak gerak membantu meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik dalam tubuh.

    Merokok, kebiasaan ini dapat menurunkan kadar HDL.

    Minum alkohol, kebiasaan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol total.

    Usia tua, orang dengan usia di atas 40 memiliki risiko kolesterol tinggi lebih besar.

    (avk/naf)

  • Harus Jalan Kaki Berapa Langkah Sehari untuk Hempaskan Lemak di Perut?

    Harus Jalan Kaki Berapa Langkah Sehari untuk Hempaskan Lemak di Perut?

    Jakarta

    Jalan kaki terbukti bermanfaat untuk kesehatan, salah satunya menghempaskan lemak di tubuh. Lantas, berapa banyak jumlah langkah yang diperlukan untuk melenyapkan lemak tersebut?

    Dikutip dari Eat This, Not That, tidak ada jumlah langkah yang pasti untuk menghempaskan lemak di tubuh. Namun, ilmu pengetahuan telah mengungkapkan sejumlah tolok ukur yang dapat membantu memaksimalkan pembakaran lemak, baik di bagian pinggang atau perut.

    Kebanyakan orang percaya bahwa 10.000 langkah yang dapat memberikan efek kesehatan pada tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa titik ideal yang sebenarnya untuk menghilangkan lemak adalah sekitar 8.000 hingga 12.000 langkah setiap hari.

    Kisaran ini meningkatkan pembakaran kalori, meningkatkan kesehatan kardiovaskular, dan mendorong pembakaran lemak. Hal ini mendukung bagian tengah tubuh yang lebih ramping.

    Untuk mencapai jumlah langkah ini, dapat disertai dengan menerapkan defisit kalori yang bisa membantu menurunkan berat badan. Target langkah ideal seseorang bergantung pada usia, kondisi metabolisme, dan tingkat aktivitas secara keseluruhan.

    Kunci utamanya bukan hanya mencapai angkanya, tetapi konsistensi atau usaha bagaimana menyusun rutinitas jalan kaki tersebut.

    Mengapa Berjalan Efektif untuk Menghilangkan Lemak Perut?

    Berjalan melibatkan kelompok otot yang signifikan, mendorong hilangnya lemak melalui kardio yang stabil, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan tanpa tekanan sendi akibat berlari atau latihan berdampak tinggi. Tidak seperti solusi cepat, berjalan kaki mendukung pembakaran lemak berkelanjutan dengan meningkatkan NEAT (non-exercise activity thermogenesis), kalori yang dibakar di luar latihan terstruktur dan sukarela.

    Gerakan harian ini juga menurunkan kortisol, hormon stres yang terkait dengan lemak perut yang membandel. Kadar kortisol yang tinggi dapat meningkatkan penyimpanan lemak di sekitar bagian tengah tubuh, sehingga pengelolaan stres sama pentingnya dengan diet dan olahraga.

    Kebiasaan berjalan kaki setiap hari mengurangi stres, mengatur insulin, dan membantu tubuh beralih ke mode pembakaran lemak seiring berjalannya waktu.

    Contoh Rencana Jalan Kaki untuk Membakar Lemak Perut?

    Berikut cara menyusun rencana mingguan untuk hasil pembakaran lemak yang optimal:

    Senin: Jalan cepat selama 45 menit (kecepatan tetap).Selasa: Jalan interval (pemanasan selama 5 menit, 30 menit dengan kecepatan sedang/cepat selama 1 menit).Rabu: Jalan menanjak atau berjalan cepat selama 30 menit.Kamis: Jalan santai selama 60 menit.Jumat: Jalan interval (sama seperti Selasa).Sabtu: Jalan jauh (lebih dari 60 menit dengan kecepatan yang nyaman).Minggu: Pemulihan aktif (jalan santai, peregangan, atau yoga).

    Padukan rencana ini dengan diet bergizi, tidur yang cukup, dan hidrasi. Hal itu akan membuat tubuh yang lebih ramping dan sehat. Jalan kaki mungkin tampak sederhana, tetapi dampaknya terhadap lemak perut sangat kuat jika dilakukan secara konsisten dan dengan tujuan.

    (sao/naf)

  • Turunkan Kolesterol Setelah Lebaran dengan 5 Minuman Alami Ini

    Turunkan Kolesterol Setelah Lebaran dengan 5 Minuman Alami Ini

    JAKARTA – Lebaran identik dengan aneka hidangan lezat yang kaya lemak, seperti opor ayam, rendang, gulai, dan berbagai kue manis. Sayangnya, makanan ini sering kali mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.

    Setelah menikmati hidangan Lebaran, penting untuk kembali menjaga keseimbangan tubuh dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.

    Salah satu cara alami dan efektif adalah mengonsumsi minuman mengandung bahan-bahan alami yang terbukti dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

    Berikut adalah 5 minuman alami yang bisa dikonsumsi setelah Lebaran untuk membantu menormalkan kembali kadar kolesterol, seperti dilansir VOI dari laman Medical News Today pada Jumat, 4 April.

    1. Teh Hijau

    Teh hijau mengandung katekin dan antioksidan lain yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan total. Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa epigallocatechin gallate (EGCG), salah satu antioksidan dalam teh hijau, dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Studi lain di tahun 2021 juga menunjukkan teh hitam bisa memberikan manfaat serupa terhadap kolesterol.

    2. Susu Kedelai

    Kedelai memiliki kandungan rendah lemak jenuh. Menggantikan lemak jenuh dengan minum susu kedelai bisa membantu mengontrol kadar kolesterol. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) merekomendasikan konsumsi 25 gram protein kedelai per hari sebagai bagian dari pola makan rendah lemak jenuh dan kolesterol untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

    Sebaiknya, pilih susu kedelai yang minim pemrosesan dan tidak mengandung tambahan gula, garam, atau lemak. Disarankan minum susu kedelai sebanyak 2–3 gelas susu kedelai dengan ukuran 250 ml.

    3. Susu Oat

    Oat mengandung beta-glucan yang membantu menghambat penyerapan kolesterol. Studi tahun 2018 menunjukkan susu oat lebih efektif dalam menurunkan kolesterol dibandingkan produk oat padat. Satu gelas (250 ml) susu oat mengandung sekitar 1 gram beta-glucan. Periksa label produk untuk memastikan kandungan beta-glucan dalam setiap sajian.

    4. Jus Tomat

    Tomat kaya akan likopen, senyawa yang dapat membantu menurunkan kadar LDL. Mengolah tomat menjadi jus meningkatkan kandungan likopen. Jus tomat juga mengandung serat dan niasin yang membantu menurunkan kolesterol.

    5. Smoothie Buah Beri

    Buah beri mengandung antioksidan dan serat yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Salah satu antioksidan kuat dalam buah beri, yaitu antosianin terbukti bermanfaat untuk kolesterol. Buah beri juga rendah kalori dan lemak.

    Beberapa contoh buah beri yang bisa digunakan yakni stroberi, blueberry, blackberry, dan raspberry. Untuk membuat smoothie, campurkan sekitar 80 gram buah beri dengan 1/2 cangkir susu rendah lemak atau yogurt, serta 1/2 cangkir air dingin. 

  • Tips Menjaga Berat Badan setelah Pesta Makanan Lebaran

    Tips Menjaga Berat Badan setelah Pesta Makanan Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Lebaran identik dengan makanan lezat yang menggugah selera, mulai dari opor ayam, rendang, hingga berbagai kue manis, yang bisa saja menaikan berat badan.

    Setelah menikmati pesta makanan khas hari raya, banyak orang merasa khawatir dengan kenaikan berat badan. Untuk itu, penting menerapkan pola hidup sehat agar tubuh tetap bugar dan berat badan tetap terjaga.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda mengontrol berat badan setelah Lebaran.

    Tips Menjaga Berat Badan Seusai Lebaran

    1. Atur pola makan

    Menjaga pola makan agar tetap baik perlu dilakukan agar berat badan tidak naik berlebihan. Beberapa di antaranga dengan melakukan hal berikut:

    Jangan melewatkan sarapan: Sarapan membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah makan berlebihan di siang hari. Asupan makanan di pagi hari juga penting untuk menunjang aktivitas harian.Perbanyak konsumsi serat: Sayuran, buah, dan biji-bijian kaya serat dapat meningkatkan rasa kenyang lebih lama dan membantu mencegah konsumsi makanan berlebihan.Batasi makanan tinggi gula dan lemak: Hindari konsumsi berlebihan makanan manis, bersantan, atau digoreng yang sering dikonsumsi saat Lebaran.Makan dengan perlahan: Mengunyah makanan secara perlahan membantu otak menerima sinyal kenyang sehingga dapat mengurangi risiko makan berlebihan.

    2. Rutin berolahraga

    Lakukan aktivitas fisik seperti jalan cepat, lari, atau lompat tali selama 30 menit sebanyak 4–5 kali seminggu. Olahraga dapat membantu membakar kalori, mempercepat metabolisme, dan menjaga berat badan tetap stabil.

    3. Minum air putih

    Minum air putih sebelum makan dapat membantu mengurangi rasa lapar sehingga mencegah makan berlebihan. Pastikan kebutuhan cairan harian Anda terpenuhi untuk mendukung metabolisme tubuh.

    4. Hindari kebiasaan buruk

    Hindari langsung tidur setelah makan karena dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut.Batasi kebiasaan makan larut malam, karena pada malam hari aktivitas fisik cenderung lebih rendah sehingga kalori lebih mudah disimpan sebagai lemak.

    5. Lakukan puasa sunah

    Puasa Syawal selama enam hari setelah Ramadan tidak hanya dianjurkan dalam Islam tetapi juga membantu tubuh mengontrol asupan kalori dan menjaga berat badan tetap ideal.

    6. Kelola stres dan tidur cukup

    Stres dapat memicu keinginan makan berlebihan. Mengelola stres dengan meditasi, olahraga ringan, atau aktivitas relaksasi lainnya dapat membantu mengontrol nafsu makan. Selain itu, tidur yang cukup berperan dalam menjaga keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.

    Dengan menerapkan tips ini secara konsisten, Anda dapat menjaga berat badan tetap stabil setelah Lebaran tanpa perlu melakukan diet ekstrem.

  • Minum Teh Setelah Makan Bisa Hambat Penyerapan Zat Besi, Ini Penjelasannya

    Minum Teh Setelah Makan Bisa Hambat Penyerapan Zat Besi, Ini Penjelasannya

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kebiasaan minum teh setelah makan ternyata dapat mengganggu penyerapan nutrisi, khususnya zat besi dari makanan. Kandungan tanin dalam teh dapat mengikat zat besi non-heme, yaitu jenis zat besi yang berasal dari sumber nabati seperti bayam, kangkung, dan kacang-kacangan.

    Ikatan ini menyebabkan tubuh kesulitan menyerap zat besi tersebut. Padahal, zat besi merupakan mineral penting yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan pencegahan anemia.

    Mengutip dari Journal of Applied Toxicology dan International Journal of Molecular Sciences, tanin dalam teh tidak hanya memengaruhi penyerapan zat besi, tetapi juga dapat mengurangi penyerapan mineral lain seperti magnesium dan zinc. Meskipun bermanfaat sebagai antioksidan, polifenol dalam teh juga dapat menghambat penyerapan nutrisi jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

    Oleh karena itu, mengonsumsi teh sebaiknya diberi jeda setelah makan untuk memaksimalkan penyerapan gizi. Meskipun dapat mengganggu penyerapan nutrisi, teh sebenarnya memiliki banyak manfaat kesehatan jika dikonsumsi pada waktu yang tepat.

    Teh hijau misalnya, yangmengandung antioksidan epigallocatechin gallate (EGCG) yang efektif melawan radikal bebas. EGCG merupakan senyawa polifenol utama dalam teh hijau dengan berbagai potensi manfaat kesehatan.

    Selain EGCG, teh hijau juga mengandung katekin yang berperan dalam metabolisme lemak. Akan tetapi, efek katekin pada pembakaran lemak tidak bersifat instan seperti yang sering dipercaya.

    Teh juga mengandung L-theanine, senyawa yang berperan dalam mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi. Untuk memperoleh manfaat optimal, teh sebaiknya dikonsumsi tanpa tambahan gula.

    Konsumsi teh juga perlu dihindari bersamaan dengan makanan kaya zat besi atau mineral lainnya agar tidak mengganggu penyerapan nutrisi. Kebiasaan minum teh di sela waktu makan, seperti tradisi afternoon tea di Inggris, bisa menjadi alternatif untuk menghindari gangguan penyerapan nutrisi.

    Afternoon tea adalah tradisi minum teh dan camilan di sore hari. Tradisi ini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Inggris dan sering dilakukan dalam suasana formal.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • 6 Cara Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Santap Hidangan Lebaran

    6 Cara Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Santap Hidangan Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah menikmati berbagai hidangan lezat selama perayaan Lebaran, banyak orang merasakan dampak dari pola makan yang berlebihan dan tidak sehat.

    Hidangan berat seperti kue-kue manis, hingga minuman tinggi gula membuat Lebaran menjadi tantangan bagi mereka yang ingin menjaga kesehatan. Oleh karena itu, setelah perayaan usai, penting untuk segera kembali ke pola makan yang lebih seimbang agar tubuh tetap bugar.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa langkah yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan nutrisi setelah menyantap hidangan Lebaran.

    Cara Mengembalikan Pola Makan Sehat

    1. Pola makan seimbang

    Salah satu tantangan terbesar setelah Lebaran adalah meningkatnya nafsu makan. Ini adalah hal yang wajar, terutama setelah sebulan berpuasa. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, kebiasaan makan yang kurang sehat dapat terbentuk.

    Langkah pertama adalah mengatur waktu makan dengan konsisten. Cobalah makan tiga kali sehari dengan dua kali camilan sehat di antara waktu makan. Hindari makan berlebihan hanya karena tergoda atau sekadar ingin “balas dendam” setelah puasa.

    Fokuslah pada makanan bergizi dengan memperbanyak konsumsi sayur, buah, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Serat dari buah dan sayur berperan penting dalam memperlancar pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi kecenderungan makan berlebihan.

    2. Batasi konsumsi makanan berlemak dan berkolesterol jahat

    Seperti gula, kolesterol sering terdapat dalam makanan yang menggugah selera. Meski ada kolesterol baik dalam ikan salmon, konsumsi kolesterol jahat dalam jumlah berlebihan dapat berdampak buruk bagi tubuh.

    Kolesterol jahat biasanya terdapat dalam hidangan Lebaran seperti masakan berbahan telur, kulit ayam, dan santan. Jika berlebihan, kolesterol jahat bisa meningkatkan risiko penyakit serius seperti jantung koroner.

    Untuk menjaga pola makan sehat setelah Lebaran, penting untuk membatasi konsumsi daging berlemak dan makanan tinggi kolesterol. Penganan ringan seperti kastengel dan kue-kue khas Lebaran yang dibuat dengan mentega, telur, dan keju juga mengandung kolesterol jahat yang perlu dikendalikan.

    3. Perbanyak konsumsi sayur dan buah

    Saat Lebaran, hidangan yang disajikan umumnya kaya karbohidrat. Untuk menyeimbangkan asupan makanan, penting untuk menyertakan buah dan sayur yang kaya serat dalam pola makan. Serat mudah dicerna dan sangat bermanfaat bagi tubuh, sehingga sering disebut sebagai makanan yang menyehatkan.

    4. Konsumsi makanan segar

    Pola makan sehat yang dikenal sebagai clean eating mendorong konsumsi makanan segar dan menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet seperti kornet, sosis, nugget, bakso, atau bumbu penyedap kemasan.

    Mengonsumsi makanan segar lebih efektif dalam membakar kalori dibandingkan dengan makanan olahan. Dengan memperbanyak konsumsi makanan segar, risiko obesitas dan penyakit serius dapat dikurangi.

    5. Cukupkan waktu istirahat

    Setelah Lebaran, penting untuk menyesuaikan kembali jadwal tidur ke waktu normal. Selama bulan puasa, kebiasaan bangun pagi dan tidur lebih awal sudah terbentuk. Setelah Lebaran, kembalikan jam tidur sesuai dengan rutinitas agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup dan berkualitas.

    6. Perbanyak konsumsi air putih

    Setelah menikmati hidangan Lebaran yang kaya rasa manis dan asin, tubuh cenderung kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, meningkatkan konsumsi air putih adalah langkah penting untuk mengembalikan pola makan sehat.

    Selain itu, air putih juga efektif dalam mengendalikan rasa lapar, yang dapat membantu mengurangi kebiasaan makan berlebihan. Sebaiknya hindari minuman manis atau bersoda karena dapat mengganggu metabolisme tubuh dan menambah kalori yang tidak dibutuhkan.

    Lebaran sering kali membawa semangat baru dalam aspek spiritual, fisik, maupun mental. Manfaatkan momen ini untuk membangun kembali kebiasaan baik yang akan mendukung kualitas hidup dalam jangka panjang.

    Mulai kembali dengan pola makan seimbang, tidur cukup, memperbanyak konsumsi air putih, bergerak lebih aktif, serta menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental setelah santap hidangan Lebaran.

  • 6 Olahraga Ringan agar Kembali Bugar Pascalibur Lebaran

    6 Olahraga Ringan agar Kembali Bugar Pascalibur Lebaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah menikmati liburan panjang selama perayaan hari raya Idulfitri atau Lebaran, banyak orang merasa tubuhnya kurang bugar dan membutuhkan waktu untuk kembali ke rutinitas harian.

    Kebiasaan makan berlebihan, pola tidur yang tidak teratur, serta kurangnya aktivitas fisik selama liburan dapat membuat tubuh terasa lesu. Oleh karena itu, penting untuk segera memulai olahraga ringan agar tubuh kembali bugar dan siap menjalani aktivitas sehari-hari.

    Olahraga ini tidak memerlukan peralatan khusus dan dapat dilakukan dengan intensitas yang disesuaikan dengan kondisi tubuh, sehingga membantu tubuh beradaptasi secara perlahan.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut rekomendasi olahraga ringan yang dapat dilakukan pascalibur Lebaran:

    Olahraga Pascalibur Lebaran

    1. Berlari

    Berlari merupakan salah satu olahraga kardio yang efektif untuk meningkatkan kebugaran. Kunci utama adalah mengatur kecepatan dan menemukan ritme yang tepat untuk tubuh.

    Mulailah dengan perlahan dan tingkatkan intensitas secara bertahap sesuai kemampuan. Lari bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, sehingga menjadi pilihan yang fleksibel.

    2. Berjalan kaki selama 30 menit

    Melakukan jalan kaki selama 30 menit setiap hari dapat membantu mengurangi kelebihan lemak dalam tubuh. Anda bisa berjalan mengelilingi kompleks perumahan atau pergi ke taman untuk menikmati udara segar. Rutin berjalan kaki juga dapat mengurangi rasa lelah atau pegal pada kaki setelah perjalanan jauh saat mudik Lebaran.

    3. Bersepeda

    Meskipun baru saja melalui perjalanan panjang saat mudik, bersepeda tetap menjadi pilihan olahraga yang tepat setelah Lebaran. Bersepeda secara rutin dapat memperkuat otot dan tulang serta melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Dengan bersepeda selama 30 menit, Anda dapat membakar kalori dan meningkatkan daya tahan tubuh.

    4. Senam

    Senam adalah olahraga yang bisa dilakukan di rumah atau di luar ruangan tanpa memerlukan peralatan khusus. Aktivitas ini cocok dilakukan bersama keluarga atau teman.

    Gerakan senam pagi yang melibatkan seluruh tubuh efektif untuk meredakan kekakuan otot setelah beristirahat cukup lama. Mulailah dengan gerakan ringan, seperti memutar leher, meregangkan tangan, dan gerakan tubuh sederhana lainnya.

    5. Berenang

    Bagi yang memiliki akses ke kolam renang, olahraga ini sangat bermanfaat untuk mengembalikan kebugaran. Renang melibatkan hampir seluruh kelompok otot tubuh dan sangat baik untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, serta daya tahan tubuh.

    Selain itu, olahraga ini memiliki dampak rendah pada sendi, sehingga cocok bagi mereka yang baru kembali berolahraga setelah jeda panjang. Cobalah untuk berenang selama 20 hingga 30 menit dengan intensitas ringan.

    6. Melakukan aktivitas fisik sehari-hari

    Jika belum siap untuk berolahraga dengan intensitas tinggi, Anda masih bisa meningkatkan kebugaran tubuh dengan melakukan aktivitas fisik sehari-hari, seperti membersihkan rumah, berkebun, atau naik turun tangga.

    Walaupun terlihat sederhana, aktivitas ini dapat membantu membakar kalori, menggerakkan tubuh, dan meningkatkan mobilitas.

    Itulah beberapa pilihan olahraga yang bisa dilakukan setelah libur Lebaran untuk mengembalikan stamina dan kebugaran tubuh. Jangan lupa untuk menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan bernutrisi serta suplemen atau vitamin jika diperlukan.