Produk: lemak

  • Mengenal Pradiabetes, Gejala hingga Peluang untuk Pulih

    Mengenal Pradiabetes, Gejala hingga Peluang untuk Pulih

    JAKARTA – Sebelum diabetes, terdapat kondisi seseorang mengalami pradiabetes. Ini merupakan kondisi ketika kadar gula darah seseorang berada di atas normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.

    Pradiabetes juga sering disebut sebagai diabetes batas atau Impaired Glucose Tolerance (IGT). Dikutip dari Cleveland Clinic, pada Minggu, 13 April 2025, kadar gula darah (glukosa) yang sehat adalah 70 sampai 99 miligram per desiliter (mg/dL).

    Jika seseorang mengalami pradiabetes yang tidak terdiagnosis, kadar gula darah biasanya mencapai 100 sampai 125 mg/dL. Kondisi pradiabetes dengan kadar gula darah ini dialami oleh hampir semua penderita diabetes tipe 2.

    Penyebab Pradiabetes

    Penyebab pradiabetes sama dengan penyebab diabetes tipe 2, yakni resistensi insulin. Ini terjadi ketikan sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin bagaimana seharusnya.

    Insulin merupakan hormon yang diproduksi pankreas, yang penting untuk mengatur kadar gula darah. Jika Anda tidak memiliki cukup insulin, maka akan mengalami peningkatan kadar gula darah.

    Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan resistensi insulin, seperti penyakit riwayat keturunan keluarga, memiliki lemak tubuh berlebih, kurang aktivitas fisik, sering konsumsi makanan olahan.

    Gejala Pradiabetes

    Sebagian besar orang dengan pradiabetes tidak mengalami gejala apa pun, sehingga tidak disadari hingga berujung menjadi diabetes sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, seperti tes glukosa puasa.

    Namun, pada sebagian kasus, gejala yang mungkin muncul adalah kulit menghitam di area leher, ketiak, atau bagian tubuh tertentu. Pradiabetes juga dapat ditandai dengan munculnya kutil kecil dikulit hingga berkaitan dengan penglihatan yang berhubungan dengan retinopati diabetik.

    Peluang Pulih Pradiabetes

    Dikutip dari Mayo Clinic, pradiabetes masih dapat dikendalikan dan dipulihkan ke kadar normal. Untuk memulihkan pradiabetes, seseorang yang mengalaminya perlu melakukan perubahan gaya hidup menjadi sehat.

    Adapun langkahnya dengan memperbaiki pola makan, seperti konsumsi makanan bernutrisi, hindari makanan olahan serta minuman yang tinggi gula. Kemudian menjaga berat badan, rutin berolahraga dapat membantu mengembalikan kadar gula darah menjadi normal.

  • Mengenal Kumis Kucing dan Manfaatnya Menurut Ahli

    Mengenal Kumis Kucing dan Manfaatnya Menurut Ahli

    Jakarta

    Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dikenal sebagai salah satu obat tradisional yang dipercaya memiliki segudang manfaat. Salah satu manfaat yang konon dimiliki oleh tanaman ini adalah mengurangi gejala penyakit diabetes.

    Banyak beredar produk obat herbal dengan kandungan tanaman kumis kucing yang mengantongi izin BPOM RI. Obat tersebut diyakini mampu menjadi alternatif pengobatan sejumlah penyakit termasuk diabetes.

    Meski begitu, masyarakat tetap dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter. BPOM RI juga mewanti-wanti, jangan sampai obat atau suplemen herbal yang dikonsumsi justru menghambat proses perawatan diabetes atau kondisi kesehatan lainnya. Pengobatan konvensional dalam banyak kasus masih diperlukan oleh pasien diabetes.

    Mengenal Tumbuhan Kumis Kucing

    Kumis kucing adalah salah satu tanaman yang dapat ditemukan di Indonesia. Disebut kumis kucing karena tanaman ini memiliki bentuk yang mirip dengan kumis hewan tersebut.

    Dalam buku Fitoterapi: Pendekatan Empiris dan Bukti Ilmiah oleh Muhammad Ikhwan Rizki dan Nashrul Wathan, kumis kucing dijelaskan memiliki akar tunggang dan bisa tumbuh hingga 2 meter. Batangnya berbentuk segi empat, beralur, berambut halus, dan berwarna cokelat.

    Daunnya tunggal, lonjong, dengan tepi bergerigi dan permukaan berbulu. Bunganya berwarna putih atau ungu dan memiliki benang sari yang mencolok.

    Kumis kucing punya penyebutan yang berbeda, tergantung dengan wilayahnya. H Arief Hariana menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya 2, kumis kucing dalam bahasa Inggris disebut cats whiskers, di Jawa Tengah disebut remujung, di Sunda disebut kumis ucing, dan di Madura disebut soengot koceng.

    Kumis kucing merupakan salah satu tanaman obat yang sudah lama dikenal dan digunakan. Tanaman kumis kucing sering digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional.

    Tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari bagian daun, bunga, hingga akarnya. Selain untuk diabetes, masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat untuk menyembuhkan batuk, encok, dan sembelit.

    Kumis kucing merupakan tanaman herbal yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, mulai dari meredakan pegal linu, rematik, asam urat, hingga membantu menjaga kesehatan kulit. Konon, khasiatnya bisa meningkat jika dikombinasikan dengan bahan herbal lainnya.

    12 Manfaat Kumis Kucing yang Dikenal Masyarakat

    Disadur dari buku The Miracle of Herbs karya dr Prapti Utami dan Desty Ervira Puspaningtyas S.Gz, senyawa aktif dalam kumis kucing yang dipercaya memberikan manfaat kesehatan adalah minyak asiri yang terdiri dari sesquiterpene dan senyawa fenolik. Selain itu, daun kumis kucing juga mengandung flavonoid dengan kandungan utama sinentesin, eupatorin, scutellarein, tetramethyl eter, salvigenin, rhamnazin, dan glikosida flavonoid.

    Senyawa lain yang mendatangkan manfaat dari tanaman ini adalah orthosiphon glikosida, alkaloid, zat samak, minyak lemak, saponin, dan myoinositol. Salah satu yang membuat kumis kucing populer, yakni merupakan tanaman obat yang masih banyak dijumpai di sekitar kita.

    Tumbuhan ini kerap ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan rumah. Berikut beberapa khasiat kumis kucing bagi tubuh, yang dikenal oleh masyarakat dikutip dari berbagai literatur:

    1. Obat Peluruh Buang Air Kecil

    Dokter Prapti dan Desty menuliskan bahwa kumis kucing dipercaya berkhasiat mengobati infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, kencing batu, encok, hingga peluruh air seni. Berbagai uji farmakologi dan uji klinik menyatakan bahwa daun kumis kucing mengarah pada efek diuretik. Efek peluruh kencing pada daun kumis kucing yang muda lebih kuat dibandingkan dengan daun kumis kucing yang tua.

    2. Obat Asam Urat

    Xantin oksidase merupakan enzim yang berperan dalam pembentukan asam urat dalam tubuh. Semakin tinggi kandungan enzim xantin oksidase, maka semakin tinggi pula kadar asam urat yang akan dihasilkan tubuh.

    “Pada tahun 2008, Dwieka Agustin Muflihat dari Fakultas MIPA, IPB melakukan penelitian mengenai efek penghambatan kumis kucing terhadap aktivitas enzim xantin oksidase. Diketahui bahwa kumis kucing memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas enzim xantin oksidase lebih dari 50% sehingga dapat membantu penurunan kadar asam urat yang berlebih dalam tubuh,” tulis dr Prapti.

    3. Meredakan Pegal Linu

    Menurut buku Studi Etnomedisin pada Masyarakat di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang karya Alfian Syarifuddin, tanaman ini dapat meredakan pegal linu akibat aktivitas fisik berlebih atau kurang berolahraga.

    4. Mengurangi Nyeri Rematik

    Daunnya sering digunakan untuk meredakan nyeri akibat rematik. Di India, kumis kucing juga dijadikan pengobatan herbal untuk kondisi serupa.

    5. Sumber Antioksidan Alami

    Dalam buku Tumbuh-Tumbuhan Obat di Sekitar Kita oleh Dwisari Dillasamola dkk., disebutkan bahwa flavonoid dalam daun kumis kucing memiliki sifat antioksidan tinggi, yang membantu mencegah kerusakan akibat radikal bebas.

    Dalam uji hipoglikemik, campuran kumis kucing dan sambiloto terbukti mampu menurunkan kadar gula darah, bahkan sebanding dengan obat glibenklamid untuk penderita diabetes.

    7. Mengobati Hipertensi

    Daun kumis kucing kerap digunakan sebagai bahan campuran jamu di Jawa untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Penelitian preklinis oleh Ohashi dan rekan (2000) yang dimuat dalam Yakugaku Zasshi, dikutip dalam buku The Miracle of Herbs, bahwa ekstrak daun kumis kucing dapat menghambat kontraksi otot polos pada pembuluh darah.

    Sehingga daun ini dipercaya membantu menurunkan tekanan darah. Senyawa metilripariokromen yang terkandung di dalamnya juga berperan dalam menurunkan tekanan darah sistolik. Penelitian lain oleh Lestari Handayani dan Didik Budijanto pada 1997 terhadap 43 penderita hipertensi yang dipublikasikan di Cermin Dunia Kedokteran menunjukkan, bahwa kombinasi daun kumis kucing dan buah mengkudu efektif menurunkan tekanan darah.

    Kombinasi kumis kucing dengan buah mengkudu atau dalam bahasa Jawa disebut buah pace, dinilai efektif untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah penyakit jantung maupun stroke.

    8. Mengatasi Masalah Ginjal

    Farmakope dari berbagai negara seperti Indonesia, Perancis, Belanda, dan Swiss telah mencantumkan tanaman ini sebagai obat herbal untuk menangani gangguan ginjal seperti nefritis dan uretritis. Di Eropa, ekstraknya digunakan untuk membantu mengatasi batu ginjal.

    9. Meredakan Batuk

    Tanaman ini mengandung senyawa antiradang, antibakteri, dan antioksidan yang membantu mengurangi gejala batuk.

    Menurut Tanaman Obat Keluarga oleh Fauziah M, akar kumis kucing memiliki efek antipiretik karena kandungan antibakteri dan antiinflamasinya.

    11. Membantu Detoksifikasi Tubuh

    Tanaman ini dipercaya dapat membantu tubuh membuang racun yang berpotensi membahayakan kesehatan.

    12. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Menurut laman Examine, sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan krim yang mengandung 2% ekstrak kumis kucing mampu memperbaiki kondisi kulit berminyak lebih baik dibandingkan zinc glukonat 1%.

    Bagian kumis kucing yang paling sering dikonsumsi adalah daunnya. Namun, akar dan bunga juga bermanfaat, masing-masing untuk meredakan demam dan batuk.

    Pengolahannya bisa dengan cara merendam bunga atau akar selama 1-3 jam lalu meminum airnya. Daun segar sekitar 4-5 lembar bisa direbus dalam segelas air hingga mendidih, lalu air rebusannya diminum.

    Kumis kucing kerap digunakan dalam pengobatan tradisional. Namun, apakah herbal ini efektif untuk mengobati beragam penyakit?

    Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania, MSi menyatakan bahwa kumis kucing dapat membantu dalam penanganan diabetes, namun tidak dapat menyembuhkannya secara menyeluruh.

    Dalam arsip catatan detikcom, dr Inggrid mengatakan bahwa diagnosa diabetes tidak mungkin sembuh 100 persen. Namun, diabetes dapat dikontrol sehingga gula darahnya bisa dijaga supaya tetap rendah dan tidak cepat komplikasi.

    Menurut dr Inggrid, tanaman ini cocok digunakan oleh penderita diabetes ringan atau prediabetes, sementara penderita dengan kadar gula darah tinggi tetap membutuhkan pengobatan konvensional. Ia menegaskan kembali bahwa tanaman tersebut lebih sesuai untuk kondisi awal diabetes. Sebab nyatanya, banyak orang baru menyadari menderita diabetes saat kondisinya sudah parah.

    “Seringkali orang itu tahunya sakit diabetes biasanya sudah agak terlambat, dia biasanya ketahuannya ketika diabetesnya sudah cukup parah, atau misalnya gula darahnya udah tinggi banget. Itu nggak bisa ya dengan kumis kucing aja, biasanya tetap perlu obat konvensional yang utama,” jelasnya.

    dr Inggrid juga menekankan bahwa penggunaan kumis kucing sebagai suplemen untuk penderita diabetes berat harus dilakukan dengan pengawasan ketat karena kombinasi dengan obat antidiabetes tertentu bisa menyebabkan hipoglikemia berat hingga koma.

    “Juga yang harus berhati-hati orang yang diabetesnya sudah ada penyakit ginjal, komplikasi ke ginjal, misalnya udah jadi penyakit ginjal kronis. Itu juga harus berhati-hati karena belum tentu kumis kucing bisa dia terima,” tuturnya.

    “Jadi tidak semua orang dengan penyakit ginjal bisa terima kumis kucing, ada yang dia tidak mungkin konsumsi kumis kucing karena bisa mengakibatkan gagal ginjalnya lebih parah, apalagi yang sudah cuci darah harus berhati-hati banget,” sambung dr Inggrid.

    Nah, itulah tadi penjelasan tentang manfaat tanaman kumis kucing. Perlu diketahui, bahwa dokter menyarankan agar penderita diabetes dengan komplikasi ginjal perlu lebih waspada dalam mengkonsumsinya. Baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui aman tidaknya konsumsi tanaman kumis kucing.

    (aau/fds)

  • BB Naik usai Libur Lebaran? Tenang, Ini Cara Simpel Buat Menurunkannya

    BB Naik usai Libur Lebaran? Tenang, Ini Cara Simpel Buat Menurunkannya

    Jakarta

    Opor ayam, rendang, hingga sambal goreng ati menjadi makanan yang sulit untuk dilewatkan saat Lebaran. Cita rasa khasnya memang memanjakan lidah, tanpa sadar berat badan sudah naik saat libur Lebaran selesai.

    Educator & content creator Sobat Diabet, dr Jonathan C Subagya memberikan beberapa tips sederhana untuk mengembalikan berat badan ke angka ‘normal’, sama seperti sebelum Lebaran tiba.

    “Kurangi porsi makan. Lauk pauknya nggak usah dikurangin, yang penting kurangi nasi. Rekomendasinya nasi dalam sehari itu 150 gram, atau cukup dua sampai tiga centong nasi, jangan ambil nasi sampai menggunung,” kata dr Jonathan dalam acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    “Kedua, kurangi konsumsi makanan berlemak. Jadi kalau makan banyakin protein, dada ayam, tempe, telur itu nggak apa-apa yang banyak. Ketiga, kurangi makan gula,” sambungnya.

    Selain itu, dr Jonathan juga mendorong untuk aktif melakukan aktivitas fisik. Hal ini karena olahraga juga terbilang efektif membakar lemak-lemak yang ada di tubuh.

    “Kita lihat aktivitas fisik juga cenderung menurun ya usai liburan. Jadi memang kan harus ada keseimbangan kalori ya, antara yang masuk dan dikeluarkan,” tutupnya.

    (dpy/suc)

  • Makanan-Minuman yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Dibatasi Biar Panjang Umur

    Makanan-Minuman yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Dibatasi Biar Panjang Umur

    Jakarta

    Faktor genetik memang memiliki peran dalam menentukan harapan hidup seseorang, namun bukan satu-satunya penentu. Sejumlah studi menunjukkan bahwa gaya hidup, seperti pola makan yang sehat juga berkaitan dengan kualitas hidup dan memperpanjang usia.

    Lalu, makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dibatasi agar tubuh tetap sehat dan berumur panjang? Dikutip dari Health, berikut penjelasannya.

    1. Buah dan Sayur

    Meski terdengar klise, nyatanya masih banyak orang yang jarang mengonsumsi sayur dan buah. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebanyak 96,7 persen penduduk Indonesia tergolong kurang dalam konsumsi buah dan sayur.

    Padahal, sejumlah penelitian menunjukkan asupan buah dan sayur yang tinggi dapat menurunkan risiko kematian akibat berbagai penyebab, termasuk penyakit jantung dan kanker. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan mengonsumsi setidaknya lima porsi sayur dan buah setiap hari.

    Cara terbaik mengonsumsi buah adalah dalam bentuk segar. Sayuran bisa ditambahkan ke dalam berbagai menu makanan harian. Jika ingin lebih praktis, buah dan sayur juga bisa dikombinasikan dalam bentuk smoothies.

    2. Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang kaya dan bermanfaat bagi kesehatan. Di dalamnya terkandung lemak sehat, protein nabati, serat, antioksidan, serta berbagai vitamin dan mineral penting seperti kalium dan magnesium yang dibutuhkan tubuh.

    Sebuah penelitian tahun 2020 yang melibatkan sekitar 5.800 pria dan wanita dengan sindrom metabolik selama satu tahun menunjukkan hasil yang menjanjikan. Penelitian tersebut menemukan bahwa peningkatan konsumsi kacang-kacangan berhubungan dengan penurunan beberapa penanda sindrom metabolik.

    Penanda tersebut meliputi lingkar pinggang, kadar trigliserida, tekanan darah sistolik, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT). Selain itu, kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) juga meningkat, terutama pada wanita. Temuan ini menunjukkan bahwa kacang-kacangan bisa menjadi bagian penting dari pola makan sehat untuk mendukung kesehatan jantung dan metabolisme.

    3. Makanan Nabati

    Banyak orang-orang di blue zone, wilayah dengan angka harapan hidup tinggi, mengutamakan makanan nabati. Penelitian menemukan pola makan vegetarian dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.

    Sebuah penelitian di tahun 2022 mengamati bagaimana pilihan makanan dapat mempengaruhi harapan hidup. Ahli menemukan peningkatan terbesar dalam umur panjang dapat dicapai dengan mengurangi asupan daging merah dan olahan.

    Kesamaan yang dimiliki oleh banyak blue zone seperti Okinawa dan Ikaria adalah konsumsi makanan yang sebagian besar kacang-kacangan. Mereka tetap makan daging dalam jumlah rata-rata rendah sekitar lima kali per bulan sejumlah 3-4 ons per bulan.

    4. Teh Hijau

    Sejumlah penelitian mengaitkan konsumsi teh hijau dengan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes tipe dua, alzheimer, dan obesitas yang lebih rendah. Salah satunya pada tahun 2022, peneliti menemukan orang yang mengonsumsi teh hijau paling banyak memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke lebih rendah.

    Makanan dan Minuman yang Harus Dibatasi

    Kunci dalam pola makan yang sehat adalah moderasi. Ketika menyukai makanan tertentu, pastikan konsumsinya tak berlebihan sehingga tidak mempengaruhi masalah kesehatan.

    Berikut ini beberapa jenis makanan yang harus dibatasi agar bisa berumur panjang:

    Gula tambahan, misalnya pada kue, permen, biskuit, es krim, dan soda.Minuman beralkohol.Makanan tinggi garam.Lemak jenuh, misalnya mentega, keju, minyak kelapa sawit dan kelapa, daging olahan, dan daging merah.

    (avk/suc)

  • Ilmuwan AS Temukan Pola Makan Seperti Ini Bisa Picu Kanker Paru-paru

    Ilmuwan AS Temukan Pola Makan Seperti Ini Bisa Picu Kanker Paru-paru

    Jakarta

    Merokok atau polusi udara sering dianggap sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan di Nature Metabolism, menunjukkan adanya kaitan antara penyakit ini dan kualitas pola makan.

    Peneliti dari University of Florida dan University of Kentucky menemukan molekul glikogen, yang berfungsi menyimpan gula sederhana glukosa, berkaitan dengan meningkatnya risiko beberapa jenis kanker paru-paru.

    Glikogen ditemukan dalam kadar yang lebih tinggi pada sampel jaringan manusia yang mengidap adenokarsinoma paru-paru, jenis kanker yang bertanggung jawab atas 40 persen kasus kanker paru-paru di seluruh dunia.

    Dalam uji coba pada tikus, tim peneliti menemukan peningkatan kadar glikogen mempercepat pertumbuhan kanker paru-paru, sementara penghilangan molekul tersebut membatasi perkembangan tumor.

    Studi terbaru ini mengandalkan teknik yang disebut metabolomik spasial, yang memungkinkan para ilmuwan mengidentifikasi karakteristik molekul kecil tertentu berdasarkan lokasi mereka di dalam jaringan. Dalam penelitian ini, tim menggunakan platform yang dirancang khusus untuk analisis jaringan.

    “Platform ini menawarkan lensa baru untuk memvisualisasikan penyakit, yang memungkinkan peneliti untuk memahami pola dan interaksi molekuler yang sebelumnya belum ditemukan dengan detail yang mencolok dan wawasan yang mendalam,” kata ahli biologi molekuler Ramon Sun, dari University of Florida, dikutip dari Science Alert, Minggu (13/4/2025).

    Para peneliti telah lama mempelajari glikogen dan hubungannya dengan berbagai jenis kanker. Tampaknya sumber energi ini dapat bertindak seperti ‘makanan manis’ bagi sel kanker, memberinya bahan bakar untuk tumbuh cukup cepat hingga mengalahkan sistem kekebalan alami tubuh.

    Glikogen berasal dari karbohidrat yang dikonsumsi dan merupakan cadangan bahan bakar penting di otot yang digunakan tubuh saat berolahraga. Pada dasarnya, glikogen menyimpan glukosa yang tidak segera dibutuhkan.

    Kanker paru-paru juga dapat terbentuk akibat pola makan yang tinggi lemak dan karbohidrat. Dalam penelitian ini, tikus yang diberi pola makan tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan kanker paru-paru yang jauh lebih tinggi dibandingkan tikus yang diberi pola makan tinggi lemak, tinggi karbohidrat, atau pola makan kontrol.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan antara pola makan dan kanker paru-paru pada manusia, namun tampaknya ada indikasi adanya hubungan tersebut.

    “Dalam jangka panjang, pendekatan kita terhadap pencegahan kanker harus mencerminkan keberhasilan kampanye anti-merokok, yaitu dengan lebih menekankan pada kesadaran publik dan strategi berbasis kebijakan yang mempromosikan pilihan makanan sehat sebagai komponen dasar pencegahan penyakit,” kata Sun.

    Perlu dicatat bahwa kadar glikogen yang lebih tinggi hanya ditemukan pada sampel jaringan adenokarsinoma paru pada manusia, bukan pada jenis kanker paru lainnya, seperti karsinoma sel skuamosa paru. Hal ini merupakan area yang perlu diselidiki lebih lanjut.

    Untuk saat ini, temuan ini mengingatkan pentingnya pola makan dalam kesehatan secara keseluruhan. Sama seperti daging merah dan minuman beralkohol yang diyakini berkontribusi terhadap peningkatan risiko beberapa jenis kanker, pola makan ala Barat mungkin juga harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko untuk kanker paru-paru.

    “Kanker paru-paru secara tradisional tidak dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan pola makan,” kata Sun.

    “Penyakit seperti kanker pankreas atau kanker hati, ya. Namun, jika menyangkut kanker paru-paru, gagasan bahwa pola makan dapat berperan jarang dibahas.”

    (suc/suc)

  • Edukasi soal Diabetes, Tropicana Slim Ajak Masyarakat Sadar Asupan Gula Harian

    Edukasi soal Diabetes, Tropicana Slim Ajak Masyarakat Sadar Asupan Gula Harian

    Jakarta

    Tropicana Slim melalui #BeatDiabetes ‘Anti LEBAR-an, Setelah Lebaran’ mengajak masyarakat untuk menjaga pola makan, terutama terkait gula. Ini karena Indonesia menjadi negara dengan penyakit diabetes terbanyak kelima di dunia.

    Brand Manager Tropicana Slim, Noviana Halim mengatakan untuk menekan angka diabetes, pihaknya mencoba mengedukasi masyarakat terkait bahaya gula jika dikonsumsi terlalu banyak, dengan cara yang menyenangkan.

    “Tropicana Slim mengadakan event #BeatDiabetes. Jadi kali ini kita menggandeng olahraga poundfit dan diadakan serentak di 41 kota di Indonesia. Mulai dari Banda Aceh paling Barat, hingga paling Timur kota Jayapura,” kata Noviana saat ditemui di acara ‘Beat Diabetes: Healthy Talk and Poundfit’, di Jakarta Barat, Minggu (13/4/2025).

    Noviana menambahkan, pemilihan poundfit bukanlah tanpa alasan. Selain menjadi olahraga yang sedang nge-tren belakangan ini, latihan fisik ini juga dinilai efektif mengontrol kadar gula darah seseorang.

    “Jadi di event ini, kami mengingatkan masyarakat kembali untuk mulai bergerak lagi. Mulai olahraga lagi. Mulai bijak lagi ya, menjaga asupan gula, garam, lemak. Apalagi sekarang kan pasca-lebaran,” katanya.

    “Jadi kami selalu ingin mengedukasi masyarakat Indonesia untuk menjalani pola hidup sehat dalam rangka pencegahan diabetes. Ini juga didukung produk Tropicana Slim yang diformulasikan bebas gula, rendah lemak, tinggi serat,” lanjut dia.

    Menurut Noviana, masyarakat sendiri dinilai menerima dengan sangat baik terkait edukasi soal menjaga pola makan, terutama terkait gula. Terlebih, edukasi yang bersifat menyenangkan, seperti dikombinasikan dengan olahraga cukup disukai masyarakat.

    “Terbukti hari ini ya, tadi saya dengar dari panitia ada yang sudah datang dari jam 12 malam hanya untuk menaruh matras (poundfit dimulai pukul 7 pagi),” katanya.

    “Sebenarnya masyarakat Indonesia itu reseptif kok kalau misalnya diajak untuk bergerak olahraga. Mungkin tinggal dari pertemanan atau wadahnya yang istilahnya perlu kita rangkul,” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Ahli Ungkap Makanan dan Minuman yang Disukai Sel Kanker, Nomor 5 Kerap Dikonsumsi

    Ahli Ungkap Makanan dan Minuman yang Disukai Sel Kanker, Nomor 5 Kerap Dikonsumsi

    Jakarta

    Kanker adalah penyakit yang kompleks dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor genetik hingga gaya hidup seperti pola makan yang buruk disebut dapat meningkatkan risiko kanker.

    Makanan tertentu diketahui dapat mendukung pertumbuhan sel kanker, karena mengandung bahan yang merangsang perkembangan dan penyebaran sel-sel kanker di tubuh. Dikutip dari The University of Texas MD Anderson Cancer Center, ahli diet klinis Alyssa Tatum membagikan lima makanan dan minuman yang telah dikaitkan dengan kanker. Berikut penjelasannya.

    1. Daging merah

    Daging merah telah dikaitkan dengan kanker kolorektal atau kanker usus besar. Meski demikian, menurut Tatum, bukan berarti seseorang sama sekali tidak boleh mengonsumsinya. Ia menyarankan agar daging merah dikonsumsi lebih jarang dan dalam porsi yang lebih kecil.

    “Kami tidak sepenuhnya mengatakan ‘Jangan memakannya,’ tetapi kami mengatakan, ‘Cobalah untuk mengurangi frekuensi asupan daging merah dan pilih porsi yang lebih kecil,’” kata Tatum.

    Ahli gizi dari MD Anderson itu merekomendasikan pola makan yang sebagian besar berbasis tumbuhan. Sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, buah-buahan, serta aneka biji-bijian sebaiknya memenuhi dua pertiga dari asupan harian. Sementara itu, sepertiga sisanya dapat diisi dengan protein hewani rendah lemak dan produk susu.

    Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi kurang dari 18 ons daging merah per minggu. Tidak yakin seberapa banyak itu? Bayangkan 18 ons daging setara dengan enam tumpukan kartu remi atau dua bola softball.

    Tatum juga mencatat bahwa suhu saat memasak daging merah dapat memengaruhi risiko kanker. Misalnya, daging yang dipanggang seperti burger dan steak memiliki potensi karsinogen lebih tinggi dibandingkan jika dimasak pada suhu yang lebih rendah dengan metode seperti memanggang dalam oven atau sous vide.

    “Jika dimasak pada suhu yang sangat tinggi, mereka dapat menghasilkan karsinogen yang terkait dengan kanker,” kata Tatum.

    Apabila seseorang ingin mengonsumsi daging merah, Tatum menyarankan agar memilih potongan yang rendah lemak, membuang bagian lemak, atau merendam daging sebelum dimasak. Sumber protein sehat lainnya termasuk protein nabati, serta protein hewani rendah lemak seperti unggas dan makanan laut.

    2. Daging Olahan

    Kategori daging lain yang memiliki risiko tinggi terhadap kanker adalah daging olahan.

    Daging olahan merujuk pada segala jenis daging yang telah diawetkan atau mengalami perubahan bentuk dan rasa. Ini mencakup sebagian besar produk daging yang dijual di balik konter makanan, serta hotdog, ham, bacon, dan sosis.

    Jenis daging ini sering diawetkan menggunakan nitrat dan nitrit, yang menurut Tatum dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal dan kanker lambung.

    Membuat perubahan dalam pola makan bisa terasa memberatkan, oleh karena itu Tatum menyarankan untuk memulainya dari langkah kecil. Misalnya, saat membeli daging olahan, pilihlah produk yang bebas nitrat dan nitrit, atau pilih yang memiliki kandungan natrium dan lemak lebih rendah.

    “Saya sarankan untuk mencari tahu apakah ada pengganti makanan sehat yang tersedia dan membaca label untuk membandingkan produk,” katanya.

    3. Alkohol

    Alkohol telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker lambung, kolorektal, esofagus, hati, pankreas, dan payudara.

    “Alkohol menyebabkan kerusakan pada jaringan seiring berjalannya waktu yang dapat menyebabkan perubahan pada DNA sel dan peningkatan risiko kanker,” kata Tatum.

    Bagi mereka yang tetap ingin mengonsumsi alkohol, disarankan untuk melakukannya secara moderat, maksimal satu gelas per hari untuk wanita, dan dua gelas per hari untuk pria.

    4. Makanan dan Minuman Ultra Proses

    Makanan dan minuman ultra-olahan secara tidak langsung terkait dengan peningkatan risiko kanker karena kandungan gula dan natriumnya yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.

    “Mengonsumsi makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah nilai gizi dapat meningkatkan risiko kanker dengan menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker,” kata Tatum.

    Ia menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan ultra-olahan dengan menerapkan prinsip moderasi dan memilih porsi yang lebih kecil.

    “Sulit untuk mengatakan 100% tidak akan pernah mengonsumsi makanan olahan lagi. Itu bisa jadi sulit atau tidak realistis bagi sebagian orang,” katanya.

    5. Makanan dan Minuman dengan Tambahan Gula

    Produk yang mengandung tambahan gula atau pemanis buatan secara tidak langsung dikaitkan dengan risiko kanker.

    Sama seperti makanan yang sangat diproses, produk yang dimaniskan ini dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker.

    Meskipun ada sejumlah penelitian mengenai potensi risiko kanker dari pemanis buatan, Tatum menyebutkan bahwa hasilnya masih beragam.

    Ia menganjurkan penggunaan pemanis buatan dengan prinsip yang sama seperti penggunaan gula: secukupnya saja.

    Bagaimana Pola Makan Dapat Memengaruhi Risiko Kanker?

    Tatum menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan tertentu, seperti daging asap, pada satu kesempatan tidak akan langsung menyebabkan kanker. Menurutnya, risiko kanker lebih dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi yang berulang-ulang dalam jangka waktu panjang, bukan akibat dari satu kali makan.

    “Ini adalah paparan berulang dari waktu ke waktu dan itulah yang perlu dikhawatirkan, jadi cobalah untuk memakannya dalam jumlah sedang,” katanya.

    (suc/suc)

  • Waspada, Berikut Jenis Makanan yang Perlu Dihindari Usai Lebaran – Halaman all

    Waspada, Berikut Jenis Makanan yang Perlu Dihindari Usai Lebaran – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa hari yang lalu, umat muslim baru saja melewati hari Raya Idulfitri. 

    Selain jadi momen bersama keluarga, lebaran juga jadi ajang ‘pamer kuliner’. 

    Sebut saja opor ayam atau sayur santan dengan sambal goreng yang menggugah selera.

    Namun bagi kamu yang punya Penyakit Tidak Menular (PTM), perlu waspada. 

    Oleh karena itu Ahli Gizi Ruth Hanani, S.Gz pun mengajak masyarakat untuk pandai memilah jenis makanan. 

    Menurut Hanani, setidaknya ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari. 

    Pertama, makanan dan minuman yang mengandung tinggi gula.

    “Nah itu harus dihindari. Kalau misalkan sudah terbiasa ya mungkin dibatasi. Dulunya konsumsi setiap makan, harus kita kurangi perlahan-lahan. Misalnya dengan es teh tawar,” ungkapnya pada talk show kesehatan Tribun Health, Sabtu (12/5/2025).

    Kedua, hindari mengonsumsi makanan olahan (processed food) secara berlebihan. 

    Pada makanan olahan, selain memiliki  gula tambahan, dia juga mengandung penguat rasa. 

    Tidak hanya itu,  pada makanan olahan juga terdapat penambah warna. 

    Zat-zat di atas, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menganggu metabolisme dalam tubuh. 

    “Kemudian biasanya ada penambah semacam aroma dengan zat-zat adiktif atau zat-zat tambahan. Saat dikonsumsi oleh tubuh, cenderung sukar dicerna,” paparnya. 

    Hal ini justru menimbulkan efek peradangan pada pencernaan.

    Efek peradangan pada pencernaan ini nantinya secara proses metabolisme akan menganggu insulin. 

    Kondisi ini justru dapat memicu adanya peningkatan berat badan.

    “Jadi sebaiknya proses food itu harus dihindari,” imbaunya. 

    Ketiga, membatasi konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi. Contoh, kulit ayam, gajih, jeroan dan lainnya. 

    Selain itu Hanani menyarankan untuk memakai minyak goreng berbahan biji-bijian. Seperti minyak jagung atau minyak biji kanola. 

    Terakhir, selain memilah makanan yang akan dikonsumsi, Hanani juga mengajak masyarakat untuk tidak meninggalkan aktivitas fisik. 

    “Olahraganya tentu disesuaikan saja dengan kemampuan dari teman-teman yang ada di rumah. Selain olahraga juga pastikan istirahatnya cukup supaya metabolisme tubuhnya terjaga,” tutupnya.
     

  • Cegah Diabetes Kumat Usai Lebaran, Begini Tipsnya – Halaman all

    Cegah Diabetes Kumat Usai Lebaran, Begini Tipsnya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Hari Raya Idulfitri identik dengan berbagai hidangan lezat. Namun, bagi penderita diabetes, momen ini dapat menjadi tantangan tersendiri. 

    Makanan tinggi gula dan lemak yang sering tersaji rentan membuat kadar gula jadi tidak stabil. 

    Terkait hal ini, dokter spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir Harini, SpPD(K) pun bagikan tips cegah diabetes kumat usai lebaran. 

    Pertama, boleh mencicipi makanan yang tersaji, tapi ambil porsi yang kecil. 

    “Mungkin disiasati, ambil kue yang potongannya paling kecil,” ungkapnya pada talk show kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Sabtu (12/5/2025). 

    Makan dengan jumlah sedikit dapat memberikan kesempatan orang diabetes untuk mencicipi beragam jenis menu. 

    Setelah itu, untuk menurunkan risiko tidak stabilnya gula darah, pasien diabetes bisa mengurangi porsi pada makanan lain, misalnya nasi. 

    “Saya tadi makan kue satu. Iya sudah , nanti saya kurangin satu sendok nasi. Saya kurangi sebagai kompensasi,” imbuhnya. 

    Kedua, tetapkan pola makan yang sehat. Selain membatasi porsi, makanan, perlu juga untuk memperhatikan jenis makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. 

    Minuman manis atau bersoda sebaiknya dihindari.  Karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis. 

    Alternatif lain adalah bisa dengan  mengonsumsi buah potong atau sayur sebagai camilan sehat

    Ketiga, tetap berkonsultasi dan patuhi pantangan yang ditetapkan dokter. 

    Perencanaan pola makan yang matang sangat penting, baik untuk individu sehat maupun pasien diabetes. 

    Rencana makan tersebut meliputi keseimbangan protein, lemak, serat, dan karbohidrat. Serta, pemenuhan kebutuhan serat, mineral, vitamin dari sayur dan buah, dan cairan. 

    Semua ini harus disesuaikan dengan rekomendasi dokter masing-masing.

    “Dokter bilang oke nih, gua bisa nyicipi kue atau anggur paling satu. Nah itu boleh saja kok,” tutupnya.

  • Terbukti Ilmiah, Ini 8 Kebiasaan yang Bisa Bikin Panjang Umur

    Terbukti Ilmiah, Ini 8 Kebiasaan yang Bisa Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Hidup sehat dan panjang umur adalah impian setiap orang. Kabar baiknya, mencapai semua itu tidaklah sesulit yang dibayangkan.

    Sejumlah kebiasaan sehari-hari yang dilakukan dapat menjadi kunci untuk berumur panjang. Beberapa kebiasaan tertentu, seperti berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat, dapat membantu memangkas risiko penyakit kronis, yang turut berkontribusi dalam meningkatkan peluang panjang umur.

    Lantas, apa saja hal-hal yang bisa membantu seseorang berumur panjang? Dikutip dari WebMD, berikut daftarnya.

    Tips panjang umur

    1. Menerapkan Diet Mediterania

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, pola makan sehat dan seimbang merupakan salah satu kunci panjang umur. Salah satu pola makan yang kerap dikaitkan dengan panjang umur adalah diet Mediterania.

    Diet Mediterania adalah pola makan yang fokus pada konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, minyak zaitun, dan ikan. Pola makan ini juga dapat membantu memangkas risiko sindrom metabolik, yaitu sejumlah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes, seperti obesitas, gula darah tinggi, hipertensi, dan lain sebagainya.

    2. Berteman

    Sejumlah studi menunjukkan interaksi sosial memberikan dampak positif bagi kesehatan, termasuk dalam peluang panjang umur.

    Kendati demikian, jangan sembarangan pilih teman. Lingkungan pertemanan yang tepat dapat menularkan hal-hal positif yang baik bagi kesehatan.

    3. Stop Merokok

    Sudah bukan rahasia lagi kalau merokok menjadi salah satu faktor pemicu berbagai macam penyakit, termasuk yang bisa mengancam nyawa.

    Sebuah studi di Inggris selama 50 tahun menunjukkan bahwa berhenti merokok pada usia 30 tahun dapat memperpanjang hidup selama satu dekade. Sementara itu, menghentikan kebiasaan merokok pada usia 40, 50, atau 60 tahun dapat memperpanjang hidup masing-masing selama 9, 6, atau 3 tahun.

    4. Tidur Siang

    Penelitian telah menunjukkan tidur siang dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

    Satu penelitian menemukan mereka yang tidur siang secara teratur memiliki risiko 37 persen lebih kecil meninggal karena penyakit jantung. Para peneliti berpendapat tidur siang dapat membantu jantung dengan menekan hormon stres.

    Berat badan yang sehat dan ideal membantu melindungi dari beragam penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kondisi lain yang dapat memperpendek usia.

    Lemak yang menumpuk di area perut dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Usahakan untuk meningkatkan asupan serat dan berolahraga secara teratur untuk memangkas lemak di area tersebut.

    6. Olahraga Secara Teratur

    Olahraga merupakan salah satu kunci utama untuk hidup sehat dan panjang umur. Berbagai penelitian telah menunjukkan mereka yang berolahraga rata-rata hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak.

    Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker tertentu. Olahraga secara teratur juga dapat membantu menjaga otak dan kognitif tetap tajam di usia tua.

    7. Tidak Menyimpan Dendam

    Belajarlah untuk memaafkan dan tidak menyimpan dendam terhadap orang lain. Kemarahan kronis dapat memicu munculnya beragam penyakit, seperti penyakit jantung, masalah paru-paru, dan kondisi medis lainnya.

    Memaafkan juga mengurangi kecemasan, menurunkan tekanan darah, dan membantu melancarkan pernapasan.

    8. Kelola Stres dengan Baik

    Seseorang tidak akan pernah bisa terhindar sepenuhnya dari stres. Kuncinya adalah belajar untuk mengelola stres agar tidak mengganggu ke kehidupan sehari-hari dan memengaruhi kesehatan.

    Cobalah untuk melakukan yoga, meditasi, atau pernapasan dalam beberapa menit sehari untuk membantu menurunkan tingkat stres.

    (ath/kna)