Produk: lemak

  • Kenapa Susah BAB Sehabis Makan Daging? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Kenapa Susah BAB Sehabis Makan Daging? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Jakarta

    Pada saat hari raya Idul Adha, seseorang akan lebih banyak mengkonsumsi daging merah, baik daging kambing maupun daging sapi. Akibatnya, keluhan pada kesehatan yang sering muncul adalah konstipasi atau sembelit.

    Sembelit merupakan kondisi saat seseorang kesulitan dalam buang air besar (BAB), feses menjadi keras, dan mengejan berlebihan saat proses BAB.

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, daging memang bukan makanan yang ideal bagi pengidap sembelit lantaran sulit dicerna dengan baik.

    “Yang kita minta adalah mengkonsumsi serat yang banyak atau makanan yang gampang untuk dicerna, tidak perlu sampai dicerna di usus bagian bawah,” imbuhnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Daging memang kaya protein. Namun jika dikonsumsi berlebihan tanpa disertai asupan sayur atau buah, kerja usus menjadi lebih berat dan melambat. Akibatnya, sisa makanan sulit terdorong keluar dan dapat menyebabkan sembelit.

    Karenanya, dr Ray menyarankan agar konsumsi daging diimbangi dengan makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan, serta cukup minum air putih.

    “Jadi memang daging itu tidak disarankan untuk pasien-pasien yang mengalami gangguan pasase dari saluran cerna,” imbuh dr Ray.

    “Ya, harus diikuti dengan makan serat dan minum air yang cukup untuk melancarkan passage atau perjalanan makanan yang dicerna di saluran cerna,” sambungnya lagi.

    Senada, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari, mengatakan daging merah mengandung tinggi lemak yang membuat sistem pencernaan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses mencerna makanan.

    Selain itu, daging merah juga mengandung serat protein yang keras dan zat besi yang tinggi sehingga mengakibatkan feses menjadi lebih keras dan menggumpal.

    “Kondisi tersebut mengakibatkan usus harus bekerja lebih ekstra dalam mengeluarkan feses,”ujar Ira, dikutip dari laman resmi UM Surabaya.

    NEXT: Tips mengatasinya

    Oleh karena itu, asupan daging dalam jumlah banyak pada dasarnya tidak disarankan bagi pengidap gangguan saluran cerna. Kalaupun mau tetap ikut menikmati, penting untuk diimbangi dengan asupan buah dan sayuran.

    “Ya, harus diikuti dengan makan serat dan minum air yang cukup untuk melancarkan passage atau perjalanan makanan yang dicerna di saluran cerna,” saran dr Ray.

    Salah satu buah yang disarankan untuk mengatasi susah BAB alias sembelit adalah pepaya. Selain itu, sayuran hijau dan makanan tinggi probiotik seperti tempe juga disarankan untuk membantu melancarkan BAB.

    Simak Video “Video: Jangan Panaskan Masakan Daging Berulang-ulang! Bisa Picu Risiko Kesehatan”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Tips Ampuh Mengolah Daging Kurban Agar Empuk dan Tidak Amis – Page 3

    Tips Ampuh Mengolah Daging Kurban Agar Empuk dan Tidak Amis – Page 3

    Jenis hewan yang umum dijadikan kurban adalah sapi, kerbau, kambing, dan domba. Masing-masing memiliki karakteristik daging yang berbeda. Contohnya, sapi Brahman tahan terhadap iklim panas dan menghasilkan karkas sekitar 40-50% dari bobot hidupnya.

    Sapi Simental memiliki pertumbuhan yang cepat, otot yang padat, serta daging yang empuk dengan lemak yang rendah. Sementara itu, sapi Ongole memiliki daging yang tebal dan berlemak. Sapi Madura dikenal adaptif terhadap iklim panas dan memiliki bobot hingga 500 kg.

    Dalam memilih hewan kurban, penting untuk memperhatikan aspek syariat Islam, seperti kesehatan dan usia hewan. Pastikan hewan yang dipilih memenuhi syarat agar ibadah kurban sah dan diterima.

  • Makan Timun-Nanas Bantu Turunkan Kolesterol? Dokter Ungkap Faktanya

    Makan Timun-Nanas Bantu Turunkan Kolesterol? Dokter Ungkap Faktanya

    Jakarta

    Hari Raya Idul Adha tiba. Momentum ini kerap menjadi ajang ‘jor-joran’ atau berlebihan mengonsumsi daging dalam jumlah banyak.

    Orang-orang pun bersemangat mengolah daging kurban baik sapi, kambing, atau domba menjadi beragam masakan, terutama yang mengandung santan. Namun tak jarang, masyarakat dihantui ancaman kolesterol tinggi setelah kalap mengonsumsi olahan daging kurban.

    Beredar anggapan, makan timun dan nanas bisa membantu menurunkan kolesterol dalam tubuh. Walhasil beberapa orang percaya, makan timun setelah kalap mengkonsumsi olahan daging kurban bisa mencegah sederet efek buruk dari lonjakan kadar kolesterol. Lantas, bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, menjelaskan, makanan berserat seperti timun hingga nanas memang bermanfaat untuk membantu melancarkan pencernaan, terutama mengonsumsi berlemak seperti daging.

    Hal ini dikarenakan serat dapat mempercepat pergerakan usus, sehingga mengurangi sedikit penyerapan lemak di tubuh.

    Meskipun begitu, dr Ray menegaskan hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan secara eksplisit terkait konsumsi timun atau nanas dapat langsung menurunkan kadar kolesterol.

    “Sekali lagi makanan-makanan berserat itu akan baik untuk ketika kita makan makanan berlemak,” kata dr Ray saat berbincang dengan detikcom, Rabu (4/6/2025).

    “Konsumsi timun atau nanas itu belum ada bukti yang konkret. Yang pasti kalau memang betul sudah terbukti bahwa ada kolesterol yang tinggi, tentu disiapkan obat-obat kolesterol yang harus dikonsumsi secara rutin,” imbuhnya lagi.

    Artinya, makanan berserat memang membantu proses pencernaan, tapi tidak serta-merta atau secara langsung bisa menjadi solusi utama untuk menurunkan kolesterol.

    (suc/up)

  • Apa Bahaya Makan Daging Kurban Terlalu Banyak? Ini Kata Dokter Gizi

    Apa Bahaya Makan Daging Kurban Terlalu Banyak? Ini Kata Dokter Gizi

    Jakarta

    Ketika perayaan Idul Adha, hidangan berbahan dasar daging sapi atau kambing biasanya menghiasi meja makan selama beberapa hari. Sehingga, asupan daging menjadi lebih banyak di momen ini.

    Meski menggugah selera dan kaya protein, mengonsumsi daging kurban berlebihan ternyata bisa menyebabkan risiko kesehatan. Sehingga, penting untuk mengetahui beberapa risiko jika terlalu banyak makan daging, terutama di momen Idul Adha.

    Bahaya Terlalu Banyak Makan Daging Kurban

    Terlalu banyak makan daging dapat memicu kanker, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan kolesterol. Berikut penjelasanya.

    1. Memicu Kanker

    Menurut Spesialis Gizi Klinis, Dessy Suci Rachmawati, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging terlalu banyak bisa menyebabkan kanker. Salah satu kasus yang banyak terjadi adalah kanker kolorektal atau usus besar.

    “Ada dari komponen-komponen dari si dagingnya itu yang dia bisa mengganggu dari si saluran cernanya itu. Jadi kayak kalau untuk daging itu kan dia proses metabolisme, proses pemecahan dan lain sebagainya itu kan dia lebih susah ya,” kata dr Dessy kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    2. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

    Kebanyakan makan daging juga bisa memicu penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) karena lemak jenuh yang ada di dalam daging. Proses pengolahannya juga bisa meningkatkan risiko tersebut, misalnya dengan santan atau minyak yang bisa semakin meningkatkan kandungan lemak jenuh.

    Sementara, pengolahan secara dibakar juga bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebab, zat karsinogenik yang ditimbulkan bisa memicu proses inflamasi atau peradangan dalam tubuh.

    3. Meningkatkan Kolesterol

    Pada orang sehat, makan daging berlebihan dan pengolahan yang tidak tepat bisa memicu meningkatnya kolesterol, seperti dengan santan atau digoreng dengan minyak yang banyak. Terlebih, pada orang dengan riwayat hiperkolesterolemia yang harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi daging.

    Berapa Batas Anjuran Makan Daging?

    Menurut dr Dessy, rekomendasi harian makan daging yaitu sekitar 70 gram per hari atau 350 gram per minggu. Dikutip dari laman National Health Service, jika dalam satu hari telah mengkonsumsi lebih dari 90 gram daging merah dan daging olahan, maka kurangi asupan daging di hari-hari berikutnya.

    Apakah Ada Penangkalnya?

    Selain perlu membatasi asupan daging agar tidak berlebihan, mengimbanginnya dengan makanan tinggi serat juga membantu mengurangi risiko gangguan kesehatan. Dalam hal ini, anjuran makan timun dan nanas saat makan daging ada benarnya karena keduanya banyak mengandung serat dan antioksidan.

    “Sekali lagi makanan-makanan berserat itu akan baik untuk ketika kita makan makanan berlemak,” kata spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD.

    Meski demikian, dr Ray meragukan klaim bahwa makanan tertentu termasuk timun dan nanas serta merta dapat menurunkan kadar kolesterol. Hal yang sama juga berlaku untuk bawang putih, tetap banyak manfaatnya cuma belum tentu efektif jika tujuannya spesifik menurunkan kolesterol.

    (elk/up)

  • 10 Makanan yang Paling Cepat Naikkan Kolesterol Saat Idul Adha

    10 Makanan yang Paling Cepat Naikkan Kolesterol Saat Idul Adha

    Jakarta

    Idul Adha merupakan momen yang penting untuk umat Islam. Selain menjadi waktu mujarab untuk beribadah, perayaan lebaran haji ini juga berkaitan dengan makan bersama keluarga.

    Tapi perlu diingat, makan saat Idul Adha sebaiknya harus lebih diperhatikan. Ini penting untuk menjaga kadar kolesterol tubuh agar tidak melonjak terlalu tinggi. Apa saja makanan yang cepat meningkatkan kadar kolesterol?

    Makanan yang meningkatkan kolesterol

    1. Jeroan

    Jeroan seperti hati, ginjal, atau paru merupakan jenis makanan andalan ketika Idul Adha. Meski lezat, sebaiknya jeroan tidak dikonsumsi secara berlebihan.

    Jeroan mengandung kadar kolesterol dan lemak jenuh yang mempengaruhi kadar kolesterol jahat low-density lipoprotein (LDL). Kadar LDL berlebih dikaitkan dengan penumpukan plak arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    2. Daging Berlemak

    Daging yang mengandung lemak tinggi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat lebih cepat. Jika ingin memasak hidangan Idul Adha, pilihlah potongan daging yang lebih rendah lemak.

    Daging berlemak biasanya mengandung lemak jenuh, seperti jeroan, dapat membuat organ hati memproduksi lebih banyak kolesterol jahat LDL.

    3. Makanan Bersantan

    Pengolahan makanan Idul Adha juga harus diperhatikan. Meski secara umum tidak mengandung kolesterol, kandungan lemak jenuh yang ada dalam santan dapat mempengaruhi kadar kolesterol tubuh.

    Selain tinggi lemak jenuh, santan biasanya juga tinggi kalori. Jika ingin mencicipi masakan bersantan, ambil kuah seminimal mungkin.

    4. Gorengan

    Makanan yang digoreng kurang disarankan untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Mengolah makanan dengan cara digoreng akan meningkatkan jumlah kalori dalam makanan.

    Menggoreng juga dapat meningkatkan kadar lemak jenuh dalam makanan yang berkaitan erat dengan kadar kolesterol tubuh.

    5. Kerupuk

    Seperti yang sudah disinggung, makanan yang digoreng dapat meningkatkan lemak trans dan lemak jenuh. Risikonya bahkan lebih besar jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sudah digunakan berulang kali.

    Sebaiknya batasi asupan konsumsi kerupuk. Selain tinggi kalori, camilan atau makanan pendamping ini biasanya tidak membuat perut kenyang, sehingga cenderung memicu makan berlebih.

    6. Kulit Ayam

    Selain sapi atau kambing, daging ayam juga umum dikonsumsi ketika Idul Adha. Penting diperhatikan untuk memilih potongan daging ayam yang rendah lemak, termasuk yang paling sedikit kulit atau bahkan tidak ada sama sekali.

    Setiap mengonsumsi ayam, kulit bisa menyumbang 80 persen total dari kalori lemaknya. Kulit juga bisa meningkatkan kadar kolesterol dari ayam yang dikonsumsi.

    Sebagai contoh, paha ayam 100 gram mengandung 91 mg kolesterol. Sedangkan, 100 gram paha ayam dengan kulit mengandung 93 mg kolesterol.

    7. Daging Olahan

    Daging olahan seperti sosis, nugget, atau burger instan seringkali menjadi menu tambahan makan besar saat Idul Adha. Daging olahan biasanya dibuat menggunakan potongan daging yang paling berlemak, sehingga tinggi kolesterol dan lemak jenuh.

    8. Seafood

    Beberapa jenis seafood seperti udang, kepiting, atau lobster yang kerap jadi ‘teman’ bakar-bakar saat Idul Adha, memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi. Contohnya, 100 gram udang mengandung 220 mg kolesterol dan 100 gram kepiting memiliki 102 mg kolesterol.

    Meski begitu, perlu dicatat seafood tetap boleh dikonsumsi selama dikonsumsi secara wajar dan diolah dengan tepat.

    9. Kue

    Kue, bolu, atau pastry seringkali dibuat menggunakan mentega atau shortening dalam jumlah banyak. Mentega biasanya mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang cukup tinggi.

    Satu sendok makan mentega tanpa garam mengandung sekitar 31 mg kolesterol dan 7,2 lemak jenuh. Oleh karena itu, batasi konsumsi kue atau roti yang mengandung mentega.

    10. Minuman Manis

    Kandungan gula tambahan dalam minuman manis secara umum tidak memiliki kandungan kolesterol. Tapi asupan gula dapat menambah asupan kalori harian yang berkaitan dengan kenaikan berat badan.

    Jika minuman manis dikombinasikan dengan makanan tinggi lemak saat Idul Adha, maka risiko kenaikan kadar kolesterol akan semakin besar. Terlebih, makanan atau minuman manis dapat mempengaruhi fungsi hati, organ yang memproduksi kolesterol.

    (elk/kna)

  • Tiap Kali Makan Ini, Kolesterol Saya Langsung Naik! Dokter Sarankan Ganti dengan Ini

    Tiap Kali Makan Ini, Kolesterol Saya Langsung Naik! Dokter Sarankan Ganti dengan Ini

    Jakarta

    Idul Adha merupakan salah satu momen yang besar untuk umat Islam. Warga biasanya memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat acara makan besar bersama dengan keluarga tercinta.

    Tapi, hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga asupan makanan selama Idul Adha tetap sehat dan kadar kolesterol terjaga. Hal ini penting mengingat makanan yang disediakan saat Idul Adha cenderung tinggi lemak dan kolesterol, misalnya gulai daging sapi atau sate kambing.

    Pengajar Departemen Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, dr Naufal Muharam Nurdin, MSi mengatakan menjaga pola makan saat lebaran memang cukup sulit. Menurutnya, makan-makanan seperti opor atau sate sebenarnya masih boleh saja dilakukan, asal tidak berlebihan. Penting juga untuk menjaga momen kebahagiaan selama libur Idul Adha bersama keluarga.

    Batasi Konsumsi Tinggi Lemak

    dr Naufal menuturkan kasus masalah kardiovaskular seperti stroke cenderung meningkat setelah lebaran. Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi gula, garam, dan lemak yang tidak terkontrol.

    Oleh karena itu, orang-orang dengan kondisi kolesterol tinggi sebaiknya membatasi asupan makanan berlemak.

    Jangan lupa juga untuk membatasi asupan gula berlebih selama makan bersama. Terkadang, masalah kesehatan setelah Idul Adha justru muncul akibat terlalu banyak ngemil camilan, kue lebaran, atau minuman manis.

    “Penderita diabetes sebaiknya menghindari makanan manis sama sekali. Bagi yang memiliki kolesterol tinggi, atau hipertensi juga perlu membatasi makanan berlemak,” kata dr Naufal dikutip dari laman resmi IPB.

    Pakai Piring Kecil

    Jika ingin tetap mencicipi makanan khas Idul Adha, dr Naufal menyarankan penggunaan piring kecil. Cara ini dilakukan untuk membatasi asupan tinggi garam dan lemak yang masuk ke tubuh. Menurut dr Naufal, penggunaan piring besar seringkali membuat orang tidak sadar makan secara berlebihan.

    Selain itu, dr Naufal juga menyarankan pedoman ‘Isi Piringku’ ketika mencicipi makanan Idul Adha. Separuh piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan separuh sisanya dibagi antara karbohidrat dan lauk.

    Jangan Lupa Makan Buah

    dr Naufal juga sangat menyarankan konsumsi buah-buahan seperti pisang, apel, atau pir sebelum makan. Konsumsi buah-buahan yang tinggi serat membuat perut merasakan sensasi kenyang yang lebih lama.

    Langkah ini, menurut dr Naufal penting untuk mengurangi nafsu makan. Kandungan serat dalam buah-buahan juga membantu mengikat lemak.

    “Hal ini bisa membatasi kita mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Sebaiknya sajikan buah dan sayuran segar dalam bentuk salad sebagai alternatif makanan sehat saat lebaran,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Cara Jalan Kaki untuk Usir Kolesterol, Cocok usai Makan Daging Kurban

    Jakarta

    Kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi tubuh, terutama di bagian liver atau hati. Senyawa ini juga dapat ditemukan dalam makanan hewani, seperti daging dan telur.

    Ketika kadar kolesterol tinggi jarang sekali menunjukkan tanda atau gejala. Kadar kolesterol dikatakan tinggi jika lebih dari 200 mg/dL. Maka dari itu, siapa saja bisa mengalaminya.

    Kolesterol dibagi menjadi tiga, yakni:

    Kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) yang dapat terbentuk sebagai plak di sepanjang dinding arteri. Normalnya, target LDL ini kurang dari 100 mg/dL.Kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL), yang membawa HLD ke hati tempat kolesterol tersebut dikeluarkan dari tubuh. Idealnya, 60 mg/dL atau lebih tinggi.Trigliserida adalah jenis lemak dalam aliran darah. Kondisi yang optimal 150 mg/dL atau kurang dari itu.

    Saat kadar kolesterol tidak terkendali dengan baik, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, bahkan demensia. Biasanya, pasien akan dianjurkan untuk menjalani diet, mengonsumsi obat, hingga mengubah pola hidup seperti rajin olahraga.

    Berjalan kaki atau aktivitas fisik rutin lainnya terbukti memiliki efek positif pada kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Sebab, aktivitas fisik merangsang enzim tertentu dalam tubuh yang diperlukan untuk memindahkan kolesterol jahat dari darah, yang kemudian dapat mengalir ke pembuluh darah dan tersangkut.

    Dikutip dari Eating Well, kondisi ini dapat menyempitkan dinding pembuluh darah. Kolesterol diubah menjadi empedu untuk membantu pencernaan lemak atau dikeluarkan dari tubuh.

    Sebuah studi pada Juni 2022 di Journal of the American Heart Association menunjukkan bahwa olahraga teratur selama 12 minggu dapat membuat perbedaan yang signifikan. Jadi, olahraga sedang yang konsisten dapat membantu menurunkan LDL sekitar 5 hingga 7 persen dan meningkatkan HDL sekitar 6 hingga 11 pesen.

    Umumnya, 30 menit berjalan kaki secara rutin selama enam hari seminggu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Tetapi, tidak perlu dipaksakan, berikut cara terbaik jalan kaki untuk membantu menurunkan kolesterol:

    Minggu 1

    Senin: Jalan kaki 15 menit.Selasa: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 15 menit.Kamis: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Jumat: Jalan kaki 15 menit.Sabtu: Peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 2

    Senin: Jalan kaki 20 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Rabu: Jalan kaki 20 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Jumat: Jalan kaki 20 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 10 menit.Minggu: Istirahat.

    Minggu 3

    Senin: Jalan kaki 25 menit.Selasa: Jalan kaki 10 menit, peregangan, yoga, atau mobilitas selama 15 menit.Rabu: Jalan kaki 25 menit.Kamis: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 25 menit.Sabtu: Jalan kaki 10 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    Minggu 4

    Senin: Jalan kaki 30 menit.Selasa: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Rabu: Jalan kaki 30 menit.Kamis: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Jumat: Jalan kaki 30 menit.Sabtu: Jalan kaki 15 menit, peregangan 15 menit, yoga, atau mobilitas.Minggu: Istirahat.

    (sao/kna)

  • 4 Jenis Pisau yang Cocok untuk Memotong Daging Kurban

    4 Jenis Pisau yang Cocok untuk Memotong Daging Kurban

    Jakarta, Beritasatu.com – Iduladha, yang diperingati setiap 10 Zulhijah, merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Tradisi penyembelihan hewan kurban, seperti sapi, kambing, atau domba, pun menjadi bagian penting dari perayaan ini.

    Daging kurban kemudian dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan mereka yang membutuhkan. Dalam proses tersebut, pisau daging memainkan peran krusial, baik untuk penyembelihan maupun pemotongan daging. Memilih pisau daging yang tepat sangat penting untuk memastikan proses berjalan efisien, bersih, dan aman.

    Berikut ini jenis pisau daging terbaik untuk Iduladha, beserta tip perawatannya, yang dikutip dari Butcher Magazine, Kamis (5/6/2025).

    Jenis Pisau Daging Terbaik

    1. Pisau baja karbon

    Pisau berbahan baja karbon terkenal akan ketajamannya yang luar biasa dan daya tahan tajam yang lebih lama dibanding stainless steel. Cocok untuk memotong daging berserat tebal dan memisahkan daging dari tulang secara presisi. Namun, pisau ini butuh perawatan ekstra karena mudah berkarat. Selalu keringkan dan simpan di tempat kering setelah digunakan.

    2. Pisau stainless steel

    Jenis pisau ini paling umum ditemukan karena mudah dirawat dan tahan terhadap karat. Sangat cocok digunakan di luar ruangan, seperti saat proses penyembelihan dan pemotongan daging kurban yang cepat dan intensif. Agar performanya tetap optimal, pilih high-carbon stainless steel yang menawarkan keseimbangan antara ketajaman dan ketahanan.

    3. Boning knife

    Boning knife adalah jenis pisau daging terbaik untuk tugas yang memerlukan presisi tinggi, seperti memisahkan daging dari tulang atau menghilangkan lemak. Bilahnya sempit dan runcing, dengan sedikit kelenturan, sehingga bisa mengikuti kontur tulang dengan mudah. Pisau ini sangat membantu saat membersihkan potongan daging agar lebih rapi dan bebas sisa tulang.

    4. Butcher knife

    Untuk memotong daging dalam jumlah besar, butcher knife adalah pilihan terbaik. Bilahnya lebar dan panjang, dirancang khusus untuk membelah daging tebal dan bagian besar seperti iga atau paha sapi. Jenis pisau ini juga kuat untuk pekerjaan berat, seperti menguliti atau membagi daging menjadi potongan siap masak.

    Tip Perawatan Pisau Daging

    Perawatan pisau sangat penting untuk menjaga performa dan daya tahannya. Berikut ini beberapa langkah perawatan yang perlu diperhatikan.

    Asah pisau sebelum digunakan dengan batu asah atau alat pengasah berkualitas untuk memastikan ketajaman optimal.Cuci dan keringkan pisau segera setelah digunakan untuk mencegah karat, terutama pada pisau baja karbon.Simpan pisau di tempat kering, seperti rak pisau atau sarung pelindung, untuk menghindari kerusakan bilah.Gunakan talenan berbahan kayu atau plastik yang sesuai untuk mencegah pisau cepat tumpul. Hindari talenan kaca atau logam yang dapat merusak bilah.

    Memilih pisau daging yang tepat untuk Iduladha bukan sekadar soal efisiensi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap ibadah kurban. Dengan perawatan yang baik, seperti mengasah pisau secara rutin dan menyimpannya dengan benar, proses penyembelihan dan pembagian daging kurban akan berjalan lebih lancar dan bersih.

  • Tips Agar Kolesterol Tak Melonjak setelah Makan Daging Kurban

    Tips Agar Kolesterol Tak Melonjak setelah Makan Daging Kurban

    Jakarta

    Saat hari raya Idul Adha, banyak orang agak berlebihan dalam makan daging kurban. Agar kolesterol tidak naik, ada sejumlah tips yang dari dokter yang bisa dilakukan.

    Baik untuk populasi normal maupun yang sudah mengalami sindrom metabolik sedikit terkait kolesterol, pastikan tubuh sehat sebelum mengonsumsi daging kurban. Jika memang sangat ingin makan daging, maka lakukan gaya hidup sehat, baik sebelum atau setelah mengonsumsinya.

    “Kontrol makan yang baik, empat sehat lima sempurna dengan volume atau jumlah gramasi yang sesuai,” kata Spesialis Penyakit Dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD kepada detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Kemudian, dr Ray juga mengingatkan untuk melakukan olahraga bagi individu normal yang ingin mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol. Menurutnya, makan daging agak berlebihan di periode hari Idul Adha tidak masalah, asalkan dimbangi dengan gaya hidup sehat.

    “Mungkin di periode Idul Adha ini dalam 5-7 hari agak berlebihan tidak mengapa, selama setelahnya itu kemudian harus diimbangi, harus diganti kelebihan-kelebihan yang kemudian dikonsumsi, dibakar kembali dengan aktivitas fisik atau olahraga yang lebih intens,” kata dr Ray.

    Senada dengan dr Ray, spesialis gizi klinis dr Dessy Suci Rachmawati SpGK, merekomendasikan untuk makan buah dan sayur setelah makan makanan berlemak saat momen Idul Adha. Sebab, ada kandungan serat di dalamnya.

    “Serat ini dia bermanfaat untuk tubuh kita supaya memberikan efek kenyang yang lebih lama, karena dicernanya Itu akan membutuhkan proses yang lebih lama. Serat dia juga bermanfaat untuk lebih mengontrol dari gula darah kita selain itu dia juga bisa membantu mengikat kolesterol,” kata dr Dessy.

    (elk/up)

  • 7 Tips Mengolah Daging Kambing Kurban agar Empuk dan Bebas Bau

    7 Tips Mengolah Daging Kambing Kurban agar Empuk dan Bebas Bau

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari raya Iduladha dirayakan umat Islam di seluruh dunia sebagai bentuk pengabdian kepada Allah Swt, mengenang kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Dalam perayaan ini, hewan kurban, seperti kambing, sapi, atau domba disembelih, dan dagingnya dibagikan kepada yang membutuhkan.

    Selain sebagai simbol ketaatan dan solidaritas sosial, Iduladha juga menghadirkan berkah berupa daging melimpah di rumah. Namun, mengolah daging kambing sering kali menjadi tantangan karena teksturnya yang keras dan aroma prengus yang khas.

    Berikut ini tujuh tips mengolah daging kambing kurban agar empuk, lezat, dan bebas bau.

    Tips Mengolah Daging Kambing

    1. Pilih bagian daging yang sesuai dengan masakan

    Memilih bagian daging yang tepat adalah langkah awal untuk menghasilkan masakan yang lezat. Bagian paha kambing cocok untuk satai atau tongseng karena teksturnya kenyal dan sedikit berlemak.

    Sementara itu, bagian iga atau punggung lebih ideal untuk gulai, sup, atau semur karena lebih empuk saat dimasak lama. Memilih bagian yang tidak sesuai dapat membuat daging tetap keras meskipun dimasak dalam waktu lama.

    2. Hindari mencuci daging mentah

    Kesalahan umum saat mengolah daging kambing adalah mencucinya langsung setelah dipotong. Mencuci daging mentah dapat memperkuat aroma prengus karena air bercampur dengan lemak dan darah.

    Sebaiknya, lakukan proses blanching terlebih dahulu dengan merebus daging sebentar dalam air mendidih, lalu buang air rebusannya. Setelah itu, daging bisa dibersihkan sebelum diolah lebih lanjut.

    3. Gunakan rempah dan bahan alami untuk menghilangkan bau

    Rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, serai, daun jeruk, dan kayu manis sangat efektif untuk menetralisir bau prengus daging kambing.

    Selain itu, tambahkan air perasan jeruk nipis atau cuka saat marinasi untuk membantu menghilangkan aroma tidak sedap. Bahan-bahan ini tidak hanya mengurangi bau, tetapi juga menambah aroma sedap pada masakan.

    4. Marinasi daging minimal 30 menit

    Rendam daging kambing dalam campuran bumbu rempah selama minimal 30 menit sebelum dimasak. Proses marinasi membantu bumbu meresap ke dalam daging, sehingga membuatnya lebih empuk dan beraroma.

    Gunakan bumbu seperti bawang putih, ketumbar, jahe, dan sedikit garam untuk hasil yang optimal. Untuk marinasi lebih lama, simpan daging di kulkas agar tetap segar.

    5. Gunakan teknik memasak yang tepat

    Teknik memasak slow cooking dengan suhu rendah selama waktu lama adalah kunci untuk membuat daging kambing empuk. Hindari memasak dengan api besar karena dapat menyebabkan daging matang di luar tetapi tetap keras di dalam.

    Untuk hidangan seperti gulai, sup, atau semur, masak daging dengan santan dan bumbu selama 1 hingga 2 jam untuk mendapatkan tekstur yang lembut dan meresap.

    6. Tambahkan garam pada akhir proses memasak

    Jangan menambahkan garam di awal proses memasak karena dapat membuat serat daging menjadi keras. Sebaiknya, tambahkan garam menjelang akhir proses memasak, terutama untuk hidangan, seperti sup, gulai, atau satai. Langkah ini membantu menjaga tekstur daging tetap empuk dan cita rasa masakan lebih seimbang.

    7. Gunakan daun pepaya atau nanas untuk melembutkan daging

    Untuk hasil yang lebih empuk, bungkus daging dengan daun pepaya yang telah diremas atau rendam dengan air perasan nanas selama 15-30 menit sebelum dimasak.

    Daun pepaya dan nanas mengandung enzim alami (papain dan bromelain) yang membantu memecah serat daging, sehingga teksturnya menjadi lebih lembut. Pastikan tidak merendam terlalu lama agar daging tidak terlalu lunak atau hancur.

    Dengan menerapkan tips mengolah daging kambing di atas, Anda dapat menghasilkan hidangan kurban yang empuk, lezat, dan bebas dari aroma prengus.

    Mulai dari memilih bagian daging yang tepat, menghindari pencucian daging mentah, hingga menggunakan teknik memasak yang sesuai, langkah-langkah ini akan membuat momen Iduladha semakin spesial dengan sajian yang disukai keluarga.