Produk: lemak

  • Kolesterol Bisa Naik Meski Badan Kurus, Ini Gejala dan Faktanya!

    Kolesterol Bisa Naik Meski Badan Kurus, Ini Gejala dan Faktanya!

    Jakarta

    Mungkin banyak yang beranggapan bahwa orang berbadan kurus bisa terbebas dari kolesterol tinggi. Memang, orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas lebih rentan terhadap penyakit ini.

    Namun, bukan berarti kadar kolesterol tinggi selalu berkaitan dengan bentuk tubuh. Orang dengan badan kurus juga bisa memiliki kadar kolesterol tinggi.

    Kolesterol Tinggi Bisa Terjadi pada Orang yang Berbadan Kurus

    Dikutip dari laman Healthshots, kadar kolesterol tidak semata-mata ditentukan oleh berat badan. Orang kurus bisa memiliki kolesterol tinggi jika mereka tidak mengonsumsi makanan yang sehat, kurang aktivitas fisik, atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.

    Hal ini juga dikatakan oleh spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH. Kolesterol tinggi paling banyak diakibatkan oleh pola makan buruk dan jarang berolahraga dan bisa terjadi pada semua orang, baik yang berbadan kurus atau gemuk. Selain itu, faktor lain seperti genetik juga bisa mempengaruhi.

    “Karena kolesterol ada juga hubungannya dengan genetik, orang kurus pun bisa mengalami gangguan kolesterol,” kata dr Aru ketika dihubungi oleh detikcom, Rabu (4/9/2024).

    Dikutip dari laman Vinmec, berikut penjelasan mengenai sejumlah faktor yang memengaruhi kolesterol tinggi:

    1. Pola Makan Tidak Sehat

    Orang berbadan kurus belum tentu mengonsumsi makan makanan sehat. Misalnya, tidak makan daging berlemak tapi sering mengonsumsi jeroan, makanan kaleng, atau sayuran yang dimasak dengan banyak minyak.

    Dengan pola penyerapan nutrisi seperti ini, tubuh cenderung menyerap lebih banyak lemak dan gula, menyimpan lemak di sekitar organ dalam dan membentuk otot dalam jumlah yang minim.

    2. Kurangnya Aktivitas Fisik

    Kurangnya olahraga dan pembentukan otot, kemampuan fisik relatif buruk. Tubuh tidak bisa membakar lemak yang tersimpan dan terus meningkatkan lemak darah.

    3. Genetika

    Orang yang memiliki hubungan kekerabatan langsung, seperti orang tua, saudara kandung mengalami peningkatan lemak darah, terutama kasus hiperlipidemia yang bisa muncul pada orang di usia muda.

    Gejala Kolesterol Tinggi

    Kolesterol tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun, jika tidak diobati maka kolesterol bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.

    “Biasanya tidak ada gejala saat kolesterol tinggi. Ini sering kali merupakan faktor risiko tersembunyi, yang berarti dapat terjadi tanpa kita sadari hingga terlambat,” tulis British Heart Foundation (BHF).

    Namun, jika seseorang memiliki hiperkolesterolemia familial atau kelainan genetik yang menyebabkan kadar kolesterol tinggi, berikut gejala yang mungkin dialami:

    1. Xanthelasma

    Xanthelasma merupakan benjolan kolesterol kecil berwarna kuning yang berkumpul di sudut dalam mata. Benjolan ini juga bisa menjadi indikator risiko dari masalah jantung.

    Orang dengan kolesterol juga mungkin menunjukkan lengkung kornea di mata. Meski benjolan itu tidak berbahaya, penting untuk memeriksanya.

    2. Tendon Xanthomata

    Tendon xanthomata merupakan pembengkakan akibat kolesterol. Kondisi ini terjadi pada buku-buku jari tangan, lutut, atau tendon achilles di bagian belakang pergelangan kaki.

    3. Arkus Kornea

    Arkus kornea adalah cincin putih pucat di sekitar bagian iris mata. Cincin ini merupakan lipid yang mengendap dan kolesterol adalah salah satu jenis lipid.

    Meski demikian, untuk memastikan adanya peningkatan kadar kolesterol, maka penting untuk melakukan pemeriksaan darah. Peningkatan kolesterol bisa disertai beberapa keluhan yang tidak spesifik, sehingga bisa jadi gejala yang dirasakan karena dipicu oleh penyebab lain, bukan kolesterol tinggi.

    (elk/tgm)

  • Rutinitas Pagi untuk Hilangkan Lemak di Perut, ini Tips & Triknya

    Rutinitas Pagi untuk Hilangkan Lemak di Perut, ini Tips & Triknya

    Jakarta

    Bagi banyak orang, lemak perut menjadi masalah yang serius. Tak hanya membandel, lemak perut juga bisa sangat berbahaya bagi kesehatan.

    Penumpukan lemak di perut yang tidak diatasi bisa menyebabkan penyakit, mulai dari gangguan jantung, obesitas, dan diabetes. Untungnya, ada rutinitas pagi hari yang bisa membantu mengurangi lemak di perut.

    Rutinitas Pagi untuk Hilangkan Lemak di Perut

    Dikutip dari Times of India, berikut sejumlah rutinitas pagi yang dapat membantu menghilangkan lemak di perut.

    1. Olahraga

    Olahraga di pagi hari sangat efektif untuk membakar lemak di perut. Mulai dari jalan cepat, yoga, latihan intensitas tinggi (HIIT), kardio, dan bersepeda bisa membuat tubuh meningkatkan metabolisme dan mendorong oksidasi lemak. Aktivitas olahraga sedang selama 30 menit setiap hari bisa membantu mengurangi lemak perut.

    2. Sarapan Kaya Protein

    Sarapan yang kaya akan protein bisa menstabilkan kadar gula darah. Makanan seperti yogurt, telur, smoothies, atau makanan padat nutrisi lainnya bisa membantu mengurangi lemak di perut.

    Perut membutuhkan waktu untuk memecah makanan dan mencernanya, sehingga tubuh akan membakar lebih banyak kalori dan mengurangi keinginan untuk makan dalam waktu lama. Hal ini bisa menghindari keinginan makan camilan yang tidak sehat. Hindari juga makan secara berlebihan.

    3. Minum Air Putih + Jeruk Nipis

    Minum air putih yang dicampur jeruk nipis bisa membantu tubuh memulai metabolisme di pagi hari. Selain menyegarkan dan menghidrasi tubuh setelah malam yang panjang, minuman ini juga dapat mendetoksifikasi tubuh dan membantu proses pencernaan. Metabolisme yang berjalan cepat dan lebih awal bisa meningkatkan proses pembakaran lemak.

    4. Meditasi

    Stres kronis juga bisa berkontribusi pada penambahan berat badan. Meditasi singkat di pagi hari bisa membantu mengurangi tingkat stres.

    Dengan berkurangnya stres, hormon tubuh akan bekerja lebih optimal dan berdampak besar pada kemampuan untuk membakar lemak perut. Tak hanya itu, meditasi juga akan menurunkan kadar kortisol dalam tubuh dan mencegah penyimpanan lemak.

    Rutinitas Pagi yang Bisa Menambah Berat Badan

    Selain ada rutinitas yang bisa membakar lemak, sejumlah rutinitas berikut bisa menambah berat badan. Dikutip dari Eat This Not That, berikut di antaranya:

    1. Sarapan dengan Makanan Manis

    Kue kering dan sereal olahan yang mengandung gula bisa menyebabkan kadar gula darah dan turun. Hal tersebut menyebabkan keinginan makan dan rasa lapar.

    “Konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi bisa menjadi faktor yang menyebabkan kurang tidur dan penambahan berat badan,” kata seorang ahli diet, Trista Best, RD,

    2. Minum Kopi saat Perut Kosong

    Minum kopi saat perut kosong mungkin bukan pilihan yang baik dalam mengelola berat badan. Bagi pecinta kopi, coba minum kopi dengan sarapan kaya protein untuk membantu menstabilkan gula darah dan mengurangi keinginan makan.

    “Mengonsumsi kopi saat perut kosong dapat meningkatkan kadar kortisol, yang dapat menyebabkan peningkatan keinginan makan, ketidakseimbangan gula darah, dan potensi penyimpanan lemak seiring waktu,” kata Best.

    3. Tidak Cukup Minum Air Putih

    Minum air di pagi hari dapat memulai metabolisme tubuh dengan cepat. Sementara dehidrasi dapat disalah artikan sebagai rasa lapar.

    “Saat Anda mengalami dehidrasi, tubuh Anda dapat salah mengartikan sinyal sebagai rasa lapar, yang menyebabkan Anda makan lebih banyak dari yang diperlukan,” tutur Best.

    4. Tidak Sarapan

    Melewatkan sarapan bisa berdampak pada metabolisme dan tingkat rasa lapar. Menurut penelitian, saat melewatkan sarapan, tubuh memasuki kondisi puasa yang bisa menurunkan gula darah dan menyebabkan hormon lapar seperti ghrelin meningkat. Hal ini seringkali menyebabkan makan yang berlebihan di kemudian hari.

    “Melewatkan sarapan dapat memengaruhi metabolisme dan rasa lapar dengan mengganggu pengaturan gula darah dan meningkatkan keinginan makan di kemudian hari,” ungkap ahli diet tersebut.

    (elk/tgm)

  • Usia Puber Ketiga pada Anak Laki-laki, Begini Tahapannya

    Usia Puber Ketiga pada Anak Laki-laki, Begini Tahapannya

    Jakarta

    Pubertas adalah proses alami tubuh untuk menjadi dewasa secara fisik. Saat mengalami pubertas, anak laki-laki akan memproduksi hormon tertentu yang memicu perubahan fisik.

    Umumnya, pubertas pada anak laki-laki berlangsung sampai usia 16-17 tahun. Meski demikian, setiap anak memiliki waktu pubernya masing-masing. Lantas, usia berapa puber tahap ketiga pada anak laki-laki?

    Usia Puber Ketiga pada Anak Laki-laki

    Seorang ahli perkembangan anak, Professor James Tanner membagi pubertas menjadi lima tahap. Masa pubertas anak laki-laki dimulai dari usia 9-14 tahun. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, tahap ketiga pubertas biasanya terjadi di usia 10-16 tahun.

    Bagi orang tua, tahapan dari Tanner bisa menjadi panduan untuk melihat perubahan pada anak laki-laki yang memasuki masa pubertas. Berikut kelima tahapannya.

    Tahap 1

    Tahap ini disebut sebagai masa pra-pubertas. Pada tahap ini, anak laki-laki belum mengalami perubahan yang tampak, tapi kelenjar adrenal mereka mengalami pematangan.

    Tahap 2

    Pada tahap kedua, perubahan fisik mulai terjadi. Dalam rentang usia 9-14 tahun, anak laki-laki biasanya mulai mengalami:

    Perkembangan genitalTumbuhnya bulu halus di sekitar penis dan ketiakPeningkatan tinggi badan, biasanya sekitar 5 cm-6,35 cm per tahunPerubahan komposisi tubuh dibarengi dengan penurunan lemak tubuh (jaringan adiposa)Mungkin mulai memiliki bau badan

    Tahap 3

    Perubahan fisik semakin cepat di rentang usia 10-16 tahun. Pada tahap ini, anak laki-laki mengalami:

    Pertumbuhan penis dan testis yang berkelanjutan. Mimpi basah juga bisa terjadiRambut kemaluan yang semakin gelap dan kasar, berbentuk segitiga di area genitalPeningkatan tinggi badan terus berlanjutLebih banyak mengeluarkan keringat yang menyebabkan bau badan.Perubahan vokalPeningkatan massa otot

    Tahap 4

    Pubertas mencapai puncaknya. Antara usia 11 dan 16 tahun, anak laki-laki mengalami:

    Pertumbuhan ukuran penis dan penggelapan pada skrotum dan testis.Tonjolan merah pada testis yang disebut rugae akan mulai terbentuk.Rambut kemaluan tetap berbentuk segitiga kasarPerkembangan jerawatSuara terus pecah

    Tahap ke 5

    Pada tahap ini, anak laki-laki menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Sebagian anak laki-laki berhenti tumbuh pada usia 17 tahun, namun beberapa lainnya mungkin terus tumbuh hingga usia 20-an.

    (elk/tgm)

  • Pakar Ungkap Kebiasaan Makan yang Bikin Tak Gampang Sakit Jantung-Hipertensi

    Pakar Ungkap Kebiasaan Makan yang Bikin Tak Gampang Sakit Jantung-Hipertensi

    Jakarta

    Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi penyumbang beban biaya tertinggi BPJS Kesehatan. Jantung menempati posisi teratas dengan total 70 persen dari seluruh pembiayaan. Hal ini dilatarbelakangi dengan riwayat diabetes, hipertensi, dan obesitas tak terkontrol. Menurut Indonesian Gastronomy Community (IGC), perlu ada pendekatan gastronomi berbasis pangan lokal dan pola makan sadar atau yang kini lebih dikenal dengan ‘mindful eating’ sebagai solusi jangka panjang relevan dengan konteks budaya Indonesia.

    Sekretaris Umum IGC Ray Wagiu Basrowi menegaskan gastronomi bukan sekadar rasa dan tradisi, tetapi juga menyentuh aspek gizi, lingkungan, juga perilaku makan. Misalnya, konsep from farm to table, yang tidak hanya krusial karena menyangkut ketahanan pangan, tetapi juga berkaitan dengan isu perubahan iklim dan pola penyakit.

    “Proses dari ladang ke meja makan itu melibatkan banyak emisi, bahan bakar, dan potensi pemborosan. Semakin panjang rantai pasok, semakin besar pula jejak karbonnya. Ini yang menjelaskan mengapa pola makan yang berbasis nabati (plant-based) bisa menekan kasus PTM,” jelasnya saat ditemui pada peringatan Hari Gastronomi Berkelanjutan, Rabu (18/6/2025).

    Plant-Based Diet Turunkan Risiko PTM

    Berbagai studi kesehatan masyarakat menunjukkan pola makan tinggi protein hewani berkorelasi dengan peningkatan kasus penyakit tidak menular. Menurut IGC, bukan hanya jenis makanannya yang bermasalah, tetapi juga pola konsumsi berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik memadai.

    “Ketika pilar protein hewani dikurangi dan diganti dengan plant-based, asupan serat meningkat. Serat ini mampu mengikat lemak jahat sebelum masuk ke metabolisme hati, dan dikeluarkan lewat feses. Ini terbukti menurunkan risiko kardiovaskular, diabetes, hingga hipertensi,” paparnya.

    Studi epidemiologi yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk yang terbaru di Universitas Gadjah Mada (UGM), menunjukkan pendekatan gastronomi lokal dengan sumber karbohidrat selain nasi, yang kaya serat berkontribusi pada penurunan risiko penyakit kronis.

    IGC juga menekankan pentingnya konsep isi piringku yang mengedepankan variasi warna dan jenis makanan. Minimal tiga warna cerah dalam sekali makan tidak hanya meningkatkan nilai gizi, tetapi juga mendorong anak dan dewasa untuk lebih menikmati makanan sehat.

    “Makanan sebaiknya tidak hanya bergizi, tapi juga menarik secara visual. Di budaya lokal banyak sumber karbohidrat non-nasi yang kaya serat. Gastronomi bisa menghidupkan kembali variasi ini dengan pendekatan menyenangkan,” tambahnya.

    NEXT: Mindful Eating: Makan Bukan Sekadar Kenyang

    Poin lain yang disampaikan IGC adalah mindful eating, yakni kebiasaan makan dengan kesadaran penuh. Menurutnya, makan seharusnya tidak hanya untuk kenyang, tetapi juga dinikmati. Hal ini penting karena pola makan emosional (emotional eating) masih banyak ditemukan di masyarakat Indonesia. Sejalan dengan temuan survey ‘Mindful Eating Study’ Health Collaborative Center (HCC), 47 persen warga RI memiliki kebiasaan makan emotional eating.

    “Ini penting karena kebiasaan makan mindful eating itu ternyata status kesehatannya jauh lebih bagus, fisik, dan mental seimbang, bisa menurunkan risiko penyakit metabolik,” beber Ray.

    Mengutip hasil riset di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Ray menyebut ada temuan kajian pada guru yang makan dengan tenang saat istirahat, memiliki produktivitas lebih tinggi dibanding sebelum makan.

    Rekomendasi ke Kemenkes

    IGC mendorong Kementerian Kesehatan dan semua pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip gastronomi dalam kampanye gizi nasional, termasuk promosi ‘Isi Piringku’. Tidak hanya soal jenis makanan, tetapi juga cara makan yang sehat dan menyenangkan.

    “Kampanye isi piringku perlu dilengkapi dengan promosi mindful eating. Gastronomi bisa jadi pendekatan budaya yang kuat untuk menurunkan prevalensi penyakit tidak menular,” kata dia.

    Dalam kesempatan yang sama, Ketua IGC, Ria Musiawan, juga memberikan contoh sukses pengendalian stunting dengan pendekatan gastronomi lokal. Misalnya di Kalimantan Tengah. IGC bekerja sama dengan pemerintah daerah serta komunitas lokal untuk mengenalkan kembali pangan lokal, yang selama ini sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

    “Pangan lokal sangat besar manfaatnya. Kami kembangkan menjadi berbagai menu baru agar lebih variatif dan tidak membosankan. Bahkan, beberapa menu bisa dijadikan produk untuk dijual oleh masyarakat,” ungkap Ria.

    Program ini juga melibatkan pelatihan untuk guru dan kader-kader, tidak hanya soal pengolahan makanan sehat tetapi juga penguatan karakter melalui pangan lokal. Dalam waktu tiga bulan setelah kegiatan, tercatat ada penurunan angka stunting di wilayah tersebut, meski dilakukan dalam skala kecil dengan melibatkan sekitar 100 ibu-ibu kader.

    Menurut Ria, penggunaan bahan pangan lokal di sekitar masyarakat memungkinkan anak-anak mengonsumsi makanan bergizi yang juga akrab dengan selera mereka. Dengan pengolahan yang menarik dan edukasi yang tepat, makanan sehat bisa tampil lebih kekinian dan diterima oleh generasi muda.

    IGC juga mendorong agar program makan bergizi gratis dari pemerintah dapat bersinergi dengan potensi pangan lokal di setiap daerah, serta melibatkan pelaku gastronomi sebagai bagian dari solusi gizi nasional.

    “Kami yakin gastronomi bisa jadi jembatan antara tradisi, gizi, dan masa depan anak-anak Indonesia,” pungkas Ria.

  • Hasilkan Pupuk Cair, Teknologi Biodigester Bakal Olah Sampah Organik Pasar Gedebage Bandung

    Hasilkan Pupuk Cair, Teknologi Biodigester Bakal Olah Sampah Organik Pasar Gedebage Bandung

    Dilansir dari sumber enero.co.id, anaerobik digester atau biodigester adalah suatu teknologi yang memanfaatkan proses biologis dimana bahan organik oleh mikroorganisme anaerobik terurai dalam ketiadaan oksigen terlarut (kondisi anaerob). 

    Mikroorganisme anaerobik mencerna bahan masukan organik yang diubah melalui degradasi anaerobik menjadi bentuk yang lebih stabil, sementara gas campuran energi tinggi (biogas) yang terutama terdiri dari metan (CH4) dan karbondioksida (CO2), yang dihasilkan agar penguraian anaerobik terjadi maksimal, produk harus berada pada kondisi tertentu seperti tingkat suhu, kelembaban dan pH yang sesuai.

    Suhu yang cocok untuk proses ini adalah antara 35-37oCelcius dan 60-80o Celcius. Biogas dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi, Hampir semua bahan organik dapat diproses dengan biodigester, termasuk kertas limbah dan kardus, rumput, sisa-sisa makanan, limbah industri, limbah dan kotoran hewan.

    Proses biologis yang terjadi pada digester anaerobik merupakan proses alami pembusukan dan peluruhan material organik, dimana bahan organik dipecah menjadi komponen sederhana dibawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme anaerobik mencerna bahan organik  untuk menghasilkan metana dan karbon sebagai produk akhir yang ideal. Ada empat tahapan biologis dan kimia dalam anaerobik digester, yaitu:

    Yang pertama adalah reaksi kimia dari hidrolisis, dimana molekul-molekul organik kompleks yang dipecah menjadi gula sederhana, asam amino, dan asam lemak dengan penambahan gugus hidroksil.

    Tahap kedua adalah proses biologi sacidogenesis lebih lanjut dengan acidogens menjadi molekul sederhana, asam lemak volatil (VFAs) terjadi, memproduksi amonia, karbondioksida dan hydrogen sulfida sebagai produk sampingan.

    Tahap ketiga adalah proses biologi sacetogenesis dimana molekul sederhana dari acidogenesis lebih lanjut dicerna oleh acetogens untuk menghasilkan karbondioksida, hydrogen dan terutama asam asetat .

    Tahap keempat adalah proses biologis metanogenesis metana ,karbondioksida dan air yang diproduksi oleh metanogen.

    Sampah Sempat Menumpuk

    Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Gedebage, Kota Bandung, Senin, 28 April 2025. Di sana, ratusan ton sampah menggunduk diduga tak diangkut sejak Desember 2024 lalu.

    Diperkirakan, tumpukan sampah telah mencapai 600 ton atau secara luasan yakni 1.120 meter kubik. Pemerintah kota dan provinsi diaku bakal melakukan penegakan hukum melalui Polrestabes Bandung termasuk mengusut dugaan pungli. Pemerintah pun mengklaim bakal melakukan riset ulang manajemen sampah di Pasar Gedebage.

    Gundukan sampah di Pasar Gedebage sudah diangkut ke TPA Sarimukti. Direktur Utama Perumda Pasar Juara, Pradana Aditya Wicaksana menyampaikan, kondisi sampah diangkut selama dua hari, secara keseluruhan sampah diangkut hingga 165 ritase.

  • Teh Hijau Vs Kopi Tanpa Gula, Lebih Ampuh Mana Turunkan BB? Ini Kata Studi

    Teh Hijau Vs Kopi Tanpa Gula, Lebih Ampuh Mana Turunkan BB? Ini Kata Studi

    Jakarta

    Jika ingin menurunkan berat badan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah pola makan, termasuk mengganti pilihan makanan dan minuman. Bagi yang gemar mengonsumsi teh atau kopi, ahli gizi sering merekomendasikan teh hijau dan kopi hitam sebagai alternatif yang lebih sehat.

    Keduanya dikenal dapat membantu proses penurunan berat badan sekaligus berperan sebagai katalis pembakaran lemak. Namun, di antara keduanya, mana yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan? Dikutip dari Times of India, begini penjelasannya.

    1. Teh Hijau

    Teh ini telah lama digunakan untuk menurunkan berat badan. Sebuah studi yang dipublikasikan di British Journal of Nutrition, menemukan, konsumsi teh hijau secara rutin dapat memberikan efek positif terhadap berat badan. Dalam meta-analisis terhadap 22 uji coba acak, peneliti mencatat konsumsi teh hijau menghasilkan penurunan berat badan rata-rata sebesar 1,23 kg dibandingkan dengan plasebo.

    Kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) dalam teh hijau terbukti efektif dalam mengurangi lemak tubuh, rasio pinggang-pinggul, lingkar pinggang, serta indeks massa tubuh (IMT).

    Tak hanya itu, mereka yang sudah memulai perjalanan menurunkan berat badan, teh hijau dapat membantu mempertahankan hasil yang telah dicapai.

    Menurut studi yang dipublikasikan di Obesity Research, teh hijau terbukti mampu meningkatkan metabolisme dan oksidasi lemak selama fase pemeliharaan, sehingga mendukung kestabilan berat badan dalam jangka panjang.

    2. Kopi Tanpa Gula

    Penelitian menyatakan, tingkat metabolisme yang tinggi sebesar 3 hingga 11 persen, dapat menyebabkan menekan rasa lapar dan secara keseluruhan mengurangi asupan kalori. Sebuah studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan konsumsi empat cangkir kopi hitam atau kopi tanpa gula per hari dapat mengurangi lemak tubuh hingga sekitar 4 persen.

    Sementara itu, menurut jurnal yang dipublikasikan di Critical Reviews in Food Science and Nutrition, kopi juga berkontribusi pada peningkatan metabolisme serta penurunan IMT dan lemak tubuh.

    Kopi tanpa gula juga dapat menurunkan risiko berbagai penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Peningkatan konsumsi satu kopi tanpa gula dikaitkan dengan penurunan berat badan sekitar 0,12 kg.

    Meskipun teh hijau dan kopi hitam terbukti sangat efektif dalam menurunkan berat badan, teh hijau memiliki lebih banyak manfaat dalam hal kesehatan secara keseluruhan, khususnya antioksidan dan penurunan berat badan.

    (suc/suc)

  • Cara Jalani Metode Diet 2-2-2 yang Disebut Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

    Cara Jalani Metode Diet 2-2-2 yang Disebut Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

    Jakarta

    Ada berbagai macam metode diet untuk menurunkan berat badan, salah satunya adalah 2-2-2 yang disebut bisa menghempaskan lemak. Sama seperti rutinitas penurunan berat badan lainnya, diet ini mungkin tidak cocok untuk semua orang.

    Pada dasarnya metode diet 2-2-2 merupakan kombinasi dari kebiasaan makanan sehat, puasa, dan olahraga berat. Lantas, bagaimana cara melakukannya.

    Apa Itu Metode 2-2-2?

    Metode 2-2-2 diciptakan oleh penulis buku The Met Flex Diet: Burn Better Fuel, Burn More Fat, Ian Smith, MD. Dikutip dari Eat This Not That, metode ini menggabungkan diet keto, puasa intermittent, pengaturan asupan karbohidrat, dan latihan interval intensitas tinggi (HIIT). Ada tiga angka 2 dalam metode ini dengan makna yang berbeda.

    “Ini bergantian antara dua jenis makanan: makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat, dua taktik yang tidak terkait makanan seperti penimbangan mingguan dan pencatatan jurnal, dan dua latihan gaya HIIT.” kata Smith.

    Dikutip dari laman Women’s Health, menurut Smith, metode 2-2-2 secara teori bisa meningkatkan fleksibilitas metabolisme untuk pembakaran lemak dan karbohidrat, serta mendorong penurunan berat badan. Meski belum ada penelitian yang menghubungkan rencana diet ni dengan penurunan berat badan, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa latihan HIIT bisa menyebabkan penurunan berat badan dan peningkatan kebugaran kardiorespirasi.

    Cara Menjalankan Metode 2-2-2

    Diet 2-2-2 dilakukan selama enam minggu dengan metode yang berbeda-beda. Begini caranya.

    Minggu pertama: Puasa intermiten 14:10, yaitu berpuasa selama 14 jam dan makan selama 10 jam.Minggu kedua: Puasa berkala 5:2, di mana 2 hari dalam minggu itu mengonsumsi 500 kalori. Pada hari lainnya, makanan bisa dikonsumsi seperti biasa, tapi batasi hanya pada karbohidrat dan protein.Minggu ketiga dan keempat: Puasa intermittent 16:8, yaitu puasa selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu delapan jam. Makanan yang dikonsumsi bergantian antara makanan keto lemak tinggi dan makanan dengan banyak kandungan karbohidrat.Minggu kelima dan keenam: Puasa berkala dengan pola 5:2, yaitu 2 hari dalam seminggu mengonsumsi 500 kalori. Pada hari lainnya, makanan yang dikonsumsi bergantian antara makanan keto berlemak tinggi dan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.

    Sementara, untuk latihannya terdiri dari tiga jenis, yaitu latihan aerobik seperti jalan kaki, latihan kekuatan, dan latihan interval intensitas tinggi (HIIT).

    Pro-Kontra Diet 2-2-2

    Meski disebut bisa menurunkan berat badan, menurut ahli diet dan spesialis dietetika olahraga, Amy Goodson, MS, RD, CSSD, LD, metode 2-2-2 tidak memberi nutrisi yang seimbang.

    “Dari sudut pandang ahli diet terdaftar, diet ini tidak memberikan nutrisi seimbang, sehingga kurang berkelanjutan dibandingkan diet terkontrol kalori lainnya dengan tindakan yang tidak terlalu ekstrim. Karenanya, diet ini disarankan hanya dilakukan dalam waktu yang terbatas saja untuk mendapatkan penurunan berat badan secara cepat,” kata Goodson.

    Penting untuk mendiskusikan rencana diet ini dengan dokter atau ahli diet sebelum melakukannya. Diketahui bahwa metode 2-2-2 melibatkan makanan tinggi karbohidrat.

    “Makanan tinggi karbohidrat dan makanan sangat rendah karbohidrat mempunyai kemampuan untuk menyebabkan lonjakan dan penurunan gula darah sehingga membuat orang mengalami hipoglikemik, yang dapat menyebabkan kelelahan, pusing, sakit kepala, dan banyak lagi,” tambahnya.

    (elk/tgm)

  • Kebiasaan Ini Picu Dosen di Tegal Idap Hipertensi-Diabetes Berujung Sakit Ginjal

    Kebiasaan Ini Picu Dosen di Tegal Idap Hipertensi-Diabetes Berujung Sakit Ginjal

    Jakarta

    Seorang pria di Tegal bernama Fatchurrozak Himawan (46), menceritakan pengalamannya mengidap tiga penyakit kronis sekaligus yaitu hipertensi, diabetes, dan penyakit ginjal kronis. Setelah 10 tahun mengidap hipertensi, pada tahun lalu ia didiagnosis mengidap diabetes tipe dua dan penurunan fungsi ginjal.

    Meski proses pengobatan yang dijalani tidaklah mudah, ia mengaku bersyukur. Penurunan fungsi ginjalnya diketahui secara lebih dini sehingga ia bisa melakukan perawatan, tanpa harus menjalani dialisis atau cuci darah seumur hidup.

    Ia menyebut penyebab utama dari kondisi medis yang dialami adalah gaya hidupnya yang bebas dan tidak sehat. Ia mengaku sangat jarang olahraga dan tidak pernah memperhatikan makanan yang dikonsumsi.

    Ia seringkali mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak serta kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi.

    “Kalau pagi saya itu nasi bungkus kalau cuma satu itu kayaknya belum kenyang harus dua. Kalau siang itu makan pasti lebih dari satu piring, itu pasti. Saya sehari makan bisa empat kali, kalau malam capek bisa nambah nasi goreng, itu juga belum termasuk jajan ya,” kata Himawan ketika dihubungi detikcom, Senin (17/6/2025).

    “Saya termasuk overweight. Saya tingginya 167, berat badan 80 awalnya,” sambungnya.

    Ia berharap kisahnya ini bisa menjadi pelajaran untuk orang-orang yang masih sehat. Menurutnya melakukan pemeriksaan kesehatan dan perubahan pola hidup sehat sangat penting untuk diterapkan.

    Ketika pertama kali didiagnosis prediabetes tahun 2019, ia tidak mendengarkan saran ahli kesehatan untuk merubah gaya hidupnya. Himawan merasa tidak ada gejala signifikan sehingga ia tetap pada gaya hidup lamanya.

    Benar saja, pada tahun 2024 ia didiagnosis diabetes melitus tipe dua serta penurunan fungsi ginjal menjadi 80 persen.

    “Untuk orang-orang yang seperti saya, DM (diabetes melitus), hipertensi, dan ada penurunan fungsi ginjal, ini benar-benar dimanajemen ini. Bagaimana dietnya, bagaimana makannya. Kalau tidak, pasti tetap akan terjadi sebuah pemburukan, baik di fungsi ginjalnya ataupun di DM-nya,” sambungnya.

    (avk/kna)

  • Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Fakta-fakta Tekanan Darah Tinggi Dialami Gustiwiw Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Sosok Gusti Irwan Wibowo atau Gustiwiw menjadi sorotan setelah meninggal dunia di usia 25 tahun. Pihak keluarga mengatakan Gustiwiw sebelumnya memiliki masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi tersebut akhirnya memicu masalah pada jantungnya.

    “Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis, tensinya tinggi terus jadi jantung,” cerita Sri Yulianti, ibu Gusti, dikutip dari detikpop, Senin (16/6/2025).

    Mengapa Tekanan Darah Tinggi Bisa Memicu Masalah Jantung?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Damay, SpJP(K), FIHA, FICA, mengatakan tekanan darah tinggi memang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk jantung. Menurutnya, tekanan darah tinggi dapat mengganggu jantung dengan beberapa mekanisme, salah satunya pembesaran jantung.

    Kondisi tersebut, lanjutnya, dapat memicu gumpalan darah atau gangguan irama jantung yang berakibat fatal.

    “Ini bisa membuat orang mengalami kardiomegali (pembesaran jantung). Awalnya bisa tidak terasa signifikan, cepat lelah mungkin salah satu yang paling awal dialami,” ujar dr Vito ketika dihubungi detikcom, Senin (16/6/2025).

    Tak hanya itu, tekanan darah tinggi juga bisa merusak permukaan pembuluh darah koroner. Kondisi ini dapat membuat lapisan pembuluh darah yang rusak membentuk plak dan memicu kurangnya oksigen jantung (iskemia). Kondisi ini bisa juga disebut penyakit jantung koroner.

    Dalam jangka panjang, iskemia dapat melemahkan otot jantung sehingga kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang. Selain itu, gumpalan darah yang terbentuk di dalam ruang jantung bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke.

    “Iskemia pada otot jantung ini juga dapat menyebabkan konslet kelistrikan jantung yang fatal dan mendadak,” katanya.

    “Plak dalam pembuluh dalam koroner ini bisa pecah, sehingga pembuluh darah yang seharusnya memberikan oksigen dan nutrisi ke jantung ini tersumbat dan menyebabkan serangan jantung, kerusakan otot jantung permanen, atau henti jantung mendadak,” tandasnya.

    Gejala Tekanan Darah Tinggi

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP mengatakan, salah satu gejala hipertensi yang bisa dikenali adalah sakit kepala. Biasanya sakit kepala akibat hipertensi akan terasa sangat menyakitkan.

    Pasien juga bisa mengalami gejala lainnya, seperti mual, muntah, kejang, disorientasi, hingga penurunan kesadaran. Bahkan, bisa disertai gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, kebutaan, hingga dapat terjadi kelumpuhan satu sisi atau bicara pelo.

    Sayangnya, sebagian besar kasus hipertensi tidak menunjukkan gejala apa pun. Menurut dr Berlian, keluhan biasanya baru dirasakan ketika tekanan darah sudah sangat tinggi.

    Karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin penting dilakukan untuk memastikan tetap dalam batas normal dan mencegah berbagai gangguan kesehatan kardiovaskular.

    “Bila tensi sangat tinggi, lebih dari 180/120 mmHg, pada keadaan hipertensi emergensi dapat terjadi ensefalopati, atau kerusakan otak, dengan keluhan sakit kepala hebat,” kata dr Berlian, saat dihubungi detikcom (16/5).

    “Mendiagnosis hipertensi sangatlah mudah, hanya perlu pemeriksaan tensi darah. Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” tandasnya.

    NEXT: Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Penyebab Hipertensi di Usia Muda

    Menurut dr Berlian, hipertensi yang terjadi di usia muda biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup serta tingkat stres yang tinggi.

    “Masalah jantung kini banyak dialami anak muda karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang gerak, diet tinggi garam, lemak, dan gula,” katanya.

    “Sangat mungkin anak muda sering begadang, kurang tidur, yang diketahui berhubungan dengan masalah jantung,” sambungnya.

    Karenanya, ia mengingatkan pemeriksaan tensi secara rutin perlu dilakukan. Hal ini untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi berbahaya lainnya.

    “Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal,” ujarnya.

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Tensi Naik, Efeknya Bisa ke Jantung dan Otak

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi, dapat merusak tubuh secara diam-diam selama bertahun-tahun sebelum gejalanya muncul. Tanpa pengobatan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kecatatan, kualitas hidup yang buruk, atau bahkan serangan jantung dan stroke.

    Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mm Hg). Secara umum, hipertensi adalah tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.

    Perawatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan tekanan darah tinggi untuk menurunkan risiko kondisi kesehatan yang mengancam jiwa. Dikutip dari MayoClinic, berikut dampak hipertensi yang perlu diwaspadai.

    1. Merusak Arteri

    Arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis. Lapisan dalamnya halus, sehingga darah mengalir dengan lancar, memasok nutrisi dan oksigen ke organ, serta jaringan vital. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri. Hal ini dapat menyebabkan:

    Arteri yang rusak dan menyempit. Tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel lapisan dalam arteri. Ketika lemak dari makanan memasuki aliran darah, lemak tersebut dapat terkumpul di arteri yang rusak. Seiring berjalannya waktu, dinding arteri menjadi kurang elastis. Hal ini membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.

    Aneurisma. Seiring berjalannya waktu, tekanan darah yang terus-menerus mengalir melalui arteri yang melemah dapat menyebabkan sebagian dinding arteri menonjol. Ini disebut aneurisma. Aneurisma dapat pecah dan menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa di dalam tubuh. Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun. Namun, aneurisma paling umum terjadi di arteri terbesar di tubuh, yang disebut aorta.

    2. Kerusakan Pada Jantung

    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan banyak kondisi jantung, termasuk:

    Penyakit arteri koroner. Tekanan darah tinggi dapat menyempit dan merusak arteri yang memasok darah ke jantung. Kerusakan ini dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Aliran darah yang terlalu sedikit ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada, yang disebut angina. Hal ini dapat menyebabkan irama jantung tidak teratur, yang disebut aritmia. Atau dapat menyebabkan serangan jantung.

    Gagal jantung. Tekanan darah tinggi membebani jantung. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot jantung melemah atau menjadi kaku dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jantung yang kewalahan perlahan mulai gagal.

    Pembesaran jantung kiri. Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan ruang jantung kiri bawah, yang disebut ventrikel kiri, menebal dan membesar. Ventrikel kiri yang menebal dan membesar meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko kematian ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang disebut kematian jantung mendadak.

    Sindrom metabolik. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan sekumpulan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Kondisi kesehatan yang membentuk sindrom metabolik adalah tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kadar lemak darah tinggi yang disebut trigliserida, kadar kolesterol HDL rendah, yang merupakan kolesterol “baik”, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang.

    NEXT: Kerusakan pada otak hingga ginjal

    3. Kerusakan Pada Otak

    Otak bergantung pada suplai darah yang baik agar dapat berfungsi dengan baik. Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi otak dengan cara berikut:

    Transient ischemic attack (TIA) atau kadang-kadang disebut stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terhambat untuk sementara waktu. Arteri yang mengeras atau gumpalan darah yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menyebabkan TIA. TIA sering kali merupakan tanda peringatan stroke berat.

    Stroke. Kondisi ini terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, atau dapat terjadi ketika terjadi pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Masalah ini menyebabkan sel-sel otak mati. Pembuluh darah yang rusak akibat tekanan darah tinggi dapat menyempit, pecah, atau bocor. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di arteri yang menuju ke otak. Gumpalan tersebut dapat menyumbat aliran darah, sehingga meningkatkan risiko stroke.

    Demensia. Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan jenis demensia tertentu, yang disebut demensia vaskular. Satu atau beberapa stroke kecil yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

    Gangguan kognitif ringan. Kondisi ini melibatkan masalah yang sedikit lebih banyak dengan ingatan, bahasa, atau pemikiran. Namun, perubahannya tidak cukup besar untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti pada demensia. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan.

    4. Kerusakan pada Ginjal

    Ginjal menyaring cairan dan limbah ekstra dari darah, suatu proses yang memerlukan pembuluh darah yang sehat. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan menuju ginjal. Mengidap diabetes bersamaan dengan tekanan darah tinggi dapat memperburuk kerusakan.

    Pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif. Hal ini menyebabkan terkumpulnya cairan dan limbah dalam jumlah yang berbahaya. Bila ginjal tidak bekerja dengan baik, kondisi ini disebut gagal ginjal. Penanganannya dapat meliputi dialisis atau transplantasi ginjal. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab paling umum gagal ginjal.

    5. Kerusakan Pada Mata

    Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata. Hal ini dapat memicu dampak seperti:

    Kerusakan pada pembuluh darah di retina, juga disebut retinopati. Retina adalah lapisan sel penginderaan cahaya di bagian belakang mata. Kerusakan pada pembuluh darah di retina dapat menyebabkan pendarahan pada mata, penglihatan kabur, dan kehilangan penglihatan total. Mengidap diabetes disertai tekanan darah tinggi meningkatkan risiko retinopati.

    Penumpukan cairan di bawah retina, juga disebut koroidopati. Kondisi ini dapat mengakibatkan penglihatan terganggu atau terkadang jaringan parut yang memperburuk penglihatan.

    Kerusakan saraf, juga disebut neuropati optik. Aliran darah yang tersumbat dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal cahaya ke otak, yang disebut saraf optik. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan pendarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.

    6. Memengaruhi Kondisi Seksual

    Kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi disebut disfungsi ereksi. Kondisi ini semakin umum terjadi setelah usia 50 tahun. Namun, orang dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Hal ini karena aliran darah terbatas yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis.

    Tekanan darah tinggi juga dapat mengurangi aliran darah ke vagina. Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan berkurangnya hasrat atau gairah seksual, kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.