Produk: lemak

  • Maag Kronis di Usia 20-an? Cek 5 Pola Makan yang Harus Kamu Hindari

    Maag Kronis di Usia 20-an? Cek 5 Pola Makan yang Harus Kamu Hindari

    Jakarta

    Kondisi maag kronis bisa dialami oleh orang dengan usia 20 tahunan. Menurut penelitian berjudul Factor Related to Gastritis Event at Ages 17-21 Years Old in The Work Area of Pesanggrahan Public Health Centre in 2018, gastritis atau maag yang terjadi di negara-negara berkembang dialami oleh orang dengan usia dominan 20 tahun. Kekambuhannya disebut bisa meningkatnya risiko penyakit yang lebih berbahaya.

    Pada tahun 2011, dalam pemberitaan detikhealth sebelumnya, seorang pria berusia 25 tahun didiagnosa maag kronis dan harus diberi oksigen lewat hidung serta dikeluarkan gas lambungnya lewat mulut. Dalam kasus ini dokter juga mendiagnosa usus buntunya lengket dan harus dioperasi jika tidak bisa kentut.

    Dalam kasus lainnya, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang seringkali dikaitkan dengan maag juga dialami oleh wanita berusia 25 tahun. Kondisi GERD parah yang meliputi nyeri ulu hati hingga ke bagian belakang tubuh itu membuatnya sampai harus cuci lambung.

    Setelah melakukan ‘cuci lambung’ dengan pemasangan NGT di IGD, cairan pertama berwarna merah keluar, yang menandakan adanya perdarahan di lambung. Setelah itu, warna cairan berubah menjadi hitam pekat. Dokter mengatakan warna hitam menunjukkan adanya masalah serius pada lambung yang bisa jadi mengarah ke tukak lambung.

    Kondisi gangguan pencernaan dapat terjadi karena pola makan yang tidak baik. Untuk menghindari kondisi maag kronis, ketahui beberapa pola makan yang harus dihindari berikut ini.

    Maag Kronis di Usia 20-an? Cek 5 Pola Makan yang Harus Kamu Hindari

    Maag atau gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Dikutip dari Mayo Clinic, gejalanya meliputi rasa sakit, nyeri seperti terbakar di perut bagian atas, hingga mual dan muntah. Pola makan yang tidak baik seperti makan makanan pedas dan terlalu banyak karbohidrat bisa menjadi faktor dalam penyakit maag. Berikut pola makan yang harus dikurangi atau bahkan dihindari:

    1. Makan Makanan Pedas

    Makanan pedas bisa memicu maag atau memperburuknya karena zat capsaicin. Dikutip dari laman Gaviscon, capsaicin adalah bahan aktif yang membuat rasa pedas, seperti di paprika dan cabai.

    Dikutip dari laman Times of India, bahan ini bisa mengiritasi lapisan lambung serta mendorong produksi asam lambung. Pada akhirnya timbullah rasa sakit dan ketidaknyamanan.

    2. Makan Terlalu Banyak Karbohidrat dan Gula

    Kebanyakan makanan yang mengandung karbohidrat bisa menyebabkan gas dan kembung. Secara umum, karbohidrat seperti gula dan serat yang difermentasi saat dipecah di usus besar. Proses ini menciptakan penumpukan gas di usus besar yang menyebabkan rasa kembung dan tidak nyaman.

    3. Makan Terlalu Banyak dan Terlalu Cepat

    Dikutip dari WebMD, makan terlalu banyak dan terlalu cepat juga bisa menyebabkan maag. Makan dalam porsi besar meregangkan perut yang bisa membuat kenyang dan kembung. Makan berlebihan akan meregangkan lambung dan membuat asam lambung lebih mudah keluar melalui bagian atas.

    4. Konsumsi Makanan yang Mengandung Terlalu Banyak Lemak

    Dikutip dari Healthline, makanan yang mengandung lemak mungkin memperburuk peradangan pada lapisan lambung. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, kandungan lemak yang tinggi memicu lebih banyak asam dan enzim yang bisa mengiritasi jaringan tubuh.

    5. Mengonsumsi Alkohol

    Alkohol dapat mengiritasi lapisan mukosa di seluruh saluran pencernaan yang pada akhirnya menyebabkan peradangan. Minuman ini juga bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan kemungkinan seseorang untuk memilih makanan yang tidak sesuai dengan kesehatan sistem pencernaan.

    Menurut Medical Manager Divisi Kalbe Consumer Health PT Kalbe Farma TBK, dr Helmin Agustina Silalahi, penyakit fatal bisa terjadi jika maag tidak ditangani dengan baik. Hal ini karena gejala maag dapat juga merupakan gejala dari suatu penyakit yang serius.

    “Untuk sakit maag organik, harus konsultasi dengan dokter dulu sebelum puasa, untuk memastikan kondisi lambung dan kesehatan secara keseluruhan, apakah dia bisa atau tidak, karena jika dipaksakan akibatnya bisa lebih parah,” ujar dr Helmin kepada detikHealth, Kamis (30/4/2020).

    Maag yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kondisi fatal seperti perdarahan pada ulkus lambung, penyumbatan pada saluran pencernaan, hingga kanker lambung.

    (elk/tgm)

  • Ingin Hilangkan Lemak Perut? Ini Waktu Sarapan dan Makan Malam Terbaik

    Ingin Hilangkan Lemak Perut? Ini Waktu Sarapan dan Makan Malam Terbaik

    Jakarta

    Upaya menghilangkan lemak di perut bukan hanya tentang apa yang dimakan, tapi juga kapan pemilihan waktu makan. Penelitian menemukan bahwa waktu makan memiliki peran dalam proses pembakaran lemak di area perut.

    Jadi, penting untuk mengetahui waktu makan yang baik untuk sarapan dan makan malam. Seperti apa pembagiannya?

    Waktu Terbaik Sarapan dan Makan Malam untuk Hilangkan Lemak Perut

    Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti spanyol mengungkapkan bahwa diet seseorang bisa membantu menghilangkan lemak di perut dengan mengatur waktu makan. Dikutip dari laman The Sun, tim ilmuwan yang dipimpin oleh University of Granada (UGR) dan Public University of Navarra (UPNA) melakukan penelitian terkait puasa intermiten dalam mengurangi lemak.

    Dalam penelitian ini, waktu makan peserta dikurangi menjadi 6-8 jam. Ada sebanyak 197 peserta yang berusia antara 30 dan 60 tahun. Mereka mencoba tiga metode puasa berbeda selama 12 minggu. Pembagiannya adalah sebagai berikut:

    Puasa dini: Makan antara pukul 9 pagi dan 5 sore (49 peserta)Puasa larut: Makan antara pukul 2 siang dan 10 malam (52 peserta)Puasa yang dipilih sendiri: Memilih slot makan yang diinginkan, biasanya di antara pukul 12 malam dan 8 malam. (47 peserta)

    Sementara, 49 peserta yang tersisa mengikuti program pendidikan gizi tentang diet mediterania dan gaya hidup sehat

    Kelompok yang berpuasa, terlepas dari jenis puasa yang dijalankan kehilangan lebih banyak berat badan, rata-rata 3-4 kg, dibandingkan dengan peserta yang makan secara normal.

    Namun, kelompok orang yang menjalani puasa dini kehilangan lebih banyak lemak subkutan perut, dibandingkan kelompok lain. Hal ini berarti, sarapan pada pukul 9 pagi dan makan malam sebelum pukul 5 sore bisa menjadi cara yang terbaik.

    Menurut seorang profesor madya di Fakultas Ilmu Olahraga di Universitas Granada, Jonatan Ruiz, makan dengan batasan waktu, khususnya menyelesaikan makan sebelum pukul 5 sore bisa menjadi cara efektif untuk mengelola berat badan dan mengurangi lemak perut setelah periode makan berlebihan.

    “Pendekatan ini selaras dengan ritme sirkadian alami, yang meningkatkan kesehatan metabolisme dan pengurangan lemak,” katanya.

    Tim penelitian juga mengklaim, makan di waktu yang tidak teratur atau larut malam bisa mengganggu ritme biologis tubuh dan meningkatkan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2.

    (elk/tgm)

  • Daftar Makanan-Minuman yang Diam-diam Bisa Ganggu Fungsi Otak

    Daftar Makanan-Minuman yang Diam-diam Bisa Ganggu Fungsi Otak

    Jakarta

    Otak adalah pusat kendali tubuh yang memengaruhi pikiran, emosi, dan juga gerakan. Penting untuk menjaganya tetap sehat.

    Namun, tanpa disadari, asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari bisa memberikan dampak buruk bagi fungsi otak. Lantas, jenis makanan dan minuman apa saja yang perlu diwaspadai?

    6 Makanan dan Minuman yang Tidak Baik untuk Kesehatan Otak

    Jika dikonsumsi berlebihan, karbohidrat olahan, makanan yang mengandung lemak trans, hingga alkohol bisa memberikan efek buruk pada otak.

    1. Makanan yang Mengandung Banyak Lemak Trans

    Lemak trans adalah lemak tak jenuh yang bisa memberi dampak negatif terhadap kesehatan otak. Dikutip dari laman Healthline, lemak trans yang secara alami terdapat dalam produk hewani tidak menjadi masalah utama. Yang perlu diwaspadai adalah lemak trans hasil produksi industri yang dikenal sebagai minyak nabati terhidrogenasi.

    Lemak trans buatan bisa ditemukan dalam mentega, makanan ringan, hingga kue kering. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans dalam jumlah banyak bisa berdampak negatif pada memori dan ingatan pada orang berusia di bawah 45 tahun. Lemak trans juga bisa meningkatkan peradangan, insulin, dan kolesterol yang memengaruhi otak.

    2. Karbohidrat Olahan

    Karbohidrat olahan meliputi biji-bijian yang diproses secara berlebihan. Dikutip dari laman Healthline, karbohidrat ini umumnya mempunyai indeks glikemik (GI) yang tinggi, sehingga tubuh mencerna dengan cepat dan menyebabkan lonjakan gula darah dan insulin.

    Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, seringkali karbohidrat olahan memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi. Makanan yang memiliki indeks glikemik dan beban glikemik tinggi diketahui bisa mengganggu fungsi otak.

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat olahan dalam jangka panjang bisa memengaruhi hipokampus dan korteks prefrontal, yang berperan dalam memori, pembelajaran, perilaku sosial dan lain sebagainya.

    3. Makanan Ultra Olahan

    Biasanya, makanan ultra-olahan mengandung banyak gula tambahan, lemak, natrium, dan bahan pengawet lainnya. Contoh makanan ultra olahan yaitu keripik, permen, nugget ayam, mie instan, dan makanan siap saji.

    Penelitian menemukan, lebih dari 19,9 persen dari total harian dari makanan ultra olahan selama 8 tahun meningkatkan risiko mengalami dampak negatif pada kemampuan berpikir.

    4. Aspartam

    Aspartam adalah pemanis buatan yang terbuat dari fenilalanin, metanol, dan asam aspartat. Penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak aspartam dikaitkan dengan masalah perilaku, emosi, dan kognitif, seperti kesulitan belajar, kecemasan, hingga depresi.

    5. Alkohol

    Mengonsumsi alkohol bisa mengganggu neurotransmitter di otak. Neurotransmitter merupakan zat kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.

    Sehingga, alkohol bisa memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang pada otak, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dari waktu ke waktu. Dalam jangka pendek alkohol yang terlalu banyak bisa menyebabkan gangguan memori atau blackout. Selama periode tersebut, sebuah proses yang dikenal dengan konsolidasi memori di hipokampus terganggu.

    6. Minuman Manis

    Tak hanya bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan gigi berlubang, minum minuman manis yang mengandung gula dalam jumlah banyak bisa berdampak negatif pada otak. Sebuah studi kecil di tahun 2023 menunjukkan, peserta yang mengonsumsi gula paling banyak memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami demensia, dibandingkan mereka yang mengonsumsi paling sedikit.

    (elk/tgm)

  • Kenapa Jantung Berdetak Cepat Tiba-tiba? Ini Penjelasan Ahli

    Kenapa Jantung Berdetak Cepat Tiba-tiba? Ini Penjelasan Ahli

    Jakarta

    Jantung berdetak cepat secara tiba-tiba bisa terjadi karena berbagai hal. Sebagian di antaranya normal dialami semua orang, namun ada di antaranya yang perlu diwaspadai sebagai pertanda ada masalah di jantung.

    Di dunia medis, jantung terasa berdebar cepat dikenal dengan istilah palpitasi. Dikutip dari Medlineplus, palpitasi dapat disertai perasaan tidak nyaman serta denyut yang tidak teratur atau aritmia.

    Jika denyut jantung terukur di atas 100 beats per minute (bpm), maka disebut takikardi (tachycardia). Kondisi ini merupakan kebalikan dari bradikardi, yakni ketika denyut jantung terukur di bawah 60 bpm.

    Dokter jantung dari Siloam Hospital Lippo Village, dr Deddy Hermawan Susanto, SpJP(K) dalam perbincangan dengan detikcom mengatakan jantung berdebar-debar juga bisa terjadi saat bangun tidur. Penyebabnya bervariasi, mulai dari pengaruh stimulan hingga masalah hormonal.

    “Bisa karena konsumsi kopi, kafein yang berlebih, bisa karena faktor lain dari psikis juga bisa,” kata dr Deddy di Jakarta Selatan, Sabtu (11/1/2024).

    “Atau dari masalah gangguan hormon tiroid, karena peningkatan hormon tiroid juga bisa menyebabkan jantung berdebar lebih cepat, lalu beberapa kondisi tertentu misal rangsangan saraf simpatis yang tinggi,” lanjutnya.

    Penyebab Jantung Berdetak Cepat Tiba-tiba

    Ada berbagai penyebab detak jantung meningkat tiba-tiba. Di antaranya seperti dikutip dari WebMD adalah sebagai berikut:

    1. Makan berat

    Beberapa orang mengalami palpitasi setelah mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gula, atau lemak. Makanan dengan kandungan tinggi Monosodium Glutamat (MSG), natrium, atau nitrat, juga bisa menjadi pemicu.

    2. Anxiety

    Perasaan gelisah atau anxiety mengaktifkan respons fight or flight, yang juga meningkatkan denyut jantung. Umumnya akan mereda dengan sendirinya, atau dengan beberapa tarikan napas dalam. Jika sering terjadi, memang dianjurkan untuk periksa.

    3. Tidur dengan posisi tertentu

    Mendadak jantung berdebar saat tidur bisa jadi disebabkan oleh posisi tidur, terutama saat berbaring atau menyamping ke satu sisi. Beberapa posisi dapat meningkatkan tekanan pada tubuh sehingga memicu palpitasi.

    4. Penyebab lain

    Dikutip dari Mayoclinic, palpitasi juga bisa dipicu oleh:

    depresiolahraga beratstimulansia seperti kafein, nikotin, amfetamin, dan beberapa obat batuk yang mengandung pseudoephedrinedemamperubahan hormon akibat menstruasi atau kehamilangangguan hormon tiroiddan lain-lain.Kapan Harus Periksa?

    Palpitasi dalam banyak kasus memang tidak membahayakan meski menyebabkan perasaan tidak nyaman. Namun kondisi ini juga perlu diwaspadai jika disertai:

    sesak napaspusingnyeri dadapingsannyeri punggung, leher, rahang, atau perutberkeringatmual.

    Jika mengalami jantung berdebar dengan disertai kondisi tersebut, sebaiknya segera periksa karena bisa jadi merupakan gejala serangan jantung.

    (up/up)

  • Orang dengan Kondisi Ini Paling Berisiko Idap Gula Darah Tinggi, Kamu Termasuk?

    Orang dengan Kondisi Ini Paling Berisiko Idap Gula Darah Tinggi, Kamu Termasuk?

    Jakarta

    Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan kondisi ketika gula darah berada dalam kadar terlalu tinggi. Kondisi ini dapat memicu komplikasi serius bila tidak ditangani dengan benar.

    Meski siapapun bisa terkena, ada kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hiperglikemia. Berikut ini beberapa di antaranya:

    1. Orang dengan Obesitas

    Orang dengan masalah obesitas atau kelebihan berat badan lebih rentan mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel otot, lemak, dan hati tidak merespon insulin sebagaimana mestinya.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, ketika sel tidak merespons insulin, tubuh membutuhkan lebih banyak insulin untuk mengatur darah. Produksi insulin yang kurang dapat memicu hiperglikemia.

    2. Orang dengan Gangguan Pankreas

    Orang dengan gangguan pada pankreas juga memiliki risiko hiperglikemia yang lebih tinggi. Kerusakan pankreas dapat memicu kurangnya produksi insulin, sehingga memicu hiperglikemia.

    Beberapa masalah pankreas yang dapat memicu hiperglikemia seperti autoimun, pankreatitis kronis, kanker pankreas, dan fibrosis kistik. Fibrosis kistik merupakan penyakit genetik langka yang menyebabkan lendir tubuh menjadi kental dan lengket, sehingga mengganggu fungsi organ pernapasan dan pencernaan.

    3. Orang dengan Riwayat Keluarga Diabetes

    Orang yang memiliki riwayat keluarga diabetes lebih mungkin mengalami hiperglikemia, sebagai salah satu awal berkembangnya diabetes.

    Contohnya, pada diabetes tipe 2. Meskipun pola penurunan masih belum jelas, seseorang yang memiliki orang tua dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hal yang sama. Terlebih, jika pola hidup yang diterapkan juga tidak sehat.

    4. Orang dengan Hipertensi

    Dikutip dari Medical News Today, seseorang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi biasanya juga memiliki masalah resistensi insulin. Orang dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi hingga diabetes dibandingkan orang-orang dengan tekanan darah normal.

    Tekanan darah tinggi dan kadar gula dara berkaitan melalui mekanisme peradangan, stres oksidatif, penebalan pembuluh darah, dan obesitas.

    5. Orang dengan Riwayat Diabetes Gestasional

    Orang dengan riwayat diabetes gestasional memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami hiperglikemia dan diabetes di kemudian hari. Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention, hingga 50 persen wanita dengan diabetes gestasional akan mengidap diabetes tipe dua di kemudian hari.

    (avk/kna)

  • Baru 25 Tahun Sudah Kena Jantung Lemah? Ini 5 Kebiasaan Harian yang Jadi Biangnya

    Baru 25 Tahun Sudah Kena Jantung Lemah? Ini 5 Kebiasaan Harian yang Jadi Biangnya

    Jakarta

    Penyakit jantung seringkali dikaitkan sebagai ‘penyakit orang tua’. Nyatanya, kini ada semakin banyak kasus penyakit jantung yang mengintai anak muda, bahkan yang masih berusia 25 tahun ke bawah.

    Salah satunya dialami oleh Molly Schroeder di Wisconsin, Amerika Serikat yang mengalami serangan jantung di usia 21 tahun. Ketika serangan muncul, ia merasakan nyeri yang terasa aneh dan tidak biasa, jauh berbeda dari nyeri yang disebabkan masalah otot.

    Ia juga mengalami sesak napas dan rasa lelah ekstrem tanpa alasan jelas.

    “Mereka melakukan EKG dan perawat berkata, ‘Ini gila. Ini menunjukkan Anda mengalami serangan jantung, tetapi kemungkinannya adalah 1 banding 100.000’,” kenang Schroeder kepada Healthline.

    Kebiasaan Pemicu Jantung Lemah saat Muda

    Masalah kardiovaskular seperti serangan jantung, henti jantung, dan kardiomiopati atau lemah jantung biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup seseorang. Sebenarnya, kebiasaan seperti apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung, khususnya di usia muda?

    1. Keseringan Mager

    Aktivitas fisik merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan jantung. Dikutip dari Healthline, gaya hidup tak banyak bergerak dapat menyebabkan sirkulasi melambat, otot jantung melemah, dan meningkatkan berat badan.

    Duduk terlalu lama dapat memicu peradangan dan fungsi arteri yang buruk, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Selain berolahraga, tingkatkan aktivitas harian dengan cara jalan kaki, lebih sering berdiri, dan menaiki tangga.

    2. Makan Sembarangan

    Konsumsi makanan proses, instan, dan tidak sehat menjadi gaya hidup yang umum di kalangan anak muda. Ubah pola makan dengan mengonsumsi makanan minimal olahan dan utamakan makanan utuh seperti daging, sayur, buah, dan biji-bijian.

    Jangan lupa konsumsi protein hewani rendah lemak. Ini termasuk daging unggas, ikan, dan produk susu rendah lemak. Protein nabati dari kacang-kacangan juga baik untuk tubuh.

    3. Susah Mengontrol Stres

    Kesehatan mental dan fungsi jantung saling terkait. American Heart Association (AHA) mencatat depresi, kecemasan, dan stres berkaitan erat dengan kesehatan jantung. Isolasi sosial dan kesepian juga dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih tinggi.

    Coba luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat bahagia. Bisa dilakukan dengan perjalanan wisata, menikmati hobi, atau habiskan waktu dengan orang-orang tercinta.

    4. Kebiasaan Merokok

    Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan aterosklerosis dengan beberapa cara. Misalnya melalui nikotin yang meningkatkan tekanan darah dan karbon monoksida yang mengurangi jumlah oksigen yang dapat diangkut darah.

    Jika sulit untuk berhenti merokok, melakukan konsultasi atau terapi sangat disarankan.

    5. Terlalu Banyak Alkohol

    Konsumsi alkohol dikaitkan dengan berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke. Disarankan untuk tidak minum alkohol lebih dari dua gelas per hari untuk pria dan satu gelas per hari untuk wanita.

    Bagi sebagian orang, mungkin lebih baik untuk sepenuhnya menghindari alkohol. Juga ada banyak bukti dari penelitian terbaru bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang pun dapat meningkatkan risiko kanker.

    (avk/tgm)

  • Kolesterol Jahat Bisa Menyerang Tubuh Kurus, Ketahui Gejalanya

    Kolesterol Jahat Bisa Menyerang Tubuh Kurus, Ketahui Gejalanya

    JAKARTA – Banyak orang percaya bahwa hanya mereka bertubuh gemuk yang berisiko memiliki kolesterol tinggi. Namun kenyataannya, orang dengan badan kurus pun bisa mengalami peningkatan kadar kolesterol. Anggapan bahwa tubuh langsing selalu identik dengan tubuh sehat adalah mitos yang bisa menyesatkan.

    Dilansir dari laman Vinmec pada Sabtu, 21 Juni, kolesterol adalah lemak yang secara alami diproduksi oleh tubuh dan didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Kolesterol terbagi menjadi dua jenis utama, yakni LDL (Low-Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat dan HDL (High-Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.

    Kadar kolesterol yang tinggi, terutama LDL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi, tidak peduli apakah Anda gemuk ataupun kurus.

    Beberapa faktor penyebab kolesterol tinggi pada orang kurus antara lain:

    – Pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol (misalnya makanan cepat saji, gorengan, jeroan)

    – Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup sedentari

    – Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol

    – Faktor keturunan (genetik)

    – Stres kronis

    – Penyakit metabolik atau gangguan fungsi hati

    Gejala Kolesterol Tinggi yang Perlu Diwaspadai

    Kolesterol tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Namun, dalam beberapa kasus, ada tanda-tanda yang dapat mengindikasikan kadar kolesterol Anda tidak normal, seperti:

    – Cepat lelah dan mudah mengantuk, bahkan setelah cukup tidur

    – Nyeri dada atau sensasi tertekan di bagian dada

    – Sering kesemutan, terutama di tangan dan kaki

    – Xanthelasma (benjolan kekuningan di sekitar kelopak mata akibat penumpukan kolesterol)

    – Nafas pendek atau mudah terengah-engah saat aktivitas ringan

    – Tekanan darah tinggi

    – Kaki atau tangan terasa dingin akibat sirkulasi darah terganggu

    Namun perlu digarisbawahi, satu-satunya cara paling akurat untuk mengetahui kadar kolesterol adalah dengan melakukan tes darah rutin.

    Alasan Orang Kurus Bisa Terkena Kolesterol Tinggi

    Orang kurus kerap kali merasa aman dan tidak terlalu peduli dengan pola makan atau gaya hidup karena merasa tidak berisiko. Padahal, kolesterol tinggi sangat mungkin terjadi pada orang kurus jika:

    – Konsumsi lemak jahat lebih banyak daripada lemak sehat

    – Mengandalkan makanan instan dan kurang konsumsi sayur dan buah

    – Tidak pernah berolahraga atau jarang bergerak

    – Memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi

    – Menderita penyakit tertentu yang memengaruhi metabolisme lemak

    Singkatnya, berat badan bukan satu-satunya indikator kesehatan jantung atau kadar kolesterol.

    Jika Anda bertubuh kurus dan ingin mencegah atau menurunkan kadar kolesterol, berikut langkah-langkah yang direkomendasikan:

    1. Periksa kadar kolesterol secara berkala, terutama jika sudah berusia di atas 20 tahun.

    2. Perbaiki pola makan dengan:

    – Mengurangi konsumsi gorengan, daging berlemak, dan makanan cepat saji,

    – Perbanyak serat dari sayuran, buah, dan biji-bijian

    – Pilih lemak sehat seperti minyak zaitun, ikan berlemak (salmon, tuna), dan alpukat

    – Aktif bergerak dan rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu

    – Hindari rokok dan alkohol

    – Kelola stres melalui relaksasi, tidur cukup, dan kegiatan positif

    – Bila perlu, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut, termasuk pertimbangan penggunaan obat penurun kolesterol

  • Ahli: Jangan Abaikan! Kolesterol Sering Tak Punya Gejala Awal

    Ahli: Jangan Abaikan! Kolesterol Sering Tak Punya Gejala Awal

    Jakarta

    Kolesterol tinggi cenderung tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Banyak orang yang baru menyadari kondisi ini setelah muncul komplikas seperti serangan jantung atau stroke.

    Kolesterol tinggi diam-diam bisa mengganggu aliran darah tanpa menimbulkan keluhan. Sehingga, penting untuk memeriksakan kadar kolesterol meski tidak merasakan gejala apapun.

    Kolesterol Sering Tidak Punya Gejala Awal

    Dokter keluarga di American Medical Association (AMA), Kate Kirley MD mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda peringatan bagi orang yang memiliki kolesterol tinggi. Sehingga, satu-satunya cara untuk mengetahui kadar kolesterol dan pengaruhnya terhadap risiko stroke dan jantung adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

    “Biasanya, tidak ada tanda-tanda peringatan bagi orang dengan kolesterol tinggi,” kata Kirley, dikutip dari laman AMA.

    Menurut Dr Kirley, memang ada beberapa gangguan yang relatif tidak umum di mana orang bisa mengalami gejala fisik seperti endapan kolesterol di bawah mata dan lain sebagainya. Meski demikian hal itu sangat tidak umum.

    “Itu tidak selalu berkorelasi dengan panel kolesterol. Jadi, seseorang mungkin memilikinya dan juga tidak memiliki kolesterol tinggi. Itu salah satu hal seperti hipertensi yang kami anggap sebagai ‘silent killer’,” ungkapnya.

    Kolesterol Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

    Bagi banyak orang, masalah kolesterol tinggi muncul saat terlalu banyak makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi. Seiring waktu, asupan makanan ini meningkatkan jumlah kolesterol total dalam tubuh.

    Kolesterol kemudian mulai beredar dalam aliran darah, menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak. Plak ini disebut dengan aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Masalah tambahan muncul saat plak menumpuk di dalam arteri dan sebagian terlepas, mengalir melalui aliran darah dan bersarang di pembuluh darah. Sehingga, darah tidak bisa mengalir.

    “Jadi memang penumpukannya itu tidak menimbulkan gejala sampai dia sumbatannya itu total.” kata dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular dr Bimo Kusumo sp.BTKV, FIATCVS kepada detikcom Jumat (31/5/2025).

    Sumbatan yang sedikit mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, ketika sudah mulai setengah dan menutup, timbulah nyeri dada hebat dadakan hingga bisa menyebabkan serangan jantung.

    “Penyumbatan tersebut bisa terjadi tiba-tiba, penyumbatan pembuluh darah jantung biasanya menyebabkan serangan jantung,” kata ahli jantung dari Yale Medicine, Ehimen Aneni, MD, MPH.

    “Penyumbatan ini mirip dengan stroke, yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di leher atau otak.” tambahnya.

    Jadi, penting untuk melakukan pemeriksaan kolesterol untuk mengetahui kondisi tubuh. Dengan begitu, mengalami penyakit yang berkaitan dengan faktor risiko kolesterol tinggi bisa diminimalisir.

    (elk/tgm)

  • Cara Mudah Menurunkan Tensi Tinggi, Biar Tak Kena Serangan Jantung di Umur 20-an

    Cara Mudah Menurunkan Tensi Tinggi, Biar Tak Kena Serangan Jantung di Umur 20-an

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi, merupakan penyebab utama kematian dini dan penyakit kardiovaskular di seluruh dunia. Sebagai pembunuh diam-diam, hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan penyakit serius lainnya dan bisa menyerang usia muda.

    Menjaga tekanan darah tetap terkendali sangat penting untuk mencegah penyakit yang mengancam jiwa. Pola makan yang tepat, olahraga, dan makanan tertentu dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

    Berikut cara mudah menurunkan tekanan darah dikutip dari Harvard Health.

    Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi tekanan darah tinggi adalah dengan menurunkan berat badan. Dan tidak perlu penurunan berat badan yang signifikan untuk membuat perbedaan agar tidak kena hipertensi.

    2. Aktif bergerak

    Berolahragalah selama setengah jam setidaknya lima hari seminggu. Pilih olahraga yang disukai agar tidak cepat bosan, misalnya bersepeda, lari atau menari.

    3. Makan makanan sehat

    Mengonsumsi makanan yang kaya akan biji-bijian utuh, buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk susu rendah lemak serta rendah lemak jenuh dan kolesterol dapat menurunkan tekanan darah tinggi hingga 11 mmHg. Contoh rencana makan yang dapat membantu mengendalikan tekanan darah adalah diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan diet Mediterania.

    4. Angkat beban

    Tambahkan latihan ketahanan, seperti angkat beban, ke dalam program olahraga untuk membantu menurunkan berat badan dan tetap bugar. Manusia kehilangan massa otot secara bertahap seiring bertambahnya usia, dan angkat beban merupakan bagian yang sering kali diabaikan dari rencana latihan, terutama bagi kebanyakan wanita.

    5. Kelola stres

    Hormon stres menyempitkan pembuluh darah dan dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah. Selain itu, seiring waktu, stres dapat memicu kebiasaan tidak sehat yang membahayakan kesehatan kardiovaskular.

    Kebiasaan ini termasuk makan berlebihan, kurang tidur, dan penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.

    (kna/kna)

  • 5 Ciri Kolesterol Tinggi saat Bangun Tidur

    5 Ciri Kolesterol Tinggi saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Gejala kolesterol tinggi di pagi hari seringkali mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti arteri yang tersumbat. Arteri yang tersumbat atau aterosklerosis merupakan kondisi ketika timbunan lemak, kolesterol, dan zat lain menumpuk di dinding arteri.

    Penumpukan ini bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius, seperti serangan jantung dan stroke. Penting untuk mengetahui gejala kolesterol tinggi saat bangun tidur di pagi hari yang berkaitan dengan penyumbatan arteri berikut ini.

    5 Ciri Kolesterol Tinggi Saat Bangun Tidur

    Dikutip dari Mayo Clinic, kolesterol tinggi pada dasarnya tidak bergejala. Satu-satunya cara untuk memastikan adanya peningkatan kadar kolesterol adalah dengan melakukan pemeriksaan darah.

    Kadar kolesterol normal untuk beberapa kelompok usia adalah sebagai berikut. Kadar berikut dinyatakan dalam mg/dL:

    UsiaTotal KolesterolTrigliseridaLDLHDL19 tahun ke bawahdi bawah 170di bawah 150di bawah 110di atas 4520 tahun ke atas (pria)125-200di bawah 150di bawah 10040 ke atas20 tahun ke atas (wanita)125-200di bawah 150di bawah 10050 ke atas

    Meski demikian, peningkatan kadar kolesterol dapat pula disertai beberapa keluhan yang memang tidak spesifik. Artinya, keluhan tersebut bisa juga dipicu oleh sebab lain, belum tentu secara langsung dipicu oleh kolesterol tinggi.

    Kolesterol tinggi menjadi faktor yang menyebabkan penyumbatan arteri. Penumpukan ini menciptakan plak yang menyempitkan arteri dan menghalangi aliran darah. Dikutip dari laman HealthSite, berikut sejumlah ciri kolesterol tinggi yang mungkin muncul saat bangun tidur di pagi hari:

    1. Nyeri Dada atau Rasa Tidak Nyaman

    Salah satu tanda dari penyumbatan arteri adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman. Kemungkinan, rasa sakit ini berasal dari kurangnya aliran darah ke jantung saat tidur.

    Sehingga, orang yang mengalaminya bisa merasa sesak atau tekanan di dada. Penting untuk memperhatikan gejala ini, sebab bisa mengindikasikan sesuatu yang lebih serius, seperti angina atau serangan jantung.

    2. Sesak Napas

    Sesak napas setelah bangun tidur juga bisa menjadi tanda dari kolesterol tinggi dan penyumbatan arteri. Arteri yang tersumbat memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga sering menyebabkan kelelahan dan sesak napas.

    Tak hanya di pagi hari, rasa sesak ini juga bisa bertahan sepanjang hari. Jadi, ketika merasa sering sulit bernapas, hubungi dokter untuk memeriksakan kesehatan jantung.

    3. Merasa Lelah dan Lesu

    Tanda selanjutnya adalah merasa lelah dan lesu. Saat jantung kesulitan memompa darah secara efisien, pasokan oksigen ke tubuh akan berkurang dan menyebabkan rasa lelah. Jika merasakan rasa lelah yang terus menerus, diperlukan perubahan gaya hidup atau perawatan medis.

    4. Kaki dan Anggota Tubuh Dingin

    Bangun tidur dengan tangan dan kaki yang terasa dingin bisa menjadi tanda adanya masalah sirkulasi darah akibat penyumbatan arteri. Aliran darah yang terhambat dapat menyebabkan bagian tubuh seperti tangan dan kaki terasa dingin atau mati rasa.

    Gejala ini mungkin lebih jelas dirasakan di pagi hari. Jika kondisi ini terjadi berulang kali, bisa jadi itu pertanda arteri tidak berfungsi dengan baik dan sebaiknya segera diperiksakan ke tenaga medis.

    5. Tekanan Darah Tinggi secara Tiba-tiba

    Tekanan darah yang tinggi di pagi hari bisa menjadi peringatan penting dari kolesterol tinggi dan penyumbatan arteri. Meski wajar jika berubah sepanjang hari, angkanya yang terus menerus tinggi di pagi hari bisa menandakan bahwa sistem kardiovaskular sedang mengalami tekanan. Jadi, memantau tekanan darah secara rutin bisa memberi gambaran penting tentang kondisi jantung serta mendeteksi masalah sejak dini.

    Tips Mengelola Kolesterol Tinggi

    Setelah mengetahui ciri-ciri kolesterol tinggi saat bangun tidur, lakukan gaya hidup sehat seperti berikut:

    Terapkan pola makan yang mendukung kesehatan jantung. Perbanyak makan buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan lemak sehat.Lakukan aktivitas fisik secara teratur agar membantu menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhanJauhi rokok dan alkohol

    (elk/tgm)