Produk: lemak

  • Bolehkah Balita Minum Susu Sapi Setiap Hari? Ini Kata Dokter

    Bolehkah Balita Minum Susu Sapi Setiap Hari? Ini Kata Dokter

    Jakarta – Susu sapi dikenal sebagai sumber nutrisi yang penting bagi anak. Terdapat kalsium, vitamin D, protein, vitamin A, dan zinc, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

    Tapi, tak sedikit orang tua yang bertanya-tanya apakah balita boleh minum susu setiap hari. Apakah ada risiko yang perlu diwaspadai jika mengonsumsi susu secara berlebihan?

    Bolehkah Balita Minum Susu Sapi Setiap Hari?

    Ya, balita boleh mengkonsumsi susu setiap hari. Namun, ada juga asupan lain selain susu yang bisa dikonsumsi.

    “Boleh, tapi perlu diingat di atas 1 tahun susu bukan satu-satunya sumber nutrisi utama,” kata Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK, kepada detikcom, Senin (14/7/2025).

    Beberapa asupan nutrisi yang bisa menjadi alternatif susu, di antaranya makanan yang mengandung kalsium, vitamin D, protein, dan juga lemak.

    “Seperti sayuran hijau, tahu, tempe, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, ikan berlemak, telur, daging, dan alpukat,” tambahnya.

    Dalam mengonsumsi susu, ada juga batasan yang perlu diperhatikan. dr Raissa menyarankan untuk memberikan 1-2 gelas per hari untuk anak di atas 1 tahun.

    Sementara itu, dikutip dari laman Healthy Children, dokter anak dan ahli diet Natalie D, Muth, MD, MPH, RDN, FAAP juga memberikan saran asupan susu untuk balita. Berikut anjurannya.

    Usia 12-24 bulan: 16 ons (470 ml) per hari, 2 cangkir per hariUsia 2-5 tahun: 16-24 ons (470 ml-709 ml) per hari, 2-3 cangkir per hari.

    Anak-anak berusia 12-24 bulan disarankan untuk minum susu murni. Sementara anak-anak berusia 2 tahun ke atas disarankan minum susu tanpa lemak (skim) atau rendah lemak (1%).

    “Susu murni direkomendasikan untuk anak usia 2 tahun ke bawah karena kandungan kalsium, lemak, dan proteinnya.” kata ahli gizi Yaffi Lvova, RDN, dari Baby Bloom Nutrition di Phoenix Arizona, dikutip dari Healthline.

    Terlalu Banyak Susu Bisa Berbahaya?

    Susu memang dianggap sebagai makanan yang baik. Namun anak tidak dibolehkan untuk meminum secara berlebihan.

    Menurut Lvova, terlalu banyak hal baik bisa menjadi tidak baik. Salah satu alasannya adalah perut yang penuh susu bisa membuat anak enggan menyantap makanan bergizi lainnya.

    “Susu memang mengenyangkan, tetapi terlalu banyak susu bisa mengurangi nafsu makan anak, sehingga mereka tidak tertarik makan saat waktu makan,” kata Lvova.

    Ditambah, mengonsumsi susu secara berlebihan bisa mengganggu kemampuan anak dalam memanfaatkan nutrisi tertentu dengan baik. Menurutnya, terlalu banyak kalsium dan kasein, protein susu bisa menghalangi penyerapan besi yang tepat, sehingga menyebabkan anemia defisiensi besi.

    Tak hanya itu, menurut dr Raissa, ada beberapa bahaya lain dari minum susu berlebihan. Mulai dari obesitas, sembelit, dan karies gigi, terutama jika dari dot atau saat minum susu malam hari menjelang tidur tidak menggosok gigi setelahnya.

    (elk/sao)

  • Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak

    Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer? Ini Kata Dokter Anak

    Jakarta

    Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi, terutama pada enam bulan pertama. Namun, dalam kondisi tertentu, ibu menyusui mungkin perlu memompa dan menyimpan ASI agar tetap bisa diberikan ke si kecil.

    Salah satu penyimpanan ASI yang umum adalah dengan menggunakan Freezer. Tapi, seberapa lama ASI bisa disimpan di dalam freezer?

    Berapa Lama ASI Bisa Disimpan di Freezer?

    Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut anjuran batas aman penyimpanan ASI di Freezer:

    Freezer dengan lemari es pintu 1 (-15°C): 2 MingguFreezer dengan lemari es 2 pintu (-18°C): 3-6 bulanFreezer dengan pintu di atas (-20 °C): 6-12 bulan

    ASI juga bisa disimpan di lemari es dan suhu ruang, dengan ketentuan sebagai berikut:

    Meja (suhu ruang max 25 °C): 6-8 jamLemari es (4°C): 5 hari

    Sementara itu, dikutip dari laman Health Children, dokter anak di Pediatric Associates of NYC dan NYU di Langone Medical Center, Dina Dimaggio, MD, FAAO memaparkan penyimpanan ASI di dalam Freezer menurut Panduan dari American Academy of Pediatric (AAP)

    Freezer (-18°C) atau lebih dingin: Hingga 9 bulanFreezer dalam (-20°C) atau lebih dingin: Hingga 12 bulan

    Untuk penyimpanan di suhu ruang dan lemari es, aturannya sebagai berikut:

    Meja atau suhu ruang (25 °C): 4 jam atau 6-8 jam jika diperah dengan sangat bersihLemari Es (4°C): 4 hari

    “Simpan ASI dalam wadah kecil, idealnya 50-110 ml untuk mencegah pemborosan,” kata Dina dalam tulisannya.

    Jika ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI sampai muncul gelembung pada bagian tepi (jangan sampai mendidih), lalu, segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini bisa menghentikan aktivitas lipase pada ASI.

    Cara Menghangatkan ASI dari Freezer

    Setelah mengeluarkan ASI dari freezer, lakukan cara berikut untuk menghangatkan ASI sebelum memberikannya ke bayi:

    Masukkan botol atau kantong ASI ke dalam kulkas pada suhu 4°C semalamanTempatkan wadah penyimpanan asi pada air hangat yang mengalir atau mangkuk berisi air hangatUsahakan jangan sampai air hangat pada mangkuk menyentuh bibir wadah penyimpanan ASITidak disarankan untuk memanaskan ASI dalam microwave atau kompor, karena berisiko melukai bayi dengan susu panas dan menghancurkan antibodi yang terkandung di dalam ASIASI yang paling lama disimpan yang pertama diberikan (first in first out)Sebelum diberikan kepada bayi, kocok wadah penyimpanan ASI dengan lembut agar panas terdistribusi merataSisa ASI pada wadah yang tidak dihabiskan saat menyusui tidak boleh digunakan ulang dan tidak dianjurkan untuk membekukan ASI kembali setelah dicairkan dan dihangatkan.

    Sebagai informasi, ASI yang telah dihangatkan terkadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. Dalam kondisi ini ASI masih aman dikonsumsi.

    (elk/tgm)

  • Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Jakarta

    Kanker saluran empedu umumnya dialami oleh mereka yang berusia 45 hingga 50 tahun ke atas. Namun karena sejumlah faktor tertentu, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang berusia muda. Seperti misalnya Agatha, wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terkena kanker saluran empedu stadium 4 di usia 38 tahun.

    Keluhan yang dirasakan Agatha juga awalnya mirip dengan penyakit maag biasa, ditandai dengan nyeri perut bagian atas.

    Gejala yang Dirasakan Agatha

    Di bulan Maret 2024, ia merasakan nyeri di bagian lambung yang muncul berulang. Ia sempat tiga kali ke unit gawat darurat dan diberi suntikan obat maag. Namun keluhan yang dirasakan tak kunjung membaik, justru semakin berat.

    Bukan hanya sakit perut, Agatha mulai mengalami demam hampir setiap hari, tubuhnya terasa lemas, dan kulitnya mulai menguning. Ia juga merasakan gatal di telapak tangan dan kaki yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

    Dirinya juga mengalami nyeri perut terasa di bagian kanan atas, disertai keluhan lain seperti buang air besar yang berminyak, telapak kaki terasa panas, hingga penurunan berat badan yang cukup drastis.

    Ketika berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam di Samarinda, ia sempat didiagnosis hanya mengalami gangguan ringan pada organ hati. Namun Agatha merasa ada yang tidak beres.

    “Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha.

    Setelah memeriksakan diri lebih lanjut, hasil USG menunjukkan adanya batu empedu. Ia diberi obat penghancur batu, tetapi kondisinya tidak membaik. Ia kemudian bertemu dokter spesialis gastroenterohepatologi dan disarankan untuk menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lalu dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda, yang menyebut kondisi tersebut kemungkinan merupakan kelainan bawaan atau genetik.

    Memutuskan Berobat ke Jakarta

    Melihat gejala yang terus memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan ke Jakarta pada Agustus 2024. Saat itu, kondisinya sudah sangat lemah dan ia harus menggunakan kursi roda.

    Di Jakarta, seluruh pemeriksaan diulang. Pada September 2024, Agatha menjalani operasi pertamanya. Hasil patologi anatomi menyatakan ia mengidap kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma) yang sudah menyebar ke hati.

    Setelah operasi, kondisinya sempat membaik. Namun pada November, gejala kembali muncul. Kulit dan matanya menguning, urine berubah warna seperti teh, terutama jika tubuhnya kelelahan.

    Memasuki Januari 2025, Agatha kembali ke Jakarta dalam kondisi lebih buruk. Berat badannya turun total hingga 10 kg. Ia mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, sesak napas, demam dan menggigil hampir setiap hari.

    “Saya baru tau dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” ucap Agatha.

    Pada Februari 2025, Agatha menjalani operasi kedua berupa prosedur bypass lambung dan usus (Longmire Procedure). Dari pemeriksaan jaringan yang diambil, ditemukan bahwa sel kanker sudah menyebar ke bagian usus dua belas jari (duodenum).

    Kemungkinan Pemicunya

    Dari penelusuran riwayat kesehatan, Agatha pernah menjalani operasi kista hati di usia 3 tahun, serta bypass usus. Ia juga memiliki riwayat pengangkatan tumor jinak di payudara. Kondisi ini membuat dokter meyakini bahwa Agatha memiliki kecenderungan genetik terhadap pertumbuhan tumor.

    Dalam kesehariannya, Agatha mengakui memiliki pola makan yang kurang sehat. Ia jarang mengonsumsi buah dan sayur, sering mengonsumsi mi instan, bakso, kopi susu kekinian, dan makanan tinggi pengawet, seperti makanan kaleng. Ia juga cenderung kurang minum air putih dan sering mengonsumsi makanan tinggi lemak.

    Kondisi Terkini Agatha

    Untuk mencegah penyumbatan saluran empedu, pada Mei 2025 Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasang tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan. Pada bulan Juni 2025, ia memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

    Setelah imunoterapi, kondisinya perlahan membaik. Ia tak lagi bergantung pada kursi roda. Meski masih ada rasa gatal dan sedikit kekuningan di kulit, Agatha merasa tubuhnya jauh lebih kuat. Ia dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Agustus 2025 untuk mengganti stent.

    “Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta,” ucapnya lagi.

    Apa Itu Kanker Saluran Empedu?

    Kanker saluran empedu atau istilah medisnya cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk di saluran ramping (saluran empedu) yang membawa cairan pencernaan empedu. Saluran empedu menghubungkan hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Dokter Spesialis Hematologi Onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan kanker saluran empedu sebagian besar terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.

    Kanker saluran empedu sering kali pada stadium awal umumnya tak memicu gejala yang signifikan. Gejala baru muncul jika kanker sudah memasuki stadium lanjut.

    Prof Ikhwan mengatakan, gejala kanker saluran empedu stadium lanjut kerap kali disamakan dengan masalah pencernaan biasa seperti maag lantaran memicu nyeri perut.

    Adapun perbedaan utama antara nyeri maag dan gejala kanker saluran empedu terletak pada durasi dan respons terhadap pengobatan. Pasien biasanya mengeluh mual, kembung, atau rasa penuh di perut bagian atas, mirip seperti gejala sakit maag.

    Namun, keluhan tersebut bersifat kronis dan tak kunjung membaik meski sudah mengonsumsi obat lambung dalam waktu lama.

    “Tapi udah lama diobati bolak-balik, kok masih begitu-begitu aja? Maka dokter harusnya dokter atau orang yang merasa itu harus lebih aware ya. Bukan hanya memikirkan oh ini maag biasa gitu ya. Jadi harus datang ke dokter dan dokternya harus atau pasiennya juga merasa perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).

    Selain nyeri perut, Prof Ikhwan menyebut ada sejumlah gejala kanker saluran empedu yang juga bisa dialami pasien. Antara lain:

    kulit dan mata menguningdemamgatal pada kulitpenurunan berat badan

    “Kadang-kadang keluhannya cuma seperti kembung-kembung, begah, seperti gejala maag pada awal-awal. Terus diobati saja, minum obat maag, dan dilakukan terus-terusan,” sambungnya.

    “Tapi pada suatu ketika, ketika sudah lanjut, baru mulai terlihat gejala seperti kulit menguning dan sebagainya. Maka, kita perlu lebih aware dengan kondisi ini supaya pasien yang datang ke kita, ke dokter, berada pada stadium yang masih bisa diobati,” ucapnya lagi.

    Penyebab Kanker Saluran Empedu

    Dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Joe Biden Kanker Prostat dengan Skor Gleason 9, Apa Artinya?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • Sederet ‘Oleh-oleh’ Prabowo usai Bertemu Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen

    Sederet ‘Oleh-oleh’ Prabowo usai Bertemu Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto membawa sejumlah kesepakatan dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussel, Belgia, Minggu (13/7/2025).

    Salah satu yang dihasilkan adalah kesepakatan mengenai Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA. 

    Perjanjian kemitraan ekonomi secara menyeluruh antara kedua negara itu memakan waktu selama 10 tahun dalam rangka negosiasi, dan akhirnya baru disepakati melalui perundingan panjang. 

    Pada keterangan pers bersama di Brussel, Prabowo berterima kasih kepada Presiden von der Leyen yang telah menerimanya pada Minggu siang ini. Dia menyampaikan bahwa pertemuan itu menunjukkan kedua negara memiliki hubungan baik. 

    Prabowo lalu mengumumkan bahwa pada hari ini kedua negara juga telah mencapai kesepakatan pada IEU-CEPA, yang dinilainya merupakan suatu terobosan. 

    “Setelah 10 tahun negosiasi, kami telah menyelesaikan kesepakatan terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” ujarnya kepada awak media, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025). 

    Menurut Prabowo, Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai banyak kesepakatan dalam pertemuan bilateral ini. Kedua negara juga disebut akan mengakomodasi kepentingan ekonomi satu sama lain yang mencerminkan hubungan saling menguntungkan.

    Timbal Balik Indonesia-Eropa 

    Presiden ke-8 RI itu memaparkan, Uni Eropa adalah negara yang memimpin dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi serta keuangan. Sementara itu, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya kritis. 

    Dia menilai kemitraan antara kedua negara, termasuk dengan Asean, akan memberikan kontribusi yang penting terhadap stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia. 

    “Kami menilai Eropa penting bagi kami, oleh karena itu kami ingin melihat lebih kehadiran dan partisipasi Eropa pada perekonomian kami,” ucap Prabowo. 

    Pada pertemuan antara pemimpin kedua negara dan jajarannya, terang Prabowo, tidak ada ketidaksepakatan antara Indonesia dan Uni Eropa. 

    “Itu kesimpulan yang kami punya hari ini. Saya pikir dalam era ketidakstabilan dan kebingungan ini, saya kira kita membuat contoh yang tepat,” tuturnya. 

    Di sisi lain, Prabowo juga menggunakan kesempatan tersebut untuk menyampaikan kekagumannya terhadap Eropa. Di secara blakblakan menyampaikan ingin agar Uni Eropa tumbuh lebih kuat. 

    “Mungkin tidak banyak dari kita yang ingin mengakuinya secara terbuka, tapi saya di sini mengakui terbuka bahwa kami ingin melihat Eropa yang lebih kuat,” ucapnya. 

    Dilansir dari situs Kemenko Perekonomian, perjanjian kemitraan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa itu akan perlu diratifikasi oleh parlemen masing-masing di kedua negara. 

    Terdapat beberapa komoditas utama yang mendominasi ekspor Indonesia ke Eropa yakni minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, fatty acids (oleokimia), produk alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, serta produk berbasis karet dan mesin.

    Fasilitas Visa Bagi WNI

    Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan fasilitas baru terkait dengan visa bagi Warga Negara Indonesia (WNI). Hal itu disampaikannya usai pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto. 

    Pada pernyataan pers bersama di Brussel, Belgia, Presiden von der Leyen mengumumkan bahwa Uni Eropa telah mengadopsi kebijakan baru terkait dengan visa cascade. 

    Dia menuturkan, para WNI yang mengunjungi Uni Eropa untuk kedua kalinya dapat mengajukan Visa Schengen yang bersifat multi-entry. 

    “Artinya dari sekarang hingga seterusnya, warga negara Indonesia yang mengunjungi Uni Eropa untuk kedua kalinya akan bisa mengajukan Visa Schengen multi-entry,” terangnya pada pernyataan pers bersama dengan Prabowo di Brussel, Belgia, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025). 

    Untuk diketahui, Visa Schengen berlaku untuk mengunjungi negara-negara di Eropa dengan alasan pariwisata, bisnis, pameran dagang, atau tujuan lainnya di luar mendapat pekerjaan selama maksimal 90 hari. 

    Dilansir dari situs resmi Kedutaan Besar Jerman, yang merupakan salah satu anggota Uni Eropa, negara-negara yang dapat dikunjungi dengan visa tersebut adalah Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Islandia, Italia, Kroasia dan Latvia. 

    Kemudian, Liechtenstein, Lituania, Luksemburg, Malta, Norwegia, Polandia, Portugal, Prancis, Republik Ceko, Rumania, Slovakia, Slovenia, Swedia, Swiss, Spanyol, Yunani.

    “Ini akan memudahkan kunjungan dan juga untuk berinvestasi, belajar dan menjalin hubungan. Intinya, kita membangun jembatan antara masyarakat kita, Pak Presiden,” ujar von der Leyen. 

  • Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Sarapan dengan Nasi Uduk atau Bubur, Mana yang Lebih Sehat? Ini Jawaban Ahli

    Jakarta

    Sarapan adalah waktu makan yang penting untuk mengisi energi sebelum beraktivitas. Beberapa menu sarapan yang paling populer di Indonesia adalah nasi uduk dan bubur ayam.

    Keduanya sebenarnya sama-sama lezat, mudah ditemukan, dan harganya murah. Namun, jika dibandingkan antara keduanya, mana yang lebih sehat untuk sarapan?

    Nasi Uduk Vs Bubur

    Spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK menjelaskan sehat atau tidaknya suatu menu sarapan itu tergantung dari cara penyajian. Ini juga termasuk ketika membandingkan nasi uduk atau bubur ayam.

    Meski begitu, jika membandingkan nasi uduk dan bubur, dr Raissa menyebut bubur lebih mudah diproses oleh sistem pencernaan.

    “Lebih sehat atau tidaknya tergantung dari cara penyajian dan topping dan bumbu yang digunakan. Namun, pada umumnya bubur lebih rendah kalori dan lebih mudah dicerna dibandingkan dengan nasi uduk,” jelas dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    dr Raissa juga mengingatkan penggunaan topping untuk masing-masing makanan. Ia mengimbau untuk mengurangi topping nasi uduk atau bubur yang digoreng, karena dapat meningkatkan asupan lemak tidak sehat dan kalori.

    “Tapi perhatikan tambahan lauknya, sebaiknya jangan pakai gorengan seperti ayam goreng atau kerupuk. Lebih baik dengan ayam suwir rebus atau telur untuk toppingnya,” kata dr Raissa.

    “Intinya protein harus diutamakan dan berkualitas,” tandasnya.

    Menu sarapan favorit lainnya adalah nasi uduk. Foto: Getty Images/Kadek Bonit Permadi

    Meski boleh dikonsumsi, perlu diingat pengaturan porsi untuk masing-masing jenis makanan. Pada nasi uduk biasanya mengandung karbohidrat dan santan yang cukup tinggi di dalamnya.

    Pakar teknologi pangan Prof Dr Hardinsyah, MS menyarankan pengaturan nutrisi dengan metode piring makan. Misalnya, nasi uduk sekitar 1/4 piring atau lebih sedikit, 1/4 piring berisi aneka lauk, dan 2/4 sisanya bisa terisi sayur dan buah.

    “Yang penting dikonsumsi seimbang dan sesuai kebutuhan,” kata Prof Hardinsyah dalam sebuah wawancara.

    Sama halnya dengan bubur ayam, pengaturan porsi juga sangat penting. Ahli gizi Neng Milani Suhaeni, STr, Gz menuturkan tak sedikit orang ‘kalap’ mengambil topping untuk bubur ayam, sehingga status gizi makanan menjadi tidak seimbang.

    “Tergantung porsi yang dikonsumsi, tergantung juga sama topping yang dipakai, kan biasanya kalau di Indonesia makan bubur ayam tambahannya pakai gorengan, atau sate ati ampela, atau sate kulit, telur puyuh. Nah, sumber lemak ini yang harus jadi perhatian, apalagi dalam bubur kan sangat minim sekali serat, jadi nggak seimbang kebutuhannya. Kalaupun mau sehat ya bubur manado, yang lengkap ada protein hewani, sayuran, labu kuning,” jelasnya terpisah.

    Sarapan yang baik adalah sarapan yang menyediakan banyak protein, karbohidrat kompleks, dan lemak sehat. Kombinasi makanan sehat memberi energi dan memastikan tubuh bisa memulai hari tanpa gangguan lapar.

    Dikutip dari Hopkins Medicine, berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Tinggi Protein

    Ahli gizi klinis Sibley Memorial Hospital, Regina Shvets menuturkan protein seharusnya menjadi fokus utama saat sarapan. Fungsi protein meliputi membentuk hormon, menyediakan energi, membangun dan memperbaiki otot, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

    “Makanan tinggi protein juga baik untuk mengontrol berat badan karena membuat kita merasa kenyang lebih lama. Ketika kita kenyang lebih lama, lebih mudah untuk menahan diri dari ngemil,” kata Regina.

    Salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan adalah telur. Satu butir telur ukuran besar bisa mengandung protein sampai 6,2 gram.

    “Telur sangat bergizi. Telur adalah salah satu sumber protein berkualitas tinggi terbaik dan mengandung semua asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi tubuh kita sendiri,” sambungnya.

    2. Sayur dan Buah

    Sayur dan buah-buahan tidak boleh dilewatkan. Buah dan sayur merupakan sumber vitamin, mineral, karbohidrat kompleks, dan serat alami yang penting untuk tubuh. Konsumsi sayuran dan buah secara rutin membantu meningkatkan kesehatan pencernaan hingga membantu menjaga berat badan ideal.

    “Buah beri, mangga, apel, nanas, bayam, kale, dan seledri bisa menambah warna dan rasa pada piring sarapan Anda. Ini bisa juga dengan mudah diblender menjadi smoothie yang praktis dibawa saat bepergian,” jelas Regina.

    3. Lemak Sehat

    Lemak sehat tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk mendapatkan lebih banyak energi. Konsumsi lemak sehat juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih baik dan pengendalian gula darah yang lebih stabil.

    Beberapa pilihan alternatif menu makanan dengan lemak sehat meliputi:

    Alpukat.Kacang-kacangan seperti kenari atau almond.Biji-bijian seperti biji labu dan biji bunga matahari.Ikan berlemak, seperti salmon, tuna, dan sarden.

    (avk/tgm)

  • Koalisi Pasti serukan penerapan cukai MBDK saat HBKB

    Koalisi Pasti serukan penerapan cukai MBDK saat HBKB

    Puluhan relawan dan aktivis masyarakat dari Koalisi Pangan Sehat Indonesia (Pasti) menyerukan dan mendesak pemerintah segera menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta, Minggu (13/7/2025). ANTARA/HO-Koalisi Pasti

    Koalisi Pasti serukan penerapan cukai MBDK saat HBKB
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 13 Juli 2025 – 17:23 WIB

    Elshinta.com – Koalisi Pangan Sehat Indonesia (Pasti) menggelar aksi publik untuk menyerukan penerapan cukai terhadap minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta, Minggu.

    Bersama puluhan relawan serta aktivis masyarakat, Koalisi Pasti menyerukan dan mendesak pemerintah segera menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

    Koalisi ini terdiri dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Forum Warga Kota (Fakta) Indonesia.

    Aksi yang berlangsung dari kawasan Jalan Sudirman hingga Bundaran HI ini menampilkan beragam poster edukatif, visual teatrikal mengenai minuman tinggi gula serta ajakan untuk menandatangani petisi di laman change.org/cukaikanmbdk yang sudah ditandatangani lebih dari dua puluh ribu orang.

    Para peserta aksi menyuarakan tuntutan agar pemerintah segera membatasi promosi dan akses publik terhadap produk tinggi gula yang membahayakan kesehatan masyarakat.

    Aksi ini merupakan respon atas keputusan pemerintah dan DPR yang membatalkan pemberlakuan cukai MBDK tahun ini menjadi tahun depan.

    Koalisi Pasti menilai penundaan tersebut mencerminkan lemahnya komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat dari risiko penyakit tidak menular, seperti obesitas dan diabetes.

    Project Lead for Food Policy CISDI, Nida Adzilah Auliani mengatakan, penundaan cukai MBDK tahun ini menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah untuk melindungi kesehatan masyarakat.

    “Cukai MBDK adalah kebijakan strategis yang telah diterapkan di 99 negara dan terbukti menjadi kebijakan yang ‘cost-effective’ dalam menurunkan konsumsi minuman manis serta mencegah obesitas, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya,” kata Nida dalam keterangan tertulisnya.

    Menurut Nida, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja dari paparan produk pangan ultra-proses yang terbukti berkontribusi terhadap krisis kesehatan nasional.

    Apalagi tingkat konsumsi minuman manis di Indonesia saat ini sangat tinggi. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, sebanyak 67,21 persen rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi MBDK.

    Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 menunjukkan hampir separuh populasi berusia tiga tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari.

    Karena itu, Koalisi Pasti mendorong pemerintah menerapkan kebijakan komprehensif yang meliputi cukai minuman manis, label peringatan pada bagian depan kemasan serta pembatasan iklan produk tidak sehat. Satu rangkaian instrumen kebijakan tersebut telah terbukti efektif di berbagai negara.

    “Di negara lain, yaitu Afrika Selatan, cukai minuman berpemanis berhasil menurunkan lebih dari 50 persen kadar gula pada produk MBDK,” katanya.

    Studi di Indonesia dan berbagai negara menunjukkan bahwa label peringatan di depan kemasan efektif membantu konsumen mengenali kandungan gula, garam dan lemak berlebih dalam produk sehingga mendorong pilihan yang lebih sehat.

    Label peringatan di depan kemasan juga telah terbukti sebagai satu-satunya pendekatan pelabelan yang berdampak nyata dalam pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak.

    Dua kebijakan tersebut terbukti tidak berdampak negatif terhadap lapangan kerja, upah atau keuntungan industri minuman. Industri hanya beralih menjual produk yang lebih sehat.

    “Hal ini membantah kekhawatiran pihak umum dari industri, jika cukai MBDK diterapkan bakal mengganggu perekonomian dan keberlangsungan usaha,” kata dia.

    Nida pun menyayangkan hingga saat ini implementasi sistem label peringatan depan kemasan di Indonesia juga masih mengalami hambatan.

    “Ada hambatan antar-lembaga, khususnya antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan Kementerian Kesehatan yang belum berjalan optimal,” katanya.

    Ketua Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia, Ari Subagyo menegaskan, penerapan cukai MBDK tidak bisa ditawar lagi karena sudah berkali-kali ditunda.

    Keputusan pemerintah menunda cukai tahun ini justru mengindikasikan adanya intervensi industri dalam pembuatan regulasi. “Sebab, narasi yang selalu dipakai industri tentang perekonomian yang belum stabil tidak sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

    Koalisi Pasti mengingatkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 2025 telah memasukkan penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Barang Kena Cukai berupa MBDK ke dalam Program Penyusunan Peraturan Pemerintah (Progsun) Tahun 2025.

    Artinya, pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat dan mandat nasional untuk menyelesaikan regulasi teknis cukai MBDK tahun ini.

    Sumber : Antara

  • Batas Waktu Aman Simpan Daging Rendang di Freezer Menurut Ahli

    Batas Waktu Aman Simpan Daging Rendang di Freezer Menurut Ahli

    Jakarta

    Rendang merupakan salah satu makanan favorit orang Indonesia. Jika disimpan dengan benar, maka rendang yang lezat bisa bertahan lama.

    Lantas apa yang perlu diperhatikan agar rendang bisa lebih awet untuk disimpan? Begini penjelasannya.

    Masa Simpan Rendang di Freezer

    Dokter spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK menuturkan freezer adalah salah satu tempat penyimpanan yang cocok untuk rendang. Menyimpan masakan di tempat yang dingin memperlambat pertumbuhan bakteri serta mikroorganisme yang menyebabkan makanan cepat basi.

    Menurutnya, rendang yang disimpan dalam freezer bisa bertahan sampai 6 bulan. Jika dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama, rendang mungkin akan mengalami penurunan kualitas rasa dan tekstur.

    Ketika memanaskan rendang yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan, pastikan juga tidak ada tanda-tanda pembusukan.

    “Rendang yang sudah dimasak matang dan disimpan dengan benar di dalam freezer bisa bertahan cukup lama, yaitu 3 hingga 6 bulan. Namun, untuk kualitas rasa dan tekstur terbaik, disarankan untuk mengonsumsinya dalam waktu 1-3 bulan,” jelas dr Raissa ketika dihubungi detikcom.

    “Lewat dari 6 bulan, rendang mungkin masih aman dikonsumsi, tetapi kualitas rasanya bisa menurun dan teksturnya mungkin jadi kurang baik,” sambungnya.

    Cara Menyimpan Rendang yang Aman

    dr Raissa membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menyimpan rendang dalam freezer. Berikut beberapa di antaranya:

    Simpan dalam wadah tertutup rapat.Simpan dalam kemasan-kemasan kecil, sesuai porsi yang dibutuhkan.Berikan catatan tanggal penyimpanan.Pastikan suhu freezer tetap stabil.Jika daging sudah dipanaskan, konsumsi hari itu juga, dan jangan dibekukan kembali.

    Selain memengaruhi rasa dan tekstur makanan, penyimpanan terlalu lama dalam freezer juga dapat memengaruhi nutrisi di dalamnya.

    “Penurunan nutrisi bisa terjadi meskipun minimal, jika disimpan dalam keadaan benar. Terutama vitamin larut air. Namun, yang utama berubah adalah rasa dan tekstur dari daging tersebut,” tandas dr Raissa.

    Dalam kesempatan terpisah, pakar teknologi pangan sekaligus Ketua Umum Pergizi Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah, MS menambahkan, jika daging rendang bertipe basah, ada baiknya dipisahkan dulu dari bumbu atau kuahnya. Ia mengatakan ini akan menambah masa simpan dari rendang.

    “Misalnya juga rendang itu kan ada dua tipe, rendang yang berkuah itu dipisah dulu bumbunya. Atau rendang yang memang sudah kering, yang nggak lengket, berarti ya itulah yang dimasukkan (disimpan),” katanya.

    Efek Menyimpan Daging Masak Terlalu Lama

    Berikut ini sederet efek yang ditimbulkan jika masakan berbahan dasar daging disimpan dalam freezer terlalu lama:

    1. Freezer Burn

    Freezer burn merupakan istilah untuk hilangnya kelembapan dari makanan beku. Dikutip dari WebMD, ini terjadi ketika daging disimpan terlalu lama dalam freezer sehingga kehilangan kelembapan, berubah warna, dan mengerut.

    Ada dua penyebab mengapa daging dan makanan beku bisa mengalami freezer burn. Pertama, karena makanan terlalu lama dalam kondisi beku, sehingga banyak molekul air berpindah dari permukaan. Kedua, karena daging tidak dibungkus dengan rapat sebelum masuk freezer.

    2. Perubahan Tekstur dan Rasa

    Masakan daging yang mengalami freezer burn, akan mengalami perubahan rasa dan tekstur setelah dicairkan. Tekstur daging akan terasa keras, kasar, dan kering. Rasa makanan juga cenderung hambar dan aneh, karena oksigen dari udara di sekitar telah menarik rasa dan warna dari jaringan daging.

    Daging yang mengalami freezer burn biasanya juga berubah warna menjadi abu-abu, cokelat, atau abu-abu kecokelatan.

    3. Oksidasi Lemak

    Selain memicu freezer burn, masakan daging yang disimpan terlalu lama dalam freezer juga bisa mengalami oksidasi lemak. Dalam sebuah studi tahun 2019, disebutkan proses pembekuan dapat membentuk kristal es yang menusuk dan merusak dinding sel serta membran sel otot daging.

    Kondisi tersebut lebih rentan terjadi bila pembekuan berlangsung lambat atau suhu freezer tidak stabil. Proses oksidasi ini menimbulkan efek tengik pada daging, menurunkan kualitas tekstur dan rasa, serta memicu pembentukan radikal bebas dan senyawa berbahaya seperti Malondialdehyde (MDA).

    Dalam banyak penelitian, MDA berkaitan dengan peningkatan berbagai risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit neurodegeneratif, dan beberapa jenis kanker.

    (avk/tgm)

  • Bill Gates Beberkan Tanda Kiamat, Blak-blakan Sebut Indonesia

    Bill Gates Beberkan Tanda Kiamat, Blak-blakan Sebut Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft, Bill Gates menyebut Indonesia sebagai salah satu faktor penting dalam krisis lingkungan global. Dalam tulisannya berapa waktu lalu, ia mengingatkan Bumi saat ini memproduksi 51 miliar ton gas rumah kaca per tahun. Dan salah satu penyumbang utamanya adalah industri lemak dan minyak, termasuk minyak sawit yang banyak diproduksi di Indonesia.

    “Untuk melawan perubahan iklim, kita harus menurunkan angka ini ke nol,” tulis Gates dalam blog pribadinya.

    Menurutnya, 7% dari emisi tersebut berasal dari produksi lemak dan minyak, baik dari hewan maupun tumbuhan. Salah satu yang paling mencolok yaitu minyak sawit. Indonesia serta Malaysia disebut secara langsung sebagai penyumbang besar dari industri ini.

    Sawit Indonesia Disebut Biang Emisi Global

    Gates menyoroti minyak sawit adalah lemak nabati paling banyak dikonsumsi di dunia yang ada di makanan ringan, mie instan, kosmetik, hingga bahan bakar. Masalahnya bukan pada produk akhirnya, tetapi pada proses produksinya.

    Pohon sawit hanya tumbuh di wilayah tropis, yang banyak berada di kawasan khatulistiwa seperti Indonesia. Akibatnya, hutan-hutan dikonversi menjadi perkebunan sawit melalui penggundulan dan pembakaran.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja menyumbang 1,4% dari total emisi global,” tulis Gates. “Angka ini lebih besar dari emisi seluruh negara bagian California dan nyaris menyamai emisi industri penerbangan dunia,” imbuh ia.

    Gates mengakui mengganti minyak sawit bukan hal mudah. Komoditas ini murah, tidak berbau, dan punya komposisi lemak yang serbaguna. Namun ia juga menyebut sudah ada solusi, salah satunya datang dari C16 Biosciences, perusahaan yang menciptakan minyak mirip sawit dari ragi liar melalui fermentasi yang tanpa emisi, tanpa lahan, tanpa menebang hutan.

    Gates juga menyoroti startup lain bernama Savor, yang menciptakan lemak sintetis dari CO2 dan air. Ia mengklaim hasilnya menyerupai lemak dari susu, keju, dan daging, namun diproduksi tanpa merusak lingkungan atau menyiksa hewan.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jangan Asal Pakai Lagi! Ini Batas Aman Minyak Goreng Bekas untuk Kesehatan Menurut Ahli

    Jangan Asal Pakai Lagi! Ini Batas Aman Minyak Goreng Bekas untuk Kesehatan Menurut Ahli

    Jakarta

    Salah satu kebiasaan memasak yang banyak dilakukan masyarakat adalah menyimpan minyak goreng sisa. Ketika minyak bekas penggorengan masih tersisa banyak, rasanya sayang untuk membuang semuanya.

    Perlu jadi perhatian, nyatanya penggunaan minyak goreng bekas ada batas amannya. Jika tetap digunakan secara berlebihan, ini tentu dapat berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya sistem kardiovaskular.

    Berapa Kali Minyak Bekas Boleh Dipakai Lagi?

    Minyak yang digunakan untuk menggoreng akan mengalami peningkatan suhu sangat tinggi. Pakar teknologi pangan dan Ketua Umum Pergizi Pangan Prof Dr Ir Hardinsyah, MS menuturkan suhu yang tinggi dapat mengubah kandungan dari dalam minyak goreng.

    Salah satu perubahan yang berbahaya adalah munculnya asam lemak trans. Konsumsi lemak trans berkaitan erat dengan kenaikan risiko kesehatan kardiovaskular, seperti penyakit jantung.

    “Apalagi kalau deep frying yang minyak suhu tinggi sampai 200-an derajat celsius. Itu banyak perubahan terjadi pada minyaknya jadi ya asam-asam lemaknya jadi berubah, trans fat namanya, lemak minyak trans itu bahaya buat kesehatan,” kata Prof Hardinsyah ketika dihubungi detikcom.

    Oleh karena itu, ia menyarankan minyak bekas atau jelantah sebaiknya tidak dipakai lebih dari dua kali atau total tiga kali sejak minyak goreng pertama kali digunakan.

    “Kalau untuk orang yang mampu, saya sarankan sih sekali aja jelantahnya digunakan. Kalau kurang mampu, ya maksimum sampai dua kali lah, jangan sampai lebih dipakai lagi,” sambungnya.

    Tanda Minyak Sudah Jelek

    Menurut Prof Hardinsyah, salah satu tanda fisik paling umum dari minyak yang sudah jelek adalah warna yang kehitaman. Selain itu, makanan yang digoreng menggunakan minyak berulang biasanya juga menyisakan sensasi gatal atau serak di tenggorokan.

    Ketika dihubungi terpisah, dokter spesialis gizi klinik dr Raissa E Djuanda, SpGK menambahkan beberapa tanda lain yang menunjukkan minyak sudah buruk kualitasnya.

    “Tandanya warna berubah gelap, berbau tengik, menghasilkan asap berlebihan saat dipanaskan, tekstur lebih kental, berbusa saat dipanaskan, terdapat endapan atau sisa makanan hangus, dan makanan cepat gosong,” katanya.

    Bahaya Menggunakan Minyak Bekas Berulang

    Hati-hati, ada banyak dampak kesehatan yang mengancam jika tetap nekat menggunakan minyak bekas secara berulang. Berikut beberapa di antaranya:

    1. Memicu Lemak Trans

    Seperti yang sudah disinggung, penggunaan minyak goreng berulang memicu munculnya lemak trans. Lemak trans merupakan jenis lemak tidak sehat yang dapat meningkatkan kadar kolesterol ‘jahat’ low-density lipoprotein (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol ‘baik’ high-density lipoprotein.

    Mengonsumsi lemak trans dalam jumlah banyak dan rutin, lalu dikombinasikan dengan gaya hidup tidak sehat, sangat berisiko meningkatkan kemungkinan penyakit jantung.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, ditemukan minyak goreng yang digunakan lebih dari dua kali sudah mengalami peningkatan kadar asam lemak.

    “Semakin warnanya pekat dan menghitam, maka semakin tinggi kandungan asam lemak transnya,” kata peneliti dari Prodi Teknologi Laboratorium Medis UM Surabaya, Vella Rohmayani dikutip dari laman resmi kampus.

    2. Merusak Nutrisi Makanan

    Minyak goreng yang digunakan berkali-kali juga dapat menurunkan nutrisi makanan serta menimbulkan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi pada minyak goreng membuat warna makanan menjadi jelek, berbau tengik, dan merusak kandungan vitamin dan mineral.

    3. Merusak Jaringan Tubuh

    Minyak goreng yang digunakan berulang juga memicu terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang memicu kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan.

    Paparan radikal bebas biasanya muncul dari paparan polusi, asam rokok, hingga radiasi.

    “Selain itu, reaksi oksidasi juga dapat memicu terbentuknya radikal bebas yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel dan jaringan tubuh ketika kita mengkonsumsi makanan yang diolah menggunakan minyak goreng bekas,” tandas Vella.

    4. Meningkatkan Risiko Kanker

    Dalam sebuah penelitian tahun 2020, ditemukan penggunaan minyak goreng secara berulang dikaitkan dengan munculnya senyawa karsinogenik (bersifat kanker) seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH).

    Disebutkan, konsumsi minyak yang digunakan berulang menyebabkan tingginya insiden gentokoksik (kerusakan materi genetik), mutagenik (mutasi DNA), tumorigenik (memicu tumor), serta berbagai jenis kanker. Beberapa jenis kanker dikaitkan dengan penggunaan minyak berulang meliputi kanker paru, kolorektal, payudara, dan prostat.

    (avk/tgm)

  • Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Kanker saluran empedu atau cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk pada saluran empedu, saluran tipis yang membawa cairan empedu dari hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Kondisi ini umumnya dialami oleh individu berusia di atas 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Salah satu contohnya adalah Agatha, seorang wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terdiagnosis kanker saluran empedu stadium 4 pada usia 38 tahun.

    Agatha mengatakan, gejala pertama muncul pada Maret 2024. Ia mengalami gejala yang mirip seperti sakit maag biasa. Dalam waktu satu bulan, ia tiga kali mengunjungi instalasi gawat darurat dan menerima terapi injeksi obat lambung. Namun, gejala tidak menunjukkan perbaikan dan justru disertai demam serta penurunan kondisi umum.

    Terlebih, ia juga mengalami gejala berupa gatal hebat di telapak tangan dan kaki, yang menyebar ke seluruh tubuh. Kulitnya tampak menguning, bagian putih mata berubah warna, dan telapak kakinya sering terasa panas. Buang air besar sesekali tampak berminyak, tubuhnya cepat lelah, dan demam serta menggigil terjadi hampir setiap hari. Ia juga mulai merasakan nyeri tajam di bagian kanan atas perut, tepat di bawah tulang rusuk.

    “Dokter pertama, spesialis dalam di Samarinda, mengatakan bahwa saya hanya mengidap sedikit gangguan hati. Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha saat dihubungi detikcom, Selasa (8/7/2025).

    “Namun kondisi tidak kunjung membaik, semakin menguning hingga badan lemas sampai saya tidak bisa kerja dan aktivitas normal, BB turun drastis (waktu itu dalam sebulan saya turun 3 kg), sering sesak napas,” sambungnya.

    Agatha kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis gastroenterohepatologi yang menyarankannya menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil awal menunjukkan adanya batu yang menyumbat saluran empedu utama, serta kelainan pada struktur hati. Agatha menyebut, kondisi ini yang dialami disebut dokter langka dan sulit ditangani. Dokter juga menduga kondisi dialami adalah kelainan genetik, kemungkinan bawaan sejak lahir.

    Lantaran merasa pelayanan medis di daerahnya kurang memadai, dan dalam kondisi yang semakin memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta pada Agustus 2024.

    Dalam kondisi sangat lemah dan harus menggunakan kursi roda, ia menjalani pemeriksaan ulang. Operasi pertama dilakukan pada September 2024, dan hasil patologi anatomi (PA) menunjukkan adanya kanker ganas di saluran empedu yang telah menyebar ke hati (metastasis).

    “Di Jakarta kemudian rawat inap karena infeksi/peradangan lagi di saluran empedu. Dan di sinilah saya baru tahu dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” imbuh Agatha.

    “Karena badan saya tetap kuning dan tidak kunjung sembuh, dilakukan operasi kembali oleh dr bedah digestif RSPAD, yaitu by pass lambung dan usus (longmire procedure) di bulan Februari 25. ada jaringan yang diambil utk uji lab (PA), dan ditemukan bahwa sel kanker tidak hanya menyebar ke liver tapi juga ke duodenum (usus dua belas jari),” sambung Agatha.

    Apa pemicunya?

    Agatha mengatakan, dokter menduga penyebab utama kanker saluran empedu yang ia alami berkaitan dengan faktor genetik atau kelainan bawaan. Pada usia 3 tahun, wanita yang kini berusia 39 tahun itu pernah menjalani operasi untuk mengangkat kista di hati dan tindakan bypass usus.

    Menurut dokter, lanjut Agatha, kemungkinan besar penyakit tersebut kembali muncul. Selain itu, Agatha juga memiliki riwayat beberapa kali menjalani operasi pengangkatan tumor jinak di payudara, sehingga tubuhnya diduga memiliki kecenderungan genetik yang mendukung pembentukan jaringan abnormal.

    “Jadi badan saya seperti lahan subur untuk tumor, seperti itu,” kata Agatha.

    Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang juga berperan sebagai pemicu. Agatha mengakui ia memiliki pola hidup yang tak sehat, seperti jarang mengonsumsi sayur dan buah, sering mengonsumsi makanan tak sehat seperti bakso, mi instan, serta kopi instan dalam kemasan, hingga kopi kekinian.

    “Saya bukan penggemar makanan dan minuman manis. sperti kopi, itu selalu double shot dan less sugar, tapi karena susu (lemak) dan kopi membuat saya jadi kurang minum air putih,” ucapnya lagi.

    Senada, dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)