Produk: lemak

  • Pejuang Diet Wajib Tahu, Ini Cara Jalan Kaki yang Bisa Enyahkan Perut Buncit

    Pejuang Diet Wajib Tahu, Ini Cara Jalan Kaki yang Bisa Enyahkan Perut Buncit

    Jakarta

    Jalan kaki merupakan salah satu aktivitas fisik yang seringkali dianggap sepele. Padahal, jika dilakukan dengan benar, jalan kaki bisa memberikan manfaat yang besar untuk kesehatan, khususnya penurunan berat badan.

    Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar jalan kaki dapat mempercepat penurunan berat badan:

    1. Tambah Kecepatan

    Sama halnya dengan olahraga aerobik lain seperti lari atau berenang, menambah kecepatan berjalan bisa membantu membakar lebih banyak kalori. Tidak perlu lari, coba mulai latihan dengan brisk walk atau jalan terburu-buru.

    National Health Service (NHS) Inggris menyarankan berjalan pada kecepatan ketika seseorang masih bisa berbicara saat berjalan, tapi sudah sulit untuk bernyanyi. Penggunaan smartwatch juga bisa digunakan untuk melacak kecepatan atau denyut jantung saat jalan kaki.

    Salah satu cara mudah meningkatkan kecepatan jalan kaki adalah dengan mendengarkan musik bertempo cepat. Musik juga bisa digunakan sebagai panduan untuk bergantian antara interval ringan dan intens.

    “Buatlah playlist yang memacu detak jantung, lalu berjalan secepat mungkin saat bagian chorus lagu,” kata pakar kebugaran Teddy Savage dikutip dari Prevention, Jumat (18/7/2025).

    2. Tambah Pemberat

    Menambahkan beban saat jalan kaki meningkatkan tingkat kesulitan dan jumlah kalori yang dibakar. Penggunaan rompi dengan pemberat atau membawa dumbell sangat mungkin digunakan.

    “Salah satu trik favorit saya adalah menambahkan gerakan pukulan di udara, kadang saya juga membawa dumbbell ringan untuk membakar lebih banyak kalori dan melatih tubuh bagian atas,” kata pakar kebugaran Denise Austin.

    Sebuah studi kecil menemukan, partisipan usia lanjut dengan kepadatan tulang rendah yang jalan kaki menggunakan rompi pemberat lebih kecil kemungkinannya mengalami masalah tulang, dibanding kelompok kontrol yang jalan tanpa rompi.

    Temuan ini menunjukkan penambahan beban ketika latihan aerobik, selain meningkatkan pembakaran lemak, juga membantu menurunkan risiko osteoporosis.

    3. Jalan Menanjak

    Berjalan menanjak di medan yang miring juga meningkatkan kesulitan jalan kaki dan jumlah kalori yang dibakar. Jika suka berjalan di dalam ruangan coba jalan kaki di tangga atau treadmill yang miring, sedangkan untuk yang suka di luar ruangan bisa cari jalan yang berbukit.

    “Saya sering mengganti rute untuk menemukan medan yang bervariasi. Naik turun bukit, melintasi trotoar, dan berjalan di permukaan yang berbeda dapat meningkatkan intensitas jalan kaki,” sambung Austin.

    Selain ketiga cara itu, penting juga untuk mengimbanginya dengan konsumsi makanan bernutrisi seimbang, tidur cukup, dan kelola stres yang baik. Dengan begitu, proses penurunan berat badan berjalan efektif.

    (avk/kna)

  • Makanan yang Cocok untuk Radang Tenggorokan, Ini Jenis-jenisnya

    Makanan yang Cocok untuk Radang Tenggorokan, Ini Jenis-jenisnya

    YOGYAKARTA – Rasa panas, nyeri, dan tidak nyaman yang dirasakan saat mengalami radang tenggorokan, dapat membuat Anda sulit menelan makanan atau minuman. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa mengonsumsi makanan yang cocok untuk radang tenggorokan. Apa saja jenis makanan itu? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

    Makanan yang Cocok untuk Radang Tenggorokan

    Makanan yang bersifat lunak dan sangat mudah ditelan biasanya aman untuk Anda konsumsi saat mengalami radang tenggorokan. Teksturnya yang lembut akan membantu mengurangi iritasi pada tenggorokan Anda. Selain itu, makanan dan minuman hangat juga akan membantu tenggorokan menjadi lebih lega.

    Makanan tertentu akan meringankan rasa sakit sambil menurunkan peradangan dan menambah sistem imunitas tubuh. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya:

    Kencur

    Kencur termasuk salah satu rempah ajaib dan makanan yang baik untuk radang tenggorokan. Sebab, kencur merupakan herbal yang bersifat dingin untuk sifat radang yang bersifat panas.

    Anda dapat mengonsumsinya dengan cara memarutnya dan kemudian tambahkan ke dalam makanan dan minuman. Selain itu, Anda juga dapat merebusnya, dan mengonsumsi airnya.

    Smoothie

    Smoothie dapat menjadi makanan lengkap yang baik untuk radang tenggorokan dengan cepat. Jika Anda memilih bahannya dengan baik, smoothie dapat Anda pilih sebagai asupan protein sehat, lemak baik, dan karbohidrat kaya nutrisi, selain vitamin, mineral, dan antioksidan.

    Radang tenggorokan akan membuat nafsu makan Anda memburuk. Smoothie bisa jadi solusi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, mengenyangkan, dan sekaligus meredakan sakit tenggorokan.

    Madu

    Jika Anda mengalami batuk disertai radang tenggorokan, madu bisa membantu. Madu memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, antiproliferatif, antimikroba, antikanker, dan antimetastatik. Ini juga dapat Anda jadikan obat pereda batuk.

    Tambahkan madu ke dalam makanan atau minuman hangat. Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsinya secara langsung.

    Selain mengonsumsi beberapa makanan, Anda juga bisa mengonsumsi obat untuk atasi rasa sakit pada tenggorokan.

    Teh chamomile dengan lemon

    Selain mengandung senyawa antiradang, chamomile dapat membantu Anda tertidur lebih cepat. Ketika mengalami radang tenggorokan, Anda perlu banyak beristirahat.

    Mengonsumsi teh chamomile dapat membantu Anda beristirahat dengan baik. Sehingga, tubuh bisa lebih kuat dalam melawan bakteri atau virus yang membuat Anda sakit.

    Selain itu, chamomile juga berfungsi membantu mengurangi kejang otot jika sedang batuk. Anda bisa celupkan sekantong teh chamomile ke dalam secangkir air panas, dan tambahkan lemon segar untuk penambah vitamin C dan bonus antioksidan.

    Kaldu sayuran dengan bawang putih, kunyit, dan lada hitam

    Secangkir kaldu hangat dapat menenangkan, dan uapnya dapat membantu melonggarkan hidung tersumbat ketika Anda mengalami radang tenggorokan. Selain itu, kaldu sayuran juga dapat memberikan nutrisi dan antioksidan, serta berbagai manfaat lain yang dapat dirasakan.

    Sementara itu, bawang putih mengandung senyawa belerang yang melawan peradangan dan mengandung senyawa anti bakteri, virus, dan jamur, yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.

    Pastikan juga Anda menambahkan sedikit kunyit ke dalam kaldu. Komponen aktif dalam rempah ini, yaitu kurkumin, dapat menurunkan kadar enzim dalam tubuh yang memicu peradangan.

    Namun, kurkumin tidak bisa mengeluarkan manfaatnya dengan lengkap tanpa penambahan piperine. Zat ini bisa Anda dapatkan dalam lada hitam. Jadi, pastikan juga Anda menambahkan lada hitam. Ini bisa menjadi makanan terbaik untuk Anda konsumsi saat radang tenggorokan.

    Demikianlah ulasan mengenai makanan yang cocok untuk radang tenggorokan. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. 

  • Sering Lari Bikin Betis Cewek Gede, Mitos atau Fakta? Ini Kata Dokter

    Sering Lari Bikin Betis Cewek Gede, Mitos atau Fakta? Ini Kata Dokter

    Jakarta

    Banyak perempuan yang ingin rutin olahraga, termasuk lari demi tubuh lebih sehat dan ideal. Tapi tak sedikit juga yang ragu karena takut betisnya jadi membesar. Pertanyaannya, benarkah sering lari bisa bikin betis perempuan makin gede?

    Menjawab hal ini, spesialis olahraga dr Andhika Raspati SpKO mengatakan keraguan banyak perempuan terkait betis membesar karena lari tidaklah benar.

    “Kalau bicara betis gede, nggak juga ya. Lari kan sebenarnya banyak banget nge-bakar kalori. Apalagi kalau udah serius lari nih, agak susah kita bisa membesarkan tubuh, artinya baik itu secara otot maupun lemak,” kata dr Dhika saat berbincang di detikSore, Kamis (17/7/2025).

    Aktivitas berlari yang intens, lanjut dr Dhika akan membakar banyak kalori. Lalu, untuk bisa menambah massa lemak atau otot, maka perlu surplus kalori.

    “Jadi kalau misal dibilang apakah ototnya jadi membesar kayak hulk gitu, itu nggak. Itu hoax,” katanya.

    Untuk mereka yang ingin mencoba rutin berlari, dr Andhika berpesan untuk memulainya secara perlahan dan disesuaikan dengan kemampuan diri masing-masing.

    “Karena orang lari itu memang butuh waktu. Artinya untuk bisa adaptasi, untuk dia bisa punya jantung yang cukup kuat, kaki yang cukup kuat,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Jakarta

    Kehidupan miliarder terkenal seperti Mark Zuckerberg dan Elon Musk seringkali menjadi perhatian khusus. Salah satu yang bikin penasaran adalah makanan apa saja yang dikonsumsi miliarder setiap hari.

    Dikutip dari Times of India, Mark Zuckerberg disebut bukan orang yang sulit soal makanan. Bos Facebook ini akan mengonsumsi apapun selama makanan tersebut praktis.

    Meski tidak memiliki aturan diet yang ketat, pada tahun 2011 ia sempat melakukan tantangan pribadi untuk hanya makan daging yang ia sembelih sendiri. Ini termasuk daging ayam, babi, bahkan kambing. Meski eksperimennya telah berakhir, itu mencerminkan ketertarikan Zuckerberg terhadap sumber makanannya.

    Pola makannya relatif fleksibel dan sederhana. Ia lebih memilih efisiensi dibanding mengikuti tren kesehatan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, ia menggeluti berbagai olahraga intens seperti mixed martial arts (MMA) dan jujitsu. Karena intensitasnya sangat tinggi, Zuckerberg bahkan bisa mengonsumsi 4.000 kalori setiap hari mengompensasi kalori yang terbakar. Padahal, umumnya manusia mengonsumsi 2.000 kalori sehari.

    Makanan favoritnya adalah menu-menu protein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, dan sesekali mengonsumsi makanan cepat saji.

    “Tidak sedang menurunkan berat badan, jadi saya butuh sekitar 4 ribu kalori per hari untuk mengimbangi semua aktivitas,” katanya dalam sebuah unggahan media sosial di Thread.

    Elon Musk. Foto: REUTERS/Nathan Howard

    Kebiasaan makan Elon Musk bisa dibilang tidak sesehat dibandingkan Mark Zuckerberg. Dalam salah satu unggahannya di X, pemilik Tesla ini bahkan mengaku suka makan donat setiap hari.

    Elon mengaku sering melewatkan sarapan. Ia hanya akan mengonsumsi cokelat bar atau kopi, itupun jika memang tersedia. Makan siang biasanya diselipkan di sela-sela rapat, hanya sekitar 5 menit, dengan menu apapun yang disediakan.

    Menurut laporan, ia sangat menyukai daging sapi, pizza, minuman bersoda, hingga wine.

    Jeff Bezos bersama pasangannya. Foto: Mark Sutton/Formula 1 via Getty Images

    Pemimpin Amazon ini bisa dikatakan memiliki gaya hidup sehat. Ia memiliki jadwal olahraga dan makan yang lebih teratur setiap hari.

    Dikutip dari Body and Soul, Bezos mulai bekerja pada pukul 10 pagi setelah sarapan bersama keluarga. Ia diketahui menjalani pola makan tinggi protein dan lemak. Kabarnya, ia sangat menyukai hidangan gurita mediterania, kentang, bacon, dan yogurt bawang putih.

    Kehidupannya ini jauh lebih baik dibanding dulu. Bahkan pada tahun 2017 ia mengaku tidak pernah melihat label informasi gizi pada kemasan makanan.

    “Saya belum pernah membaca label nutrisi seumur hidup saya; saya makan apa pun yang rasanya enak bagi saya,” katanya saat itu.

    Meski kini sudah menerapkan hidup sehat, ia tidak masalah jika sesekali harus ‘cheat day’. Dalam beberapa kesempatan, terkadang ia masih mengonsumsi makanan ringan dan makanan cepat saji.

    Bezos rutin olahraga setiap hari. Oleh pelatihnya, Bezos disarankan olahraga yang berdampak rendah, tapi resistensi tinggi, seperti mendayung dan angkat beban. Bezos juga suka aktivitas luar ruangan seperti lari di bukit, kayak, dan paddleboarding.

    (avk/kna)

  • Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Jakarta

    Kehidupan miliarder terkenal seperti Mark Zuckerberg dan Elon Musk seringkali menjadi perhatian khusus. Salah satu yang bikin penasaran adalah makanan apa saja yang dikonsumsi miliarder setiap hari.

    Dikutip dari Times of India, Mark Zuckerberg disebut bukan orang yang sulit soal makanan. Bos Facebook ini akan mengonsumsi apapun selama makanan tersebut praktis.

    Meski tidak memiliki aturan diet yang ketat, pada tahun 2011 ia sempat melakukan tantangan pribadi untuk hanya makan daging yang ia sembelih sendiri. Ini termasuk daging ayam, babi, bahkan kambing. Meski eksperimennya telah berakhir, itu mencerminkan ketertarikan Zuckerberg terhadap sumber makanannya.

    Pola makannya relatif fleksibel dan sederhana. Ia lebih memilih efisiensi dibanding mengikuti tren kesehatan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, ia menggeluti berbagai olahraga intens seperti mixed martial arts (MMA) dan jujitsu. Karena intensitasnya sangat tinggi, Zuckerberg bahkan bisa mengonsumsi 4.000 kalori setiap hari mengompensasi kalori yang terbakar. Padahal, umumnya manusia mengonsumsi 2.000 kalori sehari.

    Makanan favoritnya adalah menu-menu protein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, dan sesekali mengonsumsi makanan cepat saji.

    “Tidak sedang menurunkan berat badan, jadi saya butuh sekitar 4 ribu kalori per hari untuk mengimbangi semua aktivitas,” katanya dalam sebuah unggahan media sosial di Thread.

    Elon Musk. Foto: REUTERS/Nathan Howard

    Kebiasaan makan Elon Musk bisa dibilang tidak sesehat dibandingkan Mark Zuckerberg. Dalam salah satu unggahannya di X, pemilik Tesla ini bahkan mengaku suka makan donat setiap hari.

    Elon mengaku sering melewatkan sarapan. Ia hanya akan mengonsumsi cokelat bar atau kopi, itupun jika memang tersedia. Makan siang biasanya diselipkan di sela-sela rapat, hanya sekitar 5 menit, dengan menu apapun yang disediakan.

    Menurut laporan, ia sangat menyukai daging sapi, pizza, minuman bersoda, hingga wine.

    Jeff Bezos bersama pasangannya. Foto: Mark Sutton/Formula 1 via Getty Images

    Pemimpin Amazon ini bisa dikatakan memiliki gaya hidup sehat. Ia memiliki jadwal olahraga dan makan yang lebih teratur setiap hari.

    Dikutip dari Body and Soul, Bezos mulai bekerja pada pukul 10 pagi setelah sarapan bersama keluarga. Ia diketahui menjalani pola makan tinggi protein dan lemak. Kabarnya, ia sangat menyukai hidangan gurita mediterania, kentang, bacon, dan yogurt bawang putih.

    Kehidupannya ini jauh lebih baik dibanding dulu. Bahkan pada tahun 2017 ia mengaku tidak pernah melihat label informasi gizi pada kemasan makanan.

    “Saya belum pernah membaca label nutrisi seumur hidup saya; saya makan apa pun yang rasanya enak bagi saya,” katanya saat itu.

    Meski kini sudah menerapkan hidup sehat, ia tidak masalah jika sesekali harus ‘cheat day’. Dalam beberapa kesempatan, terkadang ia masih mengonsumsi makanan ringan dan makanan cepat saji.

    Bezos rutin olahraga setiap hari. Oleh pelatihnya, Bezos disarankan olahraga yang berdampak rendah, tapi resistensi tinggi, seperti mendayung dan angkat beban. Bezos juga suka aktivitas luar ruangan seperti lari di bukit, kayak, dan paddleboarding.

    (avk/kna)

  • Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    Deretan Kebiasaan Makan yang Picu Risiko Hipertensi di Usia 30an

    JAKARTA – Pola makan memiliki peranan penting dalam kesehatan tubuh, terlebih seiring bertambahnya usia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Hipertensi yang muncul pada usia 30an dapat terjadi karena pola makan yang buruk. Berikut beberapa kebiasaan makan yang dapat picu risiko hipertensi di usia 30an, yang sebaiknya Anda hentika jika sering melakukannya.

    1. Konsumsi makanan olahan

    Dikutip dari WebMD, pada Jumat, 18 Juli 2025, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.

    Oleh karena itu, penting untuk menghindari makanan olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, hingga protein rendah lemak.

    2. Melewat sarapan

    Kebiasaan melewatkan sarapan juga dapat memicu hipertensi di usia 30an. Tidak sarapan terbukti meningkatkan kortisol, yang merupakan hormon stres utama.

    Lonjakan kortisol yang secara teratur terjadi bisa menyebabkan peningkatan sistem sindrom metabolik, yakni sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, hingga stroke.

    3. Konsumsi banyak gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat meningaktkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkakan tekanan darah atau hipertensi. Gula tambahan dalam minuman ringan dapat memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    4. Tidak mengonsumsi kalium yang cukup

    Kalium membantu tubuh untuk mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Jika kadar kalium dalam tubuh rendah, maka bisa menyebabkan retensi cairan yang pada akhirnya berisiko tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” kata Wakil Ketua Kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD.

    Oleh karena itu, usahakan untuk mengonsumsi 3.500 sampai 5.000 mg kalium per hari. Beberapa makanan tinggi kalium yang bisa dikonsumsi adalah sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

  • Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Jakarta

    Memasuki usia 30-an, seseorang umumnya berada dalam fase produktif. Sayangnya, di balik gaya hidup yang aktif dan padat, banyak orang yang tidak menyadari bahwa pola makan yang keliru bisa memicu munculnya hipertensi atau tekanan darah tinggi.

    Hipertensi tak hanya menyerang usia lanjut, namun juga mereka yang masih tergolong muda. Menurut WHO, diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Sementara data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 1,8% Ketahui kebiasaan sehari-hari tertentu yang bisa meningkatkan tekanan darah.

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi

    Hipertensi terjadi saat pembuluh darah terlalu tinggi yaitu 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Orang dengan hipertensi mungkin tidak merasakan gejala apa-apa, sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksa tekanan darah.

    Beberapa kebiasaan makan yang bisa memicu hipertensi di antaranya mengonsumsi makanan ultra-olahan, tidak mengonsumsi kalium secara cukup, hingga terlalu banyak mengonsumsi gula. Dikutip dari laman Health dan Web MD, begini penjelasannya.

    1. Mengonsumsi Makanan Ultra-Olahan

    Menurut profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical School, UT Health Houston John P. Higgins, MD, MBA, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.
    Dikutip dari jurnal “Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Fungsi Endotel,” endotel adalah jaringan di dalam pembuluh darah yang memiliki peran sangat penting dalam homeostasis vaskular melalui sekresi dan modifikasi sejumlah substansi vasoaktif. Disfungsi endotel merupakan peristiwa paling yang terjadi dalam patogenesis penyakit-penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner hingga gagal jantung.

    Sehingga, penting untuk menghindari makanan ultra olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat nutrisi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, lemak bermanfaat, dan protein rendah lemak.

    2. Tidak Mengonsumsi Cukup Kalium

    Kalium membantu tubuh dalam mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Menurut wakil ketua kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD, kadar kalium yang rendah bisa menyebabkan retensi cairan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” ungkapnya.

    Usahakan untuk mengonsumsi 3.500-5.000 miligram (mg) kalium per hari. Adapun beberapa makanan tinggi kalium di antaranya sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

    3. Melewatkan Sarapan

    Tidak sarapan terbukti bisa meningkatkan kortisol, hormon stres utama. Menurut penelitian yang dilakukan kepada wanita dan remaja, mereka yang rutin melewatkan sarapan mengalami peningkatan tekanan darah.

    Masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dalam hal ini. Namun para peneliti menemukan bahwa lonjakan kortisol secara teratur bisa menyebabkan peningkatan sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kondisi kesehatan berbahaya lainnya.

    4. Makan Terlalu Banyak Gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi bisa meningkatkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per hari adalah 10 persen dari total energi (220 kkal). Konsumsi tersebut setara dengan 4 sendok makan atau 50 g per hari.

    Penelitian juga membuktikan bahwa gula tambahan dalam minuman ringan bisa memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    Kebiasaan Lain yang Memicu Hipertensi

    Selain terkait dengan makanan, ada beberapa kebiasaan lain yang juga bisa memicu hipertensi, seperti:

    1. Kurang Tidur

    Tidur begitu penting untuk mengatur tekanan darah. Kurang tidur, baik dari segi kualitas ataupun durasinya bisa meningkatkan tekanan darah.

    Pastikan untuk mendapat tidur yang berkualitas dengan menghindari makan berat beberapa jam sebelum tidur, melakukan aktivitas fisik yang cukup, serta menjaga kamar tidur tetap tenang dan gelap demi kenyamanan. Orang dewasa di atas usia 18 tahun disarankan untuk tidur selama 7-9 jam per malam.

    2. Kurang Minum Air

    Penting untuk menjaga asupan cairan ke tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Dehidrasi bisa mempersempit pembuluh darah, yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    3. Kurangnya Aktivitas Fisik

    Untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, pastikan melakukan aktivitas yang cukup. Aktivitas fisik yang rendah dan duduk terlalu lama bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dengan mengurangi aliran darah, meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan pada sistem kardiovaskular seiring waktu.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan, orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti jalan cepat atau tenis. Pilihan lainnya adalah melakukan aktivitas aerobik intensitas tinggi selama 75 menit per minggu, seperti berlari atau berenang.

    4. Merokok

    Merokok bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, penumpukan plak bisa menyebabkan aterosklerosis yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Aterosklerosis adalah pengerasan arteri akibat penumpukan plak secara bertahap di dalamnya. Plak tersebut terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya. Dalam jangka pendek, tekanan darah akan meningkat setiap kali seseorang merokok.

    (elk/tgm)

  • Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Jakarta

    Telur telah menjadi makanan pokok saat sarapan selama beberapa generasi. Kaya akan protein, vitamin, dan mineral esensial, telur dikenal sebagai sumber nutrisi yang luar biasa. Namun, benarkah telur bisa membahayakan kesehatan jantung?

    Ahli biokimia asal Prancis, Jessie Inchauspé, penulis buku terlaris Glucose Revolution dan The Glucose Goddess Method, ikut angkat bicara soal ini. Dikenal dengan pendekatannya yang berbasis bukti ilmiah, Inchauspé mengulas secara mendalam bagaimana sebenarnya dampak konsumsi telur terhadap kesehatan jantung.

    “Saya makan 3 sampai 4 butir telur sehari… dan saya tahu apa yang akan Anda katakan: ‘Bukankah telur buruk untuk jantung?’ Jadi, mari kita luruskan faktanya: telur itu luar biasa!” katanya,” dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram, dikutip dari Times of India.

    Telur merupakan sumber makanan bergizi. Satu butir telur mengandung sekitar 78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Dalam satu butir telur rebus berukuran besar, juga terkandung berbagai nutrisi berikut:

    Vitamin A: 8 persen dari nilai harian atau daily value (DV)Folat: 6 persen dari DVAsam pantotenat (vitamin B5): 14 persen dari DVVitamin B12: 23 persen dari angka kecukupan gizi (AKG)Riboflavin (vitamin B2): 20 persen dari DVFosfor: 7 persen dari DVSelenium: 28 persen dari DV

    Telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin B6, kalsium, dan seng dalam jumlah yang cukup. Selama ini, banyak orang mengaitkan konsumsi telur dengan risiko penyakit jantung karena kandungan kolesterolnya.

    Namun, menurut ahli biokimia Jessie Inchauspé, kolesterol dalam telur tidak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular.

    “Kolesterol dalam telur tidak berbahaya,” ujarnya, seraya menambahkan seseorang tidak perlu khawatir mengonsumsi telur.

    “Saya makan telur setiap hari. Tidak perlu ada batasan berapa banyak telur yang Anda konsumsi.”

    Inchauspé mencatat penyebab utama penyakit jantung bukanlah konsumsi telur, melainkan disregulasi glukosa dalam tubuh. Ia menjelaskan lonjakan kadar gula darah dan insulin dapat memicu perubahan metabolik yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular secara langsung.

    Berdasarkan pemahaman ini, kini para ahli mulai melihat penyakit jantung melalui pendekatan dua faktor. Faktor pertama adalah partikel kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) yang kecil dan padat, yang lebih mudah menumpuk di dinding pembuluh darah.

    “Faktor kedua untuk penyakit jantung, peradangan dan oksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” jelasnya.

    Selama berabad-abad, telur sering dipandang dengan keraguan karena kandungan kolesterolnya. Namun kini, perhatian para ahli bergeser pada pentingnya pengelolaan gula darah dan pengurangan peradangan, alih-alih sekadar menghindari makanan tinggi kolesterol.

    “Jadi, bagaimana kita menghindari lemak tidak sehat dalam darah kita, dan bagaimana kita menghindari oksidasi? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi gula karena gula, insulin tinggi, kadar glukosa tinggi, dan fruktosa dalam tubuh akan memperburuk keduanya. Hal ini akan mendorong hati Anda untuk memproduksi LDL partikel kecil, dan akan mengoksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” ujarnya.

    (suc/naf)

  • Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik Diam-diam di Usia 20-an

    Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik Diam-diam di Usia 20-an

    Jakarta

    Banyak orang yang mengira bahwa masalah gula darah hanya mengintai mereka yang berusia lanjut. Padahal lonjakan gula darah bisa dialami oleh orang dengan usia 20-an dan sering kali tanpa disadari.

    Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan mengonsumsi minuman yang tampak aman, tapi ternyata diam-diam mengandung tinggi gula. Jika dibiarkan, tentunya minuman ini akan berdampak buruk pada kesehatan.

    Diabetes melitus sendiri yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah menjadi salah satu penyakit serius yang banyak menyerang usia 20-an di Indonesia.
    Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 0,05 persen dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 0,2 persen.

    Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik

    Beberapa minuman harian yang bisa membuat gula darah naik di antaranya minuman boba, kopi dengan gula, hingga jus buah kemasan. Berikut penjelasannya.

    1. Minuman Boba

    Boba menjadi minuman yang digemari oleh banyak kalangan, termasuk orang-orang berusia 20-an. Minuman ini identik dengan bola berbentuk hitam dari tepung tapioka dengan rasa manis, gurih, dan kenyal.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, data dari Singapore Nutrient Databases menunjukkan bahwa 1 gelas minuman chocolate milk boba mengandung 34,36 gram gula. Data lainnya menunjukkan bahwa 1 gelas milk tea dengan tapioka pearl bisa mengandung 299 kalori dan 38 gram gula.

    Artinya, minuman boba memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Banyak yang mengonsumsi minuman boba sekitar 2-3 gelas dalam sehari dan ini sangat berpengaruh pada gula darah dalam tubuh. Jika dikonsumsi berkepanjangan dan terus menerus, tidak menutup kemungkinan akan mengidap penyakit diabetes melitus, jika tubuh sudah tidak bisa lagi menghasilkan insulin.

    2. Minuman Berkarbonasi

    Minuman berkarbonasi manis yang sering mengandung gula tambahan bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Satu porsi minuman berkarbonasi seperti kola 350 ml bisa mengandung 39 gram gula atau sekitar 10 sendok teh.

    Seiring waktu, lonjakan ini bisa membebani pankreas, organ yang bertanggung jawab untuk mengatur produksi insulin.

    Dikutip dari laman Medbury Medical, insulin adalah hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah untuk energi. Saat pankreas bekerja terlalu keras, organ ini bisa memproduksi lebih sedikit insulin atau menjadi kurang efektif dalam menggunakan insulin. Hal tersebut bisa menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tidak merespon insulin dengan baik, yang menyebabkan glukosa menumpuk di aliran darah.

    3. Minuman Berenergi

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, minuman energi seringkali dikaitkan dengan gaya hidup sehat, terutama bagi orang-orang yang suka berolahraga. Tapi, minuman ini sering ditambahkan pemanis buatan, sehingga kandungan gulanya cukup tinggi.

    Minuman berenergi 12 ons atau sekitar 350 ml bisa mengandung hingga 10 sendok teh atau 38 g gula. Kandungan kafeinnya bisa mencapai 160 mg.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, ahli diet Amber Sommer, RD, LD, menyampaikan bahwa bagi individu yang sehat, mengonsumsi minuman berenergi sesekali mungkin tidak menimbulkan masalah serius. Tapi, jika dikonsumsi rutin setiap hari bisa berisiko terhadap kesehatan.

    “Kombinasi kafein dan gula tambahan dalam minuman berenergi dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan gula darah, sehingga mungkin bukan pilihan yang cerdas bagi mereka yang menderita diabetes,” kata Sommer.

    4. Jus Buah Kemasan

    Jus buah kemasan seringkali dipersepsikan sebagai minuman sehat yang mengandung berbagai vitamin dan antioksidan. Namun, minuman ini seringkali juga ditambahkan pemanis buatan yang memperkaya rasa, sehingga kadar gulanya tinggi. Dikutip dari laman Universitas Atma Jaya, jus kemasan “100% buah” sekalipun mengandung gula alami (fruktosa) dalam kadar yang tinggi, yaitu sekitar 20-30 gram per 200 ml.

    Minuman kemasan yang tinggi gula memang wajib diwaspadai. Tak hanya bisa berpengaruh pada orang dengan usia 20-an, minuman kemasan juga bisa berdampak buruk pada usia di bawah 20 tahun.

    Komisi IX DPR-RI Rahmad Handoyo dari Fraksi PDI Perjuangan bercerita kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja mengenai tetangganya yang harus suntik insulin karena minum minuman kemasan setiap hari.

    Tapi faktanya tetangga rumah saya, belakang rumah saya persis, ada anak umur 18 tahun wajib suntik insulin karena gaya hidup. Karena berlebihan makan minuman kemasan setiap hari, bisa dua tiga kali, dampaknya ke kesehatan,” kata Rahmad dalam Raker DPR-RI Komisi IX, Senin (8/7/2024)

    Ciri-ciri Kadar Gula Darah Tinggi

    Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun, kecuali hiperglikemia (kondisi kadar gula darah meningkat secara berlebihan) parah dan persisten. Kendati demikian beberapa orang mungkin merasa cemas karena detak jantung yang cepat, kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung.

    Tergantung tingkat keparahannya, berikut kemungkinan gejala kadar gula darah tinggi:

    Sakit kepalaMeningkatnya rasa haus atau laparBuang air kecil lebih sering dari biasanyaKelelahan parahPenglihatan kaburDetak jantung cepatKulit gatalSuasana hati yang mudah berubahRasa kesemutan, terbakar, atau mati rasa di tangan atau kaki AndaInfeksi yang sering terjadi atau luka yang lambat sembuhPenurunan berat badan yang tidak diinginkan

    Cara menurunkan kadar gula darah dengan cepat bergantung pada penyebab gula darah tinggi. Jika hiperglikemia disebabkan oleh penyakit atau obat-obatan, menghentikan konsumsi obat atau mengobati penyakit bisa menurunkan gula darah.

    Jika hiperglikemia disebabkan oleh makanan, tidak ada makanan dan minuman yang terbukti bisa langsung menurunkan gula darah. Tapi peningkatan stabilitas darah seiring waktu bisa dilakukan dengan:

    Batasi makanan manisseperti minuman manis, permen, kue kering, biskuit, dan kue keringBatasi makanan bertepung,seperti roti putih, tortilla, nasi putih, dan pastaHindari makanan olahan,seperti keripik dan pizzaKonsumsi lebih banyak protein,terutama protein rendah lemak dari daging, ayam, ikan, tahu, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan telur.Konsumsi lebih banyak serat,seperti roti gandum, beras merah, dan quinoaTambahkan sayuran berdaun hijau,seperti kangkung, bayam, dan arugula-Tambahkan sayuran non-tepung,seperti brokoli, kembang kol, kacang hijau, tomat, paprika, dan labu musim panasKonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian,termasuk almond, kenari, chia, rami, labu, dan biji bunga matahariPilih buah beri,karena buah beri memiliki banyak serat dan jumlah gula paling rendah di antara buah-buahan.Berapa Asupan Gula Harian yang Disarankan?

    Dikutip dari laman FKM Universitas Arlangga, Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH, asupan gula bagi setiap orang berbeda. Untuk orang normal tanpa diabetes, disarankan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi.

    “Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari,” katanya.

    Sementara, untuk penderita diabetes disarankan untuk membatasi asupan gula tidak lebih dari 5 persen per hari.

    (elk/tgm)

  • Ini Durasi dan Cara Jalan Kaki yang Cepat Bakar Lemak di Perut

    Ini Durasi dan Cara Jalan Kaki yang Cepat Bakar Lemak di Perut

    Jakarta

    Punya perut buncit bukan cuma soal penampilan yang kurang oke. Lebih dari itu, kondisi ini juga bisa jadi alarm bahaya bagi kesehatan tubuh.

    Menurut sejumlah studi, perut buncit berkaitan dengan risiko penyakit serius, mulai dari jantung, stroke, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, hingga beberapa jenis kanker.

    Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk mengatasinya adalah dengan jalan kaki. Pertanyaannya, berapa lama durasi jalan kaki yang efektif untuk membakar lemak perut?

    30-60 Menit per Hari, 5-6 Kali Seminggu

    Ahli kebugaran menyarankan durasi jalan kaki ideal untuk membakar lemak adalah 30 hingga 60 menit per hari, dilakukan lima hingga enam hari dalam seminggu.

    Durasi ini sesuai dengan panduan latihan aerobik intensitas sedang, yaitu 150-300 menit per minggu, yang terbukti efektif untuk menurunkan lemak tubuh, termasuk di area perut.

    “Konsistensi adalah kunci. Tapi durasi dan intensitas juga sangat berpengaruh dalam pembakaran lemak,” kata pakar kebugaran di AS, dikutip dari CNBC.

    Bagi pemula, bisa mulai dari 20-30 menit per hari, lalu ditingkatkan secara bertahap seiring meningkatnya daya tahan tubuh.

    Berjalan santai mungkin belum cukup. Agar efektif, detak jantung perlu naik ke level 65-80 persen dari detak jantung maksimal, ini disebut zona pembakaran lemak.

    Dengan ritme ini, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, bukan sekadar membakar kalori biasa.

    “Semakin cepat dan lama berjalan, semakin tinggi kalori yang dibakar. Ini penting untuk menciptakan defisit kalori,” lanjutnya.

    Nggak semua jenis jalan kaki punya efek yang sama. Kalau mau hasil maksimal, variasi latihan penting banget. Berikut beberapa metode yang bisa dicoba:

    Interval Jalan Cepat

    Ganti-ganti ritme: 2 menit jalan cepat, lalu 1 menit jalan santai. Ulangi selama 20-30 menit. Efektif buat yang sibuk tapi mau hasil cepat.

    Jalan Tanjakan

    Cari rute yang berbukit atau gunakan treadmill dengan kemiringan. Ini bantu aktifkan otot bokong dan perut lebih maksimal.

    Jalan Pakai Rompi Beban

    Tambahkan rompi berbobot ringan. Ini akan menambah tantangan, mempercepat pembakaran kalori, dan menguatkan otot inti.

    Jalan Jauh dengan Kecepatan Stabil

    Sisihkan satu hari khusus untuk jalan kaki selama 60 menit atau lebih. Ini bagus untuk membangun daya tahan dan jaga pembakaran lemak tetap jalan.

    (naf/kna)