Produk: lemak

  • Perubahan Ajaib yang Terjadi Pada Tubuh saat Stop Konsumsi Gula 30 Hari

    Perubahan Ajaib yang Terjadi Pada Tubuh saat Stop Konsumsi Gula 30 Hari

    Jakarta

    Siapa di sini yang suka mengonsumsi makanan dan minuman manis? Konsumsi gula tambahan secara berlebihan, nyatanya dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis, termasuk diabetes.

    Oleh karena itu, tak ada salahnya mencoba tantangan puasa makan gula selama 30 hari dan lihat perubahan yang terjadi pada tubuh.

    Manfaat Puasa Gula ke Tubuh

    Pola makan apapun yang mengurangi atau menghilangkan gula kemungkinan besar dapat menurunkan risiko obesitas dan memberi manfaat kesehatan lainnya. Ini terkhusus juga bagi orang yang biasa mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi.

    Sebagai gantinya, coba konsumsi makanan utuh yang kaya nutrisi. Cukup konsumsi gula alami yang terdapat dalam sayur, buah, dan produk susu. Berikut sederet manfaat yang bisa didapatkan:

    1. Kadar Gula Darah Terkontrol

    Sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tambahan dapat mengganggu pengendalian gula darah dan meningkatkan risiko diabetes tipe dua. Makanan dan minuman manis, seperti soda, permen, dan minuman kemasan mengandung gula yang mudah diserap, seperti sirup jagung fruktosa, yang dalam banyak penelitian dikaitkan dengan resistensi insulin.

    Hal ini bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan insulin, yang akhirnya merusak sel dan meningkatkan berbagai risiko penyakit seperti retinopati (kerusakan retina mata), demensia, penyakit ginjal kronis, penyakit fatty liver (hati berlemak), sindrom ovarium polikistik, dan penyakit kardiovaskular.

    2. Berat Badan Turun

    Makanan dan minuman tinggi gula tambahan biasanya tinggi kalori, tapi rendah nutrisi seperti protein dan serat. Karena itu, pola makan tinggi gula dikaitkan dengan kenaikan berat badan, obesitas, dan penyakit kronis lainnya.

    “Mengurangi asupan gula tambahan dapat membantu menurunkan berat badan, terutama bila disertai dengan pola makan bergizi seimbang,” kata ahli gizi Jillian Kubala, MS, RD dikutip dari Healthline, Jumat (1/8/2025).

    3. Kesehatan Gigi Membaik

    Asupan gula tambahan dari makanan atau minuman berkaitan erat dengan risiko gigi berlubang atau rusak. Ini disebabkan bakteri di mulut memecah gula dan menghasilkan asam yang merusak gigi.

    Oleh karena itu, sebaiknya asupan gula tambahan sebaiknya dikurangi sebanyak mungkin.

    4. Kesehatan Liver Membaik

    Pola makan tinggi gula, terutama fruktosa, dapat meningkatkan risiko Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) atau perlemakan liver non-alkoholik. Sebuah studi di tahun 2021 menunjukkan peserta penelitian yang melakukan diet rendah gula menghasilkan penurunan 10,5 persen hepatic de novo lipogenesis atau proses pembentukan asam lemak di liver.

    Studi juga menunjukkan penurunan lemak hati dan kadar insulin puasa yang lebih besar dibandingkan kelompok dengan pola makan biasa.

    5.Kesehatan Jantung Terjaga

    Konsumsi gula tambahan secara berlebih dikaitkan dengan berbagai masalah kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, peningkatan trigliserida (jenis lemak dalam darah), dan kolesterol tinggi.

    “Studi juga menunjukkan konsumsi gula tambahan berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung,” sambung Kubala.

    6. Stres dan Depresi Berkurang

    Penelitian menunjukkan pola makan tinggi gula tambahan berkaitan dengan gejala kecemasan dan depresi. Mengurangi asupan gula dapat membantu meredakan gejala tersebut.

    “Tak hanya itu, mengurangi asupan gula juga dapat meningkatkan kesehatan kulit. Konsumsi gula tambahan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penuaan dini,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • AS jadi penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar RI

    AS jadi penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar RI

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BPS: AS jadi penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 01 Agustus 2025 – 14:27 WIB

    Elshinta.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Amerika Serikat menjadi negara penyumbang surplus neraca perdagangan yang terbesar dengan nilai 9,92 miliar dolar AS pada periode Januari-Juni 2025.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, tiga komoditas unggulan nonmigas yang menyumbang surplus adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya 2,19 miliar dolar AS, pakaian dan aksesoris (rajutan) 1,28 miliar dolar AS, dan alas kaki 1,27 miliar dolar AS.

    “Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar 9,92 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,64 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,36 miliar dolar AS,” ujarnya di Jakarta, Jumat.

    Dari sisi ekspor, Amerika Serikat berada pada urutan kedua terbesar dengan nilai 14,79 miliar dolar AS pada periode Januari-Juni 2025.

    Tiga komoditas penopang adalah mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 2,80 miliar dolar AS, alas kaki sebesar 1,29 miliar dolar AS, pakaian dan aksesoris (rajutan) 1,28 miliar dolar AS.

    “Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat untuk Juni 2025 turun 2,05 persen dibandingkan Mei 2025, namun meningkat 33,49 persen dibandingkan Juni 2024,” katanya.

    Secara kumulatif Januari hingga Juni 2025, nilai ekspor meningkat 20,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Selain itu, Pudji juga menyebut 10 komoditas ekspor tersebar Indonesia ke Amerika Serikat untuk Januari-Juni 2025 adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85), alas kaki (HS64), pakaian dan aksesoris (rajutan) (HS61), serta pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS62).

    Kemudian, lemak dan minyak hewani atau nabati (HS15), karet dan barang dari karet (HS40), perabot lampu dan alat penerangan (HS94), ikan krustasea dan molusca (HS03), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84), dan berbagai produk kimia (HS38).

    Terkait dengan dampak tarif resiprokal sebesar 10 persen dari Amerika Serikat selama masa negosiasi beberapa waktu lalu, dia mengatakan, perlu melakukan kajian lebih lanjut karena tidak semua komoditas ekspor dikenakan tarif tersebut.

    Sementara itu, total impor nonmigas dari Amerika pada periode Januari-Juli 2025 tercatat sebesar 4,87 miliar dolar AS.

    Tiga komoditas penyumbang impor terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis (HS84) sebesar 0,95 miliar dolar AS, mesin dan perlengkapan elektrik (HS85) sebesar 0,62 miliar dolar AS, serta biji dan buah mengandung minyak (HS12) sebesar 0,51 miliar.

    Sumber : Antara

  • Punya Tekstur Unik dan Bau Menyengat, Ini Manfaat Makan Natto untuk Kesehatan

    Punya Tekstur Unik dan Bau Menyengat, Ini Manfaat Makan Natto untuk Kesehatan

    JAKARTA – Natto merupakan salah satu makanan khas Jepang yang populer. Makanan ini terbuat dari kedelai yang difermentasi menggunakan bakteri Bacillus stutilis.

    Namun, natto memiliki tekstur lengket dan berlendir, serta aroma yang menyengat dan khas, yang membuat tak semua orang menyukainya. Meski demikian, natto ternyata mengandung banyak manfaat untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi rutin, seperti berikut ini.

    1. Mendukung kesehatan jantung

    Dikutip dari Everyday Health, pada Jumat, 1 Agustus 2025, serat dan lemak tak jenuh pada natto dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL, alias kolesterol jahat dalam darah. Hal ini tentu saja baik untuk kesehatan jantung.

    Natto juga mengandung enzim unik bernama nattokinase, yang terbentuk selama fermentasi. Enzim ini berfungsi menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar lemak darah, mencegah pembentukan plak di arteri yang semuanya berguna mengurangi risiko penyakit jantung.

    2. Melancarkan pencernaan

    Natto mengandung probiotik alami yang berfungsi sebagai bakteri baik dalam menjaga keseimbangan mikrobioma usus. Kesehatan usus yang baik berkaitan erat dengan pencernaan yang lancar dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

    Tak hanya itu, fermentasi natto membantu mengurangi zat antinutrisi yang secara alami terdapat pada kedelai. Dengan pengurangan zat tersebut maka penyerapan nutrisi lebih lancar dan tidak menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung atau mual.

    3. Bantu perkuat tulang

    Kandungan kalsium pada natto sangat tinggi, yakni sekitar 217 miligram per 100 gramnya. Hal ini tentunya membuat konsumsi natto dapat membantu memperkuat tulang dan menjaga kepadatannya.

    Selain kalsium, natto juga mengandung magnesium dan vitamin K yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tulang.

  • BI: Surplus neraca perdagangan Juni 2025 perkuat ketahanan eksternal

    BI: Surplus neraca perdagangan Juni 2025 perkuat ketahanan eksternal

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) memandang, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Jumat (1/8), neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 mencatat surplus sebesar 4,10 miliar dolar Amerika Serikat (AS), melanjutkan surplus pada Mei 2025 sebesar 4,30 miliar dolar AS.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa ke depan, bank sentral terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain.

    Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

    Adapun surplus neraca perdagangan yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik.

    Neraca perdagangan nonmigas pada Juni 2025 mencatat surplus sebesar 5,21 miliar dolar AS, seiring dengan tetap kuatnya ekspor nonmigas sebesar 22,33 miliar dolar AS.

    Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut terutama didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam seperti lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti berbagai produk kimia.

    Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

    Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi sebesar 1,11 miliar dolar AS pada Juni 2025 sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPS: CPO hingga komponen elektronik penyumbang ekspor terbesar

    BPS: CPO hingga komponen elektronik penyumbang ekspor terbesar

    Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor non-migas pada Januari hingga Juni 2025

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap sektor industri pengolahan seperti minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, serta kimia dasar organik, komponen elektronik menjadi pendorong peningkatan kinerja ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2025.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebut ekspor sektor industri pengolahan mencapai 107,60 miliar dolar AS, naik 16,57 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 92,31 miliar dolar AS.

    “Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor non-migas pada Januari hingga Juni 2025 dengan andil sebesar 12,16 persen,” ujar Pudji Ismartini di Jakarta, Jumat.

    Pudji menyampaikan ekspor hasil industri pengolahan yang naik cukup besar, yaitu minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, semikonduktor dan komponen elektronik lainnya, serta peralatan listrik lainnya.

    Ekspor sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 49,77 persen. Ekspor hasil pertanian yang naik cukup besar, yaitu kopi, buah-buahan tahunan, tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah, sayur-sayuran, serta ikan segar atau dingin hasil tangkap.

    Nilai ekspor sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada Januari-Juni 2025 sebesar 3,39 miliar dolar AS, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,26 miliar dolar AS.

    Total ekspor Januari-Juni 2025 mencapai 135,41 miliar dolar AS, kemudian meningkat 7,70 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.

    Sementara itu, nilai ekspor pada Juni 23,44 miliar dolar AS atau naik 11,29 persen dibandingkan dengan Juni 2024. Nilai ekspor migas tercatat senilai 1,11 miliar dolar AS atau turun 9,85 dolar AS.

    Pada Juni 2025, total ekspor non-migas sebesar 22,33 miliar dolar AS dengan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar 0,59 miliar dolar AS, sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar 2,74 miliar dolar AS, serta sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar 19,00 miliar dolar AS.

    Sepanjang Januari-Juni 2025, tiga besar negara tujuan ekspor adalah Tiongkok, Amerika Serikat dan India dengan share sekitar 41,34 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

    Nilai ekspor non-migas ke Tiongkok tercatat sebesar 29,31 miliar dolar AS yang utamanya terdiri atas besi dan baja, bahan bakar mineral serta nikel dan barang daripadanya.

    Amerika Serikat tercatat sebesar 14,79 miliar dolar AS yang terdiri atas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya atau rajutan.

    Sementara India tercatat sebesar 8,97 miliar dolar AS yang terdiri atas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, serta besi dan baja.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Surplus neraca dagang semester 1 capai 19,48 miliar dolar AS

    Surplus neraca dagang semester 1 capai 19,48 miliar dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut surplus neraca perdagangan pada semester 1 2025 atau Januari hingga Juni mencatat surplus sebesar 19,48 miliar dolar AS.

    “Surplus semester 1 ini ditopang oleh surplus komoditas non-migas yang sebesar 28,31 miliar dolar AS, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 8,83 miliar dolar AS,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Jakarta, Jumat.

    Surplus didorong oleh komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati, yaitu sebesar 15,74 miliar dolar AS, bahan bakar mineral 13,28 miliar dolar AS, serta besi dan baja 9,04 miliar dolar AS.

    Sedangkan defisit utamanya berasal dari komoditas mesin dan peralatan mekanis sebesar 13,40 miliar dolar AS, kemudian mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 5,26 miliar dolar, serta plastik dan barang dari plastik sebesar 3,72 miliar dolar AS.

    Jika dilihat berdasarkan negara mitra dagang, maka tiga negara penyumbang surplus adalah Amerika Serikat sebesar 8,57 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,59 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,40 miliar dolar AS.

    BPS juga mencatat surplus neraca perdagangan sebesar 4,10 miliar dolar AS pada Juni 2025. Surplus ditopang oleh non-migas sebesar 5,22 miliar dolar AS dengan komoditas lemak dan minyak hewani, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

    Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,11 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.

    Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar 9,92 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,64 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,36 miliar dolar AS.

    Sedangkan tiga negara penyumbang defisit terdalam pada kelompok non-migas adalah Tiongkok sebesar 10,69 miliar dolar AS, Australia sebesar minus 2,39 miliar dolar AS, dan Brasil sebesar minus 0,83 miliar dolar AS.

    Sementara itu, nilai ekspor pada Juni 2025 mencapai 23,43 miliar dolar AS, dan impor sebesar 19,33 miliar dolar AS.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tanda Kiamat Muncul di Mana-Mana, Tampak Jelas di Keju

    Tanda Kiamat Muncul di Mana-Mana, Tampak Jelas di Keju

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dampak “kiamat” perubahan iklim akibat aktivitas manusia bisa terlihat jelas dari keju. Para ilmuwan memperingatkan bahan dasar pembuatan keju, kualitas susu sapi terpengaruh dengan krisis ini.

    Studi yang dipublikasikan di Journal of Dairy Science, peneliti dari Universite Clermont Auvergne Prancis menemukan rasa susu sapi yang berubah. Ini disebabkan makanan yang dikonsumsi hewan tersebut mengalami perubahan.

    Sapi mengonsumsi makanan pakan tambahan seperti jagung dan konsentrat. Sebab makanannya, rumput mengalami kekeringan dan membuatnya menjadi kurang untuk dikonsumsi sapi.

    Karena perubahan itu, membuat rasa kandungan gizi susu berubah. Pada akhirnya rasa keju pun menjadi kurang nikmat.

    “Kalau perubahan iklim terus berjalan seperti sekarang, kita akan merasakannya dalam rasa keju kita,” ujar Matthieu Bouchon, peneliti utama dari studi tersebut kepada Science News.

    Mereka melakukan penelitian pada 2021 dengan membandingkan dua kelompok sapi. Salah satunya mengonsumsi rumput dan sisanya diberi pakan tambahan.

    Sapi yang makan jagung akan menghasilkan sapi dengan volume setara dan emisi metana lebih rendah. Namun rasa susu yang dihasilkan kurang gurih dan kaya dibandingkan dengan sapi yang mengonsumsi rumput.

    Sapi yang merumput juga memiliki lebih banyak asam lemak omega-3 dan asam laktat. Kandungan ini penting bagi kesehatan jantung dan sistem pencernaan.

    Fenomena ini terjadi pada banyak wilayah. Mulai dari Eropa hingga Brasil.

    Salah satu peternak sapi perah asal Brasil, Gustavo Abijaodi mengatakan perubahan iklim membuat kandungan susu di sana menurun.

    “Kami menghadapi banyak masalah dengan kandungan protein dan lemak dalam susu karena suhu panas,” ungkap Abijaodi. “Kalau kami bisa menstabilkan dampak panas, sapi akan menghasilkan susu yang lebih baik dan bergizi.”

    Temuan lainnya adalah pola makan sapi berubah. Sebab suhu ekstrem karena pemanasan global membuat sapi makan lebih sedikit.

    “Sapi menghasilkan panas saat mencerna makanan, jadi kalau mereka sudah merasa panas, mereka akan makan lebih sedikit untuk menurunkan suhu tubuhnya,” kata Pakar peternakan lainnya, Marina Danes dari Universitas Federal Lavras, Brasil.

    Sapi yang makan lebih sedikit akan membuat daya tahan tubuh hewan menjadi menurun. Selain itu juga akan membuat hewan menjadi rentan terkena penyakit.

    “Proses ini bisa berujung pada penurunan daya tahan tubuh, membuat hewan lebih rentan terkena penyakit,” jelasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kondisi Mengenaskan Bayi Malnutrisi di Gaza, Lengannya Cuma Sebesar Ibu Jari

    Kondisi Mengenaskan Bayi Malnutrisi di Gaza, Lengannya Cuma Sebesar Ibu Jari

    Jakarta

    Warga di Gaza dilanda kelaparan parah yang menyebabkan banyak anak mengalami malnutrisi. Banyak anak yang tubuhnya mulai melemah karena tidak bisa makan.

    “Dia selalu lesu, berbaring seperti ini. Anda tidak akan melihat responsnya,” kata Zeina Radwan, ibu dari bayi bernama Maria Suhaib Radwan yang berusia 10 bulan, dikutip dari Reuters.

    Zeina mengatakan ia tidak dapat menemukan susu atau makanan yang cukup untuk bayinya. Bahkan, ia tidak bisa menyusui karena kekurangan gizi dan hanya bertahan hidup dengan satu kali makan dalam sehari.

    “Anak-anak saya dan saya tidak dapat hidup tanpa nutrisi,” sambungnya.

    Reuters melaporkan kondisi di Kompleks Medis Nasser selama lima hari, satu dari hanya empat pusat yang tersisa di Gaza yang mampu merawat anak-anak yang sangat kelaparan. Selama berada di sana, 53 kasus anak-anak dengan gizi buruk akut dirawat, menurut kepala bangsal.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 154 orang, termasuk 89 anak-anak, meninggal dunia akibat malnutrisi, jumlah tertinggi terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Sebuah lembaga pemantau kelaparan global mengatakan pada hari Selasa bahwa skenario kelaparan sedang terjadi.

    “Kami membutuhkan susu untuk bayi, membutuhkan pasokan medis, membutuhkan makanan, dan makanan khusus untuk departemen gizi,” kata Dr Ahmed al-Farra, kepala departemen pediatrik dan maternitas di Kompleks Medis Nasser.

    Para pejabat Israel mengatakan banyak dari mereka yang meninggal akibat malnutrisi di Gaza menderita penyakit bawaan. Para ahli mengatakan hal ini lazim terjadi pada tahap awal krisis kelaparan.

    “Anak-anak dengan kondisi bawaan lebih rentan. Mereka terdampak lebih awal,” kata Marko Kerac, profesor klinis di London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang membantu menyusun pedoman pengobatan WHO untuk malnutrisi akut berat.

    Dr Farra mengatakan rumah sakitnya kini menangani anak-anak malnutrisi tanpa masalah kesehatan sebelumnya. Seperti yang dialami bayi Wateen Abu Amounah, yang lahir sehat hampir tiga bulan lalu dan kini beratnya 100 gram lebih ringan daripada berat badannya saat lahir.

    “Selama tiga bulan terakhir, berat badannya tidak naik satu gram pun. Sebaliknya, berat badan anak itu justru menurun,” beber Dr Farra.

    “Ada kehilangan total otot. Hanya kulit di atas tulang, yang merupakan indikasi bahwa anak tersebut telah memasuki fase malnutrisi berat. Bahkan wajah anak itu, ia telah kehilangan jaringan lemak di pipinya,” sambungnya.

    Ibu bayi itu, Yasmin Abu Sultan, menunjuk ke arah anggota tubuh bayi itu. Terlihat lengannya hanya selebar ibu jari ibunya.

    “Kau lihat? Ini kakinya… Lihat lengannya,” keluhnya.

    Ibu dari Wateen mengatakan ia mencoba memasukkan putrinya ke rumah sakit bulan lalu, tetapi pusat kesehatan itu penuh. Setelah 10 hari tanpa susu dan hampir tidak ada makanan sehari untuk seluruh keluarga, dan kondisi anaknya semakin memburuk.

    Banyak juga bayi yang kondisinya seperti Wateen mengalami demam dan diare berulang, penyakit yang lebih rentan dialami anak-anak yang kekurangan gizi dan membuat kondisi mereka semakin berbahaya.

    “Jika dia terus seperti ini, aku akan kehilangan dia,” lanjutnya.

    Kini, Wateen masih dirawat di rumah sakit. Ibunya dianjurkan memberikannya susu formula sedikit demi sedikit dari botol.

    “Efek samping dari kekurangan gizi parah, yang berlawanan dengan intuisi, adalah hilangnya nafsu makan,” jelas dokter kepada Reuters.

    Naasnya, salah satu bayi berusia lima bulan bernama Zainab Abu Haleeb tidak bisa bertahan di tengah kelaparan. Ia rentan terhadap infeksi karena malnutrisi yang parah dan meninggal akibat sepsis.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Pengembangan Peternakan Masa Depan RI Butuh Transformasi Menyeluruh – Page 3

    Pengembangan Peternakan Masa Depan RI Butuh Transformasi Menyeluruh – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi) bersama Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), dan Danone Ecosystem mendorong transformasi peternakan sapi perah rakyat yang berkelanjutan dan inklusif melalui Program FRESH (Farmer Resilience and Enhanced Sustainable Husbandry).

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Agung Suganda menyebut kolaborasi lintas sektor seperti Program FRESH sebagai contoh nyata transformasi peternakan rakyat di Indonesia.

    “Program ini tidak hanya menjawab tantangan produktivitas dan regenerasi peternak, tapi juga menjadi solusi adaptif terhadap perubahan iklim. Ini adalah model pengembangan peternakan masa depan yang menyeluruh, berkelanjutan, dan berdaya saing. Kami sangat mengapresiasi inisiatif seperti ini dan berharap bisa direplikasi di banyak daerah,” tegas dikutip Rabu (30/7/2025).

    Manfaat program FRESH dirasakan langsung oleh peternak bernama Jenarwan, peternak yang berasal dari Jemowo, Boyolali, mengaku kini lebih percaya diri mengelola usahanya setelah mendapatkan pelatihan GDFP dan dukungan pengembangan pakan.

    “Dulu saya menganggap beternak hanya soal memberi makan dan memerah susu. Sekarang saya mulai memahami pentingnya pencatatan seperti produksi susu, kesehatan ternak, dan biaya usaha serta manajemen keuangan. Pendampingan ini membuka cara pandang baru bahwa peternakan juga harus dikelola seperti usaha profesional. Hasilnya, kualitas susu saya meningkat, kandungan lemak dan proteinnya lebih baik, dan jumlah produksi harian juga bertambah,” ujarnya.

    Dukungan terhadap peternak bukan hanya tentang pasokan, tetapi juga kontribusi nyata bagi ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan penguatan ekonomi lokal. Susu memiliki peran penting sebagai sumber gizi makro dan mikro yang dibutuhkan dalam masa tumbuh kembang anak, serta berkontribusi dalam pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan keluarga Indonesia.

     

     

     

  • Gaya Hidup Manis Bisa Picu Diabetes Dini, Kenali 6 Gejalanya!

    Gaya Hidup Manis Bisa Picu Diabetes Dini, Kenali 6 Gejalanya!

    Jakarta

    Daily routine terasa kurang lengkap tanpa kopi susu, matcha latte, hingga minuman boba. Namun, bila dikonsumsi berlebihan, gaya hidup manis ini bisa berdampak serius bagi kesehatan, salah satunya memicu penyakit gula (diabetes) sejak usia muda.

    Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes dari Mayapada Hospital Kuningan, dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES, anak muda kini juga rentan memasuki fase pradiabetes-kondisi di mana kadar gula darah puasa berkisar antara 100-125 mg/dL. Padahal, kadar normal umumnya di kisaran 70-90 mg/dL.

    “Pradiabetes belum dikatakan diabetes, tetapi bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2,” jelas dr. Roy dalam keterangannya, Jumat (25/7/2025).

    Ia menambahkan bahwa diabetes baru bisa ditegakkan jika kadar gula darah puasa sudah melebihi 126 mg/dL. Gejalanya kerap tidak disadari sejak awal, sehingga penting untuk mengenalinya lebih dini.

    Menurut dr Roy, berikut beberapa ciri diabetes yang umum terjadi:

    Mudah lapar dan cepat lelah: tubuh kekurangan insulin atau insulin tidak bekerja optimal untuk menyerap glukosa menjadi energi.

    Sering buang air kecil: tubuh mencoba membuang kelebihan kadar gula melalui urin.

    Sering haus dan mulut kering: karena tubuh kehilangan lebih banyak cairan.

    Berat badan turun tanpa sebab jelas: tubuh tidak bisa menyerap energi dengan baik sehingga tubuh membakar otot dan lemak sebagai sumber energi alternatif.

    Penglihatan kabur: perubahan kadar cairan dalam tubuh bisa mengubah bentuk lensa mata, mengaburkan pandangan, serta berisiko menyebabkan komplikasi pada retina (retinopati diabetik).

    Kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar di tangan dan kaki: disebut sebagai neuropati diabetik, kondisi ini terjadi akibat kerusakan saraf karena kadar gula tinggi.

    Kalau kamu mulai mengalami gejala-gejala tersebut, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan.

    Sekarang kamu bisa periksa risiko diabetes secara gratis lewat layanan Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan, mulai dari skrining risiko pradiabetes atau diabetes dengan bantuan AI, pemeriksaan gula darah, konsultasi dokter, manajemen diabetes yang menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan Sugar Clinic ini juga tersedia di Mayapada Hospital Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, kamu dapat menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Penerapan gaya hidup sehat juga dapat dipantau lewat MyCare melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, footsteps, jumlah kalori terbakar, dan BMI. Informasi kesehatan dan berbagai promo layanan tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare.

    Unduh MyCare sekarang dan kumpulkan reward point yang bisa ditukar dengan potongan harga layanan kesehatan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (sls/Mayapada Hospital)