Produk: lemak

  • Lagi Viral Jalan Kaki 6-6-6, Ini Saran Dokter Buat yang Mau Cobain

    Lagi Viral Jalan Kaki 6-6-6, Ini Saran Dokter Buat yang Mau Cobain

    Jakarta

    Tren olahraga berjalan kaki dengan metode 6-6-6 populer di media sosial. Meski dianggap sebagai cara sederhana untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan, ternyata ada kelompok tertentu yang tidak disarankan untuk langsung mengikuti tren ini.

    Metode 6-6-6 adalah program berjalan kaki yang dianggap sederhana dan efektif untuk membantu menurunkan berat badan serta mengurangi stres. Tren ini dilakukan dengan berjalan kaki selama 60 menit sebanyak tiga hari dalam seminggu, yang bisa dimulai pada pukul 6.00 pagi atau 6.00 sore.

    “48 menit di antaranya harus dilakukan dengan ‘kecepatan tinggi’ atau zona 2. Ini berfungsi untuk meningkatkan detak jantung dan menantang sistem kardiovaskular,” jelas dokter intervensi nyeri dan pengobatan regeneratif di DISC Sports and Spine Center di Encino, California, AS, Dr Raj Desai, MD kepada Everyday Health.

    Dr Desai sendiri sangat mendukung olahraga dan jalan kaki secara teratur karena memiliki banyak manfaat, seperti:

    Menjaga berat badan yang sehat.Mengurangi lemak tubuh.Menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kanker, dan diabetes tipe 2.Meningkatkan kebugaran kardiovaskular.Meningkatkan kekuatan tulang dan otot.Meningkatkan energi.Memperkuat sistem kekebalan tubuh.Meminimalkan stres.Meningkatkan suasana hati.

    Saran Dokter Buat yang Mau Coba Jalan Kaki 6-6-6

    Meskipun memiliki banyak manfaat, ada beberapa orang yang perlu berhati-hati sebelum langsung melakukan tren 6-6-6 ini. Hukuman ini tidak disarankan bagi mereka yang baru pertama kali berolahraga atau tidak pernah berolahraga secara teratur.

    Langsung berjalan kaki selama 60 menit bisa jadi terlalu berat. Oleh karena itu, bagi pemula, disarankan untuk memulainya dengan beban yang lebih kecil dan secara bertahap meningkatkan durasi hingga 60 menit.

    Selain itu, tren ini juga tidak disarankan bagi mereka yang sedang mengalami cedera. Kelompok ini akan lebih baik jika berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli fisioterapi sebelum memulai program latihan apa pun.

    Dr. Desai juga menekankan, bagi individu dengan riwayat atau masalah kondisi jantung, masalah sendi, atau yang umumnya kurang bergerak, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai tren ini.

    Pada intinya, olahraga dengan berjalan kaki sangat direkomendasikan. Namun, jika tidak memiliki waktu 60 menit atau belum sanggup melakukannya, mulailah secara perlahan sesuai dengan jadwal dan kemampuan masing-masing.

    “Program olahraga terbaik adalah program yang benar-benar Anda jalani dengan rutin dan jangka panjang,” tegas Dr Desai.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Minum Kopi Sebelum Olahraga? Ini Manfaatnya yang Tak Terduga

    Minum Kopi Sebelum Olahraga? Ini Manfaatnya yang Tak Terduga

    Jakarta

    Kopi seringkali dijadikan minuman untuk mengusir rasa kantuk. Terlebih, minum kopi sebelum memulai olahraga dapat memberikan manfaat yang luar biasa, khususnya dalam meningkatkan performa.

    Dikutip dari Healthline, kandungan kafein dalam kopi banyak dimanfaatkan oleh orang untuk memberikan mereka energi tambahan dan membantu dalam mencapai performa terbaik.

    Melalui banyak penelitian, kafein banyak diteliti sebagai asam ergogenik yang efektif atau peningkat performa yang baik dalam latihan kekuatan maupun kardio. Manfaat kafein antara lain:

    Meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan tenagaMeningkatkan daya tahan aerobikMeningkatkan performa lari cepat, lompat, dan lemparMenghemat penyimpanan glikogen dan memanfaatkan lemak sebagai sumber bahan bakar utamaMeningkatkan fokus dan kewaspadaan

    Kapan Waktu yang Tepat?

    Sebagian besar penelitian menunjukkan waktu terbaik minum kopi adalah 45-60 menit sebelum berolahraga. Ini agar kafein mendapat waktu untuk diserap dalam aliran darah dan mencapai puncaknya.

    International Society of Sports Nutrition (ISSN) telah menyimpulkan bahwa kafein merupakan bantuan ergogenik yang efektif jika dikonsumsi dalam dosis 2-6 mg per kg berat badan. Secangkir kopi, biasanya mengandung sekitar 100 mg kafein, sehingga 1-2 cangkir sebelum latihan adalah dosis yang cukup.

    Efek Samping

    Meskipun ada banyak manfaat yang bisa didapat, minum kopi sebelum olahraga juga memiliki efek samping.

    Saat olahraga, tubuh akan mengalihkan darah ke kelompok otot yang aktif dan menjauhi sistem pencernaan. Hal ini membuat meningkatnya risiko sakit perut dan masalah pencernaan lain bagi sebagian orang.

    Selain itu, mereka yang memiliki sensitivitas terhadap kafein dapat menimbulkan rasa gelisah, cemas, sakit perut, hingga meningkatnya detak jantung.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/suc)

  • 5 Cara Mengatasi Lemah Syahwat secara Alami dan Efektif

    5 Cara Mengatasi Lemah Syahwat secara Alami dan Efektif

    Jakarta

    Lemah syahwat, juga dikenal sebagai impotensi atau disfungsi ereksi (erectile dysfunction/ED), adalah kondisi ketika penis tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.

    Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria seiring bertambahnya usia, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun. Namun, bukan berarti pria yang masih berada di usia produktif terbebas dari risiko lemah syahwat.

    Apa Itu Lemah Syahwat?

    Dikutip dari Harvard Health Publishing, lemah syahwat terjadi ketika penis tidak cukup keras atau ereksi tidak bertahan lama selama hubungan intim. Setidaknya 25 persen dari waktu, penis tidak bisa mempertahankan kekerasannya. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari stres, efek samping obat, depresi, hingga gangguan sirkulasi darah.

    Menurut Harvard Health Publishing, sekitar 75 persen kasus lemah syahwat berhubungan dengan kondisi medis serius, seperti:
    Penyakit jantung dan pembuluh darah

    DiabetesGangguan sarafPengobatan atau operasi prostat

    Bahkan, dalam 30 persen kasus, lemah syahwat atau disfungsi ereksi menjadi tanda awal dari penyakit kardiovaskular.

    Cara Mengatasi Lemah Syahwat Secara Alami

    Beberapa langkah gaya hidup sehat berikut ini terbukti secara ilmiah bisa membantu mengatasi disfungsi ereksi atau lemah syahwat.

    1. Rutin Berjalan Kaki

    Studi dari Harvard menunjukkan bahwa berjalan kaki selama 30 menit setiap hari dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi hingga 41 persen. Aktivitas fisik sedang, terutama pada pria paruh baya yang mengalami obesitas, terbukti membantu mengembalikan fungsi seksual.

    2. Konsumsi Makanan Sehat

    Menurut Massachusetts Male Aging Study, pola makan yang kaya akan buah, sayur, biji-bijian utuh, dan ikan terbukti mengurangi risiko disfungsi ereksi. Hindari daging merah, makanan olahan, serta karbohidrat olahan seperti roti putih atau makanan tinggi gula.

    3. Jaga Kesehatan Pembuluh Darah

    Tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan trigliserida tinggi dapat merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang menuju penis. Periksakan kondisi kesehatan secara rutin untuk menjaga kesehatan jantung, otak, dan fungsi seksual.

    4. Turunkan Berat Badan

    Lingkar pinggang yang besar meningkatkan risiko disfungsi. Pria dengan lingkar pinggang 107 cm (42 inci) memiliki risiko 50 persen lebih besar mengalami lemah syahwat dibandingkan pria dengan lingkar pinggang 81 cm (32 inci). Menurunkan berat badan dapat memperbaiki keseimbangan hormon dan meningkatkan aliran darah ke penis.

    Terlebih obesitas meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah dan diabetes, dua penyebab utama disfungsi ereksi. Kelebihan lemak juga mengganggu beberapa hormon yang mungkin juga menjadi bagian dari masalah ini.

    5. Senam Kegel

    Senam Kegel membantu memperkuat otot dasar panggul, yang berfungsi menjaga aliran darah ke penis saat ereksi. Dalam penelitian di Inggris, latihan Kegel dua kali sehari selama tiga bulan, ditambah perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok dan mengurangi alkohol, terbukti lebih efektif dibandingkan hanya mengubah gaya hidup saja.

    (suc/suc)

  • Ancaman Serius, Peneliti Ramal Kasus Kanker Hati Bakal Meningkat, Ini Pemicunya

    Ancaman Serius, Peneliti Ramal Kasus Kanker Hati Bakal Meningkat, Ini Pemicunya

    Jakarta

    Jumlah orang yang mengidap kanker hati akan meningkat hampir dua kali lipat di seluruh dunia pada tahun 2050, kecuali, banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyebabnya.

    Dikutip dari laman France 24, data dari Global Cancer Observatory yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet menunjukkan, kasus baru kanker hati akan meningkat menjadi 1,52 juta per tahun dari 870.000, jika tren saat ini terus berlanjut.

    Kanker hati merupakan kanker paling mematikan ketiga di antara semua kanker. Penelitian memperkirakan, kanker hati akan merenggut sebanyak 1,37 juta jiwa pada pertengahan abad ini. Meski demikian, menurut tim ahli internasional, tiga dari lima kasus kanker hati bisa dicegah.

    Faktor risiko dari kanker hati adalah konsumsi alkohol, penumpukan lemak di hati yang terkait dengan obesitas atau yang sebelumnya dikenal dengan Nonalcoholic fatty liver (NAFLD), jenis penyakit perlemakan hati yang tidak berhubungan dengan konsumsi alkohol, serta hepatitis virus.

    Konsumsi alkohol diperkirakan menyebabkan lebih dari 21 persen dar kasus kanker hati pada tahun 2050, naik lebih dari dua poin persentase dari tahun 2022. Sementara, kanker akibat lemak terkait obesitas di hati akan meningkat hingga 11 persen, yang juga naik lebih dari dua poin persentase.

    Kanker hati gegara hepatitis B

    Virus penyebab hepatitis B dan C diperkirakan akan tetap menjadi penyebab utama kanker hati pada tahun 2050. Cara terbaik untuk mencegah hepatitis B adalah pemberian vaksinasi saat lahir. Namun, cakupan vaksin masih rendah di negara-negara miskin, seperti Afrika sub-Sahara.

    Hepatitis B sendiri diperkirakan dapat membunuh 17 orang antara tahun 2015 dan 2030, kecuali tingkat vaksinasi ditingkatkan.

    Studi berskala besar yang meninjau bukti-bukti mengenai subjek ini menggaris bawahi adanya kebutuhan mendesak akan tindakan global terhadap kanker hati. Sehingga, para ahli menyerukan kesadaran masyarakat yang lebih besar tentang bahaya kanker hati yang bisa dicegah. Mereka terutama mengingatkan orang-orang dengan obesitas atau diabetes tentang penyakit hati berlemak di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video WHO soal Risiko Kesehatan Global Terkait Penyakit Misterius Kongo: Rendah”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/kna)

  • 5 Makanan Favorit Orang RI yang Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda

    5 Makanan Favorit Orang RI yang Bisa Picu Serangan Jantung di Usia Muda

    Jakarta

    Serangan jantung kini tak lagi hanya menyerang usia lanjut. Banyak kasus menunjukkan serangan jantung terjadi pada usia muda, dan salah satu pemicu utamanya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini sering kali dipicu oleh gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.

    Di Indonesia, banyak makanan favorit yang sebenarnya menyimpan ‘bom waktu’ bagi kesehatan jantung, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Berikut adalah 5 makanan favorit yang bisa memicu hipertensi dan meningkatkan risiko serangan jantung di usia muda:

    1. Gorengan

    Keripik, aneka gorengan, atau makanan ringan kemasan adalah camilan andalan banyak orang. Makanan-makanan ini tinggi akan garam dan lemak jenuh. Konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan volume darah dan tekanan pada pembuluh darah, yang berujung pada hipertensi. Begitu juga dengan makanan yang digoreng, lemak jenuhnya dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung.

    “Gorengan itu kenapa sih akhirnya jadi salah satu makanan yang dianjurkan untuk dihindari? Karena biasanya kita makan gorengan nggak mungkin cuman satu, jadi pasti lebih dari satu. Itu tuh udah jelas mudah sekali terjadi overdosis dari komponen yang ada di dalam gorengan itu,” terang spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH.

    2. Makanan Bersantan

    Masakan Indonesia kaya akan santan, seperti rendang, gulai, dan opor. Santan memang gurih dan lezat, tapi juga mengandung lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah bisa membentuk plak, menyumbat aliran darah, dan akhirnya memicu serangan jantung.

    3. Jeroan Sapi atau Ayam

    Sate, gulai, atau sop jeroan seperti usus, babat, dan hati sangat populer. Namun, jeroan mengandung kolesterol dan purin yang sangat tinggi. Konsumsi berlebihan bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan memicu penumpukan plak di pembuluh darah, yang menjadi penyebab utama hipertensi dan penyakit jantung.

    4. Mie Instan

    Mie instan adalah penyelamat di kala lapar melanda. Sayangnya, mie instan mengandung natrium (garam) yang sangat tinggi. Kandungan natrium ini berfungsi sebagai pengawet dan perasa. Konsumsi rutin mie instan dapat meningkatkan risiko hipertensi secara signifikan, terutama jika bumbu dihabiskan semua.

    5. Minuman Manis Kemasan

    Teh kemasan, kopi instan, atau minuman bersoda adalah pilihan praktis untuk menghilangkan dahaga. Namun, minuman ini sarat dengan gula tambahan. Konsumsi gula berlebihan tidak hanya berisiko menyebabkan diabetes, tapi juga bisa memicu peradangan dalam tubuh, meningkatkan berat badan, dan memperburuk kondisi pembuluh darah. Kondisi ini semua akan meningkatkan risiko hipertensi dan serangan jantung.

    Mengingat risiko serangan jantung di usia muda semakin nyata, bijak dalam memilih makanan adalah langkah penting. Kurangi konsumsi makanan-makanan di atas, perbanyak buah dan sayur, serta imbangi dengan olahraga teratur. Perubahan kecil dalam gaya hidup dapat membuat perbedaan besar untuk kesehatan jantung di masa depan.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Cerita Dokter Mau Hidup Sampai 120 Tahun, Begini Triknya Biar Panjang Umur

    Cerita Dokter Mau Hidup Sampai 120 Tahun, Begini Triknya Biar Panjang Umur

    Jakarta

    Selama lebih dari 30 tahun, Valter Longo, seorang peneliti biologi sel terkemuka, telah mendedikasikan hidupnya untuk mengungkap misteri di balik umur panjang.

    Berbekal riset di University of Southern California dan pengamatan langsung di daerah “Zona Biru” Italia, seperti Sardinia, yang dikenal memiliki populasi lansia sehat terbanyak, Longo merumuskan empat pilar utama yang ia sebut sebagai “Longevity Diet” dan gaya hidup sehat.

    “Saya ingin bisa mencapai usia 120 tahun. Tapi berapapun usia yang saya capai, itu tidak masalah. Setidaknya saya tidak akan menyesal karena sudah melakukan semua hal yang benar,” ujar Longo kepada CNBC Make It dikutip Jumat (1/8/2025).

    Berikut adalah rahasia hidup sehat dan panjang umur yang ia praktikkan dan rekomendasikan:

    1. Pola Makan Sehat yang Berpusat pada Tumbuhan

    Longo menekankan pentingnya pola makan yang sebagian besar berbasis tumbuhan, yang ia sebut “longevity diet”. Diet ini merupakan perpaduan antara diet Mediterania dan diet Okinawa. Panduan utamanya adalah:

    Makanan Utama: Sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan sedikit buah.

    Protein: Konsumsi ikan 3-4 kali seminggu. Bagi mereka yang berusia antara 20-70 tahun, disarankan untuk sangat membatasi daging merah, daging putih, keju, dan produk hewani lainnya, dengan maksimal 2-3 butir telur per minggu.

    Hindari Gula dan Lemak Jenuh: Konsumsi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan harus diminimalkan.

    Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa pola makan seperti diet Mediterania dapat menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    2. Puasa Intermiten

    Selain pola makan, Longo juga merekomendasikan puasa 12 jam setiap hari. Misalnya, makan malam selesai pada jam 8 malam, maka sarapan baru dimulai pada jam 8 pagi keesokan harinya.

    Lebih dari itu, ia juga menciptakan “fasting-mimicking diet”, yaitu pola makan rendah kalori, protein, dan karbohidrat yang didesain untuk meniru efek puasa total.

    Diet ini dilakukan selama lima hari setiap beberapa bulan sekali. Penelitian yang dipimpinnya menunjukkan bahwa pola makan ini berkaitan dengan penurunan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes pada hewan.

    3. Gerak Aktif dan Olahraga Teratur

    Longo sangat menekankan bahwa gaya hidup aktif adalah kunci. Ia merekomendasikan olahraga setidaknya 150 menit per minggu. Dari durasi tersebut, 50 menit di antaranya sebaiknya merupakan olahraga intensitas tinggi seperti lari atau jogging.

    Namun, ia juga menambahkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya diukur dari olahraga formal. “Di atas itu semua, saya tambahkan jalan kaki satu jam per hari. Naik dan turun tangga. Jadilah aktif di luar 150 menit itu,” katanya.

    4. Kualitas Tidur dan Kesehatan Mental yang Positif

    “Sangat penting untuk tidur nyenyak,” ungkap Longo.

    Walaupun bukan ahli dalam bidang tidur, ia menekankan bahwa tidur yang cukup sangat krusial untuk kesehatan secara keseluruhan. Para ahli tidur menyarankan untuk memiliki jadwal tidur yang konsisten, menciptakan rutinitas sebelum tidur, dan menjaga suhu kamar tetap sejuk.

    Terakhir, Longo menegaskan bahwa kesehatan mental yang positif juga vital untuk umur panjang. Untuk tetap bahagia, ia mengutip pakar kebahagiaan Arthur C. Brooks, yang menyarankan untuk memprioritaskan empat hal: keyakinan, keluarga, teman, dan pekerjaan yang bermakna.

    “Tak satu pun dari hal-hal ini bisa menciptakan kebahagiaan sendirian. Mereka saling melengkapi dan ada dalam harmoni,” pungkas Longo.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • Gejala Intoleransi Laktosa yang Muncul Setelah Makan, Hindari 3 Makanan Ini

    Gejala Intoleransi Laktosa yang Muncul Setelah Makan, Hindari 3 Makanan Ini

    Jakarta

    Lactose intolerance atau intoleransi laktosa dialami banyak orang, data di Amerika Serikat menunjukkan setidaknya 30 dari 50 juta warganya memiliki kondisi tersebut. Intoleransi laktosa dikaitkan dengan kondisi tubuh seseorang yang tidak bisa memecah laktosa, gula yang terkandung dalam susu, secara baik.

    Walhasil, mereka kerap mengeluhkan gejala kembung, mual, diare, sakit perut, sekitar 30 hingga 60 menit setelah mengonsumsi makanan kaya laktosa.

    Beth Ferrell Jenks, ahli gizi dan asisten profesor nutrisi di University of North Carolina di Chapel Hill, menyebut toleransi individu pada produk susu bisa bervariasi. Tergantung pula dengan produk susu rendah laktosa tertentu, atau keju yoghurt, yang minim memicu gejala intoleransi laktosa.

    Masalah intoleransi laktosa cenderung dimulai pada usia dewasa, ketika tubuh secara bertahap memproduksi lebih sedikit laktase, enzim yang memecah laktosa.

    “Beberapa orang mungkin tidak menyadari perubahan ini dalam pencernaan mereka,” kata dr Suneeta Krishnareddy, seorang ahli gastroenterologi di Columbia University Irving Medical Center di New York City, dikutip dari CNA, Minggu (3/8/2025).

    “Namun, yang lain mungkin mengalami gejala yang sangat parah sehingga mereka mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan tertentu,” kata dr Nitin K. Ahuja, seorang ahli gastroenterologi di Penn Medicine di Philadelphia.

    Memahami pemicu intoleransi laktosa terkadang relatif sulit, tetapi bisa dimulai dengan menghindari semua produk susu dari pola makan, lalu secara bertahap memperkenalkan kembali sejumlah kecil makanan dan minuman tertentu yang mengandung laktosa untuk melihat bagaimana reaksi setelahnya.

    Berikut adalah produk susu yang paling besar risikonya memicu intoleransi laktosa.

    1. Susu sapi

    Susu skim, 1 persen, 2 persen, dan susu murni semuanya mengandung antara 12 dan 12,5 gram laktosa per cangkir. Itu kira-kira jumlah maksimum laktosa yang dapat dikonsumsi orang dengan intoleransi laktosa per hari tanpa menunjukkan gejala, kata Ella Haddad, ahli gizi dan profesor emeritus nutrisi di Universitas Loma Linda di California.

    Jadi, cobalah batasi diri hingga satu gelas susu per hari, atau kurang, jika mengonsumsi jenis produk susu lainnya.

    2. Keju yang tidak dimatangkan (atau segar):

    Keju umumnya mengandung lebih sedikit laktosa daripada susu, tetapi beberapa jenis mengandung lebih banyak daripada yang lain. Keju yang belum dimatangkan, artinya tidak dibiarkan matang selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, biasanya mengandung lebih banyak laktosa daripada keju yang dimatangkan, kata Jenks. Ini karena selama proses penuaan, bakteri memecah laktosa, mengubahnya menjadi asam laktat.

    Keju yang tidak dimatangkan cenderung lunak dan lembap, dan sering kali dikemas dalam wadah. Setengah cangkir keju cottage dengan 2 persen lemak susu mengandung sekitar empat gram laktosa. Dua sendok makan krim keju bebas lemak mengandung hampir dua gram. Meskipun keju yang tidak berumur mungkin lebih dapat ditoleransi daripada susu sapi, Jenks menyarankan untuk membatasinya jika memungkinkan.

    3. Es krim

    Banyak es krim, yang sebagian besar terbuat dari susu dan krim, kaya akan laktosa sehingga harus dibatasi. Namun, beberapa versi mengandung lebih banyak laktosa daripada yang lain.

    Jika es krim mengandung lebih banyak susu daripada krim, kemungkinan es krim tersebut kaya akan laktosa sehingga lebih sulit dicerna, kata Dr. Haddad. Hal ini karena susu mengandung lebih banyak laktosa daripada krim.

    (naf/naf)

  • Ilmu di Balik Konsumsi Makanan Sehat

    Ilmu di Balik Konsumsi Makanan Sehat

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, istilah seperti superfood, herbal remedy, dan functional food semakin populer. Banyak orang mulai percaya bahwa makanan tertentu bisa menyembuhkan penyakit, memperlambat penuaan dan meningkatkan daya tahan tubuh secara alami.

    “Bayam untuk tekanan darah. Kunyit untuk radang. Teh hijau untuk kanker”

    Namun, seberapa ilmiah anggapan ini? Apakah benar bahwa bahan-bahan alami seperti sayuran hijau, rempah, atau superfood eksotis memiliki efek penyembuhan nyata? Di sinilah ilmu kimia pangan dan gizi fungsional memegang peran penting untuk membedakan antara klaim dan kenyataan.

    Pangan Fungsional: Lebih dari Sekadar Mengenyangkan

    Secara sederhana, pangan fungsional adalah makanan yang tidak hanya memberikan energi dan zat gizi, tapi juga berkontribusi terhadap kesehatan di luar fungsi dasarnya. Contohnya seperti yoghurt probiotik yang mendukung kesehatan pencernaan, kedelai yang mengandung isoflavon untuk menopausal support, atau teh hijau dan bayam yang kaya antioksidan.

    Saat ini, kita tidak lagi memandang makanan hanya sebagau sumber energi atau pemenuh rasa lapar. Makanan juga dapat menjadi “obat” alami (bukan dalam arti menyembuhkan penyakit secara langsung, tetapi dalam kemampuannya menjaga, melindungi, dan meningkatkan Kesehatan tubuh.

    Konsep ini bukan sekadar tren. Jepang, misalnya, sudah mengenalkan sistem Foods for Specified Health Use (FOSHU) sejak tahun 1991, yang mengklasifikasikan makanan berdasarkan manfaat kesehatannya. Di banyak negara, termasuk Indonesia, minat terhadap pangan fungsional tumbuh seiring meningkatnya kesadaran akan pencegahan penyakit kronis.

    Senyawa Bioaktif: Pahlawan Kecil dalam Makanan

    Di balik khasiat pangan fungsional terdapat senyawa bioaktif-komponen kimia dalam makanan yang bukan vitamin atau mineral, tetapi berpengaruh positif bagi tubuh. Senyawa ini tidak dibutuhkan untuk bertahan hidup secara langsung, tetapi mampu mencegah peradangan, melindungi sel dari kerusakan, hingga menekan risiko penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Beberapa di antaranya yang paling dikenal antara lain:

    -Flavonoid dan polifenol (pada teh hijau, buah beri, bayam): sebagai antioksidan dan anti-inflamasi
    -Kurkumin (kunyit): bersifat anti-inflamasi dan potensial sebagai antikanker
    -Allicin (bawang putih): menurunkan tekanan darah dan kolesterol
    -Glukosinolat (brokoli, sawi): mendukung detoksifikasi dan menghambat pertumbuhan sel kanker
    -Beta-karoten (wortel, labu kuning): mendukung kesehatan mata dan daya tahan tubuh

    Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme: menangkal radikal bebas, menekan inflamasi kronis, memodulasi enzim detoksifikasi, bahkan mempengaruhi ekspresi gen tertentu yang berkaitan dengan penuaan dan penyakit metabolik.

    Apa Kata Ilmu Pengetahuan?

    Ribuan studi telah mengeksplorasi efek positif senyawa bioaktif ini-mulai dari uji laboratorium (in vitro), pada hewan, hingga uji klinis manusia. Misalnya, kurkumin terbukti mampu menghambat jalur inflamasi pada sel, dan flavonoid terbukti menurunkan tekanan darah dalam studi populasi besar.

    Namun, ada tantangan yang sering luput dari perhatian publik: tidak semua senyawa bioaktif yang kita konsumsi bisa langsung memberi manfaat dalam tubuh. Beberapa faktor mempengaruhi efektivitasnya, seperti:

    -Dosis alami yang rendah: jumlah dalam makanan alami sering kali terlalu kecil dibandingkan dosis efektif di laboratorium
    -Bioavailabilitas rendah: tidak semua senyawa diserap tubuh dengan efisien. Beberapa cepat terurai atau dibuang sebelum semat memberikan efek
    -Interaksi dengan makanan lain: beberapa senyawa membutuhkan “pendamping” tertentu agar dapat diserap optimal. Contohnya, kurkumin (pada kunyit) dan piperin (pada lada hitam) lebih mudah diserap jika dikonsumsi bersama lemak sehat.
    -Proses pengolahan yang tepat: Tidak semua pengolahan merusak. Menumis dengan sedikit minyak bisa membantu penyerapan senyawa seperti karotenoid. Fermentasi juga dapat meningkatkan ketersediaan dan aktivitas senyawa bioaktif tertentu.

    Artinya, meskipun suatu bahan pangan memiliki kandungan bioaktif, cara konsumsi, jumlah, pengolahan, dan kombinasi dengan makanan lain akan sangat menentukan efektivitasnya.

    Makanan Bukan Obat Instan

    Salah satu kekeliruan umum adalah menganggap makanan bisa menggantikan obat. Banyak yang berharap efek cepat dari konsumsi bahan alami, bahkan menggantikan terapi medis dengan jamu, jus, atau kapsul herbal.

    Padahal, efek pangan fungsional bersifat jangka panjang, preventif, dan tidak menggantikan peran obat. Makan sehat hari ini tidak langsung membuat kita kebal penyakit besok, tetapi merupakan investasi perlahan yang membantu tubuh bekerja lebih optimal dalam jangka waktu panjang. Mengonsumsi bayam secara teratur mungkin membantu menjaga tekanan darah, tetapi tidak serta-merta menggantikan antihipertensi. Minum teh hijau tidak akan mengobati kanker, tetapi bisa berkontribusi pada perlindungan sel dari kerusakan oksidatif jika dikonsumsi rutin.

    Klaim berlebihan seperti “makanan menyembuhkan semua penyakit” bukan hanya menyesatkan, tapi juga bisa membahayakan ketika membuat orang menolak pengobatan medis yang sudah terbukti.

    Bijak Menyikapi, Cerdas Memilih

    Alih-alih mengidolakan satu jenis makanan, pendekatan terbaik adalah menerapkan pola makan seimbang dan bervariasi. Kombinasi sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian utuh, rempah, dan protein sehat memberikan sinergi manfaat dari beragam senyawa bioaktif yang mendukung kesehatan tubuh secara optimal.

    Dalam era digital saat ini, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam menyaring informasi yang beredar, terutama yang berasal dari media sosial atau iklan komersial, agar tidak terjebak dalam klaim yang tidak ilmiah atau berlebihan.

    Dian Kurniati. Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

    (rdp/rdp)

  • 14 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Potensi Panjang Umur

    14 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Tingkatkan Potensi Panjang Umur

    Jakarta

    Aktif olahraga bisa bikin badan lebih fit, mencegah penyakit, dan memperpanjang umur. Namun, tetap banyak yang menunda aktivitas ini, entah karena sibuk dengan aktivitas lain, ogah ribet, atau hanya sekadar malu memulai.

    Dikutip dari CNN, tanpa olahraga formal seperti pergi ke gym, pilates, padel, dan jenis olahraga lain, ada hal sederhana yang bisa meningkatkan aktivitas tubuh dan manfaatnya seperti olahraga.

    Cara ini dikenal dengan istilah non-exercise activity thermogenesis (NEAT).

    “NEAT mencakup semua gerakan yang kita lakukan di luar olahraga, kayak jalan ke dapur, beresin rumah, berdiri daripada duduk, atau bahkan gelisah,” jelas Dana Santas, pelatih kekuatan dan mobilitas yang biasa melatih atlet profesional.

    Meski kelihatannya sepele, aktivitas kecil ini bisa berdampak besar untuk metabolisme tubuh dan pembakaran energi harian. Plus, tubuh seseorang memang diciptakan untuk aktif bergerak.

    Manfaatnya bukan cuma soal bakar kalori, tapi juga demi kesehatan sendi, otot, sirkulasi, kesehatan mental, sampai tidur.

    Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, orang dewasa bisa duduk selama 6 hingga 8 jam sehari. Padahal, duduk terlalu lama dikaitkan dengan risiko kematian dini, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan obesitas.

    Biar nggak kebanyakan rebahan, catat 14 cara simpel tapi powerful buat tetap aktif tanpa harus ke gym:

    1. Aktif bergerak di sela kesibukan

    Sambil nunggu memanaskan makanan di microwave, coba untuk menyempatkan squat, wall sit, atau jalan keliling kantor.

    Menurut fisioterapis Nicholas Rolnick, gerakan ini membantu menaikkan detak jantung dan meningkatkan kekuatan otot kaki. Mulai dari satu squat, lalu tingkatkan perlahan.

    2. Parkir jauh dari pintu toko

    Lagi belanja atau ke minimarket? Coba parkir di tempat yang lebih jauh biar bisa jalan kaki lebih banyak.

    3. Jalan kaki atau naik sepeda

    Kalau bisa ke warung atau minimarket jalan kaki, kenapa harus naik motor? Tambahin beban di ransel atau tas yang dibawa, biar kerja jantung makin maksimal.

    4. Hindari lift, pilih tangga

    Aktivitas rutin naik tangga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dan lemak darah. Bonusnya, kalau bisa, lewatin satu anak tangga buat tantangan ekstra.

    5. Lagi teleponan? Jalan kaki aja

    Daripada rebahan sambil nelpon, kenapa nggak jalan-jalan keliling blok di sekitar rumah? Jalan kaki juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes, kanker, dan demensia.

    6. Nonton film sambil angkat beban

    Nonton film sambil angkat beban bisa menjadi aktivitas multitasking yang seru, sambil maraton drama Korea, kamu bisa squat, push-up, atau treadmill-an di rumah.

    7. Gunakan standing desk

    Berdiri lebih baik daripada duduk terus. Namun, jangan lupa istirahat dan tetap sesekali bergerak, karena berdiri terlalu lama juga bisa bikin pusing dan risiko varises.

    8. Meeting di luar ruangan

    Meeting kerja nggak harus selalu indoor. Jalan-jalan ringan sambil diskusi juga bisa membantu lawan efek duduk kelamaan.

    9. Pakai treadmill desk

    Kalau kerja remote, treadmill desk bisa jadi solusi biar tetap aktif sambil ngetik atau Zoom-an.

    10. Sikat gigi sambil calf raise

    Latihan otot betis sambil sikat gigi? Bisa banget! Atau coba wall sit ringan, tapi pastikan keseimbangan dulu, ya.

    11. Bawa belanjaan pakai tangan

    Mulai tinggalin troli! Membawa sendiri kantong belanjaan bisa membantu melatih kekuatan dan daya tahan tubuh.

    12. Jalan kaki lebih cepat

    Kalau sudah terbiasa jalan, cobalah untuk menambah kecepatannya. Jalan 6 km/jam bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2 sampai 40 persen. Bisa juga menyelipkan walking lunges atau step-up di trotoar.

    13. Kerja rumah lebih cepat

    Menyapu atau mengepel dengan tempo cepat bisa menaikkan detak jantung dan mengaktifkan otot tangan dan kaki.

    14. Timer 10 menit per jam

    Pasang alarm setiap jam buat jalan kaki 5 hingga 10 menit. Kalau dikumpulin selama 8 jam kerja, kamu bisa jalan 40 hingga 80 menit secara total!

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video Aktivitas Fisik Dapat Kurangi Risiko Stroke”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Obat Alami Asam Urat dan Kolesterol: Solusi Sehat Turunkan Kadar dalam Tubuh

    Obat Alami Asam Urat dan Kolesterol: Solusi Sehat Turunkan Kadar dalam Tubuh

    Jakarta

    Asam urat dan kolesterol tinggi merupakan dua kondisi kesehatan yang sering dialami banyak orang, terutama seiring bertambahnya usia dan pola hidup yang kurang sehat. Jika tidak ditangani dengan tepat, keduanya bisa meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke dan jantung.

    Selain dengan obat medis, banyak orang kini mulai mencoba obat alami untuk membantu mengatasi gejala asam urat dan kolesterol tinggi. Ingin tahu apa saja obat alami yang bisa dicoba? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Obat Alami Asam Urat

    Dikutip dari laman Medical News Today, radang sendi atau arthritis yang dipicu oleh penumpukan asam urat di darah disebut sebagai gout. Ketika terakumulasi di persendian, asam urat memicu radang dan nyeri di bagian tersebut.

    Beberapa obat alami asam urat yang dapat dicoba yaitu:

    1. Air Lemon

    Air lemon dapat membantu menurunkan asam urat. Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa menambah perasan dua buah lemon segar ke dalam dua liter air setiap hari bisa mengurangi asam urat pada penderita asam urat. Para peneliti menyimpulkan bahwa air lemon bisa menetralkan asam urat, sehingga membantu mengurangi kadarnya.

    2. Jahe

    Jahe adalah makanan dan herba kuliner yang bisa digunakan untuk kondisi peradangan. Dikutip dari laman Healthline, kemampuannya untuk membantu mengatasi asam urat telah terdokumentasi dengan baik.

    Sebuah studi menunjukkan bahwa jahe topikal mengurangi rasa sakit akibat asam urat. Studi lainnya menunjukkan, tikus dengan asam urat tinggi, kadar asam urat serumnya berkurang karena mengonsumsi jahe.

    3. Ceri

    Menurut sebuah survei di tahun 2016, ceri, baik yang asam atau manis, dalam bentuk ekstrak sebagai jus ataupun mentah merupakan pengobatan rumahan yang sangat populer. Menurut sebuah studi di tahun 2012, ceri bisa berfungsi untuk mencegah serangan asam urat.

    Penelitian ini merekomendasikan tiga porsi ceri selama periode dua hari. Cara ini dianggap paling efektif.

    Studi lainnya menunjukkan bahwa 100 persen jus ceri asam mengurangi kadar asam urat serum pada sebagian besar peserta yang minum 8 ons jus setiap hari selama empat minggu. Kendati demikian, ceri tidak boleh digunakan sebagai pengganti asam urat apapun.

    4. Kembang Sepatu

    Kembang sepatu atau hibiscus merupakan bunga yang dijadikan obat herbal tradisional. Sebuah studi menunjukkan bahwa kembang sepatu bisa menurunkan kadar asam urat pada tikus.

    Obat Alami Kolesterol

    Untuk orang dengan kolesterol tinggi, berikut obat alami yang terdiri dari buah-buahan hingga rempah-rempahan.

    1. Alpukat

    Beredar anggapan bahwa alpukat mengandung banyak lemak dan tidak baik untuk kesehatan. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, kandungan lemak alpukat memang cukup tinggi, yaitu 16 persen, tapi kandungan lemak dalam alpukat menyehatkan.

    Dikutip dari kaman Kemenkes, lemak jenuh dalam alpukat berfungsi sebagai antioksidan untuk menjaga pembuluh darah dari kerusakan arteri oleh penumpukan kolesterol jahat (LDL).

    2. Tomat

    Tomat juga merupakan buah yang bisa membantu menurunkan kolesterol. Riset dari jurnal Maturitas menyebut, tomat yang sudah dimasak hampir sama khasiatnya dengan obat kimia penurun kolesterol seperti statin (obat gangguan jantung).

    Senyawa likopen dalam tomat merupakan antioksidan penting yang berfungsi untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Selain likopen, tomat juga mengandung vitamin B dan kalium yang bisa menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi.

    3. Jahe

    Tak hanya bisa memberikan manfaat untuk pengidap asam urat, jahe juga bisa dikonsumsi oleh orang dengan kolesterol tinggi.

    Dalam sebuah penelitian, para peneliti mengamati 12 percobaan. Studi ini menunjukkan bahwa dosis rendah jahe kurang dari 2 gram per hari, memiliki efek yang baik dalam menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol jahat.

    Meski demikian, mereka mencatat, penelitian tambahan dengan kualitas lebih tinggi diperlukan untuk membuktikan efektivitas jahe dalam menurunkan kolesterol tinggi.

    4. Kunyit

    Kunyit biasanya digunakan untuk rempah dalam masakan. Namun bahan ini juga bisa membantu beberapa kondisi kesehatan.

    Studi pada tahun 2017 meneliti efek komponen aktif kunyit, yaitu kurkumin terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Para peneliti menemukan, kunyit dan kurkumin bisa melindungi pasien yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan kadar lipid serum.

    5. Rosemary

    Rosemary juga berpotensi memiliki beberapa efek positif pada kadar kolesterol seseorang. Menurut sebuah studi di tahun 2014, orang yang mengonsumsi 2, 5, atau 10 gram bubuk rosemary setiap hari mengalami penurunan kadar kolesterol total.

    Mereka menyarankan bahwa herba ini bisa membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kondisi kronis lainnya. Kendati demikian, studi ini hanya menggunakan sampel dalam jumlah kecil, jadi diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menarik kesimpulan yang lebih kuat.

    (elk/up)