Produk: lemak

  • Penyakit Diabetes Hantui Anak Muda, Ini Ciri & Cara Cegahnya

    Penyakit Diabetes Hantui Anak Muda, Ini Ciri & Cara Cegahnya

    Jakarta

    Gaya hidup mengonsumsi minuman manis seperti kopi susu, matcha, dan lainnya tengah digemari oleh anak-anak muda. Gaya hidup itu tentu bisa memicu anak-anak muda mengalami penyakit serius, salah satunya diabetes.

    Ada berbagai macam cara untuk menghindari penyakit tersebut, salah satunya dengan rutin memantau kadar gula darah. Nah untuk memantau kadar gula darah secara gratis bisa memanfaatkan Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan. Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan menghadirkan layanan yang cukup lengkap dengan skrining menyeluruh.

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Kuningan dr. Roy Panusunan Sibarani, Sp.PD-KEMD, FES mengatakan usia muda juga rentan memasuki fase prediabetes. Di mana kadar gula darah puasa berkisar 100-125 mg/dL yang normalnya di kisaran 70-90 mg/dL Prediabetes belum dikatakan diabetes, tetapi bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2.

    “Lalu, dikatakan diabetes, jika kadar gula darah puasa sudah mencapai lebih dari 126 mg/dL. Ciri awalnya, berupa mudah lapar dan lelah, karena tubuh kekurangan insulin (hormon pengatur gula darah) atau insulin tidak bekerja optimal untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi. Oleh karena itu tubuh jadi lebih mudah lapar dan lelah,” kata dr. Roy dalam keterangan tertulis, Jumat (15/8/2025).

    “Kedua, sering buang air kecil yang diakibatkan oleh tingginya kadar gula sehingga tubuh menghasilkan lebih banyak cairan yang dibuang lewat urin. Ketiga, sering haus dan mulut kering karena tubuh membuang lebih banyak cairan melalui tubuh, membuat sering merasa haus dan mulut terasa kering. Lalu, penurunan berat badan tanpa sebab karena tubuh tidak bisa menyerap energi dengan baik, sehingga tubuh membakar otot dan lemak sebagai sumber energi pengganti. Sehingga, berat badan menurun meski pola makan tidak berubah,” sambungnya.

    Dia mengatakan gejala selanjutnya yakni penglihatan kabur akibat perubahan kadar cairan dalam tubuh yang menyebabkan lensa mata membengkak. Hal ini mengubah bentuk lensa dan membuat penglihatan menjadi kabur. Retina (saraf mata) juga dapat berdampak di mana komplikasi jangka panjangnya bisa menyebabkan kebutaan (retinopati diabetik).

    Terakhir, kesemutan karena kadar gula darah yang tinggi bisa merusak saraf seperti di tangan dan kaki. Inilah yang menyebabkan rasa kesemutan, mati rasa, rasa panas atau terbakar, hingga nyeri tajam seperti tertusuk. Kondisi ini disebut juga neuropati diabetik.

    “Kondisi ini disebut juga neuropati diabetik. Kerusakan saraf juga menyebabkan hilangnya sensasi dan kemampuan untuk merasakan sakit atau suhu. Ini akan meningkatkan risiko luka yang tidak disadari,” jelasnya.

    Jika gejala-gejala ini mulai dirasakan, saatnya Anda mulai mendeteksi risiko diabetes secara GRATIS di Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan. Sugar Clinic Mayapada Hospital Kuningan menghadirkan layanan mulai dari skrining risiko prediabetes atau diabetes dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), pemeriksaan gula darah, konsultasi dokter, manajemen diabetes yang menyeluruh, dan pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan Sugar Clinic ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Jakarta Selatan (Lebak Bulus), Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, kamu dapat menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Penerapan gaya hidup sehat juga dapat dipantau lewat MyCare melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk menghitung detak jantung, footsteps, jumlah kalori terbakar, dan BMI. Informasi kesehatan dan berbagai promo layanan tersedia dalam fitur Health Articles & Tips di MyCare. Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk mendapatkan potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (akd/akd)

  • Dokter Beberkan Makanan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Rusak Jantung

    Dokter Beberkan Makanan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Rusak Jantung

    Jakarta

    Bagi banyak orang, pagi terasa kurang lengkap tanpa sarapan. Menu sarapan sering menjadi sumber energi untuk memulai aktivitas. Namun, tidak semua pilihan sarapan aman bagi tubuh. Menurut dokter spesialis jantung Robert Segel, M.D., sarapan dengan kandungan natrium tinggi dapat perlahan merusak kesehatan jantung.

    Natrium tidak hanya terdapat pada sosis asin, tetapi juga ‘tersembunyi’ dalam menu yang tidak terasa asin, seperti roti dan kue kering. Mengingat penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, penting untuk meninjau kembali menu sarapan sebelum memulai hari yang padat.

    1. Meningkatkan Tekanan Darah

    “Asupan natrium yang tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan risiko gagal jantung,” kata Segel, dikutip dari Eating Well, Jumat (15/8/2025).

    Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan pola makan tinggi natrium memiliki risiko 19 persen lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dibanding mereka yang membatasi asupan natrium. Kelebihan natrium dapat mengganggu sistem pengatur tekanan darah (renin-angiotensin) dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari, jauh di bawah rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg.

    2. Mengandung Tinggi Lemak Jenuh

    Daging olahan seperti sosis tidak hanya mengandung natrium tinggi, tetapi juga lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kombinasi ini tentu bisa berdampak serius bagi jantung. Sebuah studi menemukan, konsumsi lebih dari 5 ons daging olahan per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46 persen.

    Sebagai gantinya, pilih sumber protein yang minim proses dan lebih sehat, seperti telur, yogurt tawar, atau tuna.

    3. Terkait dengan Diabetes Tipe 2

    Pengidap diabetes memiliki risiko penyakit jantung dua kali lipat akibat kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak pembuluh darah. Menjaga kadar gula darah tetap stabil menjadi salah satu cara penting melindungi kesehatan jantung.

    Tak hanya makanan manis seperti donat atau kue kering, pola makan tinggi natrium juga berisiko meningkatkan kemungkinan terkena diabetes. Sebuah penelitian menemukan orang dengan asupan natrium tertinggi memiliki risiko 80 persen lebih besar mengalami diabetes dibanding mereka yang konsumsi natriumnya paling rendah.

    4. Rendah Serat

    Serat yang terdapat dalam buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pencernaan sekaligus melindungi jantung dan mengurangi risiko diabetes. Sayangnya, sebagian besar orang tidak mencapai kebutuhan serat harian yang disarankan, yaitu sekitar 28 gram.

    Daging olahan tidak mengandung serat sama sekali. Sementara banyak roti, bagel, dan kue panggang juga rendah serat, kecuali dibuat dari biji-bijian utuh dalam jumlah besar.

    Semua jenis serat bermanfaat, tetapi serat larut paling efektif untuk kesehatan jantung karena dapat mengikat kolesterol di usus dan membuangnya melalui tinja. Untuk sarapan, pilih sumber serat larut seperti oatmeal dan buah-buahan, termasuk apel, pir, pisang, dan jeruk.

    Kurangi Risiko Penyakit Jantung dengan Makan Sehat

    Mengonsumsi beragam jenis makanan bermanfaat bagi kesehatan dan dapat membantu menurunkan risiko penyakit, termasuk penyakit jantung. Usahakan untuk mengonsumsi makanan dari lima kelompok pangan dalam jumlah yang disarankan. Cara ini tidak hanya membantu mempertahankan pola makan yang sehat dan bervariasi, tetapi juga memastikan tubuh mendapatkan nutrisi penting.

    Heart Foundation merekomendasikan:

    Mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.Memilih beragam sumber protein sehat, terutama ikan dan makanan laut, kacang-kacangan (seperti buncis dan lentil), kacang, serta biji-bijian. Telur dan unggas rendah lemak dalam jumlah terbatas juga dapat menjadi bagian dari pola makan sehat untuk jantung. Jika memilih daging merah, pastikan rendah lemak, tidak diproses atau diproses seminimal mungkin, dan batasi konsumsinya 1-3 kali per minggu.Mengonsumsi susu, yogurt, dan keju tanpa rasa. Bagi yang memiliki kadar kolesterol tinggi, pilihlah produk susu rendah lemak.Memilih sumber lemak sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, zaitun, dan minyak zaitun untuk memasak.Menggunakan rempah dan bumbu alami untuk memberi rasa, sebagai pengganti garam tambahan.

    Perhatikan pula jumlah makanan yang dikonsumsi. Porsi makan yang terlalu besar, terutama dari makanan tidak sehat, dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Idealnya, piring sehat terdiri dari 1/4 protein,1/4 karbohidrat, dan 1/2 sayuran.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Dokter Beberkan Kebiasaan Pagi yang Ternyata Bisa Merusak Jantung

    Dokter Beberkan Kebiasaan Pagi yang Ternyata Bisa Merusak Jantung

    Jakarta

    Salah satu kebiasaan pagi yang tidak boleh terlewatkan adalah sarapan. Ada kebiasaan sarapan yang ternyata dapat membahayakan kesehatan jantung.

    Spesialis jantung Dr Robert Segel, MD, mengungkapkan sarapan dengan menu yang tinggi garam perlahan dapat merusak jantung. Kandungan natrium (sodium) bukan hanya terkandung dalam sosis, tetapi bisa juga pada makanan yang tidak terasa asin, seperti roti, bagel, muffin, dan pastry.

    “Asupan natrium tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan memicu risiko gagal jantung,” terang Dr Segel yang dikutip dari Eating Well.

    Sebuah penelitian menunjukkan orang yang mengonsumsi natrium tinggi dapat berisiko 19 persen lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Sebagai rekomendasi, American Heart Association membatasi konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari.

    Jumlah itu jauh di bawah rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg. Produk daging olahan seperti sosis bukan hanya tinggi garam, tetapi juga tinggi lemak jenuh yang bisa meningkatkan kolesterol jahat.

    Studi menunjukkan mengonsumsi lebih dari 140 gram daging olahan per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46 persen. Selain itu, pola makan tinggi garam juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2.

    Penelitian menemukan bahwa konsumsi natrium tertinggi dapat meningkatkan risiko diabetes hingga 80 persen dibanding orang yang rendah mengonsuminya. Diabetes sendiri dapat melipatgandakan risiko penyakit jantung.

    Banyak menu sarapan yang dikonsumsi rendah serat. Padahal, serat terutama serat larut membantu menurunkan kolesterol tinggi dan melindungi jantung.

    Beberapa contohnya seperti oatmeal dan buah-buahan, misal apel, pir, pisang, dan jeruk. Makanan-makanan tersebut merupakan sumber serat larut yang baik untuk kesehatan kardiovaskular.

    Untuk menjaga kesehatan jantung, ahli gizi merekomendasikan beberapa cara, yakni:

    Minum air putih sebelum kopi untuk membantu sirkulasi dan tekanan darah.Tambahkan serat minimal 5 gram di menu sarapan.Pilihlah protein berkualitas tinggi, seperti telur, plain yogurt, atau keju rendah garam.Batasi konsumsi gula tambahan demi mengurangi risiko stroke dan gagal jantung.Bergerak ringan sekitar 10-15 menit di pagi hari, untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol.Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri dan mengelola stres.Cobalah untuk berjemur di pagi hari, sebab paparan sinar matahari pagi dapat membantu menurunkan tekanan darah malam hari.

    Dr Segel menekankan mengurangi konsumsi garam pada sarapan dan mengkombinasikannya dengan kebiasaan sehat lain, dapat membantu melindungi jantung dalam jangka yang panjang.

    “Memulai hari dengan nutrisi yang tepat, tubuh rutin bergerak, dan pikiran tenang adalah investasi kesehatan terbaik,” pungkasnya.

    (sao/naf)

  • 7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Fungsi Otak Rusak, Sebaiknya Dihindari

    7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Fungsi Otak Rusak, Sebaiknya Dihindari

    Jakarta

    Otak berperan mengatur setiap pikiran, emosi, dan tindakan. Namun, sejumlah kebiasaan sehari-hari diam-diam dapat merusak kesehatannya. Mulai dari kurang tidur, duduk terlalu lama, hingga mendengarkan musik dengan volume tinggi melalui headphone, perlahan dapat menurunkan daya ingat, konsentrasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

    Seiring waktu, kebiasaan tersebut bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti demensia dan penyakit Alzheimer. Dikutip dari Times of India, berikut tujuh kebiasaan umum yang merusak otak dan penjelasan ilmiah mengenai alasan di balik bahayanya.

    1. Melewatkan Tidur Berkualitas

    Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, selama tidur nyenyak otak melakukan proses pembersihan penting, yaitu membuang racun seperti beta-amiloid, protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer, serta menggabungkan ingatan jangka pendek ke dalam penyimpanan jangka panjang.

    Kurang tidur kronis dapat mengganggu proses ini, sehingga memicu kabut otak, memperlambat waktu reaksi, menurunkan kualitas pengambilan keputusan, dan memengaruhi suasana hati.

    Bahkan, kehilangan satu malam tidur yang cukup dapat secara signifikan mengganggu konsentrasi dan kemampuan belajar. Orang dewasa dianjurkan tidur selama 7-9 jam tanpa gangguan setiap malam.

    2. Duduk dalam Waktu Lama

    Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers, duduk selama berjam-jam dapat memperlambat sirkulasi darah, sehingga mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi ke otak.

    Studi menunjukkan kebiasaan duduk terlalu lama berkaitan dengan perubahan struktural pada otak, khususnya di hipokampus, area yang berperan penting dalam proses pembelajaran dan memori.

    Perubahan sederhana, seperti berdiri saat menerima panggilan telepon, berjalan saat waktu istirahat, atau menggunakan meja duduk-berdiri, dapat membantu meningkatkan aliran darah dan kinerja kognitif secara signifikan.

    3. Melakukan Banyak Tugas Sekaligus

    Multitasking memaksa otak untuk terus beralih dari satu tugas ke tugas lainnya, bukan mengerjakannya secara bersamaan. Pergantian fokus yang konstan ini meningkatkan kelelahan mental, menurunkan efisiensi, dan melemahkan kemampuan menyaring informasi yang tidak relevan.

    Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat mengikis rentang perhatian dan melemahkan daya ingat. Memprioritaskan satu tugas pada satu waktu membantu mempertahankan fokus yang lebih dalam serta memperkuat kemampuan mengingat informasi.

    4. Mengonsumsi Makanan Berkualitas Buruk

    Otak menggunakan sekitar 20 persen energi tubuh, sehingga asupan nutrisi berperan penting dalam kinerjanya. Menurut studi yang dipublikasikan di Frontiers In Nutrition, pola makan tinggi makanan olahan, gula rafinasi, dan lemak tidak sehat dapat memicu peradangan serta stres oksidatif, dua faktor yang mempercepat penuaan otak.

    Sebaliknya, pola makan yang kaya makanan utuh, seperti ikan berlemak yang mengandung omega-3, sayuran berdaun hijau, beri, kacang-kacangan, dan biji-bijian, menyediakan vitamin, mineral, dan antioksidan yang membantu melindungi sel otak sekaligus meningkatkan komunikasi antar-neuron.

    5. Stres Kronis

    Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers In Nutrition, stres berkepanjangan memicu pelepasan hormon kortisol secara terus-menerus. Pada kadar tinggi, hormon ini dapat mengecilkan hipokampus dan mengganggu kemampuan otak membentuk memori baru. Stres kronis juga mengacaukan pola tidur dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

    Strategi pengelolaan stres seperti pernapasan dalam, menulis jurnal, yoga, atau olahraga teratur tidak hanya menenangkan sistem saraf, tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap kelelahan mental.

    6. Isolasi Sosial

    Interaksi manusia secara rutin menstimulasi area otak yang berperan dalam pengaturan emosi, pemanggilan kembali memori, dan pemecahan masalah. Isolasi menghilangkan stimulasi ini, sehingga meningkatkan risiko depresi dan penurunan fungsi kognitif.

    Bahkan interaksi singkat setiap hari, seperti berbincang dengan tetangga atau menelepon teman, dapat membantu menjaga jalur saraf tetap aktif dan mendukung kesehatan emosional.

    7. Mendengarkan Musik Keras

    Paparan berulang terhadap musik dengan volume tinggi, terutama melalui headphone, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran akibat rusaknya sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam.

    Gangguan pendengaran tidak hanya memengaruhi telinga, tetapi juga memaksa otak bekerja lebih keras untuk memproses suara, sehingga menyisakan energi lebih sedikit untuk memori, konsentrasi, dan penalaran.

    Penelitian yang dipublikasikan di Alzheimer Disease & Associated Disorders An International Journal juga mengaitkan gangguan pendengaran yang tidak ditangani dengan peningkatan risiko demensia.

    Untuk melindungi pendengaran dan kesehatan otak, terapkan aturan 60/60: dengarkan pada volume tidak lebih dari 60 persen selama maksimal 60 menit secara berturut-turut.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Bocah Palestina Mengeluh Sakit Mata dan Nyaris Buta, Berawal dari Sakit Gigi

    Bocah Palestina Mengeluh Sakit Mata dan Nyaris Buta, Berawal dari Sakit Gigi

    Jakarta

    Seorang bocah 6 tahun di Tepi Barat, Palestina mengalami infeksi gigi parah hingga membuat matanya nyaris buta. Anak yang tidak disebutkan namanya itu dilarikan ke rumah sakit karena merasakan nyeri di gigi geraham belakang kanan, sakit kepala, pembengkakan di mata kanan, dan demam 40 derajat celcius.

    Dalam jurnal BMC Oral Health yang dirilis pada Februari 2025, disebutkan pasien awalnya diberi parasetamol untuk menurunkan demam dan antibiotik oral untuk melawan infeksi, tapi kondisinya semakin parah. Bocah itu juga sempat dua kali muntah.

    Dikutip dari Live Science, dokter lalu memberikan antibiotik jenis intravena yang biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang sulit diobati. Meski begitu, kondisi bocah tersebut tetap tidak membaik.

    Mata kanan bocah tersebut mulai menonjol keluar dari rongga matanya, mengalami penglihatan ganda, dan sensitif pada cahaya. Gerakan mata kanannya terbatas dan area sekitarnya tampak bengkak, mengkilap, kemerahan, dan terasa hangat saat disentuh.

    Dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan CT scan. Hasilnya, mereka mendiagnosis bocah tersebut mengalami infeksi bakteri orbital cellulitis. Infeksi tersebut menyerang jaringan lemak dan otot di sekitar mata, tapi tidak mengenai bola mata secara langsung.

    Kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen dengan merusak pembuluh darah dan saraf mata. Kondisi tersebut bahkan bisa mengancam nyawa bocah tersebut jika infeksi menyebar ke aliran darah atau otak.

    Dokter menyimpulkan bakteri berasal dari infeksi gigi yang menyebar ke sinus, lalu mencapai mata.

    Dokter lalu melakukan operasi untuk mengangkat abses dan mengurang tekanan pada mata pasien. Beberapa hari kemudian, operasi lanjutan dilakukan untuk mencabut dua gigi yang terinfeksi.

    Pasien terus menerima antibiotik intravena, dan kondisinya cepat membaik. Pada kunjungan kontrol delapan bulan kemudian, matanya tampak normal tanpa kehilangan penglihatan maupun pergerakan.

    (avk/kna)

  • Ingin Anak Tumbuh Cerdas? Jangan Lewatkan Nutrisi yang Tepat di Usia 0-3 Tahun

    Ingin Anak Tumbuh Cerdas? Jangan Lewatkan Nutrisi yang Tepat di Usia 0-3 Tahun

    Jakarta

    Sebagian besar struktur dan kapasitas otak terbentuk sejak dini sebelum anak berusia 3 tahun. Karenanya, nutrisi di rentang periode 0-3 tahun perlu dioptimalkan demi tumbuh kembang mereka.

    Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Wamendiktisaintek Prof Stella Christie menekankan perkembangan otak di golden periode tersebut relatif sangat cepat.

    “Gizi ini meningkatkan atau berpengaruh terhadap juga kondisi kognitif kita. Otak sebenarnya berkembang sangat cepat di 0 sampai 3 tahun. Jadi gizi-gizi yang diasup sejak di kandungan itu sudah mempengaruhi perkembangan otaknya,” tutur Prof Stella dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (18/7/2025).

    Bila tidak mendapatkan gizi yang tepat, dampak buruk yang muncul berpengaruh pada perkembangan kognitif, daya ingat, perhatian, dan kemampuan akademik di kemudian hari.

    Dampak Buruk ke Otak saat Kekurangan Nutrisi

    Mengacu jurnal ‘The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the ‘First 1000 Days’, otak terdiri dari berbagai wilayah anatomi dan proses, masing-masing memiliki lintasan perkembangan yang relatif berbeda. Sebagian besar, pertumbuhannya paling pesat terjadi dalam kandungan hingga sesaat setelah lahir.

    Mielinisasi ditemukan meningkat tajam pada usia kehamilan 32 minggu dan paling aktif dalam dua tahun pertama setelah lahir. Mielinisasi adalah proses pembentukan lapisan lemak yang disebut mielin di sekitar akson atau ‘serabut saraf’, berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf dan meningkatkan fungsi otak.

    Begitu juga dengan sistem neurotransmiter monoamin yang berperan dalam emosi, perasaan menghargai, dan suasana hati. Sistem ini mulai berkembang sejak prenatal dan terus bertumbuh cepat setidaknya hingga usia 3 tahun.

    Hal yang tidak kalah penting adalah hippocampus, pusat pengaturan memori dan pengenalan spasial. Keduanya memasuki fase pertumbuhan dalam sekitar usia kehamilan 32 minggu dan terus berkembang selama 18 bulan pertama pasca kelahiran.

    Dilanjut dengan korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi vital dalam kemampuan multitasking anak, perkembangan bagian otak ini mulai melonjak dalam satu bulan pertama kehidupan.

    “Menjaga lintasan perkembangan setiap wilayah otak sangat penting, bukan hanya agar wilayah itu berfungsi optimal, tetapi juga agar dapat bekerja secara terkoordinasi dalam jaringan otak kompleks yang membentuk perilaku,” beber Professor of Pediatrics Michael K Georgieff di University of Minnesota School of Medicine.

    Masa Kritis Perkembangan Otak Anak

    Bila kekurangan nutrisi terjadi lebih awal, bagian hippocampus lebih mungkin terdampak dibanding korteks prefrontal. Dalam temuan riset 2020 di The Journal of Pediatrics, ketidakseimbangan antara input hippocampal dan prefrontal di sirkuit otak, juga sirkuit area tegmental ventral, bisa menyebabkan gangguan perilaku serius, bahkan salah satunya skizofrenia, gangguan mental berat.

    Karenanya, sejumlah ilmuwan saraf menekankan pentingnya memperhatikan masa kritis dan sensitif. Masa kritis adalah periode awal kehidupan ketika masalah nutrisi menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang tidak dapat dipulihkan.

    Sementara masa sensitif menjadi periode ketika otak lebih rentan terhadap faktor lingkungan, tetapi dampaknya tidak selalu permanen. Keduanya sama-sama penting sehingga tak boleh terabaikan.

    Dari temuan tersebut, orangtua perlu memahami apa saja nutrisi yang sebaiknya diberikan pada anak, bahkan sejak awal kehamilan. Rekomendasi Kemenkes RI terkait pedoman gizi seimbang, ibu hamil setidaknya memerlukan pemenuhan gizi asam folat, protein dari kacang-kacangan, juga hati dan sayur.

    Kalsium dari susu dan ikan-ikanan, protein dari ikan, ayam, serta telur, zat besi dari daging merah tanpa lemak, terakhir vitamin D dari ikan dan jeruk.

    Komite Nutrisi dari American Academy of Pediatrics merekomendasikan nutrisi tertentu untuk perkembangan otak yang sehat pada balita, di antaranya kolin, folat, yodium, hingga zat besi. Anak juga memerlukan asam lemak tak jenuh seperti omega 3, protein, vitamin A, D, B6, B12, juga seng.

    Makanan dan Nutrisi Penting pada Anak

    Tak ada satu makanan atau ‘superfood’ yang bisa sekaligus menjamin perkembangan otak maksimal pada anak. Anak perlu mendapatkan beragam nutrisi dari sejumlah sumber makanan:

    Dalam laman University of California Los Angeles (UCLA), berikut nutrisi yang disarankan untuk anak 0-3 tahun.

    Protein dan kolin

    Nutrisi peningkat kecerdasan otak termasuk kolin, vitamin B12, dan protein. Kolin sangat penting untuk perkembangan otak normal dan dapat meningkatkan fungsi kognitif. Sumbernya bisa didapatkan dari telur. Telur kaya akan gizi dan biasanya mudah disukai anak. Dua butir telur utuh sehari mencukupi kebutuhan kolin yang dibutuhkan anak usia 8 tahun ke bawah.

    Omega 3

    Nutrisi yang tak kalah penting adalah lemak omega 3. Bisa didapatkan dari ikan dan makanan laut lain yang kaya manfaat perkembangan otak, meliputi protein, seng, zat besi, kolin, yodium, dan lemak omega-3. Namun, hindari memberi anak dengan kandungan tinggi merkuri seperti tuna dan ikan todak.

    Terlalu banyak merkuri dapat berdampak buruk pada perkembangan sistem saraf anak. Sebagai gantinya, pilihlah pangan rendah merkuri seperti udang, salmon, nila, kepiting, atau ikan kod. Anak-anak di bawah usia 3 tahun dapat mengonsumsi satu porsi 25 gram dua hingga tiga kali seminggu.

    Asam folat

    Penelitian menunjukkan anak-anak yang mendapatkan cukup asam folat cenderung memiliki kemampuan kognitif lebih baik daripada anak-anak yang tidak mendapatkannya. Menurut dokter spesialis tumbuh kembang anak dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), asupannya diperlukan sejak masa kehamilan hingga 2 tahun.

    “Jadi asam folat itu dibutuhkan untuk pembentukan sistem persarafan pada janin, jadi dia dibutuhkan pada ibu hamil, bahkan sebaiknya itu masa kandungan kehamilan yang di awal sekali,” pesan dr Bernie, beberapa waktu lalu.

    Bagi ibu hamil yang mungkin baru mengetahui masa kehamilannya pasca dua hingga empat pekan mengandung, tidak ada salahnya untuk langsung menambah suplementasi kebutuhan asam folat. Asam folat tidak hanya didapat dari suplemen, makanan sehari-hari juga bisa memperkaya kebutuhan kandungan tersebut, termasuk telur.

    Kacang kacangan, makanan tinggi protein, hingga sejumlah buah seperti alpukat juga kaya akan asam folat.

    “Itu kalau hamil harus sudah tercukupi dulu asam folatnya. Banyak sebenarnya pengganti asam folat, dari makanan sehari-hari, seperti telur, itu juga cukup, intinya kebutuhan asam folat wajib terpenuhi,” sambung dia.

    Zat besi

    Zat besi sangat penting bagi anak, karena berperan dalam mendukung kecerdasan otak anak. Minimnya asupan zat besi, memicu anak kesulitan belajar dan berpotensi mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

    Hal yang sama sempat dijelaskan dr Wisvici Yosua Yasmin, M.Sc, SpA, asupan zat besi wajib terpenuhi dalam golden period perkembangan anak setidaknya hingga 2 tahun.

    Artinya, sejak hamil perlu diperhatikan. Ibu harus bisa memenuhi kebutuhan zat besi pribadi melalui asupan makanan padat nutrisi, atau dengan bantuan suplementasi.

    Menurutnya, proses ‘transfer’ perpindahan zat besi dari ibu ke janin paling besar terjadi pada trimester ke-3. Terlebih, perkembangan otak bayi berkembang secara signifikan pada enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan dengan periode kedua pada usia 6-18 bulan, dilanjutkan sampai usia 2 tahun.

    “Jadi kita bilang dalam trimester 1 ke trimester 2, itu organnya terbentuk, rumahnya, wadahnya. Dan pemadatan sel-sel saraf itu terjadi di trimester 2 ke trimester 3. Begitu pula dengan transfer dari zat besi,” katanya beberapa waktu lalu.

    Kekurangan zat besi juga erat kaitannya dengan anemia. Insiden kasus anemia pada anak di Indonesia bahkan relatif masih cukup tinggi. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun adalah 15,5 persen. Untuk anak usia 5-14 tahun, prevalensinya berkisar 26 persen.

    Kolin dan Yodium

    Nutrisi seperti protein, seng, kolin, dan yodium dibutuhkan untuk memproduksi hormon tiroid, yang penting untuk perkembangan otak dan proses neurologis. Bahkan kekurangan yodium ringan pun dapat memengaruhi fungsi kognitif dan kemampuan berpikir anak secara keseluruhan.

    Pilihan sumber makanan kaya kandungan tersebut bisa didapatkan dari yogurt tanpa pemanis, cara mudah dan simpel untuk mendukung pertumbuhan otak si anak.

    Seng

    Seng juga berperan penting selama masa balita, saat otak sedang berkembang pesat. Kekurangan seng dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak, mengganggu daya ingat dan kemampuan belajarnya.

    Makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan selai kacang merupakan sumber kaya protein dan seng.

    Probiotik

    Perkembangan otak anak juga berkaitan dengan sistem pencernaan, sehingga penting untuk anak mendapatkan sumber probiotik yang cukup. Banyak riset menunjukkan hubungan erat antara otak dan sistem pencernaan melalui mekanisme yang dikenal gut-brain-axis.

    Mekanisme ini tidak hanya menunjukkan kondisi otak memengaruhi kesehatan saluran cerna, tetapi juga sebaliknya, sistem pencernaan bisa berdampak pada fungsi otak.

    Dalam riset ‘Microbiome-gut-brain axis in brain development, cognition and behavior during infancy and early childhood’ keduanya bahkan jelas berkaitan dan berperan penting dalam awal kehidupan.

    Otak dapat mengirimkan instruksi langsung ke saluran cerna. Sistem saraf ini dikenal sebagai enteric nervous system (ENS), dan kerap disebut sebagai ‘otak kedua’ karena kemampuannya mengatur sistem pencernaan secara otonom.

    Gut-Brain Axis dan Kaitannya dengan Otak

    1. Saraf Vagus: Jalur Penghubung Langsung

    Saraf vagus merupakan jalur utama yang menghubungkan otak dan usus. Studi dalam Nature Reviews: Neuroscience (2011) mencatat bahwa saraf ini memainkan peran penting dalam komunikasi dua arah tersebut. Misalnya, kondisi stres diketahui dapat menghambat aktivitas saraf vagus, yang berdampak pada munculnya gangguan pencernaan, seperti sakit perut, kembung, atau diare.

    2. Neurotransmiter: Pengendali Emosi dan Mood

    Neurotransmiter adalah senyawa kimia yang membawa pesan antarsel saraf. Salah satu yang paling dikenal adalah serotonin, yang berperan besar dalam mengatur suasana hati. Menariknya, sekitar 90 persen serotonin tubuh diproduksi di usus, bukan di otak.

    Selain serotonin, mikroba usus juga memproduksi GABA (gamma-aminobutyric acid), neurotransmiter yang berfungsi meredakan kecemasan dan stres. Ini memperkuat bukti bahwa usus memegang peran besar dalam mengatur emosi dan keseimbangan mental.

    Gut-brain axis tidak hanya memengaruhi sistem pencernaan atau suasana hati, tetapi juga berkontribusi dalam sejumlah proses vital.

    Menurut jurnal Neuroscience Letters (2016), SCFA seperti butirat membantu memperkuat blood-brain barrier atau sawar darah-otak, lapisan pelindung antara pembuluh darah otak dan jaringan saraf. Fungsi ini sangat krusial untuk mencegah zat-zat berbahaya seperti racun, alkohol, atau logam berat memasuki otak.

    Keseimbangan mikrobiota usus menjadi kunci untuk menjaga fungsi optimal gut-brain axis. Salah satu cara untuk merawatnya adalah dengan mengonsumsi makanan kaya serat, prebiotik, serta probiotik, seperti yogurt, tempe, dan produk fermentasi lainnya.

    Probiotik mengandung bakteri baik yang mendukung keberagaman mikroba usus, membantu sintesis neurotransmitter penting, serta memperkuat pertahanan terhadap patogen penyebab penyakit.

    Probiotik sudah teruji memelihara kesehatan pencernaan serta meningkatkan sistem imun tubuh. Terdapat pula Triple Bifidus, gabungan tiga jenis probiotik Bifidobacterium yang memiliki banyak manfaat.

    Tidak hanya merangsang produksi sel-sel imun, tetapi membantu meningkatkan penyerapan nutrisi makro dan mikro dengan lebih optimal. Enzim yang dimiliki spesies ini dapat menguraikan serat makanan yang sulit dicerna oleh tubuh.

    Walhasil, anak akan lebih mudah mendapatkan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan, termasuk perkembangan otaknya.

    Masa depan Si Kecil bukan terjadi karena kebetulan, tapi terbentuk dari pilihan terbaik yang orang tua buat hari ini. Karena #WaktuTakBisaKembali Morinaga memahami bahwa peran orang tua sangat penting dalam menentukan arah tumbuh kembang anak. Karena itu, Morinaga hadir mendampingi Bunda dan Ayah melalui tiga kunci penting: memberikan Atensi penuh di setiap tahap perkembangan Si Kecil, mengasah Potensi unik yang dimilikinya, dan memenuhi kebutuhan Nutrisi Tepat sebagai fondasi tumbuh kembang optimal. Dengan dukungan terbaik sejak sekarang, setiap pilihan Ayah dan Bunda adalah langkah besar menuju masa depan terbaik Si Kecil.

    Morinaga. Your Choice, Their Future

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Ini Batas Normal Tantrum Anak, Waspada Bila Berlebihan “
    [Gambas:Video 20detik]
    (up/up)

  • Perubahan yang Dirasakan Tubuh saat Setop Konsumsi Gula 2 Minggu

    Perubahan yang Dirasakan Tubuh saat Setop Konsumsi Gula 2 Minggu

    Jakarta

    Sebuah simulasi menunjukkan tubuh manusia mengalami perubahan luar biasa saat berhenti mengonsumsi gula selama dua minggu. Gula dianggap sebagai penyebab utama krisis obesitas di Amerika Serikat.

    Mengonsumsi gula dengan jumlah berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan terutama bagi gigi. Para dokter juga sudah memperingatkan untuk mengurangi konsumsi gula yang berasal dari minuman manis atau camilan yang sarat gula.

    Terlalu banyak mengonsumsinya bisa menyebabkan diabetes tipe 2 serta berbagai penyakit kronis lainnya. Maka dari itu, konsumsi gula perlu dibatasi.

    Dikutip dari Unilad, gula bersifat seperti obat-obatan adiktif yang menggelitik bagian yang membuat seseorang senang di otak. Itu juga melepaskan hormon dopamin, yang membuat seseorang merasa bahagia bahkan menginginkannya lagi dan lagi.

    Namun, tidak semua gula itu ‘buruk’. Gula alami yang terkandung di dalam susu, buah, dan sayur berbeda dengan gula tambahan buatan yang dimasukkan ke dalam makanan olahan.

    Gula alami memenuhi kriteria dalam hal serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan manusia secara keseluruhan. Hal ini mendorong @GrowfitHealth menciptakan simulasi untuk mengamati bagaimana jika tubuh tanpa asupan gula tambahan.

    Berikut hal-hal yang terjadi pada tubuh dari hari ke hari tanpa asupan gula selama dua minggu:

    1. Dua Hari Pertama Tanpa Gula

    Video tersebut menunjukkan bahwa hanya dalam 48 jam setelah berhenti mengonsumsi gula, gula darah tubuh sudah mulai stabil. Akan terlihat ‘penurunan energi yang lebih sedikit atau lonjakan yang tiba-tiba’.

    “Anda bahkan mungkin melihat angka pada timbangan turun, karena penelitian mengungkapkan bahwa tubuh melepaskan cadangan air saat asupan gula dihentikan,” terang para ahli dalam simulasi tersebut.

    Simulasi tersebut juga menambahkan dalam dua hari, tubuh akan mulai memanfaatkan lemak yang tersimpan untuk energi.

    2. Hari Ketiga hingga Keenam Tanpa Gula

    Di awal, mungkin seseorang tidak melihat adanya perubahan pada berat badan setelah berhenti mengonsumsi gula. Perubahan biasanya akan muncul pada hari ketiga hingga keenam.

    “Anda mungkin mengalami sakit kepala, perubahan suasana hati, dan kelelahan meski belum seminggu,” ungkap video tersebut.

    “Ini terjadi karena tubuh Anda sedang mendetoksifikasi dan menyesuaikan diri.”

    Namun, video tersebut menambahkan bahwa gejala-gejala yang muncul itu perlahan akan mereda. Hal ini didukung oleh para ahli di Addiction Help.

    “Gejala umum pada tahap awal putus gula meliputi gejala fisik, seperti sakit kepala, kelelahan, dan mual. Gejala mental meliputi mudah tersinggung, cemas, perubahan suasana hati, dan kesehatan mental yang umumnya memburuk,” jelas mereka.

    3. Seminggu Tanpa Gula

    Sekitar hari ketujuh hingga kesembilan, studi menunjukkan bahwa rasa kantuk akan mulai mereda. Seseorang yang mengurangi asupan gula akan merasakan kesegaran baru, karena makanan utuh tiba-tiba terasa lebih enak.

    “Langit-langit lidah Anda menjadi sensitif terhadap rasa halus dan Anda akan merasakan buah-buahan terasa seperti terlalu manis,” terang dalam video tersebut.

    4. Minggu Kedua Tanpa Gula

    Akhirnya, di tahap terakhir antara 10 hari hingga dua minggu, ada kemungkinan besar seseorang merasa lebih berenergi. Tidur akan terasa lebih nyenyak dan berat badan menurun.

    Manfaat Berhenti Mengonsumsi Gula

    Selain penurunan berat badan, manfaat lain mengurangi konsumsi gula tambahan dapat menurunkan risiko depresi, kecemasan, atau penyakit mental lainnya. Studi lain juga menunjukkan bahwa pola makan manis berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular, karena kecenderungannya meningkatkan tekanan darah dan peradangan.

    Untuk terbebas dari ‘kecanduan gula’, disarankan untuk tidak pernah melewatkan makan, minum banyak air, tidur yang cukup, dan mengonsumsi setidaknya lima porsi buah serta sayur dalam sehari.

    Selain itu, penting juga meluangkan waktu untuk berolahraga demi melawan hormon stres yang memicu perubahan suasana hati.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Nggak Cuma Enak, 5 Buah Ini Juga Paling Dibenci Sel Kanker

    Nggak Cuma Enak, 5 Buah Ini Juga Paling Dibenci Sel Kanker

    Jakarta

    Pola makan sehat, termasuk konsumsi buah-buahan sangat berpengaruh pada pencegahan penyakit kanker. Ahli gizi dari Ohio State University Comprehensive Cancer Center, Candice Schreiber menuturkan buah-buahan selain lezat juga kaya akan nutrisi.

    Candice menjelaskan buah memiliki kandungan nutrisi, vitamin, dan fitokimia dalam buah yang menghentikan karsinogen (zat pemicu kanker) sebelum mereka mulai memicu perkembangan kanker. Konsumsi buah juga menghambat pembentukan pembuluh darah baru yang mendukung pertumbuhan tumor.

    “Mereka membantu melawan peradangan, dan peradangan kronis merupakan pendahulu kanker,” kata Candice dikutip dari laman resmi The Ohio State University, Rabu (13/8/2025).

    Oleh karena itu, ia menyarankan 1,5-2 cangkir atau sekitar 225-300 gram berbagai jenis buah setiap hari.

    1. Beri

    Buah beri seperti blueberry, raspberry, blackberry, acai, dan stroberi sangatlah sehat. Buah ini kaya serat, folat, vitamin C, dan polifenol yang baik untuk tubuh. Menurut Candice, kandungan polifenol sangat penting untuk pencegahan kanker.

    “Buah mengandung polifenol yang dapat menghambat perkembangan kanker,” kata Candice.

    2. Apel

    Apel merupakan sumber serat dan vitamin C yang baik, memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Buah ini juga mengandung pektin, serat yang dapat digunakan bakteri usus untuk menghasilkan senyawa yang melindungi sel-sel di usus besar.

    “Dan sebaiknya memakan kulit apel, karena mengandung setidaknya sepertiga dari semua fitokimia sehat tersebut,” ucap Candice.

    Ia menyarankan makan apel utuh atau dipotong sebagai camilan, dipotong dadu untuk salad, atau diiris untuk menambah rasa renyah pada sandwich. Apel juga bisa dipanggang atau dipanggang bersama sayuran untuk memberi rasa manis alami.

    3. Tomat

    Tomat kaya likopen, antioksidan yang dalam beberapa studi laboratorium menunjukkan potensi anti-kanker. Memasak tomat meningkatkan kadar likopen, dan memasaknya dengan lemak sehat seperti minyak zaitun meningkatkan kemampuan tubuh menyerapnya.

    “Banyak fitokimia, seperti likopen, bekerja secara sinergis bila dikombinasikan dengan fitokimia dari buah atau sayuran lain. Misalnya, tomat dan brokoli, studi menunjukkan bahwa saat dikonsumsi bersamaan, keduanya menurunkan pertumbuhan kanker prostat lebih efektif dibandingkan bila dimakan terpisah,” ujar Candice.

    4. Alpukat

    Alpukat adalah sumber lemak tak jenuh tunggal yang baik dan juga mengandung berbagai vitamin, antioksidan, dan fitokimia. Buah ini juga mengandung serat dan kalium,yang membantu menjaga detak jantung normal serta dapat membantu menurunkan tekanan darah.

    Candice menyarankan alpukat dikonsumsi secara langsung atau dikombinasikan dengan salad, sandwich, atau smoothie. Meski sehat, ia mengingatkan untuk tetap tidak makan alpukat secara berlebihan, karena cenderung tinggi kalori.

    5. Sitrus

    Buah-buahan sitrus seperti jeruk, grapefruit, dan lemon merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Buah sitrus juga mengandung flavonoid yang penting untuk meningkatkan sistem kekebalan, menjaga kesehatan jantung, serta menekan pertumbuhan pembuluh darah pada tumor.

    Menurut Candice, setengah buah grapefruit adalah cara yang baik untuk memulai hari. Ia juga menyarankan penambahan perasan lemon atau jeruk nipis ke air minum untuk menambah rasa sekaligus nutrisi.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Pemprov DKI sebut MBG perkuat program kesehatan di sekolah

    Pemprov DKI sebut MBG perkuat program kesehatan di sekolah

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengatakan Makan Bergizi Gratis (MBG) turut memperkuat program peningkatan kesehatan peserta didik di sekolah, salah satunya kantin sehat.

    “MBG ini akan memberikan penguatan yang luar biasa terhadap keseluruhan program. Kita tidak bicara bagaimana makanan yang diberikan, tetapi juga bagaimana kantinnya, bagaimana program-program aktivitas fisiknya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Rabu.

    Program kantin sehat di sekolah sudah dimulai sejak 2013 melalui Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 140 tentang Penyelenggaraan Kantin Sehat dan masih berlangsung sampai dengan saat ini. Program tersebut merupakan upaya pemerintah mencegah terjadinya penyakit tidak menular pada usia muda, seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dan lainnya.

    Dalam program itu, Ani mengatakan pengelola kantin memperoleh pendampingan agar pangan yang dijual kepada peserta didik terjaga keamanannya. Di sisi lain, peserta didik mendapatkan edukasi terkait makanan sehat, termasuk batas maksimal kadar gula, garam, dan lemak harian.

    “Anak-anak ini kami edukasi makanan sehat seperti apa, kandungan kadar gula, garamnya. Kemudian, di kantin kami beri labelisasi terhadap makanan yang dijual, supaya mereka terbiasa melihat informasi gizi yang ada di setiap makanan yang dimakan,” jelas Ani.

    Selain makanan sehat, Pemprov DKI juga mengedukasi peserta didik agar beraktivitas fisik secara rutin melalui program JakStar. Dalam program itu, siswa diajak menjalani pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan menjaga pola makan, kemudian mereka mendapatkan poin dari setiap aktivitas sehat yang dilakukan.

    “Nanti kami adakan satu acara untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang sudah menerapkan gaya hidup sehat,” tutur Ani.

    Lebih lanjut, dia menambahkan melalui program MBG, masalah kesehatan yang menjadi perhatian serius di kalangan remaja, salah satunya anemia, diharapkan dapat diantisipasi sejak dini.

    “Jadi sampai hari ini, anemia pada remaja putri masih menjadi masalah yang cukup serius di kesehatan. Mungkin dikombinasikan antara tablet tambah darah dengan makanan yang sehat akan memberikan kontribusi yang positif terhadap penurunan angka anemia pada remaja putri,” kata Ani.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gejala Awal Pria 35 Tahun saat Dua Ginjalnya Dipenuhi Ratusan Batu

    Gejala Awal Pria 35 Tahun saat Dua Ginjalnya Dipenuhi Ratusan Batu

    Jakarta

    Pasien 35 tahun ditemukan memiliki ratusan batu kecil di kedua ginjalnya. Dokter bahkan menggambarkan batu tersebut berdempetan seperti biji jagung, dan nyaris tidak menyisakan ruang kosong di ginjal.

    dr Mai Van Luc dari Departemen Urologi dan Andrologi di Rumah Sakit E Hanoi, Vietnam mengaku terkejut mendapati hasil CT scan pasien tersebut. Belakangan diketahui, pasien bernama TI, memang sehari-hari memiliki kebiasaan buruk.

    Hal yang dinilai paling fatal adalah menggantikan air putih dengan minuman manis dan kurang aktivitas gerak.

    Awal Mula Gejalanya

    TI mengeluhkan gejala awal sakit perut dan buang air kecil menyakitkan dua tahun sebelum dokter menemukan ratusan batu di ginjalnya. Keluhan tersebut berlangsung dalam jangka waktu lama disertai kelelahan berkepanjangan.

    Kala itu, ia memutuskan untuk ke rumah sakit dan dokter menemukan kondisi ginjalnya sudah masuk fase gagal ginjal parah, imbas penumpukan batu.

    Apa Pemicunya?

    Pasien rupanya memiliki kebiasaan buruk yakni jarang olahraga dan kerap duduk dalam waktu lama. Ia juga kerap begadang dan otomatis mengganggu ritme biologis serta proses penyaringan darah.

    Terlebih, si pasien jarang sekali meminum air putih. Urine-nya relatif sangat pekat, sehingga menjadi sasaran ideal untuk kristal akhirnya terbentuk dan terjadi penumpukan batu.

    Dokter melakukan litotripsi dan mengeluarkan ratusan batu kecil dari ginjalnya.

    Kasus ini bukan kasus yang unik. Gadis berusia 18 tahun juga pernah mengalami hal yang sama, banyak batu di ginjal, yang gejalanya ditandai dari nyeri punggung bawah dan mual.

    Tes menunjukkan nefritis parah akibat batu ureter yang menghalangi aliran urine. Meskipun sebelumnya sehat, ia telah lama mengonsumsi mi instan alih-alih nasi, kecanduan minuman tinggi gula, dan jarang minum air putih. Dokter menyebut ini sebagai kombinasi toxic bagi kesehatan ginjal.

    “Mi instan tinggi garam, pengawet, dan zat aditif, menciptakan beban berat pada ginjal,” jelas Luc, dikutip dari vnexpress.

    “Minuman manis juga dapat membebani ginjal karena kandungan gula, lemak trans, dan perasa buatannya yang tinggi,” ujarnya.

    (naf/kna)