Produk: lemak

  • Pakar Gizi IPB Ungkap Dampak Jangka Panjang Keseringan Makan Mi Campur Nasi

    Pakar Gizi IPB Ungkap Dampak Jangka Panjang Keseringan Makan Mi Campur Nasi

    Jakarta

    Makan mi campur nasi menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia. Kerap kali, kedua makanan sumber karbohidrat ini dikonsumsi agar merasa kenyang lebih lama.

    Meski tak ada masalah jika dikonsumsi sesekali, ada risiko ketidakseimbangan gizi yang bisa muncul jika keseringan makan mi campur nasi.

    “Kombinasi ini berisiko menimbulkan ketidakseimbangan gizi dan berbagai gangguan kesehatan jika tidak diimbangi dengan asupan gizi lain,” ucap Dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, Sekolah Vokasi Universitas IPB, Rosyda Dianah, SKM, MKM, dikutip dari laman resmi IPB University, Senin (18/8/2025).

    Kombinasi dua sumber karbohidrat ini dapat meningkatkan asupan kalori dan karbohidrat secara signifikan, serta menurunkan keseimbangan zat gizi lainnya seperti protein dan lemak sehat. Jika nasi dan mi dikonsumsi dalam jumlah yang sama banyak, kandungan karbohidratnya bisa mendominasi hingga 80 persen dari total energi.

    Berdasarkan perhitungan, konsumsi 150 gram nasi dan 100 gram mi menghasilkan sekitar 401 kkal energi, 82 gram karbohidrat, 7 gram protein, dan 2 gram lemak.

    “Kandungan ini tidak seimbang dan jauh dari konsep ‘Isi Piringku’, yakni 50 persen sayur dan buah, serta 50 persen sisanya gabungan karbohidrat dan protein,” jelasnya.

    Risiko kesehatan

    Rosyda menjelaskan bahwa konsumsi nasi dan mi secara bersamaan dalam jangka panjang berisiko memicu berbagai gangguan metabolik seperti obesitas, resistensi insulin, dislipidemia, dan bahkan inflamasi kronis.

    Kelebihan karbohidrat sederhana dari nasi putih dan mi instan dapat meningkatkan indeks glikemik dan mempercepat lonjakan gula darah. Jika tidak dibarengi asupan protein dan serat yang cukup, efeknya bisa jangka panjang.

    Ia juga menambahkan bahwa kekurangan asupan protein dan lemak sehat dapat menyebabkan rendahnya hormon pengatur nafsu makan seperti leptin dan peptida YY. Dampaknya, rasa lapar berulang, mengarah pada konsumsi kalori berlebih (overeating), terutama dari sumber karbohidrat sederhana.

    Untuk menghindari risiko tersebut, Rosyda menyarankan beberapa alternatif menu yang tetap mengenyangkan tanpa menumpuk karbohidrat, seperti kombinasi nasi setengah porsi dengan lauk (hewani dan nabati) serta sayur; ubi rebus dengan sumber protein hewani (misal telur), protein nabati (misal kacangan-kacangan) dan sayuran; atau menu rendah karbohidrat seperti mi shirataki dengan sumber protein ditambah sayuran.

    “Prinsipnya adalah menyeimbangkan piring makan sesuai dengan pedoman Isi Piringku. Pastikan karbohidrat tidak lebih dari seperempat bagian piring dan lengkapi dengan protein, lemak sehat, serta serat dari sayuran dan buah,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Catat! Ini 4 Pilar Gizi Seimbang untuk Jaga Tubuh Tetap Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Ini Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berpuasa Selama 24 Jam

    Ini Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berpuasa Selama 24 Jam

    Jakarta

    Tidak makan selama 24 jam penuh, yang dikenal sebagai metode puasa intermiten eat-stop-eat, kini semakin populer. Konsep ini menjanjikan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk membantu tubuh masuk ke dalam kondisi ‘perbaikan mendalam’ dengan membakar cadangan energi.

    Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat berpuasa selama 24 jam? Penting untuk dicatat, puasa jenis ini tidak cocok untuk semua orang. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk mencobanya.

    Perubahan dalam Tubuh Selama 24 Jam Puasa

    Dikutip dari Medical News Today, ketika seseorang memulai puasa, tubuh tidak langsung berhenti bekerja. Dibutuhkan sekitar enam jam bagi tubuh untuk mencerna sisa-sisa makanan terakhir. Setelah perut dan usus kosong, barulah tubuh mulai mengambil dari cadangan energinya.

    Setelah 8 Jam: Tubuh mulai menggunakan glikogen, karbohidrat yang tersimpan di otot dan hati untuk diubah menjadi energi.Setelah 12 Jam: Tubuh memasuki mode mini-ketosis, mulai memecah lemak untuk menghasilkan energi.Setelah 16 Jam: Proses autofagi dimulai. Ini adalah mekanisme ketika tubuh membersihkan diri dengan mendaur ulang dan menghancurkan sel-sel yang rusak atau tidak diperlukan lagi.

    Setelah 24 Jam: Tubuh beralih sepenuhnya ke lemak sebagai sumber bahan bakar utama.

    Adakah Manfaatnya?

    Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari berpuasa 24 jam. Mulai dari penurunan berat badan dan mengurangi risiko diabetes. Selain itu aktivitas ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan berat badan dan kadar lemak dalam darah.

    Meskipun memiliki manfaat, puasa, baik yang teratur maupun jangka panjang, bukan untuk semua orang dan bisa menimbulkan komplikasi jika tidak dilakukan dengan benar.

    Berpuasa terlalu lama berisiko membuat tubuh memasuki “mode kelaparan,” yang justru menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak saat makan kembali.

    Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat disarankan sebelum memulai praktik ini.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ternyata Puasa Bisa Sembuhkan Jerawat! Berikut Penjelasannya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • 5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    Jakarta

    Sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular atau cardiovascular diseases (CVD). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CVD merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia.

    Menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, dan pola makan berperan besar dalam hal ini. Dikutip dari Times of India, berikut daftar makanan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

    1. Sayuran Berdaun Hijau

    Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kale, dan Swiss chard adalah sumber gizi yang luar biasa. Sayuran ini kaya akan vitamin K, yang berperan melindungi arteri serta membantu proses pembekuan darah secara normal.

    Sebuah studi terbaru dari Edith Cowan University (ECU), University of Western Australia, dan Danish Cancer Institute menunjukkan, konsumsi satu setengah cangkir sayuran hijau dapat membantu mencegah penyakit pembuluh darah aterosklerotik atau Atherosclerotic Vascular Diseases (ASVD)

    Penelitian tersebut menemukan asupan vitamin K1 yang lebih tinggi dapat menurunkan risiko ASVD.

    “Sayuran hijau dan sayuran cruciferous seperti bayam, kale, dan brokoli mengandung vitamin K1 yang dapat membantu mencegah proses kalsifikasi pembuluh darah, salah satu ciri utama penyakit kardiovaskular. Kabar baiknya, sayuran ini mudah sekali dimasukkan ke dalam menu makan harian Anda,” kata peneliti utama.

    2. Gandum Utuh

    Gandum olahan adalah musuh terbesar bagi kesehatan jantung. Sebagai gantinya, pilihlah gandum utuh seperti oat, quinoa, beras merah, dan gandum utuh. Makanan ini kaya serat, yang membantu menurunkan kadar kolesterol sekaligus menjaga kestabilan gula darah.

    Sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan konsumsi lebih banyak gandum olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serius, seperti serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sebaliknya, konsumsi gandum utuh justru dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung.

    baca juga

    3. Beri

    Siapa sangka, mengonsumsi buah beri yang lezat ternyata bisa meningkatkan kesehatan jantung. Jenisnya antara lain blueberry, stroberi, dan raspberry. Buah-buahan ini mengandung flavonoid, senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah serta mengurangi stres oksidatif.

    Sebuah studi tahun 2019 oleh peneliti dari University of East Anglia menemukan, mengonsumsi satu cangkir blueberry setiap hari dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

    “Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang rutin makan blueberry memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin karena blueberry kaya akan senyawa alami yang disebut antosianin, yaitu flavonoid yang memberi warna merah dan biru pada buah. Kami menemukan bahwa mengonsumsi satu cangkir blueberry per hari dapat memperbaiki fungsi pembuluh darah dan mengurangi kekakuan arteri secara berkelanjutan-cukup signifikan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 12 hingga 15 persen,” jelas para peneliti.

    4. Alpukat

    Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL).

    Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menemukan, konsumsi alpukat dua porsi atau lebih setiap minggu berhubungan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.

    Peserta penelitian yang rutin mengonsumsi setidaknya dua porsi alpukat per minggu tercatat memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21 persen lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner, dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah makan alpukat.

    5. Ikan Berlemak

    Ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), yang terbukti dapat mengurangi peradangan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

    Sebuah studi tahun 2023 oleh peneliti dari Karolinska Institute menunjukkan, konsumsi lebih banyak ikan berlemak dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan riwayat keluarga dekat yang pernah mengalami penyakit kardiovaskular juga dapat memperoleh manfaat dari kebiasaan makan ikan berlemak secara teratur.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • 5 Pola Diet yang Efektif Menjaga Kesehatan Vagina

    5 Pola Diet yang Efektif Menjaga Kesehatan Vagina

    JAKARTA – Kesehatan organ reproduksi wanita, termasuk vagina, dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pola makan. Selain menjaga kebersihan area intim, menerapkan pola diet yang tepat juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan pH dan mendukung pertumbuhan mikroflora baik, terutama bakteri Lactobacillus yang dominan dalam menjaga kesehatan vagina.

    pH normal vagina berkisar antara 3,8 hingga 5,0, dan ketidakseimbangan dalam kadar ini dapat meningkatkan risiko infeksi atau gangguan lainnya. Oleh karena itu, ahli ginekologi menyarankan beberapa prinsip pola makan sehat yang dapat membantu menjaga keseimbangan tersebut.

    Berikut 5 pola diet yang berperan dalam menjaga kesehatan seks, seperti dilansir dari laman Very Well Health pada Sabtu, 16 Agustus.

    1. Membatasi Konsumsi Lemak Jenuh

    Konsumsi lemak jenuh secara berlebihan telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit metabolik. Namun, riset terbaru juga menunjukkan bahwa lemak jenuh dapat memengaruhi ekosistem mikroba vagina.

    Asupan tinggi lemak jenuh, seperti dari daging merah, mentega, dan makanan gorengan, berpotensi mengubah tingkat keasaman vagina dan memengaruhi keseimbangan mikroflora yang melindungi area tersebut dari infeksi.

    2. Mengurangi Asupan Gula Berlebih

    Konsumsi gula dalam jumlah tinggi tidak hanya berdampak pada metabolisme tubuh, tetapi juga dapat menyebabkan perubahan pada mikrobiota vagina. Gula menjadi sumber makanan bagi jamur, seperti Candida albicans, yang berisiko menyebabkan infeksi jamur vagina jika tumbuh berlebihan.

    Oleh karena itu, wanita disarankan untuk mengendalikan asupan makanan manis, terutama menjelang menstruasi ketika keinginan untuk mengonsumsi gula sering meningkat.

    3. Menambahkan Makanan Tinggi Prebiotik

    Prebiotik adalah jenis serat yang menjadi sumber makanan bagi bakteri baik dalam tubuh. Makanan yang kaya prebiotik, seperti pisang, bawang putih, asparagus, dan sayuran hijau, dapat mendukung pertumbuhan Lactobacillus di vagina. Bakteri ini penting untuk mempertahankan pH vagina tetap seimbang serta melindungi dari infeksi.

    4. Menerapkan Pola Diet Ovo-Vegetarian

    Pola diet ovo-vegetarian, yang mengombinasikan konsumsi nabati dengan produk hewani seperti telur, dinilai mampu memberikan nutrisi seimbang yang baik bagi kesehatan wanita.

    Dibandingkan dengan diet vegetarian murni, diet ovo-vegetarian memberikan sumber protein tambahan yang penting dalam menjaga integritas jaringan tubuh, termasuk jaringan mukosa pada organ intim. Diet ini juga mendukung pertumbuhan mikroflora vagina yang sehat.

    5. Memenuhi Kebutuhan Hidrasi

    Kecukupan cairan tubuh berperan penting dalam menjaga kelembapan jaringan tubuh, termasuk jaringan vagina. Hidrasi yang cukup membantu mengoptimalkan fungsi ekskresi tubuh dalam membuang racun dan menjaga lingkungan mikroba yang seimbang. Kebutuhan cairan harian bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi fisik wanita, seperti kehamilan, pasca-melahirkan, maupun tingkat aktivitas seksual.

  • 6 Minuman Cegah Perut Buncit Setelah Makan

    6 Minuman Cegah Perut Buncit Setelah Makan

    Jakarta

    Memiliki tubuh ideal dan perut rata adalah keinginan banyak orang. Selain dari jenis makanan yang dikonsumsi, pilihan minuman juga berperan besar dalam membantu metabolisme tetap optimal.

    Minuman yang tepat bisa membantu proses pembakaran kalori dan mencegah perut buncit.

    Minuman untuk Cegah Buncit

    Ada beberapa jenis minuman yang lebih disarankan untuk dikonsumsi setelah makan, agar pencernaan lebih baik dan perut tidak membuncit. Berikut beberapa di antaranya:

    1. Air Lemon Hangat

    Air hangat dengan perasan air lemon adalah minuman yang cocok dikonsumsi setelah makan. Lemon kaya akan vitamin C yang bertindak sebagai antioksidan dan bertugas ‘mengusir’ racun dari tubuh.

    Dikutip dari Times of India, mengonsumsi air lemon hangat setelah makan juga dapat membantu memperlancar pencernaan dengan mendorong proses produksi empedu. Proses pemecahan makanan menjadi lebih efisien, sehingga terhindar dari kembung, dan perut terasa ringan.

    2. Teh Hijau

    Teh hijau adalah salah satu minuman herbal yang terkenal dengan khasiat menurunkan berat badan. Teh hijau mengandung katekin tinggi, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang terbukti meningkatkan metabolisme dan oksidasi lemak.

    Minum teh hijau setelah makan membantu tubuh terus membakar kalori, bahkan saat beristirahat. Kandungan kafeinnya yang ringan juga membantu meningkatkan laju metabolisme.

    3. Air Jahe dengan Lemon

    Memadukan rasa lemon yang segar dengan kehangatan jahe yang menenangkan adalah cara terbaik untuk menutup makan. Ramuan ini sangat baik untuk membantu proses penurunan berat badan.

    Jahe memiliki sifat termogenik yang mempercepat metabolisme dan membantu mengendalikan nafsu makan. Minum campuran jahe dan lemon juga membantu meredakan gangguan pencernaan dan kembung, menjadikannya pilihan sempurna untuk membantu penurunan berat badan.

    4. Air Kunyit

    Kunyit adalah rempah-rempah yang dikenal dengan zat anti-inflamasinya. Senyawa kurkumin yang ada di dalam kunyit terbukti menghambat pertumbuhan jaringan lemak dan meningkatkan sensitivitas insulin. Keduanya, membantu mengelola berat badan secara efektif.

    Minum air kunyit setiap hari, khususnya di malam hari, dapat membantu melancarkan pencernaan, mempercepat pembakaran lemak, hingga membantu detoksifikasi hati yang semuanya penting untuk menjaga berat badan ideal.

    5. Kopi Hitam

    Kopi hitam ternyata juga cocok menjadi minuman penutup makan. Kandungan kafein di dalam kopi dapat membantu meningkatkan pembakaran kalori dan menurunkan kadar ghrelin, yaitu hormon yang merangsang rasa lapar.

    Oleh karena itu, kopi hitam sebenarnya dapat meningkatkan rasa kenyang sekaligus mengurangi asupan makanan.

    Studi menunjukkan individu yang mengonsumsi minuman berkafein lebih mampu mempertahankan penurunan berat badan dibandingkan mereka yang tidak. Ini menunjukkan peminum kopi mungkin lebih mudah menjaga tujuan penurunan berat badan mereka.

    6. Kombucha

    Kombucha adalah minuman fermentasi dari teh yang tidak hanya segar, tapi juga menyehatkan. Kombucha memiliki kandungan probiotik yang baru untuk membantu penurunan berat badan.

    Jutaan bakteri yang hidup di usus berperan penting dengan memengaruhi cara tubuh menyimpan lemak, menyeimbangkan gula darah, serta merespons hormon kenyang dan lapar. Minum kombucha bisa menjadi salah satu cara mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam pencernaan tersebut.

    (avk/up)

  • 5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur

    5 Kebiasaan Sepele yang Bisa Memperpendek Umur

    Jakarta

    Memiliki usia yang panjang dan tubuh sehat merupakan keinginan dari banyak orang. Dalam perspektif kesehatan, ada banyak faktor yang menentukan kualitas dan durasi usia seseorang, misalnya dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, aktivitas fisik yang dilakukan, hingga faktor genetik.

    Hal-hal kecil yang dianggap biasa saja mungkin memiliki dampak signifikan pada kesehatan. Mengetahui kebiasaan-kebiasaan ini penting agar seseorang bisa lebih waspada dan mulai memperbaiki pola hidup sejak dini.

    Kebiasaan Sepele yang Memperpendek Umur

    Sebenarnya apa saja sih kebiasaan sepele yang sering diabaikan padahal dapat menurunkan kesehatan dan memperpendek usia? Berikut ini daftarnya dikutip dari Very Well Health:

    1. Konsumsi Makanan Olahan

    Kebiasaan mengonsumsi makanan olahan atau processed food dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Sedangkan ultra-processed food melalui proses pengolahan yang panjang dengan tambahan zat kimia dan kandungan gula garam lemak (GGL) yang cenderung tinggi.

    Hasilnya, konsumsi makanan olahan secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, kanker, dan diabetes. Oleh karena itu, usahakan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan utuh dan mengolah makanan sendiri di rumah.

    2. Kebanyakan Duduk

    Gaya hidup sedentary atau mager meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis. Jika tidak memiliki waktu berolahraga, coba usahakan mencapai rekomendasi minimum olahraga 30 menit saja per hari, sebanyak lima kali seminggu.

    Sebuah studi tahun 2022 menemukan 15-20 menit aktivitas fisik intens per minggu, meskipun dalam sesi singkat, dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini. Temuan ini menunjukkan risiko kesehatan dapat dikurangi melalui jumlah olahraga yang relatif sederhana, asalkan olahraga tersebut cukup meningkatkan detak jantung.

    3. Merokok

    Dalam beberapa penelitian, disebutkan merokok dapat memangkas usia seseorang hingga 10 tahun. Ketika berhenti merokok, tekanan dan aliran darah akan membaik, serta risiko kanker menurun setiap tahunnya.

    Selain dapat menyebabkan kanker, rokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan paru. Perlu diingat, asap rokok juga membahayakan orang-orang di sekitar.

    4. Begadang

    Durasi dan kualitas tidur memengaruhi usia harapan hidup seseorang. Menurut meta-analisis tahun 2017, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit dari rata-rata optimal tujuh jam dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

    Tidur malam yang baik juga dapat membantu melawan stres, depresi, dan penyakit jantung, yang semuanya termasuk faktor-faktor berpengaruh terhadap umur panjang.

    5. Sering Stres

    Stres memberi beban pada tubuh dan mempercepat proses penuaan. Ini juga bisa semakin parah bila dikombinasikan dengan isolasi sosial.

    Mengelola stres akan membantu meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan jangka panjang. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan stres seperti menulis jurnal, bermeditasi, melakukan hobi, hingga mempelajari teknik relaksasi.

    Tetap aktif secara sosial juga dapat memperpanjang umur. Cara ini bisa membantu mengelola stres dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hubungan sosial yang baik membuat seseorang lebih kuat, sedangkan hubungan yang buruk dapat memicu kondisi mental negatif dan meningkatkan risiko depresi.

    (avk/up)

  • Viral Diet Pisang ala Jepang, Efektif Turunkan Berat Badan?

    Viral Diet Pisang ala Jepang, Efektif Turunkan Berat Badan?

    Bagikan:

     

    JAKARTA – Diet untuk menurunkan berat badan ada banyak macamnya. Tapi salah satu yang sempat viral dari Jepang dan masih banyak dibicarakan sampai sekarang adalah Morning Banana Diet alias Diet Pisang Pagi Hari.

    Diet ini dianggap mudah, murah, dan efektif menurunkan berat badan tanpa perlu olahraga ekstrem atau menghitung kalori berlebihan. Namun seberapa efektif sebenarnya diet pisang ini?

    Dilansir dari laman Tuasaude pada Sabtu, 16 Agustus, diet ini pertama kali dikenalkan di Jepang pada tahun 2008 oleh Sumiko Watanabe, seorang apoteker sekaligus ahli kesehatan preventif.

    Ia menciptakan diet ini untuk membantu suaminya menurunkan berat badan dan ternyata berhasil. Sejak itu, metode ini viral di Jepang, hingga sempat membuat toko buah kehabisan stok pisang.

    Sesuai namanya, Morning Banana Diet menekankan pada kebiasaan sarapan dengan pisang. Berikut aturan dasarnya:

    – Sarapan dengan pisang sesuai keinginan, tapi harus dalam kondisi segar dan tidak dimasak.

    – Sekitar 15–30 menit setelah makan pisang, minum air atau teh tawar.

    – Hindari makanan tinggi gula dan lemak seperti gorengan, es krim, atau fast food.

    – Makan malam sebaiknya maksimal pukul 8 malam dan usahakan 3 jam sebelum tidur.

    – Tidur cukup dan bangun tanpa alarm, karena kualitas tidur juga berpengaruh ke nafsu makan.

    – Tetap jaga pola makan seimbang di siang dan malam hari.

    Pisang kaya serat yang bantu memperlambat proses pencernaan dan membuat kenyang lebih lama. Selain itu, buah ini juga mengandung magnesium dan triptofan, dua zat yang berperan penting untuk menenangkan tubuh dan memperbaiki mood. Jadi tak hanya membuat perut kenyang, tapi juga bisa bantu Anda lebih bahagia dan tak mudah mengemil jajanan tak sehat. 

    Pisang bisa bantu mengontrol nafsu makan karena tinggi serat, dan memperbaiki suasana hati lewat kandungan magnesiumnya.

    Pola hidup yang menekankan pada konsumsi buah-buahan segar, menghindari gula dan makanan olahan, serta memperbaiki kualitas tidur efektif menurunkan berat badan.

    Menu Diet Pisang 3 Hari

    Kalau Anda penasaran ingin coba, berikut contoh menu selama 3 hari agar efektif turunkan berat badan:

    Hari 1

    – Sarapan: Pisang + air 

    – Makan Siang: Nasi merah + ikan panggang + salad sayur dan wortel

    – Camilan: 1 buah mangga kecil

    – Makan Malam: Sup sayuran (kol, tomat, wortel, labu, dan lain-lain)

    Hari 2

    – Sarapan: Pisang + kopi tawar

    – Makan Siang: Quinoa + ayam panggang + salad buncis + brokoli tumis

    – Camilan: 1 jeruk mandarin

    – Makan Malam: Omelet + salad hijau

    Hari 3

    -Sarapan: Pisang + teh tawar

    – Makan Siang: Mi goreng Jepang dengan sayur dan ayam

    – Camilan: 1 buah pir

    – Makan Malam: Salad ayam suwir + rumput laut, tomat, dan lemon

    Morning Banana Diet memang bisa jadi alternatif bagi Anda yang ingin mulai makan lebih sehat dan mengatur pola makan. Tapi ingat, setiap tubuh punya kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi, jangan jadikan diet ini sebagai solusi jangka panjang tanpa konsultasi dari ahli gizi.

  • Ini yang Bakal Terjadi pada Tubuh kalau Tak Makan Apapun Selama 7 Hari

    Ini yang Bakal Terjadi pada Tubuh kalau Tak Makan Apapun Selama 7 Hari

    Jakarta

    Pernahkah membayangkan berada di situasi tidak bisa makan sama sekali selama 7 hari? Selama satu pekan tanpa asupan, tubuh ‘dipaksa’ untuk bertahan dengan segala cara yang dimilikinya.

    Lama waktu seseorang bisa bertahan tanpa makanan atau minuman akan bergantung pada banyak faktor, misalnya usia dan kondisi kesehatan individu. Faktor lain yang mungkin memengaruhi adalah apakah tubuh masih mendapatkan cairan atau tidak.

    Dikutip dari Healthline, normalnya tubuh akan memecah makanan menjadi glukosa sebagai sumber energi. Pada hari pertama tanpa makan, tubuh akan mulai menggunakan cadangan glikogen dari hati dan otot untuk menghasilkan glukosa.

    Pada hari kedua, cadangan glukosa dan glikogen habis. Tubuh akhirnya mulai memecah jaringan otot untuk energi, tapi hanya sementara karena tubuh juga berusaha mempertahankan massa otot.

    Selanjutnya, tubuh mulai menggunakan cadangan lemak untuk menghasilkan keton sebagai energi. Proses ini dikenal dengan istilah ketosis.

    Pada 5 hari pertama tanpa makan, seseorang bisa kehilangan 1-2 kg berat badan per hari. Sebagian besar disebabkan oleh dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Setelah 4 hari, gejala medis seperti pusing dan lemas biasanya mulai muncul.

    Jika berat badan turun 10 persen atau indeks massa tubuh kurang dari 16,5, maka komplikasi berupa kelaparan akan mulai muncul.

    Semakin banyak cadangan lemak, semakin lama seseorang bisa bertahan. Namun, setelah lemak habis, tubuh kembali memecah otot untuk energi dan pada fase ini gejala kelaparan parah muncul.

    Risiko Terlalu Lama Tidak Makan

    Beberapa laporan menyebutkan orang bisa bertahan berhari-hari hingga berminggu-minggu dalam kondisi kelaparan. Namun, dalam periode tersebut, sistem tubuh akan mulai memburuk. Efek kelaparan mencakup:

    PingsanPusingPerubahan kognitifTekanan darah rendahDetak jantung melambatKelemahanDehidrasiPerubahan fungsi tiroidNyeri perutKetidakseimbangan elektrolitSerangan jantungGagal organ

    Sedangkan, efek jangka panjang dari kelaparan atau pembatasan makan ketat dapat berupa:

    Pertumbuhan terhambat.Kesehatan tulang memburuk atau osteoporosis.Stres pasca-trauma atau depresi.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Dokter Ungkap Cara Tubuh Memproses Gula hingga Tingkatkan Risiko Diabetes

    Dokter Ungkap Cara Tubuh Memproses Gula hingga Tingkatkan Risiko Diabetes

    Jakarta

    Makanan dan minuman manis sering disebut sebagai pemicu diabetes. Namun, bagaimana prosesnya hingga tubuh memproses gula hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes?

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM menjelaskan bagaimana tubuh memproses gula hingga akhirnya bisa meningkatkan risiko diabetes.

    “Tubuh mengolah makanan berkarbohidrat sederhana seperti nasi, roti, dan kue menjadi glukosa sebagai sumber energi utama. Glukosa diserap melalui usus ke aliran darah, lalu merangsang pankreas menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah) yang membantu glukosa masuk ke sel tubuh untuk digunakan sebagai energi,” ungkap dr. Herry yang bertugas di Mayapada Hospital Jakarta Selatan dalam keterangan tertulis, Sabtu, (16/8/2025).

    Selain itu, dr. Herry juga mengungkapkan terkait fruktosa, yaitu jenis gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan seperti apel, mangga, anggur, semangka, pir, melon, dan pisang yang bermanfaat bagi imun dan pencernaan.

    “Fruktosa diserap dari usus lalu diproses di hati, diubah menjadi glukosa atau lemak. Saat dikonsumsi dalam bentuk buah utuh, sebagian fruktosa dimetabolisme oleh bakteri baik di usus yang bermanfaat bagi pencernaan dan imun tubuh,” lanjutnya.

    Akan tetapi, Menurut dr. Herry, fruktosa dalam bentuk cair seperti jus atau minuman berperisa buah mudah dikonsumsi berlebihan karena tidak memberi rasa kenyang, padahal kandungan gulanya bisa mendekati batas harian yang dianjurkan.

    “Apalagi, glukosa dan fruktosa saling memengaruhi. Glukosa meningkatkan penyerapan fruktosa di usus, sementara fruktosa mempercepat penyimpanan glukosa di hati. Jika dikonsumsi berlebihan, dapat memicu penumpukan lemak di hati (fatty liver) dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 serta penyakit jantung,” jelasnya.

    Hal ini juga dikonfirmasi oleh dr. Nanang Soebijanto Sajoedi , Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Menurutnya, konsumsi glukosa dan fruktosa yang berlebihan dapat memperburuk lonjakan gula darah.

    “Kadar gula darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan resistensi insulin, di mana tubuhtidak lagi merespons insulin secara efektif. Jika terus berlangsung, pankreas akan kelelahan memproduksi insulin, hingga akhirnya produksi insulin berkurang (insufisiensi insulin). Inilah proses awal mula prediabetes, dan bila tidak ditangani dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dengan risiko komplikasi serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan kebutaan,” ungkap dr. Nanang.

    Menurut dr. Nanang, langkah terbaik untuk mencegah diabetes adalah dengan mengelola konsumsi gula dan memilih sumber karbohidrat alami agar kadar gula darah tetap stabil.

    “Pilih makanan tinggi serat seperti buah utuh, sayuran, dan biji-bijian. Hindari minuman manis dan jus kemasan, serta lakukan pemeriksaan gula darah secara berkala, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga diabetes, kelebihan berat badan, atau gaya hidup sedentari,” jelasnya.

    Sebagai langkah antisipatif terhadap risiko diabetes, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Sugar Clinic sebagai pusat kesehatan layanan GRATIS bagi semua kalangan. Layanan ini mencakup skrining dengan Artificial Intelligence (AI), konsultasi dokter, manajemen diabetes menyeluruh, hingga pendampingan gaya hidup sehat.

    Layanan ini juga tersedia di unit Mayapada Hospital yang ada di Kuningan, Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Untuk informasi layanan Sugar Clinic, silakan menghubungi call center 150770 atau mengakses aplikasi MyCare untuk booking layanan skrining dengan mudah.

    Mycare dapat membantu memantau gaya hidup sehat melalui fitur Personal Health yang terhubung ke Google Fit atau Health Access untuk memantau detak jantung, langkah kaki, kalori terbakar, dan BMI.

    Unduh MyCare dan kumpulkan reward point untuk potongan harga di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (anl/ega)

  • 8 Sayuran Penghancur Lemak Perut, Bye-Bye Buncit!

    8 Sayuran Penghancur Lemak Perut, Bye-Bye Buncit!

    Jakarta

    Pola makan sehat berperan penting dalam proses penurunan berat badan. Salah satu jenis makanan yang harus dikonsumsi secara rutin adalah sayuran.

    Sayuran dikenal sebagai menu makanan yang bernutrisi, tapi rendah kalori. Dengan begitu, konsumsi dalam jumlah banyak juga tidak akan mengganggu proses penurunan berat badan.

    Sayuran Penghancur Lemak Perut

    Dikutip dari Health, berikut ini sederet sayuran yang bisa dikonsumsi setiap hari untuk membantu proses penurunan berat badan. Kalau rajin makan sayur, lingkar perut pelan-pelan pasti mengecil.

    1. Bayam

    Dengan kadar air sekitar 91 persen, bayam adalah sayuran rendah kalori, menghidrasi, dan bergizi. Sebuah studi menemukan setiap porsi bayam harian dikaitkan dengan penurunan berat badan sekitar 0,52 pon (0,24 kg) selama periode empat tahun.

    Sebuah studi dalam jurnal Appetite menemukan konsumsi bayam mampu menekan rasa lapar hingga 95 persen. Bayam juga mengandung magnesium yang menstabilkan kadar gula darah, sehingga berkontribusi pada berat badan yang stabil.

    2. Kembang Kol

    Satu cangkir kembang kol sekitar 125 gram mengandung 2 gram protein, 2,9 gram serat, dan 61 persen kecukupan harian vitamin. Sayuran ini juga rendah kalori dengan 29 kalor di setiap 125 gram.

    Selain itu, kembang kol tinggi fitosterol atau stanol yang dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan meningkatkan fungsi endotel, yang penting untuk kesehatan jantung.

    3. Wortel

    Sebuah studi pada tahun 2021 mengaitkan konsumsi wortel secara rutin dengan penurunan indeks massa tubuh (IMT) dan tingkat obesitas yang lebih rendah.

    Wortel juga kaya akan antioksidan karotenoid. Studi telah menghubungkan kadar beta-karoten yang lebih tinggi dalam darah dengan penurunan risiko diabetes tipe dua, kanker, dan kematian.

    4. Buncis

    Menambahkan buncis ke dalam menu makan dapat sangat efektif untuk penurunan berat badan. Satu cangkir buncis matang sekitar 100 gram mengandung 3,8 gram serat yang mengenyangkan, 2,2 gram protein, dan 37 kalori.

    5. Kubis

    Kubis seringkali masuk dalam menu program penurunan berat badan. Sayuran ini juga mengandung nutrisi yang nggak kaleng-kaleng.

    Satu cangkir kubis sekitar 150 gram mengandung 2,8 gram serat, 2 gram protein, dan hanya 35 kalori. Beberapa penelitian juga menunjukkan sayuran cruciferous seperti kubis dan brokoli dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

    6. Asparagus

    Asparagus adalah sayuran yang cocok dikonsumsi ketika program penurunan berat badan. Tidak hanya rendah kalori, asparagus juga tinggi serat.

    Serat penting untuk menurunkan berat badan karena dicerna secara lambat, sehingga membantu merasa kenyang lebih lama. Artinya, tubuh secara alami akan mengonsumsi lebih sedikit kalori tanpa merasa kelaparan.

    Serat juga mendukung pencernaan yang sehat dan menjaga buang air besar tetap teratur.

    7. Edamame

    Meski bila dibandingkan dengan sayuran lain memiliki kalori yang lebih tinggi, edamame memiliki protein dan serat yang baik untuk tubuh, sehingga cocok untuk camilan. Satu cangkir edamame dengan berat sekitar 155 gram mengandung 18 gram protein, 8 gram serat, dan 188 kalori.

    Protein dapat membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan hormon kenyang dan meningkatkan jumlah kalori yang dibakar tubuh setiap hari. Protein juga mencegah penurunan massa otot selama periode penurunan berat badan, yang membantu menjaga metabolisme tetap tinggi.

    8. Brokoli

    Brokoli dapat dikonsumsi dengan berbagai cara. Selain rendah kalori, brokoli juga relatif tinggi serat dan protein yang penting untuk meningkatkan dan mempertahankan rasa kenyang, yang berkaitan dengan penurunan berat badan.

    Penelitian dalam Journal of Academy of Nutrition dan Dietetics, disebutkan konsumsi brokoli membantu penurunan lemak visceral, lemak yang ada di perut. Selain itu, brokoli mengandung nutrisi dan fitokimia yang dapat mengurangi peradangan, mendukung kesehatan jantung, meningkatkan kesehatan tulang, dan bahkan melindungi dari jenis kanker tertentu.

    Perlu diingat, untuk penurunan berat badan konsumsi sayur-sayuran di atas juga harus dikombinasikan dengan aktivitas fisik dan perubahan pola makan keseluruhan.

    (avk/kna)