Produk: lemak

  • Viral Cerita Pasien Makan Seblak Tiap Hari, Kemenkes Wanti-wanti soal Ini

    Viral Cerita Pasien Makan Seblak Tiap Hari, Kemenkes Wanti-wanti soal Ini

    Jakarta

    Belakangan viral seorang dokter yang menangani pasien ‘overdosis’ seblak lantaran tidak mengonsumsi apapun selain makanan tersebut. Si pasien berakhir mengalami gastritis erosif, peradangan pada lambung.

    Sebelum kemudian berobat, pasien sempat mengalami nyeri perut hebat hingga kehilangan nafsu makan. Ia bahkan sulit bangun dari tempat tidur karena tubuhnya sangat lemas.

    Kisahnya dibagikan dr Mariska Haris, dokter umum yang berpraktik di Bandung Barat, melalui akun TikTok miliknya.

    “(Makan seblak) tiap hari,” ucap pasien 21 tahun, dalam video tersebut.

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak.

    dr Nadia menekankan pemerintah sudah memiliki pedoman makan sehat dengan gambaran ‘Isi Piringku’, yang menunjukkan kebutuhan berbagai variasi jenis makanan.

    “Prinsipnya yang berlebihan itu akan menimbulkan dampak yang kurang baik untuk kesehatan,” tegasnya saat dihubungi detikcom Sabtu (6/9/2025).

    “Kita punya acuan gizi dengan Isi Piringku dan dengan variasi jenis makanan.”

    Ia juga menyoroti jenis perasa dan bumbu hingga rempah yang dikonsumsi berlebihan, berpengaruh pada kesehatan organ tubuh.

    (naf/naf)

  • Resiliensi Perdagangan RI-India di Tengah Guncangan Tarif Impor AS

    Resiliensi Perdagangan RI-India di Tengah Guncangan Tarif Impor AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Neraca perdagangan Indonesia dengan India mencatatkan surplus pada Januari-Juli 2025. Tren positif itu terjadi di tengah penurunan harga komoditas serta ketidakpastian ekonomi akibat penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS).

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, India menjadi negara penyumbang surplus neraca perdagangan nonmigas terbesar Indonesia kedua setelah AS pada tujuh bulan pertama 2025. Secara berurutan, Indonesia memperoleh surplus nonmigas dari AS (US$12,13 miliar), India (US$8,13 miliar), serta Filipina (US$5,07 miliar). 

    Surplus nonmigas terbesar yang disumbangkan India berasal dari penjualan bahan bakar mineral US$3,29 miliar, lemak dan minyak hewani/nabati US$2,20 miliar serta besi dan baja US$900 juta dari Indonesia. 

    India juga adalah negara terbesar ketiga tujuan ekspor nonmigas Indonesia, apabila merujuk data BPS per Juli 2025. Nilai ekspornya mencapai US$1,89 miliar dan tumbuh 15,23% dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Nilai ekspor ke India pada Juli 2025 itu saja sudah masih lebih besar apabila dibandingkan dengan keseluruhan ekspor Indonesia ke Uni Eropa, yang tercatat sekitar US$1,71 miliar. 

    TANTANGAN HUBUNGAN INDONESIA-INDIA

    Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual memperkirakan tantangan ke depan akan semakin besar setelah penerapan tarif impor oleh AS. Bagi Indonesia, para eksportir sudah melakukan pengiriman barang lebih cepat (frontloading) ke AS sebelum berlakunya tarif impor bulan lalu. 

    Hal itulah yang membuat kinerja ekspor Indonesia Juli 2025 tercatat sebesar US$24,75 miliar atau melesat hingga 9,86% dari Juli 2024. Ekspor itu ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencapai US$23,81 miliar, dengan pertumbuhan tembus 12,83% dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

    “Itu juga yang membantu ekspor kita meningkat di bulan lalu termasuk juga dibantu oleh pemulihan harga CPO. Ke depan ini kan mulai diterapkan tarif dan mungkin akan berpengaruh juga ke demand. Jadi kami melihat mungkin outlook-nya untuk trade balance ini mungkin akan enggak setinggi yang sebelum-sebelumnya. Akan mengecil,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu (6/9/2025). 

    Akibatnya, David memperkirakan kinerja surplus neraca dagang Indonesia pada akhir tahun ini nantinya bakal menyusut akibat penerapan tarif impor sebesar 19% itu. 

    “Proyeksinya surplus perdagangan menyusut dari US$31 miliar 2024 ke sekitar US$25 miliar di 2025,” terang David. 

    Adapun di India, pemerintah juga sudah bersiap-siap untuk memberikan bantuan kepada eksportir yang terdampak tarif 50% oleh AS. Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman menyebut pemerintah akan menyalurkan bantuan untuk meringankan beban eksportir.

    “Pemerintah akan melakukan sesuatu untuk membantu mereka yang terdampak oleh tarif 50%,” ujar Nirmala kepada CNBC TV18, dikutip dari Reuters, Jumat (5/9/2025). 

    Sebagaimana diketahui, Indonesia dan India adalah di antara negara ekonomi terbesar di dunia yang turut terdampak tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump. AS, serta Indonesia dan India juga adalah negara anggota G20. Negara Paman Sam itu mengenakan tarif impor ke barang-barang dari Indonesia sebesar 19%, sedangkan dari India 50%. Tarif itu diberlakukan Agustus 2025. Namun demikian, di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan akibat tarif tersebut, perdagangan antara Indonesia dan India mencatatkan tren positif. 

  • Dokter Harvard Ungkap 4 Cara Turunkan Risiko Kanker Lambung

    Dokter Harvard Ungkap 4 Cara Turunkan Risiko Kanker Lambung

    Jakarta

    Kanker lambung atau gastric cancer kini mulai mengancam jutaan orang setiap tahun. Selain genetik dan lingkungan, pola makan dan gaya hidup juga berperan pada penyakit ini.

    Dikutip dari Times of India, ahli gastroenterologi yang terlatih di Harvard University, dr Saurabh Sethi baru-baru ini membagikan strategi praktis untuk menurunkan risiko mengalami kanker lambung.

    Panduannya berfokus pada pola makan, kebiasaan yang baik bagi usus, perubahan gaya hidup, dan langkah-langkah deteksi dini yang bisa dilakukan dengan mudah.

    1. Perbanyak Sayur

    Mengonsumsi sayur bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan risiko kanker lambung. Menurut dr Sethi, jenis sayur yang bisa dipilih adalah brokoli, kubis, kembang kol, kubis brussel, dan kangkung. Ini karena sayuran tersebut kaya akan sulforafan, senyawa alami yang dikenal karena khasiatnya melawan kanker.

    Sayuran ini membantu detoksifikasi tubuh, mendukung hati, dan mengurangi stres oksidatif yang dapat merusak sel dan meningkatkan risiko kanker.

    2. Tambahkan Bawang Putih di Makanan

    Bawang putih mengandung allicin, yakni senyawa yang bersifat anti-kanker dan anti-mikroba. Mengonsumsi bawang putih teratur atau ditambahkan ke dalam makanan dapat membantu melindungi lapisan lambung, meningkatkan kesehatan usus, dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya termasuk Helicobacter pylori.

    3. Kurangi Daging Olahan

    Daging olahan seperti sosis biasanya mengandung pengawet dan zat aditif seperti nitrat dan nitrit yang telah dikaitkan dengan risiko kanker lambung lebih tinggi. Mengonsumsi daging olahan secara berlebihan juga dapat meningkatkan peradangan dan tekanan pada sistem pencernaan.

    dr Sethi menyarankan untuk menggantinya dengan protein rendah lemak seperti ayam, ikan, kacang-kacangan, atau alternatif nabati.

    4. Lakukan Tes Infeksi Helicobacter Pylori

    Helicobacter pylori (H. pylori) adalah bakteri yang dapat menginfeksi lapisan lambung dan merupakan faktor risiko yang diketahui untuk gastritis, tukak lambung, dan kanker lambung.

    Gejala yang bisa muncul saat terinfeksi adalah nyeri perut bagian atas, kembung, gangguan pencernaan, mual, atau seringnya rasa panas di dada.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Perjuangan Jessie J Lawan Kanker Payudara, Kini Harus Operasi Kedua”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Normalkah Turun Berat Badan karena Stres? Begini Penjelasan Ahli

    Normalkah Turun Berat Badan karena Stres? Begini Penjelasan Ahli

    JAKARTA – Ketika stres melanda dapat berdampak pada berat badan, ada yang menaik dan ada juga yang menurun. Namun, apakah penurunan berat badan akibat stres adalah hal yang normal terjadi?

    Menurut psikolog klinis dan Direktur Behavioral Services di Cleveland Clinic, Kasey Goodpaster, Ph.D, respons tubuh terhadap stres berkaitan dengan mekanisme fight or flight. Ini merupakan respons fisiologis tubuh terhadap ancaman stres.

    Saat menghadapi tekanan, tubuh meningkatkan detak jantung, menegangkan otot, dan mempercepat pernapasan. Namun, fungsi tubuh lain seperti pencernaan akan melambat.

    “Selama mode fight or flight, fungsi pencernaan menurun sehingga bisa mempengaruhi nafsu makan,” kata Goodpaster, dikutip dari Cleveland Clinic, pada Jumat, 5 September 2025.

    Hal tersebut mengakibatkan sebagian orang yang stres mengalami penurunan nafsu makan, sehingga berdampak pada penurunan berat badan. Penurunan berat badan akibat stres ini tidak selalu berbahaya.

    Jika penurunan berat badannya dalam fluktuasi kecil dalam periode stres dan kembali normal saat kondiri membaik, maka masih bisa dianggap wajar.

    “Biasanya perubahan kurang dari 10 pon (sekitar 4 kilogram) atau sekitar lima persen dari massa tubuh tidak dianggap signifikan secara klinis karena berat badan seseorang memang bisa naik turun secara alami,” jelasnya.

    Namun, jika berat badan yang turun saat stres lebih dari lima persen dari massa tubuh selama 6-12 bulan tanpa usaha diet, maka perlu diwaspadai.

    Terlebih penurunan terjadi dengan sangat cepat, diikuti dengan gangguan pencernaan, hingga gejala lain seperti sakit kepala hingga kelelahan.

    “Metabolisme melambat, tubuh menyimpan lemak, dan mulai menguraikan otot. Ini memang bisa membuat berat badan turun dalam jangka pendek, tetapi justru berbahaya untuk kesehatan,” tambahnya.

    Kondisi tersebut sudah memerlukan intervensi profesional. Dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengevaluasi penurunan berat badan tersebut hanya akibat stres atau ada kondisi medis lain yang mendasarinya.

    “Dokter bisa membantu mengatasi masalah kesehatan mental, menyesuaikan pengobatan jika ada efek samping, atau memberikan rujukan jika masalahnya terkait kesulitan ekonomi maupun gangguan makan,” pungkas Goodpaster.

  • Viral Dokter Serukan ‘Darurat Seblak’ gara-gara Pasiennya Kena Radang Lambung

    Viral Dokter Serukan ‘Darurat Seblak’ gara-gara Pasiennya Kena Radang Lambung

    Jakarta

    Viral cerita dokter menangani pasien berusia 21 tahun dengan keluhan demam, batuk, mual, dan muntah. Dia juga merasakan sakit perut dan kehilangan nafsu makan selama seminggu terakhir.

    Dalam TikTok pribadinya, dokter asal Bandung ini dr Mariska Haris mengatakan bahwa pasien tersebut mengaku rutin makan seblak setiap hari, bahkan bisa dua kali sehari.

    Pasien juga mengaku hanya mengonsumsi makanan pokok seperti nasi sekali sehari. Jika tidak berselera, dia sama sekali tidak makan nasi. dr Mariska menuturkan, pasien didiagnosis mengalami gastritis erosif atau peradangan pada lambung.

    “Alhamdulilah diobservasi di saya 14 jam, sudah sehat bisa makan dan sudah pulang,” ucap dr Mariska saat dihubungi detikcom, Kamis (4/8/2025).

    Makan Seblak Berlebihan Berbahaya?

    Risiko makan seblak biasanya berasal dari bahan olahan beku, termasuk kerupuknya. Jadi, dr Mariska menyarankan agar mengganti topping seblak dengan bahan yang segar, seperti seafood atau sayuran. Sambal dalam seblak juga perlu dibatasi.

    Makan seblak pada dasarnya tidak dilarang, tapi jangan berlebihan. dr Mariska juga menekankan pentingya konsumsi nutrisi lengkap dan sembang.

    “Paling seblak boleh lah satu minggu sekali atau dua kali saja, dan tentu saja makan nasi tetap yang utama,” jelasnya.

    Sementara itu, menurut ahli gizi dr Tan Shot Yen, bahan utama seblak, yaitu kerupuk bukan hanya tidak bernutrisi, tapi mengandung garam yang tinggi.

    “Masalah seblak ini kan ada di bahan utamanya, kerupuk. Kerupuk bukan hanya terbuat dari tepung yang miskin gizi, tetapi juga tinggi garam,” sebut dr Tan saat dihubungi detikcom Kamis (4/9/2025).

    Alhasil, masyarakat Indonesia kini banyak terjebak dengan jajanan-jajanan tidak sehat, termasuk gorengan.

    “Konsumen seblak biasanya juga bukan pemakan menu sehat. Jadi akumulasi pangan amburadul membuat masalah gizi jangka panjang,” tutur dr Tan.

    Senada dengan hal tersebut, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD, seblak umumnya tak sehat lantaran mengandung tinggi kalori, lemak, dan garam. Bumbu yang terlalu pedas dan berminyak dari seblak, dapat mengiritasi lambung dan memicu sakit maag.

    “Sehingga bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, hipertensi, kolesterol dan gangguan pencernaan,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (4/8).

    Apa Itu Gastritis Erosif?

    Gastritis adalah peradangan pada lapisan pelindung lambung. Lapisan yang disebut mukosa ini berfungsi melindungi lambung dari asam, enzim, dan mikroorganisme yang masuk setiap hari.

    Adapun gastritis erosif adalah kondisi ketika penyebab gastritis benar-benar merusak lapisan pelindung lambung sampai menimbulkan luka. Pemicunya adalah zat kimia, seperti asam lambung, empedu, alkohol, atau obat-obatan tertentu.

    dr Aru menjelaskan, makan seblak yang berlebihan memang bisa menyebabkan seseorang mengalami gastritis erosif.

    “Makan seblak yang berlebihan apalagi disertai dengan kondisi bumbu yang terlalu pedas atau saat makan kondisi dinding lambung sedang dalam keadaan tidak baik-baik, maka kemungkinan terjadinya gastritis erosif dapat terjadi,” lanjutnya lagi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Seblak Disebut Jadi Penyebab Anemia di Karawang, Benarkah?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/kna)

    Darurat Seblak

    6 Konten

    Sudah banyak yang bilang, seblak bukan makanan yang kaya nutrisi. Tapi kalau mengaitkannya dengan risiko kesehatan yang lebih serius seperti malnutrisi, too much nggak sih? Ternyata nggak juga lho.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • 5 Jenis Teh yang Ternyata Ampuh Luruhkan Lemak di Perut, Apa Saja?

    5 Jenis Teh yang Ternyata Ampuh Luruhkan Lemak di Perut, Apa Saja?

    Jakarta

    Kebanyakan orang mungkin berhasil menurunkan berat badannya dengan berbagai cara, seperti diet atau mengonsumsi makanan khusus. Tetapi, masih banyak yang mengeluhkan sulitnya menghilangkan lemak perut atau visceral fat.

    Hal ini karena sebagian besar lemak perut berbeda dengan lemak di bagian tubuh lainnya. Sebagian lemak visceral terletak lebih dalam daripada lemak tubuh lainnya dan mengelilingi organ perut.

    Tentunya, ini dapat berbahaya dan meningkatkan risiko penyakit jantung atau diabetes. Untungnya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu meluruhkan lemak-lemak di perut, salah satunya dengan mengonsumsi teh.

    Teh secara alami mengandung berbagai antioksidan yang dikaitkan dengan beragam manfaat kesehatan, termasuk membantu menghilangkan lemak di sekitar perut. Dikutip dari Eat This Not That, berikut lima teh yang dapat dikonsumsi untuk meluruhkan lemak di perut:

    1. Teh Hijau

    Teh hijau sangat erat kaitannya dengan diet dan manfaatnya untuk menurunkan berat badan. Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2002, peserta yang minum teh hijau memiliki risiko 44 persen lebih rendah terkena obesitas.

    Sementara penelitian pada 2008 menemukan bahwa peserta obesitas yang rutin mengonsumsi teh hijau bisa menurunkan berat badan lebih banyak dibandingkan yang tidak.

    Pada penelitian lainnya, mereka menyebutkan bahwa penurunan berat badan bisa terjadi karena kandungan polifenol dan sub kelompoknya, yang disebut sebagai katekin. Ini ditemukan dalam teh hijau yang disebut sebagai ECGC dan terkait dengan percepatan metabolisme.

    2. Teh Hitam

    Salah satu yang termasuk dalam teh hitam adalah earl grey. Teh ini disebut bisa menurunkan berat badan dan mengurangi lemak di perut.

    Dalam laporan tahun 2016, polifenol pada teh hitam memiliki sifat anti-obesitas dan mampu mengurangi berat badan. Sementara itu, studi tahun 2014 mengungkapkan minum tiga cangkir teh hitam setiap hari selama tiga bulan dapat menurunkan banyak berat badan, termasuk lingkar pinggang.

    3. Teh Putih

    Teh putih juga disebut dapat mempercepat metabolisme dan meningkatkan oksidasi lemak. Minuman ini disebut mampu menurunkan berat badan dan mengelolanya dengan baik.

    Berdasarkan laporan pada tahun 2003, teh putih juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan khususnya lemak perut atau visceral.

    4. Teh Oolong

    Teh oolong ini berasal dari daun yang sama dengan teh hijau dan teh hitam. Bedanya, teh oolong teroksidasi sebagian, yang berbeda dengan teh hijau tidak teroksidasi atau teh hitam yang teroksidasi penuh.

    Sebuah studi menunjukkan bahwa teh oolong mengandung polifenol untuk metabolisme cepat dan mengurangi lemak perut.

    5. Teh Pu-erh

    Teh Pu-erh terbuat dari daun dan batang tanaman Camellia sinensis, merupakan tanaman yang sama untuk membuat teh hijau, oolong, dan teh hitam. Meski sumber tanamannya sama, hasil teh yang diproduksi akan berbeda bila menggunakan proses yang berbeda.

    Teh ini disebut ampuh menurunkan berat badan atau mengurangi lemak dalam beberapa penelitian. Pada sebuah studi tahun 2014 yang dipublikasikan di Phytotherapy Research, menemukan bahwa pria dengan sindrom metabolik yang minum teh pu-erh mengalami sedikit penurunan lemak tubuh dan indeks massa tubuh (IMT).

    Selain itu, studi dari Nutrition Research menemukan bahwa ekstrak teh pu-erh dapat membantu menurunkan berat badan, IMT, dan lemak visceral pada orang dewasa di Jepang.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Viral Cerita Pasien Makan Seblak Tiap Hari, Kemenkes Wanti-wanti soal Ini

    Kata Dokter Pencernaan soal ‘Darurat Seblak’, Bisa Picu Radang Lambung?

    Jakarta

    Seorang dokter umum di Bandung Barat, dr Mariska Haris, baru-baru ini membagikan kisahnya yang menjadi viral di media sosial. Ia menangani seorang pasien perempuan berusia 21 tahun yang didiagnosis mengalami gastritis erosif atau peradangan pada lambung.

    Pasien tersebut datang dengan keluhan demam, batuk, mual, muntah, sakit perut, serta kehilangan nafsu makan selama sekitar satu minggu terakhir. Kondisinya bahkan sempat memburuk hingga ia tidak bisa bangun dari tempat tidur karena tubuhnya sangat lemas.

    Menurut dr Mariska, pasien memang memiliki pola makan yang kurang baik. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa pasien terbiasa mengonsumsi seblak setiap hari, bahkan bisa hingga dua kali dalam sehari. Sebaliknya, untuk makanan pokok seperti nasi, pasien hanya makan sekali sehari, dan terkadang tidak makan sama sekali jika tidak berselera.

    “Sebelumnya sudah ke bidan biasa di kampung kan gitu, tapi nggak sembuh ya karena nggak makan. Bahkan 1 hari sebelum ke saya dia sampai nggak bangun dari tempat tidur saking lemas, nggak makan. Ortunya bilang, sehat aja jarang makan,” ucap dr Mariska, saat dihubungi detikcom, Kamis (4/8/2025).

    “Alhamdulilah diobservasi di saya 14 jam, sudah sehat bisa makan dan sudah pulang,” lanjutnya.

    dr Mariska menjelaskan risiko dari seblak umumnya berasal dari bahan olahan beku, termasuk kerupuk. Karena itu, ia menyarankan agar topping seblak diganti dengan bahan yang lebih segar, seperti udang, seafood, atau sayuran. Ia juga mengingatkan agar penggunaan sambal tidak berlebihan.

    Begitu juga mengonsumsi seblak sebaiknya jangan berlebihan dan porsinya harus dibatasi. Ia juga menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi yang lengkap dan gizi seimbang setiap hari.

    “Paling seblak boleh lah satu minggu sekali atau dua kali saja, dan tentu saja makan nasi tetap yang utama,” jelasnya.

    Senada, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, menjelaskan pada dasarnya seblak terbuat dari kerupuk basah yang dimasak dengan berbagai bumbu, terutama kencur dan cabai. Terkadang, seblak juga ditambahkan bakso, sosis, maupun ceker ayam.

    Menurut dr Aru, seblak umumnya tak sehat lantaran mengandung tinggi kalori, lemak, dan garam.

    “Sehingga bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, hipertensi, kolesterol dan gangguan pencernaan,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (4/8).

    Pada bumbu yang terlalu pedas dan berminyak, lanjut dr Aru, dapat mengiritasi lambung dan memicu sakit maag.

    Terkait gastritis erosif, dr Aru menjelaskan kondisi ini terjadi akibat peradangan lapisan lambung yang menyebabkan pengikisan (erosi) pada mukosa lambung.

    “Penyebabnya banyak mulai dari makanan, obat-obatan, stres, zat kimia dan lain-lain,” lanjutnya.

    “Makan seblak yang berlebihan apalagi disertai dengan kondisi bumbu yg terlalu pedas atau saat makan kondisi dinding lambung sedang dalam keadaan tidak baik-baik, maka kemungkinan terjadinya gastritis erosif dapat terjadi,” lanjutnya lagi.

    Meskipun demikian dr Aru mengatakan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti endoskopi saluran cerna untuk melihat ada tidaknya gastritis erosifa dan pemeriksaan bakteri H.pylori untuk menentukan penyebabnya.

    “Pola hidup yg baik termasuk pola makan dapat mencegah terjadinya gangguan saluran cerna termasuk gastritis erosif. Sebaiknya hindari makanan yg terlalu pedas, mengandung zat aditif seperti pengawet/pewarna/penyedap rasa, processed food,” lanjutnya.

    “Hindari juga stres berlebihan, kurang istirahat, rokok, alkohol & minuman bersoda,” imbuhnya lagi.

    dr Aru juga mengingatkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi seblak. Pasalnya, kebiasaan makan seblak secara berlebihan, terutama dengan bumbu yang terlalu pedas, bisa meningkatkan risiko gangguan pada lambung.

    “Apalagi jika dikonsumsi saat kondisi dinding lambung sedang tidak sehat, maka kemungkinan terjadinya gastritis erosif atau peradangan pada lambung bisa semakin besar,” lanjutnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Seblak Disebut Jadi Penyebab Anemia di Karawang, Benarkah?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

    Darurat Seblak

    4 Konten

    Sudah banyak yang bilang, seblak bukan makanan yang kaya nutrisi. Tapi kalau mengaitkannya dengan risiko kesehatan yang lebih serius seperti malnutrisi, too much nggak sih? Ternyata nggak juga lho.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Tanda-tanda Punya Masalah Jantung-Liver yang Bisa Terlihat di Kaki

    Tanda-tanda Punya Masalah Jantung-Liver yang Bisa Terlihat di Kaki

    Jakarta

    Masalah kesehatan di kaki sebaiknya jangan dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, munculnya gejala di kaki bisa menjadi masalah serius seperti penyakit jantung dan liver.

    Gejala yang dimaksud adalah pembengkakan pada area pergelangan atau kaki yang disebut juga dengan edema. Kondisi ini biasanya ditandai dengan kaki atau tungkai yang membengkak, nampak padat, hingga kulit mengkilap atau terasa kencang.

    Tanda lain yang mungkin muncul seperti perubahan warna kulit, rasa tidak nyaman, kaku, serta munculnya lekukan ketika bagian bengkak ditekan.

    Secara umum kondisi edema dapat disebabkan oleh panas lingkungan yang membuat pembuluh darah melebar hingga memicu penumpukan cairan di jaringan tubuh kaki. Meski begitu, kondisi ini juga bisa menjadi tanda penyakit hati berlemak dan gagal jantung.

    Penyakit Hati Berlemak

    Penyakit hati berlemak atau fatty liver disebabkan oleh penumpukan lemak secara berlebihan di hati. Fatty liver seringkali tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun.

    Hal ini berbahaya karena penyakit ini dapat berkembang menjadi sirosis. Salah satu tanda sirosis adalah edema atau pembengkakan pada kaki.

    “Jika sirosis berkembang, Anda bisa mengalami gejala yang lebih parah, seperti kulit dan bagian putih mata menguning atau jaundice, kulit gatal, serta pembengkakan di tungkai, pergelangan kaki, kaki, atau perut (edema),” kata pihak National Health Service (NHS) Inggris.

    Kerusakan liver dapat memicu tekanan pada vena portal, pembuluh darah pembawa darah dari saluran cerna, kantung empedu, pankreas, dan limpa ke liver. Ini yang memicu penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.

    Beberapa gejala penyerta yang mungkin muncul akibat fatty liver meliputi:

    Nyeri tumpul atau rasa tidak nyaman di perut kanan atas (sekitar bawah tulang rusuk kanan).Kelelahan ekstrem.Penurunan berat badan tanpa sebab.Tubuh terasa lemah.

    Gagal Jantung

    Gagal jantung merupakan salah satu bentuk penyakit kardiovaskular yang terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh otot jantung yang lemah dan kaku.

    Selain gejala nyeri dada dan sesak napas, salah satu gejala yang dikaitkan dengan gagal jantung adalah pembengkakan kaki atau pergelangan kaki.

    Gagal jantung kongestif menyebabkan satu atau kedua bilik bawah jantung tidak memompa darah dengan baik. Akibatnya, darah bisa kembali menumpuk di kaki, pergelangan kaki, dan kaki, sehingga menyebabkan edema.

    Selain itu, pembengkakan kaki yang disebabkan gagal jantung biasanya disertai dengan gejala berikut:

    Sesak napas – bisa muncul setelah aktivitas fisik atau bahkan saat istirahat; biasanya lebih parah saat berbaring, bahkan bisa membuat terbangun tengah malam karena sulit bernapas.Kelelahan – tubuh terasa lemah terus-menerus dan aktivitas fisik jadi sangat melelahkan.Pusing atau pingsan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Tak Kalah dari yang Segar, Ini Manfaat Sehat Mengonsumsi Udang Beku

    Tak Kalah dari yang Segar, Ini Manfaat Sehat Mengonsumsi Udang Beku

    JAKARTA – Udang beku merupakan salah satu produk seafood kemasan yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Udang beku biasanya dijual dalam kondisi sudah bersih, terlepas dari ekor dan kulitnya, sehingga sangat praktis.

    Mengenai nutrisi, udang beku juga tidak kalah dengan udang segar. Udang beku bernutrisi tinggi yang baik dikonsumsi untuk kesehatan tubuh.

    Dikutip dari India Fish Company, pada Rabu, 3 September 2025, udang beku termasuk sumber protein tinggi. Satu porsi udangnya menyediakan protein berkualitas tinggi dalam jumlah yang signifikan, ideal untuk perbaikan dan pertumbuhan otot.

    Selain protein, udang beku juga kaya akan vitamin dan mineral, seperti B12, selenium, dan seng. Berikut manfaat lengkap mengonsumsi udang beku yang harus Anda ketahui.

    1. Meningkat sistem kekebalan tubuh

    Udang beku merupakan sumber selenium dan seng baik. Kandungan tersebut penting untuk produksi energi, fungsi kekebalan tubuh, dan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, tubuh akan lebih mudah melawan infeksi.

    2. Mendukung pertumbuhan dan perbaikan otot

    Kandungan protein yang tinggi dalam udang beku membantu memperbaiki jaringan dan mendukung pertumbuhan otot. Konsumsinya sangat bagus bagi mereka yang berkegiatan aktif atau suka olahraga.

    3. Mendukung kesehatan jantung

    Udanga beku kaya akan asam lemak omega-3, yang dikenal dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan risiko penyakit jantung. Memasukkan udang ke dalam makanan harian dapat meningkatkan kesehatan jantung dan fungsi kardiovaskular secara keseluruhan.

    Dengan demikian, secara umum konsumsi udang beku aman karena tidak ada bedanya dengan udang segar. Ketika diolah, disimpan, dan dimasak dengan tepat, udang beku akan mempertahankan rasa dan tekstur, serta manfaat terbaiknya.

    Dalam memilih udang beku berkualitas, pilihlah yang udangnya berwarna alami dan minim es kristal. Kemudian cek label untuk sertifikasi dan pastikan produk udang beku tidak mengandung pengawet buatan.

    Pilih udang beku yang diolah dengan teknik individually quick-frozen (IQF) untuk memastikan kesegarannya. Kemudian, simpan udang beku di freezer dengan suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah.

  • Indonesia Catat Surplus Selama 63 Bulan Berturut-turut sejak Mei 2020 – Page 3

    Indonesia Catat Surplus Selama 63 Bulan Berturut-turut sejak Mei 2020 – Page 3

    Jika dilihat dari negara tujuannya, China, AS, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas dengan nilai total USD 63,22 miliar atau 41,53% dari total ekspor nonmigas nasional pada Januari-Juli 2025.

    Sementara itu, negara tujuan ekspor dengan lonjakan tertinggi secara kumulatif, antara lain, Swiss 147,12%, Mesir 48,31%, Thailand 40,81%, Bangladesh 39,13%, dan Brasil 37,55%. Berdasarkan kawasannya, ekspor ke Asia Tengah mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 81,22%, diikuti Afrika Barat 67,16 persen dan Afrika Timur 53,42%.

    Sementara itu, khusus periode Juli 2025, ekspor Indonesia mencapai USD 24,75 miliar atau naik 5,60% dibanding Juni 2025 (MoM).

    Jika dibandingkan dengan Juli 2024, ada pertumbuhan 9,86% yang terutama didorong kenaikan ekspor nonmigas 12,83% meskipun ekspor migas turun 34,13% (YoY).

    Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada Juli 2025, yakni mesin dan peralatan mekanis (HS 84) yang naik 53,80%, kakao dan olahannya (HS 18) 37,87%, serta kayu dan barang dari kayu (HS 44) 29,11%.

    “Peningkatan ekspor kakao dan olahannya adalah terutama untuk produk lemak kakao dan bubuk kakao. Hal ini terjadi sebagai dampak tren permintaan global yang tinggi,” kata Mendag Busan.