Produk: lemak

  • Menkes Sebut ‘NutriGrade’ di RI Tinggal Tunggu Waktu, Targetnya Tahun Ini

    Menkes Sebut ‘NutriGrade’ di RI Tinggal Tunggu Waktu, Targetnya Tahun Ini

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan penetapan labeling seperti yang dilakukan Singapura pada minuman dengan kadar gula tinggi, akan ditetapkan tahun ini. Wacana tersebut semula muncul pasca kasus obesitas hingga diabetes terus meningkat, termasuk pada kelompok anak.

    Regulasi baru semacam ini diharapkan bisa meningkatkan ‘awareness’ atau literasi di lingkup masyarakat agar lebih bijak memilih makanan maupun minuman yang dikonsumsi. Label sehat di Singapura dinamakan ‘NutriGrade’ dengan mengkategorikan kelompok makanan berdasarkan level A, B, C, dan D.

    Masyarakat dengan mudah mengenali makanan ataupun minuman yang termasuk kelompok D adalah paling tidak sehat, sementara kelompok A sebaliknya.

    “NutriGrade sama BPOM RI sebenarnya pembahasannya sudah final, kita akan tiru yang di Singapura itu, tinggal tunggu ‘timingnya’ saja,” beber Menkes kepada wartawan, pasca rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/9/2025).

    Menkes Budi menekankan target pemerintah tetap di tahun ini.

    “Targetnya bisa tahun ini,” tegasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan saat ini tahapan penetapan NutriGrade masih menunggu hasil sosialisasi dengan masyarakat dan pihak industri.

    “Tahapan-tahapan ini harus kita lakukan, ini juga merupakan salah satu masukan dari konsultasi publik,” tegas dia kepada detikcom Selasa (9/9).

    Hal ini menurut dr Nadia membuat sisi industri maupun masyarakat benar-benar siap saat label resmi ditetapkan. Sembari sosialisasi berjalan, dr Nadia juga menyebut tetap meningkatkan edukasi untuk pola makan sehat, tidak mengonsumsi tinggi gula, garam dan lemak (GGL), demi menekan insiden kasus penyakit tidak menular.

    “Kita juga saat ini masih melakukan penetapan kadar maksimum gula garam lemak juga bersama Kemenko PMK untuk penerapan kewajiban labelling ya,” tandas dia.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • 4 Manfaat Minum Air Kelapa Tiap Hari bagi Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng Khasiatnya

    4 Manfaat Minum Air Kelapa Tiap Hari bagi Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng Khasiatnya

    Jakarta

    Air kelapa dikenal sebagai salah satu minuman alami yang menyegarkan sekaligus menyehatkan. Rasanya yang manis ringan dan kandungan nutrisinya yang kaya membuat air kelapa sering dijadikan pilihan untuk melepas dahaga, terutama di cuaca panas.

    Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Dr Karina Rahmadia Ekawidyani, menjelaskan, dalam 100 gram air kelapa muda segar, terdapat berbagai nutrisi bermanfaat yang menjadikannya minuman sehat, terutama untuk membantu menghidrasi tubuh.

    Berdasarkan Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI), kandungan gizi dalam air kelapa meliputi energi sebesar 17 kkal, protein 0,2 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 3,8 gram, dan air 95,5 gram.

    Selain itu, air kelapa juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral, antara lain vitamin C (1 mg), kalium (149 mg), kalsium (15 mg), fosfor (8 mg), natrium (1 mg), zat besi (0,2 mg), seng (0,1 mg), serta tembaga (0,04 mg).

    Manfaat Minum Air Kelapa

    Tidak hanya menyegarkan, minum air kelapa setiap hari juga dipercaya memberikan beragam manfaat bagi kesehatan. Dikutip dari laman IPB University, berikut penjelasannya.

    1. Menghidrasi Tubuh

    Air kelapa memiliki kandungan air yang sangat tinggi, yakni sekitar 95,5 persen. Tak heran jika minuman ini kerap disebut sebagai salah satu pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi tubuh.

    “Air kelapa bisa menjadi pilihan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi, terutama pada kondisi seperti diare dan muntah,” tambah Dr Karina.

    2. Mencegah Batu Ginjal

    Selain membantu menghidrasi, air kelapa juga memiliki sifat diuretik alami. Hal ini berarti, minum air kelapa dapat merangsang produksi urin sehingga tubuh lebih mudah membuang zat sisa metabolisme. Menurut Dr Karina, efek ini turut bermanfaat dalam mencegah pembentukan batu ginjal.

    3. Bagus untuk Pencernaan-Melawan Radikal Bebas

    Air kelapa juga diketahui bermanfaat untuk pencernaan. “Kandungan air dan elektrolitnya juga memberikan efek pencahar alami yang membantu melancarkan buang air besar,” ujarnya.

    Selain itu, lanjutnya, vitamin C yang terkandung dalam air kelapa berperan sebagai antioksidan alami, membantu melawan radikal bebas sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh.

    Mengenai klaim bahwa air kelapa dapat membantu menurunkan tekanan darah, Dr Karina menjelaskan kandungan kalium di dalamnya tergolong cukup tinggi. Kalium berperan penting dalam menyeimbangkan efek natrium yang dapat memicu peningkatan tekanan darah. Selain itu, mineral ini juga membantu merelaksasi pembuluh darah serta mengatur detak jantung dan sirkulasi darah.

    Meski demikian, ia mengingatkan hasil penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,24 persen pada orang dewasa dan lansia setelah lima hari mengonsumsi air kelapa. Namun, penurunan tersebut masih dianggap tidak signifikan secara klinis.

    “Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsi air kelapa tetap harus diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti menerapkan pola makan bergizi seimbang sesuai Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan berolahraga secara teratur,” jelasnya.

    Ia juga menyarankan pengidap hipertensi untuk berkonsultasi dengan dokter.

    Dampak Mengonsumsi Air Kelapa Berlebihan

    Terlepas dari manfaatnya, Dr Karina memperingatkan bahwa mengonsumsi air kelapa secara berlebihan juga memiliki risiko. Kandungan kalium yang tinggi berpotensi menyebabkan hiperkalemia, terutama pada individu dengan gangguan fungsi ginjal, dan dapat mengganggu irama jantung.

    Selain itu, satu gelas (250 ml) air kelapa mengandung sekitar 10 gram gula. Jika dikonsumsi berlebihan, risiko obesitas dan diabetes melitus dapat meningkat. Oleh karena itu, ia menyarankan agar konsumsi air kelapa dibatasi maksimal satu gelas per hari tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.

    Waktu Terbaik Minum Air Kelapa

    Dr Karina menyatakan bahwa air kelapa dapat dikonsumsi kapan saja. “Namun, jika tujuannya adalah untuk menggantikan cairan tubuh pasca-aktivitas, waktu terbaik adalah setelah berolahraga,” ujarnya.

    Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (suc/suc)

  • 7 Camilan Enak untuk Pengidap Diabetes, Termasuk Alpukat dan Almond

    7 Camilan Enak untuk Pengidap Diabetes, Termasuk Alpukat dan Almond

    Jakarta

    Pengidap diabetes perlu lebih selektif dalam memilih camilan. Pasalnya, asupan yang kurang tepat bisa membuat kadar gula darah melonjak. Namun, terlalu membatasi diri juga dapat mengurangi kenikmatan saat makan.

    Kabar baiknya, ada beberapa pilihan camilan enak yang tetap aman dikonsumsi oleh pengidap diabetes. Simak daftarnya berikut ini.

    Daftar Camilan Enak untuk Pengidap Diabetes

    Beberapa pilihan camilan yang enak untuk pengidap diabetes di antaranya yoghurt dengan beri, kacang almond, popcorn, hingga keju cottage.

    1. Yoghurt dengan Buah Beri

    Buah beri adalah sumber serat yang baik. Dikutip dari Healthline, satu porsi blueberry 150 g mengandung 3,6 g serat yang membantu memperlambat pencernaan dan menstabilkan kadar gula darah setelah makan.

    Sementara itu, yoghurt dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah. Manfaat ini sebagian disebabkan oleh kandungan probiotiknya yang bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk memetabolisme makanan dengan gula.

    2. Almond

    Kacang almond bisa memberikan manfaat bagi kesehatan bagi pengidap diabetes, dengan mengurangi kadar kolesterol jahat. Kandungan magnesiumnya juga penting untuk metabolisme glukosa yang tepat.

    Segenggam kacang almond (28 g) tanpa garam mengandung sekitar 6 g karbohidrat dan hampir 3 g serat.

    3. Alpukat

    Alpukat mengandung serat yang tinggi serta asam lemak tak jenuh tunggal yang bisa membantu penurunan kadar gula darah.

    Menurut sebuah studi di tahun 2023, mengonsumsi alpukat dikaitkan dengan. HbA1c dan gula darah puasa yang lebih rendah. Alpukat seberat 100 g mengandung sekitar 8 g karbohidrat.

    4. Popcorn

    Tiga cangkir popcorn (24 g) yang dimasak dengan air popper mengandung 93 kkal dan 3 g serat. Namun, karbohidratnya lebih tinggi, yaitu sekitar 18 g. Padukan popcorn dengan makanan berprotein tinggi seperti segenggam kacang tanah panggang kering atau potongan keju.

    Perlu diketahui bahwa popcorn yang dimasak dengan microwave bisa mengandung garam dan lemak yang tinggi. Jadi, untuk menghindarinya, gunakan air popper atau masak di atas kompor.

    5. Salad Tuna

    Tuna kalengan seberat 85 g menyediakan sekitar 21 g protein tanpa karbohidrat. Ikan ini juga menyediakan sejumlah kecil asam lemak omega-3 yang terbukti bisa menurunkan peradangan dan memperbaiki kadar kolesterol.

    Salad tuna bisa dibuat dengan memadukan tuna dengan mayonaise dan bahan-bahan seperti bawang bombay dan seledri. Mayonaise bisa diganti dengan keju cottage atau yoghurt Yunani untuk menambah protein.

    6. Kacang Arab Panggang

    Setengah cangkir (83 g) porsi kacang arab mengandung sekitar 7 g protein, 6 g serat, dan 22,45 g karbohidrat. Coba panggang dengan minyak zaitun dan bumbu pilihan sesuai dengan selera.

    7. Keju Cottage

    Setengah cangkir keju cottage (sekitar 112 g) menyediakan hampir 13 g protein dan 4 g karbohidrat. Menurut penelitian tahun 2019, produk susu bisa menurunkan resistensi insulin dan meningkatkan penurunan berat badan.

    Ditinjau oleh: Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/suc)

  • 5 Kebiasaan Baik Sebelum Tidur yang Bantu Turunkan Berat Badan

    5 Kebiasaan Baik Sebelum Tidur yang Bantu Turunkan Berat Badan

    Jakarta

    Saat berusaha menurunkan berat badan, mengatur pola makan sehat dan rutin berolahraga memang penting. Namun, ada juga kebiasaan sederhana sebelum tidur yang ternyata bisa membantu.

    Tidur yang berkualitas bukan hanya berperan dalam menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga dapat mendukung proses penurunan berat badan. Beberapa rutinitas malam hari bahkan bisa menjadi kunci keberhasilan diet. Apa saja kebiasaan tersebut?

    5 Kebiasaan Baik Sebelum Tidur yang Bantu Turunkan Berat Badan

    Menghindari asupan makanan, banyak bergerak, relaksasi, hingga minum teh tanpa kafein bisa membantu menurunkan berat badan.

    1. Menghindari Asupan Makanan Larut Malam

    Makan malam atau camilan yang dikonsumsi dekat dengan waktu tidur bisa menghambat upaya penurunan berat badan. Dikutip dari laman WebMd, banyak orang memilih makanan berkalori tinggi sebelum tidur yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan.

    Selain itu, asupan makanan atau camilan di larut malam bisa membuat lebih sulit tidur. Jadi, usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan. beberapa jam sebelum tidur hingga bangun keesokan harinya.

    2. Olahraga Ringan

    Dikutip dari laman Eating Well, penelitian menunjukkan bahwa orang yang berolahraga secara teratur akan tidur lebih lama dan mendapat tidur yang nyenyak dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif. Tapi, hindari berolahraga terlalu larut malam. Berhenti setidaknya satu jam sebelum tidur.

    Selain itu, jangan memilih olahraga yang berat. Beberapa olahraga yang bisa dilakukan di antaranya push up, pull up, squat, dan plank.

    3. Mematikan Lampu

    Tidur di kamar yang gelap bisa membantu tidur lebih nyenyak. Perlu diketahui, mendapatkan waktu tidur yang cukup bisa membantu menurunkan berat badan.

    Matikan lampu dan tutupi jendela untuk menghalangi cahaya. Simpan ponsel dan laptop 30 menit sebelum tidur.

    4. Relaksasi

    Stres bisa memengaruhi berat badan dengan meningkatkan hormon kortisol, yang mendorong tubuh menyimpan lemak, terutama di sekitar perut. Dikutip dari laman Times of India, tidur dalam keadaan stres atau cemas bisa mengganggu tidur dan menyebabkan keinginan ngemil larut malam.

    Coba lakukan relaksasi dengan melatih pernapasan dalam, meditasi, atau peregangan ringan. Selain itu, mendengarkan musik yang menenangkan atau membaca buku juga bisa membantu. Ketika pikiran tenang, tidur bisa lebih nyenyak.

    5. Minum Teh Non-Kafein

    Minum teh non-kafein sebelum tidur bisa meningkatkan kualitas tidur dan menunjang pembakaran lemak dalam tubuh. Salah satu teh non kafein yang bisa dikonsumsi adalah teh rooibos, yang terbuat dari daun semak Aspalathus linearis yang ditemukan di Afrika Selatan.

    Teh ini mengandung flavonoid bernama Aspalathin. Menurut penelitian, senyawa ini bisa mengurangi hormon stres yang memicu rasa lapar dan penyimpanan lemak dalam tubuh. Sehingga, teh rooibos bisa membantu menurunkan berat badan.

    (elk/suc)

  • Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Jakarta

    Obesitas pada anak kini jadi sorotan serius dunia. Laporan terbaru UNICEF menyebutkan sedikitnya satu dari sepuluh anak di dunia mengalami obesitas. Kondisi ini tak hanya dipicu minimnya edukasi gizi di keluarga, tetapi juga gempuran makanan dengan pemrosesan ultra atau Ultra Processed Food (UPF) yang semakin mudah diakses dan kerap lebih murah dibanding buah serta sayur.

    Fenomena ini nyata terjadi di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menegaskan, Indonesia menghadapi situasi yang disebut double burden. Artinya, anak-anak tak hanya berisiko mengalami kekurangan gizi hingga stunting, tetapi juga obesitas. Bahkan, di kota besar, prevalensi obesitas anak tercatat lebih tinggi.

    “Kita (Indonesia) menghadapi double burden, disatu sisi kita kekurangan gizi yang menyebabkan terjadinya stunting, di sisi lain, anak-anak itu ternyata obesitas,” tuturnya saat ditemui di ASEAN Car Free Day, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/9/2025).

    Definisi Obesitas pada Anak

    Obesitas pada anak bukan sekadar masalah badan gemuk, melainkan kondisi saat lemak tubuh menumpuk secara berlebihan sehingga bisa mengganggu kesehatan. Cara menentukannya pun berbeda dengan orang dewasa. Jika pada orang dewasa cukup dengan menggunakan angka Indeks Massa Tubuh (IMT), pada anak lebih spesifik ukurannya, yaitu dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak usia 5-19 tahun dikategorikan obesitas bila nilai IMT-nya berada di atas persentil 97 dibanding anak seusianya. Singkatnya, jika berat badan dan tinggi badan seorang anak jauh melampaui sebagian besar teman sebayanya, ada kemungkinan ia sudah masuk kategori obesitas.

    Wamenkes Dante Saksono Harbuwono bicara soal obesitas pada anak. Foto: detikhealth/Nafilah Sri Sagita

    Belajar dari Negara Lain

    Beberapa negara telah berhasil menurunkan angka obesitas anak melalui kebijakan yang tegas. Meksiko misalnya, sejak 2014 memberlakukan pajak 10 persen untuk minuman manis. Jurnal BMC Public Health, mencatat bahwa kebijakan ini menurunkan konsumsi minuman berpemanis hingga 7,6 persen hanya dalam dua tahun.

    Inggris memiliki kebijakan Universal Infant Free School Meal yaitu makan siang gratis untuk anak usia empat sampai tujuh tahun di sekolah dasar sejak tahun 2014. Menu yang disajikan di sekolah mengandung gizi seimbang dan membatasi asupan kalori yang tinggi. Inggris juga menerapkan kebijakan lain di tahun 2018 yaitu Soft Drinks Industry Levy. Alih-alih hanya mengurangi konsumsi, kebijakan ini mendorong produsen untuk reformulasi produk minuman agar kadar gulanya lebih rendah. Hasilnya kadar gula pada minuman ringan berkurang rata-rata 29 persen hanya dalam tiga tahun.

    Chile mengambil langkah lebih progresif dengan mewajibkan label peringatan hitam di depan kemasan untuk produk tinggi gula, garam, dan lemak. Studi ilmiah yang terangkum pada Jurnal Nutrients 2025 menunjukkan kebijakan ini efektif menurunkan konsumsi minuman berpemanis pada anak sebesar 23,7 persen dalam 18 bulan pertama, ditambah lagi larangan iklan junk food di jam tayang anak yang semakin membatasi paparan.

    Singapura juga menjadi contoh menarik dengan program “Healthier Choice Symbol” yang memberi tanda khusus pada produk lebih sehat dan memberi Nutri-grade Label untuk minuman manis. Pemerintah Negeri Singa bahkan melarang semua iklan minuman berpemanis sejak tahun 2020. Pemerintah Singapura juga aktif dalam memberikan edukasi ke sekolah tentang gaya hidup sehat. Keterlibatan komunitas, sekolah, orang tua pada program yang dijalankan pemerintah Singapura menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan program. Menurut laporan Ministry of Health (MoH) Singapura tahun 2022, kebijakan ini berhasil menahan laju peningkatan obesitas anak.

    Korea Selatan juga menunjukkan langkah strategis. Negara ini melarang iklan junk food di jam tayang anak sejak tahun 2010 dan memperkenalkan konsep Green Food Zones, yaitu area 200 meter di sekitar sekolah, di mana penjualan makanan tinggi gula, garam, dan lemak dilarang.

    Jepang menempuh jalur berbeda melalui pendidikan gizi nasional atau Shokuiku sejak 2005. Setiap sekolah dasar dan menengah wajib menyediakan menu sehat untuk makan siang yang mengikuti standar gizi nasional.

    Upaya Indonesia Mengatasi Obesitas Anak

    Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam. Sejumlah program telah digulirkan, meskipun fokus besar pemerintah masih tertuju pada stunting. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk lebih aktif bergerak, rutin mengkonsumsi buah dan sayur, serta melakukan pemeriksaan kesehatan. Di sekolah, Program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) menjadi wadah integrasi edukasi gizi, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan anak. Selain itu, pedoman gizi seimbang merupakan program edukasi gizi di sekolah, posyandu, dan fasilitas kesehatan melalui konsep “Isi Piringku” diperkenalkan sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna.

    KEMENKES juga meresmikan “Kantin Sehat” sekolah agar anak-anak tidak terbiasa mengkonsumsi jajanan tinggi gula, garam, dan lemak. Lebih jauh, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2021-2025 bahkan secara eksplisit memasukkan target penurunan prevalensi obesitas anak yang berfokus pada perbaikan pola konsumsi, peningkatan aktivitas fisik, dan pembatasan pemasaran pangan tidak sehat untuk anak.

    Namun, data riset terbaru menunjukkan prevalensi obesitas anak di Indonesia belum mengalami penurunan signifikan, sehingga implementasi kebijakan ini dinilai belum sekuat negara lain.

    Apa yang Bisa Dipelajari dari Negara Lain?

    Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa kombinasi regulasi tegas dan edukasi gizi sejak dini adalah kunci. Indonesia bisa mencontoh Meksiko dan Inggris yang berhasil menekan konsumsi gula dengan pajak minuman berpemanis.
    Dante menyinggung rencana penerapan regulasi sugar tax pada makanan dan minuman manis di Indonesia sedang dibahas dan segera diproses.

    “Nanti kita sedang membuat regulasi, untuk melakukan sugar tax pada makanan. Sugar tax pada makanan ini akan memberlakukan pajak kepada sejumlah tertentu gula yang ada. Tapi masih dalam pembahasan, masih dalam proses, nanti akan kita wujudkan kalo sudah diselesaikan,” pungkasnya.

    Pengalaman negara juga Chile membuktikan bahwa label gizi yang jelas di depan kemasan sangat membantu orang tua dalam memilih makanan yang lebih sehat. Di Indonesia, saat ini label gula, garam, lemak (GGL) berada di belakang kemasan, kecil, dan sulit dipahami. Agar lebih sederhana dan tegas, diperlukan adanya front of pack label. Front of pack label adalah informasi sederhana dari nutrisi makanan yang ada di depan kemasan.

    Dari Korea Selatan, Indonesia bisa belajar pentingnya pembatasan iklan dan penjualan junk food di sekitar sekolah. Sementara Jepang memberi teladan lewat program makan siang sekolah yang konsisten menanamkan kebiasaan makan sehat sejak kecil. Saat ini Indonesia sudah ada program Kantin Sehat dan Makan Bergizi Gratis (MBG), hanya tinggal meningkatkan monitoring pelaksanaannya lebih baik lagi.

    Singapura memperlihatkan bagaimana kampanye nasional yang terintegrasi, melibatkan sekolah, industri, hingga masyarakat, mampu mengubah perilaku konsumsi secara bertahap. Jika Indonesia mampu menggabungkan regulasi ketat dengan edukasi dan pengawasan di sekolah, peluang menekan angka obesitas anak akan jauh lebih besar.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Letak dan Fungsi Ginjal di Tubuh Manusia

    Letak dan Fungsi Ginjal di Tubuh Manusia

    Jakarta

    Ginjal adalah sepasang organ berbentuk seperti kacang yang berfungsi menyaring darah. Ginjal termasuk dalam sistem urinaria. Setiap hari, ginjal menyaring sekitar 200 liter cairan, jumlah yang cukup untuk mengisi sebuah bak mandi besar.

    Dalam proses ini, ginjal membuang zat sisa yang dikeluarkan tubuh sebagai urine. Rata-rata, seseorang menghasilkan sekitar 2 liter urine per hari, sementara sekitar 198 liter cairan lainnya digunakan kembali oleh tubuh.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, masing-masing ginjal berukuran sekitar 10-12 cm, kurang lebih sebesar kepalan tangan.

    Fungsi Ginjal

    Selain menyaring darah, ginjal juga membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Elektrolit adalah mineral penting, seperti natrium dan kalium, yang dibutuhkan agar fungsi tubuh tetap berjalan dengan baik.

    Ginjal memiliki banyak peran penting, di antaranya membersihkan darah dari racun dan zat sisa, seperti urea (sisa metabolisme protein), kreatinin (sisa metabolisme otot), dan asam. Ginjal memfilter sekitar setengah cangkir darah setiap menitnya.

    Proses penyaringan darah di ginjal

    Darah masuk ke ginjal melalui pembuluh darah besar yang disebut arteri renalis.Pembuluh darah kecil di dalam ginjal menyaring darah.Darah yang sudah bersih kembali ke aliran darah melalui vena renalis.Urine mengalir melalui saluran otot yang disebut ureter menuju kandung kemih.Kandung kemih menyimpan urine hingga dikeluarkan melalui proses berkemih.

    Fungsi lain ginjal

    Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.Membentuk gula (glukosa) bila kadar gula darah terlalu rendah.Menghasilkan protein renin, yang berperan dalam mengatur tekanan darah.Memproduksi hormon kalsitriol (bentuk aktif vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium) dan eritropoietin (merangsang pembentukan sel darah merah di sumsum tulang).

    Kelenjar adrenal terletak di atas setiap ginjal. Kelenjar ini menghasilkan hormon, termasuk kortisol, yang membantu tubuh merespons stres.

    Letak Ginjal

    Ginjal terletak sedikit di bawah tulang rusuk, di bagian belakang perut, dengan posisi masing-masing di sisi kiri dan kanan tulang belakang. Ginjal berada di antara usus dan diafragma, serta dihubungkan ke kandung kemih melalui ureter.

    Bagian-bagian utama ginjal

    Kapsul ginjal (renal capsule): Kapsul ginjal terdiri dari tiga lapisan jaringan ikat atau lemak yang melapisi ginjal. Kapsul ini melindungi ginjal dari cedera, meningkatkan stabilitasnya, dan menghubungkan ginjal dengan jaringan di sekitarnya.

    Renal artery: Pembuluh darah besar yang membawa darah masuk ke ginjal. Pada kondisi istirahat, sekitar 1,2 liter darah per menit dialirkan ke ginjal.Renal cortex: Bagian luar ginjal tempat awal nefron (unit penyaring darah). Korteks juga menghasilkan hormon eritropoietin (EPO), yang membantu pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.Renal medulla: Medula renalis adalah bagian dalam ginjal. Medula renalis berisi sebagian besar nefron beserta glomerulus dan tubulus renalisnya. Tubulus renalis mengalirkan urine ke pelvis renalis.Renal papilla: Struktur berbentuk piramida yang menyalurkan urine ke ureter. Kekurangan cairan (dehidrasi) atau konsumsi obat tertentu, terutama antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat papila ginjal.Renal pelvis: Struktur berbentuk corong ini menampung urine dan mengalirkannya melalui dua ureter. Urine mengalir dari ureter ke kandung kemih, tempat urine disimpanRenal vein: Pembuluh darah utama yang membawa darah yang telah disaring keluar dari ginjal dan kembali ke jantung.

    (suc/suc)

  • Jalan Kaki Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi, Pakar Beberkan Caranya

    Jalan Kaki Bisa Turunkan Kolesterol Tinggi, Pakar Beberkan Caranya

    Jakarta

    Banyak orang ingin menurunkan kolesterol dan melindungi kesehatan jantung, tetapi jarang sekali berolahraga. Untuk meningkatkan kadar lemak darah (LDL, HDL, trigliserida) dan membantu sistem kardiovaskular, para ahli menyarankan untuk berjalan kaki setiap hari.

    Ahli jantung intervensi Dr Bradley Serwer menjelaskan kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama yang dapat memicu penyakit arteri koroner. Dengan mengelola kadar kolesterol dapat membantu menghindari atau mengurangi serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.

    Trigliserida merupakan bahaya lain, sebab dapat meningkat sendiri atau bersamaan dengan kolesterol. Hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit jantung.

    Manfaat Jalan Kaki untuk Kolesterol

    Dikutip dari Economic Times, berjalan kaki dapat menurunkan kolesterol jahat atau LDL, yang merupakan lemak lilin yang menumpuk di arteri. Ahli jantung dan profesor kedokteran di Icahn School of Medicine, Mount Sinai, memperingatkan bahwa LDL tinggi meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung dengan membentuk plak di pembuluh darah vital.

    Penelitian menemukan wanita dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang berjalan kaki selama 4 minggu menurunkan kolesterol total dan LDL sekitar 7 mg/dL. Sementara, pria yang melakukan olahraga sedang selama 12 minggu mengalami penurunan LDL sebesar 5-7 persen.

    Studi pada orang dewasa berusia 40-65 tahun yang berjalan kaki selama lebih dari tiga bulan menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa mengalami perubahan kolesterol atau trigliserida, dan beberapa lainnya tidak.

    Berjalan kaki mendukung kolesterol baik atau HDL, yang membersihkan kolesterol dari arteri, mencegah oksidasi berbahaya, mengurangi peradangan, dan dapat menurunkan risiko pembekuan darah. HDL yang lebih tinggi biasanya berarti memiliki risiko jantung yang lebih rendah.

    Dr Serwer mengatakan olahraga aerobik, seperti berjalan kaki, tidak hanya meningkatkan HDL tetapi juga meningkatkan pematangan dan kerja partikel HDL.

    Berjalan kaki menurunkan trigliserida

    Lemak ini bersirkulasi dalam darah, yang jika terlalu banyak meningkatkan risiko kardiovaskular. Berjalan kaki dapat membantu karena otot membakar trigliserida sebagai energi selama berolahraga.

    Studi menghubungkan berjalan kaki secara teratur dengan penurunan kadar trigliserida.

    Seberapa Banyak Langkah yang Perlu Dilakukan?

    Berdasarkan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), merekomendasikan 150 menit olahraga sedang per minggu. Itu sekitar 30 menit per hari yang dilakukan selama lima hari.

    Jalan cepat dengan kecepatan 3-4 mph juga penting. Berjalan kaki lebih banyak, sekitar 300 menit per minggu dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi jantung.

    Menurut Dr Rozanski, berjalan kaki dalam waktu singkat sekitar lima menit per hari dapat meningkatkan kesehatan.

    Tips Berjalan Kaki Agar Lebih Efektif

    Cobalah berjalan kaki 10-15 menit setelah makan. Ini membantu metabolisme lipid dan pemrosesan kolesterol.
    Selanjutnya, cobalah berjalan agak menanjak atau memberikan beban tangan untuk mengaktifkan lebih banyak otot dan membakar lebih banyak lemak.

    Padukan jalan kaki dengan makanan penurun kolesterol. Misalnya seperti mengonsumsi oatmeal untuk sarapan dan camilan biji-bijian atau kacang-kacangan setelah jalan kaki.

    Para ahli menekankan bahwa perubahan kecil yang dilakukan setiap hari dapat memberikan manfaat besar bagi jantung seiring waktu. Mulailah dengan 10 menit sehari saja dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan pikiran.

    “Jantung Anda tidak peduli seberapa cepat Anda bergerak, yang penting Anda terus bergerak,” tegas para ahli.

    Semakin awal memulai berjalan kaki setiap hari, semakin cepat pula manfaatnya bagi jantung dan tubuh.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Terlalu Banyak Asupan Protein, Catat Batasannya

    Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Terlalu Banyak Asupan Protein, Catat Batasannya

    Jakarta

    Protein merupakan asupan nutrisi yang sangat penting bagi kehidupan. Setiap sel dalam tubuh mengandung protein. Nutrisi ini mendukung pertumbuhan hingga perkembangan tubuh, sehingga begitu penting bagi anak-anak, atlet, hingga lansia yang mau mempertahankan massa dan kekuatan ototnya seiring bertambahnya usia.

    Kendati demikian, asupan protein yang terlalu banyak juga tidak baik. Pola makan kaya protein bisa menimbulkan risiko kesehatan, terutama jika terlalu bergantung pada daging merah dan produk hewani berlemak.

    Dikutip dari laman Times of India, sebuah studi mengaitkan asupan protein yang sangat tinggi dengan batu ginjal, risiko penyakit jantung yang lebih tinggi, hingga kanker usus besar. Di sisi lain, pola makan yang kaya protein nabati tampaknya jauh lebih aman, bahkan mungkin bersifat protektif.

    Dalam jangka pendek, konsumsi protein shake atau porsi daging yang terlalu besar bisa menyebabkan sembelit, kembung, dan sakit perut. Ketidaknyamanan ini bisa menjadi tanda bahwa sistem pencernaan kesulitan mengatasi kelebihan beban.

    Berapa Banyak Protein yang Dibutuhkan Tubuh?

    Recommended Dietary Allowance (RDA) atau angka kecukupan gizi berada di sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan. Untuk berat badan 60 kg jumlah tersebut setara dengan sekitar 51 gram protein per hari.

    Target ini bisa dipenuhi dengan satu porsi yoghurt rendah lemak, sepotong dada ayam ukuran sedang, dan semangkuk sereal dengan susu. Bagi kebanyakan orang dewasa yang sehat, jumlah ini lebih dari cukup untuk menghindari defisiensi protein.

    Ahli diet di Houston Methodist mengatakan, ketika orang mulai menargetkan satu gram protein per pon berat badan, saat itulah masalah muncul.

    “Sangat jarang seseorang membutuhkan protein sebanyak itu, bahkan di antara orang dewasa yang aktif dan juga atlet,” katanya.

    Sementara, pedoman diet Amerika Serikat merekomendasikan 10-35 persen kalori harian berasal dari protein. Namun, jenis protein yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Daging tanpa lemak seperti salmon, kacang-kacangan, hingga yoghurt mengandung protein tanpa lemak jenuh berlebih yang sering ditemukan pada daging merah dan daging olahan.

    Berapa Batasan Protein yang Aman?

    Untuk rata-rata orang dengan indeks massa tubuh normal, para ahli menyarankan untuk tidak mengonsumsi melebihi 2 gram protein per kg berat badan per hari. Untuk orang dengan berat 60 kg batasnya adalah sekitar 125 gram.

    Kebanyakan orang tidak bisa mencapai asupan sebanyak ini secara alami, kecuali, mereka sengaja menambahkan suplemen dan beberapa makanan padat protein.

    (elk/naf)

  • Beda Aturan RI Vs Taiwan, Sisi Lain Gaduh Residu Pestisida dalam Mi Instan

    Beda Aturan RI Vs Taiwan, Sisi Lain Gaduh Residu Pestisida dalam Mi Instan

    Jakarta

    Baru-baru ini, produk mi instan asal Indonesia kembali jadi sorotan internasional. Food and Drug Administration (FDA) Taiwan menemukan adanya kandungan etilen oksida (EtO) dalam varian Indomie Mi Instan Rasa Soto Banjar Limau Kuit. Akibat temuan ini, produk tersebut dinyatakan tidak memenuhi standar keamanan pangan di Taiwan dan dilarang beredar.

    Lalu, apa sebenarnya etilen oksida? Seberapa berbahaya bila terkandung dalam makanan, dan kenapa kasus ini viral?

    Apa Itu Etilen Oksida?

    Etilen oksida (EtO) adalah senyawa kimia berbentuk gas yang sangat reaktif. EtO adalah gas beracun yang tidak berwarna, memiliki bau seperti eter, reaktif dan mudah terbakar, serta memiliki rumus kimia C2H4O. Di dunia industri, EtO digunakan untuk mensterilkan alat medis, membasmi mikroorganisme, hingga menjadi bahan baku kimia lain.

    Pada berbagai studi, EtO ditemukan sebagai senyawa genotoksik dan mutagenik. EtO mampu menembus bahan berpori dan membunuh bakteri, jamur, maupun virus tanpa perlu suhu tinggi. Itulah sebabnya gas ini banyak dipilih untuk sterilisasi produk yang sensitif terhadap panas.

    Indomie rasa soto banjar limau kuit. Foto: Aida Adha Siregar/detikHealth

    Fungsi Penggunaan Etilen Oksida pada Makanan

    Dalam industri pangan, etilen oksida digunakan sebagai agen fumigasi. Tujuannya adalah membunuh mikroorganisme yang bisa menurunkan mutu produk, terutama pada rempah-rempah, herba, dan bumbu kering.

    Jika bumbu hanya dipanaskan, risiko kerusakan aroma dan cita rasa sangat tinggi. Oleh karena itu, beberapa produsen memilih sterilisasi dengan EtO agar bumbu tetap wangi dan tidak berubah warna.

    Namun, permasalahannya, EtO bisa meninggalkan residu berbahaya jika proses aerasi (penghilangan gas sisa) tidak dilakukan sempurna. EtO akan bereaksi dengan ion klorida yang terkandung dalam pangan membentuk 2-kloroetanol (2-CE).

    Bagaimana EtO Bisa Ada di Mi Instan?

    Berdasarkan laporan FDA Taiwan, residu EtO sebesar 0,1 mg/kg ditemukan pada bumbu penyedap mi instan, bukan pada mie-nya. Artinya, kemungkinan besar proses sterilisasi menggunakan EtO dilakukan pada rempah atau bumbu untuk mencegah kontaminasi bakteri.

    Dalam kondisi ideal, sisa EtO akan hilang setelah bumbu didiamkan beberapa waktu atau saat dimasak. Tetapi bila EtO yang ditemukan adalah analitnya yaitu 2-kloroetanol (2-CE) maka menghilangkan kadar 2-CE harus dilakukan pada suhu 430-496 derajat celcius. Hal ini terdapat pada Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 229 Tahun 2022.

    Bahaya EtO bagi Kesehatan

    Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), etilen oksida dikategorikan sebagai karsinogen bagi manusia (kelompok 1). Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko:

    Kanker (leukemia, limfoma, dan kanker payudara)Kerusakan DNA dan mutasi genetikGangguan sistem saraf

    Selain itu, EtO juga bisa berubah menjadi senyawa lain ketika terpapar pada makanan bernama 2-chloroethanol (2-CE), yang sama-sama bersifat toksik. Karena sifatnya ini, banyak negara menerapkan kebijakan nol toleransi terhadap EtO dalam makanan.

    Perbedaan Standar Taiwan vs Indonesia

    Setiap negara punya regulasi yang berbeda. Taiwan melarang total residu EtO pada produk pangan, sedangkan Indonesia (BPOM) memisahkan syarat antara EtO dan 2-CE. Batas maksimal residu EtO dan 2-CE diatur yaitu 0,01 mg/kg dan 85 ppm (85 mg/kg).

    Inilah sebabnya, produk yang dianggap aman di Indonesia bisa saja ditolak di luar negeri. Perbedaan regulasi sering menimbulkan kontroversi ketika produk ekspor diuji dengan standar yang lebih ketat.

    Kenapa Kasus Ini Jadi Viral?

    Mi instan adalah makanan favorit masyarakat Indonesia, bahkan populer di seluruh dunia. Ketika ada isu keamanan pangan, wajar publik jadi heboh.

    Selain itu, kasus ini juga menyoroti:

    Kredibilitas produk lokal di pasar globalKesenjangan standar keamanan antarnegaraTingginya kepercayaan masyarakat terhadap mi instan

    Tidak heran, kabar tentang EtO pada mi instan asal Indonesia langsung viral karena menyangkut produk yang sehari-hari dikonsumsi banyak orang.

    Di Indonesia sendiri, isu ini menimbulkan kecemasan masyarakat terhadap keamanan mi instan yang beredar di pasaran. Banyak konsumen khawatir, apakah produk yang mereka beli di toko juga mengandung EtO, meski BPOM sudah menyatakan produk yang beredar di dalam negeri aman.

    Apa yang Bisa Dilakukan Konsumen?

    Sebagai konsumen, ada beberapa langkah bijak yang bisa dilakukan:

    Pantau informasi resmi dari BPOM terkait keamanan pangan.Batasi konsumsi mi instan, bukan hanya karena isu EtO, tapi juga karena tinggi garam, lemak, dan kalori.Lengkapi pola makan dengan sayur, buah, dan protein segar supaya kebutuhan gizi tetap seimbang.

    Kesimpulan

    Kasus Indomie Soto Banjar Limau Kuit yang ditolak di Taiwan membuka mata kita bahwa perbedaan standar keamanan pangan antarnegara bisa menimbulkan polemik. Hal ini dikarenakan Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah WHO/FAO belum mengatur batas maksimal residu EtO. Etilen oksida memang bermanfaat untuk sterilisasi, tapi keberadaannya dalam makanan berisiko bagi kesehatan bila dikonsumsi terus-menerus.

    Isu ini harus menjadi pengingat pentingnya transparansi industri pangan, pengawasan ketat dari regulator, serta kesadaran konsumen untuk lebih selektif dalam memilih makanan.

    Catatan redaksi:

    Dalam keterangan resminya, BPOM RI menyampaikan penjelasan produsen bahwa produk mi instan yang bermasalah di Taiwan bukan merupakan ekspor resmi. Diduga, ekspor dilakukan oleh trader dan tanpa sepengetahuan produsen.

    Berdasarkan penelusuran data registrasi, BPOM RI juga menegaskan produk tersebut memiliki izin edar sehingga dapat diedarkan di Indonesia. BPOM juga memastikan produk tersebut tetap dapat dikonsumsi.

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video Langkah BPOM Usai Taiwan Larang Produk Indomie Soto Banjar”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Cari Kandungan Ini di Suplemen Kalau Mau Kurus Cepat, Ini Kata Ilmuwan

    Cari Kandungan Ini di Suplemen Kalau Mau Kurus Cepat, Ini Kata Ilmuwan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti menemukan serat yang khasiatnya setara dengan Ozempic, obat diabetes yang diakui punya kemampuan “ajaib” untuk menurunkan berat badan.

    Dalam laporan penelitian yang diterbitkan pada 2024, peneliti dari University of Arizona (UA) dan University of Vienna mengidentifikasi serat bernama “beta-glucan” yang bisa mengatur gula darah dan membantu menurunkan berat badan. Beta-glucan adalah serat yang dengan mudah ditemukan dalam oat (haver) dan barley (barli).

    Penelitian dilakukan menggunakan tikus percobaan yang diberikan pakan berkandungan lemak tinggi. Hasilnya, beta-glucan ditemukan menurunkan kandungan lemak dan berat badan tikus dalam 18 pekan.

    Serat lainnya seperti wheat dextrin (serat larut yang diperoleh dari pengolahan pati gandum), pektin, pati resistan, dan selulosa, tidak memiliki dampak seperti beta-glucan. 

    “Kami tahu bahwa serat sangat penting dan memberikan manfaat, permasalahannya ada banyak sekali tipe,” kata Frank Duca dari UA, pada Juli. “Kami ingin tahu serat apa yang paling bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan memperbaiki homeostatis glukosa. Tujuannya agar bisa menberikan informasi ke publik, konsumen, dan pelaku industri pertanian.”

    Serat adalah sumber energi utama bagi bakteria yang hidup di sistem pencernaan, yang merupakan bagian dari mikrobioma. Namun, tingkat konsumsinya sangat rendah. Di Amerika Serikat, hanya 5 persen dari populasi yang mengonsumsi serat sesuai rekomendasi tenaga kesehatan yaitu 25-30 gram per hari.

    Kondisi ini menciptakan permintaan atas serat tambahan lewat suplemen atau makanan olahan.

    Seperti yang Duca sampaikan, serat sangat bervariasi dalam bentuk atau sifatnya. Serat beta-glucan dan wheat dextrin bisa larut dalam air yang berarti mudah difermentasi oleh bakteri di perut manusia. Selulosa dan pati resistan sulit larut dalam air sehingga cenderung untuk ikut “keluar” bersama kotoran manusia.

    Dari hasil penelitian, beta-glucan adalah satu-satunya serat yang berhasil meningkatkan ileibakterium di perut tikus percobaan. Bakteri ini terkait erat dengan penurunan berat badan.

    Dalam waktu 10 pekan, tikus yang mengonsumsi beta-glucan menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan dengan lemak yang terpangkas signifikan dibanding tikus yang diberi makan serat jenis lain.

    Beta-glucan meingkatkan konsentrasi butyrate di perut para tikus, yaitu zat yang dihasilkan oleh mikrobioma untuk mencerna serat. Butyrate kemudian memicu produksi glucagon-like peptide-1 (GLP-1), yaitu protein alami yang ditiru oleh Ozempic dalam menstimulasi insulin.

    “Salah satu manfaat dari serat adalah produksi GLP-1 dan peptida yang mengatur selera dan berat badan,” kata Duca.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]