Produk: lemak

  • Apa Itu Lemak Visceral? Ini Pengertian, Efek Negatif, dan Cara Hilangkannya

    Apa Itu Lemak Visceral? Ini Pengertian, Efek Negatif, dan Cara Hilangkannya

    YOGYAKARTA – Di dalam tubuh manusia ada banyak jenis lemak salah satunya adalah lemak visceral. Apa itu lemak visceral dapat dipamahi sebagai lemak yang memicu perut buncit. Keberadaan lemak visceral tak bisa dianggap sepele. Artikel ini akan membahas pengertian visceral fat untuk Anda.

    Mengenal Apa Itu Lemak Visceral

    Dilansir dari AI Care, lemak viseral adalah lemak putih yang ditimbun di perut dan sekitarnya. Lemak ini biasanya juga mengelilingi bberapa organ seperti hati, pankreas, atau usus.

    Dalam situs Health Direct, lema tubuh visceral juga dikenal sebagai lemak ‘toksik’. Penamaan itu bukan tanpa alasan karena lemak ini mampu menghasilkan zat kimia dan hormon yang berpotensi meracuni tubuh. Bahkan, racun yang dihasilkan lema ini lebih banyak dibanding racun yang dihasilkan oleh lemak subkutan.

    Tak heran lemak visceral dikaitkan dengan gangguan metabolisme dan risiko penyakit kardiovaskular. Beberapa penyakit yang bisa diidap oleh pemilik lemak ini seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, penyakit arteri komplikasi kehamilan, gangguan hormon, hingga berpotensi terserang berbagai jenis kanker.

    Penyebab Kemunculan Lemak Visceral

    Pemicu kemunculan lema visceral sebenarnya mirip dengan lemak lain, yakni terlalu banyak kalori yang tidak terbakar karena kurangnya aktivitas fisik. Namun, kemunculan lemak ini juga dipicu oleh hal lain yakni sebagai berikut.

    Jenis kelamin laki-lakiWanita yang sudah masuk masa menopauseOrang yang punya berat badan lahir rendahGenetikPeminum alkohol berlebih

    Selain itu stres juga dapat menjadi pemicu penumpukan lemak putih viscarel. Produksi hormon kartisol lebih banyak saat tubuh stres. Saat itu terjadi, penumpukan lemak di perut juga lebih cepat.

    Cara Mendeteksi Lemak Visceral

    Berdsaarkan penelitian, lemak visceral di badan jumlanya sekitar 10% dari total lemak tubuh. Dengan begitu Anda bisa mendeteksi seberapa banyak Anda memilik jenis lemak ini. Untuk mengetahuinya Anda harus tahu cara menghitung lemak perut.

    Selain itu mendeteksi lemak putih ini bisa dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang dan indeks massa tubuh (IMT). Pada pria, jika lingkar pingganya lebih dari 94cm maka kecenderungan memiliki lemak perut cukup tinggi. Sedangkan wanita ukuran minimal lingkar pingganya adalah 80 cm.

    Keberadaan lemak visceral juga bisa dilihat menggunakan pemeriksaan CT Scan atau MRI. Hanya saja bagi sebagian orang pemeriksaan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal.

    Cara Menghilangkan Lema Perut Visceral

    Banyak orang berpendapat bahwa menghilangkan lemak perut visceral cukup sulit. Hal itu wajar terjadi mengingat keberadaan lemak ini bisa disebabkan karena faktor genetik. Namun, Anda perlu berupaya keras untuk membakar lemak tersebut. Untuk melakukannya, beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

    Perbanyak aktivitas fisik termasuk olahraga setidaknya 30 menit per hariKonsumsi makanan sehat sajaHindari merokok dan alkoholKurangi konsumsi minuman manisTidur cukup

    Itulah informasi terkait apa itu lemak visceral. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Sering Kena Cahaya Warna Ini Mengurangi Risiko Stroke

    Sering Kena Cahaya Warna Ini Mengurangi Risiko Stroke

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan paparan cahaya merah gelombang panjang dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk stroke dan paru-paru. Cahaya itu disebut bisa mengurangi pembentukan pembekuan darah dalam tubuh.

    Elisabeth Andraska, selaku asisten profesor bedah di Pitt’s Trauma and Transfusion Medicine Research Center mengatakan cahaya yang didapatkan bisa mengubah proses biologis dan kesehatan.

    “Temuan kami bisa menghasilkan terapi relatif murah dan bermanfaat untuk jutaan orang,” kata Andraska, dikutip dari Neuroscience News, Selasa (16/9/2025).

    Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh dan ahli bedah UPMC telah mengujinya pada tikus. Cahaya merah, biru atau putih dipaparkan kepada tikus selama 12 jam, serta juga dalam kegelapan dalam 12 jam dan sikluas 72 jam.

    Untuk kelompok tikus yang terpapar cahaya merah memiliki gumpalan darah lima kali lebih sedikit dibandingkan hewan terpapar dua cahaya warna lainnya. Sementara untuk aktivitas tidur dan makan, serta berat badan dan suhu tubuh masih sama pada semua kelompok.

    Selain itu, tim peneliti juga melakukan analisa data pada lebih dari 10 ribu pasien yang menjalani operasi katarak. Mereka mendapatkan lensa konvensional yang memancarkan seluruh spektrum cahaya atau cahaya biru dengan 50% lebih sedikit cahaya biru.

    Pasien dengan lensa penyaring cahaya biru memiliki risiko pembekuan darah lebih rendah dibandingkan kelompok pasien lain.

    “Hasil ini mengungkapkan misteri bagaimana cahaya yang diterima setiap hari dapat memengaruhi respons tubuh kita pada cedera,” kata penulis senior dan ahli bedah trauma di UPMC, Matthew Neal.

    Tim ilmuwan menjelaskan paparan cahaya merah terkait dengan perdagangan yang berkurang dan aktivasi sistem imun.

    Tikus yang terpapar cahaya merah disebutkan memiliki lebih sedikit perangkat ekstraseluler neutrofil atau NET. ini adalah struktur untuk menjebak mikroorganisme yang menyerang dan menjebak trombosit penyebab pembekuan darah.

    Selain itu, terdapat peningkatan produksi asam lemak pada kelompok tikus terpapar cahaya merah. Hal ini mengurangi aktivasi trombosit, yang penting dalam pembentukan gumpalan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 34,9 Persen Warga RI Alami Obesitas Sentral, Hati-hati Serangan Jantung-Stroke!

    34,9 Persen Warga RI Alami Obesitas Sentral, Hati-hati Serangan Jantung-Stroke!

    Jakarta

    Sudah lebih dari 32 juta warga Indonesia mengikuti cek kesehatan gratis berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan RI hingga Rabu (17/9/2025). Lima temuan masalah kesehatan terbanyak pada usia dewasa berkaitan dengan gaya hidup, bahkan 95 persen di antaranya dilaporkan kurang aktivitas fisik.

    Walhasil, banyak yang mengalami overweight hingga obesitas, juga obesitas sentral. Angkanya relatif tinggi untuk kasus kelebihan berat badan dan obesitas yakni 25,7 persen.

    Laporan lebih banyak dilaporkan pada tren obesitas sentral, yang hampir mencapai 35 persen. Obesitas sentral didefinisikan saat lingkar perut wanita berada di atas 80 sentimeter dan pria melampaui 90 sentimeter.

    Apa Bahayanya?

    Bahaya dari obesitas sentral yang jarang disadari adalah komplikasi ke penyakit tidak menular, termasuk masalah jantung. Spesialis jantung dr Vito A Damay, SpJP(K) sempat menyinggung kaitan lemak visceral alias lemak yang menempel di dalam rongga perut dan menyelimuti organ vital, diam-diam memicu peradangan.

    “Secara medis, lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita, sudah terbukti meningkatkan risiko serangan jantung, diabetes, dan stroke,” kata dr Vito kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    dr Vito yang juga sempat melakukan riset keterkaitan keduanya dan dipublikasikan di Indonesian Journal of Cardiology 2017 dan Medicinus menemukan pasien-pasien yang kemudian mengalami penyumbatan di pembuluh darah jantung berawal dari kondisi obesitas sentral.

    “Kami menemukan bahwa, semakin tinggi rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan, semakin besar tingkat keparahan sumbatan pembuluh darah koroner. Artinya, perut buncit bukan sekadar lemak, tapi tanda bahaya yang bisa diukur,” sambungnya.

    (naf/naf)

  • Penelitian Selama 15 Tahun Temukan Makanan yang Bisa Percepat Pikun, Picu Demensia

    Penelitian Selama 15 Tahun Temukan Makanan yang Bisa Percepat Pikun, Picu Demensia

    Jakarta

    Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko demensia. Demensia merupakan penurunan fungsi otak yang dapat menurunkan kemampuan berpikir, bahasa, perilaku, hingga daya ingat atau pikun.

    Ilmuwan melacak hampir 2.500 orang lanjut usia dan menemukan mereka yang memiliki pola makan tidak sehat, seperti terlalu banyak makan daging merah dan olahan, serta minuman bersoda, lebih cepat mengalami demensia dibandingkan dengan yang tidak. Mereka menemukan pola makan ini juga berkaitan dengan risiko gangguan jantung lebih besar.

    Sebaliknya, mereka yang menjalani diet mediterania yang tinggi akan sayur, buah, biji-bijian utuh, kacang, dan lemak sehat lebih sedikit mengalami penyakit kronis.

    Dikutip dari Daily Mail, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Aging ini, mengikuti peserta dari Swedish National Study on Aging and Care in Kungsholmen (SNAC-K). Rata-rata usia awal peserta adalah 71 tahun dan sedikit lebih dari setengahnya adalah perempuan.

    Mereka dipantau hingga 15 tahun, dengan kualitas pola makan dinilai berulang kali melalui kuesioner makanan.

    Menggunakan sistem penelitian Alternative Healthy Eating Index (AHEI), mereka memberikan angka yang lebih baik untuk konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan dan lemak sehat. Mereka lalu memberikan nilai minus untuk daging merah atau olahan, minuman manis, dan lemak trans.

    Makanan-makanan yang mendapat nilai positif, terbukti berkaitan dengan lambatnya penumpukan penyakit. Sedangkan, pola makan terlalu banyak daging merah, makanan olahan, dan minuman manis dikaitkan dengan lebih cepatnya akumulasi penyakit. Jenis penyakit yang diteliti meliputi penyakit jantung, demensia, depresi, parkinson, diabetes, kanker, serta masalah muskuloskeletal seperti artritis atau osteoporosis.

    Pada masa akhir penelitian, mereka yang memiliki pola makan paling sehat rata-rata mengalami dua hingga tiga penyakit kronis lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang skornya paling rendah.

    “Hasil kami menunjukkan betapa pentingnya pola makan dalam memengaruhi perkembangan multimorbiditas pada populasi lanjut usia,” katanya peneliti Adrian Carballo-Casla.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Umur 30-an Sudah Takut Keriput? Ini Resep Anti Aging Alami dari Pakar

    Umur 30-an Sudah Takut Keriput? Ini Resep Anti Aging Alami dari Pakar

    Jakarta

    Selama ini, wacana tentang umur panjang kerap didominasi oleh pakar kesehatan pria. Narasinya pun cenderung positif, pria hidup lebih lama dianggap sebagai tanda harapan. Namun, ketika membicarakan perempuan, yang muncul justru solusi ‘anti-aging’ seolah-olah ada yang salah dengan proses menua pada perempuan.

    “Padahal, tidak ada yang salah. Perempuan memang menua dengan cara berbeda dari pria,” jelas dr Vonda Wright, ahli ortopedi sekaligus pakar longevity asal Orlando, Amerika Serikat, dikutip dari CNN.

    Lewat bukunya ‘Unbreakable: A Woman’s Guide to Aging With Power’, Wright ingin mengubah perspektif tersebut. Ia menekankan perempuan bukan hanya bisa hidup lebih lama, tetapi juga hidup lebih baik.

    Wright menyebut rentang usia 35 hingga 45 tahun sebagai ‘critical decade’ atau dekade krusial. Pada fase ini, perempuan sebaiknya aktif menjaga kesehatan dengan membangun kekuatan tubuh, mencegah penyakit, dan memelihara hormon.

    “Banyak orang menganggap masa keemasan perempuan ada di belakang mereka. Padahal, dekade ini bisa menjadi waktu paling penting untuk menyiapkan tubuh dan pikiran menghadapi penuaan,” kata Wright.

    Menurutnya, investasi sederhana setiap hari, mulai dari menjaga mobilitas, menerapkan nutrisi cerdas, hingga mengubah pola pikir akan membuat perempuan bisa menjalani hidup sehat, aktif, dan penuh energi hingga usia lanjut.

    Estrogen adalah kunci dalam penuaan perempuan. Wright menjelaskan bahwa reseptor estrogen terdapat hampir di seluruh organ tubuh, mulai dari otak, otot, hingga tulang.

    Saat kadar estrogen menurun, laju penuaan meningkat. Dampaknya bisa serius:

    Kehilangan tulang hingga 15-20 persen pada masa perimenopause, jauh lebih cepat dibandingkan pria. Otak kekurangan energi, yang bisa meningkatkan risiko peradangan dan penyakit kardiovaskular. Gangguan suasana hati serta kualitas hidup menurun.

    Karena itu, Wright mendorong perempuan mengambil keputusan terkait terapi hormon berdasarkan informasi yang akurat, bukan ketakutan.

    Salah satu mitos besar yang ingin dipatahkan Wright adalah anggapan bahwa perempuan harus selalu kecil dan kurus.

    “Kita bukan sekadar menurunkan berat badan. Yang penting adalah komposisi tubuh: lebih banyak otot, lebih sedikit lemak. Tujuannya bukan kurus, tapi kuat,” tegasnya.

    Ia memberikan beberapa panduan praktis:

    Konsumsi sekitar 1 gram protein per 500 gram berat badan ideal setiap hari untuk mendukung pembentukan otot.Batasi gula dan karbohidrat sederhana karena dapat memicu peradangan kronis.Utamakan real food, bukan ultra-processed food (UPF).

    Untuk menjaga tubuh tetap bugar, Wright merumuskan olahraga dengan akronim FACE:

    F (Flexibility): melatih kelenturan sendi dan otot dengan yoga, pilates, tai chi, atau peregangan dinamis.A (Aerobic): latihan kardio dengan porsi 80 persen intensitas rendah (jalan cepat, bersepeda santai) dan 20 persen intensitas tinggi (lari sprint, HIIT).C (Carry a load): latihan kekuatan dengan beban berat untuk membangun otot dan daya tahan.E (Equilibrium): melatih keseimbangan dan kecepatan kaki agar terhindar dari risiko jatuh.

    “Jatuh di usia lanjut sering menjadi titik balik fatal. Jadi, keseimbangan sama pentingnya dengan kekuatan,” jelas Wright.

    Pentingnya Menjaga Mental

    Menurut Wright, kesehatan fisik dan mental saling berkaitan. Aktivitas fisik bukan hanya membuat tubuh lebih kuat, tetapi juga meningkatkan ketahanan mental.

    “Setiap kali selesai mengangkat beban, otak merasa tak terkalahkan. Rasa percaya diri itu tumbuh bersama otot kita,” katanya.

    Ia juga menekankan pentingnya perempuan menempatkan diri sendiri sebagai prioritas. “Sering kali perempuan menomorduakan diri demi orang lain. Padahal, kita layak berinvestasi pada kesehatan diri setiap hari,” ujarnya.

    Bagi Wright, penuaan bukanlah masalah yang harus dilawan, melainkan fase kehidupan yang bisa dijalani dengan penuh kekuatan.

    “Kita bisa menua dengan cara yang vital, sehat, aktif, dan penuh sukacita. Perempuan tidak rapuh, kita tak tergoyahkan,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • 5 Minuman Simpel yang Bisa Bantu Detoks Liver secara Alami

    5 Minuman Simpel yang Bisa Bantu Detoks Liver secara Alami

    Jakarta

    Tubuh manusia sangat bergantung pada hati atau liver, karena itu merupakan salah satu organ esensial yang menjalankan lebih dari 500 fungsi. Liver berfungsi sebagai pembersih racun dalam darah, mengolah nutrisi makanan, penghasil empedu, dan pengontrol gula darah.

    Hati membutuhkan hidrasi yang tepat agar berfungsi dengan baik, karena memproses semua zat yang kita konsumsi melalui makanan dan minuman. Meski air putih menjadi sumber hidrasi utama, ada beberapa minuman lain yang dapat memberikan perlindungan tambahan untuk kesehatan hati.

    Dikutip dari Times of India, berikut daftarnya:

    1. Minuman Campuran Lemon dan Jahe

    Kombinasi air lemon dan jahe berfungsi sebagai metode alami untuk meningkatkan proses detoksifikasi hati. Konsentrasi vitamin C dan antioksidan yang tinggi dalam lemon memungkinkan tubuh untuk membuang racun sekaligus meningkatkan kinerja enzim hati.

    Hati membutuhkan vitamin C untuk menghasilkan zat yang membuang zat berbahaya dari tubuh. Sifat antiinflamasi dari jahe membantu mengurangi pembengkakan hati, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah yang memungkinkan hati untuk membuang produk limbah secara efektif.

    Minum air hangat lemon dan jahe saat pagi juga melancarkan pencernaan sekaligus mengurangi kembung.

    2. Teh Hijau

    Teh hijau memberikan manfaat untuk hati karena mengandung antioksidan tinggi, termasuk epigallocatechin gallate (EGCG). Antioksidan ini melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat stres oksidatif dan peradangan.

    Konsumsi teh hijau secara teratur terbukti mengurangi penumpukan lemak di hati dan meningkatkan pengukuran enzim hati, yang melindungi dari penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD). Minum secara rutin 2-3 cangkir teh hijau per hari juga membantu hati mendetoksifikasi lebih baik sekaligus mengurangi peradangan.

    3. Jus Buah Bit atau Beetroot

    Jus buah bit mengandung nutrisi seperti betaine dan betalain yang menutrisi hati. Betaine berfungsi mengurangi penumpukan lemak dan peradangan.

    Antioksidan dalam betalain juga membantu melindungi sel-sel hati dari zat beracun dan kerusakan akibat stres oksidatif. Penelitian menunjukkan konsumsi jus buah bit secara teratur menghasilkan peningkatan hasil enzim hati, yang menunjukkan fungsi organ yang lebih baik dalam memproses toksin.

    4. Kopi

    Penelitian menunjukkan minum kopi dalam jumlah sedang memberikan manfaat dan perlindungan bagi sistem hati. Antioksidan dan senyawa spesifik dalam kopi bekerja untuk mengurangi peradangan hati, yang membantu mencegah sirosis dan perkembangan kanker hati.

    Selain itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa minum dua cangkir kopi setiap hari dapat membantu menghentikan perkembangan fibrosis hati dan merangsang pertumbuhan sel hati baru. Hati mendapat manfaat dari autofagi yang terjadi untuk menghilangkan sel-sel yang rusak dan menjaga jaringan tetap sehat.

    Disarankan minum kopi hitam tanpa tambahan gula atau krim, agar mendapatkan kesehatan hati yang paling efektif.

    5. Teh Detoks Hati Herbal

    Teh herbal tertentu secara tradisional telah digunakan untuk mendukung kesehatan hati dan meningkatkan fungsi detoksifikasinya. Teh milk thistle, kaya akan silymarin yang melindungi sel-sel hati dari racun dan mendorong regenerasi.

    Teh kunyit memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan yang mengurangi peradangan hati dan stres oksidatif. Konsumsi teh herbal ini secara teratur dapat meningkatkan kemampuan pembersihan alami hati, dan meningkatkan kesehatan hati secara keseluruhan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • 5 Jenis Flavonoid dalam Makanan dan Manfaatnya untuk Kesehatan

    5 Jenis Flavonoid dalam Makanan dan Manfaatnya untuk Kesehatan

    YOGYAKARTA – Flavonoid adalah senyawa alami fitonutrien yang ditemukan di tanaman  buah, sayuran, batang, akar, bunga, bahkan kulit kayu. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan, mengurangi inflamasi, mencegah mutasi sel, menghambat perkembangan kanker, serta mengatur fungsi enzim-seluler dalam tubuh. Banyak yang enggak tahu, ternyata jenis flavonoid sangat beragam. Setiap jenisnya ada dalam berbagai makanan yang mungkin sudah biasa dikonsumsi. Berikut dijelaskan jenis flavonoid dan manfaatnya untuk kesehatan.

    Jenis flavonoid dalam sumber makanan

    1. Flavonol

    Flavonol, dikenal juga sebagai flavanols atau flavan-3-ols, termasuk kelompok terbesar dengan lebih dari 6.000 jenis. Contohnya kaempferol, quercetin, myricetin, dan fisetin. Mengutip VerywellHealth, Rabu, 17 September, sumber makanan flavonol meliputi sayuran hijau seperti kale, selada; buah seperti apel, anggur, berries; serta bawang, bawang putih, scallions. Quercetin terutama banyak ditemukan di bawang, teh hijau, kakao, dan red wine.

    2. Flavone

    Flavone meliputi senyawa seperti apigenin, luteolin, baicalein, dan chrysin. Makanan yang mengandung flavone antara lain parsley, thyme, seledri, buah zaitun hijau, dan cabai. Flavone berfungsi sebagai pigmen pelindung tanaman terhadap sinar ultraviolet, dan dalam tubuh manusia membantu memberi perlindungan terhadap stres oksidatif.

    3. Flavanones

    Kelompok flavanones biasanya ditemukan dalam buah sitrus seperti jeruk, lemon, dan anggur. Contoh senyawanya termasuk hesperidin, naringenin, diosmin, dan eriodictyol. Fungsinya terkait kemampuan menetralkan radikal bebas, sehingga membantu menjaga sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.

    Ilustrasi jenis flavonoid dalam sumber makanan dan manfaatnya untuk kesehatan (Freepik/stockking)
    4. Isoflavones

    Isoflavones, atau isoflavonoids, sering disebut juga phytoestrogen karena bisa menunjukkan aktivitas mirip hormon estrogen pada beberapa organisme. Contoh senyawanya adalah genistein dan daidzein. Makanan kaya isoflavone biasanya dari kedelai dan legum-leguman lainnya.

    5. Anthocyanins

    Anthocyanin adalah pigmen yang memberi warna merah, biru, ungu pada buah dan bunga. Contoh senyawa seperti cyanidin, delphinidin, pelargonidin, dan lain-lain. Sumber-sumbernya adalah buah-buahan seperti stroberi, blueberry, raspberry, anggur merah, serta buah beri hitam.

    Manfaat flavonoid untuk kesehatan

    Flavonoid yang terbagi dalam jenis-jenis di atas, memiliki berbagai macam manfaat kesehatan. Di antaranya, membantu mencegah oksidasi LDL (kolesterol jahat) yang jika teroksidasi bisa memicu penyakit kardiovaskular. Flavonoid juga membantu melebarkan pembuluh darah dan mendukung fungsi pembuluh darah yang sehat. Dengan cara itu, flavonoid bisa berkontribusi menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Selanjutnya, berikut ini manfaat flavonoid untuk kesehatan:

    Ilustrasi jenis flavonoid dan manfaatnya untuk kesehatan (Freepik)
    1. Mengurangi risiko diabetes dan mengatur gula darah

    Konsumsi makanan penuh flavonoid memengaruhi beberapa aspek metabolisme glukosa. Efek positifnya dapat membantu memperlancar pencernaan karbohidrat, meningkatkan sekresi insulin, memperbaiki pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan mengurangi deposit lemak yang bisa mengganggu metabolisme. Sebuah studi terhadap banyak orang menemukan, asupan anthocyanin dari apel, blueberry, dan pir dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.

    2. Perlindungan terhadap kanker

    Flavonoid bisa menghambat enzim-enzim yang berpotensi mengubah zat menjadi karsinogen, membantu perbaikan DNA, dan memicu apoptosis atau kematian sel terprogram ketika kerusakan terlalu berat. Senyawa baik ini juga dapat menghambat invasi sel tumor dan pembentukan pembuluh darah baru yang memberi suplai ke tumor.

    3. Mengurangi inflamasi dan nyeri kronis

    Sifat anti-inflamasi flavonoid membuatnya efektif dalam mengurangi respons imun yang berlebihan. Selain itu, juga membantu menekan produksi senyawa inflamasi seperti sitokin serta membantu mengurangi nyeri kronis yang terkait kondisi seperti arthritis, osteoarthritis, dan nyeri neuropatik.

    4. Mendukung kesehatan otak dan perlindungan kognitif

    Flavonoid juga dipercaya dapat melindungi sel-sel saraf dari stres oksidatif dan inflamasi yang bisa mempercepat penuaan otak atau memicu kondisi seperti Alzheimer. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan flavonoid yang tinggi terkait dengan risiko dementia yang lebih rendah.

    Meski manfaat flavonoid nyata jika diperoleh dari diet biasa, beberapa orang memilih suplemen flavonoid. Namun perlu diperhatikan bahwa dosis, bentuk (jenis flavonoid), dan kualitas suplemen sangat bervariasi. Beberapa flavonoid dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Sehingga sebelum minum suplemen flavonoid, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau profesional kesehatan.

    Flavonoid adalah kelompok senyawa alami yang kaya manfaat dan terdapat di berbagai makanan nabati berwarna serta sayuran. Mendapatkan flavonoid dari makanan sehari-hari pada umumnya lebih aman dan alami ketimbang bergantung sepenuhnya pada suplemen.

  • Mengapa Pengidap Diabetes Sering Merasa Gatal? Ini Penyebab dan Solusinya

    Mengapa Pengidap Diabetes Sering Merasa Gatal? Ini Penyebab dan Solusinya

    JAKARTA – Ternyata pengidap diabetes lebih rentan mengalami kulit gatal dibandingkan mereka yang tidak mengalami penyakit tersebut. Kondisi ini disebabkan oleh neuropati yaitu kondisi yang memengaruhi saraf. Selain itu, diabetes juga bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit kulit dan infeksi tertentu.

    Rasa gatal seringkali menjadi gejala dari polineuropati diabetik, yaitu kondisi yang muncul saat diabetes merusak saraf. Beberapa kondisi kulit yang berkembang akibat diabetes juga bisa menyebabkan kulit gatal.

    Hal paling penting, pengidap diabetes tidak boleh mengabaikan kulit gatal. Kulit yang kering, iritasi atau gatal lebih mudah terinfeksi. Sayangnya tubuh orang pengidap diabetes tidak selalu bisa melawan infeksi. Mereka tidak sekuat kalangan yang bukan mengidap diabetes.

    Dilansir dari Medical News Today, ada beberapa alasan mengapa pengidap diabetes bisa lebih sering merasakan gatal. Terkadang, gatal bisa disebabkan oleh serat saraf yang rusak di lapisan luar kulit.

    Seringkali, penyebab gatal terkait diabetes adalah polineuropati diabetik atau neuropati perifer. Ini adalah komplikasi diabetes yang berkembang ketika kadar gula darah tinggi merusak serat saraf, terutama di kaki dan tangan.

    Sebelum kerusakan saraf terjadi, kadar sitokin yang tinggi yaitu zat peradangan, beredar di tubuh dan bisa menyebabkan gatal. Penelitian terbaru menunjukkan peningkatan sitokin ini bisa berhubungan dengan kerusakan saraf akibat diabetes.

    Jadi gatal yang terus-menerus bisa jadi pertanda pengidap diabetes berisiko mengalami kerusakan saraf. Banyak orang juga mengalami gatal sebagai gejala setelah neuropati berkembang. Jika gatal ini terus-menerus, sebaiknya segera cari bantuan medis.

    Gatal juga bisa menjadi efek samping dari obat baru yang dikonsumsi hingga reaksi alergi. Tapi jangan pernah menghentikan pengobatan tanpa konfirmasi dari dokter terlebih dahulu. Dokter mungkin perlu meresepkan obat pengganti.

    Selain itu, sirkulasi darah yang buruk juga bisa menyebabkan gatal, terutama di bagian bawah kaki. Faktor lain, produk kulit yang mengandung parfum, pewarna, dan sabun keras bisa membuat kulit kering dan gatal. Kulit juga bisa menjadi kering atau sensitif di musim dingin.

    Terkadang, gatal bisa disebabkan oleh kondisi kulit tertentu. Pengidap diabetes lebih mudah terkena beberapa kondisi kulit dan infeksi, di antaranya:

    – Infeksi Jamur: Infeksi jamur seperti kutu air (athlete’s foot) bisa menyebabkan gatal. Kulit juga bisa jadi merah, panas, atau bengkak. Terkadang, lepuhan kecil muncul dan mengeluarkan cairan. Jamur ragi bernama Candida albicans sering kali menjadi penyebabnya.

    – Necrobiosis Lipoidica Diabeticorum (NLD): Ini adalah kondisi kulit langka yang biasanya muncul di kaki bagian bawah, meskipun bisa juga di bagian tubuh lain. NLD dimulai sebagai bintik merah kusam dengan permukaan menonjol yang kemudian berkembang menjadi lesi seperti bekas luka dengan pinggiran gelap. Kondisi ini bisa terasa nyeri dan gatal.

    – Eruptive Xanthomatosis: Lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1. Kondisi ini membentuk lesi kuning di kulit seukuran kacang. Kadar kolesterol dan lemak yang tinggi meningkatkan risiko kondisi ini. Bintik-bintik ini sering muncul di kaki, telapak kaki, tangan, lengan, dan bokong. Setiap bintik akan memiliki cincin merah di sekitarnya dan mungkin terasa gatal.

    Gejala yang Harus Diperhatikan

    Gejala gatal bisa bervariasi tergantung penyebabnya. Misalnya jika seseorang menderita neuropati perifer, gatalnya akan lebih sering terasa di bagian bawah kaki. Mereka mungkin juga mengalami mati rasa, biasanya di kaki atau tangan, yang disertai sensasi kesemutan.

    Orang dengan kondisi kulit atau infeksi tertentu akan merasa gatal di lokasi bintik atau lesi tersebut.

    Gatal bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman saat berpakaian, membangunkan mereka di malam hari, dan membuat mereka terus-menerus ingin menggaruk.

    Cara Mengatasi Rasa Gatal

    Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh penderita diabetes untuk menjaga kulit tetap sehat dan meredakan gatal:

    – Atur diabetes dengan cermat dan cegah kadar gula darah menjadi terlalu tinggi.

    – Hindari mandi dengan air yang terlalu panas. Air panas bisa menghilangkan kelembapan dari kulit.

    – Gunakan losion saat kulit masih lembap setelah mandi. Tapi jangan pernah oleskan losion di sela-sela jari kaki, karena kelembapan di sana bisa memancing jamur.

    – Hindari pelembap yang mengandung parfum atau pewarna yang keras. Cari produk dengan label ‘Kulit Lembut’ atau ‘hipoalergenik’. Beberapa produsen bahkan membuat losion khusus untuk penderita diabetes.

    – Lakukan perubahan gaya hidup, seperti makan makanan sehat, untuk membantu mengurangi gejala kulit.

    Kalau Anda sudah mencoba cara-cara di rumah selama sekitar 2 minggu tapi gatalnya tidak membaik, segera bicarakan dengan dokter.

    Meskipun semua orang bisa merasa gatal sesekali, bagi penderita diabetes, gatal bisa menjadi sinyal bahwa diabetesnya kurang terkontrol dan mungkin ada kerusakan saraf.

    Dokter bisa memeriksa area kulit yang kering atau bersisik untuk menentukan apakah penyebabnya adalah diabetes atau kondisi kulit lain. Mereka juga bisa meresepkan pengobatan atau merekomendasikan perubahan pada rutinitas manajemen diabetes.

  • BGN Benarkan Baki Makan Bergizi Gratis Mengandung Lemak Babi, BPOM Bungkam

    BGN Benarkan Baki Makan Bergizi Gratis Mengandung Lemak Babi, BPOM Bungkam

    GELORA.CO – Hasil uji laboratorium di China mengonfirmasi lemak babi atau lard digunakan dalam produksi baki makan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Wafa Riansah, Sekretaris PW Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jakarta sekaligus salah satu pemasok program, mengirim sampel bahan itu ke Shanghai Weipu Testing Technology Group.

    Wafa pertama kali menemukan adanya penggunaan lemak babi saat berkunjung ke pabrik baki makan di China.

    Setelah membawa sampel ke Indonesia, ia mencoba mengujinya di PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo), perusahaan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.

    Namun, Sucofindo tidak bisa melakukan pengujian karena keterbatasan metode.

    Wafa kemudian mengirim sampel ke laboratorium Weipu di China.

    Hasil uji itu lalu keluar dengan nomor SHA03-25091211-FX-01CnEnR1.

    Weipu menganalisis sampel dengan tiga metode, yaitu fourier transform infrared spectrometer (FTIR), gas chromatography mass spectrometry (GC-MS), dan nuclear magnetic resonance spectrometer (NMR).

    “Lard olahan terdiri atas lemak utama, yakni trigliserida,” demikian kesimpulan laporan tersebut.

    Lembar Data Keselamatan Material (MSDS) mencatat komponen utama sampel adalah minyak dasar olahan, ester sintetis, parafin terklorinasi, lemak babi olahan, zat anti karat, dan pelumas.

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan lemak babi memang menjadi bahan baku dalam proses pembuatan baki makan MBG.

    Namun ia menegaskan, lard hanya dipakai pada mesin saat proses pencetakan, bukan pada produknya.

    “Baki makan itu campuran kromium dan nikel,” kata Dadan, akhir Agustus lalu.

    “Lemak babi digunakan pada mesin saat stamping, bukan pada baki makanannya.”

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, membenarkan lembaganya telah melakukan uji sampel baki makan MBG.

    Namun ia memilih bungkam, dengan alasan BPOM tidak bisa langsung mengumumkan hasilnya kepada publik.

    Menurut Taruna, BPOM bersama BGN, Kantor Komunikasi Presiden, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah berkoordinasi dan menggelar rapat soal hasil uji tersebut.

    “Intinya, pengumuman hasil uji ini akan dilakukan secara bersama,” kata Taruna di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin awal pekan ini.

    “Sektor yang memimpin pengumuman hasil uji adalah Kantor Komunikasi Presiden.”***

  • 5 Minuman Diet Intermittent Fasting Selain Air Putih

    5 Minuman Diet Intermittent Fasting Selain Air Putih

    Jakarta

    Intermittent fasting atau puasa intermiten menjadi diet yang populer bagi dipilih oleh banyak orang yang mau meningkatkan berat badan. Salah satu cara yang dilakukan adalah metode 16/8 di mana puasa dilakukan selama 16 jam dan makan dalam rentang waktu 8 jam.

    Selain itu, ada metode 5:2 yang melibatkan makan teratur selama lima hari dan mengonsumsi kalori minimal dalam dua hari yang tidak berurutan. Selama periode puasa, minuman yang dikonsumsi bisa memengaruhi efektivitas puasa secara signifikan. Jadi, penting untuk memilih minuman sehat selama puasa intermiten.

    Minuman Sehat untuk Diet Intermittent Fasting

    Selain air putih, ada beberapa minuman sehat yang bisa dikonsumsi untuk diet intermittent fasting. Dikutip dari laman Health Shots, berikut di antaranya:

    1. Air Lemon

    Air lemon merupakan minuman sederhana tapi efektif untuk dinikmati selama diet intermittent. Tambahan irisan lemon atau sedikit perasan air lemon ke dalam air bisa meningkatkan rasa dan memberi manfaat vitamin C, sehingga bisa mendukung fungsi kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

    Air lemon juga bisa membantu melancarkan pencernaan dan bertindak sebagai diuretik ringan, menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan membuang racun. Dalam hal penurunan berat badan dalam puasa intermiten, minum air lemon bisa mengurangi nafsu makan dan asupan kalori. Ingat, jangan gunakan gula atau pemanis tambahan

    2. Kopi Hitam

    Kopi hitam mengandung kalori minimal, biasanya kurang dari 5 kalori per cangkir dan bisa mendukung proses diet. Kandungan kafein dalam kopi hitam merangsang sistem saraf dan mengirim sinyal untuk memecah lemak. Hal ini ditunjukan dalam sebuah studi dalam Food Science and Biotechnology.

    Hal ini bisa membantu meningkatkan metabolisme dan oksidasi lemak, yang bisa meningkatkan manfaat puasa. Jangan menambahkan gula, krim, atau susu pada kopi karena bisa meningkatkan asupan kalori.

    3. Teh Hijau

    Seperti kopi hitam, teh hijau juga mengandung kafein, tapi dalam jumlah yang lebih rendah, sehingga bisa memberikan efek stimulan yang lebih ringan. Sebuah studi yang diterbitkan Cochrane Database of Systematic Reviews, teh hijau kaya akan antioksidan yang disebut sebagai katekin.

    Teh hijau kaya akan epigallocatechin gallate (EGCG) yang dikaitkan dengan manfaat puasa intermiten, seperti peningkatan metabolisme, sensitivitas insulin, dan pembakaran lemak. Minum teh hijau secara teratur juga terbukti efektif dalam mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan jantung.

    4. Teh Herbal

    Kebanyakan teh herbal, seperti peppermint, jahe, atau jambang sepatu biasanya tidak mengandung kafein dan terbukti membantu menurunkan berat badan. Teh herbal juga bisa membantu meredakan gangguan pencernaan dan mual, serta meningkatkan relaksasi. Setiap teh herbal memiliki efek yang berbeda pada tubuh, tapi semuanya menyehatkan dan menenangkan.

    5. Air Berkarbonasi

    Air soda yang berkarbonasi tapi tidak mengandung kalori merupakan pilihan lain yang cocok dikonsumsi dalam puasa intermiten. Sebuah studi dalam Digestive Disease and Sciences, air soda bisa meningkatkan rasa kenyang, menekan nafsu makan, mengurangi risiko asupan kalori, serta membantu menurunkan berat badan. Pastikan tidak menambahkan gula atau pemanis buatan.

    Ditinjau oleh: Mhd. Alrdian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

    (elk/kna)