Serpihan Kaca di Menu MBG di Batam, Kok Bisa? Ini Penjelasan SPPG
Editor
KOMPAS.com –
Ditemukan serpihan kaca di menu makan bergizi gratis (MBG) di SMAN 4 Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (23/9/2025).
Peristiwa ini ramai dibicarakan usai fotonya tersebar di media sosial.
“
Ditemukan ada serpihan kaca di nasinya. Waduh makin was-was nih. Coba deh lebih diperhatikan lagi bagi pihak yang terkait. Ini yang makan anak-anak loh,”
tulis salah satu akun media sosial, sembari mengunggah foto nasi MBG.
Kepala SPPG SMAN 4 Batam, Rafael Christian, membenarkan kejadian itu.
Dia menyebut serpihan kaca diduga berasal dari penutup teflon pemasak telur yang pecah di dapur sekolah.
“Diduga itu kaca dari penutup teflon. Saat dibersihkan dan dirakit kembali, ternyata masih ada serpihan kecil yang tertinggal hingga masuk ke nasi lemak,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Rafael mengatakan, insiden ini murni kelalaian dalam pengawasan dapur, bukan unsur kesengajaan. Ia berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh.
“Ke depan kami akan memperketat pengawasan penyajian MBG agar kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya.
Sementara, Ketua Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Batam, Defri Rinaldi, mengatakan, kejadian ini bermula sekitar pukul 01.00 WIB dini hari saat seorang juru masak memperbaiki tutup penggorengan berbahan kaca yang pecah.
“Serpihan saat itu langsung disaring dan dibersihkan. Bahkan juru masak sempat terluka di lengannya. Tapi rupanya masih ada potongan kecil yang terbawa ke makanan,” jelas Defri.
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah dan masyarakat.
“Ini jadi pembelajaran penting bagi kami agar lebih berhati-hati,” katanya kepada saat dihubungi.
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Geger Ada Serpihan Kaca di Nasi MBG SMAN 4 Batam, Ternyata Barang Berbahaya Itu Berasal Dari Sini
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: lemak
-
/data/photo/2025/08/25/68ac3bd99a317.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Serpihan Kaca di Menu MBG di Batam, Kok Bisa? Ini Penjelasan SPPG Regional 27 September 2025
-

Bisakah Seseorang Hidup Tanpa Kantung Empedu? Ini Penjelasannya
Jakarta –
Hidup tanpa kantung empedu mungkin terdengar mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Pengangkatan kantung empedu bisa dilakukan karena infeksi, peradangan (kolesistitis), batu empedu, dan polip kantung empedu.
Setelah diangkat tubuh bisa berfungsi normal, tapi ada sejumlah perubahan yang bisa dirasakan. Apa saja dampak dari diangkatnya kantung empedu?
Apa Fungsi Kantong Empedu?
Kantung empedu adalah organ pencernaan kecil yang terletak di perut, tepat di belakang hati. Organ ini terhubung ke hati melalui saluran yang mengalirkan empedu dari hati melalui saluran hepatik ke dalam kantung empedu, dan ke duodenum.
Kantung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu, zat yang membantu tubuh memecah makanan dan mencerna lemak. Saat makan, kantung empedu melepaskan sebagian empedu ke usus halus, tempat empedu mulai bekerja memecah lemak.
Dampak Tak Ada Kantong Empedu
Tanpa kantong empedu, empedu tidak memiliki tempat untuk berkumpul. Sebaliknya, hati melepaskan empedu langsung ke usus halus. Dikutip dari laman Healthline, hal ini memungkinkan tubuh tetap bisa mencerna sebagian besar makanan.
Akan tetapi, makanan berlemak, berminyak, atau berserat tinggi dalam jumlah besar akan sulit dicerna. Hal ini bisa menyebabkan:
-Gas
-Kembung
-DiareSelain itu, dikutip dari laman Very Well Health, banyak orang yang menjalani operasi pengangkatan kantung empedu (kolesistektomi) mengalami resolusi total gejala kolesistitis, yaitu tidak lagi merasakan:
Nyeri hebat di perut kanan atasNyeri yang menjalar ke punggung atau di bawah tulang belikat kananRasa sakit yang memburuk saat menarik napas dalam atau setelah makanKotoran yang encer dan pucatPerut kembungMual atau muntahPenyakit kuningRisiko Pengangkatan Kantung Empedu
Tingkat keberhasilan operasi pengangkatan kantung empedu relatif tinggi, dengan sebanyak 75% individu mengalami pengurangan gejala secara total dalam beberapa bulan dan 96% mengalami perbaikan gejala dalam waktu satu tahun.
Namun, beberapa data menunjukkan bahwa orang yang telah menjalani pengangkatan kantung empedu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kondisi yang disebut dengan sindrom pasca kolesistektomi.
1. Risiko Sindrom Metabolik dan Penyakit Jantung
Kantung empedu adalah organ yang menerima, menyimpan, dan mendistribusikan cairan pencernaan yang diproduksi hati empedu. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengangkatan kantong empedu dapat menyebabkan perubahan parah pada metabolisme Anda, yang menyebabkan kondisi yang disebut sindrom metabolik
Pada gilirannya, sindrom metabolik (ditandai dengan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan terlalu banyak lemak tubuh di sekitar pinggang) secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
2. Risiko Diabetes Tipe 2
Empedu memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa (pemecahan gula darah) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Organ ini membantu menurunkan gula darah dengan merangsang pelepasan insulin dari pankreas. Tugas utama insulin adalah memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi.
Pengangkatan kantong empedu bisa mengganggu proses ini, sehingga meningkatkan kadar gula darah dan risiko diabetes tipe 2.
Sebuah studi menyimpulkan, kolesistektomi secara independen meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 20% dibandingkan dengan populasi umum. Pada mereka yang mengalami obesitas, risikonya bahkan lebih tinggi, sekitar 45%.
3. Sindrom Pasca Kolesistektomi
Sindrom pasca kolesistektomi (PCS) adalah munculnya gejala perut setelah menjalani pengangkatan kandung empedu. Sindrom ini memengaruhi hingga 40% pasien yang telah menjalani kolesistektomi, baik sesekali maupun terus-menerus. Hingga 10% kasus, PCS merupakan kondisi kronis seumur hidup
Pada pengidap sindrom ini, banyak gejala yang kolesistitis yang bisa muncul kembali, seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, gas, diare, dan nyeri terus menerus.
Penyesuaian pola makan bisa membantu mengelola gejala PCS. Untuk mereka yang mengalami batu empedu, kolesistektomi ulang mungkin diperlukan.
(elk/kna)
-

Dokter Ungkap Batas Aman Makan Kuning Telur Biar Tak ‘Bebani’ Jantung
Jakarta –
Telur adalah satu makanan penuh nutrisi yang bisa diolah menjadi berbagai hidangan. Meski enak, tak sedikit juga orang yang mengkhawatirkan konsumsi kuning telur karena memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi.
Seperti yang diketahui, konsumsi kolesterol terlalu banyak dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, salah satunya pada sistem kardiovaskular. Lantas, apakah ada batasan tertentu untuk konsumsi harian telur?
Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Hasjim H, SpJP mengingatkan asupan kolesterol memang memiliki peranan besar terhadap masalah jantung. Kolesterol jahat adalah salah satu zat pembentuk plak yang dapat menumpuk di dinding arteri dan memicu penyempitan pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
dr Hasjim menyebut konsumsi kuning telur yang disarankan untuk menjaga kadar kolesterol tubuh adalah satu butir. Sedangkan, untuk putih telur bisa menyesuaikan kebutuhan karena tidak mengandung kolesterol, jadi relatif lebih aman.
“Secara statistik, satu telur saja sudah cukup sebenarnya untuk memenuhi kolesterol kita,” kata dr Hasjim, ketika ditemui dalam acara Heart to Heart Gathering di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Kamis (26/9/2025).
Alih-alih terlalu fokus pada jumlah asupan telur, dr Hasjim menuturkan ada banyak makanan lain yang juga meningkatkan kadar kolesterol. Beberapa di antaranya seperti gorengan, makanan bersantan, dan protein hewani.
Daripada terlalu fokus pada satu jenis makanan, sebaiknya pencegahan penyakit jantung harus dilakukan dengan perubahan pola makan sehat secara keseluruhan.
“Nah, kalau dibilang apakah tidak boleh makan telur? Saya sih kurang setuju. Yang salah adalah sudah kebanyakan makan telur, tambah gorengan, tambah gulai. Nah, akhirnya konsumsi lemak itu akan jauh berlebih,” kata dr Hasjim.
Apabila sudah memiliki masalah kolesterol tinggi, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter, kira-kira makanan apa saja yang porsinya lebih diperhatikan. Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan jantung dengan berolahraga dan menghindari rokok.
Kebiasaan mager atau jarang olahraga juga berperan besar dalam meningkatkan risiko penyakit jantung.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Tanda-tanda Seseorang Alami Kolesterol Kambuh”
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna) -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362834/original/070652500_1758875633-116954.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Melihat Kebersihan dan Cara Masak Dapur MBG Cibadak yang Bikin 69 Siswa Keracunan
Dugaan kuat mengarah pada kesalahan pemilihan bahan makanan mentah dan matang yang menyebabkan kontaminasi silang.
Menanggapi hal ini, Reza Amalia, Ahli Gizi SPPG, tidak membantah adanya kendala ruang. Ia menegaskan bahwa praktik tersebut hanya insidental.
“Sejatinya, untuk pemisahan bahan makanan mentah dan matang itu terpisah. Cuma kemarin karena sedang ada pemorsian dan kebetulan bahan akhir buah itu banyak sekali, jadi digeser dulu ke gudang basah, ini sementara,” terang Reza.
“Tapi untuk sehari-hari kita tidak pernah menyatukan bahan mentah dan bahan matang di dalam satu tempat,” tambahnya.
Mencegah insiden serupa, pihaknya memastikan akan memperketat pengawasan.
“Mitigasi yang dilakukan pasti tetap akan dipisahkan. Jadi bagaimanapun, sekecil apapun ruangan yang ada, bahan mentah dan bahan matang tetap harus dipisahkan,” tegasnya.
Untuk menjamin standar operasional, ia juga menyebutkan bahwa semua relawan telah mengantongi sertifikasi penjamah makanan dan mendapat pelatihan sebulan sekali.
Di balik insiden ini, terkuak bahwa dapur SPPG Cibadak adalah ‘dapur raksasa’ yang melayani 4 sekolah dan 1 posyandu, dengan total 3.980 porsi per hari.
Porsi terbesar ke SMKN 1 Cibadak dengan 2.192 porsi (disajikan pukul 11.30 WIB). Sisanya dibagi ke SMPN 3 Cibadak (833 porsi), SDN 1 Karang Tengah (738 porsi), PAUD Quran Adzikru (27 porsi), dan Posyandu (190 porsi). Dengan rentan waktu distribusi mulai pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB.
Dapur dengan luas bangunan 500 meter persegi ini terbagi menjadi empat ruang utama: persiapan, pengolahan, pemorsian, dan pencucian alat (ompreng).
Selain itu, mereka juga menjamin kebutuhan gizi dengan mempertimbangkan makro gizi (kalori, karbohidrat, protein, lemak) dan mikro gizi (natrium, gula, lemak, vitamin, mineral).
-

Manusia Menampakkan Cahaya yang Meredup Saat Meninggal
Jakarta –
Kehidupan benar-benar bersinar, dan manusia akan menampakkan cahaya tersebut yang kemudian meredup saat meninggalkan dunia. Ini bukan dongeng atau adegan film, namun terbukti ilmiah menurut percobaan yang dilakukan oleh para peneliti dari Calgary University dan National Research Council of Canada.
Percobaan yang dilakukan pada tikus dan daun dari dua spesies tanaman berbeda telah mengungkap bukti fisik langsung dari fenomena ‘biofoton’ yang menakjubkan, yang berhenti saat mengalami kematian. Eksperimen ini menunjukkan, semua makhluk hidup, termasuk manusia, benar-benar dapat bersinar dengan sehat, hingga kita tidak lagi sehat atau mati.
Temuan ini mungkin tampak agak tidak lazim. Sulit untuk tidak mengaitkan investigasi ilmiah terhadap emisi elektromagnetik biologis dengan klaim paranormal dan yang telah dibantah tentang aura dan pelepasan muatan di sekitar organisme hidup. Video di bawah ini mungkin bisa menjelaskan gambarannya.
Terlebih lagi, bahkan secara teori, panjang gelombang cahaya tampak yang dipancarkan oleh proses biologis seharusnya sangat redup sehingga mudah tenggelam oleh pancaran gelombang elektromagnetik sekitar yang intens dan panas radiasi yang dihasilkan oleh metabolisme kita, sehingga menjadikannya tantangan untuk melacaknya secara akurat di seluruh tubuh.
Namun, fisikawan Calgary University Vahid Salari dan timnya mengklaim telah mengamati hal tersebut, yakni emisi foton ultralemah (UPE) yang dihasilkan oleh beberapa hewan hidup yang sangat kontras dengan tubuh tak hidup mereka, serta pada beberapa helai daun tanaman.
Ilmu di balik biofoton sendiri merupakan gagasan yang kontroversial. Berbagai proses biologis jelas menghasilkan tampilan cahaya terang dalam bentuk kemiluminesensi. Dan selama beberapa dekade, sputtering spontan gelombang cahaya dengan panjang antara 200 hingga 1.000 nanometer telah terekam dari reaksi yang kurang jelas di antara beragam sel hidup, mulai dari jaringan jantung sapi hingga koloni bakteri.
Salah satu dugaan kuat mengenai sumber radiasi ini adalah efek berbagai spesies oksigen reaktif yang diproduksi sel hidup saat terganggu oleh tekanan seperti panas, racun, patogen, atau kekurangan nutrisi.
Dengan molekul hidrogen peroksida yang cukup, misalnya, bahan seperti lemak dan protein dapat mengalami transformasi yang membuat elektronnya bekerja sangat cepat dan mengeluarkan satu atau dua foton berenergi sesuai saat mereka kembali ke tempatnya.
Memiliki sarana untuk memantau stres jaringan individual dari jarak jauh pada seluruh pasien manusia atau hewan, atau bahkan di antara tanaman atau sampel bakteri, dapat memberi teknisi dan spesialis medis alat penelitian atau diagnostik yang kuat dan non-invasif.
Untuk menentukan apakah proses tersebut dapat diskalakan dari jaringan yang terisolasi ke seluruh subjek yang hidup, para peneliti menggunakan perangkat penggandeng muatan pengganda elektron dan kamera perangkat penggandeng muatan untuk membandingkan emisi paling redup dari seluruh tikus, pertama hidup, lalu mati.
Empat ekor tikus yang diimobilisasi ditempatkan satu per satu di dalam kotak gelap dan difoto selama satu jam, sebelum dieutanasia dan difoto selama satu jam lagi. Mereka dihangatkan hingga mencapai suhu tubuh bahkan setelah mati, agar suhu tubuh tetap stabil.
Para peneliti menemukan bahwa mereka dapat menangkap foton-foton individual dalam pita cahaya tampak yang muncul dari sel-sel tikus sebelum dan sesudah kematian. Perbedaan jumlah foton ini terlihat jelas, dengan penurunan UPE yang signifikan pada periode pengukuran setelah tikus dieutanasia.
Sebuah proses yang dilakukan pada daun selada air thale (Arabidopsis thaliana) dan pohon payung kerdil (Heptapleurum arboricola) menunjukkan hasil yang serupa. Pemberian tekanan fisik dan agen kimia pada tanaman memberikan bukti kuat bahwa spesies oksigen reaktif mungkin merupakan penyebab cahaya redup tersebut.
“Hasil kami menunjukkan bahwa bagian yang terluka pada semua daun secara signifikan lebih terang daripada bagian daun yang tidak terluka selama 16 jam pengambilan gambar,” lapor para peneliti.
Percobaan ini mendorong spekulasi bahwa cahaya redup yang dihasilkan oleh sel-sel yang tertekan mungkin suatu hari dapat memberi tahu kita apakah kita dalam kondisi kesehatan yang cemerlang.
(rns/rns)
-

Bahayakah Makan Ayam Setiap Hari? Ini Penjelasan Pakar
JAKARTA – Ayam merupakan salah satu makanan yang disukai dan menjadi andalan asupan sehari-hari banyak orang. Daging ayam juga selalu menjadi pilihan untuk orang yang sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan.
Dikutip dari Eating Well, pada Kamis, 25 September 2025, daging ayam kaya akan nutrisi penting, seperti selenium, fosfor, vitamin B3 hingga protein yang mengandung sembilan jenis asam amino yang penting untuk kesehatan tubuh.
“Memilih makan ayam daripada protein yang kurang sehat seperti steak dan daging olahan dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit jantung dan stroke di kemudian hari,” kata ahli gizi Jessica Cording.
Meski menyehatkan, konsumsi ayam secara rutin setiap hari kini menjadi pertanyaan, apakah baik atau tidak. Mengenai hal tersebut, Cording mengatakan bahwa pada dasarnya makan ayam setiap hari bukan pilihan yang tergolong tidak sehat.
Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Detail seperti jenis ayam dan cara memasaknya sangat mempengaruhi sehat atau tidaknya makan ayam setiap hari.
Tak hanya itu, penting juga untuk mengingat bahwa pola makan yang bervariasi harus tetap diterapkan dalam menu makan sehari-hari. Mengonsumsi ayam tanpa memperhatikan hal-hal lain bisa berujung kekurangan nutrisi untuk tubuh.
“Saya selalu menganjurkan untuk mencampur makanan. Jika kita hanya mengonsumsi beberapa makanan, kita mungkin kehilangan nutrisi tertentu yang dibutuhkan,” tambahnya.
Perlu diperhatikan juga bahwa konsumsi ayam setiap hari terdapat beberapa risiko yang mungkin saja terjadi. Mulai dari kenaikan berat badan, risiko keracunan dari ayam yang terkontaminasi dengan bakteri seperti Salmonella, hingga lemak jenuh dan kolesterol yang meningkat.
-

Tubuh Cepat Lemes? Ketahui Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar
YOGYAKARTA – Tubuh cepat lemes sering jadi sinyal bahwa asupan nutrisi tidak tercukupi, terutama protein. Padahal, ada banyak cara penuhi protein harian yang bisa dilakukan tanpa ribet.
Ironisnya, banyak masyarakat Indonesia hanya fokus pada karbohidrat, padahal protein berperan penting membangun otot, memperbaiki jaringan, hingga menjaga metabolisme.
Nah, dengan memenuhi kebutuhan protein secara tepat, tubuh akan lebih bertenaga dan terhindar dari rasa lemas berlebihan.
6 Cara Penuhi Protein Harian dengan Benar
Dilansir dari laman Healthline, terdapat rutinitas yang membantu Anda mencukupi protein harian, berikut ini beberapa di antaranya:
Makan Protein Duluan
Saat makan, usahakan makan sumber protein lebih dulu, baru kemudian karbohidrat. Mengapa demikian? Perlu Anda ketahui, protein bisa meningkatkan hormon PYY yang membuat perut terasa kenyang dan menurunkan kadar hormon ghrelin (hormon lapar).
Selain itu, makan protein lebih dulu juga membantu menjaga gula darah dan insulin tetap stabil.
Dalam sebuah penelitian tahun 2015 pada penderita diabetes tipe 2, kadar gula darah dan insulin meningkat lebih rendah ketika mereka makan protein dan sayuran lebih dulu sebelum makanan tinggi karbohidrat, dibandingkan jika urutannya dibalik.
Camilan Keju
Banyak camilan populer seperti keripik atau biskuit rendah protein. Sebagai contoh, 1 cangkir (30 g) tortilla chips mengandung 142 kalori tapi hanya 2,1 g protein. Sebaliknya, camilan tinggi protein bisa membantu menambah asupan harian.
Sebagai pembanding, satu potong kecil (28 g) keju cheddar mengandung 7 g protein, lebih rendah kalori, dan jauh lebih kaya kalsium. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan keju bisa bermanfaat untuk kesehatan jantung.
Anda bisa menikmati keju dengan biskuit gandum utuh, tomat, atau irisan apel agar lebih sehat dan mengenyangkan.
Ganti Sereal dengan Telur
Banyak menu sarapan seperti roti, bagel, atau sereal mengandung protein rendah. Oatmeal memang lebih baik daripada sereal biasa, tapi 1 cangkir (240 g) hanya memberi 5 g protein.
Sebaliknya, 3 butir telur besar bisa memberikan 19 g protein plus nutrisi penting seperti selenium dan kolin.
Penelitian tahun 2017 menemukan bahwa sarapan dengan telur bisa membuat kenyang lebih lama dibanding oatmeal, sehingga membantu mengurangi asupan kalori di jam berikutnya.
Tambahkan Almond
Almond kaya magnesium, serat, dan lemak sehat, tapi rendah karbohidrat. Dalam 28 g almond terdapat sekitar 6 g protein, jumlah ini lebih tinggi dibanding kebanyakan kacang lainnya.
Menariknya, tubuh hanya menyerap sekitar 78,5% energi dari almond. Jadi meski di label tercatat 170 kalori, yang benar-benar diserap tubuh hanya sekitar 133 kalori.
Untuk tambahan protein, coba taburkan almond cacah di atas yogurt, salad, oatmeal, atau cottage cheese.
Pilih Greek Yogurt
Greek yogurt adalah makanan tinggi protein yang dibuat dengan mengurangi cairan whey, sehingga lebih kental dan creamy. Dalam 100 g Greek yogurt terdapat sekitar 10 g protein, atau dua kali lipat yogurt biasa.
Selain bikin kenyang lebih lama dengan meningkatkan hormon PYY dan GLP-1, Greek yogurt juga mengandung CLA yang bisa membantu pembakaran lemak. Meskipun rasanya agak asam segar, namun enak dimakan dengan buah beri atau bisa juga dijadikan pengganti sour cream untuk saus dan dressing.
Sertakan Protein di Setiap Makan
Pastikan setiap kali makan ada makanan tinggi protein. Para ahli menyarankan konsumsi sekitar 30–40 g protein per kali makan, karena jumlah ini bisa membantu kenyang lebih lama dan menjaga massa otot.
Baca juga artikel di VOI soal kesehatan: Kemampuan Otot untuk Menahan Beban dalam Waktu Lama agar Tubuh Tetap Kuat!
Contoh makanan tinggi protein yang bisa dipilih:
Daging sapi atau kambingIkanAyamTelurKacang-kacanganProduk kedelai seperti tahu dan tempe
Jadi, apakah asupan protein harian Anda sudah tercukupi? Selain pembahasan mengenai cara penuhi protein harian, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami!
-

Pria 65 Tahun Punya Tumor Sebesar Kepala, Sempat Percaya Bisa Sembuh Sendiri
Jakarta –
Seorang pria 65 tahun di Kota Kirov, Rusia, memiliki tumor raksasa yang sama besar dengan kepalanya. Tumor itu terletak di bagian belakang lehernya.
Menurut pengakuan pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu, ia percaya bahwa tumor tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Tetapi, tumor itu malah semakin membesar dan membebani pangkal lehernya selama 16 tahun.
Selama ini, pria tersebut hanya bergantung dengan pengobatan rumahan untuk mengatasi tumor raksasanya. Bahkan, ia terus mencoba menggunakan salep sederhana untuk mengobatinya, tetapi hasilnya nihil.
Diketahui, tumor pada pria Rusia itu disebut jauh lebih berbahaya daripada tumor lainnya. Itu karena lokasinya di dekat kumpulan pembuluh darah dan saraf utama, yakni pleksus servikal yang terhubung dengan sumsum tulang belakang.
Menjalani Pemeriksaan di RS
Kepala departemen bedah di Rumah Sakit Klinik Regional Kirov, Igor Popyin, menjelaskan biasanya tumor seperti yang dialami pasien ini tumbuh dengan lambat dan terasa menyakitkan. Sehingga banyak pasien yang menunda berobat ke dokter spesialis dan berharap bisa sembuh sendiri.
Setelah 16 tahun menolak untuk dibawa ke rumah sakit, pasien akhirnya bisa diperiksa langsung oleh dokter. Hasilnya, tumor tersebut diidentifikasi sebagai lipoma jinak, yakni benjolan lemak yang biasanya tumbuh di antara kulit dan lapisan otot.
Lipoma biasanya tetap lembek dan tumbuh sekitar 2,5 hingga 5 cm. Tetapi, itu dapat terus tumbuh.
“Jika lipoma tumbuh, salep atau obat tradisional tidak akan membantu. Satu-satunya pengobatan yang efektif adalah operasi pengangkatan,” beber Popyin, dikutip dari NYPost.
Sebelum operasi, dokter memastikan bahwa prosedur itu dilakukan secara presisi yang hampir sempurna. Dokter menggambar garis untuk memperkirakan posisi leher normal dari pasien.
Selama prosedur, pasien harus berbaring miring. Sebab, ia tidak berbaring telentang karena benjolan tumor yang sangat besar itu.
Halaman 2 dari 2
(sao/kna)
-

Jangan Anggap Sepele, Kebiasaan Duduk yang Bisa Bahayakan Jantung-Picu Kematian Dini
Jakarta –
Di era modern seperti ini, sedentary lifestyle atau gaya hidup kurang gerak semakin umum. Terlebih di kalangan pekerja kantoran yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya duduk di depan layar.
Padahal, kebiasaan duduk dalam waktu yang lama ini, khususnya lebih dari enam jam per hari dapat membawa dampak serius pada kesehatan, terutama jantung.
Dikutip dari Times of India, American Cancer Society menemukan orang yang duduk selama enam jam atau lebih setiap hari lebih berisiko mengalami kematian dini hingga 19 persen lebih tinggi, daripada mereka yang membatasi waktu duduk kurang dari tiga jam.
Duduk terlalu lama dapat memengaruhi berat badan dan postur tubuh, meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan penurunan kesehatan mental.
Risiko Duduk Lebih dari 6 Jam Per Hari
Mereka yang memiliki kebiasaan ini, efek pertama yang bisa terjadi adalah melambatnya metabolisme. Kalori yang dibakar oleh tubuh menjadi kurang efisien, gula bertahan lebih lama di dalam darah, dan lemak juga akan mengendap di tubuh.
Duduk berjam-jam akan mengurangi aliran darah, mendorong pembentukan gumpalan darah, meningkatnya kadar kolesterol, yang semuanya berdampak pada penyakit jantung.
Lalu, otot-otot di bagian bahwa akan melemah, sehingga mudah menjadi kaku dan membuat postur tubuh lebih buruk. Tak ayal orang yang lebih sering duduk dalam waktu lama akan rentan mengalami nyeri punggung dan leher.
Perilaku ini juga dikaitkan pada tingkat kecemasan perubahan suasana hati, dan kelelahan yang lebih tinggi.
Beberapa bukti dari studi juga menunjukkan duduk terlalu lama berkaitan dengan risiko kanker usus besar dan endometrium yang lebih tinggi.
Bagaimana Cara Pencegahannya?
Bagi banyak orang, kondisi tersebut mungkin tidak bisa terelakkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar risiko-risiko kesehatan di atas bisa ditekan.
Caranya adalah dengan memecah periode diam yang panjang dengan gerakan sederhana, seperti berdiri setiap 30 hingga 60 menit untuk menyegarkan sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan otot.
Memilih untuk menggunakan tangga, alih-alih lift juga bisa berdampak pada tubuh untuk mendapatkan ‘gerakan’.
Halaman 2 dari 2
(dpy/naf)
