Produk: lemak

  • Batasi Selagi Bisa, 5 Makanan Ini Bisa Merusak Ginjal

    Batasi Selagi Bisa, 5 Makanan Ini Bisa Merusak Ginjal

    Jakarta

    Diabetes masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kadar gula darah, tetapi juga meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk kerusakan ginjal atau penyakit ginjal kronis (CKD). Data International Diabetes Federation (IDF) 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 19,46 juta orang di Indonesia hidup dengan diabetes, dan sebagian besar di antaranya berisiko mengalami komplikasi ginjal bila pola hidup sehat tidak diperbaiki.

    Ginjal berfungsi menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah. Namun, gula darah tinggi yang berlangsung lama dapat merusak pembuluh darah kecil dalam ginjal sehingga fungsi penyaringan melemah. Bila tidak dicegah, kondisi ini bisa berkembang menjadi gagal ginjal. Karena itu, pengidap diabetes perlu memberi perhatian khusus pada pola makan sehari-hari. Beberapa jenis makanan terbukti mempercepat kerusakan ginjal, sementara yang lain justru membantu melindungi fungsi ginjal agar tetap optimal.

    1. Makanan Tinggi Garam

    Asupan garam berlebih dari mie instan, keripik, makanan cepat saji, atau makanan olahan dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor yang mempercepat kerusakan ginjal pada penderita diabetes.

    Penelitian dalam International Urology and Nephrology tahun 2022 menunjukkan bahwa pembatasan natrium hingga kurang dari 2 gram per hari membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi retensi cairan pada pasien CKD.

    2. Buah Tinggi Kalium

    Kalium memang bermanfaat bagi tubuh, tetapi pada penderita diabetes dengan fungsi ginjal terganggu, kadar kalium yang berlebihan dapat berbahaya buat jantung. Buah seperti pisang, alpukat, jeruk, pepaya, dan melon sebaiknya dikurangi.

    Journal of Renal Nutrition tahun 2020 menegaskan bahwa pembatasan kalium secara bertahap diperlukan untuk mencegah hiperkalemia pada pasien CKD lanjut. Sebagai alternatif, pilihlah buah yang rendah kalium seperti apel, anggur, nanas, atau pir yang lebih aman dikonsumsi.

    3. Produk Susu Tinggi Fosfor

    Produk susu full cream, keju, cokelat, hingga kacang-kacangan memiliki kandungan fosfor cukup tinggi. Penderita diabetes yang menderita gangguan ginjal, asupan fosfor berlebih dapat menyebabkan ketidakseimbangan kalsium dan memperburuk kesehatan tulang. Fosfor juga memberikan beban tambahan pada ginjal yang sudah bekerja lebih berat.

    4. Daging Olahan dan Gorengan

    Sosis, nugget, bacon, dan daging olahan lain biasanya tinggi garam, lemak jenuh, serta bahan pengawet. Jika ditambah dengan proses menggoreng, kandungan lemak trans meningkat. Konsumsi rutin makanan jenis ini terbukti mempercepat kerusakan pembuluh darah, meningkatkan kolesterol, dan memperberat fungsi ginjal.

    5. Minuman Manis dan Bersoda

    Minuman kemasan, soda, boba, hingga teh manis kemasan mengandung gula tambahan yang tinggi. Bagi penderita diabetes, konsumsi gula berlebih akan memperburuk kontrol gula darah. Selain itu, asupan kalori tinggi dari minuman manis meningkatkan risiko obesitas yang menjadi beban tambahan bagi ginjal.

    Pilihan Makanan yang Lebih Aman

    Selain menghindari makanan berisiko, ada pula pilihan makanan yang mendukung kesehatan ginjal. Ikan berlemak seperti salmon, tuna, dan sarden kaya akan omega-3 yang bermanfaat menurunkan peradangan. Penelitian dalam Jurnal Plos One tahun 2020 menyebutkan bahwa suplementasi omega-3 dapat membantu mengurangi proteinuria pada pasien diabetes.

    Sayuran rendah kalium seperti kubis, kembang kol, paprika merah, dan timun juga lebih aman untuk penderita diabetes dengan risiko gangguan ginjal. Buah rendah kalium seperti apel, anggur, dan nanas dapat menjadi pilihan sehat untuk konsumsi harian.

    Kesimpulan

    Ginjal tetap bisa dijaga kesehatannya meski pada pengidap diabetes, asalkan pola makan diperhatikan. Pembatasan garam, kalium, fosfor, serta menghindari daging olahan dan minuman manis merupakan langkah penting. Sebaliknya, memilih ikan kaya omega-3, sayuran rendah kalium, dan buah segar yang tepat membantu memperlambat kerusakan ginjal.

    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengaturan diet berperan besar dalam menjaga fungsi ginjal pada penderita diabetes. Dengan pola makan sehat, pengendalian gula darah, serta pemeriksaan rutin, komplikasi dapat dicegah sehingga kualitas hidup tetap terjaga.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Terungkap! Ini yang Terjadi pada Otak Hanya dalam 4 Hari Setelah Konsumsi Junk Food

    Terungkap! Ini yang Terjadi pada Otak Hanya dalam 4 Hari Setelah Konsumsi Junk Food

    Jakarta

    Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of North Carolina (UNC) School of Medicine mengungkap bagaimana konsumsi junk food atau makanan cepat saji dapat mengubah pusat memori di otak dan meningkatkan risiko gangguan fungsi kognitif. Temuan ini membuka peluang baru untuk melakukan pencegahan terhadap hilangnya memori jangka panjang yang berkaitan dengan obesitas.

    Dikutip dari laman Medical Xpress, para peneliti menemukan bahwa sekelompok sel otak khusus di area hipokampus yang disebut interneuron CCK menjadi terlalu aktif setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak. Kondisi ini terjadi akibat terganggunya kemampuan otak dalam menerima glukosa sebagai sumber energi utama.

    Aktivitas berlebihan tersebut mengganggu proses pengolahan memori di hipokampus, bahkan hanya setelah beberapa hari mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Jenis makanan ini serupa dengan makanan cepat saji yang kaya lemak jenuh seperti burger keju dan kentang goreng. Penelitian juga mengungkap bahwa protein PKM2, yang berfungsi mengatur cara sel otak memanfaatkan energi, memiliki peran penting dalam terjadinya gangguan ini.

    “Kami tahu bahwa pola makan dan metabolisme dapat memengaruhi kesehatan otak, tetapi kami tidak menyangka akan menemukan kelompok sel otak yang spesifik dan rentan, yaitu interneuron CCK di hipokampus, yang secara langsung terganggu oleh paparan pola makan tinggi lemak jangka pendek,” ujar Juan Song, Ph.D, peneliti utama yang merupakan anggota UNC Neuroscience Center.

    Menurut Song, hal yang paling mengejutkan bagi tim peneliti adalah seberapa cepat sel-sel otak tersebut mengubah aktivitasnya sebagai respons terhadap berkurangnya pasokan glukosa, serta bagaimana perubahan kecil ini saja sudah cukup untuk mengganggu daya ingat.

    Dalam penelitian, tikus percobaan diberi pola makan tinggi lemak yang menyerupai konsumsi makanan cepat saji. Hanya dalam waktu empat hari, aktivitas interneuron CCK di pusat memori otak meningkat secara abnormal. Hasil ini menunjukkan bahwa makanan tinggi lemak dapat memengaruhi fungsi otak hampir seketika, bahkan sebelum terjadi kenaikan berat badan atau munculnya diabetes.

    Hasil penelitian juga menyoroti betapa sensitifnya sirkuit memori otak terhadap pola makan dan menegaskan pentingnya nutrisi dalam menjaga kesehatan otak. Pola makan tinggi lemak yang kaya akan lemak jenuh berpotensi meningkatkan risiko neurodegeneratif, seperti demensia dan Alzheimer.

    “Penelitian ini menyoroti bagaimana apa yang kita makan dapat dengan cepat memengaruhi kesehatan otak dan bagaimana intervensi dini, baik melalui puasa maupun obat-obatan, dapat melindungi memori dan menurunkan risiko masalah kognitif jangka panjang yang terkait dengan obesitas dan gangguan metabolisme,” kata Song.

    Menurutnya, dalam jangka panjang strategi semacam ini bisa membantu mengurangi peningkatan beban kasus demensia dan Alzheimer yang berkaitan dengan gangguan metabolik. Sekaligus, menawarkan perawatan yang lebih holistik dengan memperhatikan kesehatan tubuh dan otak secara bersamaan.

    Penelitian ini sedang berlangsung untuk lebih memahami bagaimana neuron-neuron sensitif glukosa ini mengganggu ritme otak yang mendukung daya ingat. Para peneliti berencana menguji terapi-terapi tertarget ini bisa diterapkan pada manusia dan bagaimana pola tinggi lemak bisa menjadi faktor penyebab Alzheimer.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/suc)

  • Studi Beberkan Rahasia Umur Panjang Nenek Usia 117 Tahun, Ternyata Simpel Banget!

    Studi Beberkan Rahasia Umur Panjang Nenek Usia 117 Tahun, Ternyata Simpel Banget!

    Jakarta

    Pada usia 117 tahun, seorang nenek bernama Maria Branyas dinyatakan sebagai orang tertua yang masih hidup di dunia. Menurut para peneliti, umur panjangnya bukan semata-mata karena keberuntungan.

    Dikutip dari New York Post, dalam pernyataannya kepada Guinness World Records, Branyas mengaitkan usia panjangnya dengan gaya hidup yang teratur, tenang, menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman, dekat dengan alam, memiliki emosi yang stabil, tidak banyak khawatir, tidak menyesali masa lalu, selalu berpikir positif, serta menjauh dari orang-orang ‘toxic’.

    Wanita ini lahir di San Francisco, California, lalu pindah ke Spanyol bersama keluarganya dan menetap di sana hingga akhir hayat. Sebelum meninggal pada 19 Agustus 2024, para ilmuwan dari Josep Carreras Institute, Barcelona, Spanyol, sempat meneliti sampel gen Branyas untuk mengetahui faktor yang mendukung umur panjangnya.

    Tim peneliti menggunakan metode non-invasif untuk mengambil sampel dari tiga jenis jaringan tubuh. Mereka kemudian menganalisis genom, epigenom, transkriptom, proteom, dan metabolom Branyas.

    Meski hasil analisis menunjukkan adanya tanda-tanda penuaan, ditemukan pula bahwa Branyas memiliki karakteristik genetik yang terkait dengan neuroproteksi dan kardioproteksi, serta tingkat peradangan yang rendah, yang diyakini berperan dalam menjaga kesehatannya hingga usia lebih dari satu abad.

    “Branyas memiliki genom luar biasa yang diperkaya dengan varian gen yang berkaitan dengan peningkatan umur pada spesies lain (seperti anjing, cacing, dan lalat) dan gen yang memberikan perlindungan kardiolipidik dan retensi kognisi,” ujar kepala kelompok Epigenetika Kanker di Institut Penelitian Leukimia Josep Carreras, Dr Manel Esteller kepada Fox News Digital.

    “Pada saat yang sama, ia tidak memiliki varian gen yang terkait dengan risiko patologi seperti kanker, Alzheimer, dan gangguan metabolisme,” tuturnya.

    Selain itu, Branyas juga diketahui memiliki jumlah besar bakteri menguntungkan Bifidobacterium dalam mikrobiomanya. Menurut para peneliti, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kebiasaannya sering mengonsumsi yoghurt.

    Bakteri Bifidobacterium berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh, antara lain dengan meningkatkan sistem kekebalan, menyeimbangkan peradangan, mengatur metabolisme, serta membantu mencerna karbohidrat dan serat tertentu.

    “Kami menjelaskan kepadanya bahwa konsumsi yoghurt dan komposisi bakteri di ususnya mungkin berkaitan dengan umur panjangnya,” kata Esteller.

    “Selain itu, profil lipidnya luar biasa – kolesterol sangat rendah, LDL (lemak jahat) rendah, dan HDL (lemak baik) tinggi,” lanjutnya. “Ini berkaitan dengan pola makannya yang hemat dan gen yang dengan cepat memetabolisme molekul-molekul berbahaya tersebut.”

    Dia diketahui juga tidak pernah merokok atau minum alkohol. Menurut peneliti, usia biologisnya lebih muda dibandingkan usia kronologisnya.

    Esteller menggambarkan Branyas sebagai sosok yang luar biasa, dengan senyum yang mampu mencerahkan ruangan, serta optimisme yang sangat dibutuhkan banyak orang. Dia juga orang yang antusias dalam membantu sesama.
    Dalam catatan Guinness, Branyas tidak memiliki masalah kesehatan serius, selain gangguan pendengaran dan sedikit keterbatasan mobilitas. Meski begitu, pikirannya tetap sangat jernih hingga usia lanjut.

    Tim peneliti menyimpulkan pola makan yang sehat, jaringan sosial yang aktif dan beragam, serta ketiadaan kebiasaan buruk kemungkinan besar berperan dalam umur panjang Branyas. Namun, mereka menekankan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan hubungan antara karakteristik biologis dan kebiasaan hidup tertentu.

    “Saya pikir umur panjang juga soal keberuntungan. Keberuntungan dan genetika yang baik,” kata Branyas kepada Guinness.

    6 Faktor Umur Panjang Branyas menurut Penelitian

    Dalam studi ini, para peneliti mengidentifikasi faktor-faktor yang kemungkinan besar mendukung penuaan yang sehat dan memperpanjang umur Branyas.

    Genom yang protektif dan tangguh, dengan varian gen terkait umur panjang, serta mampu menangkal penyakit seriusMetabolisme yang efisien dalam menyingkirkan lemak dan gula berbahayaTingkat peradangan yang rendahSistem kekebalan tubuh yang efektif dalam melawan mikroorganisme, tanpa menyerang sel tubuh sendiriMikrobioma yang bermanfaat, yang menjadi ciri khas individu yang jauh lebih muda, dengan beberapa untaian bakteri anti-inflamasi.Usia biologisnya sekitar 23 tahun lebih muda dari usia kronologisnya.

    Studi ini juga menunjukkan, perubahan pola makan tidak hanya membantu menghindari obesitas dan penyakit terkait lainnya, tapi juga memperpanjang umur dengan meningkatkan kesehatan usus.

    “Penemuan gen-gen yang berkaitan dengan karakteristik supercentenarian bisa menjadi target baru untuk pengembangan obat-obatan, membuka peluang bagi terciptanya obat yang lebih ‘cerdas’ guna memperpanjang usia sehat,” kata Esteller.

    Para peneliti mencatat, penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, termasuk fakta bahwa penuaan adalah proses yang sangat individual, yang dibentuk oleh banyak faktor genetik dan lingkungan.

    “Menarik kesimpulan yang berlaku secara luas dari satu subjek saja harus dilakukan dengan hati-hati,” tulis peneliti.

    “Keterbatasan terakhir dari penelitian kami adalah kami belum mempelajari efek olahraga atau penyesuaian metabolisme, atau menilai efek obat yang menargetkan beberapa fitur yang diamati untuk mengeksplorasi potensi efek anti-penuaan,” tambah para peneliti.

    Halaman 2 dari 4

    (elk/suc)

  • 4 Makanan yang ‘Bersihkan’ Pembuluh Darah, Bisa Cegah Stroke-Jantung

    4 Makanan yang ‘Bersihkan’ Pembuluh Darah, Bisa Cegah Stroke-Jantung

    Jakarta

    Gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan kurang gerak cenderung meningkatkan risiko munculnya penyakit kardiovaskular. Endapan plak dapat mengeras seiring waktu, mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis, yang meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.

    Meski begitu, kondisi ini masih dapat dikendalikan dengan pola hidup dan makan yang lebih sehat. Hal ini dapat memberikan perlindungan besar pada arteri, hingga mencegah kerusakan sejak dini.

    Dikutip dari Times of India, berikut empat makanan yang bisa membantu ‘membersihkan’ arteri atau pembuluh darah.

    1. Oat

    Oat kaya akan beta-glukan, sejenis serat larut yang dikenal karena kemampuannya dalam menurunkan kolesterol jahat (LDL). Eksperimen yang diuraikan ini menemukan bahwa rata-rata, mengonsumsi oat dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol total dan LDL masing-masing sebesar 5-7 persen.

    Beta-glukan mengurangi pembentukan plak arteri seiring waktu. Dengan mengonsumsi oat secara teratur, dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar gula darah, yang keduanya secara tidak langsung membantu sistem kardiovaskular.

    Para ahli nutrisi sangat menyarankan untuk menggunakan oat utuh atau oat potongan, daripada oat instan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    2. Moringa atau Daun Kelor

    Moringa atau lebih dikenal dengan daun kelor mengandung antioksidan, vitamin, dan senyawa bioaktif yang meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. Quercetin, yang termasuk antioksidan kuat membantu menurunkan peradangan dan tekanan darah dengan fleksibilitas pembuluh darah.

    Daun kelor mengontrol kolesterol dalam tubuh dengan peningkatan kadar kolesterol baik atau HDL. Daun ini bisa dikonsumsi setiap pagi dalam bentuk bubuk teh atau sebagai sayuran.

    Konsumsi harian dapat membantu membersihkan arteri dengan menghambat stres oksidatif dan menstabilkan kolesterol secara alami.

    3. Kacang Kenari

    Kacang kenari merupakan salah satu sumber nabati yang kaya dengan asam alfa-linolenat, salah satu asam lemak Omega-3. Mengonsumsi beberapa kacang kenari setiap hari terbukti dapat menurunkan LDL, tekanan darah, dan mengurangi peradangan.

    Kacang ini bahkan dikenal dapat menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi. Sebab, makanan satu ini kaya akan kalori, jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat.

    4. Daun Kari

    Daun kari ternyata menyimpan nutrisi yang baik untuk kesehatan jantung. Kaya akan antioksidan dan serat, daun ini mengurangi oksidasi kolesterol dan melancarkan aliran darah.

    Daun ini mengandung kaempferol, yang dapat mengurangi peradangan, menghilangkan timbunan plak, dan menurunkan kolesterol LDL. Selain itu, daun kari juga mampu menstabilkan kadar gula darah, yang secara tidak langsung berpengaruh pada kesehatan kardiovaskular.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Sehabis Olahraga Sebaiknya Makan Apa Ya? Ini Kata Ahli Gizi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Jalan Kaki Pagi Vs Sore, Mana yang Paling Efektif Bakar Kalori-Sehatkan Jantung?

    Jalan Kaki Pagi Vs Sore, Mana yang Paling Efektif Bakar Kalori-Sehatkan Jantung?

    Jakarta

    Jalan kaki menjadi aktivitas sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Meski terkesan sepele, kebiasaan ini terbukti membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Berjalan kaki secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit kronis, mulai dari penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, hingga gangguan fungsi kognitif. Bahkan, diyakini sebagai resep panjang umur.

    Dikutip dari Very Well Mind Health, manfaat jalan kaki tidak selalu sama di setiap waktu. Jalan kaki di pagi, siang, sore, masing-masing memiliki kelebihan tersendiri sesuai dengan tujuan kesehatan yang ingin dicapai.

    Mana waktu terbaik untuk bakar lemak dan menyehatkan jantung? Berikut catatannya.

    Manfaat Jalan Kaki Pagi Hari

    Membakar lemak

    Olahraga sebelum sarapan mendorong tubuh menggunakan cadangan lemak sebagai energi, sehingga pembakaran lemak berlangsung lebih optimal. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang berjuang menurunkan berat badan atau pasien yang tengah berjuang dengan obesitas.

    Melancarkan aliran darah ke otak

    Bagi lansia dengan berat badan berlebih, berjalan kaki di pagi hari membantu mengurangi dampak buruk kebiasaan duduk terlalu lama, terutama pada fungsi aliran darah ke otak.

    Meningkatkan energi

    Jalan kaki di pagi hari bisa memicu peningkatan hormon kortisol yang berperan dalam kewaspadaan, membuat tubuh terasa lebih segar dan siap memulai aktivitas.

    Tidur lebih nyenyak di malam hari

    Paparan cahaya matahari pagi membantu mengatur pelepasan hormon melatonin yang berpengaruh pada siklus tidur. Hasilnya, kualitas tidur di malam hari bisa lebih baik.

    Jalan Kaki Siang atau Sore

    Jika pagi hari terasa sulit, berjalan kaki setelah makan siang atau menjelang sore juga tidak kalah bermanfaat.

    Mengurangi waktu duduk

    Jalan kaki di sela aktivitas membantu memecah waktu duduk yang panjang. Hal ini berpengaruh positif bagi kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.

    Menyeimbangkan gula darah

    Beberapa penelitian menunjukkan, berjalan kaki segera setelah makan dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi risiko peradangan ringan.

    Meningkatkan suasana hati

    Jalan kaki di ruang terbuka hijau, seperti taman atau area dengan pepohonan, terbukti mampu menurunkan rasa cemas, lelah, hingga depresi. Sebaliknya, berjalan di area perkotaan pada siang hari tidak memberikan efek mental yang sama besar.

    Jalan Kaki Sore

    Setelah seharian beraktivitas, sore hari bisa menjadi momen tepat untuk berjalan santai.

    Mengurangi stres

    Jalan kaki sore hari efektif meredakan ketegangan dan membantu tubuh lebih rileks setelah beraktivitas.

    Meningkatkan suasana hati, terutama di perkotaan

    Studi menunjukkan, penduduk kota yang meluangkan waktu untuk jalan kaki di sore hari cenderung memiliki suasana hati yang lebih baik.

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Lari Lebih Efektif Bakar Lemak Dibanding Jalan Kaki”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Transformasi Wanita Berhasil Turunkan BB 7 Kg dalam  21 Hari, Begini Rahasianya

    Transformasi Wanita Berhasil Turunkan BB 7 Kg dalam 21 Hari, Begini Rahasianya

    Jakarta

    Seorang wanita bernama Anjali Sachan di India membagikan transformasi tubuhnya yang berhasil menurunkan berat badan hingga 7 kilogram dalam 21 hari. Selain itu, ia juga mengecilkan lingkar pinggang sebanyak 3 inci dan mengatasi masalah inflamasi yang sebelumnya mengganggu kesehariannya.

    Dalam unggahannya di akun Instagram, Anjali menceritakan perubahan pola makan dan gaya hidup sederhana yang dijalaninya.

    Ia menekankan kunci penurunan berat badan cepat bukan hanya diet ketat, melainkan juga menerapkan pola hidup sehat.

    “Inilah cara saya menurunkan 7 kg dalam 21 hari,” katanya, dikutip dari Hindu Times.

    Beberapa langkah yang ia jalani setiap hari antara lain:

    Mengonsumsi makanan seimbang berbasis bahan utuh kaya nutrisi untuk mengurangi peradangan.

    Berjalan 10 ribu langkah setiap hari dengan tambahan beban pinggang agar hasil lebih optimal.Menerapkan OMAD (One Meal a Day) dua kali seminggu, pola puasa intermiten untuk memicu pembakaran lemak.Mengutamakan protein tanpa lemak dan bahan anti-inflamasi pada menu makanannya.Mengonsumsi MCT oil atau suplemen makanan yang terbuat dari jenis lemak khusus di pagi hari untuk mendukung pembakaran lemak dan menjaga energi tetap stabil.

    Menurut Anjali, hasil diet yang ia jalani terasa nyata pada tubuhnya. Ia mengaku tidak lagi mengalami perut kembung, sehingga sistem pencernaannya terasa lebih ringan dan nyaman. Selain itu, keinginan untuk ngemil juga hilang, membuatnya lebih mudah menjaga pola makan tanpa harus terus-terusan mencari camilan.

    Perubahan paling terlihat adalah kulit yang tampak lebih bersinar, perut semakin rata, serta energi tubuh yang meningkat drastis. Anjali menyebut kondisi ini membuat kesehatannya terasa jauh lebih baik dan vitalitasnya pulih secara signifikan.

    (suc/suc)

  • Dikira Buncit, Ternyata Ada Kista Seberat 8 Kg Bersarang di Perut Wanita Ini

    Dikira Buncit, Ternyata Ada Kista Seberat 8 Kg Bersarang di Perut Wanita Ini

    Jakarta

    Sebagian orang mungkin mengira perut yang tampak buncit hanyalah akibat penumpukan lemak. Namun, kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh penyakit serius, seperti kista.

    Hal ini dialami seorang wanita asal Provinsi Satun, Thailand, bernama Ratchanaporn (31). Awalnya, keluarganya mengira buncit pada perut Ratchanaporn disebabkan oleh kelebihan berat badan akibat kebiasaan makannya, hingga membuatnya kesulitan bernapas.

    Karena gejalanya semakin memburuk, sang ibu, Ratchanee, akhirnya membawa Ratchanaporn ke Rumah Sakit Satun, Thailand.

    “Anak saya mengalami sesak, kesulitan bernapas, dan mata melotot. Perutnya tampak seperti sedang hamil anak kembar,” tutur Ratchanee, dikutip dari laman The Thaiger.

    Awalnya, para dokter bingkung melihat ukuran perut Ratchanaporn yang membengkak, yang pertama kali diduga karena hamil. Tetapi, hasil USG menyatakan bahwa wanita itu memiliki kista di ovariumnya yang berukuran 30 cm dan menekan organ-organ di dalamnya.

    Operasi pengangkatan tumor dilakukan pada 31 Juli 2025 oleh tim dari Rumah Sakit Satun, yang dipimpin Dr Thamon Niamrat. Tindakan tersebut berlangsung lebih dari enam jam karena ukuran dan kompleksitas tumor.

    “Dia (Ratchanaporn) dioperasi pada siang hari dan baru keluar sekitar pukul 18.00. Waktunya sangat lama dan membuat saya stres,” beber ibunya.

    Setelah operasi, dokter memastikan kista tersebut memiliki berat 8 kg, yang kira-kira sama dengan berat seseorang yang hamil. Tim bedah juga mengambil sampel jaringan untuk pengujian lebih lanjut, dengan hasil yang diharapkan pada 19 Agustus 2025, yang disampaikan melalui akun Facebook Rumah Sakit Satun.

    Sebelum operasi, berat badan pasien adalah 86 kg. Pasca kista itu diangkat, berat badannya turun menjadi 75 kg yang membuatnya merasa lebih ringan dan nyaman.

    “Perutnya sudah lama bengkak, tapi kami pikir itu karena dia makan terlalu banyak. Kami tidak pernah membayangkan masalahnya seserius ini,” kata ibunya.

    Kasus ini dibagikan oleh Klinik Obstetri dan Ginekologi dr Thamon Satun di Facebook. Banyak orang yang memuji upaya rumah sakit dalam mengangkat tumor dengan aman dan merawat pasien selama perawatannya.

    “Ini hanyalah salah satu dari banyak kasus serupa. Tumor rahim dan kista ovarium semakin umum. Untungnya, pasien ini sekarang sedang dalam proses pemulihan.”

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)

  • Kondisi Wanita Polandia Sebelum ‘Mati Kelaparan’ di Bali gegara Diet Buah Ekstrem

    Kondisi Wanita Polandia Sebelum ‘Mati Kelaparan’ di Bali gegara Diet Buah Ekstrem

    Jakarta

    Seorang wanita berusia 27 tahun meninggal dunia akibat kelaparan di Bali setelah mengikuti pola makan ekstrem fruitarian yang membuat berat badannya hanya tersisa sekitar 22 kilogram. Wanita tersebut diidentifikasi bernama Karolina Krzyzak.

    Pada Desember 2024, Karolina sempat menginap di Sumberkima Hill Resort dan meminta sebuah vila dengan kolam renang. Namun, staf resort segera menyadari kondisi tubuhnya yang sangat kurus. Mereka menggambarkan Karolina tampak ‘sangat kurus’ dengan mata cekung dan tulang selangka yang menonjol.

    Dikutip dari News18, kesehatannya memburuk dengan cepat selama menginap. Para karyawan hotel mengenang bahwa kuku jarinya berubah menjadi kuning, giginya mulai membusuk, dan ia kerap kesulitan berjalan sendiri. Bahkan, pada suatu malam, seorang petugas resepsionis harus mengantarnya kembali ke kamar. Pihak resort berulang kali mendesak Karolina untuk mencari perawatan medis, namun ia selalu menolak.

    Ditemukan Meninggal Setelah Tiga Hari

    Tiga hari setelah check-in, staf hotel mulai khawatir ketika seorang teman lokal Karolina Krzyzak menghubungi mereka karena tidak mendapat kabar sejak kedatangannya. Pihak hotel kemudian mendatangi vila tempat Karolina menginap dan menemukan dirinya dalam keadaan tak bergerak serta tidak responsif.

    Karolina kemudian dinyatakan meninggal dunia akibat malnutrisi parah. Laporan medis yang dikutip The Sun menyebutkan ia juga mengidap osteoporosis dan kekurangan albumin, kondisi yang erat kaitannya dengan kelaparan berkepanjangan dan gizi buruk.

    Teman-teman Karolina Krzyzak menyebutkan bahwa ia sudah lama bergumul dengan masalah citra tubuh dan pernah mengalami anoreksia saat remaja. Saat menempuh studi di Inggris, Karolina mulai menekuni yoga dan pola hidup vegan, yang kemudian perlahan mendorongnya beralih ke fruitarianism, pola makan yang hampir sepenuhnya hanya terdiri dari buah-buahan mentah.

    Apakah Diet Fruitarian Berbahaya?

    Ahli gizi memperingatkan bahwa fruitarianism merupakan salah satu bentuk pola makan paling ekstrem dan sangat membatasi. Meski buah mengandung vitamin serta serat, diet ini tidak menyediakan protein, lemak, dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk bertahan hidup.

    Jika dijalani dalam jangka panjang, pola makan fruitarian dapat menyebabkan kerusakan organ, tulang rapuh, penurunan fungsi imun, hingga malnutrisi parah.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Waspada! Gejala Tak Biasa Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung-Stroke

    Waspada! Gejala Tak Biasa Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung-Stroke

    Jakarta

    Penyakit jantung dan stroke adalah dua penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Meski sering dianggap ‘penyakit orang tua’, nyatanya kedua masalah kardiovaskular ini semakin banyak dialami anak muda.

    Ahli jantung dari Imperial College London Profesor Rasha Al-Lamee mengungkapkan ada beberapa gejala harian yang bisa menjadi ‘tanda peringatan’ untuk masalah jantung. Paling umum adalah sesak napas saat beraktivitas, nyeri dada yang pergi tanpa sebab jelas, serta rasa lelah tak biasa.

    Khusus pada wanita, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul seperti mual, gangguan pencernaan, pusing, nyeri perut bagian atas, atau pingsan.

    “Separuh pasien yang datang dengan serangan jantung tidak memiliki gejala yang jelas, tetapi hampir semuanya memiliki faktor risiko yang sebelumnya tidak terdiagnosis. Itulah sebabnya pemeriksaan rutin tekanan darah, kolesterol, dan diabetes sangat penting, serta penggunaan obat pencegahan bila diperlukan dapat menyelamatkan nyawa,” ucap Rasha dikutip dari Daily Mail, Jumat (3/10/2025).

    Gejala Lain yang Dapat Muncul

    Ada beberapa tanda lain yang mungkin kelihatannya tak ada hubungannya, tapi rupanya memiliki koneksi tidak langsung dengan penyakit jantung dan stroke. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

    1. Gusi Berdarah

    Masalah gusi berdarah rupanya dapat menjadi tanda adanya masalah kardiovaskular. Sebuah studi yang didanai British Heart Foundation menemukan pengidap penyakit gusi 69 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    Riset lain menunjukkan mengobati penyakit gusi dapat memperbaiki fungsi arteri dan mengurangi peradangan di seluruh tubuh.

    Ilmuwan yakin ini berkaitan dengan mikrobioma mulut yang ketika keseimbangannya terganggu, bakteri berbahaya berkembang, lalu memicu penyakit gusi sekaligus masalah kesehatan lain. Bakteri ini akhirnya bisa masuk ke aliran darah dan memicu peradangan lebih luas.

    Seiring waktu, proses ini mempercepat penumpukan di arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Kami percaya sebagian kaitan antara penyakit gusi dan penyakit kardiovaskular dapat dijelaskan oleh peradangan akibat bakteri di mulut,” kata Rasha.

    “Namun, belum ada hubungan sebab-akibat yang pasti, dan penting diketahui bahwa orang dengan penyakit gusi sering juga memiliki penyakit lain dan kondisi kesehatan buruk yang membuat mereka berisiko terkena penyakit kardiovaskular,” sambungnya.

    2. Disfungsi Ereksi

    Arteri kecil yang menyuplai darah ke penis bisa tersumbat dan menyempit bertahun-tahun sebelum pembuluh besar di sekitar jantung menunjukkan tanda masalah. Akibatnya, pria dengan disfungsi ereksi jauh lebih mungkin mengalami gangguan kardiovaskular serius.

    Sebuah tinjauan besar terhadap puluhan studi, diterbitkan tahun 2020 di British Journal of Urology, menganalisis data dari ratusan ribu pria dan menemukan bahwa mereka yang mengalami disfungsi ereksi jauh lebih mungkin terkena penyakit jantung.

    “Karena arteri di penis lebih kecil daripada di tempat lain, penyumbatan yang menyebabkan disfungsi ereksi bisa menjadi tanda awal aterosklerosis atau penumpukan lemak di arteri, yang juga berkembang di bagian tubuh lain,” sambungnya.

    3. Tidur Ngorok

    Tidur sambil ngorok seringkali dikaitkan dengan kondisi obstructive sleep apnoea (OSA), sebuah gangguan umum ketika dinding tenggorokan mengendur dan menutup dalam beberapa waktu ketika tidur, sehingga memicu henti napas singkat.

    Tidak semua orang mengorok mengalami OSA, tapi keduanya saling terkait.. Sebuah tinjauan tahun 2022 terhadap lebih dari 150 ribu pasien menemukan orang yang tidur ngorok memiliki peluang 28 persen lebih tinggi untuk mengalami penyakit arteri koroner dibanding yang tidak mendengkur.

    “Walau mendengkur itu sendiri tidak secara langsung terkait dengan penyakit jantung, sleep apnoea iya. Ini karena hubungannya dengan obesitas dan kondisi metabolik lain, sehingga harus dianggap sebagai tanda peringatan bila Anda belum mengelola faktor risiko tersebut,” kata Rasha.

    4 Jari-jari Mati Rasa hingga Kesemutan

    Ketika suhu turun, pembuluh darah akan secara alami menyempit. Ini akan meningkatkan tekanan darah dan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

    Untuk melindungi organ vital seperti otak, paru, dan ginjal, sirkulasi darah ke bagian tepi akan berkurang. Ini yang membuat tangan dan kaki tampak pucat, kebiruan, mati rasa, atau kesemutan.

    Bagi kebanyakan orang ini respons normal, tapi jika jantung sedang bermasalah atau peredaran darah tidak baik, efeknya bisa lebih parah.

    “Hal ini tidak serta-merta menandakan Anda berisiko penyakit jantung. Namun, bila digabung dengan faktor lain, ini bisa menjadi petunjuk tambahan,” tandas Rasha.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • Hampir 100 Ribu Warga Jepang Berusia 100, Usia Centenarian Didominasi Wanita

    Hampir 100 Ribu Warga Jepang Berusia 100, Usia Centenarian Didominasi Wanita

    Jakarta

    Per 1 September 2025, hampir 100 ribu warga di Jepang mencapai usia 100 Tahun ke atas atau centenarian. Disebutkan ada 99.763 centenarian di Jepang.

    Bahkan, sebagian besar atau sekitar 88 persen dari angka tersebut adalah wanita. Saat ini, anita tertua di Jepang adalah Shigeko Kagawa yang merupakan pensiunan dokter berusia 114 tahun.

    Sementara pria tertua di Jepang saat ini adalah Kiyota Mizuno, yang berusia 111 tahun. Tetapi, di balik pencapaian luar biasa ini tersembunyi pertanyaan, apa yang membuat mereka panjang umur?

    Dikutip dari Times of India, jumlah centenarian di Jepang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ada beberapa hal yang menjadi faktor kunci yang diyakini para ahli berkontribusi pada umur panjang orang di Jepang.

    1. Pola Makan yang Seimbang

    Kebiasaan sehat yang dipraktikkan orang Jepang adalah kebiasaan makan yang seimbang. Mereka mengutamakan ikan, sayuran, produk kedelai (tahu dan miso), rumput laut, jamur, dengan jumlah daging merah dan makanan olahan yang relatif sedikit.

    Masakan tradisional menekankan kesegaran, porsi kecil, dan variasi. Di Okinawa, mereka mempraktikkan hara hachi bu, sebuah kebiasaan makan di mana seseorang terus makan hingga sekitar 80 persen kenyang daripada kekenyangan.

    2. Tingkat Penyakit Fatal yang Rendah

    Jepang memiliki angka kematian akibat kanker tertentu (payudara dan prostat) serta penyakit jantung yang relatif lebih rendah. Gaya hidup mereka yang lebih banyak mengonsumsi ikan kaya asam lemak omega-3, rendah lemak jenuh, dan asupan garam yang cermat membantu melindungi jantung serta pembuluh darah.

    3. Ikatan dan Tujuan Sosial yang Kuat

    Studi umur panjang, terutama di Okinawa, menunjukkan bahwa memiliki tujuan atau Ikigai, aktivitas mental dan fisik yang berkelanjutan, dan jaringan sosial yang erat sangatlah berpengaruh.

    Para lansia di Jepang seringkali tetap terlibat dalam pekerjaan, hobi, keluarga, atau komunitas hingga usia lanjut.

    4. Tetap Aktif

    Aktivitas fisik tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Berjalan kaki, berkebun, olahraga ringan, menggunakan transportasi umum, dan melakukan pekerjaan rumah tangga dapat membantu menjaga mobilitas dan mencegah kerapuhan.

    5. Perawatan Kesehatan yang Baik dan Lingkungan Bersih

    Jepang memiliki infrastruktur medis yang kuat, pemeriksaan kesehatan rutin, kebersihan lingkungan publik yang baik, dan tradisi panjang perawatan pencegahan. Air bersih, sistem kesehatan publik yang baik, gaya hidup rendah polusi di banyak tempat, dan perhatian terhadap pengelolaan sampah, semuanya berkontribusi.

    Studi di Okinawa juga menunjukkan bahwa para centenarian seringkali terhindar dari atau menunda banyak penyakit terkait usia.

    6. Genetika dan Epigenetika

    Terdapat sifat-sifat bawaan atau varian gen yang membantu beberapa orang melawan efek penuaan, penyakit peradangan, dan mempertahankan metabolisme yang efisien. Penelitian terhadap saudara kandung seorang centenarian di Okinawa menunjukkan keunggulan dalam bertahan hidup.

    Studi epigenetika, perubahan ekspresi gen tanpa mengubah DNA, juga menunjukkan bahwa peradangan yang rendah di antara penanda lainnya memprediksi penuaan yang sukses pada usia ekstrem.

    7. Pola Pikir dan Budaya

    Menghormati orang yang lebih tua, pengakuan komunitas, sikap positif terhadap penuaan, dan kesejahteraan psikologis ternyata sangat penting. Banyak centenarian yang masih merasa berguna, terhubung, dan tenang.

    Konsep-konsep seperti tujuan (ikigai), kesadaran penuh, dan aktif secara sosial semuanya membantu mendukung kesehatan mental.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Analisa Pengamat soal Pemerintah Tetap Lanjutkan MBG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)