Produk: lemak

  • Dinkes: Mayoritas Dapur MBG di Cirebon Belum Memenuhi Standar Higienis

    Dinkes: Mayoritas Dapur MBG di Cirebon Belum Memenuhi Standar Higienis

    Bisnis.com, CIREBON — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mengungkan sekitar 73,5% Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Cirebon diketahui belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan belum memenuhi standar higienitas dasar. 

    Kondisi ini terungkap dari hasil evaluasi Dinkes Cirebon yang mencatat masih banyak SPPG beroperasi tanpa Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). SPPG tersebut masih menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni, mengungkapkan, dari total 83 SPPG yang terdata, baru 48 unit yang mengajukan pembaruan SLHS. Dari jumlah tersebut, 26 sudah diinspeksi, dan hanya 22 SPPG yang telah memperoleh SLHS resmi. 

    Artinya, sekitar 73,5% dari total SPPG belum mengantongi izin laik higiene sebagaimana ketentuan yang berlaku.

    “Masih banyak SPPG yang belum mengajukan, padahal SLHS itu wajib. IPAL harus ada, alat sterilisasi ompreng juga harus tersedia. Kami menemukan banyak yang belum memenuhi syarat-syarat itu,” ujar Eni di Cirebon, Rabu (22/10/2025).

    Menurut Eni, masalah utama terletak pada lemahnya kesiapan sarana sanitasi. Banyak SPPG tidak memiliki IPAL, alat sterilisasi, maupun fasilitas penanganan limbah lemak (grease trap) yang menjadi komponen penting dalam standar higiene pangan. 

    Dinkes menilai, sebagian pelaku usaha belum memahami IPAL bukan sekadar tempat pembuangan air, melainkan sistem pengolahan limbah yang harus memenuhi parameter lingkungan dan kesehatan.

    Untuk mempercepat proses evaluasi, Dinkes membentuk empat tim inspeksi lapangan yang terdiri dari tenaga kesehatan lingkungan (kesling). Tim tersebut bekerja intensif, termasuk pada hari Sabtu dan Minggu, demi memastikan seluruh SPPG diperiksa sebelum batas waktu. 

    “Kami tidak libur. Tim tetap turun ke lapangan karena targetnya, semua SPPG harus selesai diinspeksi sebelum 31 Oktober,” tegas Eni.

    Meski demikian, Dinkes mengakui adanya kendala di lapangan. Jumlah tenaga kesling masih terbatas, sementara jumlah lokasi yang harus diperiksa cukup banyak. Kondisi ini menyebabkan sebagian proses inspeksi dan uji laboratorium—terutama pemeriksaan air dan makanan—memakan waktu hingga 4–7 hari.

    “Kami sedang upayakan percepatan, tapi proses laboratorium tetap memerlukan waktu. Kalau bisa, tim pemeriksa juga ditambah, karena yang memeriksa itu harus tenaga ahli kesehatan lingkungan, tidak bisa sembarang orang,” tambahnya.

    Eni menegaskan, bila sampai akhir bulan masih ada SPPG yang belum mengajukan SLHS, pemerintah akan mengambil langkah tegas berupa penutupan sementara. Langkah ini untuk memastikan tidak ada layanan gizi yang beroperasi tanpa pengawasan kesehatan yang memadai.

    Dinkes juga mengingatkan bahwa SPPG yang belum memiliki SLHS tidak memiliki jaminan keamanan jika terjadi kasus keracunan atau gangguan kesehatan masyarakat.

    “Tanpa SLHS, tanggung jawab hukum dan kesehatan tidak bisa dijamin. Ini menyangkut keselamatan masyarakat,” tegasnya.

    Menurut data Dinkes, sebagian besar SPPG yang belum memenuhi syarat beralasan belum lengkap dokumennya atau masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Namun, Dinkes menilai alasan tersebut tidak dapat menjadi pembenaran untuk menunda kewajiban administratif dan teknis.

    Ia berharap seluruh pengelola SPPG segera menyesuaikan diri dengan standar higiene yang berlaku. “Ini bukan sekadar soal izin, tapi soal kesehatan masyarakat. IPAL itu wajib, sterilisasi alat makan itu wajib, dan air yang digunakan juga harus teruji,” tandasnya.

  • Kanker Kolorektal Intai Gen Z, Kemenkes Bakal Skrining 33 Juta Populasi Berisiko

    Kanker Kolorektal Intai Gen Z, Kemenkes Bakal Skrining 33 Juta Populasi Berisiko

    Jakarta

    Kanker kolorektal makin banyak ditemukan pada usia muda. Kementerian Kesehatan RI berupaya meningkatkan skrining, temuan kasus kanker kolorektal lebih dini agar kematian bisa dicegah.

    Targetnya, 33 juta warga Indonesia yang masuk kategori populasi berisiko bisa diskrining selambatnya 2025. Berdasarkan data awal cek kesehatan gratis, lima provinsi dengan jumlah populasi berisiko tinggi terbanyak berada di Bali, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur dengan 7,6 juta orang.

    Kepala Tim Kerja KDI Kemenkes RI Rindu Rachmiati SKM M Epid menjelaskan kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar terdiri dari kolon, bagian terpanjang usus besar atau rektum bagian kecil terakhir dari usus besar sebelum anus.

    Mengutip data International Agency for Research on Cancer (IARC), Rindu menekankan kanker kolorektal adalah salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di Indonesia.

    “Penyebab kematian kelima tertinggi di Indonesia. Angka kematian kolorektal laki-laki dan perempuan tidak terlalu jauh bedanya dibandingkan dengan misalkan perempuan payudara dan kanker serviks. Dengan insiden kasus prevalensinya 12,1 dan kematian 6,6,” sebutnya.

    Kanker terus menjadi beban pembiayaan terbesar kedua terkait kesehatan, dengan sekitar Rp 5,9 triliun menurut data 2022.

    Rindu merinci kelompok yang memiliki faktor risiko tinggi kanker kolorektal:

    usia lebih dari 45 tahun laki2 perempuanmemiliki riwayat keluarga kanker sususpola makan rendah serat tinggi lemak junkfoodperokokobesitas sentralkurang aktivitas fisik

    “Mayoritas ditemukan dalam stadium lanjut,” tegas dia.

    Karenanya, pemerintah meningkatkan deteksi dini demi menekan kemungkinan angka kesakitan dan kematian serta tingginya beban biaya kesehatan akibat kanker. Bila ini semua tidak diintervensi, diperkirakan terjadi peningkatan 77 persen kasus kanker di 2050.

    Skrining akan dilakukan pada orang yang tampaknya sehat di atas 45 tahun, tidak memiliki gejala. Pertama dilakukan wawancara kuesioner, bila hasilnya dinyatakan berisiko, dilakukan pemeriksaan colok dubur, hingga pemeriksaan darah samar pada feses.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Viral Wanita Korsel Oplas 400 Kali dalam 15 Tahun, Habiskan Rp 3,5 M!

    Viral Wanita Korsel Oplas 400 Kali dalam 15 Tahun, Habiskan Rp 3,5 M!

    Jakarta

    Seorang wanita Korea Selatan baru-baru ini menjadi viral setelah mengungkapkan bahwa ia menghabiskan 300 juta won atau sekitar Rp 3,5 miliar untuk sekitar 400 prosedur kosmetik selama 15 tahun terakhir.

    Berbicara saat tampil di acara hiburan populer tvN STORY “It’s Okay to Be a Martian”, Gil Lee-won mengungkapkan bahwa ia pertama kali menjalani operasi plastik pada tahun 2010 dan tidak pernah menyesalinya lagi sejak saat itu.

    Saat belajar untuk ujian kuliahnya, berat badannya mulai naik, dan orang-orang mulai mengolok-olok tubuhnya yang gemuk. Kemudian, salah satu mantannya mulai mengkritik penampilannya, yang mendorongnya untuk menjalani operasi plastik.

    Meskipun Gil tidak mengatakan apa oplas pertamanya, hal itu jelas membuka matanya terhadap berbagai kemungkinan, karena ia telah menjalani ratusan prosedur sejak saat itu, dan meskipun ia menghabiskan banyak uang untuk transformasi fisiknya, ia tidak berencana untuk berhenti dalam waktu dekat.

    “Pacar saya, yang saya kencani dari usia 27 hingga 30 tahun, terus-menerus mengkritik penampilan saya, yang menghancurkan harga diri saya,” kenang Gil Lee-won.

    “Saya ingin mengubah diri saya sepenuhnya. Namun, saya tidak menyesal menjalani operasi plastik. Sekarang, saya merasa percaya diri dengan penampilan saya.”

    Menjalani berbagai prosedur kosmetik yang telah dijalaninya selama 15 tahun terakhir, Gil menyebutkan telah menjalani setidaknya:

    cangkok lemak dahipembentukan ulang telingaoperasi kelopak mata gandakoreksi mataoperasi hidungoperasi resesif filtrumkontur dagu dan wajahoperasi lesung pipitpengangkatan lesung pipitfiller bibirfiller bahubotox levator scapulaefiller kerut leherfiller tulang selangkaoperasi revisi sedot lemak seluruh tubuhinjeksi sel punca intravena, dan berbagai perawatan kulit.

    “Jika saya menghitung prosedur kosmetik dan kunjungan dermatologi, total saya telah menjalani sekitar 400 perawatan. Jumlahnya terus bertambah seiring waktu,” kata wanita Korea Selatan itu.

    Meskipun masih menemukan hal-hal yang ingin diubah, Gil Lee-won memutuskan untuk mengikuti saran dokter di klinik sedot lemak yang dikunjunginya, yang menyarankannya untuk tidak terlalu serakah dan fokus mempertahankan bentuk tubuhnya saat ini.

    Meskipun begitu, ia tetap mengunjungi klinik dermatologi hampir setiap hari agar tetap terlihat segar.

    (kna/kna)

  • Satu Tahun Prabowo-Gibran: RI Harus Lepas Ketergantungan pada Komoditas

    Satu Tahun Prabowo-Gibran: RI Harus Lepas Ketergantungan pada Komoditas

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memasuki masa satu tahun pada hari ini, Senin (20/10/2025).

    Pada momentum ini, Ekonom Senior sekaligus Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menegaskan bahwa Indonesia harus segera melakukan peningkatan mesin pertumbuhan ekonomi apabila ingin lepas dari jebakan pendapatan menengah dan mencapai status negara maju pada 2045.

    Dia menjelaskan Indonesia selama ini bergantung kepada komoditas-komoditas sumber daya alam seperti batu bara, minyak mentah (CPO), dan mineral. Padahal, menurutnya, komoditas merupakan model pembangunan lama sehingga pemerintah perlu mempercepat transformasi ke arah ekonomi manufaktur, jasa, dan berbasis inovasi teknologi.

    “Kita harus ambil sumber daya alam itu sebagai bonus, bukan itu menjadi utamanya. Itu tambahan saja, jangan itu menjadi andalan,” ujar Raden dalam diskusi Capaian 1 Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (20/10/2025).

    Dia mengungkapkan bahwa cita-cita menuju negara maju harus disertai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di atas 5%. Masalahnya, pendapatan nasional per kapita (GNI per kapita) Indonesia tumbuh hanya 3,8%.

    Raden membandingkan pertumbuhan GNI per kapita Vietnam maupun China sekitar 6,2%. Menurutnya, agar GNI per kapita dapat tumbuh sejajar dengan Vietnam atau China, ekonomi Indonesia idealnya tumbuh di kisaran 6%–8% per tahun.

    Pertumbuhan tinggi tersebut, sambungnya, tidak akan mungkin tanpa lompatan produktivitas. Dia menggarisbawahi bahwa produktivitas menjadi “mesin utama” yang menentukan daya saing dan peningkatan pendapatan masyarakat.

    “Kalau produktivitas kita tinggi, gaji bisa tinggi, harga turun, profit naik. Jadi menguntungkan juga buat dunia usaha, menguntungkan juga buat tenaga kerja kita, dan pertumbuhan kita ada. Ini yang disebut creative destruction,” jelasnya.

    Raden memaparkan bahwa mesin ekonomi nasional harus terus dimodernisasi agar efisien dan adaptif terhadap perubahan teknologi global. Dia mengutip teori pemenang Nobel Ekonomi 2025 yaitu Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt yang menekankan pentingnya creative destruction, mengganti mesin lama dengan mesin baru melalui inovasi.

    Menurutnya, Indonesia membutuhkan strategi yang mencakup tiga hal utama. Pertama, modernisasi ekonomi secara berkelanjutan.

    Kedua, deregulasi dan debottlenecking untuk menghilangkan hambatan birokrasi. Ketiga, memitigasi risiko sosial dan teknologi agar kelompok rentan tidak tertinggal dalam transisi digital.

    “Ibarat saluran darah, kita itu pastikan tidak ada lemak-lemak di situ, karena begitu ada lemak-lemak di situ maka salurannya enggak jalan. Macet itu. Hilangkan lemak-lemak itu. Itu yang dilakukan dengan deregulasi. Itu yang dilakukan dengan transformasi,” tegasnya.

    Raden menilai, momentum global saat ini menjadi peluang langka bagi Indonesia. Kesepakatan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA) disebutnya sebagai jendela kesempatan yang harus dimanfaatkan maksimal sebelum tertutup.

    Dia juga menyebut bahwa pemerintah mulai mengarahkan transformasi ke sektor berbasis teknologi dan inovasi, termasuk melalui pembentukan Satuan Tugas Artificial Intelligence di Kementerian Koordinator Perekonomian untuk memodernisasi sektor pertanian dan industri.

    Pada akhirnya, kata Raden, selain ‘mesin ekonomi’ yang kuat, kualitas pembuat kebijakan juga harus terjaga agar arah kebijakan tetap konsisten dan berorientasi jangka panjang.

    “Landasannya adalah institusi, kelembagaan kita juga harus kuat. Mungkin itulah menurut saya menjadi persyaratan kita untuk bisa nanti di 2045,” tutupnya.

  • Ternyata Jalan Kaki Setelah Makan Punya Manfaat untuk Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng

    Ternyata Jalan Kaki Setelah Makan Punya Manfaat untuk Kesehatan, Nggak Kaleng-kaleng

    Jakarta

    Berjalan kaki setelah makan ternyata bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Bahkan, aktivitas sederhana ini tidak perlu dilakukan dalam waktu lama untuk memperoleh hasilnya.

    Beberapa manfaatnya antara lain membantu menurunkan kadar gula darah dan melancarkan pencernaan. Dikutip dari laman Eating Well, berikut penjelasan dari para ahli.

    1. Menurunkan Gula Darah

    Berjalan kaki setelah makan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Namun, hal ini baru dapat diketahui jika pemeriksaan kadar gula dilakukan secara rutin.

    “Jalan cepat setelah makan bisa membantu mencegah lonjakan gula darah Anda,” kata seorang ahli gizi dan pelatih pribadi Chrissy Carroll, RD, CPT.

    Carroll merujuk pada penelitian yang menunjukkan berolahraga setelah makan bisa meningkakan respon glikemik, serta menurunkan kadar gula darah setelah makan pada pengidap diabetes dan tanpa diabetes.

    “Jalan kaki dengan intensitas sedang selama 20 menit setelah makan bisa mengurangi indeks glikemik yang menurunkan glukosa,” tambah seorang pelatih pribadi dan instruktur bersertifikat, Melissa A. Hatton, MS, CPT, CES, PES, CNC.

    2. Melancarkan Sistem Pencernaan

    Bagi orang yang sering merasa kembung setelah makan, berjalan-jalan mungkin bisa menjadi solusinya. Berjalan kaki bisa membantu merangsang sistem pencernaan, sehingga berpotensi mengurangi masalah umum, seperti kembung dan sembelit.

    Penelitian menunjukkan bahwa jalan kaki singkat selama 10-15 menit setelah makan dikaitkan dengan peningkatan kenyamanan gastrointestinal, termasuk berkurangnya kembung, gas, dan nyeri perut.

    3. Meningkatkan Sirkulasi Darah

    Menggerakkan tubuh membatu melancarkan sirkulasi dengan meningkatkan aliran darah.

    “Setiap kali kita berolahraga, termasuk berjalan, aliran darah kita biasanya dialihkan terutama ke ekstremitas dan otot rangka untuk perfusi optimal,” kata seorang ahli jantung, Kunal Lal, MD.

    Perfusi merupakan proses tubuh dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi melalui aliran darah ke jaringan dan organ, serta membantu mereka berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Sehingga, menurut Kunal pada akhirnya ini meningkatkan sirkulasi dalam tubuh.

    4. Mendukung Penurunan Berat Badan

    Jalan kaki setelah makan merupakan bentuk olahraga ringan dan berkelanjutan yang bisa mendukung penurunan berat badan dan pemeliharaan berat badan.

    “Untuk menurunkan berat badan, Anda harus mencapai defisit kalori. Menambahkan jalan kaki ke rutinitas harian Anda dapat membantu mencapai tujuan ini,” kata Hatton.

    Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas aerobik dalam jumlah kecil sekalipun, misalnya 30 menit seminggu, bisa menyebabkan penurunan berat badan, lingkar pinggang, dan lemak tubuh yang cukup signifikan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan. Akan tetapi, meningkatkan aktivitas fisik hingga 150 menit per minggu dikaitkan dengan penurunan yang lebih signifikan.

    5. Meningkatkan Suasana Hati

    Ada bukti ilmiah di balik suasana hati yang membaik setelah berolahraga. Olahraga meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, serta memicu pelepasan endorfin. Semuanya membantu meningkatkan suasana hati dan mendorong emosi positif.

    “Olahraga apa pun (termasuk berjalan kaki) dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres,” kata Carroll.

    “Membiasakan diri dengan makan akan memungkinkan Anda untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang meningkatkan kebahagiaan dalam keseharian Anda,” tambahnya.

    Jika tidak memungkinkan berjalan jauh, cobalah membaginya menjadi beberapa kali jalan kaki selama 15 menit sepanjang hari.

    Cara untuk membangun kebiasaan baru misalnya, jika biasanya setelah makan malam hal yang dilakukan adalah mencuci piring, coba tambahkan jalan kaki singkat sebelum atau sesudahya. Bisa dengan berjalan-jalan santai di sekitar rumah, beberapa putaran di ruang tamu, atau naik turun tangga. Tak perlu berjalan jauh, beberapa menit setelah makan juga bisa membantu untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.

    “Membangun kebiasaan baru membutuhkan waktu. Rata-rata dibutuhkan 66 hari untuk membentuk kebiasaan baru, tetapi bisa juga hingga 254 hari! Prosesnya sangat individual,” kata Hatton.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/suc)

  • Teh Hijau Vs Kopi, Mana yang Bisa Cegah Otak Tak Cepat Pikun?

    Teh Hijau Vs Kopi, Mana yang Bisa Cegah Otak Tak Cepat Pikun?

    Jakarta

    Dalam kesehatan otak, banyak orang telah mencoba berbagai makanan dan perubahan gaya hidup. Tetapi, satu hal terlintas dalam pikiran adalah minuman antioksidan mana yang paling ampuh untuk otak.

    Kebanyakan orang percaya kopi adalah cara terbaik menyegarkan otak dan tetap fokus pada pekerjaan. Itu membantu pekerjaan tanpa merasa mengantuk sepanjang hari.

    Beberapa orang mengatakan bahwa teh hijau lebih baik karena meningkatkan energi, membuang racun tubuh, dan membantu fungsi kognitif yang lebih baik. Lalu, mana yang lebih efektif?

    Dikutip dari Times of India, ahli saraf Dr Robert Lowe menjelaskan manfaat dari kedua minuman tersebut.

    1. Secangkir Kopi dapat Meningkatkan Kinerja Otak

    Kopi lebih dari sekadar ritual pagi, tetapi bisa bermanfaat untuk otak. Bagi sebagian orang, secangkir kopi segar tanpa tambahan gula mungkin satu-satunya cara untuk memulai pagi.

    Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara teratur dikaitkan dengan penurunan penumpukan plak, yang menjadi salah satu indikator utama penuaan dan penyebab penyakit Alzheimer.

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PubMed Central, menyatakan bahwa kopi mengandung lebih dari 1.000 senyawa bioaktif. Itu termasuk kafein, polifenol, antioksidan, dan trigonelin, yang banyak di antaranya memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, neuroprotektif, anti kanker, dan pelindung jantung.

    Selain itu, kopi dapat mengurangi kemungkinan Alzheimer hingga 65 persen dan Parkinson 29 persen. Tetapi, ada pula kekurangannya yaitu dapat mengganggu penyerapan zat besi, pengobatan osteoporosis, dan beberapa antibiotik.

    2. Teh Hijau Meningkatkan Kognitif yang Lebih Tenang

    Teh hijau memiliki manfaat tersendiri untuk meningkatkan kinerja otak, dan juga memberikan energi yang menenangkan. Sebuah studi yang dipublikasikan dengan judul ‘Studi kohort longitudinal yang menunjukkan efek menguntungkan dari konsumsi teh hijau dan kopi dalam jumlah sedang terhadap pencegahan demensia: Studi Kesehatan Mental JPHC Saku’ menyimpulkan bahwa 2-3 cangkir teh hijau per hari secara signifikan mengurangi risiko penurunan kognitif.

    Namun, hal ini hanya diamati pada individu yang lebih tua. Tidak ada efek signifikan yang ditemukan pada seluruh sampel yang mencakup orang yang lebih muda.

    Ini untuk mengingatkan bahwa lebih banyak tidak selalu lebih baik. Tetapi, dosis teh hijau yang lebih tinggi (lebih dari 4 cangkir) tidak meningkatkan manfaatnya.

    Menurut Robert Lowe, kopi merupakan peningkatan kognitif, terutama karena kandungan kafein yang membantu meningkatkan fokus, daya ingat, dan rentang perhatian. Kopi juga kaya polifenol, senyawa yang memberi warna gelap pada kopi, yang bermanfaat untuk kesehatan usus, mikroba usus yang terkait dengan fungsi otak.

    Sementara teh hijau, selain membantu menyeimbangkan energi, minuman ini mengandung L-theanine, asam amino yang meningkatkan ketenangan dan relaksasi. Teh hijau juga ramah usus dan mengandung polifenol, seperti kopi yang mendukung kesehatan usus dan pada gilirannya menutrisi otak melalui poros usus-otak.

    Kesimpulannya, kopi maupun teh hijau menawarkan manfaat yang kuat. Tetapi, kopi mungkin sedikit lebih merangsang energi, sementara teh hijau memberikan energi yang lebih halus dan lebih tenang.

    Namun, pada akhirnya semua kembali ke pilihan yang nyaman untuk tubuh masing-masing.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kata Hasil Studi Konsumsi Kafein Bisa Kurangi Kadar Lemak Tubuh”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Cara LeBron James Jaga Kebugaran di Usia 40, Gampang Banget Ditiru Nih!

    Cara LeBron James Jaga Kebugaran di Usia 40, Gampang Banget Ditiru Nih!

    Jakarta

    Bagi pecinta bola basket, nama LeBron James tentu tidak asing. Di usia 40 tahun, bintang Los Angeles Lakers masih memiliki kebugaran prima dan cukup kompetitif pada musim ke-23-nya di NBA. Lalu, apa sih rahasianya?

    Dikutip dari Times of India, LeBron yang telah empat kali menjuarai NBA, empat kali menjadi MVP NBA dan final MBA ini memiliki rutinitas dalam hal menjaga kebugaran tubuhnya. Tak ayal, pencetak skor terbanyak sepanjang masa liga ini tidak menunjukkan penurunan performa, bahkan di 22 musim sebelumnya.

    Tidur Cukup Adalah Kuncinya

    Pendekatan LeBron terhadap kebugarannya adalah angkat beban dan kardio. Pada level ini, tentunya bisa ditiru oleh siapa saja yang ingin mencoba memulai menjaga kebugaran ala pebasket NBA.

    Namun, sebagai pebasket papan atas, dirinya juga mendapatkan akses untuk pemulihan canggih dari tim. Teknologi ini meliputi ruang oksigen hiperbarik, yakni terapi cahaya merah dan krioterapi untuk mempercepat pemulihan otot.

    Legenda basket ini juga mengandalkan sesi berendam di air panas dan dingin untuk meningkatkan sirkulasi dan pemulihan otot.

    Namun, di antara semua teknologi canggih tersebut, ada satu hal yang tidak bisa digantikan terkait menjaga kebugaran LeBron, yakni tidur cukup.

    “Kami sudah mencoba segalanya selama 20 tahun. Tapi, yang terpenting adalah apa yang bisa dia (LeBron) dapatkan secara gratis, yaitu tidur,” kata pelatih pribadi LeBron James, Mike Mancias.

    Menurut LeBron, mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas adalah cara pemulihan terbaik yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Dirinya bahkan mengalokasikan dua jam untuk tidur siang sebelum pertandingan.

    Diet ala LeBron James

    Program diet LeBron tentunya disesuaikan dengan kebutuhan atlet elit, yakni clean eating, tinggi protein, dan tinggi karbohidrat komples. Dirinya fokus pada daging tanpa lemak, ikan, buah, sayur, serta menghindari minuman manis, makanan yang digoreng, dan makanan olahan.

    Dirinya juga melengkapi makanannya dengan protein shake dan minuman pemulihan kaya karbohidrat untuk menjaga massa otot dan daya tahan.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • 10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    10 Kebiasaan yang Bikin Lemak di Perut Susah Lenyap Meski Sudah Diet

    Jakarta

    Bagi kebanyakan orang, area yang lemaknya paling sulit dihilangkan meski sudah rutin berolahraga dan makan sehat adalah lemak perut dan pinggang atau lemak visceral. Area ini biasanya sulit dihilangkan, sehingga mengakibatkan frustrasi dan kebingungan.

    Ternyata, ada beberapa alasan yang membuat lemak di perut dan sekitar pinggang tidak terhempas meski sudah berolahraga dan makan sehat. Dikutip dari Times of India, berikut alasannya:

    1. Peningkatan Kalori yang Diam-diam

    Diet sehat pun akan berantakan saat kontrol porsi makan diabaikan. Makanan seperti selai kacang, granola, smoothie, dan saus salad ternyata tinggi kalori.

    Hal ini secara bertahap menambah kalori ekstra yang tidak disadari, menempatkan tubuh dalam surplus kalori halus yang menghambat pembakaran lemak. Maka dari itu, sangat penting memantau asupan dan mengendalikan kalorinya.

    2. Stres Kronis dan Peningkatan Kadar Kortisol

    Kortisol dikenal sebagai salah satu penyumbang lemak perut. Stres yang terus-menerus dan hormon kortisol, bekerja secara kimiawi dan memaksa tubuh untuk menyimpan lemak berlebih di perut.

    Ini merupakan teknik yang terus-menerus bisa membahayakan kesehatan. Cobalah untuk melakukan meditasi, yoga, dan pernapasan yang penuh kesadaran untuk menurunkan kortisol dan membantu pembakaran lemak.

    3. Kurang Tidur Berkualitas

    Tidur adalah saat tubuh menjadi seimbang. Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu dua hormon vital, yakni leptin yang mengatur rasa kenyang dan ghrelin yang memicu rasa lapar.

    Ketika tidur terganggu, tubuh menginginkan makanan berkalori tinggi dan tinggi gula, serta kesulitan menggunakan energi. Seiring waktu, hal ini membuat lemak perut berada dalam pola yang lebih sulit dibakar.

    4. Terlalu Banyak Gula dan Karbohidrat Olahan

    Pola makan dengan peningkatan gula olahan, kue kering, atau minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah. Penyimpanan lemak di perut didorong oleh insulin yang tinggi, dan pemecahan lemak pun terhambat.

    Penggantian karbohidrat olahan dengan serat, biji-bijian utuh, dan buah-buahan mengatur sensitivitas insulin dan mengurangi lemak visceral.

    5. Tak Latihan Kekuatan

    Kardio membakar kalori, tetapi latihan kekuatan dapat membangun otot. Otot adalah jaringan aktif secara metabolik.

    Jika tidak ada otot, metabolisme akan melambat dan pembakaran lemak menjadi lebih sulit, bahkan dengan pengaturan pola makan. Latihan ketahanan dapat meningkatkan pengeluaran kalori saat istirahat, dan mengencangkan perut.

    6. Ketidakseimbangan Hormon

    Hormon seperti estrogen, testosteron, dan hormon tiroid menentukan di mana tubuh menyimpan serta memetabolisme lemak. Wanita perimenopause atau menopause yang meningkatkan penyimpanan lemak perut.

    Hal yang sama berlaku untuk pria dengan kadar testosteron rendah. Identifikasi dan koreksi ketidakseimbangan hormon melalui bantuan ahli medis agar dapat meningkatkan efisiensi metabolisme.

    7. Rutinitas yang Tidak Teratur

    Penurunan lemak tubuh bergantung pada ritme, frekuensi makan yang teratur, kebiasaan tidur, dan olahraga yang berkelanjutan. Melewatkan makan atau terus-menerus mengubah pola makan akan membuat tubuh bingung, serta memperlambat metabolisme.

    Penurunan lemak mengutamakan konsistensi, bukan kesempurnaan. Bahkan, kebiasaan ringan dan konstan, seperti berjalan kaki setiap hari atau jendela makan yang tetap, dapat memberikan dampak jangka panjang yang sehat.

    8. Duduk Terlalu Lama dan Kurang Aktivitas

    Gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga menjadi penyebab lemak perut. Meningkatnya jam duduk menekan enzim pembakar lemak, memperlambat aliran darah dalam tubuh, dan metabolisme tubuh melambat selama berjam-jam.

    Berdiri, melakukan peregangan, hingga berjalan sebentar setiap jam akan memulai kembali metabolisme dan mengurangi penumpukan lemak perut.

    9. Kondisi Medis yang Mendasari

    Beberapa kondisi seperti hipotiroidisme, PCOS, dan diabetes, lebih sering menyebabkan lemak perut membuncit. Alih-alih penurunan berat badan, kondisi ini mengendalikan hormon, rasa lapar, energi, dan rasa kenyang seseorang.

    Penanganan yang dilakukan dengan diagnosis yang tepat, pengobatan (beberapa obat juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan), atau nutrisi khusus yang cenderung menghambat kemajuan.

    10. Konsumsi Alkohol Berlebihan

    Alkohol menyediakan kalori kosong dan secara langsung memengaruhi cara hati (liver) memproses lemak. Saat alkohol ditambahkan, hati tidak memproses lemak sampai alkohol dimetabolisme, yang menghambat pemecahan lemak.

    Lemak menumpuk di sekitar organ dan lingkar pinggang. Tren ini dapat dibalik dengan mengurangi asupan alkohol.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Ngerasa Nggak, Cuaca Panas Bikin Cepat Stres dan Emosi?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Perluas Pasar Ekspor RI, Kemendag Dorong Perjanjian Dagang di Asia

    Perluas Pasar Ekspor RI, Kemendag Dorong Perjanjian Dagang di Asia

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa pemanfaatan skema perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dan kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) menjadi kunci strategis untuk memperluas pasar ekspor Indonesia, terutama di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.

    Untuk diketahui, Indonesia telah menandatangani sembilan perjanjian perdagangan bebas, baik bilateral maupun regional dengan negara-negara di kawasan tersebut.

    Direktur Perundingan Asean Kemendag Nugraheni Prasetya menyebut bahwa mengacu data Kemendag, sebanyak 60% dari total perdagangan Indonesia dilakukan dengan negara-negara mitra di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.

    “Berdasarkan data yang kami miliki, 60% dari perdagangan Indonesia dilakukan dengan negara-negara mitra kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur,” kata Nugraheni dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/10/2025).

    Nugraheni menuturkan, dengan pemanfaatan berbagai skema perjanjian, baik FTA dan CEPA, pemerintah berharap Indonesia dapat terus memperluas pasar ekspor, meningkatkan daya saing produk nasional, serta memperkuat posisi dalam rantai pasok global.

    “Dengan pemanfaatan berbagai skema FTA dan CEPA, kami berharap Indonesia dapat terus memperluas pasar ekspor, meningkatkan daya saing produk nasional, dan semakin memperkuat posisinya dalam rantai pasok global,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Atase Perdagangan Malaysia Aziza Rahmaniar Salam memandang bahwa adanya potensi besar pasar Malaysia sebagai salah satu pintu masuk produk Indonesia ke kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.

    Menurut Aziza, posisi strategis Malaysia dan keterlibatannya dalam berbagai perjanjian perdagangan seperti ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) memberikan peluang luas bagi produk Indonesia untuk memperluas jangkauan pasar.

    Dia menilai, melalui pemanfaatan skema ATIGA dan RCEP, pelaku usaha Indonesia dapat menikmati tarif preferensi dan kemudahan asal produk untuk menjangkau pasar Malaysia.

    “Malaysia juga dapat berperan sebagai hub bagi produk Indonesia untuk menembus pasar lain, seperti Turki melalui skema Malaysia—Turki FTA,” kata Aziza.

    Lebih lanjut, Aziz menambahkan bahwa pelaku usaha Indonesia harus memahami preferensi konsumen dan regulasi di pasar Malaysia, terutama karakter pasar yang terdiri dari tiga kelompok etnis dengan kebutuhan yang berbeda.

    Pasalnya, sambung dia, karakter pasar akan sangat membantu pelaku usaha dalam menyesuaikan produknya agar lebih diterima.

    “Misalnya, konsumen Melayu mengutamakan produk yang bersertifikat halal, sementara konsumen Tionghoa cenderung menghindari makanan tinggi lemak,” imbuhnya.

    Senada, Atase Perdagangan Korea Selatan Roesfitawati menilai Indonesia memiliki peluang untuk melakukan diversifikasi produk ke pasar Korea Selatan.

    Sebab, ungkap dia, Korea Selatan tengah mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan gaya hidup sehat, yang membuka peluang bagi produk-produk Indonesia, mulai dari makanan dan minuman alami, produk halal, kosmetik dan wellness, serta furnitur ramah lingkungan.

    Selain itu, Atase Perdagangan Tokyo Merry Astrid Indriasar juga mengungkap bahwa Jepang merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk makanan dan bahan pangan Indonesia.

    Dia menuturkan bahwa ketergantungan Jepang terhadap impor bahan makanan yang mencapai sekitar 60% dari total kebutuhan nasional, menjadi peluang besar.

  • Kemenkes Ungkap Wacana Label Nutri-Level, Direncanakan Berlaku 2027

    Kemenkes Ungkap Wacana Label Nutri-Level, Direncanakan Berlaku 2027

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkap mekanisme penerapan label nutri-level pada produk makanan dan minuman. Nantinya, label ini akan menunjukkan mana pilihan makanan atau minuman yang lebih sehat hingga cenderung tinggi gula, garam, dan lemak.

    Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan penerapan nutri-level untuk produk pangan masuk dalam tahap edukasi. Saat ini, pemerintah belum mewajibkan perusahaan menggunakan label tersebut, alias bersifat sukarela.

    Pihaknya juga ditekankan masih menyusun aturan terkait penerapan Nutri-level, meliputi regulasi penanggulangan penyakit dan edukasi cara membaca Nutri-level.

    “Jadi itu seperti tahapan untuk supaya bisa masyarakat tahu. Kan kita sebenarnya sudah banyak kan (label makanan sehat) misalnya pilihan sehat. Nah, sekarang jangan nanti ada di situ (ada label nutri-level), tapi mereka tetap nggak aware bahwa mereka seharusnya membaca, ini nutri-level misalnya merah, berarti kandungan gulanya yang tinggi,” jelas Nadia ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

    Nadia mengingatkan, makanan yang nantinya mendapatkan level ‘merah’ menandakan tinggi GGL. Ini untuk membuat masyarakat lebih sadar dengan makanan atau minuman apa saja yang dikonsumsi dalam sehari.

    Misalnya, sudah mengonsumsi makanan atau minuman level merah dengan kadar garam atau gula tinggi, maka asupan makanan selanjutnya harus memilih menu yang lebih rendah garam dan gula.

    “Artinya buat masyarakat sadar, ‘oh, saya sudah konsumsi makanan yang warnanya (level) merah atau minuman merah, berarti kalau saya mau konsumsi itu dua kali sehari, itu saya harus lebih berhati-hati’. Karena berarti sudah melebih konsumsi,” sambungnya.

    Meski saat ini pemasangan nutri-level masih masih bersifat sukarela karena dalam masa edukasi, nantinya pelabelan ini akan diwajibkan. Edukasi saat ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI untuk makanan dan minuman kemasan dan Kementerian Kesehatan untuk makanan siap saji.

    Ia mengatakan pelabelan ini direncanakan akan mulai menjadi kewajiban pada 2027, atau 2 tahun setelah masa edukasi selesai.

    “Iya (2027), kalau nutri-level edukasi dua tahun. Setelah dua tahun, itu menjadi mandatory (wajib). Artinya begitu diundangkan ada masa grace period 2 tahun,” katanya.

    “Kalau buat kadarnya, nanti sifatnya voluntary. Jadi semua perusahaan itu nanti sifatnya akan melaporkan bahwa kadar gula saya sekian, kadar garam saya sekian, dan dia voluntary untuk menempelkan itu,” tandas Nadia.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)