Produk: lemak

  • Nasi Pecel Jadi Menu Unggulan Program Makan Bergizi Gratis Polres Madiun

    Nasi Pecel Jadi Menu Unggulan Program Makan Bergizi Gratis Polres Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Nasi pecel, kuliner khas Madiun yang melegenda dengan cita rasa sambal kacangnya, kini menjadi menu unggulan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Madiun.

    Menu tradisional ini ditujukan bagi pelajar penerima manfaat MBG. Selain menggugah selera, nasi pecel dipilih karena kandungan gizinya yang lengkap untuk menunjang aktivitas belajar siswa.

    Kepala SPPG Polres Madiun, Yuniar Arinda Putri Aji, menjelaskan bahwa pemilihan nasi pecel bukan tanpa alasan. “Nasi pecel memiliki nilai gizi yang seimbang dan mudah diterima semua kalangan. Ini sekaligus menjadi bentuk pelestarian budaya lokal yang ingin kami tonjolkan,” ujar Yuniar, Rabu (5/11/2025).

    Sepiring nasi pecel mengandung gizi lengkap, mulai dari nasi putih sebagai sumber energi karbohidrat, sayuran rebus kaya serat, vitamin, dan zat besi, sambal kacang yang mengandung protein nabati serta lemak sehat, hingga lauk seperti telur, tempe, dan tahu sebagai sumber protein dan kalsium.

    Kapolres Madiun, AKBP Kemas Indra Natanegara, mengapresiasi kreativitas tim dapur SPPG yang mengangkat kuliner lokal dalam program MBG.

    “Sangat bagus sekali dengan menjadikan nasi pecel sebagai variasi menu. Selain bergizi, siswa juga tidak mudah bosan karena ada sentuhan khas daerah Madiun,” ungkap AKBP Kemas Indra.

    Melalui program MBG, SPPG Polres Madiun berharap dapat terus mengangkat kuliner lokal sebagai bagian dari edukasi gizi seimbang sekaligus memperkuat identitas budaya daerah. [rbr/beq]

  • 4 Fakta Puluhan Kontainer Rp 28,7 M Langgar Ekspor Dibongkar

    4 Fakta Puluhan Kontainer Rp 28,7 M Langgar Ekspor Dibongkar

    Jakarta

    Polri dan Bea Cukai membongkar kasus dugaan pelanggaran ekspor turunan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Puluhan kontainer diamankan.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan kasus ekspor turunan CPO ini berawal dari temuan peningkatan frekuensi ekspor komoditas fatty matter.

    Komoditas fatty matter adalah istilah materi lemak atau asam lemak, terutama yang dihasilkan sebagai produk samping dari proses industri seperti pembuatan sabun dan biodiesel. Jenderal Sigit menyebutkan peningkatan ekspor itu seluruhnya berasal dari perusahaan yang sama, yakni PT MMS.

    “Beberapa waktu yang lalu, telah dilakukan kegiatan pendalaman dengan sistem mirroring analysis, Satgassus terhadap PT MMS terkait dengan adanya pelonjakan yang luar biasa dari ekspor komoditas fatty matter dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, naik hampir 278%,” jelas Kapolri dalam jumpa pers di Buffer Area MTI NPCT 1 Jalan Terminal Kalibaru Raya, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (6/11/2025).

    Jenderal Sigit menyebutkan peningkatan ekspor itu menjadi anomali. Hasil uji laboratorium diduga kuat produk ekspor yang dilaporkan tidak sesuai sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 32 Tahun 2024.

    “Dari hasil pemeriksaan tersebut, didapati bahwa ternyata kandungan yang ada di dalamnya ternyata tidak sesuai dengan komoditas yang seharusnya mendapatkan kompensasi bebas pajak,” imbuhnya.

    Foto: Jumpa pers kasus pelanggaran ekspor turunan CPO. (Dok. Polri)

    Produk ekspor tersebut merupakan komoditas turunan CPO yang seharusnya berpotensi dikenai bea keluar dan pungutan ekspor sesuai ketentuan yang berlaku.

    1. 87 Kontainer Senilai Rp 28,7 M Diamankan

    Sebanyak 87 kontainer diamankan dari pengungkapan kasus ini. Dari puluhan kontainer ini isinya sebagian besar komoditas campuran dari produk turunan kelapa sawit.

    “Sehingga mau tidak mau, ini yang tentunya akan kita tindak lanjuti bersama dengan Ditjen Bea Cukai untuk pendalaman lebih lanjut,” tutur Jenderal Sigit.

    Ke-87 kontainer yang diamankan diduga melanggar ekspor produk turunan minyak sawit mentah atau crude palm oil. Jenderal Sigit mengatakan masih mendalami modus penyelundupan turunan CPO ini.

    “Kita ingin mendalami lebih lanjut dari modus yang terjadi, terjadi upaya-upaya untuk menyiasati penghindaran terhadap pajak yang tentunya ini sering kali terjadi,” ucapnya.

    “Ternyata, celah ini yang kemudian digunakan untuk menyelundupkan, untuk menghindari pajak yang tentunya ini mengakibatkan kerugian negara,” sambung dia.

    Adapun Dirjen Bea dan Cukai Djaka Bhudi Utama mengatakan 87 kontainer yang disita seberat 1.802 ton. Nilai total barang ekspor itu setara dengan Rp 28,7 miliar.

    “Karena setelah kita dalami bahwa dari yang diberitahukan secara berkala sering terjadi pemberitahuan yang tidak sesuai. Untuk itu berdasarkan kronologi temuannya, 20 Oktober-25 Oktober 2025 kita berhasil melakukan penegakan terhadap 87 kontainer milik PT MSS di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Djaka dalam kesempatan yang sama.

    “Barang tersebut diberitahukan sebagai fatty matter dengan berat bersih kurang lebih sekitar 1.802 ton atau senilai Rp 28,7 miliar,” tambahnya.

    2. Arahan Presiden Prabowo

    Jenderal Sigit mengatakan pengungkapan kasus ini merupakan upaya mengurangi potensi kebocoran negara. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

    “Saya mengucapkan terima kasih kepada Satgasus OPN, Pak Hermawan Yulianto, Pak Novel, dan kawan-kawan yang menemukan ini dan tentunya kita yakin bahwa tentunya ada juga indikasi-indikasi yang mungkin hampir mirip, hampir sama, dan apabila ini kita lakukan pendalaman, tentunya kita bisa menyelamatkan potensi kerugian negara dari kebocoran-kebocoran akibat penghindaran pembayaran pajak dan ini tentunya sesuai dengan harapan dari Bapak Presiden,” ujar Jenderal Sigit.

    Kapolri menerangkan, kasus ini bermula dari temuan terhadap PT MMS adanya pelonjakan signifikan sampai 278 persen terkait ekspor komoditas fatty matter dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Hasil pemeriksaan di tiga laboratorium, ternyata komoditas fatty matter yang diekspor itu mengandung produk turunan CPO.

    “Dari hasil pemeriksaan tersebut, didapati bahwa ternyata kandungan yang ada di dalamnya ternyata tidak sesuai dengan komoditas yang seharusnya mendapatkan kompensasi bebas pajak,” ujar Kapolri.

    Kapolri mengajak semua pihak melakukan penegakan aturan ekspor. Hal itu semata-mata demi mencegah kerugian negara.

    “Mari tentunya kita bersama-sama melakukan pengawasan, melakukan penegakan aturan, melakukan pendisiplinan, dan bila perlu melakukan penegakan hukum. Sehingga potensi-potensi terjadinya kebocoran yang tentunya merugikan negara, ini bisa kita hindari dan harapan Bapak Presiden agar pemasukan negara betul-betul optimal, mengurangi potensi kebocoran negara bisa kita lakukan maksimal,” kata Kapolri.

    Foto: Jumpa pers kasus pelanggaran ekspor turunan CPO. (Dok. Polri)

    Dengan begitu, lanjut Jenderal Sigit, uang yang seharusnya masuk ke negara bisa dimanfaatkan untuk program kesejahteraan yang dicanangkan Presiden Prabowo.

    “Dana tersebut kemudian bisa betul-betul dimanfaatkan untuk program pembangunan program yang mendorong apa yang sedang dilaksanakan Bapak Presiden dalam rangka meningkatkan program kesejahteraan untuk rakyat dan program lainnya

    3. Hendak Dikirim ke China

    87 Kontainer yang diamankan mau dikirim ke China. Puluhan kontainer itu diamankan karena diduga melanggar aturan eskpor.

    “Tujuan ekspor ke China,” ujar Jenderal Sigit.

    Eksportir 87 kontainer itu adalah PT MSS, yang dokumen awalnya diberitahukan berisi komoditas fatty matter. Namun karena ditemukan adanya peningkatan ekspor sampai 278 persen, dilakukan pendalaman sekaligus pengecekan barang.

    Dalam dokumen awalnya, puluhan kontainer seberat 1.802 ton itu senilai Rp 28,7 miliar dan tidak termasuk bea keluar serta bukan komoditas yang masuk larangan pembatasan ekspor.

    Setelah dilakukan pemeriksaan di tiga laboratorium, ternyata barang-barang yang akan diekspor itu mengandung turunan CPO. Hal itu berpotensi terkena bea keluar dan ekspor.

    “Kenapa kita melakukan pendalaman karena kita mendapatkan modus-modus sebelumnya, yang itu juga dilakukan terhadap upaya pembayaran pajak dengan mengekspor hub,” ujar Kapolri.

    Jenderal Sigit menduga masih ada perusahaan lain yang menggunakan modus serupa. Polisi masih melakukan pendalaman dugaan pelanggaran ekspor lainnya.

    “Untuk kerugian tadi, terjadi di kurun waktu 2025 dan masih ada beberapa perusahaan yang menggunakan modus operandi serupa yang saat ini juga akan kita dalami dan tentunya akan diinformasikan lebih lanjut,” jelasnya.

    4. Polri Ikut Mengusut

    Polri akan mengusut dugaan pelanggaran ekspor produk turunan CPO ini. Jenderal Sigit mengatakan aturan pembebasan bea keluar itu dijadikan celah untuk menyelundupkan dan menghindari pajak. Praktik itu berpotensi mengakibatkan kebocoran keuangan negara.

    “Nah, kita ingin mendalami lebih lanjut, karena dari modus yang terjadi, terjadi upaya-upaya untuk menyiasati, penghindaran terhadap pajak, yang tentunya ini sering kali terjadi dan pada saat ini terjadi pada komoditas jenis fatty matter yang oleh pemerintah tidak dikenakan bea keluar maupun pungutan ekspor, serta bukan komoditas yang termasuk dalam kategori larangan dan atau pembatasan ekspor,” jelas Kapolri.

    “Ini yang tentunya akan kita lakukan pendalaman terhadap beberapa perusahaan yang lain dan nanti apabila memang kita perlukan untuk melakukan proses penegakan hukum dan juga pengembalian kerugian terhadap negara, tentunya ini akan kita lakukan,” ucap Sigit.

    Eks Kabareskrim Polri itu memastikan akan melanjutkan pendalaman terkait ekspor komoditas fatty matter. Dia menerangkan, nilai transaksi komoditas fatty matter mencapai Rp 2,8 triliun sepanjang 2025.

    “Jadi, ini yang tentunya menjadi catatan penting setelah kita melakukan pendalaman bahwa dari cross-check, barang yang akan diekspor dengan barang negara yang akan menerima impor, ternyata catatannya berbeda. Itulah yang kemudian kita lakukan pendalaman,” tutur Sigit.

    “Tentunya ada juga indikasi-indikasi yang mungkin hampir mirip, hampir sama, dan apabila ini kita lakukan pendalaman, tentunya kita bisa menyelamatkan potensi kerugian negara dari kebocoran-kebocoran akibat penghindaran pembayaran pajak dan ini tentunya sesuai dengan harapan dari Bapak Presiden,” ungkap dia.

    Dia mengatakan pengembangan kasus akan ditangani oleh Ditjen Bea Cukai. Namun dia tak menutup kemungkinan Polri akan ikut mengusut jika ditemukan potensi pelanggaran hukum.

    “Kita akan bicarakan dengan Dirjen Bea Cukai (terkait pengusutannya) yang jelas dari Satgas Optimalisasi kan sudah menemukan. Nanti begitu kita rapatkan di situ memang ada potensi penegakan hukum, potensi pelanggaran, menyangkut proses pelanggaran hukum apakah itu tipikor (tindak pidana korupsi) atau kasus yang lain tentunya akan kita rapatkan untuk kita lakukan penegakan hukum,” terang Sigit.

    “Yang utamanya tentunya kita ingin agar kebocoran-kebocoran yang sudah terjadi ini bisa kita kembalikan untuk negara,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

  • 8 Negara dengan Warga Paling Kurus di Dunia, Ada Tetangga Indonesia

    8 Negara dengan Warga Paling Kurus di Dunia, Ada Tetangga Indonesia

    Jakarta

    Berbeda dengan banyak negara-negara maju, mereka yang hidup di negara berkembang memang cenderung memiliki tubuh yang kurus. Pahitnya, ini terjadi bukan karena mereka menerapkan diet dan hidup sehat.

    Dari data yang dihimpun oleh World Atlas, kondisi ini terjadi karena rendahnya akses pangan dan kondisi ekonomi dari mereka yang hidup di negara dunia ketiga.

    Berikut adalah 8 negara yang memiliki penduduk kurus terbanyak di dunia.

    1. Vietnam

    Di Vietnam, hanya sekitar 2,1 persen penduduknya yang tergolong obesitas. Vietnam berjuang melawan kemiskinan yang tinggi.

    Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir 10 persen penduduk Vietnam hidup dalam kemiskinan, jadi tidak mengherankan jika banyak orang Vietnam kesulitan mendapatkan makanan yang cukup.

    Namun, kemiskinan bukanlah satu-satunya hal yang membuat orang Vietnam tetap kurus. Pola makan Vietnam, yang sebagian besar terdiri dari nasi, sayuran, dan ikan, juga mencegah obesitas.

    Selain itu, budaya Vietnam menekankan kehidupan yang seimbang, termasuk keseimbangan asupan makanan yang tepat.

    2. Bangladesh

    Tingkat obesitas di negara ini 3,6 persen. Alasan utama banyak warga yang kurus adalah faktor kemiskinan yang menyebabkan kelaparan dan malnutrisi.

    Menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP), 40 persen penduduk Bangladesh mengalami kerawanan pangan. Anak-anak khususnya sangat terdampak kelaparan, sehingga banyak dari mereka mengalami pertumbuhan terhambat.

    3. Timor Leste

    Tingkat obesitas di negara tetangga Indonesia ini ada di angka 3,8 persen. Di Timor Leste, kelaparan adalah masalah serius. Timor Leste memiliki indeks kelaparan tertinggi kedua menurut Indeks Kelaparan Global 2020.

    Salah satu penyebab kerawanan pangan Timor Leste adalah kegagalan masyarakat Timor Leste untuk memproduksi cukup pangan dalam negeri, yang diperparah oleh dampak perubahan iklim.

    4. India

    Tercatat hanya 3,9 persen penduduk India yang masuk ke dalam obesitas. Faktor masih banyak warga yang kurus adalah mereka yang kesulitan mendapatkan akses pangan.

    Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), 189,2 juta orang di India mengalami kekurangan gizi pada tahun 2020. Limbah makanan disebut sebagai salah satu penyebab utama kelaparan di India, dengan 40 persen sayuran dan 30 persen sereal tidak sampai ke konsumen dan terbuang sia-sia.

    5. Kamboja

    Kamboja memiliki tingkat obesitas yang sama dengan India, yaitu 3,9 persen. Negara ini tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.

    Sumber daya alam telah terkuras akibat konflik bersenjata. Pertanian dan produksi pangan juga terganggu oleh bencana alam yang sering terjadi di negara ini.

    Negara ini mengalami kekurangan pangan musiman setiap tahun. Sekitar 40 persen anak-anak Kamboja mengalami kekurangan gizi kronis, yang seringkali menyebabkan pertumbuhan terhambat.

    6. Nepal

    Nepal adalah salah satu negara termiskin di Asia, dengan hanya 4,1 persen penduduknya yang mengalami obesitas. Pada tahun 2019, 39 persen penduduk Nepal hidup dalam kemiskinan, dan 8 persen hidup dalam kemiskinan ekstrem.

    Seperti negara-negara miskin lainnya, produktivitas pertanian Nepal terlalu rendah untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Namun, situasinya telah membaik selama 20 tahun terakhir.

    7. Jepang

    Jepang bukan termasuk negara berkembang atau miskin, namun mereka hanya memiliki 4,3 persen penduduk yang obesitas. Berbeda dengan negara dunia ketiga, ‘kurus’ di Negeri Sakura karena penduduknya menjaga pola makan.

    Orang Jepang tidak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, garam, atau gula. Mereka juga sebagian besar menghindari makanan olahan. Mereka umumnya juga makan dalam porsi yang kecil dan berhenti sebelum kenyang.

    8. Korea Selatan

    Korea Selatan juga termasuk negara maju, dengan 4,7 persen penduduknya mengalami obesitas. Ini karena mereka melakoni gaya hidup sehat.

    Pola makan orang Korea Selatan tidak mencakup makanan berlemak atau olahan. Sebaliknya, orang Korea Selatan banyak mengonsumsi sayuran dan makanan laut. Seperti orang Jepang, mereka juga makan dalam porsi yang lebih kecil dan memasukkan olahraga ke dalam rutinitas harian mereka.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/kna)

  • Hasil CKG Ungkap 96 Persen Orang Indonesia Mager, Nggak Heran Obesitas Tinggi

    Hasil CKG Ungkap 96 Persen Orang Indonesia Mager, Nggak Heran Obesitas Tinggi

    Jakarta

    Program cek kesehatan gratis (CKG) yang digagas Kementerian Kesehatan RI sudah dikuti oleh 50,5 juta orang. Meski capaian tersebut memperlihatkan adanya antusiasme warga, data yang diperoleh cukup mengkhawatirkan.

    Dari 50,5 juta orang yang telah menjalani pemeriksaan kesehatan, 96 persen tercatat kurang aktivitas fisik alias malas gerak (mager). Di samping itu warga yang obesitas sentral sebanyak 32,9 persen, overweight dan obesitas 24,4 persen.

    “Data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

    Angka ini juga sejalan dengan temuan Kemenkes lewat Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang menemukan sekitar 37,4 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik.

    Masih dari hasil survei yang sama, terdapat empat alasan utama masyarakat Indonesia tidak melakukan aktivitas fisik secara memadai. Sebanyak 48,7 persen menyatakan tidak ada waktu, 32,6 persen mengaku malas, 19,5 persen menyebut sudah lanjut usia, dan 9,8 persen merasa tidak memiliki rekan beraktivitas.

    Kaitan mager dan obesitas

    Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi terhadap obesitas karena menyebabkan ketidakseimbangan, yang terjadi adalah tubuh menyimpan lebih banyak lemak daripada yang dibakar.

    Ketika seseorang tidak aktif, pengeluaran energinya menurun, dan jika asupan kalorinya melebihi pengeluaran rendah ini, kelebihan energi tersebut disimpan sebagai lemak.

    Hal ini menciptakan siklus yang berulang. Kelebihan berat badan dapat semakin mengurangi aktivitas fisik, sehingga lebih sulit menurunkan berat badan dan lebih mungkin menimbulkan masalah kesehatan.

    Kurang gerak bukan cuma memicu obesitas saja. Lebih jauh, tidak rutin olahraga bisa memicu penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung, memicu tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, bahkan kecemasan hingga depresi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • ​Pentingnya Budaya Sadar Risiko dan Inovasi Pengurangan Bahaya untuk Indonesia 2045

    ​Pentingnya Budaya Sadar Risiko dan Inovasi Pengurangan Bahaya untuk Indonesia 2045

    Jakarta: Budaya sadar risiko terus digaungkan Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO). Hal ini bukan tanpa alasan, MASINDO melihat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap risiko yang ada di sekitarnya dan cara menanggulanginya masih minim.

    “Apa sih kurang sadar risiko? Kita lihat contohnya, misalnya kadang kita pake motor gak pake helm. Kemudian kadang kita juga gak pake seatbelt, gak pake seatbelt. Kemudian kadang kita makan, kalau dari sisi kesehatan, misalnya makan makanan yang apa, tebal GKL ya, garam, gula, lemak, itu luar biasa gitu ya,” jelas Ketua MASINDO Dimas Syailendra dalam Diskusi Publik bertajuk “Sadar Risiko dalam Perspektif Inovasi dan Pembangunan” Rabu, 5 November 2025.

    Dimas menambahkan fenomena orang-orang terjebak investasi bodong juga merupakan gambaran bahwa masyarakat masih belum memiliki kesadaran risiko setiap keputusan yang diambil.

    “Jadi tadi, masyarakat kita itu adalah masyarakat yang memang jarang berpikir nanti bagaimana, masyarakat yang lebih berpikir Jadi nanti gitu ya, jadi itu yang ada di masyarakat kita,” tambahnya.

    Ia pun menjelaskan faktor-faktor yang membuat kesadaran risiko masyarakat masih rendah. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang sadar risiko.

    “Mereka misalnya kurang pengetahuan, atau ada disinformasi, atau kadang masyarakat kita itu apa, apa yang terhadap risikonya, karena menganggap bahwa risikonya cuma dia yang kenal,” terangnya.

    Karena itu perubahan pola pikir masyarakat dari sikap “bagaimana nanti” menjadi “nanti bagaimana”—dari pasif menjadi antisipatif terhadap risiko menjadi sangat penting.

    Dalam diskusi publik yang digelar MASINDO bersama Tirto.id ini juga menghadirkan menghadirkan panelis dari berbagai lembaga, yakni Prakosa Grahayudiandono, Direktur Sistem dan Manajemen Risiko, Bappenas; Dr. Nurma Midayanti, Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS); serta Dimas Syailendra Ranadireksa, Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO).
     

    Dalam paparannya, Prakosa menegaskan pentingnya penerapan Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (MRPN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2023. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadikan kebijakan pembangunan lebih adaptif terhadap ketidakpastian global dan tantangan lintas sektor.

    “Tapi bisa jadi dengan kondisi keuangan, kompleksitas masyarakatnya, kemajemukan dan segala macam, itu kemudian bisa di-adjust sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” kata Prakosa.

    Peran data statistik juga menjadi perhatian dalam forum ini. Nurma Midayanti menyoroti pentingnya pemetaan risiko sosial-ekonomi berbasis data yang akurat untuk mendukung kebijakan publik yang responsif terhadap dinamika di lapangan.

    “Tanpa data yang kredibel, sulit bagi masyarakat memahami arah pembangunan. Sulit juga untuk pemerintah melegitimasi apa kebijakannya. Jadi untuk itulah, ayo kita bersama-sama sekali lagi untuk membangun literasi data sendiri,” ujar Nurma.

    Melalui kegiatan ini, Tirto.id dan MASINDO berharap masyarakat semakin memahami bahwa kesadaran akan risiko bukan hanya soal mitigasi bencana, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan—mulai dari ekonomi, kesehatan, sosial, hingga gaya hidup.

    “Risiko itu nyata, seringkali muncul di luar kendali kita, tapi sistemnya juga harus kita jaga. Dan yang paling penting, mudah-mudahan dari diskusi hari ini bisa menghasilkan sebuah parameter baru dalam membuat perencanaan kebijakan ke depan. Jadi harapannya, kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah, baik itu yang lingkup lebih kecil hingga yang sifatnya masif, juga bisa mempertimbangkan risiko harapannya,” tutur Pemimpin Redaksi 
    Tirto.id, Rachmadin Ismail, dalam pidato pembukaannya.

    Diskusi publik ini juga diharapkan mendorong kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan media—untuk memperluas budaya sadar risiko nasional, terutama menuju Visi Indonesia Emas 2045.

    Jakarta: Budaya sadar risiko terus digaungkan Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO). Hal ini bukan tanpa alasan, MASINDO melihat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap risiko yang ada di sekitarnya dan cara menanggulanginya masih minim.
     
    “Apa sih kurang sadar risiko? Kita lihat contohnya, misalnya kadang kita pake motor gak pake helm. Kemudian kadang kita juga gak pake seatbelt, gak pake seatbelt. Kemudian kadang kita makan, kalau dari sisi kesehatan, misalnya makan makanan yang apa, tebal GKL ya, garam, gula, lemak, itu luar biasa gitu ya,” jelas Ketua MASINDO Dimas Syailendra dalam Diskusi Publik bertajuk “Sadar Risiko dalam Perspektif Inovasi dan Pembangunan” Rabu, 5 November 2025.
     
    Dimas menambahkan fenomena orang-orang terjebak investasi bodong juga merupakan gambaran bahwa masyarakat masih belum memiliki kesadaran risiko setiap keputusan yang diambil.

    “Jadi tadi, masyarakat kita itu adalah masyarakat yang memang jarang berpikir nanti bagaimana, masyarakat yang lebih berpikir Jadi nanti gitu ya, jadi itu yang ada di masyarakat kita,” tambahnya.
     
    Ia pun menjelaskan faktor-faktor yang membuat kesadaran risiko masyarakat masih rendah. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang sadar risiko.
     
    “Mereka misalnya kurang pengetahuan, atau ada disinformasi, atau kadang masyarakat kita itu apa, apa yang terhadap risikonya, karena menganggap bahwa risikonya cuma dia yang kenal,” terangnya.
     
    Karena itu perubahan pola pikir masyarakat dari sikap “bagaimana nanti” menjadi “nanti bagaimana”—dari pasif menjadi antisipatif terhadap risiko menjadi sangat penting.
     
    Dalam diskusi publik yang digelar MASINDO bersama Tirto.id ini juga menghadirkan menghadirkan panelis dari berbagai lembaga, yakni Prakosa Grahayudiandono, Direktur Sistem dan Manajemen Risiko, Bappenas; Dr. Nurma Midayanti, Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS); serta Dimas Syailendra Ranadireksa, Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO).
     

     
    Dalam paparannya, Prakosa menegaskan pentingnya penerapan Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (MRPN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2023. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadikan kebijakan pembangunan lebih adaptif terhadap ketidakpastian global dan tantangan lintas sektor.
     
    “Tapi bisa jadi dengan kondisi keuangan, kompleksitas masyarakatnya, kemajemukan dan segala macam, itu kemudian bisa di-adjust sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” kata Prakosa.
     
    Peran data statistik juga menjadi perhatian dalam forum ini. Nurma Midayanti menyoroti pentingnya pemetaan risiko sosial-ekonomi berbasis data yang akurat untuk mendukung kebijakan publik yang responsif terhadap dinamika di lapangan.
     
    “Tanpa data yang kredibel, sulit bagi masyarakat memahami arah pembangunan. Sulit juga untuk pemerintah melegitimasi apa kebijakannya. Jadi untuk itulah, ayo kita bersama-sama sekali lagi untuk membangun literasi data sendiri,” ujar Nurma.
     
    Melalui kegiatan ini, Tirto.id dan MASINDO berharap masyarakat semakin memahami bahwa kesadaran akan risiko bukan hanya soal mitigasi bencana, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan—mulai dari ekonomi, kesehatan, sosial, hingga gaya hidup.
     
    “Risiko itu nyata, seringkali muncul di luar kendali kita, tapi sistemnya juga harus kita jaga. Dan yang paling penting, mudah-mudahan dari diskusi hari ini bisa menghasilkan sebuah parameter baru dalam membuat perencanaan kebijakan ke depan. Jadi harapannya, kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah, baik itu yang lingkup lebih kecil hingga yang sifatnya masif, juga bisa mempertimbangkan risiko harapannya,” tutur Pemimpin Redaksi 
    Tirto.id, Rachmadin Ismail, dalam pidato pembukaannya.
     
    Diskusi publik ini juga diharapkan mendorong kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan media—untuk memperluas budaya sadar risiko nasional, terutama menuju Visi Indonesia Emas 2045.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • 6 Bakso Indonesia yang Masuk Daftar Meatball Terlezat di Dunia Versi Taste Atlas

    6 Bakso Indonesia yang Masuk Daftar Meatball Terlezat di Dunia Versi Taste Atlas

    JAKARTA – Bakso sudah lama dikenal sebagai salah satu makanan favorit banyak orang di Indonesia. Hidangan berbahan dasar daging giling ini punya banyak variasi, baik dari segi rasa, tekstur, hingga cara penyajiannya. Tak hanya populer di dalam negeri, bakso Indonesia ternyata juga mendapat perhatian di kancah internasional.

    Menurut Taste Atlas, situs yang dikenal sebagai rujukan kuliner dunia, beberapa jenis bakso dari Indonesia berhasil masuk dalam daftar Best Meatballs in the World atau bakso daging terenak di dunia.

    Pembaruan data per 15 Oktober 2025 mencatat ada enam varian bakso khas Nusantara yang masuk dalam daftar tersebut. Disebutkan pula bahwa keberadaan bakso di Indonesia banyak dipengaruhi oleh perpaduan budaya Asia dan Eropa.

    Jika pada tahun 2023 hanya beberapa jenis saja yang masuk daftar, kali ini ada 6 jenis bakso yang berhasil menonjol. Berikut 6 bakso di Indonesia yang masuk daftar meatball terlezat didunia versi Taste Atlas.

    1. Bakso

    Bakso yang sering ditemui sehari-hari ini memang sangat populer di seluruh Indonesia. Biasanya disajikan dalam kuah kaldu hangat dengan pelengkap berupa mie kuning atau bihun, serta tambahan pangsit, tahu, atau telur rebus.

    Ciri khas bakso Indonesia adalah teksturnya yang kenyal. Walaupun menjadi makanan kaki lima, bakso dapat ditemukan di berbagai tempat, mulai dari gerobak pinggir jalan sampai restoran besar. Rasanya semakin nikmat ketika ditambah sambal atau kecap sesuai selera.

    2. Bakso Goreng

    Bakso goreng atau yang biasa disebut basreng merupakan jajanan yang banyak dipengaruhi oleh kuliner China. Bakso ini dibuat dari campuran daging (bisa ayam, sapi, udang, ikan, atau babi), tepung, dan bumbu, kemudian digoreng hingga berwarna cokelat keemasan.

    Bagian luarnya renyah, sementara dalamnya tetap lembut. Biasanya disajikan selagi panas dengan sambal atau saus pedas manis.

    3. Bakso Solo

    Sesuai namanya, bakso ini berasal dari Kota Solo. Kuahnya terkenal bening tetapi kaya rasa karena menggunakan kaldu sapi asli.

    Bakso Solo biasanya disajikan bersama mie kuning atau bihun, serta tambahan seperti bawang goreng, seledri, dan sayuran hijau. Rasa pedas dan segarnya makin terasa ketika diberi sambal dan sedikit perasan jeruk nipis.

    4. Bakso Bakar

    Bakso bakar adalah jajanan favorit banyak orang, terutama di daerah Jawa. Setelah dibentuk, bakso biasanya direbus dulu, lalu ditusuk dan dibakar di atas arang.

    Selama proses pembakaran, bakso dilumuri kecap dan bumbu sehingga menghasilkan aroma yang khas, sedikit manis, gurih, dan smokey. Bakso bakar sering dijual di warung kecil, kaki lima, atau stand malam hari.

    5. Bakso Ayam

    Selain bakso sapi, bakso ayam juga banyak digemari. Bahan dasarnya adalah daging ayam yang dihaluskan, lalu dicampur dengan bumbu sederhana dan tepung agar teksturnya kenyal.

    Bakso ayam bisa disajikan langsung atau dibuat kuah hangat untuk dijadikan sup. Banyak orang memilih menggunakan daging dada ayam karena lebih sehat dan rendah lemak.

    6. Tahu Bakso

    Tahu bakso berasal dari Jawa Tengah dan menjadi camilan favorit di berbagai daerah. Camilan ini menggabungkan tahu lembut dengan isian bakso sapi yang gurih.

    Ada yang disajikan dengan cara dikukus, ada juga yang digoreng agar bagian luarnya terasa lebih renyah. Rasanya ringan namun tetap beraroma daging, sehingga cocok untuk jadi lauk, camilan, atau oleh-oleh.

  • Cara Aman Hilangkan Lemak Membandel dan Kencangkan Kulit

    Cara Aman Hilangkan Lemak Membandel dan Kencangkan Kulit

    Jakarta: Prosedur ULFRA LIFT Abdomen Complete di LIGHThouse Advanced menjadi solusi bagi mereka yang ingin menghilangkan lemak subkutan membandel sekaligus mengencangkan kulit di area perut tanpa perlu menjalani operasi invasif.
     
    Menggunakan teknologi gelombang ultrasound dan cairan pemecah lemak khusus, prosedur ini memungkinkan peluruhan lemak secara presisi tanpa merusak jaringan otot dan saraf di sekitarnya, disertai tindakan pengangkatan kulit berlebih untuk hasil yang lebih kencang dan natural.
     
    Dijalankan oleh dokter spesialis bedah plastik dengan pilihan bius sedasi (MAC) atau lokal, ULFRA LIFT Abdomen Complete menjadi alternatif aman dan efektif bagi pasien pasca melahirkan, pasca penurunan berat badan, maupun mereka yang kesulitan menghilangkan lemak subkutan melalui diet dan olahraga.
     

     
    ULFRA memiliki tiga jenis perawatan yang bisa dipilih oleh pasien, yaitu:

    1. ULFRA (Ultrasound Fat Removal)
    Prosedur fat removal dengan menggunakan gelombang ultrasound dan cairan khusus pemecah lemak yang akan mencairkan lemak sehingga lebih mudah dialirkan ke luar tubuh dengan menggunakan mesin khusus.
     
    2. ULFRA LIFT (Ultrasound Fat Removal + Lifting)
    Prosedur gabungan ULFRA dan Lifting yaitu menghilangkan lemak (fat removal) kemudian memotong dan membuang kulit berlebih, sehingga kulit pada area perawatan (perut, paha dan lengan) menjadi lebih kencang dan tidak bergelambir.

    3. ULFRA STRIPPING
    Prosedur fat removal yang dilakukan menggunakan bius lokal dengan volume pengambilan lemak yang lebih sedikit. Prosedur ini dapat dilakukan pada area arms (lengan), upper abdomen (perut atas), lower abdomen (perut bawah), outer thigh, dan inner thigh.

    Prosedur ini bukan untuk menurunkan berat badan, tetapi membantu menghilangkan lemak membandel pasca diet, olahraga, atau periode satu tahun setelah melahirkan.
     

    Menurut Anna Yesito Wibowo, Chief Marketing Officer LIGHT Group perusahaan induk dari LIGHThouse Advanced Clinic, layanan ini mengutamakan pendekatan medis yang aman dan bisa juga membantu kondisi seperti Lipedema.

    “Pada kasus Lipedema, fat removal menjadi salah satu pilihan utama untuk mengurangi jaringan lemak abnormal yang menimbulkan keluhan dan memperbaiki bentuk tubuh. Kami percaya bahwa setiap orang berhak merasa nyaman dengan tubuhnya, dan kami ingin menjadi bagian dari perjalanan positif tersebut,” ujar Anna Yesito Wibowo.

    Masa pemulihan prosedur ini hanya sekitar 4–6 jam, dengan anjuran menjaga pola makan, memakai korset, dan menghindari aktivitas berat. Pasien juga mendapat pendampingan penuh lewat Companion Program yang mencakup konsultasi dokter bedah plastik dan ahli gizi.
     
    Sementara itu, selama perayaan ulang tahun ke-21 LIGHT Group, tersedia diskon hingga 30% untuk layanan ULFRA di LIGHThouse Advanced Simatupang dan Kelapa Gading.

     

    Jakarta: Prosedur ULFRA LIFT Abdomen Complete di LIGHThouse Advanced menjadi solusi bagi mereka yang ingin menghilangkan lemak subkutan membandel sekaligus mengencangkan kulit di area perut tanpa perlu menjalani operasi invasif.
     
    Menggunakan teknologi gelombang ultrasound dan cairan pemecah lemak khusus, prosedur ini memungkinkan peluruhan lemak secara presisi tanpa merusak jaringan otot dan saraf di sekitarnya, disertai tindakan pengangkatan kulit berlebih untuk hasil yang lebih kencang dan natural.
     
    Dijalankan oleh dokter spesialis bedah plastik dengan pilihan bius sedasi (MAC) atau lokal, ULFRA LIFT Abdomen Complete menjadi alternatif aman dan efektif bagi pasien pasca melahirkan, pasca penurunan berat badan, maupun mereka yang kesulitan menghilangkan lemak subkutan melalui diet dan olahraga.
     

     
    ULFRA memiliki tiga jenis perawatan yang bisa dipilih oleh pasien, yaitu:
     
    1. ULFRA (Ultrasound Fat Removal)
    Prosedur fat removal dengan menggunakan gelombang ultrasound dan cairan khusus pemecah lemak yang akan mencairkan lemak sehingga lebih mudah dialirkan ke luar tubuh dengan menggunakan mesin khusus.
     
    2. ULFRA LIFT (Ultrasound Fat Removal + Lifting)
    Prosedur gabungan ULFRA dan Lifting yaitu menghilangkan lemak (fat removal) kemudian memotong dan membuang kulit berlebih, sehingga kulit pada area perawatan (perut, paha dan lengan) menjadi lebih kencang dan tidak bergelambir.
     
    3. ULFRA STRIPPING
    Prosedur fat removal yang dilakukan menggunakan bius lokal dengan volume pengambilan lemak yang lebih sedikit. Prosedur ini dapat dilakukan pada area arms (lengan), upper abdomen (perut atas), lower abdomen (perut bawah), outer thigh, dan inner thigh.

    Prosedur ini bukan untuk menurunkan berat badan, tetapi membantu menghilangkan lemak membandel pasca diet, olahraga, atau periode satu tahun setelah melahirkan.
     

     
    Menurut Anna Yesito Wibowo, Chief Marketing Officer LIGHT Group perusahaan induk dari LIGHThouse Advanced Clinic, layanan ini mengutamakan pendekatan medis yang aman dan bisa juga membantu kondisi seperti Lipedema.
     
    “Pada kasus Lipedema, fat removal menjadi salah satu pilihan utama untuk mengurangi jaringan lemak abnormal yang menimbulkan keluhan dan memperbaiki bentuk tubuh. Kami percaya bahwa setiap orang berhak merasa nyaman dengan tubuhnya, dan kami ingin menjadi bagian dari perjalanan positif tersebut,” ujar Anna Yesito Wibowo.
     
    Masa pemulihan prosedur ini hanya sekitar 4–6 jam, dengan anjuran menjaga pola makan, memakai korset, dan menghindari aktivitas berat. Pasien juga mendapat pendampingan penuh lewat Companion Program yang mencakup konsultasi dokter bedah plastik dan ahli gizi.
     
    Sementara itu, selama perayaan ulang tahun ke-21 LIGHT Group, tersedia diskon hingga 30% untuk layanan ULFRA di LIGHThouse Advanced Simatupang dan Kelapa Gading.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak

    Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak

    Jakarta

    Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring limbah, menjaga keseimbangan cairan, dan mengatur tekanan darah. Namun, kesehatannya sering diabaikan.

    Banyak kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa merusak ginjal secara perlahan. Dikutip dari National Kidney Foundation, berikut sembilan kebiasaan umum yang dapat merusak ginjal dalam jangka panjang.

    1. Kebanyakan Duduk

    Kebanyakan duduk ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan ginjal. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan penyakit ginjal lanjut yang beraktivitas atau olahraga teratur memiliki risiko kematian sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya.

    Maka dari itu, dianjurkan untuk mulai rutin berolahraga. Sebab, kebiasaan itu dapat membantu orang menjaga berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol yang sehat.

    2. Sering Makan yang Manis-manis

    Gula berkontribusi terhadap obesitas, yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Keduanya merupakan penyebab utama dari penyakit ginjal.

    Gula ini dapat ditemukan dalam makanan penutup, minuman, bahkan makanan yang mungkin dianggap tidak manis. Disarankan untuk mulai memperhatikan kandungan bahan-bahan yang dibeli untuk dikonsumsi.

    3. Terlalu Banyak Makan Daging

    Protein merupakan bagian penting dari pola makan, yang membantu membangun otot, menyembuhkan, melawan infeksi, dan tetap sehat. Jumlah protein yang dibutuhkan tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kesehatan tubuh.

    Protein hewani, seperti daging, susu, dan telur mengandung semua unsur penting. Tetapi, beberapa di antaranya mungkin tinggi lemak yang tidak sehat.

    Ikan, unggas, dan produk susu rendah lemak memiliki lebih sedikit lemak ini, sehingga lebih baik untuk kesehatan jantung. Jika seseorang dengan penyakit ginjal, tubuh mungkin kesulitan untuk membuang semua sisa protein.

    4. Kebiasaan Begadang

    Istirahat malam yang cukup sangat penting untuk kesejahteraan tubuh secara keseluruhan, termasuk menjaga kesehatan ginjal. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengkoordinasikan beban kerja ginjal selama 24 jam.

    Jika terlalu sering kurang tidur, fungsi tersebut bisa saja terganggu. Dampaknya, dapat merusak kesehatan ginjal.

    5. Kurang Minum Air Putih

    Mengonsumsi air putih dapat membantu ginjal membuang limbah, mencegah batu ginjal, dan infeksi saluran kemih (ISK). Maka dari itu, tanpa air putih yang cukup seseorang berisiko mengalami kerusakan ginjal, terutama jika bekerja keras atau dalam cuaca panas.

    Mereka yang mengidap penyakit ginjal stadium lanjut mungkin perlu membatasi cairan. Jika perlu, konsultasikan kondisi tubuh kepada dokter agar diberikan aturan yang aman bagi tubuh.

    6. Sering Konsumsi Makanan Olahan

    Sebuah studi tahun 2022 menemukan orang yang banyak mengonsumsi makanan olahan memiliki risiko penyakit ginjal 24 persen lebih tinggi. Makanan-makanan ini banyak diolah dan mengandung zat aditif buatan, gula tambahan, karbohidrat olahan, lemak tidak sehat, dan natrium.

    Tetapi, makanan tersebut rendah serat, protein, dan nutrisi yang penting untuk tubuh. Cobalah makan lebih banyak makanan utuh seperti buah, sayur, dan biji-bijian.

    7. Asupan Garam Berlebihan

    Pola makan tinggi garam atau natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan membahayakan ginjal. Disarankan untuk menggunakan bumbu dan rempah-rempah sebagai pengganti garam untuk makanan.

    Rasanya sebenarnya sama lezatnya. Secara perlahan, indra perasa akan beradaptasi dan mungkin lebih mudah mengurangi penggunaan garam pada makanan seiring waktu.

    8. Konsumsi Obat Pereda Nyeri Berlebihan

    Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) dan analgesik, memang dapat membantu meredakan nyeri. Namun, penggunaan berlebihan dapat membahayakan ginjal, terutama pada orang yang sudah memiliki gangguan ginjal. Disarankan untuk membatasi konsumsi NSAID secara rutin dan tidak melebihi dosis yang dianjurkan.

    9. Minum Alkohol Berlebihan

    Minum alkohol secara berlebihan dapat membahayakan ginjal. Minuman ini mengubah cara kerja ginjal.

    Selain menyaring darah, ginjal membantu menjaga jumlah air yang tepat dalam tubuh. Alkohol dapat mengganggu keseimbangan ini dengan menyebabkan dehidrasi.

    Minum terlalu banyak alkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah, penyebab utama penyakit ginjal, dan membahayakan hati, sehingga ginjal bekerja lebih keras.

    Halaman 2 dari 4

    (sao/suc)

  • Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak

    Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak

    Jakarta

    Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring limbah, menjaga keseimbangan cairan, dan mengatur tekanan darah. Namun, kesehatannya sering diabaikan.

    Banyak kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa merusak ginjal secara perlahan. Dikutip dari National Kidney Foundation, berikut sembilan kebiasaan umum yang dapat merusak ginjal dalam jangka panjang.

    1. Kebanyakan Duduk

    Kebanyakan duduk ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan ginjal. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan penyakit ginjal lanjut yang beraktivitas atau olahraga teratur memiliki risiko kematian sekitar 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya.

    Maka dari itu, dianjurkan untuk mulai rutin berolahraga. Sebab, kebiasaan itu dapat membantu orang menjaga berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol yang sehat.

    2. Sering Makan yang Manis-manis

    Gula berkontribusi terhadap obesitas, yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Keduanya merupakan penyebab utama dari penyakit ginjal.

    Gula ini dapat ditemukan dalam makanan penutup, minuman, bahkan makanan yang mungkin dianggap tidak manis. Disarankan untuk mulai memperhatikan kandungan bahan-bahan yang dibeli untuk dikonsumsi.

    3. Terlalu Banyak Makan Daging

    Protein merupakan bagian penting dari pola makan, yang membantu membangun otot, menyembuhkan, melawan infeksi, dan tetap sehat. Jumlah protein yang dibutuhkan tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kesehatan tubuh.

    Protein hewani, seperti daging, susu, dan telur mengandung semua unsur penting. Tetapi, beberapa di antaranya mungkin tinggi lemak yang tidak sehat.

    Ikan, unggas, dan produk susu rendah lemak memiliki lebih sedikit lemak ini, sehingga lebih baik untuk kesehatan jantung. Jika seseorang dengan penyakit ginjal, tubuh mungkin kesulitan untuk membuang semua sisa protein.

    4. Kebiasaan Begadang

    Istirahat malam yang cukup sangat penting untuk kesejahteraan tubuh secara keseluruhan, termasuk menjaga kesehatan ginjal. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengkoordinasikan beban kerja ginjal selama 24 jam.

    Jika terlalu sering kurang tidur, fungsi tersebut bisa saja terganggu. Dampaknya, dapat merusak kesehatan ginjal.

    5. Kurang Minum Air Putih

    Mengonsumsi air putih dapat membantu ginjal membuang limbah, mencegah batu ginjal, dan infeksi saluran kemih (ISK). Maka dari itu, tanpa air putih yang cukup seseorang berisiko mengalami kerusakan ginjal, terutama jika bekerja keras atau dalam cuaca panas.

    Mereka yang mengidap penyakit ginjal stadium lanjut mungkin perlu membatasi cairan. Jika perlu, konsultasikan kondisi tubuh kepada dokter agar diberikan aturan yang aman bagi tubuh.

    6. Sering Konsumsi Makanan Olahan

    Sebuah studi tahun 2022 menemukan orang yang banyak mengonsumsi makanan olahan memiliki risiko penyakit ginjal 24 persen lebih tinggi. Makanan-makanan ini banyak diolah dan mengandung zat aditif buatan, gula tambahan, karbohidrat olahan, lemak tidak sehat, dan natrium.

    Tetapi, makanan tersebut rendah serat, protein, dan nutrisi yang penting untuk tubuh. Cobalah makan lebih banyak makanan utuh seperti buah, sayur, dan biji-bijian.

    7. Asupan Garam Berlebihan

    Pola makan tinggi garam atau natrium dapat meningkatkan tekanan darah dan membahayakan ginjal. Disarankan untuk menggunakan bumbu dan rempah-rempah sebagai pengganti garam untuk makanan.

    Rasanya sebenarnya sama lezatnya. Secara perlahan, indra perasa akan beradaptasi dan mungkin lebih mudah mengurangi penggunaan garam pada makanan seiring waktu.

    8. Konsumsi Obat Pereda Nyeri Berlebihan

    Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) dan analgesik, memang dapat membantu meredakan nyeri. Namun, penggunaan berlebihan dapat membahayakan ginjal, terutama pada orang yang sudah memiliki gangguan ginjal. Disarankan untuk membatasi konsumsi NSAID secara rutin dan tidak melebihi dosis yang dianjurkan.

    9. Minum Alkohol Berlebihan

    Minum alkohol secara berlebihan dapat membahayakan ginjal. Minuman ini mengubah cara kerja ginjal.

    Selain menyaring darah, ginjal membantu menjaga jumlah air yang tepat dalam tubuh. Alkohol dapat mengganggu keseimbangan ini dengan menyebabkan dehidrasi.

    Minum terlalu banyak alkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah, penyebab utama penyakit ginjal, dan membahayakan hati, sehingga ginjal bekerja lebih keras.

    Halaman 2 dari 4

    (sao/suc)

  • Gatal Bisa Jadi Salah Satu Gejala Diabetes, Seperti Ini Ciri-cirinya

    Gatal Bisa Jadi Salah Satu Gejala Diabetes, Seperti Ini Ciri-cirinya

    Jakarta

    Diabetes adalah penyakit parah dan biasanya seumur hidup yang menyebabkan kadar gula darah tinggi yang berbahaya. Ada dua jenis, yakni tipe 1 dan tipe 2, dengan diabetes tipe 2 yang lebih umum yakni sekitar 90 persen kasus.

    Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, atau kecenderungan genetik terhadap penyakit diabetes. Sementara, penyebab pasti dari diabetes tipe 1 masih belum jelas.

    Dengan mempertimbangkan hal ini, seorang profesional medis memberikan indikator peringatan diabetes yang perlu diwaspadai.

    “Diabetes terkadang tidak terdeteksi karena beberapa gejala tidak disadari. Tetapi, sebaiknya diabetes diidentifikasi lebih dini agar Anda dapat menghindari komplikasi di kemudian hari atau bahkan terhindar dari diabetes sama sekali,” terang dokter umum di Lloyds Pharmacy Online, Dr Neel Patel, dikutip dari Mirror UK.

    Dr Patel menyoroti satu indikasi diabetes tipe 2 yang kurang diperhatkan dan perlu diwaspadai, yakni gatal pada area alat kelamin atau sariawan. Hal ini terjadi karena kadar gula darah yang terlalu tinggi.

    Gatal dan rasa terbakar pada alat kelamin dapat mengindikasikan infeksi jamur pada wanita atau pria. Infeksi jamur yang sering terjadi merupakan tanda diabetes tipe 2.

    Pada diabetes, kadar glukosa darah bisa sangat tinggi, yang dapat menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan jamur alami dan juga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

    Diabetes juga dapat menyebabkan kadar glukosa yang lebih tinggi dalam urine, yang merupakan tempat lain yang sangat cocok bagi jamur untuk berkembang biak. Hal ini dapat dengan mudah disalahartikan sebagai infeksi menular seksual (IMS), yang dapat menyebabkan gatal di area tersebut.

    Namun, jika dirasakan bersamaan dengan gejala diabetes lainnya, kemungkinan besar rasa gatal itu adalah tanda seseorang mengidapnya. Dr Patel menyampaikan gejala-gejala lain yang perlu diwaspadai, yakni:

    Buang air kecil lebih sering dari biasanya, terutama saat malam.Rasa haus yang tidak biasa.Merasa lelah.Berat badan turun tanpa disadari.Luka sembuh dalam waktu yang lebih lama.

    Dr Patel mengungkapkan kelompok yang paling berisiko terkena diabetes. Termasuk juga orang dengan ukuran pinggang yang tidak sehat dan orang-orang yang menyimpan terlalu banyak lemak di sekitar pankreas dan hati.

    “Umumnya, orang yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih berisiko terkena diabetes tipe 2,” tuturnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)