Jakarta – Kementerian Kesehatan bersama sejumlah stakeholder menggelar pertemuan untuk membahas penyakit tidak menular (PTM), Rabu (19/2). Diskusi ini menyoroti terkait kandungan gula garam lemak (GGL) yang berpotensi menyumbang penyakit.
(/)

Jakarta – Kementerian Kesehatan bersama sejumlah stakeholder menggelar pertemuan untuk membahas penyakit tidak menular (PTM), Rabu (19/2). Diskusi ini menyoroti terkait kandungan gula garam lemak (GGL) yang berpotensi menyumbang penyakit.
(/)
/data/photo/2025/02/19/67b59336652d1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Soal Efisiensi Anggaran, Mensos: Bisa Buat Birokrasi Indonesia Jadi Lebih Sehat
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Sosial (
Mensos
) Saifullah Yusuf mengatakan,
efisiensi anggaran
layaknya manfaat bulan
puasa
yang menyehatkan badan dan menghapus lemak-lemak
birokrasi
.
“Adanya efisiensi anggaran justru bisa membuat birokrasi Indonesia jauh lebih
sehat
,” tutur pria yang akrab disapa Gus Ipul itu melalui siaran pers, Rabu (19/2/2025).
Hal tersebut disampaikan Gus Ipul saat memberikan arahan kepada kepala Dinas Sosial (
Dinsos
) se-Jawa Timur dan anggota DPRD Sulawesi Tenggara di Kantor Kementerian Sosial (
Kemensos
), Rabu.
Arahan yang diberikan menyoroti masalah efisiensi anggaran kementerian atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (
pemda
).
Gus Ipul menjelaskan bahwa anggaran yang dimiliki K/L dan pemda, khususnya anggaran belanja barang dan modal, dapat dioptimalkan lewat pengalihan pada program-program yang lebih berdampak bagi masyarakat.
“Pada prinsipnya, efisiensi justru mengedepankan kepentingan masyarakat luas melalui program-program yang prorakyat. Selain itu, efisiensi yang dilakukan sama sekali tidak mengurangi anggaran program-program untuk kepentingan rakyat,” paparnya.
Gus Ipul menekankan bahwa efisiensi tidak menyentuh belanja rakyat dan pendidikan.
Bahkan, seperti yang disebut Presiden RI Prabowo Subianto, bantuan sosial (
bansos
) bisa ditambah jika memang diperlukan.
“Kemensos telah gencar melakukan efisiensi pada pelaksanaan tugas-tugas sehari-hari, misalnya pada penghematan penggunaan listrik. Kami saja baru setengah bulan menjalankan efisiensi bisa menghemat Rp 300 juta dari anggaran untuk kebutuhan listrik di kantor,” katanya.
Gus Ipul juga mengingatkan bahwa efisiensi harus dimulai lewat kesadaran baru yang harus dibangun dari diri masing-masing aparatur sipil negara (
ASN
).
“Tanpa adanya kesadaran itu, maka efisiensi yang dilakukan hanya akan dianggap sebagai penghambat bekerja. Padahal, ketika setiap ASN memiliki kesadaran pentingnya efisiensi, sesungguhnya itu semua tidak akan berpengaruh kepada produktivitas kerja,” ucapnya.
Menurut Gus Ipul, kesadaran bagi ASN perlu dibangun. Sebab, kebutuhan operasional saat ini dibiayai dari oleh rakyat. Namun demikian, banyak pekerja yang dinilai kurang peduli akan efisiensi.
“Akan menjadi hal berbeda ketika setiap orang memperlakukan hal yang sama saat berada di rumah masing-masing. Efisiensi itu akan dengan sendirinya mengalir karena anggaran yang digunakan adalah anggaran pribadi yang harus ditekan atau dilakukan penghematan,” ucapnya.
“Kalau di rumah masing-masing, kita peduli sekali sama AC, sama lampu (melakukan penghematan). Namun, kalau di ruangan kantor kita tidak peduli, AC-nya, lampunya,” lanjut Gus Ipul.
Gus Ipul menerangkan, Kemensos mengoptimalkan efisiensi lewat berbagai upaya kreatif dan inovatif. Salah satunya, lewat sinergi dengan sejumlah pihak untuk memaksimalkan berbagai kegiatan terdampak efisiensi.
Ia juga menekankan pentingnya pengalihan kegiatan berdampak, seperti melakukan kerja bakti, dan
car free day
.
Pada peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2024, sebut Gus Ipul, kerja bakti nasional dilaksanakan. Hasilnya, 720.000 orang di seluruh Indonesia terlibat dalam agenda kerja bakti.
Selain itu, dalam praktik lainnya, Gus Ipul turut mendorong kerja sama yang intens kepada civitas akademika dalam memaksimalkan kegiatan riset dan kajian yang turut terdampak efisiensi pada anggaran Kemensos.
“Kami ajak universitas. Mereka punya lembaga pemberdayaan masyarakat. Kemarin pertemuan di Surabaya, 200 lebih perguruan tinggi se-Jawa Timur siap mendukung Kemensos dalam membentuk desa binaan untuk pelaksanaan program pengentasan kemiskinan di desa dan itu menggunakan uang mereka, bukan uang Kemensos,” ucapnya.
Di akhir penyampaiannya, Gus Ipul mengimbau kepada setiap kepala Dinsos se-Jawa Timur untuk tidak mengeluhkan adanya efisiensi anggaran.
Sebaliknya, dia mendorong setiap pihak dapat mengerahkan berbagai pendekatan kreatif dan inovatif sehingga target kerja yang ada tetap tercapai dengan baik.
“Banyak cara di tengah-tengah efisiensi itu, tetap semangat. Efisiensi ini jangan sampai menurunkan kinerja kita. Diperlukan kreativitas dan inovasi agar target-target kita tetap tercapai,” kata Gus Ipul.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Jakarta –
Pengetatan regulasi makanan dan minuman tinggi gula garam dan lemak (GGL) diusulkan tidak hanya berjalan pada pangan olahan, melainkan juga pangan siap saji. Artinya, termasuk di sejumlah restoran atau rumah makan Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Muhammad Subuh menilai kasus diabetes hingga hipertensi akan terus sulit tertangani bila kebiasaan masyarakat dalam konsumsi tinggi GGL belum berhasil ditekan.
“Karena upaya preventif sangat berdekatan dengan hal yang kita sebut budaya dan perilaku, kebiasaan konsumsi tinggi GGL ini menjadi suatu masalah besar,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (19/2/2025).
Subuh menilai perlu ada penetapan label pada restoran-restoran yang memiliki kandungan tinggi GGL. Hal ini juga dibarengi dengan edukasi risiko yang tercantum dalam setiap menu makanan.
“Misalnya di restoran-restoran dan menu tertentu, ada warning berisiko jantung, hipertensi, dan kolesterol, sehingga perlu dibatasi konsumsinya,” usul Subuh.
Terpisah, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kebijakan Kesehatan Prof Asnawi Abdullah mengaku pihaknya masih mengkaji berbagai kemungkinan pengetatan GGL. Termasuk kebijakan pengenaan cukai minuman berpemanis dalam kemasan hingga kemungkinan penerapan ‘Nutri-Level’ di pangan olahan maupun siap saji.
Aturan tersebut nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk turunan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023.
“Kita juga sambil mempelajari praktik baik dari negara-negara lain, dan di negara-negara lain yang telah diterapkannya itu, kita lihat bagaimana studi kebijakan di depan mereka, lalu apa kekurangan, supaya kita tidak mengulangi hal yang sama di negara lain,” terangnya kepada detikcom, Selasa (19/2).
“Benchmarking kita lakukan dan kita coba lihat plus minusnya, dan apa yang bisa kami adopsi, kadang-kadang tidak bisa sepenuhnya sesuai dengan konteks kita,” pungkas dia.
(kna/kna)

Jakarta –
Kasus penyakit tidak menular menyumbang lebih dari 75 persen total kematian di seluruh Indonesia. Hal ini jelas berdampak pada peningkatan pembiayaan atau belanja kesehatan, yang dalam 10 tahun terakhir melampaui Rp 7 triliun.
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kebijakan Kesehatan Prof Asnawi Abdullah menyoroti pola makan tidak sehat kebanyakan masyarakat Indonesia. Salah satunya, konsumsi tinggi garam yang melampaui dua kali lipat dari anjuran atau pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencapai 11 gram per hari sementara batas maksimal di 3 gram.
“Kemenkes RI memperkuat label gizi nantinya agar mudah dipahami masyarakat memilih makanan-makanan lebih sehat, kami juga membatasi iklan produk tinggi garam gula dan lemak (GGL) terutama yang menyasar anak-anak,” terang dia dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025).
Senada, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Dr dr Sukadiono M,M menyebut pola makan tinggi GGL memicu peningkatan kasus diabetes, hingga obesitas.
Masing-masing peningkatan kasus tercatat signifikan melampaui dua kali lipat. Hal ini juga dibarengi dengan kondisi pasien yang belum seluruhnya mendapatkan pengobatan.
Misalnya, pasien hipertensi, hanya 18 persen di antaranya yang menerima pengobatan tepat, dan hanya 4 persen orang memiliki hipertensi terkontrol.
“Belum lagi lemak trans yang ditemukan pada pangan olahan, berkontribusi menyumbang 5.000 kematian per tahun. Fakta tersebut mempertegas betapa pentingnya kebijakan pengendalian konsumsi GGL,” tandas dia.
“Studi di Finlandia mengurangi konsumsi garam 30 persen, menurunkan angka kematian akibat stroke dan jantung 35 persen dalam beberapa tahun. Sementara regulasi di Meksiko tentang pajak minuman manis menunjukkan penurunan konsumsi 7,5 persen tahun pertama dan berdampak positif pada obesitas,” lanjutnya.
(naf/kna)

Jakarta, Beritasatu.com – Pola makan yang tidak sehat merupakan salah satu faktor utama terjadinya penyakit usus buntu. Lalu, apa saja makanan pemicu penyakit usus buntu?
Penyakit usus buntu atau apendisitis terjadi ketika aliran darah ke usus buntu tersumbat, sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang menyerang saluran pencernaan.
Pembengkakan kelenjar getah bening akibat infeksi ini menekan usus buntu, sehingga memicu penyumbatan dan mengganggu aliran darah. Selain infeksi, faktor seperti cedera pada perut atau riwayat keluarga juga dapat meningkatkan risiko radang usus buntu.
Selain itu, beberapa jenis makanan pemicu penyakit usus buntu tertentu dapat menyebabkan penyumbatan atau memperparah peradangan pada usus buntu. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menghindari makanan tersebut guna menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Gejala apendisitis yang umum, meliputi mual, muntah, hilangnya nafsu makan, demam ringan, nyeri di sekitar pusar atau perut, sembelit, diare, serta rasa tidak nyaman dan pembengkakan pada perut. Jika Anda mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Berikut ini tujuh jenis makanan pemicu penyakit usus buntu yang perlu dihindari, dikutip dari laman Gastro Clinic, Selasa (18/2/2025).
1. Makanan tinggi lemak dan berminyak
Konsumsi daging olahan, seperti hot dog, sosis, dan bakon, serta makanan yang digoreng seperti kentang goreng dan ayam goreng, dapat meningkatkan risiko apendisitis.
Makanan ini mengandung lemak jenuh, natrium, dan pengawet yang memicu peradangan dan mengganggu sistem pencernaan. Studi dalam JAMA Pediatrics menunjukkan anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji lebih berisiko terkena radang usus buntu.
2. Makanan tinggi kolesterol
Makanan seperti keju, mentega, dan daging berlemak dapat menyebabkan gangguan pencernaan, sembelit, dan peradangan usus. Selain itu, makanan tinggi kolesterol seperti kuning telur dan hati dapat memicu pembentukan batu empedu, yang berpotensi menyumbat usus buntu.
3. Karbohidrat halus dan camilan manis
Karbohidrat olahan dan camilan manis dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan peradangan pada saluran pencernaan. Konsumsi gula berlebihan juga mengganggu keseimbangan mikrobioma usus, meningkatkan risiko infeksi dan penyumbatan pada usus buntu.
4. Makanan pedas dan asam
Makanan pedas mengandung capsaicin yang dapat mengiritasi saluran pencernaan, sementara makanan asam seperti jeruk dan tomat dapat meradangkan lapisan usus. Keduanya berpotensi meningkatkan risiko infeksi dan penyumbatan pada usus buntu.
5. Makanan tinggi laktosa
Produk susu seperti susu, keju, dan es krim dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, diare, dan sembelit. Pencernaan laktosa yang tidak sempurna juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus, meningkatkan risiko radang usus buntu.
6. Kacang-kacangan dan biji-bijian
Meskipun kaya serat, makanan ini sulit dicerna saat terjadi peradangan usus buntu dan dapat memperburuk gejala.
7. Minuman berkarbonasi dan berkafein
Minuman berkarbonasi menyebabkan kembung, sementara kafein dalam kopi dan teh dapat merangsang sistem pencernaan secara berlebihan, memperparah ketidaknyamanan saat radang usus buntu.
Dengan menghindari makanan pemicu penyakit usus buntu dan menjaga pola makan sehat, Anda dapat mengurangi risiko terkena kondisi ini. Selalu perhatikan gejala yang muncul dan segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami keluhan pada sistem pencernaan.

Jakarta –
Liver atau hati adalah salah satu organ yang bekerja paling keras dalam tubuh kita. Organ ini menyaring racun, membantu mencerna makanan, dan mengatur metabolisme. Dikutip dari Times of India, masalah di liver menyebabkan dua juta kematian per tahun, yang berarti empat persen dari semua kematian (1 dari setiap 25 kematian di seluruh dunia).
Banyak orang tanpa sadar melakukan aktivitas sehari-hari yang membahayakan organ hati atau liver. Berikut enam kebiasaan sehari-hari yang cukup umum, dapat merusak organ liver dalam jangka panjang.
Makan gula berlebih tidak hanya merusak gigi atau menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga dapat membebani hati. Bila mengonsumsi terlalu banyak gula olahan (terutama fruktosa), hati akan mengubahnya menjadi lemak.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), yang kini menjadi penyebab utama kerusakan hati di seluruh dunia.
Dehidrasi membuat hati lebih sulit mengeluarkan racun dari tubuh. Bila tidak minum cukup air, racun akan terkumpul dan membebani hati. Karena itu, biasakan minum air putih minimal 8 gelas setiap hari.
Alkohol merupakan salah satu zat yang paling merusak hati. Minum alkohol terlalu banyak, meskipun sesekali, dapat menyebabkan perlemakan hati, peradangan, dan sirosis atau kondisi saat jaringan hati mengalami luka permanen.
Makanan cepat saji, camilan yang digoreng, dan makanan olahan mengandung banyak lemak trans dan bahan pengawet, yang membebani hati. Lemak tidak sehat ini menyebabkan penumpukan lemak dan peradangan, sehingga meningkatkan risiko penyakit perlemakan hati.
Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, dan alpukat. Batasi konsumsi makanan cepat saji dan fokus pada makanan yang padat nutrisi.
Kurang tidur kronis meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang dapat menyebabkan penyakit hati. Usahakan untuk tidur berkualitas selama 7-8 jam setiap malam. Pertahankan rutinitas waktu tidur dan batasi waktu menonton layar gadget sebelum tidur.
(suc/naf)

Jakarta, Beritasatu.com – Cokelat sering kali dianggap sebagai camilan manis yang hanya memanjakan lidah. Namun, tahukah Anda rutin makan cokelat, terutama cokelat hitam, ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan?
Meskipun banyak orang khawatir tentang kandungan gula dan lemaknya, penelitian terbaru menunjukkan cokelat, khususnya yang mengandung kakao tinggi, dapat memberikan dampak positif bagi tubuh.
Mulai dari meningkatkan kesehatan jantung hingga memperbaiki suasana hati, manfaat rutin makan cokelat ini bisa Anda rasakan asalkan dikonsumsi dengan bijak dan dalam porsi yang tepat.
Berikut ini deretan manfaat dari rutin makan cokelat bagi kesehatan, dikutip dari Hopkins Medicine, Selasa (18/2/2025).
1. Menurunkan tekanan darah
Salah satu manfaat rutin makan cokelat yang paling terkenal adalah kemampuannya untuk menurunkan tekanan darah. Kandungan flavanol dalam kakao bekerja dengan cara yang mirip dengan obat penurun tekanan darah, seperti inhibitor ACE.
Flavanol merangsang tubuh untuk memproduksi oksida nitrat, yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.
Penelitian di Australia menunjukkan konsumsi kakao secara teratur dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Namun, perlu diingat konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada sebagian orang.
2. Mencegah kerusakan hati
Selain menurunkan tekanan darah, flavanol dalam cokelat juga berperan dalam melindungi hati. Zat ini membantu meningkatkan aliran darah ke hati dan mengurangi risiko kerusakan organ akibat tekanan darah tinggi.
Beberapa penelitian awal menunjukkan rutin makan cokelat hitam dapat membantu menjaga kesehatan hati, meskipun masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya.
3. Meningkatkan kolesterol baik
Cokelat hitam kaya akan polifenol, senyawa yang dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik. Menurut ahli gizi Gaynor Bussell, kakao mengandung asam stearat dan asam oleat. Meskipun asam stearat adalah lemak jenuh, ia tidak meningkatkan kadar kolesterol darah.
Sementara itu, asam oleat, yang merupakan lemak tak jenuh tunggal, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Dengan demikian, rutin makan cokelat bisa menjadi cara lezat untuk menjaga keseimbangan kolesterol dalam tubuh.
4. Menjaga kesehatan jantung
Manfaat cokelat bagi sistem peredaran darah, seperti menurunkan tekanan darah dan melebarkan pembuluh darah, juga berkontribusi besar dalam menjaga kesehatan jantung.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam BMJ menemukan orang yang rutin makan cokelat memiliki risiko 37% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dan 29% lebih kecil kemungkinan untuk mengalami strok. Hal ini karena cokelat hitam mengandung senyawa anti-inflamasi dan antioksidan yang melindungi jantung dari kerusakan.
5. Meningkatkan mood
Tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, rutin makan cokelat juga dapat meningkatkan kesehatan mental. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychopharmacology menunjukkan mengonsumsi 42 gram cokelat hitam setiap hari dapat meningkatkan perasaan bahagia dan kepuasan.
Hal ini terjadi karena cokelat merangsang pelepasan serotonin dan endorfin di otak, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Jadi, saat Anda merasa stres atau lelah, sepotong cokelat hitam bisa menjadi solusi yang manis dan menenangkan.
Dari menurunkan tekanan darah hingga meningkatkan mood, manfaat rutin makan cokelat semakin terlihat jelas melalui berbagai penelitian. Namun, pastikan untuk mengonsumsinya dalam porsi yang tepat dan memilih cokelat dengan kandungan gula rendah agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.

Jakarta –
Pare mungkin tidak menjadi pilihan sayur banyak orang karena rasanya yang pahit. Namun, sebenarnya sayuran yang tumbuh subur di kawasan Asia ini memiliki segudang manfaat.
Sayuran dengan nama tanaman Momordica charantia berasal dari India Timur dan China bagian selatan. Sayuran ini juga disebut karela di India, nigauri di Jepang, goya di Okinawa, ampalaya di Filipina, dan ku-gua di seluruh wilayah China.
Ada beberapa varietas pare, tetapi dua yang paling umum adalah pare Cina dan pare India. Varietas Cina lebih menyerupai mentimun hijau pucat dengan kulit berkerut dan bergelombang.
Sementara varietas India memiliki ujung yang sempit dan meruncing serta tonjolan tajam serta bersudut di seluruh permukaannya. Perbedaan antara varietas ini sebagian besar bersifat visual, dan keduanya menawarkan rasa dan manfaat kesehatan yang tidak jauh berbeda.
Satu buah pare segar mengandung:
Kalori: 21Protein: 1 gramLemak: 0 gramKarbohidrat: 5 gramSerat: 3 gramGula: 0 gramKolesterol: 0 miligramSodium: 6 miligram
Sebagai sumber antioksidan, flavonoid, dan senyawa polifenol, pare dapat membantu mengurangi risiko sejumlah masalah kesehatan. Apa saja? Berikut rangkumanny dikutip dari Web MD dan Healthline:
1. Melawan peradangan
Pare mengandung banyak polifenol. Senyawa ini dikenal karena kemampuannya untuk menurunkan peradangan dalam tubuh. Semakin banyak jumlah pare yang dikonsumsi, semakin besar efek antiperadangannya.
2. Mencegah diabetes
Pare mengandung senyawa bioaktif yang disebut saponin dan terpenoid. Senyawa ini menjadi jawaban dari rasa pahit pare, tetapi berperan penting dalam menurunkan kadar gula darah pada pengidap diabetes.
Saponin dan terpenoid dalam pare dapat membantu memindahkan glukosa dari darah ke sel sekaligus membantu hati dan otot memproses SERTA menyimpan glukosa dengan lebih baik.
Pare juga kaya akan sejumlah antioksidan penting. Faktanya, setengah cangkir pare segar mengandung sekitar 43 persen dari asupan vitamin C harian yang direkomendasikan. Semakin muda buahnya, semakin banyak vitamin C yang terkandung.
Pare mentah mengandung berbagai macam vitamin dan mineral seperti berikut:
Vitamin AVitamin CKalsiumZat besiTiamin (B1)Riboflavin (B2)Niacin (B3)Folat (B9)KaliumSengFosforMagnesium
3. Melawan kanker
Penelitian menunjukkan pare mengandung senyawa tertentu dengan khasiat melawan kanker.
Misalnya, satu penelitian tabung reaksi lama menunjukkan ekstrak pare efektif membunuh sel kanker di lambung, usus besar, paru-paru, dan nasofaring atau area yang terletak di belakang hidung di bagian belakang tenggorokan.
Penelitian gabungan tabung reaksi dan hewan lain memiliki temuan yang tidak jauh berbeda. Dilaporkan bahwa ekstrak pare mampu menghalangi pertumbuhan dan penyebaran sel kanker payudara sekaligus mendorong kematian sel kanker
Perlu diingat, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ekstrak pare dalam jumlah terkonsentrasi pada sel-sel individual di laboratorium.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana pare dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kanker pada manusia saat dikonsumsi dalam jumlah normal yang ditemukan dalam makanan.
4. Menurunkan kadar kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan plak lemak menumpuk di arteri, memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Beberapa penelitian pada hewan menemukan pare dapat menurunkan kadar kolesterol untuk mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.
Satu penelitian pada manusia menemukan pemberian ekstrak pare yang larut dalam air menyebabkan penurunan kadar kolesterol jahat yang signifikan, dibandingkan dengan relawan plasebo.
Namun, satu penelitian pada tikus mencatat pare tidak menghasilkan peningkatan kadar kolesterol atau perkembangan aterosklerosis.
Penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah efek positif ini pada manusia yang mengonsumsi labu sebagai bagian dari diet seimbang konsisten.
5. Meningkatkan asupan serat
Pare merupakan tambahan yang sangat baik untuk diet atau menurunkan berat badan, karena rendah kalori tetapi tinggi serat. Pare mengandung sekitar 2 gram serat dalam setiap porsi 100 gram.
Serat melewati saluran pencernaan dengan sangat lambat, membantu merasa kenyang lebih lama dan mengurangi rasa lapar dan nafsu makan.
Pare juga memiliki sifat pencahar, yang dapat membantu mendukung pencernaan. Oleh karena itu, mengganti bahan-bahan berkalori tinggi dengan pare dapat membantu meningkatkan asupan serat dan mengurangi kalori untuk mendorong penurunan berat badan.
(naf/kna)

Jakarta –
Seorang dokter di China membagikan ceritanya menurunkan berat badan 25 kg dalam waktu 42 hari karena ingin mengikuti kompetisi binaragawan.
Diberitakan SCMP, Wu Tiangen, 31 tahun, adalah satu-satunya dokter yang ikut serta dalam Pertandingan Kebugaran dan Binaraga Piala Tianrui yang diadakan di provinsi Guangdong selatan pada bulan Januari. Wu, yang memiliki tinggi 182 cm dan berat 73,5 kg, memenangkan gelar juara dalam kelompok model pendatang baru dan model yang bugar serta peserta paling populer.
Wu adalah seorang dokter bedah di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan di provinsi Hubei tengah. Ia mengatakan binaraga adalah bagian dari pekerjaannya karena ia terutama menangani pasien obesitas dan membantu mereka menurunkan berat badan melalui operasi.
Dokter bedah tersebut mengatakan ia tidak selalu bugar karena kurang olahraga dan kebiasaan makan yang tidak teratur. Ia didiagnosis dengan perlemakan hati ringan pada tahun 2023 dan berat badannya mencapai 97,5 kg tahun lalu.
Karena kesehatannya memburuk, Wu mengambil tindakan untuk menjaga kebugaran dan kesehatannya.
“Jika saya tidak bisa menyelamatkan diri sendiri, bagaimana saya bisa menyelamatkan orang lain?” katanya.
Wu lalu menyusun rencana untuk “memotong lemak dan menambah otot” dalam waktu singkat, termasuk berolahraga setidaknya dua jam sehari dan tidur selama enam jam.
Ia bangun pukul 5.30 pagi setiap hari dan melakukan latihan aerobik selama satu jam sebelum berangkat kerja. Setelah bekerja, ia berolahraga selama satu jam lagi.
Rincian dietnya tidak diungkapkan dalam laporan tersebut.
Menjelang kompetisi, Wu meningkatkan rutinitas latihannya menjadi empat jam sehari.
Pelatihnya Shi Fan, atlet top Tiongkok yang memenangkan kejuaraan Overall Fit Model di Kejuaraan Dunia Model Fit IFBB di Lithuania tahun lalu, memujinya.
“Intensitas latihan Wu melebihi banyak atlet profesional,” kata Shi.
Dokter bedah tersebut mengatakan transformasinya dari “gemuk” menjadi “Tuan Binaraga” dapat menjadi contoh yang baik bagi pasiennya, dengan meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan mereka terhadap teori penurunan berat badan ilmiah.
Dokter tersebut telah membantu sekitar 100 orang berhasil menurunkan berat badan mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Ia menyarankan para pelangsing untuk menerapkan gaya hidup sehat, yang meliputi tidur yang cukup, diet ilmiah, olahraga teratur, dan pola pikir yang rileks.
“Anda harus membuat rencana jangka panjang untuk menurunkan berat badan dan bersikeras melakukannya,” kata Wu. “Saya tidak menganjurkan metode drastis dan jangka pendek yang mengharuskan makan sangat sedikit.”
(kna/kna)

Jakarta –
Kesehatan ginjal sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan organ ini berperan penting dalam menyaring produk limbah, menyeimbangkan elektrolit, dan mengatur tekanan darah.
Ginjal juga menghasilkan hormon penting untuk produksi sel darah merah dan kesehatan tulang. Karenanya, menjaga fungsi ginjal yang optimal sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan yang terkait dengan ginjal, seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih, serta penyakit ginjal, yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tak diobati.
Selain itu, ginjal yang sehat dapat mendukung proses detoksifikasi tubuh, memastikan pembuangan zat-zat berbahaya dari aliran darah. Memprioritaskan kesehatan ginjal melalui hidrasi yang tepat, nutrisi yang seimbang, olahraga teratur, dan menghindari kebiasaan buruk sangat penting untuk mendapatkan umur panjang. Dikutip dari Indian Times, beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari, di antaranya:
1. Konsumsi Junk Food, Tinggi Garam, dan Lemak
Mengonsumsi makanan cepat saji, lemak jenuh, dan garam dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan obesitas dan hipertensi. Kedua kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal.
Cobalah untuk menerapkan pola makan yang seimbang, termasuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
2. Obesitas dan Kelebihan Berat Badan
Berat badan berlebih dapat membebani ginjal dan meningkatkan kemungkinan masalah ginjal. Karenanya, menjaga berat badan yang sehat dan menurunkan risiko ini dapat dicapai dengan olahraga teratur dan diet seimbang
3. Konsumsi Obat-obatan
Obat pereda nyeri tanpa resep dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika digunakan berlebihan atau tanpa panduan medis yang tepat. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis sebelum mengonsumsinya.
4. Pola Tidur yang Buruk
Kurang tidur kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk pada organ ginjal. Disarankan untuk tidur selama tujuh hingga delapan jam per malam.
5. Dehidrasi
Dehidrasi dapat menyebabkan tekanan pada ginjal dan mempersulit organ tersebut untuk menyaring darah dengan baik.
6. Gula Darah dan Tekanan Darah Tak Terkontrol
Mengontrol tekanan darah dan gula darah sangat penting untuk pengidap diabetes dan hipertensi. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada organ ginjal.
7. Merokok dan Minum Alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan memperburuk kondisi yang ada. Alkohol mengubah cara kerja ginjal. Selain menyaring darah, ginjal membantu menjaga jumlah air yang tepat dalam tubuh.
Alkohol dapat mengganggu keseimbangan ini dengan membuat tubuh mengalami dehidrasi. Minum terlalu banyak alkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah, penyebab utama penyakit ginjal, dan membahayakan hati, sehingga membuat ginjal bekerja lebih keras.
Karenanya, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat secara menyeluruh, termasuk diet seimbang, olahraga, manajemen stres, untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan ginjal.
(suc/naf)