Produk: lemak

  • Sahur dengan Menu Ini Bikin Nggak Gampang Lapar dan Ngantuk Selama Puasa

    Sahur dengan Menu Ini Bikin Nggak Gampang Lapar dan Ngantuk Selama Puasa

    Jakarta – Sahur menjadi waktu yang penting selama bulan Ramadan. Makan sahur diperlukan untuk mengisi energi yang dibutuhkan tubuh sebelum berpuasa.

    Ketika sahur, biasanya orang akan mengonsumsi makanan berat untuk mencegah rasa lapar. Menu yang terlalu berat kadang justru menimbulkan rasa kantuk di siang hari.

    Lantas, seperti apa menu sahur yang dianjurkan?

    Spesialis gizi dr Johanes C Chandrawinata, SpGK, menjelaskan asupan makanan saat sahur sebaiknya diisi dengan menu yang bisa membantu menahan lapar. Salah satunya karbohidrat yang tinggi serat.

    “Jadi, makanannya sebaiknya yang karbohidratnya tinggi serat, contohnya makan muesli (campuran oat dan kacang, dan biji-bijian). Boleh juga ditambahkan protein, tapi proteinnya jangan yang banyak lemak, supaya nggak begah perutnya,” jelas dia saat dihubungi detikcom, Sabtu (22/2/2025).

    Makanan yang dianjurkan selama sahur bisa terdiri dari karbohidrat, protein seperti ikan, telur, atau daging. Tidak lupa juga harus ada sayur dan buah-buahan.

    dr Johanes mengingatkan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi lemak dari makanan, seperti goreng-gorengan, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut.

    Selain itu, ia mengingatkan pentingnya adanya protein dalam menu sahur. Sebab, protein dapat membantu membuat kenyang lebih lama, sehingga dapat menahan rasa lapar.

    “Jangan juga makan yang terlalu manis dan terlalu asin ya. Kalau terlalu banyak makan yang asin-asin, nanti lebih banyak cairan yang dikeluarkan urine atau buang air kecil,” tutur dr Johanes.

    “Tentu ini tidak baik, karena akan menimbulkan sedikit dehidrasi pada tubuh,” pungkasnya.

    (sao/up)

  • Sepenting Apa Sih Baca Label Nutrisi di Kemasan Pangan?

    Sepenting Apa Sih Baca Label Nutrisi di Kemasan Pangan?

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, mengingatkan pentingnya membaca label nutrisi di kemasan produk pangan. Meskipun terlihat sederhana, kebiasaan ini bisa menjadi langkah awal untuk menjaga tubuh lebih sehat.

    Informasi nilai gizi, termasuk komposisi dan takaran, wajib tercantum dalam kemasan pangan olahan. Dengan memperhatikan dan memahami informasi tersebut, konsumen dapat menyesuaikan pilihannya dengan kebutuhan masing-masing.

    “Ketiga hal itu sangat penting untuk dipahami sehingga saat dikonsumsi kita bisa mengatur sesuai kebutuhan. Tidak lebih atau kurang. jadi label nutrisi ini penting, dan dalam konteks makanan yang bersifat diproduksi dengan kemasan ini menjadi tugas dan wewenang Badan POM,” kata Taruna dalam acara detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’, Jumat (28/2/2025).

    Selain mencantumkan nilai gizi, kemasan pangan juga perlu mencantumkan nomor izin edar dan tanggal kedaluwarsa dari sebuah produk.

    Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, menjelaskan bahwa kebiasaan membaca kemasan produk pangan dapat memberikan dampak yang besar bagi kesehatan.

    Ia mencontohkan, orang yang tidak membaca kemasan produk pangan, punya risiko mengonsumsi makanan kedaluwarsa. Padahal ini dapat membahayakan seperti menimbulkan mual, muntah, diare, hingga meningkatkan risiko kanker karena bersifat karsinogenik.

    Selain itu, membaca label nutrisi dalam kemasan bermanfaat untuk menjaga asupan gula, garam, dan lemak (GGL) agar tidak berlebihan. Konsumsi makanan dengan kandungan tinggi GGL secara berlebihan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes hingga hipertensi.

    “Kita punya batasan untuk konsumsi gula, karena kita tahu kalau gula kan akan membuat kita tentunya bisa menjadi sakit diabetes melitus, atau penyakit gula,” ucap dr Nadia.

    “Kalau garam bisa berakhir menjadi hipertensi, kalau kita kebanyakan konsumsi lemak, bisa mengalami gangguan, yang akhirnya ke serangan jantung, stroke ya kan,” sambungnya.

    R&D Director Tempo Scan Group, Linda Lukitasari di acara detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’. Foto: Grandyos Zafna/detikHealth

    Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, jumlah kasus obesitas pada penduduk usia 18 tahun meningkat dari 35,4 persen pada tahun 2018 menjadi 37,8 persen pada tahun 2023.

    Sementara itu, prevalensi diabetes pada penduduk di atas usia 15 tahun mengalami peningkatan dari 10,9 persen di tahun 2018 menjadi 11,7 persen pada tahun 2023. Demikian dengan hipertensi juga cukup tinggi berada di angka 30,8 persen.

    Pesan senada juga disampaikan R&D Director Tempo Scan Group, Linda Lukitasari, yang mengatakan bahwa membaca label nutrisi sebaiknya dijadikan sebuah kebiasaan. Pada konteks produk susu pertumbuhan anak, orang tua harus bisa mengenali nutrisi apa saja yang diperlukan oleh anak mereka.

    Terlebih, ada banyak jenis susu yang beredar di masyarakat, sehingga orang tua bisa memilih produk yang tepat sesuai kebutuhan.

    Ia menuturkan susu pertumbuhan anak dibuat secara khusus untuk anak berusia 1-3 tahun. BPOM RI sudah menetapkan standar terkait komposisi susu pertumbuhan anak meliputi makronutrien seperti protein, karbohidrat, lemak, dan gula, mikronutrien seperti vitamin dan mineral, hingga DHA.

    “Jadi label nutrisi ini memang perlu dibaca dan perlu dipahami, sehingga orang tua dapat mengerti susu yang mana yang mereka butuhkan, terutama untuk masa pertumbuhan 1-3 tahun,” kata Linda.

    “Jadi memang sudah diatur sedemikian rupa sehingga komposisi susu pertumbuhan ini memang menjadi komposisi yang tepat untuk tumbuh kembang anak,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Jaga Kebersihan Demi Kesehatan Selama Puasa Agar Ibadah Ramadan Bisa Gaspol – Halaman all

    Jaga Kebersihan Demi Kesehatan Selama Puasa Agar Ibadah Ramadan Bisa Gaspol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjelang bulan Ramadhan menjaga kesehatan menjadi prioritas utama agar dapat gaspol menjalankan ibadah puasa.

    Selain menjaga asupan nutrisi dan pola tidur yang baik, kebersihan juga memainkan peran penting dalam mencegah risiko penyakit yang dapat mengganggu kelancaran puasa.

    Salah satu cara efektif untuk melindungi diri dan keluarga adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar menggunakan produk-produk sanitasi yang aman dan efektif.

    Kebersihan menunjang ibadah puasa.

    Selama berpuasa, daya tahan tubuh bisa menurun jika tidak didukung dengan gaya hidup yang sehat dan bersih.

    Kebersihan yang terjaga dengan baik akan mengurangi risiko infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

    Oleh karena itu, pemilihan produk pembersih yang tidak hanya efektif tetapi juga aman bagi kesehatan keluarga dan lingkungan menjadi kunci utama.

    Direktur PT Salim Saraya Indonesia, Roy Christianto, mengungkapkan pihaknya hadir bukan sekadar sebagai produk sanitasi tetapi juga bagian dari gerakan menuju gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.

    Menjelang bulan suci Ramadhan, mari bersama-sama menjaga kebersihan dan kesehatan agar ibadah puasa dapat berjalan dengan lancar.

    Dengan ini, kebersihan rumah tangga bukan hanya rutinitas tetapi juga bagian dari perjalanan menuju Ramadhan yang lebih sehat dan penuh berkah, ujarnya, Jumat 28/2/2025.

    Apa saja yang harus dijaga kebersihan kita selama puasa?

    1. Cuci Tangan

    Kebersihan tangan sangat penting untuk mencegah penyebaran kuman terutama sebelum sahur dan berbuka.

    2.  Cuci Piring

    Menjaga kebersihan peralatan makan dan memasak juga menjadi langkah penting selama Ramadhan.

    Piring dan perabotan yang dipakai saat berbuka bersama atau sahur sangat rentan dengan kotoran.

    Kita harus jeli menghilangkan lemak dan bau amis.

    3. Bersihkan Lantai

    Kebersihan lantai rumah turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang sehat selama beribadah.

    4. Kebersihan Pakaian

    Kebersihan pakaian yang dikenakan sehari-hari juga mendukung kesehatan selama berpuasa.

    Deterjen pakaian Happy Kijang dengan wangi Gardenia membersihkan pakaian secara menyeluruh tanpa meninggalkan residu berbahaya pada serat kain.

     

  • Siasat Industri Agar Label Nutrisi Lebih Mudah Dipahami

    Siasat Industri Agar Label Nutrisi Lebih Mudah Dipahami

    Jakarta

    Permasalahan penyakit tidak menular di Indonesia masih menjadi persoalan tersendiri, mengingat konsumsi gula garam lemak (GGL) masih sangat tinggi di Indonesia. Di sisi lain, belum semua orang punya kesadaran untuk membaca dan memahami label nutrisi pada kemasan pangan.

    R&D Director Tempo Scan Group, Linda Lukitasari, mengatakan bahwa pihaknya selaku industri terus melakukan terobosan agar label nutrisi produk pangan yang mereka produksi bisa dipahami secara luas oleh masyarakat. Tidak sekedar label nutrisi, infografis yang menggambarkan manfaat dan kandungan dalam setiap produk pangan yang diproduksi juga turut disertakan.

    “Kita memberikan penjelasan tidak hanya kata-kata, tapi seringkali juga dengan gambar, dengan desain, supaya menarik ilustrasinya, sehingga masyarakat bisa memahami. Untuk kita di industri tentunya tidak hanya sekedar ingin menyampaikan apa yang normatif, tetapi juga apa keunggulan suatu produk,” kata Linda dalam acara detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’, Jumat (28/2/2025).

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa produsen memang harus mencantumkan informasi produk secara lengkap di kemasan. Tidak hanya mencantumkan label nutrisi, tanggal kedaluwarsa, izin edar, peruntukan, dan kegunaan, tetapi juga sekaligus label ‘warning’ apabila produk tersebut memang memiliki risiko tertentu.

    Oleh karena itu, produsen harus membuat kemasan sebuah produk pangan informatif dan mudah dipahami. Tujuannya agar masyarakat bisa menjadi konsumen yang lebih bijak dalam memilih produk untuk dikonsumsi.

    “Pada saat kita sahkan itu label, itu harus informatif, karena label itu bukan untuk disembunyikan, tapi untuk ditampilkan. Sehingga, ada tim dari Badan POM yang akan mengevaluasi sejauh mana aspek informatifnya,” jelasnya.

    R&D Director Tempo Scan Group, Linda Lukitasari dalam acara detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’. Foto: Grandyos Zafna/detikHealth

    Label nutrisi juga harus mempertimbangkan target penjualan produk tersebut. Misalnya untuk produk yang ditujukan bagi anak usia sekolah dasar, maka label nutrisi harus mudah dipahami anak-anak di usia tersebut.

    Apabila dalam proses evaluasi dianggap tidak sesuai, BPOM RI bisa menunda persetujuan produk tersebut untuk beredar.

    Berkaitan dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membaca label nutrisi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, menuturkan pihaknya akan terus melakukan edukasi pada masyarakat.

    Langkah ini juga didorong dengan regulasi yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 28 Tahun 2024 yang mengatur bahwa industri harus mencantumkan label gizi yang memuat informasi kandungan GGL. Aturan tersebut merupakan turunan dari UU Kesehatan No 17 Tahun 2023.

    Nantinya, aturan tersebut juga diterapkan di restoran cepat saji. Diharapkan kesadaran masyarakat akan jenis dan jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh bisa meningkat dengan adanya aturan-aturan ini.

    “Untuk siap saji pun kita edukasi untuk juga memberikan informasi nutrisi. Kalau sekarang pergi ke negara-negara lain Singapura, kalau pergi ke resto siap saji sudah ada berapa kadar gula, bahkan menunya tertulis kalorinya. Kalau ada di situ, kita jadi mikir, kita mau makan burger 2000 kalori ini jadi mikir,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Bijak Memilih Cemilan, Nggak Harus Gemuk Cuma karena Suka Es Krim

    Bijak Memilih Cemilan, Nggak Harus Gemuk Cuma karena Suka Es Krim

    Jakarta

    Di balik segarnya es krim, kandungan gula dan lemak kerap kali bikin overthinking. Bagaimana caranya biar tetap bisa menikmati es krim, tanpa khawatir jadi gemuk?

    Ice Cream Asia Regulatory Affairs Lead Unilever, Tutut Wijayanti, menjelaskan bahwa sebenarnya gula dan lemak dalam es krim memiliki fungsi khusus. Kedua bahan tersebut berperan penting dalam pembentukan struktur es krim.

    “Kalau lihat es krim bentuknya itu creamy, dingin, terus manis, itu karena ada peran dari gula, lemak, protein kemudian kami tarus penstabil dan lain-lain, termasuk juga overrun untuk membuat bentuknya seperti itu,” kata Tutut pada acara detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ di Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2025).

    “Jadi kalau tidak ada gula, lemak mungkin tidak menjadi es krim yang bisa kita lihat sekarang,” sambungnya.

    Tutut menambahkan bahwa industri menyadari bahwa risiko gula dan lemak dalam produk pangan bisa menimbulkan masalah pada konsumen jika dikonsumsi berlebihan. Tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri, karena es krim memiliki pangsa pasar utama yakni anak-anak.

    “Kami juga terus berinovasi bagaimana mengukur dan mengurangi (gula dan lemak). BPOM juga punya logo ‘pilihan lebih sehat’, kalau kami bisa punya logo itu maka akan menjadi tambahan value buat kami,” katanya.

    “Makannya kami akan terus berinovasi, meskipun secara teknis itu (gula dan lemak) harus tetap ada. Tapi kami akan berupaya memberikan opsi yang sehat ke masyarakat,” lanjut dia.

    Yang terpenting, menurut Tutut, para orang tua yang ingin memberikan es krim ke anak-anaknya wajib memerhatikan komposisi produk camilan tersebut. Di antaranya terkait jumlah kandungan kalori dan energi di dalam setiap takaran saji.

    “Terpenting juga takaran saji, ini yang biasanya konsumen agak miss yah,” kata Tutut.

    Angka-angka yang ada pada tabel nutrisi tersebut, lanjut Tutut merupakan hitungan per takaran saji. Hal ini membuat konsumen bisa menghitung, jika dirinya memakan satu es krim penuh, maka total gula, lemak, hingga kalori yang dikonsumsi bisa ditakar dengan cermat.

    Tabel nutrisi ini juga bisa membuat masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Menurut Tutut, jika dari pagi seseorang sudah banyak mengonsumsi makanan manis, mungkin dengan bantuan tabel nutrisi di produk bisa menyetop mereka untuk menambah asupan gula melalui es krim.

    Industri pangan membahas label nutrisi bersama BPOM RI dan Kemenkes RI di detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ Foto: Grandyos Zafna/detikHealth

    Senada, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat agar dengan bijak membaca tabel nutrisi di produk pangan.

    “Ini penting sekali tabel nutrisi. Misalnya soal kedaluwarsa, itu kan (kalau dikonsumsi) bisa memicu penyakit-penyakit seperti kanker, karena sifatnya karsinogen,” kata dr Nadia.

    “Terus penting untuk tahu apa-apa saja yang kita makan. Misalnya berapa kadar gula, karena kita tahu gula bisa bikin sakit diabetes, kebanyakan garam bisa hipertensi, kebanyakan lemak nantinya bisa kena serangan jantung, stroke,” lanjut dia.

    Itu sebabnya, label nutrisi jadi sangat penting untuk diperhatikan. Dicontohkan oleh dr Nadia, sejumlah negara bahkan sudah mencantumkan kandungan nutrisi pada manakan siap saji, termasuk jumlah kandungan kalorinya.

    “Kalau seperti itu kan kita jadi bisa mikir. Oh saya mau makan burger, misalnya 2.000 kalori, ini makanan saya seharian, berarti harus lari 5 km. Jadi mau makan 2.000 (kalori) atau lari 5 km nih? Pilihannya diserahkan (ke konsumen),” tutupnya.

    Kepala BPOM RI, Kemenkes RI, dan para industri membahas bersama pentingnya kebijakan label pangan. Foto: Grandyos Zafna/detikHealth

    (dpy/up)

  • Faktor Apa Saja yang Memperberat Kerja Ginjal?

    Faktor Apa Saja yang Memperberat Kerja Ginjal?

    Jakarta, Beritasatu.com – Ginjal memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh manusia, termasuk dalam pengaturan keseimbangan cairan, elektrolit, dan pengeluaran limbah metabolik. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memperberat kerja ginjal dan berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal, baik akut maupun kronis.

    Berikut ini beberapa faktor utama yang dapat memperberat kerja ginjal, yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat (28/2/2025).

    Faktor Memperberat Kerja Ginjal

    1. Aktivitas fisik yang berlebihan

    Pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik tinggi, seperti di sektor konstruksi atau pertanian, dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal. Ketika tubuh bekerja terlalu keras, kadar zat seperti serum urea nitrogen dan kreatinin dalam darah dapat meningkat, yang menandakan ginjal harus bekerja lebih berat untuk membuang limbah.

    Selain itu, aktivitas fisik yang intens dapat menyebabkan kerusakan otot, sehingga menghasilkan mioglobin yang masuk ke dalam aliran darah. Jika jumlahnya berlebihan, zat ini dapat menyumbat tubulus ginjal dan memicu kerusakan ginjal lebih lanjut.

    2. Kurangnya asupan cairan (dehidrasi)

    Dehidrasi merupakan salah satu faktor utama yang dapat mengganggu fungsi ginjal. Saat tubuh kekurangan cairan, aliran darah ke ginjal menurun, sehingga dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal.

    Pekerja yang sering terpapar suhu tinggi tanpa cukup minum berisiko lebih besar mengalami gangguan ginjal akut. Selain itu, dehidrasi juga dapat memicu sistem tubuh untuk menahan natrium dan air, yang meningkatkan beban kerja ginjal. Oleh karena itu, memastikan asupan cairan yang cukup sangat penting, terutama bagi mereka yang bekerja di lingkungan panas.

    3. Lingkungan kerja yang ekstrem

    Paparan suhu tinggi dan kelembapan dapat memperburuk kondisi ginjal. Misalnya, pekerja di area pertanian yang terkena panas berlebihan tetap berisiko mengalami gangguan ginjal, meskipun mereka sudah menjaga hidrasi.

    Suhu tinggi dapat meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif (ROS), yaitu senyawa yang berkontribusi terhadap kerusakan sel ginjal. Kombinasi antara suhu ekstrem dan kerja fisik berat semakin memperbesar risiko gangguan ginjal.

    4. Pola makan yang tidak sehat

    Makanan tinggi garam, gula, dan lemak dapat memberikan tekanan tambahan pada ginjal. Garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor utama dalam perkembangan penyakit ginjal.

    Selain itu, konsumsi minuman manis dan berkafein dapat memperburuk dehidrasi serta mempercepat penurunan fungsi ginjal. Oleh karena itu, menjaga pola makan yang seimbang dengan mengurangi garam, gula, dan lemak adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan ginjal.

    5. Paparan zat beracun

    Bahan kimia berbahaya, seperti logam berat dan zat industri, dapat berdampak buruk pada ginjal. Paparan jangka panjang terhadap zat-zat ini dapat merusak sel-sel ginjal dan mengganggu fungsinya.

    Para pekerja yang sering berhadapan dengan bahan kimia harus menerapkan langkah-langkah perlindungan, seperti menggunakan alat pelindung diri dan mengikuti prosedur keselamatan di tempat kerja.

    Beban kerja fisik yang tinggi, kurangnya asupan cairan, kondisi lingkungan yang ekstrem, pola makan yang tidak sehat, serta paparan zat beracun adalah faktor utama yang dapat memperberat kerja ginjal, serta berujung merusak organ vital tersebut. Memahami risiko ini dan mengambil langkah pencegahan, seperti menjaga hidrasi, menerapkan pola makan sehat, serta menghindari paparan zat berbahaya, dapat membantu menjaga kesehatan ginjal dalam jangka panjang.

  • 5 Jajanan Pasar yang Rendah Kalori, Rekomendasi Menu Buka Puasa Menyehatkan! – Halaman all

    5 Jajanan Pasar yang Rendah Kalori, Rekomendasi Menu Buka Puasa Menyehatkan! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ramadan sudah di depan mata. Saatnya mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah di bulan suci dengan kondisi tubuh sehat dan prima. Salah satu kunci utama agar tetap bugar selama bulan puasa adalah memilih makanan berbuka yang tepat. Bukan hanya untuk kenyang sesaat, tetapi juga yang lebih sehat.

    Sayangnya, sudah menjadi kebiasaan banyak masyarakat memilih untuk mengonsumsi makanan yang tinggi akan gula dan lemak ketika berbuka. Seperti gorengan, kolak dengan tambahan gula berlebih, atau minuman manis dalam kemasan. Padahal, asupan seperti ini dapat menyebabkan gangguan gula darah yang drastis, membuat tubuh mudah lemas, dan bahkan berisiko menyebabkan gangguan pencernaan.

    Untuk menjaga energi tetap stabil selama Ramadan, memilih makanan rendah kalori ketika berbuka bisa menjadi solusi. Mengonsumsi makanan rendah kalori yang kaya serat dapat membantu menjaga kestabilan energi, mengontrol berat badan, serta memperbaiki fungsi pencernaan. 

    Mengutip dari laman Harvard TH Chan School of Public Health, pola makan yang berfokus pada bahan alami, seperti ubi, singkong, dan buah-buahan segar, dapat membantu tubuh tetap bugar. Asupan seperti ini menyediakan nutrisi yang cukup tanpa kelebihan kalori, sehingga dapat menunjang kesehatan tubuh selama periode puasa.

    Beruntungnya, di Indonesia memiliki berbagai jajanan pasar tradisional yang tidak hanya lezat tetapi juga rendah kalori dan bernutrisi. Dengan memilih jajanan pasar yang tepat, berbuka puasa bisa tetap nikmat tanpa mengorbankan kesehatan. 

    Merangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/2/2025), berikut lima rekomendasi jajanan pasar rendah kalori yang cocok untuk menu buka puasa agar tubuh tetap bugar dan berenergi sepanjang Ramadan.

    1. Kolak Ubi

    Kolak ubi menjadi salah satu hidangan khas yang sering disajikan saat berbuka puasa. Ubi manis yang menjadi bahan utamanya tidak hanya lezat, tetapi juga kaya manfaat bagi kesehatan berkat kandungan gizinya yang melimpah.

    Menurut laman Boldsky, ubi memiliki indeks glikemik rendah, sehingga dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik bagi penderita diabetes. Selain itu, ubi mengandung vitamin B6 yang bermanfaat dalam menurunkan kadar homosistein di dalam tubuh, yang berperan dalam mengurangi risiko penyakit jantung.

    Tak hanya itu, ubi juga merupakan sumber vitamin C yang berperan penting dalam mendukung sistem pencernaan, serta membantu pembentukan tulang dan gigi. Kandungan zat besi di dalamnya turut berkontribusi dalam meningkatkan produksi sel darah merah dan putih, serta memperkuat sistem imun tubuh.

    Namun, agar lebih sehat, sebaiknya pilih kolak ubi yang diolah tanpa pemanis buatan. Untuk memastikan kebersihan dan kualitas bahan, membuat sendiri di rumah bisa menjadi pilihan terbaik. Selain mudah dibuat, kolak ubi rumahan juga bisa disesuaikan dengan selera, menggunakan pemanis alami seperti gula aren atau madu agar tetap sehat dan lezat.

    2. Bubur Kacang Hijau

    Selain kolak ubi, bubur kacang hijau juga menjadi jajanan pasar yang kerap diburu ketika berbuka. Dicocol pakai roti tawar, rasanya beuh…. makin nikmat sekaligus bikin kenyang! 

    Tak hanya mengenyangkan, bubur kacang hijau juga kaya akan serat yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. 

    Kandungan fitokimia seperti flavonoid dan isoflavonoid di dalamnya membantu melindungi pembuluh darah serta mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, kacang hijau merupakan sumber protein nabati yang baik dan rendah lemak, sehingga dapat menjadi pilihan makanan bergizi selama Ramadan.

    Mengutip dari Hello Sehat, satu porsi bubur kacang hijau dengan santan seberat 240 gram mengandung sekitar 260 kkal. Sementara itu, versi tanpa santan dalam takaran yang sama hanya memiliki sekitar 196 kkal. Penambahan ketan hitam dan santan dapat meningkatkan kadar kalori karena mengandung lebih banyak karbohidrat dan lemak.

    Agar lebih sehat dan rendah kalori, sebaiknya pilih bubur kacang hijau tanpa santan. Dengan begitu, manfaat gizinya tetap optimal tanpa tambahan lemak berlebih. Membuatnya sendiri di rumah juga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat, karena kamu bisa mengontrol takaran gula serta memilih bahan berkualitas.

    3. Kue Putu

    Selanjutnya ada kue putu yang disebut menjadi salah satu jajanan pasar rendah kalori. Kue ini terbuat dari tepung beras yang diisi gula merah, kemudian dikukus dalam bambu hingga matang, lalu disajikan dengan taburan kelapa parut. Teksturnya yang lembut dan rasa manis alami dari gula merah membuat kue putu cocok disantap ketika berbuka.

    Menukil dari Halodoc, kue putu termasuk jajanan yang relatif rendah lemak. Karena proses pembuatannya dengan cara dikukus, kue ini tidak mengandung minyak berlebih seperti gorengan, sehingga lebih aman dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjaga pola makan.

    Dalam satu buah kue putu ayu, terdapat sekitar 26 kalori, yang terdiri dari 0,91 gram lemak, 3,78 gram karbohidrat, dan 0,77 gram protein. Kandungan kalorinya yang rendah menjadikan kue putu sebagai pilihan camilan yang tidak membuat tubuh cepat merasa berat, sehingga cocok dinikmati saat berbuka puasa tanpa khawatir mengonsumsi terlalu banyak kalori.

    4. Asinan

    Meski terbilang agar tricky kalau langsung disantap ketika berbuka, asinan juga menjadi salah satu jajanan pasar yang menyegarkan dan kerap diburu sebagai menu pendamping saat berbuka puasa. 

    Jajanan khas Bogor, Jawa Barat ini dibuat dari berbagai macam buah dan sayuran yang direndam dalam kuah bercita rasa asam, manis, dan pedas yang berasal dari campuran cuka, cabai, serta gula. 

    Karena menggunakan bahan-bahan alami yang kaya serat dan minim lemak, asinan tergolong camilan rendah kalori. Dalam satu porsi, asinan hanya mengandung sekitar 80 kalori, menjadikannya pilihan yang ringan dan menyegarkan untuk disantap setelah seharian berpuasa.

    5. Getuk

    Tribunners, pastinya sudah nggak asing dengan kue tradisional yang satu ini. Yap, Getuk. Getuk terbuat dari singkong yang dikukus, kemudian ditumbuk hingga lembut dan dicampur dengan gula serta sedikit garam untuk menambah cita rasa. 

    Hidangan ini sering kali disajikan dengan taburan kelapa parut yang memberikan sensasi gurih. Tak heran, getuk menjadi salah satu camilan yang sering diburu saat berbuka puasa karena rasanya yang manis, lembut, dan mengenyangkan tanpa membuat perut terasa terlalu penuh.

    Selain lezat, getuk juga termasuk camilan rendah kalori, sehingga cocok dikonsumsi sebagai pilihan makanan ringan yang tidak berlebihan saat berbuka. Setiap potongnya hanya mengandung sekitar 61 kalori, dengan rincian lemak sebesar 1,25 gram, karbohidrat 12,49 gram, dan protein 0,14 gram. Kandungan ini membuat getuk menjadi sumber energi sederhana yang mudah dicerna tubuh setelah seharian berpuasa.

    Itu dia deretan jajanan pasar yang bisa menjadi rekomendasi menu berbuka puasa nanti, Tribunners! Meskipun tergolong rendah kalori, tetap bijak dalam memilih makanan yang benar-benar menyehatkan. Pastikan untuk memperhatikan cara pengolahan dan memilih bahan-bahan yang lebih alami agar tetap mendapatkan manfaat terbaik selama menjalani ibadah puasa!

    #LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

  • Bijak Membaca Label Nutrisi, Saksikan di detikcom Leaders Forum Hari Ini

    Bijak Membaca Label Nutrisi, Saksikan di detikcom Leaders Forum Hari Ini

    Jakarta

    Risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular banyak dipengaruhi oleh pola makan. Karenanya, pemerintah menerapkan regulasi yang ketat terkait label nutrisi pada kemasan pangan.

    Salah satu tujuannya adalah untuk membantu konsumen mengontrol asupan gula, garam, dan lemak (GGL) dari produk pangan sehari-hari. Tantangannya, riset Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) di tahun 2013 mengungkap, hanya sebanyak 7,9 persen masyarakat Indonesia yang membaca label nutrisi.

    Di sisi lain, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi diabetes. Jika di tahun 2018 angkanya hanya 1,5 persen, kini meningkat menjadi 1,7 persen di 2023.

    Label nutrisi juga penting ketika konsumen punya tujuan tertentu saat mengonsumsi produk tertentu. Salah satunya susu pertumbuhan, yang jenisnya beragam dengan kandungan nutrisi yang juga berbeda-beda.

    Edukasi untuk memahami label nutrisi dengan baik jadi semakin penting agar pilihan produk sesuai dengan kebutuhan. Linda Lukitasari, R&D Director Tempo Scan Group, akan hadir dalam detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’, menjelaskan informasi apa saja yang penting diketahui dalam produk susu pertumbuhan.

    Diskusi akan dihadiri juga oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar, dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

    Selengkapnya, nantikan tayangan streaming detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 13.00 WIB hanya di detikcom.

    (up/up)

  • Suka Es Krim Tapi Takut Gemuk? Ngobrol Yuk, Bareng Pakar di Sini

    Suka Es Krim Tapi Takut Gemuk? Ngobrol Yuk, Bareng Pakar di Sini

    Jakarta – Sebagaimana penyakit tidak menular yang lain, diabetes di Indonesia mengalami peningkatan. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi diabetes berdasarkan diagnosis dokter mengalami peningkatan dari 1,5 persen di tahun 2018 menjadi 1,7 persen di tahun 2023 pada semua kelompok usia.

    Pada kelompok usia 15 tahun ke bawah, prevalensi diabetes tercatat sebanyak 2,2 persen di 2023, naik dari 2 persen di 2018.

    SKI juga mengungkap sejumlah faktor risiko penyakit tidak menular. Selain faktor risiko yang tidak bisa diubah seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, ada juga faktor risiko yang bisa diubah. Salah satunya pola makan, terutama konsumsi buah dan sayur yang rendah.

    Masih terkait pola makan, es krim kerap dituding sebagai salah satu produk pangan yang menjadi biang kerok obesitas. Tak heran, kandungan es krim tidak jauh dari gula dan lemak, yang memang dapat meningkatkan risiko kegemukan.

    Di sisi lain, es krim merupakan makanan yang disukai banyak masyarakat. Baik disantap saat cuaca sedang panas atau dinikmati ketika sedang bersantai.

    Lalu, apakah ada ‘jalan tengah’ untuk kondisi ini, sehingga es krim tetap bisa dinikmati berdampak buruk bagi kesehatan? detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ akan menghadirkan Ice Cream Asia Regulatory Affairs Lead Unilever Indonesia, Tutut Wijayanti, yang akan menjelaskan bagaimana memahami informasi yang tercantum dalam label nutrisi kemasan produk pangan manis kesukaan masyarakat tersebut.

    Hadir pula dalam diskusi ini Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), Taruna Ikrar, yang akan mengupas tuntas regulasi yang berlaku terkait label nutrisi dalam kemasan pangan olahan. Terkait situasi penyakit tidak menular, dari Kementerian Kesehatan juga akan hadir Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, yang akan memberikan gambaran tentang pentingnya edukasi bagi konsumen.

    Selengkapnya, saksikan tayangan streaming detikcom Leaders Forum ‘Bijak Membaca Label Nutrisi’ pada Jumat, 28 Februari 2025, pukul 13.00 WIB hanya di detikcom.

    (dpy/up)

  • Hashim Sebut Efisiensi Anggaran buat Pangkas Program Konyol

    Hashim Sebut Efisiensi Anggaran buat Pangkas Program Konyol

    Jakarta

    Pemerintah akan mengalokasikan hasil efisiensi anggaran belanja negara sebesar Rp 306 triliun atau sekitar US$ 20 miliar pada program-program prioritas. Langkah ini diharapkan bisa mendatangkan dampak lebih besar bagi masyarakat.

    Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengatakan, sebelumnya anggaran tersebut dipergunakan untuk program yang tidak terlalu dibutuhkan. Ia juga menekankan, langkah efisiensi ini bukanlah pengurangan, melainkan realokasi anggaran ke program yang lebih berdampak.

    Adapun langkah efisiensi sendiri dilakukan berdasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025, yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada 22 Januari 2025.

    “Itu bukan pengurangan, itu tidak berarti bahwa anggaran dikurangi. Itu ada realokasi, dari program-program yang dinilai tidak perlu, yang dulu saya bilang (program) konyol,” kata Hashim dalam acara Economic Outlook 2025 di Westin Hotel Jakarta, ditulis Kamis (27/2/2025).

    Menurutnya, langkah realokasi ini menjadi salah satu solusi dalam mengantisipasi kebocoran pada APBN. Kini, anggaran-anggaran tersebut dialokasikan ke program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pemerintah sendiri sebelumnya telah menetapkan anggaran untuk MBG di tahun 2025 sebesar Rp 71 triliun. Hashim mengatakan, akan ada alokasi tambahan sebesar Rp 100 triliun untuk menggenjot program tersebut beberapa waktu ke depan.

    “Kita tambah lagi dari Rp 171 triliun, menambah lagi bahkan sampai bisa ratusan triliun lebih. Ini akan menambah pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak salah, saya dapat angka-angka dari kawan-kawan di Bappenas, bisa sampai 1,99%. Itu hanya dari MBG,” kata dia.

    Di sisi lain, Hashim juga mengungkapkan rencana Prabowo untuk melakukan efisiensi anggaran US$ 20 miliar setiap tahun. Dengan demikian, apabila diasumsikan efisiensi dilakukan dalam 5 tahun kepemimpinan Prabowo, maka akan dihasilkan efisiensi sebesar US$ 100 miliar.

    “Tahun depan Pak Prabowo dan pemerintah optimis ada tambahan US$ 20 miliar lagi. Dan US$ 20 miliar setiap tahun. Kenapa? Karena APBN kita tetap akan bertumbuh. Tapi kebocoran-kebocoran, lemak-lemak, fat-fat, program konyol, itu tetap akan dihapuskan. Jadi US$ 20 miliar ini setiap tahun,” ujarnya.

    Selain itu, menurutnya apabila dana efisiensi ini bisa dikelola di dalam Danantara untuk diinvestasikan, menurut Hashim, dapat berkembang hingga 3-4 kali lipat. Bahkan Indonesia bisa saja menghasilkan lebih dari US$ 100 miliar dalam satu tahun.

    “Danantara co-invest 50% dengan asing. US$ 20 miliar plus (dari asing) US$ 20 miliar, itu US$ 40 miliar dolar kan? Itu ekuitas, kita. Dan kemudian kita leverage 3 kali, 4 kali. Mungkin negara bisa lebih, kalau swasta kan nggak bisa. Artinya proyek, US$ 40 miliar dolar ekuitas, dikali 3-4. Itu US$ 160 miliar dolar satu tahun,” terangnya.

    (kil/kil)