Produk: lemak

  • Autoimun Bikin Wanita Ini Tak Bisa Makan 10 Tahun, Begini Caranya Bertahan Hidup

    Autoimun Bikin Wanita Ini Tak Bisa Makan 10 Tahun, Begini Caranya Bertahan Hidup

    Jakarta

    Seorang wanita mengalami kondisi yang mengancam nyawanya jika berhubungan dengan makanan. Selama 10 tahun terakhir, dia tak bisa mengonsumsi apapun karena penyakit autoimun.

    Annie Holland (24) di Adelaide, Australia, harus terus menerus mengandalkan cairan infus untuk bertahan hidup karena tak bisa makan.

    “Dokter tidak dapat memastikan apa yang salah dengan saya hingga akhirnya tes urine dan darah mengonfirmasi bahwa saya menderita Ganglionopati Autoimun Otonom (AAG),” kata dia kepada NYPost, dikutip Senin (3/3/2025).

    Annie menjelaskan bahwa AAG adalah penyakit seumur hidup yang menyebabkan sistem kekebalan tubuhnya menyerang sel-sel saraf yang sehat. Dalam kasus Annie, kondisinya semakin memburuk selama bertahun-tahun.

    Ia harus menjalani beberapa operasi untuk mengangkat ususnya yang panjangnya lebih dari 10 kaki. Hal ini menyebabkannya mengalami gagal usus, suatu kondisi ketika usus tidak dapat menyerap cukup nutrisi dan cairan untuk menopang tubuh.

    “Sulit untuk menjelaskan kepada orang-orang bagaimana rasanya tidak pernah bisa makan,” beber Annie.

    Satu-satunya penyelamat Annie adalah cairan yang bernama Total Parenteral Nutrition (TPN), perawatan medis yang memasukkan cairan yang mengandung nutrisi penting, lemak, dan protein langsung ke aliran darah.

    Cairan ini diberikan melalui selang Hickman, kateter sentral yang dipasang ke pembuluh darah besar di dekat jantung. Setiap malam selama 12 jam, Annie disambungkan ke infus yang mengalir sepanjang malam, menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya. Tanpa TPN, tubuh Annie akan kelaparan.

    Namun, menjalani TPN tidak semudah kedengarannya. Diperlukan kepatuhan ketat terhadap pengaturan steril setiap kali ia terhubung ke infus, karena bakteri apa pun yang masuk ke jalur Hickman dapat menyebabkan sepsis.

    Selama bertahun-tahun, Annie telah mengalami beberapa kali serangan sepsis, yang masing-masing lebih berbahaya daripada sebelumnya. Infeksi tersebut telah membuatnya memiliki akses vena yang terbatas, sehingga pemasangan jalur Hickman baru menjadi lebih sulit.

    “Pada tahun 2022, penyakit saya sudah stadium terminal, dan saya diberi tahu bahwa jika jantung saya berhenti, saya tidak akan bisa diresusitasi, dan saya pun mulai menjalani perawatan paliatif. Mendengar berita itu sungguh memilukan, tetapi saya berusaha untuk fokus memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik-baiknya,” imbuhnya.

    (kna/kna)

  • 8 Makanan yang Harus Dikonsumsi Saat Sahur agar Kuat Puasa Ramadan Seharian

    8 Makanan yang Harus Dikonsumsi Saat Sahur agar Kuat Puasa Ramadan Seharian

    Jakarta, Beritasatu.com – Puasa pertama Ramadan 2025 diperkirakan jatuh pada Sabtu (1/3/2025). Agar tubuh tetap kuat dan bertenaga sepanjang hari, penting bagi umat muslim untuk memilih makanan sahur yang bergizi seimbang.

    Asupan yang tepat dapat membantu menjaga energi, mencegah dehidrasi, dan memastikan tubuh tetap sehat selama berpuasa. Berikut ini deretan makanan yang cocok untuk sahur agar kuat puasa Ramadan seharian, dikutip dari berbagai sumber, Jumat (28/2/2025).

    Jenis Makanan Sahur yang Dianjurkan

    1. Karbohidrat kompleks

    Pilihlah karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau oatmeal. Jenis makanan ini dicerna lebih lambat oleh tubuh sehingga dapat memberikan energi yang bertahan lama dan mencegah rasa lapar lebih cepat.

    2. Protein berkualitas

    Konsumsi sumber protein seperti telur, ikan, ayam tanpa lemak, atau tahu dan tempe. Protein membantu mempertahankan massa otot dan membuat tubuh tetap kenyang lebih lama selama berpuasa.

    3. Serat dari sayuran dan buah-buahan

    Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli serta buah-buahan seperti pisang dan apel kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Selain mendukung kesehatan pencernaan, serat juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari.

    4. Lemak sehat

    Tambahkan lemak sehat dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Lemak sehat membantu menjaga keseimbangan energi dan memberikan nutrisi yang penting bagi tubuh.

    5. Kacang-kacangan dan biji-bijian

    Kacang almon, kenari, biji chia, dan biji bunga matahari merupakan sumber lemak sehat, protein, serta serat yang membantu menjaga rasa kenyang lebih lama dan memberikan energi yang stabil sepanjang hari.

    6. Susu dan produk olahannya

    Susu, yoghurt, dan keju rendah lemak kaya akan kalsium, protein, dan probiotik yang baik untuk kesehatan tulang dan sistem pencernaan. Probiotik dalam yoghurt juga membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus, sehingga mengurangi risiko gangguan pencernaan selama puasa.

    7. Ubi jalar

    Ubi jalar mengandung karbohidrat kompleks, serat, serta vitamin A dan C yang membantu menjaga daya tahan tubuh serta memberikan energi yang bertahan lama.

    8. Kurma

    Kurma tidak hanya disarankan untuk berbuka, tetapi juga baik dikonsumsi saat sahur. Kandungan gula alami, serat, serta vitamin dalam kurma memberikan energi instan dan membantu sistem pencernaan tetap lancar.

    Makanan yang Harus Dihindari Saat SahurMakanan tinggi gula seperti kue dan minuman manis, karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan membuat tubuh mudah lemas.Makanan asin dan berlemak tinggi seperti makanan olahan dan gorengan yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan pencernaan.Minuman berkafein seperti kopi dan teh dalam jumlah berlebihan, karena dapat meningkatkan produksi urine dan menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat.

    Memilih makanan sahur yang bernutrisi dapat membantu tubuh tetap bertenaga, mengurangi rasa lapar, serta menjaga kesehatan selama Ramadan. Dengan mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat kompleks, protein, serat, dan lemak sehat, umat muslim dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih optimal. Persiapan sahur yang baik akan membantu menjalani puasa pertama Ramadan 2025 dengan lancar dan penuh berkah.

  • 5 Tips Menjaga Kesehatan Selama Bulan Puasa

    5 Tips Menjaga Kesehatan Selama Bulan Puasa

    Makan malam terlalu banyak saat malam hari akan menyebabkan seseorang mengalami obesitas, sehingga harus dihindari. Selain itu juga hindari konsumsi kopi dan soda karena akan menyebabkan sulit tidur dan menimbun banyak lemak.

    4. Aktivitas fisik

    Meskipun sedang berpuasa, aktivitas fisik masih sangatlah penting untuk menjaga kebugaran tubuh. Anda bisa melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga selama 15-30 menit sebelum berbuka.

    Kemudian setelah berbuka, Anda bisa melakukan latihan lebih intens seperti jogging atau latihan kekuatan ringan. Hindari olahraga berat di siang hari karena bisa menyebabkan kelelahan.

    5. Menjaga pola tidur

    Jika harus melakukan persiapan untuk sahur dan bangun di pagi hari, maka hindari tidur terlalu malam untuk keperluan yang tidak terlalu penting.

    Dengan menerapkan 5 panduan hidup sehat di atas, diharapkan mampu menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa di bulan puasa.

     

  • Detikcom Leaders Forum x BPOM: Bijak Membaca Label Nutrisi

    Detikcom Leaders Forum x BPOM: Bijak Membaca Label Nutrisi

    Jakarta – detikcom Leaders Forum kali ini mengangkat tema “Bijak Membaca Label Nutrisi” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilih makanan yang lebih sehat. Dengan menghadirkan BPOM, Kemenkes, dan para ahli industri, diskusi ini membahas pentingnya pemahaman label gizi, termasuk kandungan gula, garam, dan lemak dalam produk olahan. Kurangnya edukasi mengenai label nutrisi dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Saksikan bagaimana para pakar berbagi wawasan serta solusi untuk mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan terinformasi!

    (up/up)

  • Cerita Wanita Jaksel yang Kantong Empedunya Diangkat di Usia 22, Idap Penyakit Ini

    Cerita Wanita Jaksel yang Kantong Empedunya Diangkat di Usia 22, Idap Penyakit Ini

    Jakarta

    Seorang wanita di Jakarta Selatan, Dece (29), membagikan kisahnya yang sempat terkena batu empedu hingga mengharuskan kantong empedunya diangkat di usia 22 tahun. Hal itu baru ketahuan pada saat dirinya dirawat di rumah sakit imbas gejala tipes pada tahun 2018.

    Selama seminggu dirawat, dokter pada saat itu menanyakan kepada Dece apakah ada keluhan lain yang mungkin dirasakan sebelum pulang dari rumah sakit.

    Dece kemudian mengaku bahwa dirinya sering mengalami gejala sakit pinggang kanan atas dan merasa pegal ketika sedang kelelahan menjalani aktivitas. Lantaran hal tersebut, dokter yang menanganinya pun menyarankan Dece untuk menjalani USG pencernaan.

    “Yaudah pas besokannya diperiksa di USG, itu lambung, ginjal, aman kan,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (3/3/2025).

    “Pas (kantong) empedu, dokter yang memeriksa USG bilang, Mbak ini tuh banyak batu di empedunya. Terus kan aku kaget sih pas dibilang kayak gitu, ‘hah batu gitu’,” sambungnya lagi.

    Dece mengatakan batu empedu yang diidapnya terbilang cukup banyak dan berukuran 1,6 cm. Ia pun disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter bedah digestif setelah menjalani USG tersebut.

    “Minggu depannya aku ke dokter bedah digestif. Nah, di situ tuh kayak konsultasi kan, ini harus dioperasi atau nggak. Dokternya nanya aku punya riwayat kolesterol atau nggak,” kata Dece.

    Dece mengatakan dirinya tak memiliki riwayat kolesterol. Terlebih, berdasarkan hasil pemeriksaan, kadar kolesterol dalam tubuhnya juga normal.

    Meski begitu, Dece mengakui dirinya memiliki pola hidup yang tak sehat. Ia sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti junk food yang dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu. Dirinya juga jarang mengonsumsi makanan serat seperti sayur.

    “Yaudah terus kan saat itu aku sih enggak pengen dioperasi, aku bilangnya pengennya diobatin. Tapi ya dokternya sih ngomong kalau misalkan aku nggak dioperasi dan nggak diangkat (kantong) empedunya ya lama-lama batu empedunya bisa pecah di dalam terus jadi menguning dan aku ya mungkin enggak ditakutin ya jadi kayak dibilang kalau bisa koma sih gitu,” tuturnya.

    “Yaudah akhirnya aku putusin deh buat operasi pengangkatan kantong empedu gitu. 2018 itu usianya 22 tahun dan kalau kata dokternya sebenarnya batu empedu itu terjadi pada wanita itu usia 40 gitu,” sambungnya lagi.

    (suc/kna)

  • Ciri-ciri Asam Lambung Naik yang Perlu Diwaspadai, Nggak Cuma Nyeri Ulu Hati

    Ciri-ciri Asam Lambung Naik yang Perlu Diwaspadai, Nggak Cuma Nyeri Ulu Hati

    Jakarta

    Asam lambung naik merupakan salah satu kondisi yang dialami banyak orang. Kondisi ini terjadi ketika lambung memproduksi terlalu banyak cairan asam lambung (asam klorida atau HCL), sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

    Pada kasus yang lebih parah, cairan asam lambung dan makanan yang dicerna dapat kembali naik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

    Ciri-ciri asam lambung naik cukup beragam. Tanda yang paling umum adalah nyeri pada ulu hati. Selain itu, asam lambung naik juga dapat disertai gejala lain, seperti munculnya rasa asam di mulut, mual, muntah, dan lain sebagainya.

    Ciri-ciri Asam Lambung Naik

    Dikutip dari Very Well Health dan Mayo Clinic, berikut ciri-ciri asam lambung naik yang perlu diperhatikan:

    Nyeri pada ulu hatiNyeri dadaKesulitan menelanSensasi terbakar di pangkal tenggorokanSuara serak saat bangun tidurPerasaan tercekik atau benjolan di tenggorokanBatuk keringBau mulutTips Mengatasi Asam Lambung Naik

    Dikutip dari Healthline, berikut cara mengatasi asam lambung naik yang bisa dilakukan di rumah:

    Hindari makan pemicu, seperti makanan asam, gorengan, makanan tinggi lemak, dan kafeinMakan dengan porsi lebih sedikitKonsumsi makanan tinggi serat dan proteinKenakan pakaian longgarLakukan aktivitas yang dapat merilekskan tubuh dan pikiran, seperti yogaKonsumsi ramuan herba, seperti chamomile atau akar manis

    (ath/kna)

  • Terpaksa Sahur dengan Mi Instan? Ini Saran Dokter Biar Garamnya Tak Bikin Beser

    Terpaksa Sahur dengan Mi Instan? Ini Saran Dokter Biar Garamnya Tak Bikin Beser

    Jakarta – Saat sahur, menu yang praktis jadi pilihan karena harus berkejaran dengan waktu imsak. Meski nutrisinya kerap dianggap kurang ideal, mi instan merupakan salah satu santapan yang memang super praktis dalam pengolahannya.

    Tentunya, tidak dianjurkan untuk sering-sering sahur hanya dengan mi instan. Spesialis gizi dr Johanes C Chandrawinata, SpGK, mengungkapkan mi instan memiliki kalori yang cukup tinggi tapi nutrisinya tidak seimbang.

    “Satu bungkus mi instan yang kecil itu sudah 380 kalori ya kira-kira. Dan dominannya karbohidrat dan lemak, sementara proteinnya sangat-sangat sedikit,” jelas dr Johanes saat dihubungi detikcom, Sabtu (22/2/2025).

    “Jadi, mi instan juga kalau dimasak yang empuk, tentu dia akan cepat menimbulkan rasa lapar,” tambahnya.

    Selain itu, mi instan juga tinggi kandungan garamnya. Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat memicu keinginan untuk buang air kecil lebih sering. Akibatnya, risiko dehidrasi bisa mengganggu kelancaran ibadah puasa.

    Meski begitu, dr Johanes menilai, tidak berarti sahur dengan mi instan dilarang sama sekali. Agar lebih sehat, ia menyarankan untuk membagi dua mi instan, lalu dikombinasikan dengan mi shirataki.

    “Jadi sebaiknya kalau kepepet, itu mi instannya dibagi dua. Jadi setengah mi instan biasa ditambah setengah mi shirataki. Tapi ingat, kan anjurannya mengurangi asupan lemak juga, jadi mungkin minyaknya dikurangi,” kata dia.

    dr Johanes juga menganjurkan untuk menggunakan bumbu dari mi instan hanya setengahnya saja. Supaya, garam yang dikonsumsi tidak berlebihan.

    “Tambahkan sayuran dan juga protein, entah itu telur atau daging. Asal dagingnya tanpa lemak. Jadi, dengan begitu tentunya masih memenuhi kecukupan gizi, walaupun makan mi instan,” tuturnya.

    (sao/up)

  • Simak Bahaya Minum Kopi saat Berbuka Puasa

    Simak Bahaya Minum Kopi saat Berbuka Puasa

    Jakarta: Saat menjalani puasa Ramadan, disarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi kopi. Bagi penikmat kopi, dianjurkan tidak meminum kopi saat berbuka karena bisa memicu naiknya asam lambung. 

    Pasalnya, selama berpuasa, lambung tidak menerima asupan makanan, jika langsung mengonsumsi kopi maka dapat memperburuk kondisi lambung.

    Kafein dalam kopi bisa merangsang produksi asam lambung, terutama saat perut masih kosong. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat melukai lapisan mukosa lambung dan menyebabkan ketidaknyamanan.
    Waktu yang pas minum kopi di bulan Ramadan

    Menurut Dr. Suci Sutinah Diah Suksmasari, Medical Advisor Bayer Indonesia, kopi sebaiknya dikonsumsi setelah perut terisi. “Boleh saja minum kopi, tapi jangan langsung saat berbuka karena kandungan kafeinnya cukup tinggi,” kata Dr. Suci.

    Waktu ideal untuk menikmati kopi adalah sekitar dua jam setelah berbuka. Dengan jeda waktu ini, tubuh memiliki kesempatan untuk menyeimbangkan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi makanan berbuka. Dengan begitu, kopi tetap bisa dinikmati tanpa mengganggu sistem pencernaan. 
     

     

    Batasi konsumsi kopi selama puasa

    Sementara itu, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Kencana Fitri Hudayani, menyarankan untuk membatasi meminum kopi agar tidak mengganggu kenyamanan selama berpuasa.

    “Minumlah kopi dalam jumlah yang wajar, misalnya cukup satu cangkir per hari. Selebihnya, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan air putih,” ujar Fitri.

    Selain itu, membatasi konsumsi kopi juga membantu mengurangi asupan gula tambahan. Banyak orang menikmati kopi dengan tambahan gula atau susu, baik full cream maupun rendah lemak, yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan.

    “Menjaga asupan gula dan garam tetap penting, baik saat puasa maupun di hari-hari biasa. Ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit metabolik,” tambah Fitri.

    Jadi, jika ingin tetap menikmati kopi selama Ramadan, pastikan untuk mengonsumsinya di waktu yang tepat dan dalam jumlah yang wajar agar tubuh tetap sehat dan puasa berjalan lancar.

    Jakarta: Saat menjalani puasa Ramadan, disarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi kopi. Bagi penikmat kopi, dianjurkan tidak meminum kopi saat berbuka karena bisa memicu naiknya asam lambung. 
     
    Pasalnya, selama berpuasa, lambung tidak menerima asupan makanan, jika langsung mengonsumsi kopi maka dapat memperburuk kondisi lambung.
     
    Kafein dalam kopi bisa merangsang produksi asam lambung, terutama saat perut masih kosong. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat melukai lapisan mukosa lambung dan menyebabkan ketidaknyamanan.

    Waktu yang pas minum kopi di bulan Ramadan

    Menurut Dr. Suci Sutinah Diah Suksmasari, Medical Advisor Bayer Indonesia, kopi sebaiknya dikonsumsi setelah perut terisi. “Boleh saja minum kopi, tapi jangan langsung saat berbuka karena kandungan kafeinnya cukup tinggi,” kata Dr. Suci.

    Waktu ideal untuk menikmati kopi adalah sekitar dua jam setelah berbuka. Dengan jeda waktu ini, tubuh memiliki kesempatan untuk menyeimbangkan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi makanan berbuka. Dengan begitu, kopi tetap bisa dinikmati tanpa mengganggu sistem pencernaan. 
     

     

    Batasi konsumsi kopi selama puasa

    Sementara itu, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Kencana Fitri Hudayani, menyarankan untuk membatasi meminum kopi agar tidak mengganggu kenyamanan selama berpuasa.
     
    “Minumlah kopi dalam jumlah yang wajar, misalnya cukup satu cangkir per hari. Selebihnya, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan air putih,” ujar Fitri.
     
    Selain itu, membatasi konsumsi kopi juga membantu mengurangi asupan gula tambahan. Banyak orang menikmati kopi dengan tambahan gula atau susu, baik full cream maupun rendah lemak, yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan.
     
    “Menjaga asupan gula dan garam tetap penting, baik saat puasa maupun di hari-hari biasa. Ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit metabolik,” tambah Fitri.
     
    Jadi, jika ingin tetap menikmati kopi selama Ramadan, pastikan untuk mengonsumsinya di waktu yang tepat dan dalam jumlah yang wajar agar tubuh tetap sehat dan puasa berjalan lancar.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Warga Korsel Ramai-ramai Jalani Diet MIND, Dipercaya Bikin Panjang Umur

    Warga Korsel Ramai-ramai Jalani Diet MIND, Dipercaya Bikin Panjang Umur

    Jakarta

    Masyarakat Korea Selatan dikenal karena memiliki kulit yang mulus dan awet muda. Selain berkat perawatan kecantikan, rahasia penampilan awet muda orang Korsel juga tidak terlepas dari pola makan yang dijalani sehari-hari.

    Belakangan, penduduk Korsel mulai menggandrungi diet Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay (MIND). Selain menunjang kesehatan, diet yang tren ini juga disebut-sebut dapat menghambat proses penuaan.

    Dikutip dari Korea Times, MIND diperkenalkan oleh pelopor tren slow aging di Korsel, Jung Hee-won. Jung adalah seorang profesor medis dan dokter dari departemen kedokteran geriatri di Asan Medical Center di Seoul.

    Diet MIND sendiri merupakan pola makan yang menggabungkan diet Mediterania, yang menekankan konsumsi minim makanan olahan dan memperbanyak asupan biji-bijian utuh, dengan diet DASH yang berfokus dalam mencegah hipertensi.

    Bagaimana Cara Melakukan Diet MIND?

    Dalam bukunya yang berjudul “Slow Aging Diet”, Jung mengungkapkan kunci diet MIND adalah menghindari gula sederhana dan biji-bijian olahan, sambil secara aktif memperbanyak asupan biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, buah beri, polong-polongan, unggas, ikan, dan minyak zaitun untuk mencegah indeks glikemik meningkat drastis saat makan.

    Jung mengusulkan diet MIND ala Korea dengan enam prinsip, yaitu:

    Memperoleh nutrisi penting dari biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan polong-polonganMengonsumsi banyak sayur dan buahMenggunakan minyak zaitun sebagai bahan utama memasakMengonsumsi lebih banyak ikan dan unggas sambil membatasi daging merah atau olahan dan kejuMengurangi asupan gula sederhana dan biji-bijian olahan melalui makanan yang digoreng, makanan ringan, dan minuman berkarbonasiMembatasi konsumsi alkohol hingga sekitar satu gelas per hari

    Jung juga menyarankan untuk mencampur kacang lentil, gandum, beras merah, dan beras putih dengan perbandingan 4:2:2:2 sebagai pengganti nasi putih biasa untuk membantu meningkatkan kadar gula darah secara perlahan sekaligus meningkatkan asupan protein yang tepat dari kacang-kacangan.

    Untuk menghasilkan hormon yang sehat, Jung menganjurkan untuk membatasi makanan yang digoreng dan makanan ringan. Sebab, makanan-makanan tersebut mengandung lemak trans yang dapat menyebabkan peradangan dan resistensi insulin yang tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh.

    Terlepas dari saran diet tersebut, Jung menekankan diet untuk memperlambat penuaan bukanlah solusi instan, melainkan gaya hidup. Faktor terpenting adalah menemukan keseimbangan dalam hidup.

    “Penuaan bukanlah hal yang sederhana. Kebiasaan gaya hidup seperti olahraga dan nutrisi hanyalah hasil dari prinsip-prinsip bagaimana kita menjalankan hidup kita. Jika kita melihat ke dasar-dasarnya, ada faktor seperti stres dan tidur, dan keseimbangan hidup ini pada akhirnya diciptakan oleh perspektif kita terhadap kehidupan,” tutur Jung.

    (ath/kna)

  • Kata Onkolog soal Kanker Rektum, Diidap Pria Simalungun di Umur 28 Tahun

    Kata Onkolog soal Kanker Rektum, Diidap Pria Simalungun di Umur 28 Tahun

    Jakarta

    Seorang pria berusia 28 tahun di Simalungun, Sumatera Utara, menceritakan perjuangannya melawan kanker rektum stadium 3B. Penyakit yang diidapnya sejak umur 23 tahun itu berawal dari berat badannya yang turun secara drastis dan masalah buang air besar.

    “Lama-kelamaan, feses tidak keluar sama sekali. Suami lemas dan tidak bisa apa-apa, sehingga kami periksa ke RS di Merauke, Papua. Lalu dibiopsi dan menunggu hasil selama sebulan, dibacakan ternyata tumor ganas di rektum,” kata istri Ary Admaja Sinaga, Desika, kepada detikcom, Sabtu (1/3/2025).

    Kanker rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar pada rektum. Terkait usia yang muda, kanker rektum bisa jadi dipicu beberapa hal seperti faktor genetik dan mutasi DNA, gaya hidup tidak sehat, serta riwayat keluarga.

    Spesialis onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM juga menyebut berapa faktor genetik dan mutasi DNA seperti sindrom Lynch (kelainan genetik bawaan) dan mutasi pada gen perbaikan DNA bisa memicu pertumbuhan sel kanker di usia muda.

    “Jika ada keluarga dekat yang memiliki kanker rektum atau kanker kolorektal sebelum usia 50 tahun, risiko juga akan meningkat,” kata dr Andhika ketika dihubungi detikcom, Sabtu (1/3/2025).

    Di samping itu juga ada pengaruh dari gaya hidup. Di antaranya pola makan tinggi lemak, rendah serat, obesitas, kekurangan fisik, merokok, serta konsumsi alkohol secara berlebihan yang berkaitan dengan kanker restum.

    “Konsumsi makanan ultra-proses, tinggi daging merah, dan rendah serat bisa meningkatkan risiko kanker rektum. Kelebihan berat badan dan gaya hidup sedentari (kurang gerak) dapat memicu peradangan kronis dan gangguan metabolisme yang berkontribusi terhadap kanker,” ucapnya.

    Dikutip dari laman WHO, kanker rektum sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Pemeriksaan rutin penting dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini dan memulai pengobatan.

    Gejala umum meliputi:

    perubahan kebiasaan buang air besar seperti diare, sembelit, atau penyempitan tinjadarah dalam tinja (perdarahan rektal), baik berwarna merah terang atau gelap dan seperti tarkram perut, nyeri, atau kembung yang tidak kunjung hilangpenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi secara tiba-tiba dan kehilangan berat badan tanpa usahamerasa terus-menerus lelah dan kekurangan energi, meskipun sudah cukup istirahatanemia defisiensi zat besi akibat pendarahan kronis, yang menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan pucat.

    (kna/kna)