Produk: KRL

  • Rencana Penutupan Stasiun Karet, Pengamat: Alasannya Tidak Tepat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Rencana Penutupan Stasiun Karet, Pengamat: Alasannya Tidak Tepat Megapolitan 3 Januari 2025

    Rencana Penutupan Stasiun Karet, Pengamat: Alasannya Tidak Tepat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)
    Deddy Herlambang
    menilai alasan
    Menteri BUMN
    Erick Tohir untuk menutup
    Stasiun Karet
    demi memaksimalkan Stasiun BNI City tidak tepat.
    “Sebenarnya, alasan menteri itu tidak tepat kalau untuk memaksimalkan Stasiun BNI City,” ujar Deddy saat diwawancarai
    Kompas.com
    , Kamis malam (2/1/2024).
    Deddy menyatakan bahwa jika Stasiun Karet ditutup, maka alasan yang lebih tepat adalah untuk merealisasikan
    Transit Oriented Development
    (TOD) di Dukuh Atas.
    Ia menjelaskan bahwa perencanaan Dukuh Atas sudah sesuai dengan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).
    “Di Dukuh Atas itu harusnya hanya ada satu titik simpul. Jadi, yang jelas hanya ada Stasiun Sudirman,” ungkap Deddy.
    Ia menambahkan bahwa jarak antara Stasiun Sudirman dan Stasiun Karet tidak terlalu jauh.
    Dengan adanya Stasiun BNI City, jarak antar stasiun menjadi semakin dekat.
    Oleh karena itu, jika menerapkan TOD, penutupan Stasiun Karet seharusnya bisa dilakukan.
    “Kalau untuk RITJ, konsep maksimal jalan kakinya 500 meter. Sebenarnya, antara Stasiun Sudirman lama dengan Stasiun Karet sudah 500 meter, sudah masuk kawasan TOD,” kata Deddy.
    Deddy menjelaskan bahwa penerapan konsep TOD bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan angkutan umum serta meningkatkan transportasi non-motoris seperti berjalan kaki dan bersepeda.
    Jika TOD di kawasan itu direalisasikan, titik simpulnya akan berada di Stasiun Sudirman.
    “Titik simpulnya ada di Stasiun Sudirman. Mengapa Stasiun Sudirman? Karena di sana akan terjadi HUB, yang merupakan proses transit besar,” terang Deddy.
    Namun, untuk mencegah terjadinya overload penumpang, penghentian KRL sebaiknya dilakukan di Stasiun BNI City.
    “Mengapa penghentian KRL itu di BNI City? Untuk mencegah overload. Sejak 2023, LRT Jabodebek beroperasi sehingga ada peningkatan volume penumpang. Karena sudah overload, makanya dipindah ke BNI City,” ucap Deddy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Erupsi Lewotobi Bikin Penumpang Pesawat di Indonesia Merosot

    Erupsi Lewotobi Bikin Penumpang Pesawat di Indonesia Merosot

    Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada November 2024 sebanyak 4,9 juta orang atau turun 7,45 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
     
    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebutkan, penurunan jumlah penumpang ini dikarenakan pada November 2024 masuk masa permintaan rendah atau low season.
     
    “Faktor lain adalah penurunan jumlah angkutan udara di mana pada November 2024 ini karena terjadi bencana alam berupa erupsi Gunung Lewotobi (Flores, NTT) yang menyebabkan beberapa bandara berhenti beroperasi selama beberapa hari,” ujar Pudji di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis, 2 Januari 2025.
    Selama Januari-November 2024, jumlah penumpang angkutan udara domestik sebanyak 57,7 juta orang atau naik 1,25 persen dibanding kondisi pada periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 57,0 juta orang.
     
    Pada angkutan udara ke luar negeri (internasional), jumlah penumpang mencapai 1,6 juta orang atau turun 6,35 persen dibandingkan dengan Oktober 2024.
     
    Secara kumulatif pada Januari-November 2024, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri, baik menggunakan penerbangan nasional maupun asing, sebanyak 17,3 juta orang atau naik 21,86 persen dibanding jumlah penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
     

     

    Penumpang kereta juga menurun

    Dari sisi angkutan kereta api, jumlah penumpang kereta di Jawa dan Sumatra termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, yang berangkat pada November 2024 sebanyak 42,6 juta orang atau turun 6,39 persen dibanding bulan sebelumnya.
     
    Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu sebanyak 27,5 juta orang atau 64,62 persen dari total penumpang angkutan kereta.
     
    “Penurunan kereta api November 2024 karena memiliki hari kerja yang sedikit dan cuti serentak Pilkada yang menyebabkan berkurangnya aktivitas pekerja komuter, yang merupakan pengguna terbesar KRL, MRT dan LRT,” kata Pudji.
     
    Selama Januari-November 2024, jumlah penumpang mencapai 458,8 juta orang atau naik 18,62 persen dibanding periode yang sama di 2023. Hal yang sama untuk jumlah barang yang diangkut kereta naik 10,17 persen menjadi 67,1 juta.
     
    Sementara itu, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada November 2024 tercatat 2,0 juta orang atau turun 6,34 persen dibanding Oktober 2024.
     
    Selama Januari-November 2024, jumlah penumpang mencapai 23,5 juta orang atau naik 27,56 persen dibanding dengan periode yang sama 2023, sementara jumlah barang yang diangkut naik 1,27 persen atau mencapai 343,0 juta ton.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Kereta Bandara Tidak Memuaskan, Erick Thohir Akan Tutup Stasiun Karet

    Kereta Bandara Tidak Memuaskan, Erick Thohir Akan Tutup Stasiun Karet

    Jakarta: Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan Stasiun Karet yang melayani penumpang KRL. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya perbaikan ekosistem transportasi kereta api. Pernyataan tersebut disampaikan Erick usai meninjau operasional kereta Bandara Soekarno-Hatta menuju Stasiun BNI City.
     
    Erick mengkritisi performa kereta bandara yang belum optimal dalam menarik penumpang. Menurutnya, kereta bandara saat ini hanya melayani 1,5 juta penumpang per tahun dari potensi total 10 juta penumpang.
     
    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” ujar Erick saat berada di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu 1 Januari 2025.
    Rencana ini sejalan dengan evaluasi terkait jarak Stasiun Karet yang terlalu dekat dengan Stasiun BNI City. Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha, juga membenarkan rencana tersebut.
     
    Baca juga: Masih Dikaji, Ini Alasan Pemerintah Lebur Pelni-ASDP dan Pelindo
     
    “Stasiun Karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” jelas Rudi.
     
    Meski demikian, pelaksanaan penutupan Stasiun Karet masih menunggu pengesahan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Selain itu, Rudi menambahkan bahwa kereta bandara juga direncanakan berhenti di Stasiun Sudirman untuk memudahkan akses penumpang yang datang dari LRT.
     
    “Rencana kita mau berhentikan kereta dari BNI City ke Stasiun Sudirman supaya orang yang dari LRT yang mau ke bandara, nggak perlu ke BNI City tapi cukup di Sudirman. Karena jarak berjalan kakinya lebih sedikit,” tambahnya.
     
    Dengan berbagai rencana ini, diharapkan layanan kereta bandara dapat lebih optimal dan menarik lebih banyak penumpang. Targetnya adalah mengangkut 20% dari total 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahun, atau sekitar 10 juta orang.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Stasiun KRL Karet Bakal Ditutup

    Stasiun KRL Karet Bakal Ditutup

    Jakarta, CNN Indonesia

    Stasiun Karet bakal ditutup sehingga tidak lagi bisa melayani penumpang KRL. Wacana penutupan itu diungkap Menteri BUMN Erick Thohir.

    Awalnya, Erick membahas upaya perbaikan ekosistem perkeretaapian agar lebih optimal. Salah satu upayanya adalah menutup Stasiun Karet yang dinilai terlalu dekat dengan stasiun KRL lainnya.

    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1).

    Wacana penutupan Stasiun Karet diperkuat oleh Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI Rudi As Aturridha. Menurutnya, lokasi Stasiun Karet terlalu berdekatan dengan stasiun BNI City.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” sebut Rudi, dikutip Detikfinance.

    Soal kapan stasiun itu akan ditutup, Rudi menyebut KAI masih menunggu keluarnya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025.

    Untuk optimalisasi ekosistem perkeretaapian itu, pemerintah dan KAI juga mengkaji rencana kereta bandara berhenti di Stasiun Sudirman. Kebijakan itu diharapkan bisa mendongkrak potensi jumlah pengguna layanan yang saat ini masih rendah.

    Dari 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta, ditargetkan 10 juta orang atau sekitar 20 persen menggunakan kereta bandara. Saat ini, kereta bandara hanya mengangkut 1,5 juta penumpang per tahun.

    “Rencana kita mau berhentikan kereta dari BNI City ke Stasiun Sudirman supaya orang yang dari LRT yang mau ke bandara, nggak perlu ke BNI City tapi cukup di Sudirman. Karena jarak berjalan kakinya lebih sedikit. Dan yang ketiga memang kita juga sudah berlakukan dynamic pricing dan juga akan ada pricingnya secara progresif,” beber Rudi.

    Dengan begitu nantinya proses naik dan turun penumpang kereta bandara dapat dilakukan di Stasiun BNI City dan Stasiun Sudirman.

    Selain itu, kereta bandara juga ditargetkan bisa memangkas waktu perjalanan dari Stasiun BNI City-Stasiun Bandara Soetta kurang dari 40 menit, dari waktu tempuh saat ini 50 menit.

    (pta/pta)

  • Stasiun Karet Jakarta Bakal Ditutup, KAI Ungkap Alasannya

    Stasiun Karet Jakarta Bakal Ditutup, KAI Ungkap Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berencana akan menutup operasional Stasiun KRL Commuter Line Karet, Jakarta Pusat.

    Rencana tersebut pertama kali diungkap oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir usai meninjau kereta bandara dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang ke Stasiun BNI City Jakarta Pusat.

    “Ini yang tadi dibilang kan, bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di [Stasiun] Karet, ditutup,” ujar Erick kepada wartawan pada Rabu (1/1/2025).

    Rencana penutupan Stasiun Karet itu pun dibenarkan oleh Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Rudi As Aturridha.

    Menurut Rudi, alasan penutupan Stasiun Karet itu lantaran jaraknya terlalu dekat dengan Stasiun BNI City, sehingga dirasa kurang efektif.

    Perlu diketahui, jarak antara Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City yakni sekitar 2,9 kilometer. Sehingga, dia menyebut bagi penumpang KRL yang ingin ke Karet dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi, kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja. Kan kita sudah buat yang selasarnya sampai ke BNI City. Sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” jelas Rudi.

    Adapun, penutupan Stasiun Karet masih dibahas dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Secara resminya, Stasiun Karet akan ditutup jika sudah ditetapkan dalam Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2025.

    Alhasil, nantinya setelah operasional Stasiun Karet resmi ditutup, KAI hanya akan melayani naik atau turun penumpang KRL di Stasiun BNI City.

    Sebagai tambahan informasi, saat ini Stasiun Karet di Jakarta Pusat melayani rute KRL Commuter Line, di antaranya yaitu Karet-Bekasi, Karet-Cikarang, Karet-Angke, Karet-Kampung Bandan, Karet-Manggarai, Karet-Tambun, Karet-Duri.

    Adapun, Stasiun Karet terletak di Jalan K.H. Mas Mansyur, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasi Stasiun Karet cukup strategis lantaran berdekatan dengan perkantoran, apartemen, kampus, hingga sekolah.

  • Rabu Sore, Ribuan Penumpang KRL Penuhi Stasiun Kereta Bogor – Halaman all

    Rabu Sore, Ribuan Penumpang KRL Penuhi Stasiun Kereta Bogor – Halaman all

    Ribuan penumpang KRL Commuter Line penuhi Stasiun Bogor,  Rabu sore (1/1/2025).

    Tayang: Rabu, 1 Januari 2025 18:45 WIB

    Tribun Bogor/R Hidayat

    Ribuan penumpang KRL Commuter Line penuhi Stasiun Bogor,  Rabu sore (1/1/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan penumpang KRL Commuter Line penuhi Stasiun Bogor,  Rabu sore (1/1/2025).

    Kepadatan terlihat dari antrean di peron stasiun yang dekat dengan Alun-Alun Kota Bogor ini.

    Hingga pukul 17.30 WIB, peron pun penuh oleh penumpang yang turun di Stasiun Bogor maupun yang naik dan akan menuju arah Jakarta dan sekitarnya.

    Bahkan, pintu masuk Stasiun di Alun-Alun Kota Bogor pun penuh oleh penumpang.

    Menurut Kepala Stasiun Bogor Endarno, saat ini tercatat ada 61.674 penumpang yang tercatat.

    “Data terakhir itu ada 61.674. Angka ini penumpang turun di Stasiun Bogor maupun naik di Stasiun Bogor,” kata Endarno saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

    Untuk yang naik di Stasiun Bogor saat ini tercatat sebanyak 36.109 sedangkan yang turun di Stasiu  Bogor yakni sebanyak 25.565 penumpang.

    Endarno melanjutkan, jumlah ini sedikit lebih kecil dibandingkan hari kemarin atau hari terakhir di 2024.

    “Ada kebaikan dibanding hari kemarin di jam yang sama,” ujarnya.

    Meski begitu, semua perjalanan kereta di Stasiun Bogor tidak ada yang mengalami gangguan.

    “Untuk perjalanannya lancar tidak ada gangguan,” tandasnya.

    Sumber: Tribun Bogor

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Jarak Terlalu Dekat dengan BNI City, PT KAI Berencana Tutup Stasiun Karet – Halaman all

    Jarak Terlalu Dekat dengan BNI City, PT KAI Berencana Tutup Stasiun Karet – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berencana menutup Stasiun Karet karena jaraknya yang terlalu dekat dengan Stasiun BNI City.

    Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan KAI Rudi As Aturridha mengatakan, bagi penumpang yang hendak ke arah Karet, bisa dilakukan dengan berjalan kaki.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja,” kata Rudi ketika ditemui di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2025).

    Menurut dia, tidak efektif jika Stasiun Karet dan Stasiun BNI City dioperasikan secara bersamaan karena jaraknya yang terlalu dekat.

    Nantinya, perjalanan KRL akan berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di Stasiun BNI City.

    Apabila ada penumpang yang hendak menuju Karet, ia mengatakan PT KAI telah membuat selasar yang bisa dilewati.

    “Kami sudah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat. Enggak perlu lagi berhenti (di Stasiun Karet), tapi langsung berhenti di sini (di Stasiun BNI City),” ujar Rudi.

    Ditemui di tempat sama, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Asdo Artrivianto belum bisa membeberkan kapan waktu pastinya dari penutupan Stasiun Karet.

    Sebab, saat ini masih menunggu penyesuaian dari Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025.

    “Rencana di 2025. Waktunya kita menunggu penyesuaian Gapeka 2025. Nanti tunggu Gapeka 2025,” kata Asdo.

    Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan KAI Rudi As Aturridha ketika ditemui di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2025).

  • KAI Buka Wacana Kereta Bandara Berhenti di Stasiun Sudirman

    KAI Buka Wacana Kereta Bandara Berhenti di Stasiun Sudirman

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktur pengembangan usaha dan kelembagaan KAI, Rudi As Aturridha mewacanakan Stasiun Sudirman, Jakarta menjadi salah satu tempat pemberhentian kereta tujuan Bandara Soekarno-Hatta.

    Ia menyebut wacana itu untuk meningkatkan integrasi bagi penumpang dengan layanan LRT dan KRL yang tersambung dengan Stasiun Sudirman.

    “Rencana kita mau berhentikan kereta dari BNI City ke Stasiun Sudirman. Supaya orang yang dari LRT yang mau ke bandara, enggak perlu ke BNI City tapi cukup di Sudirman. Karena jarak berjalan kakinya lebih sedikit,” kata Rudi di Stasiun BNI City, Jakarta, Rabu (1/1).

    Rudi menjelaskan Stasiun Sudirman itu berkemungkinan akan menggantikan Stasiun Karet sebagai tempat berhenti KA Bandara.
    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja,” ujarnya.

    Pada saat yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan akan terus mengoptimalkan konektivitas transportasi umum dari Bandara Soetta ke pusat kota Jakarta.
    Ia menargetkan penumpang KA Bandara dari pusat kota ke Soetta nantinya akan berada setidaknya di angka 20 persen dari total penumpang pesawat.

    Erick mencontohkan apabila total penumpang pesawat dari Soetta sebanyak 56 juta, maka seharusnya sekitar 10 juta penumpang menaiki KA Bandara.

    “Sekarang ini masih kira-kira 1,5 juta. Jadi kalau kita bilang masih banyak sekali yang bisa dikembangkan,” ucap Erick.

    (mnf/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Warga padati KRL hendak ke Monas-Kota Tua di malam tahun baru

    Warga padati KRL hendak ke Monas-Kota Tua di malam tahun baru

    Jakarta (ANTARA) – Warga terus memadati KRL Commuter Line (KRL) untuk menuju Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, hingga Kota Tua (Kotu), Jakarta Barat di malam perayaan Tahun Baru 2025.

    “Iya kita mau pergi ke Monas bareng keluarga karena kan malam tahun baru nih pasti ramai banget di Monas ada air terjun, kembang api, ada banyak panggung juga kita baca di berita-berita,” kata salah seorang penumpang KRL asal Cikarang, Andjani Shika (23) yang ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa.

    Andjani pergi ke Monumen Nasional (Monas) bersama ibu, ayah, dan adiknya. Menurut Andjani, kepadatan ini akan semakin bertambah karena Stasiun Manggarai merupakan stasiun transit ke berbagai tujuan seperti Tanah Abang, Jakarta Kota, dan Bogor.

    Selain itu, banyak warga di Stasiun Manggarai yang membawa anak dan kerabatnya untuk berpergian ke sejumlah objek wisata untuk merayakan malam pergantian tahun.

    “Iya karena kan serentak nih pada libur kerja, libur sekolah, pasti daripada bete di rumah aja mendingan ke Monas lihat pertunjukan,” ujar Andjani.

    Seperti halnya Andjani, penumpang KRL lainnya, Bayu Saputra (36) juga mengajak keluarganya menikmati momen pergantian tahun di kawasan Kota Tua (Kotu). Ia juga mengaku tertarik ke kawasan tersebut untuk melihat festival cahaya dan berfoto-foto.

    “Iya kita mau ke Kotu, di sana kita lihat informasinya di sosmed ada festival cahaya. Pasti di sana bagus, anak-anak suka,” kata Bayu saat ditemui di Stasiun Klender.

    Meskipun begitu, Bayu mengaku kerap khawatir membawa keluarga dan saudaranya ke Kota Tua naik kereta karena harus berdesak-desakan dengan penumpang lain di dalam kereta maupun ketika harus transit di Stasiun Manggarai.

    Namun, sebaliknya, jika harus membawa kendaraan pribadi, ia pun khawatir kesulitan mencari lahan parkir dan terjebak macet.

    Para penumpang di Stasiun Manggarai terlihat mulai berdesak-desakan dan berlarian mengejar kereta tujuannya sejak sore tadi. Hingga malam ini, penumpang masih terus ramai di untuk tujuan Kampung Bandan, Jakarta Kota, dan Bogor.

    Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta sudah menyiapkan sejumlah kegiatan dan acara untuk menyemarakkan momen Tahun Baru 2025.

    Rangkaian acara “Semarak Jakarta Mendunia” rencananya akan dilaksanakan mulai pukul 18.30-00.30 WIB di sejumlah lokasi mulai dari Bundaran HI yang berisi panggung utama dengan hiburan dari sejumlah artis ternama, seperti Yura Yunita, RAN, ada pertunjukan cahaya, pertunjukan drone dan kembang api.

    Selanjutnya di sepanjang Jalan M.H. Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman terdapat 14 titik panggung hiburan yang akan diisi hiburan dari sejumlah artis papan atas dengan genre musik dangdut, pop, reggae, hingga rock.

    Kemudian di Lapangan Banteng ada Pesona Dekade. Di kawasan Monas Sisi Selatan terdapat acara Gemilang Silang Monas dan di Kota Tua terdapat acara Jakarta Light Festival.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2024

  • KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Gangguan, Ada Pengecekan di Kebayoran

    KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Gangguan, Ada Pengecekan di Kebayoran

    Jakarta

    Perjalanan KRL jalur Tanah Abang-Rangkasbitung mengalami gangguan. Saat ini tengah dilakukan pengecekan rangkaian kereta di Stasiun Kebayoran.

    “Terdapat pengecekan rangkaian KA 1752 (Tanah-Rangkasbitung) di Jalur 3 Stasiun Kebayoran. Saat ini masih dalam penanganan petugas,” tulis PT KAI Commuter Indonesia (KCI) melalui akun X @CommuterLine, Selasa (31/12/2024).

    Penumpang KRL disarankan untuk berpindah rangkaian KRL. Khususnya penumpang yang hendak ke Parung Panjang dan Rangkasbitung.

    “Bagi Pelanggan yang bertujuan Parung Panjang dapat menggunakan KA 1754 (Tanah Abang-Parung Panjang) dan yang bertujuan Rangkasbitung dapat menggunakan KA 1756 (Tanah Abang-Rangkasbitung),” lanjutnya.

    (rdp/dhn)