Produk: KRL

  • Legislator berharap perluasan Transjakarta dapat kurangi kemacetan

    Legislator berharap perluasan Transjakarta dapat kurangi kemacetan

    juga bisa mempermudah keluar masuknya warga sehingga perputaran ekonomi di Jakarta juga dapat meningkat

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi B DPRD Jakarta Nova Harivan Paloh berharap perluasan cakupan layanan Transjakarta mampu mengubah kebiasaan warga dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi beralih ke kendaraan umum sehingga pada akhirnya dapat menekan kemacetan serta polusi di Ibu Kota.

    “Saya rasa ini baik sekali untuk penambahan koridor. Kita lihat pekerja di Jakarta banyak warga dari daerah penyangga,” kata Nova di Jakarta, Selasa.

    Nova mengatakan DPRD mendukung terhadap perluasan cakupan Transjakarta, sehingga tak hanya beroperasi di Jakarta saja, namun menjangkau Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur).

    Perluasan Transjakarta kata dia, diharapkan berdampak pada menurunnya kemacetan di Jakarta serta menekan polusi udara akibat penggunaan kendaraan pribadi yang masif.

    “Dengan perluasan ini, masyarakat bisa beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,” kata dia.

    Selain itu, perluasan cakupan Transjakarta, kata Nova juga bisa mempermudah keluar masuknya warga sehingga perputaran ekonomi di Jakarta juga dapat meningkat.

    “Karena sekarang baru kereta (KRL) yang dari luar bisa masuk Jakarta. Kalau ada perluasan, semakin nyaman kita menggunakan transportasi publik,” ujarnya.

    Ia juga mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar tidak melupakan penataan trotoar dalam program perluasan akses transportasi, untuk memastikan kenyamanan para pejalan kaki.

    “Tidak semua orang turun dari transportasi langsung di depan rumahnya. Penataan trotoar juga harus masuk integrasi,” katanya.

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pada saat pidato pertama di gedung DPRD DKI Jakarta meminta restu kepada legislatif untuk didukung dalam menjalankan program yang dirancang mulai dari masa kampanye.

    Program yang dimaksud yaitu memperluas cakupan layanan Transjakarta supaya tidak hanya melayani warga Jakarta, akan tetapi diperluas hingga ke wilayah Jabodetabekjur.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • QRIS Tap Segera Meluncur, Bisa Dipakai di Bus-Kampus

    QRIS Tap Segera Meluncur, Bisa Dipakai di Bus-Kampus

    Jakarta

    Bank Indonesia (BI) berencana akan meluncurkan layanan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis Near Field Communication (NFC) atau QRIS Tap pada 14 Maret 2025. Nantinya, layanan ini bisa dipergunakan untuk transaksi di moda transportasi, serta layanan umum seperti rumah sakit (RS) hingga universitas.

    Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono menjelaskan, dengan layanan ini, masyarakat bisa melakukan pembayaran digital tanpa harus memindai (scan) kode lewat kamera ponsel.

    “Sekarang kita juga sasar kepada permodalan, yaitu untuk sektor transportasi dan layanan umum. Layanan umum bisa rumah sakit, universitas, ini kita bisa fasilitasi dengan tap. Kenapa perlu tap? Karena kalau di transportasi tidak bisa menunggu lama,” kata Dicky, dalam acara Digital Economic Forum di Sopo Del Tower Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

    Dicky mengatakan, penggunaan QRIS biasa kerap kali membutuhkan aksi menekan layar. Namun tidak dengan QRIS Tap, ke depannya masyarakat hanya perlu menempelkan ponsel miliknya.

    Ia menjelaskan, skema transaksi QRIS Tap sebatas menempelkan ponsel konsumen ke infrastruktur QRIS di merchant, tanpa harus melakukan pemindaian atau scan. Hal ini mirip konsep layanan transaksi yang menggunakan kartu uang elektronik.

    “Kalau QRIS Tap, begitu sudah dibuka QR-nya, itu tinggal tempel. Reader-nya yang kemudian mengumpulkan semua. Ini leverage-nya untuk transaksi digital ini besar sekali,” ujarnya.

    Menurutnya, tidak banyak negara yang mempunyai kemampuan untuk menggunakan QRIS dengan model tap. Berbeda dengan kartu, QRIS yang contactless tidak terlalu banyak.

    Karena itulah, menurutnya hal ini akan banyak mempengaruhi persepsi masyarakat tentang QRIS itu sendiri. Hal ini diproyeksi akan mendorong produktivitas, karena layanan pembayaran semakin mudah dan cepat.

    “Ini akan leverage di digital, besar sekali, dan ini kita harap dukungan bapak ibu semua di PJP untuk amankan keandalan dan perlindungan konsumennya. Dukungan BI itu semua kita yakini bisa dorong tadi total produktivitas inklusif,” kata Dicky.

    Sementara itu, Direktur Bisnis Artajasa Heru Perwito menjelaskan, pihaknya selaku industri penyedia infrastruktur transaksi pembayaran telah melakukan piloting atau percobaan penerapan QRIS Tap dengan sejumlah stakeholder sejak akhir tahun lalu. Ia optimistis, peluncurannya bisa on track di 14 Maret 2025.

    “Insyaallah, akan on schedule karena kami pun juga sudah lolos istilahnya proses Sandbox yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan dengan ini, kami juga diminta langsung melakukan sosialisasi, sehingga semua merchant-merchant yang dikategorikan tadi, BLU atau PSO, juga transportasi bisa dengan segera menikmati layanan QRIS Tap,” ujar Heru, ditemui usai acara.

    Sebagai informasi, QRIS Tap ini merupakan inovasi digital yang telah menjadi bagian dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Layanan ini akan bisa digunakan di layanan transportasi seperti KRL, MRT dan Damri.

    Ke depan, BI memastikan terus memperluas kerja sama dengan operator moda transportasi lain dan industri lainnya untuk memastikan kelancaran implementasi sekaligus melakukan sosialisasi inovasi pembayaran QRIS Tap.

    Tonton juga Video: Fitur Baru Qris : Bisa Transfer, Tarik Tunai dan Setor

    (kil/kil)

  • Peron 1 Stasiun Baru Tanah Abang Dibuka, Naik-Turun KRL Diubah

    Peron 1 Stasiun Baru Tanah Abang Dibuka, Naik-Turun KRL Diubah

    Foto Bisnis

    Andhika Prasetia – detikFinance

    Selasa, 25 Feb 2025 17:00 WIB

    Jakarta – Peron jalur 1 di bangunan baru Stasiun Tanah Abang dioperasikan sejak Sabtu (22/2). Dalam tahap pertama pembukaan ini, alur pengguna KRL pun disesuaikan.

  • Pemasangan palang pintu perlintasan KA tanggung jawab pemerintah

    Pemasangan palang pintu perlintasan KA tanggung jawab pemerintah

    Petugas mengingatkan pengguna jalan agar berhati-hati saat akan melintasi rel kereta api. PT KAI Daop 1 Jakarta menegaskan pemasangan palang pintu kereta api (KA) merupakan tanggung jawab pemerintah atau pemilik jalan sesuai kewenangannya bukan pada KAI. ANTARA/HO-PT KAI Daop 1 Jakarta.

    KAI: Pemasangan palang pintu perlintasan KA tanggung jawab pemerintah
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 25 Februari 2025 – 08:21 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta menegaskan bahwa pemasangan palang pintu perlintasan sebidang jalur kereta api (KA) merupakan tanggung jawab pemerintah atau pemilik jalan sesuai kewenangannya bukan pada KAI.

    “Tanggung jawab pembangunan, pengoperasian, perawatan dan keselamatan perpotongan jalur kereta api dan jalan berada pada pemegang izin (bukan PT KAI),” kata Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Dia mengatakan aturan pembangunan atau pembuatan palang pintu perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan umum telah diatur undang-undang.

    Aturan ini termasuk Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 91 Ayat (1) yang menyatakan pembangunan infrastruktur yang berpotongan dengan jalur kereta api harus mempertimbangkan kepentingan umum dan keselamatan perjalanan kereta api.

    Pembangunan tersebut wajib mendapatkan izin dari pemilik prasarana perkeretaapian dalam hal ini adalah pemerintah. Lalu, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api pada Pasal 111 mengatur bahwa pengelola jalan harus bekerja sama dengan penyelenggara perkeretaapian dalam pengelolaan perlintasan sebidang.

    Selanjutnya, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang Mengatur jenis perlintasan sebidang (resmi dan liar), kriteria keselamatan serta pihak yang bertanggung jawab. Adapun standar palang pintu perlintasan harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.

    Hal ini merujuk Surat Edaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub No. 3 Tahun 2021 yang mewajibkan evaluasi dan peningkatan keselamatan perlintasan sebidang, termasuk pemasangan palang pintu otomatis di titik rawan.

    “Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembuatan palang pintu perlintasan sebidang harus memenuhi regulasi yang berlaku,” kata Ixfan.

    Pernyataan ini menjadi tanggapan PT KAI Daop 1 Jakarta atas kejadian tertabraknya pengguna jalan oleh kereta rel listrik (KRL) di perlintasan sebidang jalur KA pada KM 700+3/4 petak jalan antara Nambo-Cibinong, Kampung Karangan Tua RT 02 RW 08 Desa Karangan,Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/2).

    “Kami merasa perlu memberikan klarifikasi guna meluruskan informasi secara komprehensif sesuai aturan atau prosedur yang berlaku,” kata Ixfan.

    Dia kembali menegaskan, berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia, aturan mengenai perlintasan sebidang telah diatur dengan jelas dalam berbagai peraturan perundang-undangan.

    Sumber : Antara

  • Penumpang KRL Keluhkan Akses Peron Baru Stasiun Tanah Abang Jadi Lebih Jauh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Februari 2025

    Penumpang KRL Keluhkan Akses Peron Baru Stasiun Tanah Abang Jadi Lebih Jauh Megapolitan 24 Februari 2025

    Penumpang KRL Keluhkan Akses Peron Baru Stasiun Tanah Abang Jadi Lebih Jauh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) yang transit di
    Stasiun Tanah Abang
    mengeluhkan perubahan akses peron yang membuat mereka harus berjalan lebih jauh.
    Heti (35), seorang guru yang menggunakan KRL tujuan Rajawali dari Pondok Ranji, mengaku membutuhkan waktu lebih banyak untuk berpindah dari peron 5 ke peron 1.
    “Biasanya enggak terlalu jauh, sekarang butuh waktu 3-5 menit untuk jalan dari peron 5 atau 6 ke peron 1,” kata Heti kepada
    Kompas.com,
    Senin (24/2/2025).
    Heti menambahkan, sebelumnya ia menggunakan jalur kereta rel listrik di peron 2, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari peron 5 atau 6.
    “Sekarang jalannya harus lebih jauh karena melalui JPO (jembatan penyeberangan orang) dan butuh memperhitungkan waktu ulang lagi,” jelasnya.
    Keluhan serupa juga disampaikan oleh Zela (30), seorang karyawan swasta yang transit di Stasiun Tanah Abang dari Stasiun Sudirman menuju Rangkasbitung.
    Ia mengungkapkan, ia harus berjalan lebih jauh dari peron 5 atau 6 menuju peron 1 melalui JPO yang cukup jauh.
    “Saya harus jalan dahulu dari peron 5 atau 6 ke peron 1 lewat JPO yang agak lumayan jauh,” ujarnya.
    Zela menambahkan, sebelumnya ia hanya berjalan kaki sekitar 2 menit dari peron 5 atau 6 menuju peron 2, namun kini ia harus menambah waktu perjalanan.
    “Sekarang butuh banyak waktu,” tuturnya.
    Sebelumnya, penumpang yang turun dari arah Manggarai atau hendak menuju Stasiun Angke/Kampung Bandan menggunakan peron jalur 2 di bangunan lama.
    Namun, saat ini, penumpang jalur tersebut dialihkan ke peron jalur 1 di bangunan baru dengan akses melalui JPO yang menghubungkan kedua bangunan.
    Bagi penumpang arah Rangkasbitung yang transit di Stasiun Tanah Abang dan hendak melanjutkan perjalanan ke arah  Angke/Kampung Bandan atau Sudirman/Manggarai, tersedia akses JPO menuju peron jalur 5-6 serta jalur 3 di bangunan lama.
    Sementara itu, pengguna yang keluar dari jalur 5 dan 6 disarankan untuk menggunakan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) menuju Pasar Tanah Abang guna menghindari kepadatan di JPO.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Celah Peron Baru Stasiun Tanah Abang Terlalu Lebar, Penumpang Khawatir Terjeblos
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Februari 2025

    Celah Peron Baru Stasiun Tanah Abang Terlalu Lebar, Penumpang Khawatir Terjeblos Megapolitan 24 Februari 2025

    Celah Peron Baru Stasiun Tanah Abang Terlalu Lebar, Penumpang Khawatir Terjeblos
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penumpang di peron 1
    Stasiun Tanah Abang
    khawatir dengan dengan jarak celah antara peron dan kereta di
    peron 1 Stasiun Tanah Abang
    yang dinilai terlalu lebar.
    Jarak peron yang dinilai lebar itu dikhawatirkan bisa membahayakan penumpang kereta rel listrik (KRL) Stasiun Tanah Abang, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penyandang difabel.
    “Penggunanya enggak hanya orang sehat dan normal, tetapi ada difabel, lansia, dan anak-anak yang membahayakan, jika
    celah peron
    lebar banget,” kata Zela (30), seorang karyawan swasta kepada
    Kompas.com
    , Senin (24/2/2025).
    Zela menilai perhitungan infrastruktur bangunan ini tidak tepat mengingat adanya celah peron yang terbilang cukup lebar itu.
    “Perhitungannya kurang tepat karena yang sebelumnya enggak sejauh ini sehingga kesulitan melangkah lebar-lebar,” tuturnya.
    Hal serupa juga disampaikan oleh Ihsan (38), penumpang lain yang transit di Tanah Abang saat melanjutkan perjalanan menuju Parung Panjang.
    Ia mengkhawatirkan keselamatan lansia, anak-anak, dan penyandang difabel.
    “Kalau lansia, anak-anak, dan difabel enggak awas dan kurang hati-hati, khawatirnya banyak terjadi hal-hal tidak diinginkan,” jelas Ihsan.
    Ihsan menambahkan bahwa celah peron saat ini lebih besar dibandingkan sebelumnya.
    “Ini lebih besar banget daripada sebelumnya. PT KAI harus mengevaluasi ini agar ke depannya tidak terulang lagi,” lanjutnya.
    Tiwi (35), seorang karyawan swasta yang menuju Serpong dari Bekasi, juga menyayangkan kondisi celah peron yang terlalu lebar.
    “Untuk lansia dan anak-anak, celah peron tersebut perlu diperhatikan karena takut nanti mereka terjeblos,” ujarnya.
    Tiwi juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap barang-barang yang dibawa penumpang.
    “Ini besar banget celahnya sehingga risiko barang-barang bawaan terjatuh ke rel juga sangat tinggi,” ucapnya.
    Diketahui, peron 1 di bangunan baru Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, baru saja resmi beroperasi.
    Adapun jarak antara peron dengan kereta api diperkirakan sekitar 30 sentimeter. Jarak ini disebut lebih lebar dibandingkan celah peron biasanya yang sekitar 20 sentimeter.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang Beroperasi, Cek Penyesuaian Layanan KRL

    Bangunan Baru Stasiun Tanah Abang Beroperasi, Cek Penyesuaian Layanan KRL

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan penyesuaian layanan bagi penumpang KRL Commuter Line yang dikelola oleh KAI Commuter di Stasiun Tanah Abang sejalan dengan pengoperasian bangunan baru. 

    Vice President Public Relations KAI, Anne Purba mengatakan penyesuaian dilakukan seiring pengoperasian peron jalur 1 di bangunan baru Stasiun Tanah Abang mulai Sabtu, (22/2/2025). 

    “Perubahan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pergerakan penumpang dan mengurangi kepadatan di area stasiun,” kata Anne, Sabtu (22/2/2025). 

    Anne menjelaskan bahwa pengoperasian peron jalur 1 di bangunan baru akan mengubah alur pergerakan pengguna Commuter Line di Stasiun Tanah Abang. Perubahan ini berlaku khusus untuk kedatangan dan keberangkatan penumpang tujuan Stasiun Angke/Kampung Bandan.  

    Sebelumnya, pengguna Commuter Line yang turun di Stasiun Tanah Abang dari arah Manggarai atau yang akan menuju Stasiun Angke/Kampung Bandan menggunakan peron jalur 2 di bangunan lama stasiun. Namun, mulai Sabtu (22/2/2025), mereka akan dialihkan ke peron jalur 1 di bangunan baru, yang terhubung dengan bangunan lama melalui Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).  

    Selain itu, pengguna Commuter Line Rangkasbitung yang transit di Stasiun Tanah Abang untuk melanjutkan perjalanan ke Stasiun Angke/Kampung Bandan, Sudirman, atau Manggarai juga dapat menggunakan JPO yang menghubungkan bangunan baru dengan peron jalur 5–6 serta jalur 3 di bangunan lama. 

    Sementara itu, bagi pengguna yang keluar dari jalur 5 dan 6, disarankan menggunakan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) menuju Pasar Tanah Abang agar tidak menambah kepadatan di JPO stasiun.  

    Perubahan alur dan peron ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di peron jalur 2 dan 3 bangunan lama, terutama bagi pengguna yang menunggu perjalanan Commuter Line menuju Stasiun Sudirman/Manggarai dan Stasiun Duri/Angke.  

    Anne juga mengimbau pengguna Commuter Line untuk mengikuti arahan petugas selama masa pembangunan demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Pembangunan bangunan baru Stasiun Tanah Abang oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Jakarta juga telah dilengkapi dengan tiga eskalator dan tangga manual guna meningkatkan aksesibilitas.  

    KAI Commuter mencatat bahwa rata-rata jumlah pengguna yang naik dari Stasiun Tanah Abang mencapai 54.000–55.000orang per hari kerja dan 41.000–43.000 orang pada hari libur. Sementara itu, volume pengguna transit di stasiun ini tercatat sekitar 145.000–146.000 orang pada hari kerja dan 124.000–125.000 orang pada hari libur.

    KAI mengimbau kepada para pengguna Commuter Line di Stasiun Tanah Abang untuk memperhatikan kembali alur penumpang yang sudah mulai diterapkan. Bagi penumpang yang masih merasa kebingungan dapat mengikuti arahan petugas.

  • UMKM Indonesia Makin Melek Digital, BCA Siap Operasikan QRIS Tap – Page 3

    UMKM Indonesia Makin Melek Digital, BCA Siap Operasikan QRIS Tap – Page 3

    Selain menyediakan layanan QRIS Tap, ia menuturkan bahwa Bank Indonesia juga berupaya untuk memberikan lebih banyak kemudahan kepada masyarakat dalam penggunaan QRIS dengan menurunkan Merchant Discount Rate (MDR) dari 0,4 persen menjadi 0 persen.

    MDR adalah biaya yang dikenakan kepada pemilik usaha atau merchant setiap dilakukan pembayaran non-tunai, termasuk menggunakan QRIS, yang diterapkan oleh penyedia layanan pembayaran sebagai biaya operasional.

    “Kami akan menurunkan MDR untuk QRIS di BLU, Badan Layanan Umum, dan PSO (Public Service Obligation/Kewajiban Pelayanan Publik). Ini merupakan bentuk keberpihakan Bank Indonesia untuk mendukung program pemerintah, khususnya untuk meningkatkan atau perbaikan layanan umum,” kata Filianingsih.

    Ia menyatakan bahwa sejumlah layanan umum yang mendapatkan penurunan MDR antara lain layanan rumah sakit, tempat wisata, pendidikan, pengelolaan dana pendidikan, pos, serta transportasi umum, termasuk MRT, KRL, dan Damri.

    “Kebijakan skema harga QRIS untuk kriteria merchant Badan Layanan Umum dan Public Service Obligation dari 0,4 persen menjadi 0 persen akan berlaku mulai 14 Maret 2025, bersamaan dengan launching QRIS Tap,” imbuhnya.

  • Ada Gangguan LAA, KCI Rekayasa Perjalanan KRL Bogor-Jakarta Kota

    Ada Gangguan LAA, KCI Rekayasa Perjalanan KRL Bogor-Jakarta Kota

    Jakarta

    KRL Jabodetabek rute Jakarta Kota-Bogor dan sebaliknya mengalami gangguan listrik aliran atas (LLA). KAI Commuter melakukan rekayasa perjalanan terhadap rute tersebut.

    “#InfoLintas terdapat perbaikan Listrik Aliran Atas (LAA) di antara Stasiun Jakarta Kota-Gambir dan saat ini dalam penanganan oleh petugas,” tulis KAI Commuter melalui akun X nya dilihat sabtu (22/2/2025).

    Perjalanan KRL rute tersebut sempat terhenti pagi tadi. Untuk saat ini, rute Jakarta Kota-Bogor dan sebaliknya diterapkan pola rekayasa perjalanan.

    “Untuk perjalanan KA saat ini belum dapat dilalui. Kami imbau untuk tetap mengutamakan keselamatan dan ikuti arahan petugas. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” ujarnya.

    Adapun pola rekayasa perjalanannya yakni:

    – KA 1161 (Bogor-Jakarta Kota) perjalanan hanya sampai Stasiun Manggarai, kemudian kembali sebagai KA 1168 (Manggarai-Bogor).
    – KA 1159 (Bogor-Jakarta Kota) perjalanan hanya sampai Stasiun Gambir, kemudian kembali sebagai KA 1156 (Gambir-Bogor).
    – KA1165 (Bogor-Jakarta Kota) perjalanan hanya sampai Stasiun Manggarai, kemudian kembali sebagai KA 1162 (Manggarai-Bogor)
    – KA 1167 (Depok-Jakarta Kota) perjalanan hanya sampai Stasiun Manggarai, kemudian kembali sebagai KA 1506 (Manggarai-Nambo).

    Pantauan detikcom, KRL berhenti cukup lama sebelum masuk Stasiun Pasar Minggu. Setelah berhenti sekitar 10 menit, KRL rute Bogor-Jakarta Kota kembali melanjutkan perjalanan dengan kecepatan normal.

    (dek/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Stasiun Baru Tanah Abang Mulai Dioperasikan Besok, Ada Perubahan Naik-Turun KRL

    Stasiun Baru Tanah Abang Mulai Dioperasikan Besok, Ada Perubahan Naik-Turun KRL

    JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan akan mengoperasikan peron jalur 1 di bangunan baru Stasiun Tanah Abang mulai besok, Sabtu, 22 Februari.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus menjelaskan dengan pengoperasian peron jalur 1 di bangunan baru ini akan mengubah akses flow pengguna Commuter Line.

    “Perubahan ini hanya khusus untuk flow kedatangan dan keberangkatan pengguna Commuter Line tujuan Stasiun Angke atau Kampung Bandan di Stasiun Tanah Abang, sedangkan untuk relasi atau tujuan lain tidak ada perubahan,” kata Joni dalam keterangan resmi, Jumat, 21 Februari.

    Joni mengatakan mulai besok pengguna Commuter Line yang turun di Stasiun Tanah Abang dari arah Manggarai akan dialihkan ke peron jalur 1 bangunan stasiun baru dengan mengakses JPO yang terhubung dengan bangunan lama.

    Lebih lanjut, Joni bilang sebelumnya untuk pengguna Commuter Line yang turun di Stasiun Tanah Abang dari arah Manggarai atau naik menuju Stasiun Angke maupun Kampung Bandan di peron jalur 2 bangunan stasiun lama.

    “Pengguna Commuter Line tujuan Stasiun Tanah Abang dari arah Manggarai dan pengguna Commuter Line tujuan Angke atau Kampung Bandan yang akan naik di Stasiun Tanah Abang akan menggunakan Peron jalur 1 di bangunan baru Stasiun Tanah Abang,” kata Joni.

    Sementara untuk pengguna Commuter Line Rangkasbitung yang akan transit di Stasiun Tanah Abang untuk menuju ke arah Angke atau Kampung Bandan dan menuju Stasiun Sudirman atau Manggarai maupun sebaliknya, bisa mengakses JPO yang menghubungkan bangunan baru dengan peron jalur 5 dan 6 serta jalur 3 di bangunan lama stasiun.

    Sedangkan pengguna Commuter Line Rangkasbitung yang akan keluar dari jalur 5 dan 6, disarankan untuk menggunakan Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) arah Pasar Tanah Abang yang berada di bangunan lama stasiun.

    “Agar tidak terjadi kepadatan di JPO stasiun dan lebih nyaman, pengguna Commuter Line Rangkasbitung yang akan turun di Stasiun Tanah Abang bisa menggunakan JPM arah Pasar Tanah Abang,” tutur Joni.

    Joni mengatakan perubahan flow dan peron tunggu pengguna ini juga sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan di peron jalur 2 dan 3 bangunan lama stasiun saat menunggu perjalanan Commuter Line tujuan Stasiun Sudirman atau Manggarai dan tujuan Stasiun Duri atau Angke.

    Selain itu, Joni juga memastikan perubahan flow pengguna dan pengoperasian peron jalur 1 di bangunan baru ini juga memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pengguna yang akan naik dan turun.

    “Untuk itu, KAI Commuter mengimbau kepada seluruh pengguna untuk selalu menjaga keselamatan dan mengikuti arahan petugas,” katanya.

    Joni juga menjelaskan untuk aksesibilitas menuju bangunan baru stasiun, BTP Kelas I Jakarta juga telah menyediakan tiga buah eskalator dan tangga manual untuk akses naik dan turun pengguna dari peron 1 menuju lantai 2 bangunan stasiun baru yang terhubung JPO di bangunan lama stasiun.

    “KAI Commuter juga mengimbau kepada seluruh pengguna Commuter Line di Stasiun Tanah Abang untuk memperhatikan kembali akses untuk naik ke tujuan Stasiun Angke atau Kampung Bandan, serta turun dari Commuter Line relasi Manggarai-Angke atau Kampung Bandan,” ucapnya.