Produk: KRL

  • Kala Warga Bogor Rela Berdesakkan di Kereta demi Berlibur ke Jakarta…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 April 2025

    Kala Warga Bogor Rela Berdesakkan di Kereta demi Berlibur ke Jakarta… Megapolitan 6 April 2025

    Kala Warga Bogor Rela Berdesakkan di Kereta demi Berlibur ke Jakarta…
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com 
    – Ribuan warga memadati Stasiun
    Bogor
    untuk berlibur ke
    Jakarta
    menggunakan KRL Commuter Line pada Minggu (6/4/2025).
    Pada
    libur Lebaran
    2025, banyak warga Bogor memilih satu destinasi yang tak pernah kehilangan pesonanya, Jakarta.
    Di dalam stasiun, suara pengumuman keberangkatan kereta bersahut-sahutan dengan celoteh anak-anak dan tawa orang dewasa.
    Dengan tas ransel di punggung, topi di kepala, dan botol minum di tangan, mereka menanti KRL Commuter Line yang akan membawa mereka ke kota metropolitan itu.
    Meski harus berdiri, berdesakan, bahkan berpeluh keringat di antara ratusan penumpang lain, semangat mereka tak luntur.
    “Sudah biasa begini kalau pas libur. Tapi seru, ramai-ramai naik kereta terus jalan-jalan,” kata Rina (34), warga Tanah Sareal, yang membawa suami dan dua anaknya untuk berwisata ke Kota Tua.
    Harga tiket yang ramah di kantong menjadi alasan utama Rina memilih moda transportasi commuter line.
    Hanya dengan Rp 5.000-Rp 6.000, untuk Rina atau penumpang lainnya adalah harga yang murah, agar bisa menjelajah Jakarta, dari Monas, Ragunan, Ancol, hingga pusat belanja modern.
    Semua terhubung oleh jalur KRL, MRT, atau TransJakarta yang mudah diakses.
    “Namanya juga masyarakat apa yang paling murah pasti itu yang dipilih ya. Apalagi, saya bawa anak-anak, anak-anak juga belum pernah naik kereta,” katanya.
    Namun, perjalanan menggunakan kuda besi ini bukan tanpa tantangan.
    Saat KRL datang, antrean bergerak cepat. Penumpang berusaha masuk ke dalam gerbong yang sudah padat.
    Di dalam, tak ada ruang tersisa. Orang-orang berdiri saling berhimpitan.
    Salah satu penumpang, Ipey (22) mengaku sempat kaget melihat kondisi di dalam kereta yang penuh sesak di masa liburan. Menurut dia, kondisi ini lebih parah dibandingkan hari kerja.
    “Aduh, kalau orang liburan lebih parah dibanding hari kerja. Kalau hari kerja itu penumpangnya lebih tertib, nah kalau liburan itu bisa aja duduk di lantai kereta mungkin karena penuh dan capek berdiri ya,” ujar Ipey.
    Meski gerah dan penat, commuter line tetap menjadi transportasi primadona.
    Bagi warga Bogor, Jakarta juga bukan sekadar kota metropolitan. Jakarta menjadi tempat bertualang, menjelajah sejarah, menikmati kuliner, atau sekadar melepas penat dari rutinitas.
    Meski harus menempuh perjalanan panjang dan padatnya kereta, daya tarik Jakarta tetap sulit untuk ditolak.
    Jakarta tetap memiliki magnet bagi warga kota penyangga seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, meski harus berdiri di kereta selama kurang lebih satu jam.
    “Daripada naik mobil terus macet, mending naik KRL. Capeknya bareng-bareng, tapi nyampenya cepat dan murah. Kalau tidak mau capek, ya tiduran aja di rumah, tidak usah pergi main,” kata Ipey.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 11 Juta Orang Naik KRL-Kereta Bandara saat Libur Lebaran

    11 Juta Orang Naik KRL-Kereta Bandara saat Libur Lebaran

    Jakarta

    PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) mencatat lebih dari 11 juta masyarakat menggunakan layanan KAI Commuter pada periode angkutan lebaran dari tanggal 21 Maret hingga 3 April 2025. Layanan ini terdiri dari Commuter Line Jabodetabek, Commuter Line Merak dan Commuter Line Basoetta.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan untuk jumlah pengguna Commuter Line Jabodetabek sebanyak 11.441.228 orang, Commuter Line Merak sebanyak 168.590 orang, dan Commuter Line Basoetta 84.504 orang.

    “Jadi total volume pengguna Commuter Line di Wilayah 1, Jabodetabek dan Basoetta adalah 11.694.322 orang,” tutur Joni dalam keterangan tertulis, Jumat (4/4/2025).

    Joni menyampaikan berdasarkan data yang terhimpun dari mulai masa angkutan Lebaran ini, pengguna tertinggi terjadi pada 21 Maret 2025, yakni untuk Commuter Line Jabodetabek diangka 1.069.103 orang. Kemudian Commuter Line Merak pada 03 Maret 2025 dengan jumlah pengguna 17.039 orang dan Commuter Line Basoetta di tanggal 27 Maret 2025 sebanyak 9.039 orang.

    Sementara pada H+3, di wilayah Jabodetabek, Merak, dan Bandara Soekarno-Hatta, volume pengguna Commuter Line mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan jumlah perjalanan 1.063 per hari. Stasiun utama sekaligus stasiun terusan seperti Stasiun Bogor melayani penumpang hingga 143.867 orang pengguna pada hari kemarin (3/4).

    Sedangkan pada hari ini (4/4) hingga pukul 12.00 WIB Stasiun Bogor masih menjadi stasiun dengan keberangkatan tertinggi sebanyak 14.947 orang. Selanjutnya Stasiun Citayam diurutan kedua dengan angka 10.314 orang, disusul Stasiun Bekasi sebanyak 8.926 orang, Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Cikarang masing-masing dengan jumlah pengguna sebanyak 8.499 orang dan 8.435 orang.

    Stasiun Manggarai, sebagai pusat transit utama, mencatat lonjakan volume transit mencapai 45.361 orang hingga pukul 12.00 WIB, hal ini disebabkan oleh tingginya volume pengguna dari lintas Bogor, Bekasi, dan Cikarang yang kembali ke aktivitas rutin dan mengisi libur Lebaran.

    Selanjutnya, Stasiun Tanah Abang dengan jumlah 28.322 orang yang transit di stasiun tersebut baik yang menuju kearah Rangkasbitung/Merak ataupun yang ingin berbelanja di pusat sentral grosir pasar tanah abang. Di Stasiun Duri dan Stasiun Kampung Bandan sendiri masing-masing pengguna transit sebanyak 16.664 orang dan 6.781 orang.

    “Dapat kami sampaikan juga untuk volume pengguna stasiun tujuan selain Bogor, seperti Stasiun Cikarang pada hari kemarin (3/4) dengan jumlah pengguna 143.867 orang, Stasiun Jakartakota 82.484 orang, Stasiun Rangkasbitung 42.950 orang, Stasiun Tangerang 34.373 orang dan Stasiun Nambo 7.399 orang,” katanya.

    Di lintas Merak, arus balik pengguna meningkat signifikan seiring dengan kepulangan masyarakat dari Pulau Sumatera menuju wilayah Jabodetabek. Stasiun Rangkasbitung sebagai penghubung utama menuju Pelabuhan Merak mengalami lonjakan pengguna, tercatat kemarin (3/4) volume pengguna KA Lokal Merak mencapai sebanyak 17.039 orang.

    “Ini merupakan volume paling tertinggi dibandingkan hari biasanya yang hanya mencapai rata-rata sebanyak 9.320 orang. Saat ini (4/4) hingga pukul 12.00 WIB volume pengguna Commuter Line Lokal Merak sebanyak 15.919 orang,” katanya.

    Di sisi lain, pengguna Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta juga terpantau ramai lancar, tercatat kemarin (3/4) volume pengguna mencapai sebanyak 5.023 orang, hingga saat ini pukul 12.00 WIB volume pengguna Commuter Line Basoetta sebanyak 2.300 orang.

    “Kami mengimbau para pengguna untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan memanfaatkan aplikasi C-Access untuk mendapatkan informasi real-time mengenai jadwal dan kondisi kepadatan stasiun,” tutup Joni.

    (acd/acd)

  • Jadwal KRL Solo-Jogja pada 5-6 April 2025, Ada 13 Stasiun Keberangkatan – Halaman all

    Jadwal KRL Solo-Jogja pada 5-6 April 2025, Ada 13 Stasiun Keberangkatan – Halaman all

    Berikut ini jadwal KRL Solo-Jogja pada tanggal 5-6 April 2025. Ada 13 stasiun keberangkatan untuk rute KRL Solo-Jogja.

    Tayang: Jumat, 4 April 2025 17:19 WIB

    Instagram @kai121_

    Ilustrasi kereta api jarak jauh – PT Kereta Api Indonesia (KAI) umumkan daftar kereta api eksekutif yang berhenti di stasiun Ciamis, per 1 Juni 2023, banyak rute pilihan perjalanan. Berikut ini jadwal KRL Solo-Jogja pada tanggal 5-6 April 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini jadwal KRL rute Solo-Jogja pada hari Sabtu (5/4/2025) dan Minggu (6/4/2025).

    Harga tiket KRL Solo-Jogja adalah Rp8.000 untuk sekali perjalanan.

    Ada 13 stasiun yang dilewati oleh KRL Solo-Jogja, yaitu Stasiun Palur, Solo Jebres, Solo Balapan, Purwosari, Gawok, Delanggu, Ceper, Klaten, Srowot, Brambanan, Maguwo, Lempuyangan, dan berakhir di Stasiun Tugu Yogyakarta.

    Bagi Anda yang ingin melakukan perjalanan menggunakan KRL dengan rute Solo-Jogja, Anda dapat membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI dan mencetaknya di stasiun sebelum berangkat.

    Selengkapnya, simak jadwal KRL Solo-Jogja berikut ini, dikutip dari laman commuterline.

    Jadwal KRL Solo-Jogja pada 5-6 April 2025

    Stasiun Palur (PL)

    Keberangkatan: 05.00 WIB, 06.05 WIB, 07.15 WIB, 08.56 WIB, 10.40 WIB, 12.50 WIB, 13.43 WIB, 15.35 WIB, 16.35 WIB, 18.05 WIB, 19.45 WIB, 20.42 WIB. 

    Stasiun Solo Jebres (SK) 

    Keberangkatan: 05.06 WIB, 06.11 WIB, 07.21 WIB, 09.02 WIB, 10.46 WIB, 12.56 WIB, 13.49 WIB, 15.41 WIB, 16.41 WIB, 18.11 WIB, 19.51 WIB, 20.48 WIB.

    Stasiun Solo Balapan (SLO) 

    Keberangkatan: 05.13 WIB, 06.18 WIB, 07.27 WIB, 09.08 WIB, 10.52 WIB, 13.03 WIB, 13.55 WIB, 15.48 WIB, 16.47 WIB, 18.19 WIB, 20.01 WIB, 20.54 WIB. 

    Stasiun Purwosari (PWS) 

    Keberangkatan: 05.18 WIB, 06.23 WIB, 07.32 WIB, 09.13 WIB, 10.57 WIB, 13.08 WIB, 14.00 WIB, 15.53 WIB, 16.52 WIB, 18.24 WIB, 20.06 WIB, 20.59 WIB. 

    Stasiun Gawok (GW) 

    Keberangkatan: 05.26 WIB, 06.31 WIB, 07.40 WIB, 09.20 WIB, 11.04 WIB, 13.16 WIB, 14.07 WIB, 16.01 WIB, 16.59 WIB, 18.31 WIB, 20.14 WIB, 21.06 WIB. 

    Stasiun Delanggu (DL)

    Keberangkatan: 05.32 WIB, 06.37 WIB, 07.46 WIB, 09.26 WIB, 11.10 WIB, 13.22 WIB, 14.13 WIB, 16.07 WIB, 17.05 WIB, 18.37 WIB, 20.20 WIB, 21.12 WIB. 

    Stasiun Ceper (CE)

    Keberangkatan: 05.39 WIB, 06.44 WIB, 07.53 WIB, 09.46 WIB, 11.17 WIB, 13.29 WIB, 14.20 WIB, 16.14 WIB, 17.12 WIB, 18.44 WIB, 20.27 WIB, 21.19 WIB.

    Stasiun Klaten (KT)

    Keberangkatan: 05.48 WIB, 06.53 WIB, 08.02 WIB, 09.55 WIB, 11.26 WIB, 13.38 WIB, 14.29 WIB, 16.23 WIB, 17.21 WIB, 18.53 WIB, 20.36 WIB, 21.28 WIB. 

    Stasiun Srowot (SWT)

    Keberangkatan: 05.55 WIB, 07.00 WIB, 08.09 WIB, 10.02 WIB, 11.33 WIB, 13.45 WIB, 14.36 WIB, 16.30 WIB, 17.28 WIB, 19.00 WIB, 20.43 WIB, 21.35 WIB. 

    Stasiun Brambanan (BBN)

    Keberangkatan: 06.01 WIB, 07.06 WIB, 08.15 WIB, 10.08 WIB, 11.39 WIB, 13.52 WIB, 14.42 WIB, 16.36 WIB, 17.34 WIB, 19.06 WIB, 20.49 WIB, 21.41 WIB.

    Stasiun Maguwo (MGW)

    Keberangkatan: 06.01 WIB, 07.15 WIB, 08.24 WIB, 10.16 WIB, 11.47 WIB, 14.00 WIB, 14.50 WIB, 16.44 WIB, 17.42 WIB, 19.14 WIB, 20.57 WIB, 21.49 WIB.

    Stasiun Lempuyangan (LPN) 

    Keberangkatan: 06.19 WIB, 07.25 WIB, 08.35 WIB, 10.23 WIB, 11.55 WIB, 14.08 WIB, 15.01 WIB, 16.52 WIB, 17.49 WIB, 19.21 WIB, 20.05 WIB, 21.57 WIB. 

    Stasiun Tugu Yogyakarta (YK) 

    Keberangkatan: 06.23 WIB, 07.29 WIB, 08.39 WIB, 10.27 WIB, 11.59 WIB, 14.12 WIB, 15.06 WIB, 16.56 WIB, 17.55 WIB, 19.25 WIB, 20.09 WIB, 22.01 WIB.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Analis nilai kans ekonomi Indonesia alami perkembangan progresif

    Analis nilai kans ekonomi Indonesia alami perkembangan progresif

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Analis nilai kans ekonomi Indonesia alami perkembangan progresif
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 03 April 2025 – 20:59 WIB

    Elshinta.com – Ramainya pusat-pusat wisata dan hiburan selama libur Lebaran 2025, seperti Taman Margasatwa Ragunan hingga pantai-pantai di berbagai daerah membuka peluang ekonomi domestik mengalami perkembangan yang progresif.

    Demikian disampaikan analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, Kamis (3/4).  

    Pasalnya, beberapa moda transportasi seperti KRL, Transjakarta, maupun LRT juga dipadati penumpang. Kemudian, stasiun-stasiun besar seperti Stasiun Pasar Senen juga masih dipadati pemudik.

    “Hemat saya ini bisa mulai menggeliat ya. Hemat saya demikian. Mudah-mudahan saja nanti akan terefleksikan daripada hasil kinerja ekonomi di kuartal I khususnya,” ucap Nafan. 

    Ia menjelaskan, optimalisasi pertumbuhan ekonomi domestik biasanya terjadi pada kuartal II. Alasannya, karena periode libur lebaran terjadi di pertengahan tahun pada tahun-tahun sebelumnya.

    “Karena memang pada waktu itu dinamika bulan suci ramadhan maupun juga periode lebaran itu memang efeknya ke kuartal kedua,” paparnya.

    Nafan memandang, majunya periode libur Lebaran di tahun ini dapat membuka peluang tumbuhnya perekonomian domestik secara progresif.

    “Bisa menghasilkan, bisa mengalami perkembangan yang progresif kalau menurut saya dari sisi perekonomian domestik kita,” ujar Nafan.

    “Jadi seperti itu. Jadi ini di tahun ini obsesi di antara Kuartal I dan Kuartal kedua. Terjadi peningkatan perkembangan yang cukup progresif daripada pertumbuhan ekonomi kita,” tandasnya. 

    Sumber : Elshinta.Com

  • Asyik! Ada Perluasan Layanan Transjabodedetabek, Ini Rutenya

    Asyik! Ada Perluasan Layanan Transjabodedetabek, Ini Rutenya

    Jakarta

    Kabar baik bagi para pengguna kendaraan umum. Soalnya bisa dipastikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka empat rute bus Transjabodetabek.

    Tentu hal ini dilakukan untuk pengembangan atau peningkatan layanan. Hal tersebut pun disambut baik oleh para pengguna transportasi umum dan pengamat angkutan umum, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno.

    Djoko menjelaskan dalam siaran resmi yang diterima detikOto, pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka empat rute baru bus Transjabodetabek di Alam Sutera hingga Vida Bekasi. Saat ini, keempat rute tersebut tengah diuji coba dan dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek.

    Pertama, untuk wilayah Bekasi, akan ada layanan dari Vida Bekasi ke Cawang Jakarta. Kedua, untuk di Bogor, akan ada layanan dari Kota Wisata, Cibubur, ke Cawang, Jakarta. Selanjutnya, rute ketiga dan keempat akan ada layanan untuk wilayah Tangerang, yakni dari Alam Sutera ke Blok M, Jakarta, dan Binong ke Grogol.

    “Sejak diluncurkan tahun 2017, JR Connexion (JRC) telah melayani 23 permukiman di kawasan Bodetabek. Saat ini, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana menyediakan bus JR Connexion di 117 titik kawasan permukiman di Jabodetabek. Tahun ini ditargetkan ada 40 titik yang terlayani,” tulis Djoko dalam pesan singkatnya kepada detikOto.

    Djoko menambahkan, menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2022, jumlah penduduk di Jabodetabek sebesar 31.684.645 jiwa. Hasil analisis BPTJ (2023), potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum (jika tersedia halte/ bus stop kurang dari 500 m dari lokasi berangkat) sebanyak 7.977.987 jiwa atau 25,18 persen.

    “Mengacu ketersediaan halte/ bus stop kurang dari 500 m dari lokasi memulai perjalanan, ada tiga wilayah tertinggi di Jabodetabek yang potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum, yaitu Kota Administrasi Jakarta Pusat sebesar 88,5 persen, Kota Administrasi Jakarta Selatan (70,84 persen) dan Kota Administrasi Jakarta Timur (64,09 persen). Sementara itu, ada tiga wilayah terendah, yaitu Kabupaten Bekasi sebesar 0,84 persen, Kabupaten Tangerang (0,76 persen) dan Kabupaten Bogor (0,67 persen),” penjelasan Djoko.

    Ilustrasi – Lalu-lintas Jalan Gatot Subroto arah Kuningan, Jakarta, tersendat, Selasa (4/6/2024) pukul 17.30 WIB. Salah satu penyebab lalin macet karena bus TransJabodetabek yang ngetem. Foto: Andhika Prasetia

    “Menurut data dari Badan Pengelola Tapera (2023), terdapat 2.010 perumahan di wilayah Jabodetabek. Sejumlah perumahan itu terdiri dari 158 perumahan kelas atas (lebih dari Rp 2 miliar), 268 perumahan kelas menengah (Rp 1 miliar – Rp 2 miliar), dan 1.584 perumahan kelas bawah (kurang dari Rp 1 miliar),” Djoko menambahkan dalam pesan singkatnya.

    Djoko juga menambahkan, sementara di Kota Jakarta terdapat 26 perumahan kelas menengah dan 2 perumahan kelas bawah yang kesemuanya sudah dilayani angkutan umum. Kabupaten Bekasi memiliki 23 perumahan kelas atas, 22 perumahan kelas menengah, dan 645 perumahan kelas bawah, Kabupaten Bogor (5 perumahan kelas atas, 17 perumahan kelas menengah, dan 494 perumahan kelas bawah), Kabupaten Tangerang (45 perumahan kelas atas, 65 perumahan kelas menengah dan 330 perumahan kelas bawah), Kota Bekasi (8 perumahan kelas atas, 30 perumahan kelas menengah, dan 26 perumahan kelas bawah), Kota Bogor (3 perumahan keatas atas, 17 perumahan kelas menengah dan 16 perumahan kelas bawah), Kota Depok (1 perumahan kelas atas, 13 perumahan kelas menengah, dan 25 perumahan kelas bawah), Kota Tengerang (10 perumahan kelas atas, 18 perumahan kelas menengah, dan 13 peumahan kela sbawah), dan Kota Tangerang Selatan (32 perumahan kelas atas, 60 perumahan kelas mennengah, dan 33 perumahan kelas bawah).

    “Jadi, di Wilayah Bodetabek ada 1.824 perumahan (242 perumahan kelas menengah dan 1.582 perumahan kelas bawah) yang harus dilayani angkutan umum. Layanan angkutan umum dapat berupa angkutan penghubung ( feeder ) menuju stasiun KRL Jabodetabek, Stasiun LRT Jabodebek atau halte rute Transjabodetabek terdekat,” ucap Djoko.

    Djoko juga memberikan informasi, saat ini juga ada layanan langsung (direct service), seperti JR Connection yang disediakan saat jam sibuk pagi menuju Kota Jakarta dan sore dengan rute kebalikan dari Jakarta ke kawasan perumahan. Selain jam itu, melayani sebagai angkutan penyambung (feeder).

    “Angkutan umum yang baru dibenahi berada di Kota Bogor (4 rute Trans Pakuan), sekarang sedang masa jeda operasi (APBD Kota Bogor), 1 rute Trans Patriot di Bekasi (APBN), 1 rute Trans Wibawa di Kab. Bekasi (APBD Kab. Bekasi), Trans Ayo di Kota Tangerang (APBD Kota Tangerang) dan 1 rute Trans Depok di Kota Depok (APBN),” kata Djoko.

    (lth/lua)

  • Kota Tua Jakarta Jadi Destinasi Wisata Warga yang Tidak Mudik Lebaran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 April 2025

    Kota Tua Jakarta Jadi Destinasi Wisata Warga yang Tidak Mudik Lebaran Megapolitan 3 April 2025

    Kota Tua Jakarta Jadi Destinasi Wisata Warga yang Tidak Mudik Lebaran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 

    Kota Tua

    Jakarta
    tampak ramai di hari keempat
    Lebaran 2025
    . Pengunjung datang dari berbagai daerah sekitar Jakarta dan provinsi lainnya.
    Warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang berkunjung ke Kota Tua nampaknya adalah mereka yang tidak mudik Lebaran.
    Satu di antaranya adalah sekelompok ibu-ibu dari Tangerang. Kegiatan mereka berjalan-jalan ke Kota Tua ini adalah hasil spontanitas Kartini (52).
    Kartini mengatakan bahwa mereka adalah segelintir warga perumahannya yang tidak pulang kampung.
    “Enggak pada mudik. Ini makanya yang jalan-jalan ini yang enggak mudik. Jadi daripada itu di rumah stres, kita jalan-jalan ke Kota Tua,” kata Kartini di kawasan Kota Tua, Kamis (3/4/2025).
    Saat ditemui di depan selasar Museum Sejarah Jakarta, Kartini dan ibu-ibu lainnya itu tengah menyantap perbekalan yang telah siapkan dari rumah. Terlihat ada pempek, ayam sisa lebaran, hingga camilan dari warung.
    Sebelumnya, rombongan ibu-ibu itu melakukan tukar kado seperti yang sering dibagikan orang di media sosial. Agar lebih bermanfaat, kado yang mereka bawa berupa makanan ringan yang kemudian dapat dimakan bersama-sama.
    “Tadi ada tukar kado, yang Rp 10.000 per orang, buat seru-seruan aja,” ujar Kartini.
    Menurut Kartini, mereka berangkat dari Tangerang pada pukul 07.00 WIB menggunakan kereta rel listrik (KRL) commuter line. Lalu, turun di Stasiun Jakarta Kota.
    Beberapa di antara mereka juga terlihat membawa anaknya dalam perjalanan wisata ini.
    Rombongan delapan ibu-ibu ini memilih menggunakan transportasi umum dengan senang hati karena sejumlah alasan.
    “Biar
    happy
    aja,” kata Ermi (52).
    “Biar suaminya enggak ikut,” ujar Ina (35) menimpali dan disetujui ibu-ibu yang lain.
    “Biar hemat,” seloroh Wartini (50).
    Walaupun harus berdesakan dengan penumpang lainnya di dalam gerbong KRL, Wartini merasa lebih senang karena tidak harus menghadapi kemacetan dengan kendaraan pribadi.
    Sementara itu, Kota Tua dipilih sebagai destinasi juga karena lokasinya yang dekat dengan stasiun KRL, sehingga mereka tidak perlu berjalan kaki terlalu jauh.
    Seperti pengalaman Dwi (55) saat pertama kali ke Kota Tua, dia harus berjalan jauh dari tempat parkir. Oleh karena itu, Commuter Line dianggap sebagai pilihan yang tepat.
    “Dulu parkirnya jauh, jalannya gitu. Sekarang enak naik kereta aja, dekat,” katanya.
    Di Kota Tua ini, mereka berencana akan memasuki tiga museum, di antaranya Museum Fatahillah, Museum Wayang, dan Museum Sejarah.
    Dwi menyebutkan bahwa dia belum pernah masuk ke dalam museum tersebut.
    “Dulu ke sini pas anak masih kecil-kecil cuma foto di luar aja sama noni-noni Belanda,” ujarnya.
    Setelah mengunjungi museum, rombongan ibu-ibu ini berencana melakukan foto di sekitar Kota Tua sebelum kembali lagi ke rumah menggunakan KRL Commuter Line.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jurus Hemat Wisatawan Saat Libur Lebaran

    Jurus Hemat Wisatawan Saat Libur Lebaran

    Jakarta

    Ragam cara warga Jabodetabek menikmati musim libur Lebaran meski tak mudik. Wisata pun dapat dilakukan dengan kocek murah bersama keluarga.

    Beberapa tempat wisata di Jakarta pun masih menjadi destinasi pilihan warga. Di antaranya ada Ragunan, Kota Tua, juga Tebet Eco Park.

    Warga Pilih Ragunan karena Tiket Murah

    Taman Margasatwa Ragunan masih menjadi langganan warga sebagai salah satu destinasi saat libur Lebaran. Para pengunjung memilih Ragunan sebagai tempat wisata lantaran harga tiket masuknya yang murah.

    Salah satu pengunjung, Sofi (38), bersama ibu, suami, dan kelima anaknya dari Tangerang sengaja mengunjungi Ragunan karena harga tiket masuknya yang terjangkau. Sofi juga mengatakan hewan di Ragunan lengkap sebagai sarana edukasi untuk anak-anaknya.

    “Pilihan kami ke sini tuh ya karena itu karena harganya murah-murah, habis itu juga edukatif ya. Hewan-hewannya lumayan lengkap. Habis itu juga dari ininya dari pengurusnya juga (memberi edukasi) cukup memadailah untuk anak-anak,” tutur Sofi saat ditemui di Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2025).

    Hal yang sama dikatakan oleh Jannah (45), warga asal Ciledug yang memilih Ragunan karena murah. Tidak hanya tiket masuknya, biaya transportasi yang dikeluarkan juga tidak mahal. Jannah beserta dengan keluarganya ke Ragunan menggunakan TransJakarta dan hanya merogoh kocek Rp 3.500.

    “Ya karena murah meriah tempatnya, terus deket kan dari rumah, nggak jauh juga. Ya, liburan aja lah daripada nggak ke mana mana,” tutur Jannah.

    Jannah mengatakan sengaja memilih ke Ragunan pada hari libur ketiga Lebaran untuk wisata. Ia menjelaskan, hari pertama dan kedua Lebaran lebih banyak dihabiskan untuk bersilaturahmi ke rumah keluarga.

    “Cuma kan kalo hari pertama dan hari kedua kan masih banyak keluarga yang dikunjungi ya, terus di rumah kita juga masih terima tamu sampai malam, ada waktunya baru sekarang,” tutur Jannah.

    Piknik Gratis di Tebet Eco Park

    Warga kunjungi Tebet Eco Park. (Ondang/detikcom)

    Ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, juga menjadi salah satu destinasi rekreasi warga Jakarta untuk berlibur Lebaran 2025. Warga memboyong keluarga mereka karena bisa piknik murah di Tebet Eco Park.

    Seperti Diah (33), yang membawa anak serta keponakannya bermain ke taman seluas 7,3 hektare tersebut. Diah memilih Tebet Eco Park karena lokasinya yang dekat dan murah tanpa dipungut biaya masuk.

    “Anak-anak udah bosen di rumah, kelamaan libur sekolah juga. Jadi karena Eco Park deket dari rumah, jadi liburannya ke sini,” kata Diah saat ditemui di Tebet Eco Park, Rabu (2/4/2025).

    “Karena kan kalau di tempat lain macet, penuh, banyak orang, kalau di sini udah deket, nggak bayar gitulah,” ucapnya.

    Diah bersama keluarganya membawa alas duduk yang dibentangkan di pelataran hijau taman. Mereka juga tampak membawa perbekalan untuk disantap bersama sembari piknik.

    Sedangkan anak-anaknya terlihat berlarian di area terbuka. Mereka berlarian dengan raut wajah gembira sambil sesekali tertawa.

    “Kita cuma bawa tiker sama jajanan doang, nggak banyak-banyak soalnya di sini kan juga banyak yang jualan,” ucap dia.

    “Anak-anak seneng di sini. Kalau pada ke Ragunan, Ancol rame banget, padahal gini-gini, duduk-duduk doang. Lebih jauh, bayar, sumpek. Di sini tanpa biaya, sejuk, adem lagi,” lanjut Diah.

    Diah pada libur Lebaran tahun sebelumnya selalu memilih liburan ke Ragunan dan Ancol. Hanya saja kali ini dia memilih Tebet Eco Park yang buka setiap hari dari pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB.

    “Dulu dulu kan begitu, cuma penuh tuh, balik lagi kita, makannya ini nyari yang aman-aman aja,” tuturnya.

    Naik KRL

    Libur Lebaran dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata bersama keluarga. Salah satu moda transportasi yang menjadi favorit warga adalah kereta rel listrik (KRL).

    Pantauan detikcom, Rabu (2/4/2025), Stasiun Manggarai terlihat lebih lengang dibanding hari kerja. Namun, sejumlah peron seperti peron 9-10 tujuan Jakarta Kota terlihat ramai calon penumpang menunggu KRL.

    Foto: Warga ramai memilih naik KRL daripada transportasi lainnya (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)

    Sejumlah penumpang yang menunggu KRL datang bersama keluarganya. Ada juga penumpang yang mengajak anak-anaknya untuk berpergian menggunakan KRL.

    Salah satu warga yang menggunakan KRL untuk pergi ke tempat wisata adalah Nia (34). Dia mengatakan akan mengajak keluarganya berkeliling museum yang ada di Kota Tua.

    “Paling keliling (Kota Tua) aja, kan banyak museum,” ujarnya.

    Dia mengaku tidak setiap saat menggunakan KRL, tetapi ia memilih menggunakan KRL saat berpergian di libur Lebaran kali ini karena cepat dan murah.

    “Nyari yang cepet aja, murah juga,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wisatawan Kota Tua di Jakarta Barat capai 11.606 orang

    Wisatawan Kota Tua di Jakarta Barat capai 11.606 orang

    Kami memang tujuannya ke sini mau penyegaran

    Jakarta (ANTARA) – Wisatawan yang berkunjung ke kawasan Cagar Budaya Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat mencapai 11.606 orang pada Rabu yang beroperasi mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.

    Data tersebut disampaikan tim media sosial Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua kepada ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.

    Adapun rincian dari 11.606 pengunjung itu adalah 11.316 wisatawan domestik dan 290 wisatawan asing.

    Meskipun dilanda hujan mulai pukul 18.52 WIB, para pengunjung hanya menepi sebentar untuk kembali menikmati malam di kawasan wisata tersebut lantaran kawasan bakal ditutup pada pukul 21.00 WIB.

    Salah satu pengunjung bernama Pipin (47), warga asal Bogor, Jawa Barat mengunjungi Kota Tua bersama 10 orang anggota tim senamnya.

    Pipin memilih Kota Tua untuk mengisi waktu liburnya lantaran murah meriah dan kebetulan salah satu anggota tim senam ada yang belum pernah ke Kota Tua.

    “Kami memang tujuannya ke sini mau penyegaran (refreshing) dalam rangka libur Lebaran,” kata Pipin di lokasi, Rabu.

    Pipin menyebut pergi ke Kota Tua menggunakan commuter line (KRL) dari Stasiun Cibinong, Bogor.

    Pipin dan kawan-kawan menepi di pinggir jalan untuk sekadar sarapan bersama dan istirahat sejenak sebelum menikmati kawasan bersejarah Kota Tua.

    “Kami tadi lapar ya, langsung makan dulu, beli nasi pecel di depan. Kami sambil bawa makanan ringan di sini, sambil kumpul, dan ngobrol-ngobrol santai,” ujar Pipin.

    Meskipun Pipin sering berkunjung ke Kota Tua, Pipin merasa kawasan itu kini sudah jauh lebih bersih dan tertata rapih.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cara Berkunjung ke Museum Nasional di Libur Lebaran 2025, Cek Jam Bukanya!

    Cara Berkunjung ke Museum Nasional di Libur Lebaran 2025, Cek Jam Bukanya!

    Jakarta

    Museum Nasional Indonesia adalah salah satu destinasi wisata edukasi, sejarah, dan budaya yang cocok dikunjungi selama masa liburan panjang Lebaran 2025. Sebelum berkunjung, baiknya cek terlebih dahulu informasi berikut ini.

    Berikut ini adalah informasi seputar jam operasional, harga tiket masuk, hingga cara berkunjung di Museum Nasional Indonesia di Jakarta Pusat.

    Jam Operasional Museum Nasional

    Museum Nasional tetap buka selama periode libur Lebaran pada tanggal 2 sampai dengan 6 April 2025, dengan hari dan jam operasional sebagai berikut:

    Hari: Selasa sampai dengan MingguJam operasional: Pukul 08.00-20.00 WIB

    Sebagai catatan, Museum Nasional tutup layanan setiap hari Senin dan pada hari libur nasional. Seperti sebelumnya pada 28 Maret sampai 1 April 2025.

    Harga Tiket Masuk Museum Nasional

    Untuk harga tiket masuk Museum Nasional Indonesia adalah sebesar Rp25.000 per orang. Tiket dapat dibeli secara online melalui channel mitra resmi maupun secara offline dengan langsung datang dan membeli tiket di loket masuk gerbang Museum Nasional.

    Harga tersebut hanya berlaku untuk tiket masuk reguler. Adapun untuk layanan lain di dalam Museum Nasional, pengunjung perlu membayar tiket tambahan sesuai layanan yang hendak dinikmati. Berikut ini informasi daftar harga tiket setiap layanan yang tersedia:

    Tiket masuk regular WNI: Rp25.000Tiket masuk regular WNA: Rp50.000Tiket masuk pameran ImersifA: Rp35.000Tiket masuk pameran Kongsi WNI: Rp25.000Tiket masuk pameran Kongsi WNI: Rp50.000Cara Berkunjung ke Museum NasionalTransJakarta: Naik koridor 1 dan turun di Halte Monas atau Harmoni, lalu jalan kaki sekitar 10 menit.KRL Commuter Line: Turun di Stasiun Juanda atau Gondangdia, lanjut naik ojek online atau mikrotrans.MRT Jakarta: Turun di Stasiun Bundaran HI, lalu transit dengan naik TransJakarta ke Halte Harmoni.Bus Wisata Jakarta Explorer: Pilih rute yang melewati kawasan Monas dan turun di dekat museum.

    (wia/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Transjabodetabek Diharapkan Bisa Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi

    Transjabodetabek Diharapkan Bisa Kurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka rute baru bus Transjabodetabek di Alam Sutera hingga Vida Bekasi. Rute tersebut meliputi wilayah Bekasi – Cawang, Bogor – Cawang, Alam Sutera – Blok M, dan Binong – Grogol.

    Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyambut baik rencana tersebut. Pasalnya, publik saat ini masih bergantung pada transportasi pribadi dan jasa ojek imbas tata ruang yang semrawut. Adapun sejumlah rute baru Transjabodetabek akan ditempatkan pada lokasi-lokasi pemukiman.

    Sejak diluncurkan tahun 2017, kata Djoko, JR Connexion (JRC) sendiri telah melayani 23 permukiman di kawasan Bodetabek. Melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, penyediaan bus bus JRC ditempatkan pada 117 titik kawasan permukiman di Jabodetabek.

    Sementara tahun ini ditargetkan ada 40 titik yang terlayani bus JRC. Djoko mengatakan, sejumlah operator bus juga akan dilibatkan serta, seperti Perum Damri, PT Eka Sari Lorena Transport, PT Sinar Jaya, PT Transportasi Jakarta, PT Royal Wisata Nusantara, Alfa Omega Sehati.

    Djoko mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk di Jabodetabek sebesar 31.684.645 jiwa. Mengacu hasil analisis BPTJ pada tahun berikutnya, tercatat potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum sebanyak 7.977.987 jiwa atau 25,18%.

    Sementara ketersediaan halte, kata Djoko, kurang dari 500 meter dari lokasi memulai perjalanan tercatat di tiga wilayah tertinggi Jabodetabek dengan potensi jumlah penduduk terlayani angkutan umum, yaitu Kota Administrasi Jakarta Pusat sebesar 88,5%, Kota Administrasi Jakarta Selatan 70,84% dan Kota Administrasi Jakarta Timur 64,09%.

    Sementara itu, tercatat ada tiga wilayah terendah, yaitu Kabupaten Bekasi sebesar 0,84%, Kabupaten Tangerang 0,76%, dan Kabupaten Bogor 0,67%. Djoko menilai, rendahnya fasilitas kendaraan umum menunjukkan semrawutnya tata ruang daerah pemukiman.

    Alhasil, masyarakat masih bergantung pada kendaraan pribadi dan jasa ojek. Hal ini terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

    “Ketergantungan publik terhadap ojek akibat tata ruang yang semrawut. Misalnya, di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, komposisi angkutan umum hanya tersisa 2%, sedangkan mobil 23% dan sepeda motor mencapai 75%. Tidak ada sinkronisasi antara membangun kawasan perumahan dan layanan transportasi,” kata Djoko dalam keterangannya, Rabu (2/4/2025).

    Djoko mengatakan, masyarakat yang berpenghasilan rendah kian terhimpit. Pertama dibebani harga hunian yang mahal, kedua perlu membeli kendaraan pribadi lantaran minimnya fasilitas transportasi umum.

    Djoko memaparkan, data Badan Pengelola Tapera pada tahun 2023 mencatat 2.010 perumahan di wilayah Jabodetabek. Sejumlah perumahan terdiri dari 158 perumahan kelas atas dengan harga lebih dari Rp 2 miliar, 268 perumahan kelas menengah di rentang harga Rp 1 miliar – Rp 2 miliar, dan 1.584 perumahan kelas bawah kurang dari Rp 1 miliar.

    Di Wilayah Bodetabek, kata Djoko ada 1.824 perumahan dengan rincian 242 perumahan kelas menengah dan 1.582 perumahan kelas bawah yang harus dilayani angkutan umum. Layanan angkutan umum dapat berupa angkutan penghubung menuju stasiun KRL Jabodetabek, Stasiun LRT Jabodebek atau halte rute Transjabodetabek terdekat.

    Dapat juga layanan langsung atau direct service seperti bus JRC yang disediakan saat jam sibuk pagi menuju Kota Jakarta dan sore dengan rute kebalikan dari Jakarta ke kawasan perumahan. Selain jam itu, melayani sebagai angkutan penyambung.

    “Beban masyarakat, khususnya generasi muda, saat ini cukup berat dalam menjangkau hunian. Selain harus membeli rumah yang harganya semakin mahal, juga harus membeli kendaraan bermotor. Pasalnya, kawasan perumahan yang ditempati tidak memiliki fasilitas transportasi umum menuju tempat kerja. Perumahan menjadi kurang layak huni jika tidak diimbangi akses transportasi,” jelas Djoko.

    Ia mengungkap, angkutan umum yang baru dibenahi berada di Kota Bogor (4 rute Trans Pakuan), sekarang sedang masa jeda operasi (APBD Kota Bogor), 1 rute Trans Patriot di Bekasi (APBN), 1 rute Trans Wibawa di Kab. Bekasi (APBD Kab. Bekasi), Trans Ayo di Kota Tangerang (APBD Kota Tangerang) dan 1 rute Trans Depok di Kota Depok (APBN).

    Karenanya, ia mengatakan rencana perluasan layanan Transjabodetabek akan sangat membantu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi ke Kota Jakarta. Juga untuk memastikan target 60% warga Jabodetabek beralih menggunakan angkutan umum.

    “Selain itu, penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) perlu dipertimbangkan untuk mengendalikan mobilitas kendaraan pribadi di Jakarta,” ungkap Djoko.

    Sebelum era 1990-an, kata Djoko, pemerintah menerapkan kebijakan pembangunan kawasan perumahan yang diimbangi dengan layanan transportasi umum, seperti angkutan kota, bus umum atau bus Damri. Akan tetapi, ia menilai saat ini layanan angkutan kota ke permukiman kian terkikis kendati kawasan perumahan itu masih tetap ada.

    Merujuk Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Djoko menyebut tidak ada kewajiban fasilitas transportasi umum sebagai bagian dari sarana umum. Menurutnya, pemerintah perlu merevisi UU tersebut untuk memastikan tersedianya fasilitas umum di kawasan permukiman.

    “Undang-undang tersebut perlu direvisi dengan memasukkan kewajiban pembangunan perumahan dan permukiman disertai penyediaan fasilitas akses transportasi umum,” tutupnya.

    (kil/kil)