Rano Karno Bertemu Siswa SD yang Naik KRL Tangerang-Klender: Ini Si Doel Asli!
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno bertemu dengan Hafithar (8), siswa SD yang viral karena berangkat sekolah sendirian menumpangi KRL dari Tangerang ke Klender, Jakarta Timur.
Momen itu direkam dalam video yang diunggah Rano di Instagramnya, @h.ranokarno.
Ia antusias menyambut Hafithar yang menyambangi ruang kerjanya.
“Hebat kamu, nak! Apa kabar? Sehat?” ujar Rano dalam video itu, dikutip pada Sabtu (29/11/2025).
Rano bertanya, jam berapa Hafithar berangkat sekolah setiap harinya.
Anak SD yang masih menggendong tas sekolah hitamnya itu menyebut dirinya berangkat pukul 03.00 WIB untuk naik KRL.
Hafithar dengan lugas menjawab ingin menjadi tentara saat Rano bertanya soal cita-citanya.
“Wah, mau jadi tentara. Hebat!” sahut Rano.
Rano pun mengajak Hafithar duduk di kursi kerjanya.
“Jadi Hafithar ini, Si Doel asli ya. Sekolah jauh, tinggalnya di Cisauk, tapi sekolahnya di Jakarta,” kata dia.
Rano juga mengajak Hafithar makan siang bersama beberapa pemain Persija Jakarta yang tengah merayakan ulang tahun.
Dalam keterangan video yang diunggahnya, Rano juga menyandingkan Hafithar dengan Persija.
“Hafithar dan Persija, keduanya membuat saya bangga, dan hari ini keduanya banyak memberikan saya pelajaran baru mengenai arti sebuah perjuangan,” bunyi
caption
pada video itu.
Kondisi Hafithar ini mencuri perhatian sejak video seorang
siswa SD
di Klender harus berangkat sekolah sendiri menggunakan KRL sejak subuh diunggah ke media sosial.
Dalam video yang diunggah aku Instagram @Jabodetabek24info, disebutkan siswa SD itu menaiki KRL dari waktu subuh. Ia berangkat sekolah dengan jarak yang cukup jauh.
Hafithar tidak langsung dilepas berangkat sendiri dari Tangerang. Sejak awal September 2025, sang ibu masih rutin mengantar-jemputnya.
“Naiknya itu setelah awal-awal September tapi awal-awalnya memang diantar, diantar jemput sama orang tuanya. Ke sininya mungkin karena memang anaknya mandiri Hafithar ya berani anaknya,” jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN Klender 04, Dwiyanti Lestari.
Baru sekitar satu minggu terakhir, Hafithar diizinkan berangkat sendiri.
Sebelumnya, orangtuanya memastikan Hafithar hafal rute KRL dan tetap mendapat pendampingan.
“Jadi mungkin mamanya sudah merasa,
‘oke kamu bisa nak’
dengan diajarkan oleh orang tuanya dan sebagainya, dititipkan juga di setiap petugas-petugas stasiun kemudian ditulis nomor HP dan nomor WA orang tuanya ditaruh juga di tasnya gitu, seperti itu,” ujar dia.
Hafithar tinggal sementara di rumah sahabatnya yang bernama Gibran sehingga tak perlu jauh-jauh pulang dan pergi untuk bersekolah.
Meski kini menumpang di rumah temannya, Hafithar dipastikan akan pindah sekolah ke Parung, Kabupaten Bogor.
Keputusan itu diambil karena ibunya yang sebelumnya bekerja di Tangerang kini mendapat pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di Parung.
Di Parung, Hafithar akan bersekolah bersama anak majikan ibunya.
“Kebetulan bosnya itu baik ya dan mencarikan sekolah untuk Hafithar nanti bersama-sama dengan anak-anaknya bosnya nanti untuk di semester 2,” ujar Dwiyanti.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: KRL
-
/data/photo/2025/11/28/69290cd6cba6c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Permintaan Maaf Anita, Argi, dan KAI Terkait Drama Tumbler Hilang di KRL Megapolitan 29 November 2025
Permintaan Maaf Anita, Argi, dan KAI Terkait Drama Tumbler Hilang di KRL
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Drama hilangnya tumbler biru milik seorang penumpang KRL akhirnya berakhir damai.
Pemilik tumbler dan suaminya, Anita dan Alvin, serta petugas
passenger service
yang sempat dinonaktifkan bernama Argi, telah saling melontarkan kata maaf.
Anita, Alvin, dan Argi juga telah bertemu langsung dalam mediasi yang difasilitasi PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebut, seluruh pihak sudah mencapai titik temu.
“Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Bobby dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
Selain memastikan penyelesaian damai, Bobby juga menegaskan bahwa KAI tetap memberikan dukungan penuh kepada seluruh pekerja.
“Perusahaan (PT KAI) berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
Melalui sebuah video klarifikasi berdurasi 55 detik yang diterima Kompas.com, Kamis (27/11/2025), Alvin dan Anita menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Dengan suara berat dan raut menyesal, keduanya mengakui bahwa cara mereka menyikapi kejadian itu telah memicu dampak luas yang tidak pernah dibayangkan.
“Kami ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami,” ujar Alvin dikutip
Kompas.com,
Kamis.
Sementara itu, Anita, mengaku sangat menyesal dengan perbuatan yang sudah dilakukannya.
Ia menyadari bahwa cara mereka menyikapi kejadian tersebut sehingga memicu reaksi negatif dari banyak pihak.
“Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai banyak perasaan orang di luar sana,” kata Anita.
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting agar mereka lebih berhati-hati ke depannya.
“Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya,” tutup Anita.
Usai mediasi digelar, Argi juga menyampaikan permintaan maaf kepada Anita dan Alvin atas polemik hilangnya tumbler biru di
KRL
.
Pernyataan minta maaf itu ia sampaikan lantaran khawatir jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang berkenan selama proses penanganan usai adanya laporan kehilangan barang tertinggal di KRL.
“Saya minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video yang diunggah akun resmi @commuterline, Jumat (28/11/2025).
Argi juga menyadari kesalahannya yang tidak mengecek lagi isi
cooler bag
yang ditinggalkan Anita di bagasi KRL, saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta.
Menurut Argi, situasi di stasiun sedang padat penumpang sehingga ia hanya sempat mengamankan barang tanpa pengecekan menyeluruh.
Usai menyadari kelalaiannya, Argi menghubungi Alvin melalui pesan singkat untuk menyampaikan permintaan maaf.
Dalam pesan itu, Argi juga menawarkan diri membantu proses pencarian barang melalui rekaman CCTV.
Jika tumbler tersebut tetap tidak ditemukan, ia bersedia menggantinya sesuai harga barang yang hilang, yakni sekitar Rp 300.000.
“Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak,” tulis Argi dalam pesan yang kemudian diunggah ulang melalui akun Threads pribadinya, @argi_bdsyh, pada Rabu (26/11/2025).
Tak hanya Anita, Alvin, dan Argi yang melontarkan permintaan maaf, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, Sondang, juga menyampaikan permintaan maaf kepada Anita atas kekurangan dalam proses pelayanan, khususnya terkait penanganan barang tertinggal.
“Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
Ia menegaskan, KAI akan terus memperbaiki kualitas layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan KAI Commuter.
“Kami minta maaf dan kami terus akan meningkatkan pelayanan di KCI. Mohon maaf sekali lagi dari kami. Terima kasih,” ucap dia.
KAI juga mengingatkan seluruh pengguna jasa untuk lebih waspada.
Penumpang diminta memperhatikan barang bawaan masing-masing, terutama pada jam sibuk dan saat berpindah kereta.
Di tengah ramainya perbincangan soal
tumbler hilang
, muncul isu bahwa Argi dipecat. Isu tersebut juga dilontarkan sendiri oleh Argi dalam unggahan di media sosial Threads.
Informasi itu menyebar luas dan memicu reaksi publik, termasuk warganet yang membela sang petugas.
Namun, PT KAI memastikan kabar tersebut tidak benar. Bobby menegaskan bahwa Argi tetap bekerja di jajaran KAI Group.
“Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin
Anne Purba, Vice President Corporate Communications KAI, juga meluruskan isu yang berkembang di media sosial dan membantah soal pemecatan Argi.
“Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” ujar Anne.
Belakangan, Argi juga memastikan dirinya masih menjadi petugas
passenger service
di KAI Swasta.
“Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian
passenger service
Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
Sebelumnya, insiden hilangnya sebuah tumbler yang diduga melibatkan seorang petugas layanan KRL Commuter Line memicu perhatian publik setelah kasus tersebut ramai dibahas di media sosial lantaran salah seorang petugas disebut telah dipecat.
Kasus bermula, saat seorang penumpang bernama Anita mengunggah utasan di akun Threads miliknya, @anitadewl, yang kemudian viral dan memunculkan dugaan adanya pelanggaran dalam prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan PT KAI.
Menurut Anita, peristiwa ini terjadi ketika dirinya selesai menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Ia menumpang kereta tersebut sepulang bekerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
Setibanya di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB, Anita baru menyadari bahwa sebuah cooler bag yang dibawanya tertinggal di rak bagasi dalam kereta.
Anita segera melapor kepada petugas pelayanan di stasiun. Pada malam yang sama, cooler bag tersebut ditemukan oleh seorang petugas keamanan PT KAI bernama Argi.
Barang itu langsung diamankan, bahkan sempat didokumentasikan sebelum disimpan di ruang khusus.
Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, pergi ke Stasiun Rangkasbitung untuk mengambil kembali barang tersebut.
Namun, saat membuka
cooler bag
, Anita mendapati bahwa satu isinya—sebuah tumbler—telah hilang. Tasnya kembali, tetapi perlengkapan di dalamnya tidak lagi utuh.
Ketika dimintai penjelasan, Argi mengaku bahwa ia tidak sempat memeriksa isi
cooler bag
saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta.
Menyadari kelalaiannya, Argi mengontak Alvin untuk meminta maaf.
(Reporter: Intan Afrida Rafni)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/28/69290cd6cba6c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Akhir Damai Drama Tumbler Hilang di KRL, Petugas Tak Dipecat Megapolitan 29 November 2025
Akhir Damai Drama Tumbler Hilang di KRL, Petugas Tak Dipecat
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
— Drama hilangnya tumbler biru milik seorang penumpang KRL akhirnya menemukan titik akhir.
Polemik yang sempat memicu perbincangan publik, menyeret nama petugas
Passenger Service
, hingga memunculkan isu pemecatan, kini ditutup dengan jalan damai setelah seluruh pihak menjalani proses mediasi.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan persoalan terselesaikan secara kekeluargaan.
Dalam proses itu, pemilik tumbler Anita dan suaminya Alvin bertemu langsung dengan Argi, petugas yang sempat dikabarkan terkena sanksi.
Penyelesaian kasus ini dimulai dari mediasi yang difasilitasi PT KAI. Pertemuan itu mempertemukan Anita, Alvin, dan Argi dalam suasana kekeluargaan.
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebut, seluruh pihak sudah mencapai titik temu.
“Pertemuan kekeluargaan yang menghasilkan kesepemahaman bersama dari seluruh pihak,” ujar Bobby dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
Selain memastikan penyelesaian damai, Bobby juga menegaskan bahwa KAI tetap memberikan dukungan penuh kepada seluruh pekerja.
“Perusahaan (PT KAI) berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka,” kata dia.
Di tengah ramainya perbincangan soal
tumbler hilang
, muncul isu bahwa Argi dipecat. Isu tersebut juga dilontarkan sendiri oleh Argi dalam unggahan di media sosial Threads.
Informasi itu menyebar luas dan memicu reaksi publik, termasuk warganet yang membela sang petugas.
Namun, PT KAI memastikan kabar tersebut tidak benar. Bobby menegaskan bahwa Argi tetap bekerja di jajaran KAI Group.
“Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby.
Anne Purba, Vice President Corporate Communications KAI, juga meluruskan isu yang berkembang di media sosial dan membantah soal pemecatan Argi.
“Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” ujar Anne.
Belakangan, Argi juga memastikan dirinya masih menjadi petugas passenger service di KAI Swasta.
“Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian passenger service Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
Usai mediasi digelar, Argi menyampaikan permintaan maaf kepada Anita dan Alvin.
Ia menegaskan bahwa permintaan maaf itu ia sampaikan sebagai bentuk tanggung jawab apabila ada sikap atau ucapan yang kurang berkenan.
“Saya minta maaf kepada Mas Alvin dan Mbak Anita bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video yang diunggah akun resmi @commuterline, Jumat (28/11/2025).
Permintaan maaf tersebut menjadi bagian dari komitmen layanan sekaligus iktikad baik untuk menyelesaikan polemik tanpa memperpanjang konflik.
Manajemen KAI turut menyampaikan permohonan maaf terkait kekurangan dalam layanan penanganan barang tertinggal.
Sondang, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, mengakui ada kekurangan prosedur yang membuat penanganan tumbler Anita tidak berjalan mulus.
“Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
Ia juga memastikan KAI melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP di lapangan.
Kasus ini membuat KAI melakukan evaluasi internal, khususnya pada prosedur penanganan barang tertinggal.
“Kami terus meningkatkan integritas dan kesiapsiagaan seluruh pekerja, baik di area stasiun maupun selama perjalanan, agar layanan semakin responsif dan terpercaya,” kata Anne.
KAI juga mengingatkan seluruh pengguna jasa untuk lebih waspada.
Penumpang diminta memperhatikan barang bawaan masing-masing, terutama pada jam sibuk dan saat berpindah kereta.
Sebelumnya, insiden hilangnya sebuah tumbler yang diduga melibatkan seorang petugas layanan
KRLCommuter Line
memicu perhatian publik setelah kasus tersebut ramai dibahas di media sosial lantaran salah seorang petugas disebut telah dipecat.
Kasus bermula, saat seorang penumpang bernama Anita mengunggah utasan di akun Threads miliknya, @anitadewl, yang kemudian viral dan memunculkan dugaan adanya pelanggaran dalam prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan PT KAI.
Menurut Anita, peristiwa ini terjadi ketika dirinya selesai menaiki KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.
Ia menumpang kereta tersebut sepulang bekerja dan berada di gerbong khusus perempuan.
Setibanya di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB, Anita baru menyadari bahwa sebuah
cooler bag
yang dibawanya tertinggal di rak bagasi dalam kereta.
Anita segera melapor kepada petugas pelayanan di stasiun. Pada malam yang sama, cooler bag tersebut ditemukan oleh seorang petugas keamanan PT KAI bernama Argi.
Barang itu langsung diamankan, bahkan sempat didokumentasikan sebelum disimpan di ruang khusus.
Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, pergi ke Stasiun Rangkasbitung untuk mengambil kembali barang tersebut.
Namun, saat membuka cooler bag, Anita mendapati bahwa satu isinya—sebuah tumbler—telah hilang. Tasnya kembali, tetapi perlengkapan di dalamnya tidak lagi utuh.
Ketika dimintai penjelasan, Argi mengaku bahwa ia tidak sempat memeriksa isi cooler bag saat menerimanya dari petugas kebersihan kereta.
Menurut Argi, situasi di stasiun sedang padat penumpang sehingga ia hanya sempat mengamankan barang tanpa pengecekan menyeluruh.
Usai menyadari kelalaiannya, Argi menghubungi Alvin melalui pesan singkat untuk menyampaikan permintaan maaf.
Dalam pesan itu, Argi juga menawarkan diri membantu proses pencarian barang melalui rekaman CCTV.
Jika tumbler tersebut tetap tidak ditemukan, ia bersedia menggantinya sesuai harga barang yang hilang, yakni sekitar Rp 300.000.
“Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tsb Pak,” tulis Argi dalam pesan yang kemudian diunggah ulang melalui akun Threads pribadinya, @argi_bdsyh, pada Rabu (26/11/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427072/original/007734600_1764326022-WhatsApp_Image_2025-11-28_at_15.00.53.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hasil KAI Mediasi Anita Dewi Pemilik Tumbler Tuku dan Petugas Stasiun Curi Perhatian
Nama Anita Dewi tengah menjadi sorotan netizen setelah unggahannya di Threads tentang tumbler Tuku yang hilang di KRL viral di media sosial. Insiden ini terjadi pada 25 November 2025 ketika dia pulang kerja dan tanpa sadar meninggalkan cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line.
Usai kejadian tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan proses mediasi antara Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung dan Anita Dewi, salah satu pengguna Commuter Line yang sebelumnya melaporkan barang bawaannya berupa cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line tertinggal di dalam kereta.
Pertemuan kekeluargaan yang berlangsung di Kantor KAI Wisata, Stasiun Gondangdia, Jakarta, Kamis malam, 27 November 2025 menghasilkan kesepahaman bersama dari seluruh pihak. Melalui proses tersebut, KAI berharap persepsi publik menjadi lebih selaras dan informasi yang beredar di media sosial dapat kembali ke proporsi yang tepat.
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan, perusahaan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, sekaligus memastikan setiap Insan perusahaan memperoleh dukungan penuh dalam menjalankan tugas.
“Setiap Insan KAI berkomitmen melayani pelanggan dengan dedikasi yang tinggi. Pada saat yang sama, perusahaan berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka. Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby, dikutip Jumat, 28 November 2025.
Berita selengkapnya baca di sini
-
/data/photo/2025/11/28/69290c5520b4b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL Megapolitan
Petugas KAI Argi Minta Maaf ke Alvin dan Anita soal Tumbler Hilang di KRL
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung, Argi, menyampaikan permintaan maaf kepada Alvin dan Anita atas polemik hilangnya tumbler Tuku biru di KRL.
Pernyataan minta maaf itu ia sampaikan lantaran khawatir jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang berkenan selama proses penanganan usai adanya laporan kehilangan barang tertinggal di KRL.
“Saya minta maaf kepada Mas
Alvin
dan Mbak
Anita
bilamana ada salah kata ataupun perbuatan saya. Terima kasih,” ucap Argi dalam video @commuterline yang dikutip Kompas.com, Jumat (28/11/2025).
Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak dipecat dan masih bekerja di PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui KAI Wisata.
“Saya Argi masih dipekerjakan di KAI Wisata di bagian passenger service Commuter Line di Rangkas,” kata dia.
Sementara itu, Vice President Train Service Facility and Customer Care KAI, Sondang, juga menyampaikan
permintaan maaf
kepada Anita atas kekurangan dalam proses pelayanan, khususnya terkait
penanganan barang tertinggal
.
“Pelayanan kami memang masih kurang sehingga penanganan barang tertinggal di Mbak Anita mengalami sedikit masalah,” kata Sondang.
Ia menegaskan bahwa KAI akan terus memperbaiki kualitas layanan, termasuk prosedur penanganan barang tertinggal di lingkungan KAI Commuter.
“Kami minta maaf dan kami terus akan meningkatkan pelayanan di KCI. Mohon maaf sekali lagi dari kami. Terima kasih,” ucap dia.
Sebelumnya, seorang petugas pelayanan KRL Commuter Line disebut dipecat setelah diduga terlibat dalam hilangnya sebuah tumbler milik penumpang yang tertinggal di dalam kereta.
Kasus ini pun viral di media sosial setelah pemilik tumbler bernama Anita membuat sebuah utasan di akun Thread pribadinya, @anitadewl, mengenai kejadian tumbler miliknya yang hilang usai tertinggal di kereta.
Ia menganggap ada indikasi pelanggaran prosedur operasional standar (SOP) penanganan barang hilang di lingkungan KAI.
Kasus ini berawal ketika Anita lupa membawa cooler bag yang dibawanya usai menaiki KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung pada Senin (17/11/2025) pukul 19.00 WIB.
Anita menaiki KRL green line tersebut sepulang kerja dan berada di gerbong khusus perempuan. Sekitar pukul 19.40 WIB, ia turun di Stasiun Rawa Buntu.
Saat itu, ia baru menyadari bahwa cooler bag miliknya tertinggal di bagasi Commuter Line.
Ia kemudian melapor kepada petugas. Malam itu juga, cooler bag tersebut ditemukan oleh satpam PT KAI bernama Argi.
Barang itu langsung diamankan dan sempat didokumentasikan.
Keesokan harinya, Anita bersama suaminya, Alvin, mengambil cooler bag tersebut di Stasiun Rangkasbitung.
Namun, ia terkejut karena isi di dalam cooler bag yakni tumbler sudah hilang.
Saat dikonfirmasi, Argi mengakui bahwa ia tidak memeriksa isi cooler bag milik Anita saat menerima barang tersebut.
Ia menyadari kelalaiannya karena kondisi stasiun sedang ramai dan ia masih bertugas berjaga, sehingga cooler bag itu disimpan tanpa pengecekan detail.
Argi kemudian menghubungi Alvin dan meminta maaf melalui pesan singkat.
Bahkan, dalam pesan itu, Argi akan membantu Anita dan Alvin untuk melakukan pencarian melalui rekaman CCTV.
Jika tidak ditemukan, ia bersedia mengganti tumbler tersebut sesuai harganya, yakni Rp 300.000.
“Ini kesalahan saya dikarenakan tidak dicek terlebih dahulu, saya akan tanggung jawab dengan mengganti barang tersebut, Pak,” tulis Argi dalam pesan untuk Alvin yang diunggah di akun Threads @argi_bdsyh, Rabu (26/11/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Viral Kondektur Imbau Penumpang Jaga Tumbler di Kereta Api
Jakarta: Kasus hilangnya tumbler di KRL terus menjadi perbincangan hangat. Bahkan saking viralnya kondektur kereta api juga mengimbau kepada penumpang untuk menjaga tumbler mereka.
Video kondektur memberi imbauan agar penumpang menjaga barang-barang bawaan termasuk tumbler ini viral di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun TikTok @picipio.
Kondektur melalui pengeras suara mengimbau penumpang yang membawa tumbler agar menjaga barangnya dengan lebih hati-hati. Imbauan ini disampaikan untuk mencegah kehilangan tumbler Tuku yang sempat membuat geger sebelumnya.
“Adapun barang berharga lainnya, seperti tumbler. Dihimbau untuk yang membawa tumbler, selalu menjaga barang bawaannya, agar tidak merasa kehilangan, tertukar atau ditukar,” ujar kondektur dalam video tersebut seperti dilihat Jumat, 28 November 2025.
Ia menegaskan, kehilangan barang pribadi bukan merupakan tanggung jawab PT KAI dalam situasi apapun selama perjalanan. “Kehilangan bukan tanggung jawab perusahaan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.”
(Video viral kondektur ingat penumpang selalu menjaga tumblernya. tangkapan layar TikTok @picipio)
Sebelumnya viral di media sosial seorang penumpang KRL bernama Anita Dewi membuat sebuah utas pengalamannya kehilangan tumbler Tuku di cooler bag yang sebelumnya sempat tertinggal dan diamankan oleh petugas KAI.
“Tumbler tuku-ku gone atas ketidaktanggung jawab petugas PT KAI @commuterline,” tulis akun @anitadwdl, disertai penjelasan bahwa dirinya lupa meninggalkan cooler bag di bagasi kereta.
Anita menceritakan bahwa dirinya naik KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin, 24 November 2025 malam. Ia baru menyadari cooler bag tertinggal setelah turun di Stasiun Rawa Buntu.
Barang tersebut akhirnya ditemukan dan diamankan di Stasiun Rangkasbitung Anita kemudian mengambilnya keesokan hari bersama sang suami. Namun ketika tas dibuka, tumbler bermerek kopi langganannya sudah tidak ada.
“Shock berat pas dibuka kok ada yang hilang! TUMBLER TUKUKU TIDAK ADA!” tulisnya lagi.
Utas tersebut menyebar luas dan memicu simpati publik kepada petugas keamanan KAI bernama Argi, yang mengaku ditegur dan terancam dipecat sambil membantah mengambil tumbler milik Anita.
Jakarta: Kasus hilangnya tumbler di KRL terus menjadi perbincangan hangat. Bahkan saking viralnya kondektur kereta api juga mengimbau kepada penumpang untuk menjaga tumbler mereka.
Video kondektur memberi imbauan agar penumpang menjaga barang-barang bawaan termasuk tumbler ini viral di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun TikTok @picipio.
Kondektur melalui pengeras suara mengimbau penumpang yang membawa tumbler agar menjaga barangnya dengan lebih hati-hati. Imbauan ini disampaikan untuk mencegah kehilangan tumbler Tuku yang sempat membuat geger sebelumnya.“Adapun barang berharga lainnya, seperti tumbler. Dihimbau untuk yang membawa tumbler, selalu menjaga barang bawaannya, agar tidak merasa kehilangan, tertukar atau ditukar,” ujar kondektur dalam video tersebut seperti dilihat Jumat, 28 November 2025.
Ia menegaskan, kehilangan barang pribadi bukan merupakan tanggung jawab PT KAI dalam situasi apapun selama perjalanan. “Kehilangan bukan tanggung jawab perusahaan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.”
(Video viral kondektur ingat penumpang selalu menjaga tumblernya. tangkapan layar TikTok @picipio)
Sebelumnya viral di media sosial seorang penumpang KRL bernama Anita Dewi membuat sebuah utas pengalamannya kehilangan tumbler Tuku di cooler bag yang sebelumnya sempat tertinggal dan diamankan oleh petugas KAI.
“Tumbler tuku-ku gone atas ketidaktanggung jawab petugas PT KAI @commuterline,” tulis akun @anitadwdl, disertai penjelasan bahwa dirinya lupa meninggalkan cooler bag di bagasi kereta.
Anita menceritakan bahwa dirinya naik KRL rute Tanah Abang–Rangkasbitung pada Senin, 24 November 2025 malam. Ia baru menyadari cooler bag tertinggal setelah turun di Stasiun Rawa Buntu.
Barang tersebut akhirnya ditemukan dan diamankan di Stasiun Rangkasbitung Anita kemudian mengambilnya keesokan hari bersama sang suami. Namun ketika tas dibuka, tumbler bermerek kopi langganannya sudah tidak ada.
“Shock berat pas dibuka kok ada yang hilang! TUMBLER TUKUKU TIDAK ADA!” tulisnya lagi.
Utas tersebut menyebar luas dan memicu simpati publik kepada petugas keamanan KAI bernama Argi, yang mengaku ditegur dan terancam dipecat sambil membantah mengambil tumbler milik Anita.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RUL)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426349/original/015413400_1764302595-Tumbler_Tuku.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waspada Tumbler Hilang! Begini Prosedur Urus Barang Tertinggal di Kereta Api dan Stasiun
Sebelumnya, Nama Anita Dewi tengah menjadi sorotan netizen setelah unggahannya di Threads tentang tumbler Tuku yang hilang di KRL viral di media sosial. Insiden ini terjadi pada 25 November 2025 ketika dia pulang kerja dan tanpa sadar meninggalkan cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line.
Usai kejadian tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan proses mediasi antara Petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung dan Anita Dewi, salah satu pengguna Commuter Line yang sebelumnya melaporkan barang bawaannya berupa cooler bag berisi tumbler dan labu ASI di KRL Commuter Line tertinggal di dalam kereta.
Pertemuan kekeluargaan yang berlangsung di Kantor KAI Wisata, Stasiun Gondangdia, Jakarta, Kamis (27/11) malam ini menghasilkan kesepahaman bersama dari seluruh pihak. Melalui proses tersebut, KAI berharap persepsi publik menjadi lebih selaras dan informasi yang beredar di media sosial dapat kembali ke proporsi yang tepat.
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menegaskan bahwa perusahaan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, sekaligus memastikan setiap Insan perusahaan memperoleh dukungan penuh dalam menjalankan tugas.
“Setiap Insan KAI berkomitmen melayani pelanggan dengan dedikasi yang tinggi. Pada saat yang sama, perusahaan berkewajiban melindungi dan memberikan dukungan kepada seluruh pekerja dalam menjalankan peran mereka. Argi tetap menjadi karyawan KAI Group serta bagian dari garda terdepan pelayanan. Terus semangat bertugas dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” ujar Bobby, dikutip Jumat (28/11/2025).
Vice President Corporate Communications KAI Anne Purba pada kesempatan terpisah menyampaikan bahwa langkah penyelesaian secara kekeluargaan ini merupakan bentuk keterbukaan KAI Group terhadap setiap masukan pelanggan.
“KAI memastikan seluruh proses pelayanan pelanggan berjalan sesuai ketentuan. Kami juga menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap petugas terkait sebagaimana isu yang sebelumnya beredar,” jelas Anne.
-

Tumbler Tertinggal di KRL? Ini Prosedur Resmi Lost and Found KAI
Jakarta –
Kasus tumbler yang tertinggal di KRL menjadi perhatian publik. PT KAI (Persero) mengingatkan prosedur jelas yang bisa diikuti penumpang untuk mengklaim barang bawaan mereka yang tertinggal di seluruh stasiun maupun di dalam rangkaian kereta.
Vice President Corporate Communications KAI, Anne Purba, menyampaikan mobilitas pelanggan kereta api yang tinggi sering kali membuat sebagian penumpang tanpa sadar meninggalkan barang bawaannya di gerbong atau area stasiun.
Untuk itu pihaknya terus memperkuat layanan penanganan barang tertinggal atau hilang (Lost and Found) di seluruh stasiun maupun di atas KA. Meski barang pribadi tetap tanggung jawab penumpang, layanan ini hadir untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan pelayanan yang semakin responsif bagi seluruh pelanggan.
“Kami memahami bahwa kondisi perjalanan yang ramai dapat membuat pelanggan luput memastikan barang bawaannya. Karena itu, KAI memastikan adanya layanan Lost and Found yang terstandar sehingga barang dapat ditemukan dan dikembalikan dengan cepat kepada pemiliknya,” kata Anne dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).
Lebih lanjut ia menjelaskan dalam sistem layanan lost and found KAI, setiap barang yang ditemukan petugas di kereta maupun stasiun akan segera diumumkan melalui pengeras suara. Jika tidak ada pelanggan yang mengambil, barang tersebut disimpan di pos pengamanan stasiun dan dicatat dalam sistem lost and found.
Pendokumentasian dilakukan secara teliti untuk memastikan proses penyerahan kembali berjalan aman dan tepat sasaran.
“Kami mengutamakan akurasi data dan keamanan barang. Setiap item yang ditemukan akan diperiksa, didata, dan disimpan sesuai prosedur. Pelanggan juga diminta menjaga kerahasiaan data pribadi agar tidak disalahgunakan pihak lain,” tegas Anne.
Langkah-langkah Pelaporan Barang Hilang atau Tertinggal di KRL dan KA
1. Laporkan segera di kereta.
2. Jika masih dalam perjalanan, pelanggan dapat melapor kepada kondektur, petugas keamanan, atau petugas customer service on train.
3. Datangi layanan Lost and Found di stasiun kedatangan.
4. Petugas akan membantu melakukan pencarian dan pengecekan data.
5. Sampaikan detail barang dan data perjalanan. Termasuk ciri-ciri barang, kode booking tiket, serta lokasi terakhir barang terlihat.
6. Jaga kerahasiaan data pribadi. Hindari memberikan kode booking atau detail barang kepada pihak yang tidak berwenang.
7. Lakukan verifikasi dan pencocokan data.
8. Jika barang ditemukan, pelanggan harus memastikan barang tersebut benar miliknya.
9. Ambil barang sesuai prosedur resmi.
10. Petugas akan menyerahkan barang setelah pendataan dan pendokumentasian selesai.
11. Hubungi Contact Center KAI 121.
12. Pelanggan yang tidak dapat melapor langsung dapat menghubungi 121 atau WhatsApp 08111-2111-21.
Anne menambahkan bahwa KAI mengelola ribuan laporan barang tertinggal setiap tahun, sehingga kedisiplinan pelanggan dalam menjaga barang bawaannya sangat membantu efektivitas layanan Lost and Found.
“KAI terus meningkatkan kualitas layanan, namun kami juga mengimbau pelanggan untuk selalu memeriksa kembali seluruh barang bawaan sebelum turun dari kereta atau meninggalkan area stasiun,” tutupnya.
(igo/fdl)
/data/photo/2025/11/29/692a75e014b9a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/28/69292ee14c0ac.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
