Produk: KRL

  • Tarif Ojol Bakal Naik 8-15 Persen, Warga: Pemerintah Makin Cekik Karyawan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Juni 2025

    Tarif Ojol Bakal Naik 8-15 Persen, Warga: Pemerintah Makin Cekik Karyawan Megapolitan 30 Juni 2025

    Tarif Ojol Bakal Naik 8-15 Persen, Warga: Pemerintah Makin Cekik Karyawan
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga mengeluhkan rencana pemerintah menaikkan tarif ojek
    online
    (
    ojol
    ) sebesar 8-15 persen.
    Tina (25), karyawan swasta yang dua tahun belakangan merantau di Jakarta mengaku rutin naik ojol untuk berangkat dan pulang kantor. Ia khawatir pengeluarannya melonjak jika
    tarif ojol naik

    “Aku enggak paham kenaikan ini untuk kebaikan siapa, karena justru pemerintah malah makin ‘mencekik’ pendapatan karyawan kayak aku,” ucap Tina kepada Kompas.com, Senin.
    Kantor Tina berjarak sekitar 1,5 kilometer dari indekos. Dalam sehari, ia harus merogoh kocek hingga Rp 25.000-30.000 untuk pulang dan pergi bekerja naik ojol. 
    Sementara, gajinya hanya Rp 6 juta per bulan. Pendapatan itu harus Tina pakai untuk berbagai keperluan, mulai dari sewa indekos, makan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. 
    Jika
    tarif ojol
    naik, Tina harus semakin menekan pengeluarannya. 
    “Jujur aja, aku beberapa waktu terakhir selalu usahain enggak pernah (membayar) pakai mode hemat yang katanya jadi keluhan ojol pas demo. Potongan tarif biasa aku dapat ya dari langganan di aplikasi atau
    voucher
    ,” ujar Tina.
    “Aku pikir kasihan ke pengendara kalau aku pakai itu. Tapi dengan lihat pemerintah kayak gini, ya aku harus kasihan ke diri aku sendiri dulu,” lanjut dia.
    Hal senada juga disampaikan pengguna ojol lainnya bernama Leonardo (26). Dia mempertimbangkan naik motor pribadi untuk bermobilisasi jika tarif
    ojol naik

    Meski jarak rumahnya ke kantor mencapai 20 kilometer sekali jalan, Leonardo lebih memilih naik motor ketimbang bayar mahal buat ojol. 
    “Jadi makin enggak ramah di kantong. Dan yang harus diinget, ya enggak semua area terakses sama transportasi umum kayak KRL, Transjakarta, MRT, LRT, atau bahkan JakLingko,” tutur Leonardo.
    Sebelumnya diberitakan, pemerintah berencana menaikkan tarif ojol berkisar 8-15 persen.
    Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Aan Suhanan di rapat kerja bersama Komisi V DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025).
    “Kami sudah melakukan pengkajian, sudah final untuk perubahan tarif. Terutama roda dua, itu ada beberapa kenaikan,” kata Aan, Senin.
    Besaran kenaikan tarif akan berbeda sesuai dengan tiga zona yang sudah ditentukan di kisaran 8-15 persen itu.
    “Bervariasi kenaikan tersebut, ada 15 persen, ada 8 persen, tergantung dari zona yang kita tentukan. Ada tiga zona, zona I, zona II, dan zona III,” terang Aan.
    Meski demikian, rencana ini masih terus berproses. Rencananya, pihak Aan akan memanggil para aplikator untuk mendiskusikan hal ini.
    Sebagai informasi, tuntutan kenaikan tarif ini menjadi salah satu yang disuarakan para mitra pengemudi saat demo pada 20 Mei 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • VIDEO: Tembok Pembatas KRL di Cipinang Dijebol Lagi!

    VIDEO: Tembok Pembatas KRL di Cipinang Dijebol Lagi!

    VIDEO: Tembok Pembatas KRL di Cipinang Dijebol Lagi!

  • Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta

    Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta

    Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Lautan manusia hilir mudik memenuhi
    Stasiun Manggarai
    pagi itu. Mereka tampak terburu-buru dan waspada di tengah deru roda baja serta pengumuman keberangkatan dan kedatangan kereta.
    Rangkaian
    KRL Commuter Line
    datang silih berganti di peron, mengantar penumpang dari seluruh penjuru Jabodetabek. Rutinitas ini menjadi bagian dari perjalanan luar biasa transportasi kereta api di Indonesia.
    Tahun ini, tepatnya Minggu (6/4/2025), KRL Indonesia genap berusia 100 tahun. Sementara itu, Stasiun Manggarai telah beroperasi lebih dari satu abad. Keduanya menyatu dalam sejarah mobilitas Indonesia dan terus berkembang seiring zaman.
    Perjalanan kereta listrik di Indonesia dimulai oleh perusahaan kereta api
    Hindia Belanda
    ,
    Staatssporwegen
    (SS), dengan peresmian lintas Tanjung Priok–Meester Cornelis (kini Jatinegara) pada 6 April 1925. Ini adalah tonggak sejarah elektrifikasi perkeretaapian yang menandai dimulainya era baru transportasi di Tanah Air.
    Sejak saat itu, KRL terus berevolusi, dari moda transportasi yang identik dengan penumpang di atap atau pedagang asongan yang hilir mudik di dalam gerbong, hingga menjadi angkutan massal yang tertib dan modern.
    Transformasi signifikan terjadi, salah satunya pada 2008 ketika PT KCJ (kini
    KAI Commuter
    ) dibentuk sebagai operator khusus KRL Commuter Line.
    Pembentukan perusahaan itu membawa era baru penertiban dan sterilisasi, dengan pemasangan pagar di jalur, penertiban pedagang, pelarangan penumpang di atap, serta modernisasi sistem tiket menggunakan
    electronic ticketing
    dengan
    e-money
    dari Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik bank, serta QR code.
    Armada KRL juga mengalami perubahan drastis. Dari lokomotif legendaris seperti ESS 3200 “Bon-Bon” yang didatangkan pada 1925, KA Djoko Kendil (SS9000) yang melayani rute ekspres malam, hingga masuknya KRL eks Jepang, seperti Seri 6000, 7000, JALITA (8500), 203, dan 205 yang menjadi tulang punggung operasional saat ini.
    Keandalan dan kapasitas KRL Seri 205, misalnya, menjadikannya armada favorit penumpang hingga sekarang.
    Tak berhenti di situ, KAI Commuter terus berinovasi dengan menghadirkan generasi terbaru seperti KRL Seri
    CLI-125
    dengan desain modern dan fitur digital, serta KRL produksi
    PT INKA
    yang akan beroperasi pada 2025 sebagai simbol kemandirian industri perkeretaapian Indonesia.
    Evolusi itu tidak hanya mengubah wajah fisik KRL, tetapi juga dampak pada kultur pengguna. Kereta api kini semakin aman, nyaman, dan menghilangkan “kasta” di dalamnya, menjadikannya pilihan transportasi massal bagi semua lapisan masyarakat.
    Modernisasi armada dan sistem pun turut berdampak pada peningkatan volume penumpang. Pada 2020, volume penumpang mencapai 53,15 juta orang. Angka ini terus melonjak menjadi 123,13 juta pada 2021, dan 215,05 juta pada 2022.
    Puncaknya pada 2023, volume penumpang mencapai 290,89 juta orang, bahkan sempat mencatat lebih dari satu juta penumpang per hari.
    Tren positif itu pun berlanjut pada 2024 dengan 374,49 juta orang, naik 12,8 persen dari tahun sebelumnya, dan di kuartal I 2025 tercatat 93,77 juta orang.
    Peningkatan jumlah penumpang itu tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga tercatat di wilayah Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.
    Di Yogyakarta, misalnya, jumlah pengguna naik dari 6,45 juta pada 2024 menjadi 7,97 juta pada 2025. Di Bandung Raya, melonjak dari 14,72 juta menjadi 16,16 juta, dan di Surabaya dari 13,36 juta menjadi 14,73 juta.
    “KAI Commuter terus berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kepada para penggunanya agar Commuter Line menjadi transportasi yang turut menggerakkan kemajuan perekonomian, serta angkutan perkotaan yang efisien, ramah lingkungan, bebas macet, dan terjangkau,” ucap Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto seperti dikutip dari situs resmi KAI Commuterline.
    Sebagai bagian dari perayaan seabad KRL, KAI Commuter juga menggelar Parade KRL Vintage bertajuk “100 Years of KRL: The Everlasting Urban Transport” pada April 2025. Ajang ini menampilkan evolusi KRL sebagai ajang nostalgia dan bukti komitmen dalam menyediakan transportasi yang inklusif dan efisien.
    Jauh sebelum menjadi salah satu simpul transportasi terpadu di Indonesia, kawasan “Manggarai” dulunya adalah pemukiman kecil komunitas asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dibawa ke Batavia pada masa kolonial.
    Perlahan, kawasan itu berkembang menjadi sentra transportasi. Pembangunan Stasiun Manggarai sendiri dimulai pada 1913 oleh SS setelah mengakuisisi jalur Jakarta-Bogor dari NIS. Stasiun ini resmi beroperasi pada 1 Mei 1918, dan desainnya dibuat oleh arsitek Belanda Ir J Van Gendt.
    Stasiun Manggarai tidak sekadar infrastruktur, tetapi juga saksi bisu sejarah bangsa. Pada 3 Januari 1946, stasiun ini menjadi titik keberangkatan Kereta Luar Biasa (KLB) yang membawa Presiden Soekarno beserta pemerintahan menuju Yogyakarta, dalam rangka pemindahan ibu kota negara secara rahasia.
    Peristiwa itu mengukuhkan Manggarai sebagai bagian integral dari narasi kemerdekaan Indonesia. Atas nilai historis dan arsitekturnya, Stasiun Manggarai pun telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya nasional.
    Kini, Stasiun Manggarai telah berevolusi menjadi simpul integrasi transportasi utama yang menghubungkan berbagai layanan kereta api, seperti Commuter Line Jabodetabek (Bogor Line, Bekasi Line, Serpong Line, Tangerang Line, dan Tanjung Priok Line) serta Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta.
    Sebagai salah satu stasiun tersibuk, Manggarai telah mengalami transformasi besar dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan kapasitas dan layanannya. Salah satu perubahan paling signifikan adalah proyek pembangunan sebagai stasiun sentral dengan penyediaan jalur elevated (layang) yang kini melayani KRL tujuan Bogor dan Jakarta Kota.
    Area penumpang juga diperluas, dan stasiun dilengkapi fasilitas modern seperti eskalator dan lift untuk memudahkan perpindahan antarperon. Manggarai menjadi stasiun transit di Jabodetabek dengan volume penumpang tertinggi.
    Zona integrasi di luar stasiun juga dihadirkan untuk mempermudah penumpang berpindah ke moda lain, seperti TransJakarta dan transportasi online, dengan penanda arah dan area tunggu yang lebih tertata.
    Transformasi besar lainnya terjadi pada Mei 2022 melalui tahap Switch Over (SO) 5, yaitu perubahan besar pada pola operasional KRL di Stasiun Manggarai.
    Dalam SO 5, penataan ulang jalur dilakukan dengan menerapkan sistem transit di masing-masing lintas. Bekasi/Cikarang Line dilayani di jalur 3 dan 4, sementara Bogor Line beroperasi di jalur 11 dan 12. Untuk perjalanan menuju Jakarta Kota, KRL menggunakan jalur 10 dan 11.
    Selain itu, Cikarang Line tidak lagi menuju Jakarta Kota, tapi langsung ke Angke atau Kampung Bandan melalui Manggarai dan Pasar Senen.
    Perubahan tersebut, meskipun awalnya menyebabkan penumpukan penumpang dan penyesuaian besar bagi pengguna, bertujuan untuk menata perjalanan dan mendukung pengembangan Manggarai sebagai stasiun sentral yang lebih efisien di masa depan.
    Data operasional Stasiun Manggarai menunjukkan peningkatan aktivitas yang konsisten. Jumlah perjalanan kereta yang dilayani di stasiun ini terus bertumbuh, dari 881 perjalanan pada 2015 menjadi 1.063 perjalanan per April 2025.
    Frekuensi perjalanan kereta di Stasiun Manggarai juga sangat tinggi, dengan total 797 perjalanan setiap harinya. Jumlah tersebut terdiri dari 82 KA Jarak Jauh, 357 KA Bogor (BOO) – Jakarta Kota (JAKK), 286 KA Bekasi (BKS) – Tanah Abang (THB), serta 64 KA Bandara.
    Peningkatan volume penumpang juga cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, jumlah penumpang tercatat sebanyak 5,7 juta, kemudian meningkat menjadi 7,55 juta pada 2019 sebelum pandemi.
    Meski sempat anjlok menjadi 3,2 juta pada 2020 dan 2,6 juta pada 2021 akibat pandemi, angka ini kembali naik menjadi 4,45 juta pada 2022 dan 5,11 juta pada 2023 (termasuk 405 ribu penumpang KA Bandara).
    Pada 2024, jumlah penumpang yang melakukan gate in mencapai 5,55 juta, sementara gate out sebanyak 5,29 juta.
    Volume penumpang transit di Stasiun Manggarai juga menunjukkan tren yang terus meningkat. Pada 2023, jumlah penumpang transit tercatat hampir 52,25 juta orang. Angka ini naik 10,8 persen pada 2024, menjadi 57,67 juta penumpang transit dalam setahun. Rata-rata per hari, Stasiun Manggarai melayani sekitar 166.587 penumpang pada hari kerja.
    Tercatat pada 1 Januari 2025 jumlah penumpang yang transit mencapai 211.132 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa Manggarai telah berkembang menjadi stasiun utama dan tersibuk sebagai titik transit dan perpindahan penumpang di Jabodetabek.
    Sebagai optimalisasi untuk kapasitas angkut penumpang saat ini, KAI Commuter telah mengoperasikan 5 rangkaian Commuter Line baru CLI-125 sebanyak 5 rangkaian dengan lintas operasi 3 di lintas Bogor dan 2 di lintas Bekasi/Cikarang dan akan terus bertambah setelah mendapat sertifikasi dan melawati serangkaian uji dan test sesuai dengan peraturan dari Kementerian Perhubungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bingung dengan Perubahan Peron Stasiun Tanah Abang, Banyak Penumpang Tersesat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Bingung dengan Perubahan Peron Stasiun Tanah Abang, Banyak Penumpang Tersesat Megapolitan 29 Juni 2025

    Peron Stasiun Tanah Abang Berubah, Penumpang Masih Butuh Adaptasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah penumpang masih perlu beradaptasi dengan perubahan peron tempat naik dan turun penumpang di
    Stasiun Tanah Abang
    yang mulai diberlakukan hari ini, Minggu (29/6/2025).
    Aturan baru yang mengatur peron untuk rute-rute tertentu ini membuat sebagian besar pengguna KRL, terutama yang baru tiba dari arah Rangkasbitung, celingak-celinguk mencari arah.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, tidak sedikit penumpang yang berhenti sejenak sambil menatap papan petunjuk arah dan peta peron yang terpasang di sekitar stasiun.
    Beberapa di antaranya bahkan langsung menghampiri petugas untuk bertanya.
    “Ini ke mana kalau mau ke Bogor? Peronnya beda,” ucap salah satu penumpang.
    Salah seorang petugas terlihat mengarahkan dengan pengeras suara.
    “Serpong, Parung Panjang, Maja, Rangkasbitung di peron 5-6,” teriak petugas.
    Namun, upaya ini belum cukup membantu bagi sebagian penumpang.
    Erna (47), penumpang dari Rangkasbitung, mengaku sempat tersesat.
    “Baru tadi pas turun dari kereta Rangkas Bitung kalau mau ke Gang Sentiong harus naik tangga terus pindah ke peron 1. Bingung saya celingak celinguk takut nyasar,” ucap Erna saat berbincang dengan
    Kompas.com,
    Minggu.
    Tak hanya soal arah peron, Erna juga mengeluhkan keterlambatan kereta yang biasa ia naiki.
    Ia yang hendak menuju Stasiun Gang Sentiong itu biasanya hanya menunggu kereta 10-15 menit. 
    “Sekarang juga keretanya lama. Sampai tujuh kereta enggak ada,” kata Erna.
    Keluhan serupa juga datang dari penumpang lainnya, Diandea (28) yang bingung soal perubahan peron.
    Ia mengaku belum mendapatkan informasi terkait perubahan jalur peron di Stasiun Tanah Abang.
    “Saya bingung banget, karena baru tahu percis sekarang dari petugas. Biasanya kalau naik ke Angke tinggal ke peron 3, ini saya harus jalan dulu. Karena Angke adanya di peron yang baru di peron 1,” kata Diandea.
    Usai Stasiun Tanah Abang direvitalisasi, ada perubahan aturan terkait peron untuk naik dan turun penumpang.
    Dalam aturan baru ini, kereta dari arah Rangkasbitung kini hanya digunakan untuk menurunkan penumpang di peron 3.
    Setelah kosong, rangkaian kereta langsung digeser ke peron 5 atau 6 untuk diberangkatkan kembali menuju Serpong, Parung Panjang, Maja, atau Rangkasbitung.
    Berikut pembagian jalur peron terbaru di Stasiun Tanah Abang:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Ubah Jadwal KRL di Stasiun Tanah Abang Mulai Hari Ini, Simak Detailnya

    KAI Ubah Jadwal KRL di Stasiun Tanah Abang Mulai Hari Ini, Simak Detailnya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengumumkan perubahan rute dan peron KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang mulai berlaku hari ini, Minggu (29/6/2025), seiring pengoperasian peron jalur 2 dan hall utama di bangunan baru.

    Peron jalur 2 kini digunakan untuk melayani kedatangan dan keberangkatan KRL tujuan Stasiun Manggarai dari arah Angke/Kampung Bandan. 

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan menambahkan seluruh kedatangan KRL dari Rangkasbitung akan diarahkan ke jalur 3 di bangunan lama. Setelah menurunkan penumpang, rangkaian akan berpindah ke jalur 5 atau 6 untuk keberangkatan kembali menuju Serpong hingga Rangkasbitung.

    “Pengguna yang turun atau transit dari KRL Rangkasbitung akan diarahkan ke peron jalur 3. Jika ingin melanjutkan perjalanan ke arah Angke/Kampung Bandan, bisa menggunakan JPO menuju peron 1 di bangunan baru,” kata Leza dalam keterangan resmi pada Sabtu (28/6/2025).

    Sementara itu, pengguna yang akan transit ke arah Manggarai tidak perlu berpindah peron. KRL di jalur 2 akan membuka pintu kanan dan kiri secara bersamaan untuk memfasilitasi proses naik dan turun penumpang.

    Adapun pengguna yang akan naik KRL tujuan Rangkasbitung tetap menunggu di jalur 5 atau 6, seperti skema sebelumnya.

    Selain perubahan pada peron, hall utama di bangunan baru juga mulai difungsikan. Pengguna bisa masuk melalui gate-in di lantai 2 dan keluar melalui gate-out di lantai dasar. Akses dari bangunan lama masih tetap dapat digunakan.

    Dengan pengoperasian peron jalur 2 dan hall utama ini, kapasitas layanan Stasiun Tanah Abang ditargetkan meningkat hingga 300.000 pengguna. Saat ini, KAI Commuter mencatat rata-rata 54.000–55.000 penumpang naik per hari kerja, dan hingga 146.000 penumpang melakukan transit di stasiun tersebut.

  • Hall Baru Stasiun Tanah Abang Beroperasi Besok, Bisa Tampung 300.000 Pengguna KRL

    Hall Baru Stasiun Tanah Abang Beroperasi Besok, Bisa Tampung 300.000 Pengguna KRL

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mulai mengoperasikan hall utama bangunan baru dan peron jalur 2 Stasiun Tanah Abang seiring proses switch over kedua mulai besok 29 Juni 2025. Dengan pelaksanaan switch over kedua ini, diharapkan Stasiun Tanah Abang bisa melayani hingga 300.000 pengguna.

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan mengatakan peron jalur 2 nantinya digunakan untuk flow kedatangan dan keberangkatan pengguna KRL Commuter Line tujuan Stasiun Manggarai dari arah Stasiun Angke/Kampung Bandan di Stasiun Tanah Abang.

    “Pada proses switch over kedua ini, juga akan mengubah pola operasi perjalanan Commuter Line Rangkasbitung,” kata Leza dalam keterangan resmi pada Sabtu (28/6/2025).

    Leza menerangkan seluruh kedatangan perjalanan KRL Commuter Line Rangkasbitung di Stasiun Tanah Abang akan masuk di jalur 3 bangunan lama stasiun, selanjutnya rangkaian Commuter Line akan melakukan pola langsir atau proses berpindah ke jalur 5 atau 6 di bangunan lama untuk kembali berangkat menuju Serpong hingga Rangkasbitung.

    Leza menambahkan, pengguna KRL Commuter Line Rangkasbitung yang turun atau transit seluruhnya akan turun di peron jalur 3.

    “Pengguna yang akan keluar atau transit ke arah Angke/Kampung Bandan bisa mengakses JPO yang menghubungkan bangunan baru untuk menuju peron 1 atau Gate Out,” katanya.

    Sementara itu, lanjut dia, untuk pengguna Rangkasbitung yang akan transit menuju Stasiun Manggarai tidak perlu berpindah peron karena KRL Commuter Line tujuan Manggarai di jalur 2 akan membuka pintu kanan dan kiri untuk naik-turun pengguna.

    “Pintu kiri dari arah kedatangan sebagai akses keluar dan pintu kanan sebagai akses masuk ke dalam Commuter Line,” tambah Leza.

    Untuk pengguna yang akan naik KRL Commuter Line menuju Serpong/Parung Panjang hingga Rangkasbitung, tetap menunggu perjalanan KRL Commuter Line nya di Peron jalur 5 atau 6 pada bangunan lama stasiun.

    Leza mengatakan perubahan flow dan peron kedatangan KRL Commuter Line Rangkasbitung di peron 3 ini merupakan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan dengan mengurangi kepadatan pengguna di JPO dan di area peron jalur 5 dan 6 saat akan naik Commuter Line Rangkasbitung, yang sebelumnya digunakan untuk naik dan turun pengguna.

    Selain itu, hall baru Stasiun Tanah Abang juga sudah mulai bisa digunakan untuk akses keluar masuk area stasiun. Pengguna yang akan masuk ke area stasiun bisa menggunakan gate-in di lantai 2, sedangkan pengguna yang akan keluar di Stasiun Tanah Abang bisa menggunakan gate-out di lantai dasar.

    “Sementara untuk akses keluar masuk di bangunan stasiun lama, tetap masih bisa digunakan,” kata Leza.

    KAI Commuter pun mengimbau kepada seluruh pengguna Commuter Line di Stasiun Tanah Abang untuk memperhatikan kembali akses untuk naik dan turun di Stasiun Tanah Abang.

    “Kami mengajak seluruh pengguna untuk menjaga fasilitas-fasilitas layanan yang tersedia demi kenyamanan bersama,” tutup Leza.

    Pada 22 Februari 2025, proses switch over pertama telah dilakukan yaitu mengoperasikan peron jalur 1 di bangunan baru sebagai peron kedatangan dan keberangkatan pengguna KRL Commuter Line tujuan Stasiun Angke/Kampung Bandan dari arah Manggarai.

    KAI Commuter mencatat rata-rata volume pengguna KRL Commuter Line yang naik di Stasiun Tanah Abang sebanyak 54-55 ribu orang setiap hari kerja dan 41-43 ribu orang setiap hari libur. Sedangkan untuk volume pengguna transit di Stasiun Tanah Abang sebanyak 145-146 ribu pada hari kerja dan sebanyak 124-125 ribu orang pada hari libur.

  • 25 Acara di Jakarta Minggu 29 Juni 2025, Ada Mobile Legends Offline Tournament

    25 Acara di Jakarta Minggu 29 Juni 2025, Ada Mobile Legends Offline Tournament

    PIKIRAN RAKYAT – Jakarta kembali menunjukkan diri sebagai kota yang tak pernah kehabisan ide untuk memanjakan warganya. Tepat hari ini, Minggu, 29 Juni 2025, di penghujung bulan Juni, Ibu Kota dipenuhi dengan 25 agenda menarik yang siap mengisi akhir pekan Anda dengan beragam pengalaman.

    Dari pameran seni yang memukau, pertunjukan budaya tradisional, hingga turnamen e-sports yang mendebarkan, Jakarta menawarkan sesuatu untuk setiap selera dan usia.

    Bagi para gamer, saksikan keseruan turnamen e-sports Mobile Legends secara langsung. Rasakan atmosfer kompetisi yang intens dan dukung tim favorit Anda!

    25 Acara di Jakarta Minggu, 29 Juni 2025

    1. Catur Kultur pada Wastra Indonesia

    Museum Tekstil
    08.00 WIB-15.00 WIB
    Berbayar

    2. Pergelaran Wayang Kancil

    Dalang: Ki Sumardi Kurda

    Lakon: Jenderal Kacil

    Museum Wayang
    10.00 WIB
    Berbayar

    3. Pameran Sunting, Jejak Perempuan Penggerak Perubahan

    Museum Nasional
    08.00 WIB – 20.00 WIB
    Berbayar

    4. Sapardi Djoko Damono Mini Exhibition, Los Poetry & Literatur Book Store

    Creative Hall, M Bloc Space
    11.00 WIB-17.00 WIB

    5. Immersive Fantasia

    Museum Mandiri
    09.00 WIB – 15.00 WIB
    Berbayar

    6. Jakarta Fair 2025

    JIEXPO Kemayoran
    15.00 WIB-23.00 WIB
    Berbayar

    7. Bung’s Market Menyala

    Tugu Proklamasi
    Gratis

    8. Musikal Keluarga Cemara

    Ciputra Artpreneur
    19.30 WIB
    Berbayar

    9. Jakarta Provoke!

    Pos Bloc Jakarta
    Gratis

    10. Semasa Piknik

    Lapangan Banteng
    Gratis

    Jakarta’s Kota Tua.

    11. Pameran Seni ‘Split Body’

    ROH Project
    Gratis

    12. Kumpul Bocah

    Taman Mini Indonesia Indah
    Berbayar

    13. Pameran Kecil Itu Keren

    Galeri Cipta 1 & 2, Taman Ismail Marzuki
    Gratis

    14. Pameran

    ‘Kei Imazu: The Sea is Barely Wrinkled’

    ‘Pointing to the Synchronous Windows’

    ‘Yayoi Kusama: Infinity Mirrored Room-Brilliance of the Souls’

    Museum MACAN
    10.00 WIB – 18.00 WIB
    Berbayar

    15. Trapese The Show

    Pondok Indah Mall 2
    13-29 Juni 2025
    Gratis

    16. Lego Playground

    Gandaria City

    17. Festival Jakarta Great Sale (FJGS)

    100 Mall di Jakarta

    18. Gudang Buku Keliling

    Mall Cipinang Indah

    19. Mobile Legends Offline Tournament

    Lippo Plaza Kramat Jati

    20. Juneventure

    Mall Atrium Senen

    21. Gebyar Pembauran Kebangsaan ‘Festival Seni Budaya dan Bazar Etnik Nusantara’

    Tamini Square

    22. Pameran Temporer Pesisir Jakarta Utara Tempo Dulu

    Situs Marunda Rumah Si Pitung

    23. Pameran Lukisan Perupa Samadi Alam

    Lobby Graha Ali Sadiki, Pendopo Balai Agung

    24. BTN Jakart International Marathon 2025

    Monumen Nasional

    25. Alien Zone Escape Room

    Puri Indah Mall 1
    Berbayar

    Dengan 25 acara yang tersebar di berbagai lokasi, Minggu, 29 Juni 2025, adalah hari yang sempurna untuk menjelajahi Jakarta dan menikmati berbagai hiburan yang ditawarkannya.

    Pastikan Anda merencanakan perjalanan dengan baik, terutama untuk acara berbayar atau yang membutuhkan reservasi. Gunakan transportasi umum seperti KRL, MRT, atau TransJakarta untuk kenyamanan dan menghindari kemacetan.

    Dari semangat kompetisi di marathon, kekayaan budaya wayang, hingga gemuruh kompetisi e-sports, Jakarta siap menyambut Anda dengan pengalaman yang tak terlupakan. Selamat menikmati hari Minggu Anda di Ibu Kota!***

  • 4 Acara di GBK Jakarta 26-27 Juni 2025, Cek Rute Alternatif

    4 Acara di GBK Jakarta 26-27 Juni 2025, Cek Rute Alternatif

    PIKIRAN RAKYAT – Jakarta, kota megapolitan yang tak pernah tidur, akan kembali menjadi pusat aktivitas pada tanggal 26 dan 27 Juni 2025.

    Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), yang merupakan jantung olahraga dan event besar di Ibu Kota, dijadwalkan menjadi tuan rumah berbagai acara menarik.

    Mulai dari pameran keluarga hingga kompetisi olahraga tingkat nasional, serangkaian agenda ini diprediksi akan menarik ribuan pengunjung.

    Selain memberikan informasi lengkap mengenai acara-acara yang berlangsung, artikel ini juga akan menyajikan panduan penting mengenai rute alternatif untuk membantu Anda menghindari kemacetan dan tetap dapat menikmati berbagai event menarik ini.

    4 Acara di GBK Jakarta 26-27 Juni 2025

    Pada tanggal 26 dan 27 Juni 2025, GBK akan menjadi saksi bisu beragam acara yang menjanjikan pengalaman berbeda bagi setiap pengunjung. Berikut adalah detail lengkapnya:

    1. The 9th Edition of Mommy N’Me

    JICC
    27-29 Juni 2025

    Pameran ini telah menjadi ikon bagi para ibu dan anak di Indonesia. “The 9th Edition of Mommy N’Me” akan menghadirkan berbagai produk dan layanan terkini untuk ibu hamil, bayi, dan balita.

    Mulai dari perlengkapan bayi inovatif, pakaian anak yang modis, mainan edukatif, hingga konsultasi kesehatan dan seminar parenting, acara ini adalah surga bagi keluarga modern.

    Pengunjung bisa menemukan penawaran spesial dari berbagai brand ternama, serta mengikuti lokakarya dan talkshow inspiratif seputar tumbuh kembang anak dan kesehatan keluarga. Ini adalah kesempatan bagus untuk mendapatkan diskon, edukasi, dan inspirasi dalam satu tempat.

    2. Piala Menpora 2025: Seleksi Nasional Sepak Takraw

    GBK Arena
    24-26 Juni 2025

    Bagi pecinta olahraga tradisional Indonesia, “Piala Menpora 2025: Seleksi Nasional Sepak Takraw” adalah event yang tak boleh dilewatkan. Sepak takraw, dengan kombinasi akrobatik dan kelincahan, akan memukau penonton di GBK Arena.

    Kompetisi ini bukan hanya ajang adu keterampilan, tetapi juga seleksi ketat untuk mencari bibit-bibit atlet terbaik yang akan mewakili Indonesia di kancah internasional.

    Kehadiran para atlet dari berbagai daerah menjamin pertandingan yang sengit dan penuh semangat. Ini adalah kesempatan untuk menyaksikan langsung bakat-bakat muda dan memberikan dukungan kepada atlet-atlet kebanggaan bangsa.

    3. BSI International Expo 2025

    JICC
    26-29 Juni 2025

    “BSI International Expo 2025” merupakan salah satu pameran ekonomi syariah terbesar di Asia Tenggara. Digelar oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), expo ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia serta menarik investasi global.

    Pengunjung akan menemukan berbagai produk dan layanan keuangan syariah, mulai dari perbankan, asuransi, investasi halal, hingga sektor-sektor riil seperti gaya hidup syariah, wisata halal, fesyen muslim, dan kuliner.

    Stadion GBK, kandang Timnas Indonesia dan Persija Jakarta.

    Acara ini juga akan diisi dengan konferensi internasional, forum bisnis, dan networking session yang mempertemukan pelaku industri, investor, dan regulator. Ini adalah platform penting untuk memahami potensi ekonomi syariah Indonesia yang sangat besar.

    4. Invasi Renang Pelajar Jakarta Open 2025

    Stadion Akuatik
    26-29 Juni 2025

    Bakat-bakat muda perenang Jakarta akan berkompetisi di “Invasi Renang Pelajar Jakarta Open 2025” di Stadion Akuatik GBK. Ajang ini menjadi panggung bagi para pelajar untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam berbagai gaya dan kategori renang.

    Selain sebagai kompetisi, event ini juga bertujuan untuk memupuk semangat sportivitas, persahabatan, dan mendorong gaya hidup sehat di kalangan generasi muda.

    Bagi para orang tua dan pendukung, ini adalah kesempatan untuk memberikan semangat dan menyaksikan potensi atlet renang masa depan Indonesia.

    Dengan adanya empat acara besar yang berlangsung bersamaan, kepadatan lalu lintas di sekitar kawasan GBK dan Senayan sangat mungkin terjadi. Untuk menghindari terjebak macet, berikut adalah beberapa strategi dan rute alternatif yang bisa Anda pertimbangkan:

    1. Prioritaskan Transportasi Publik

    MRT Jakarta

    Ini adalah pilihan terbaik dan tercepat. Stasiun MRT terdekat dari GBK adalah Stasiun Senayan dan Stasiun Istora Mandiri. Dari kedua stasiun ini, Anda bisa berjalan kaki singkat menuju lokasi acara. JCC (tempat Mommy N’Me dan BSI International Expo) juga sangat dekat dari Stasiun Senayan.

    TransJakarta

    Banyak koridor TransJakarta melewati area GBK. Gunakan aplikasi peta atau ride-hailing untuk mencari rute TransJakarta terbaik dari lokasi Anda. Halte terdekat antara lain Gelora Bung Karno, Senayan JCC, atau Polda Metro Jaya.

    KRL Commuter Line

    Jika Anda datang dari luar Jakarta, gunakan KRL menuju Stasiun Tanah Abang atau Sudirman, lalu lanjutkan dengan TransJakarta atau MRT.

    2. Manfaatkan Layanan Ride-Hailing (Online Transport)

    Gunakan aplikasi Gojek atau Grab. Anda bisa memesan motor atau mobil. Untuk menghindari kemacetan parah di pintu masuk GBK, pertimbangkan untuk turun di titik yang sedikit jauh dan berjalan kaki.

    Ilustrasi ojol.

    3. Rute Alternatif untuk Kendaraan Pribadi (Jika Terpaksa)

    Dari Arah Selatan (Fatmawati, Cipete, Lebak Bulus)

    Gunakan jalur alternatif melalui Jalan Prapanca Raya – Jalan Wijaya I – Jalan Iskandarsyah Raya – Jalan Sisingamangaraja untuk menghindari kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman bagian bawah. Atau, pertimbangkan memutar melalui SCBD jika ingin menuju pintu gerbang di sisi utara GBK.

    Dari Arah Utara (Harmoni, Kota Tua)

    Jika tidak menggunakan tol, hindari Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin langsung. Pertimbangkan rute via Jalan Asia Afrika (jika tidak ada penutupan) atau Jalan Gatot Subroto dan masuk dari pintu yang lebih jauh.

    Dari Arah Timur (Tebet, Cawang)

    Dari Jalan Gatot Subroto, pertimbangkan untuk langsung masuk ke Jalan Asia Afrika (jika memungkinkan) atau memutar melalui Jalan Tentara Pelajar/Jalan Palmerah Barat jika ingin menuju sisi Barat GBK.

    Dari Arah Barat (Slipi, Palmerah)

    Hindari Jalan Asia Afrika jika terlalu padat. Pertimbangkan Jalan Palmerah Utara/Barat, atau jika menggunakan tol, keluar di Slipi dan cari jalan arteri yang lebih lancar.

    Hindari Persimpangan Utama

    Persimpangan Senayan City, Plaza Senayan, dan flyover Semanggi diprediksi akan sangat padat. Gunakan peta lalu lintas real-time seperti Google Maps atau Waze untuk memantau kondisi jalan.

    4. Parkir Alternatif

    Jika Anda tetap membawa kendaraan pribadi, parkir di dalam GBK akan sangat terbatas. Pertimbangkan untuk parkir di pusat perbelanjaan terdekat (Plaza Senayan, Senayan City, Pacific Place) dan melanjutkan dengan berjalan kaki atau transportasi daring singkat.

    Untuk pengalaman yang nyaman dan bebas stres, perencanaan perjalanan adalah kuncinya. Cek aplikasi lalu lintas real-time sebelum berangkat, pertimbangkan jam sibuk, dan selalu siapkan alternatif transportasi. Ingatlah bahwa puncak kepadatan biasanya terjadi menjelang dan setelah acara berlangsung.

    Dengan persiapan yang matang, Anda bisa menikmati setiap momen di Jakarta dan berbagai event menarik di GBK tanpa terjebak dalam frustrasi kemacetan. Selamat menikmati acara-acara yang disajikan oleh Ibu Kota!***

  • Perjuangan Penumpang KRL Stasiun Nambo Kejar Waktu, kalau Telat Harus Tunggu Sejam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juni 2025

    Perjuangan Penumpang KRL Stasiun Nambo Kejar Waktu, kalau Telat Harus Tunggu Sejam Megapolitan 26 Juni 2025

    Perjuangan Penumpang KRL Stasiun Nambo Kejar Waktu, kalau Telat Harus Tunggu Sejam
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Naik
    KRL
    Commuter Line dari
    Stasiun Nambo
    , Kabupaten Bogor, bukan perkara mudah bagi sejumlah orang. 
    Dede (22), mahasiswa asal Klapanunggal, Kabupaten Bogor harus berangkat pagi setiap hari demi mengejar KRL dari Stasiun Nambo menuju kampusnya di Depok.
    “Kalau kesiangan dikit saja bisa kelabakan. Jadi sekarang saya udah hafal jam pasti keretanya dan selalu pasang alarm dua kali,” ujar Dede saat ditemui
    Kompas.com 
    di Stasiun Nambo, Kamis (26/6/2025).
    Tak seperti stasiun-stasiun lain, Dede bilang, hanya ada satu KRL di Stasiun Nambo setiap satu jam. 
    Kondisi ini membuat para penumpang KRL dari Stasiun Nambo harus ekstra disiplin. Jika terlambat sedikit saja, penumpang mau tak mau menunggu jadwal KRL berikutnya.
    Senada, Adel (23), pengguna rutin KRL dari Stasiun Nambo ke Jakarta Kota menyebut, waktu adalah hal paling krusial bagi penumpang rute ini.
    “Kalau mau naik dari Nambo, harus disiplin. Aku udah biasa siap-siap sejak jam lima kalau ada jadwal pagi. Karena kalau enggak, bisa enggak masuk kuliah,” kata Adel.
    Adel menambahkan, ia juga harus memperhatikan jam pulang karena jadwal kereta dari Jakarta Kota menuju Nambo terbatas. 
    “Jam pulang juga harus dipikirin. Aku selalu cek jadwal terakhir, jangan sampai kelamaan di kampus atau nongkrong, bisa-bisa enggak bisa pulang,” ujarnya.
    Sebelumnya diberitakan, Stasiun Nambo atau yang dijuluki “Rock Bottom” di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, terlihat sepi dari penumpang kereta listrik (KRL) Commuter Line.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Kamis (26/6/2025), hanya segelintir penumpang KRL yang terlihat menunggu kereta di peron, sedangkan sejumlah petugas tampak bersiaga menjalankan tugasnya.
    Di jalur 1, rangkaian KRL tujuan Jakarta Kota terparkir dengan pintu terbuka menanti jadwal keberangkatan.
    Dari dalam gerbong KRL tersebut, beberapa penumpang tampak duduk menunggu kereta berjalan sambil berbincang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Stasiun Nambo Dikepung Kawasan Industri, Penumpang KRL Disambut Bising Mesin
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juni 2025

    Stasiun Nambo Dikepung Kawasan Industri, Penumpang KRL Disambut Bising Mesin Megapolitan 26 Juni 2025

    Stasiun Nambo Dikepung Kawasan Industri, Penumpang KRL Disambut Bising Mesin
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Ada suasana tak biasa jika pengguna
    KRL
    Commuter Line turun di
    Stasiun Nambo
    , Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
    Nambo merupakan stasiun paling ujung yang letaknya persis setelah Stasiun Cibinong. 
    Suasana sekitar stasiun sebenarnya relatif sepi. Stasiun pun tampak lengang penumpang. Selain itu, wilayah sekitar stasiun juga dikelilingi pohon dan rerumputan hijau.
    Namun, di balik kondisi itu, terdengar deru mesin dari kawasan industri yang memekakkan telinga.
    Memang, Stasiun Nambo dikelilingi sejumlah pabrik besar, termasuk industri beton, logistik, hingga manufaktur. Alhasil, suasana sekitar stasiun cenderung bising terutama pada jam-jam sibuk produksi.
    “Kalau pagi sampai sore mah berisik banget, Mas. Apalagi jam 9 ke atas, mesin pabrik udah mulai bunyi terus,” ujar Tisna (45), warga sekitar
    stasiun Nambo
    kepada
    Kompas.com
    Kamis (26/6/2025).
    Tisna mengatakan, suara mesin-mesin pabrik tersebut sudah menjadi hal biasa bagi warga yang tinggal di sekitar jalur rel Stasiun Nambo dan kawasan industri.
    “Kami sih udah biasa, cuma buat orang baru atau penumpang yang turun pertama kali pasti kaget. Apalagi kalau pas musim lembur, malam pun masih kedengeran,” tambah Tisna.
    Hal senada disampaikan Dendi (29), warga yang setiap hari naik KRL dari Stasiun Nambo menuju Jakarta. Menurutnya, atmosfer industri di sekitar stasiun cukup terasa.
    Bahkan, bukan cuma bising, terkadang debu dari truk pengangkut ikut terbawa angin di sekitar stasiun. 
    “Kalau turun pas siang, panasnya nyengat dan suara mesin keras. Kadang ada bau asap atau debu juga dari arah sana,” ujar Dendi sambil menunjuk area belakang stasiun.
    Meski demikian, Dendi mengaku bersyukur karena KRL menjangkau Stasiun Nambo, sehingga sangat membantunya untuk bekerja di Jakarta tanpa perlu mengandalkan kendaraan pribadi.
    “Biar suasananya panas dan bising, ya tetap bersyukur ada KRL dari Nambo. Lumayan, bisa irit ongkos,” katanya.
    Stasiun Nambo sendiri tergolong stasiun kelas III. Selain melayani penumpang, stasiun ini juga dulunya difungsikan sebagai titik distribusi barang dan semen dari pabrik sekitar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.