Produk: KRL

  • Jelang pembangunan “flyover”, Lalin Jalan Latumenten bakal direkayasa

    Jelang pembangunan “flyover”, Lalin Jalan Latumenten bakal direkayasa

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Perhubungan DKI Jakarta bakal merekayasa lalu lintas imbas pembangunan jembatan layang (flyover) di Jalan Latumenten, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Agustus mendatang.

    “Saat ini, kami akan melakukan rapat untuk membahas persiapan rekayasa lalu lintas terkait rencana pembangunan ‘flyover’ di Jalan Latumenten,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat, Edy Sufaat di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, rapat pembahasan rekayasa lalu lintas akan melibatkan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait.

    “Pembahasannya terkait manajemen dan rekayasa lalu lintasnya. Rapatnya dalam waktu dekat ini. Nanti kami akan informasikan hasil pembahasan rapatnya,” kata dia.

    Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, Darwin Ali menuturkan bahwa pihaknya masih menunggu kebijakan pimpinan terkait sosialisasi rencana pembangunan “flyover” di Jalan Latumenten.

    “Kami masih menunggu arahan pimpinan. Saat ini masih dalam proses lelang, dan akan dibahas lebih lanjut di Dinas Bina Marga DKI Jakarta,” kata Darwin.

    Pemprov DKI Jakarta akan membangun “flyover” di Jalan Latumenten, Grogol, Jakarta Barat. Rencananya pembangunan “flyover” sepanjang 380 meter itu dimulai pada Agustus 2025.

    Sebelumnya, Kepala Sub Kelompok Perencanaan dari bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Mahendra pembangunan itu direncanakan sepanjang 380 meter di sisi selatan ke utara Stasiun Grogol.

    Dalam pelaksanaannya, kata dia, “flyover” itu akan dibangun secara tertutup dari akses kendaraan umum seperti Transjakarta, JakLingko hingga kereta commuterline (KRL).

    Dengan demikian, kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, akan melintas lewat sisi atas “flyover”. Sementara akses pejalan kaki dari selatan ke utara, bisa melalui jembatan penyeberangan orang (JPO).

    Di samping itu, pembangunan “flyover” ini akan menghadirkan juga “skywalk” berbayar menggunakan “tap card” seperti Bundaran Hotel Indonesia (HI).

    Untuk informasi, selain di Jalan Latumenten, pembangunan “flyover” juga akan dilakukan di Jalan Makaliwe, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (Jakbar).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jelang pembangunan “flyover”, Lalin Jalan Latumenten bakal direkayasa

    Pembangunan “flyover” di Jalan Latumeten segera disosialisasikan 

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait rencana pembangunan jembatan layang (flyover) di Jalan Latumeten, samping Stasiun Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

    “Sosialisasi kepada masyarakat dalam waktu dekat akan dilaksanakan, sebagaimana kemarin dijanjikan oleh jajaran Dinas Bina Marga DKI Jakarta,” ujar Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto di Jakarta, Kamis.

    Uus menyebutkan, pembangunan “flyover” di Jalan Latumeten itu ditujukan untuk mengatasi kemacetan di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Sosialisasi juga ditujukan agar masyarakat sekitar bisa mengantisipasi dampak pembangunan “flyover” tersebut.

    “Ini proyek strategis nasional dari Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Jakarta Barat khususnya. Yang jelas saya mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi,” katanya.

    Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto. (ANTARA/Risky Syukur)

    Sebelumnya, Kepala Sub Kelompok Perencanaan dari bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Mahendra mengatakan, pembangunan itu direncanakan sepanjang 380 meter di sisi selatan ke utara Stasiun Grogol mulai Agustus mendatang.

    Dalam pelaksanaannya, kata dia, “flyover” itu akan dibangun secara tertutup dari akses kendaraan umum seperti Transjakarta, JakLingko hingga kereta commuterline (KRL).

    Dengan demikian, kendaraan pribadi seperti motor dan mobil akan melintas lewat sisi atas “flyover”. Sementara akses pejalan kaki dari selatan ke utara bisa melalui jembatan penyeberangan orang (JPO).

    Pembangunan “flyover” ini akan menghadirkan juga “skywalk” berbayar menggunakan “tap card” seperti di Bundaran Hotel Indonesia (HI).

    Untuk informasi, selain di Jalan Latumenten, pembangunan “flyover” juga akan dilakukan di Jalan Makaliwe, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KAI Commuter Kejar Pelaku Pelemparan KRL Tanah Abang-Rangkasbitung

    KAI Commuter Kejar Pelaku Pelemparan KRL Tanah Abang-Rangkasbitung

    Jakarta

    Insiden pelemparan batu terhadap rangkaian KRL terjadi lagi. Kali ini terjadi pada rangkaian Commuter Line Tanah Abang-Rangkasbitung. Merespons hal tersebut, KAI Commuter tengah mengejar pelaku pelemaran.

    Kejadian tersebut tepatnya terjadi pada Commuter Line No.1674 hari ini, Rabu (16/7), sekitar pukul 12.15 WIB. Insiden pelemparan ini terjadi di KM 76+5 antara Stasiun Citeras-Rangkasbitung.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus menerangkan akibat pelemparan tersebut, kaca depan kabin Commuter Line pecah. Maka itu, rangkaian Commuter Line No.1674 tersebut diperbaiki di Stasiun Rangkasbitung.

    Di lokasi pelemparan, petugas pengamanan menyisir dan mencari informasi dari warga sekitar atas kejadian tersebut. Dari penyisiran tersebut, petugas belum menemukan orang yang dicurigai melakukan pelemparan dan diduga pelaku langsung kabur setelah melakukan aksinya.

    Selain itu, petugas juga masih di lokasi dan terus melaksanakan patroli serta sosialisasi kepada warga sekitar jalur KA tentang bahaya pelemparan dan tindak vandalisme lainnya terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian.

    “Tidak berhenti di situ, KAI Commuter juga akan mengusut tuntas aksi pelemparan ini dan terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk melakukan investigasi serta menindaklanjuti proses hukumnya,” jelas Joni dalam keterangannya, Rabu (16/7/2025).

    Joni menambahkan bahwa sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, secara tegas dilarang melakukan tindakan yang menghilangkan, merusak, atau menyebabkan rusaknya dan/atau tidak berfungsinya prasarana dan sarana perkeretaapian.

    Selain itu, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab VII tentang kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang, pelaku dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

    Untuk mencegah tindak vandalisme, KAI Commuter secara rutin melakukan edukasi dan sosialisasi anti-vandalisme terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian kepada warga sekitar jalur rel KA serta sekolah-sekolah yang berlokasi dekat jalur rel. Dalam kegiatan tersebut dijelaskan bahwa tindakan vandalisme dapat menyebabkan korban jiwa maupun kerugian material.

    KAI Commuter mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar jalur rel, untuk menjaga keamanan perjalanan kereta dan mendukung penuh gerakan anti-vandalisme ini.

    “KAI Commuter juga berharap peran aktif dari pemerintah setempat, tokoh masyarakat, dan orang tua untuk terus mengedukasi warga dan anak-anaknya agar menjaga keselamatan perjalanan kereta serta tidak melakukan vandalisme,” tutup Joni.

    Lihat juga Video: Kondisi Kaca KRL Baru Jabodetabek Usai Dilempar Batu di Bogor

    (ada/ara)

  • Skywalk Bakal Dibangun di Dekat Stasiun Grogol, Terintegrasi Flyover dan Halte TJ
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juli 2025

    Skywalk Bakal Dibangun di Dekat Stasiun Grogol, Terintegrasi Flyover dan Halte TJ Megapolitan 15 Juli 2025

    Skywalk Bakal Dibangun di Dekat Stasiun Grogol, Terintegrasi Flyover dan Halte TJ
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
    Jakarta
    akan membangun
    skywalk
    berbayar di dekat kawasan
    Stasiun Grogol
    , Jakarta Barat.
    Pembangunan
    skywalk
    ini merupakan bagian dari proyek jalan layang (
    flyover
    ) multiguna jalan Latumenten yang dimulai pada Agustus 2025 mendatang.
    Skywalk
    ini akan dilengkapi sistem
    tap card
    layaknya di Bundaran HI, dan ditujukan untuk memperkuat konektivitas pejalan kaki dengan moda transportasi publik seperti KRL, Transjakarta, dan Jaklingko.
    Skywalk
    tersebut akan berdampingan dengan pembangunan
    flyover
    Latumenten sepanjang 380 meter yang membentang dari sisi selatan ke utara Stasiun Grogol.
    Fasilitas ini juga akan dilengkapi
    halte Transjakarta
    di atas
    flyover
    , sehingga kawasan tersebut akan menjadi titik integrasi transportasi utama di wilayah Jakarta Barat.
    “Bukan hanya
    flyover
    , namun di atasnya juga akan dijadikan tempat halte Transjakarta sehingga nanti multiguna,” kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto, Selasa (15/7/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Proyek ini dikembangkan sebagai program tahun jamak yang ditargetkan selesai pada 2027, dengan nilai anggaran lebih dari Rp 300 miliar.
    Pemerintah daerah mengakui bahwa pembangunan akan menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi proyek.
    “Sudah barang tentu akan membuat kemacetan pada saat proses pelaksanaan, dari mobilitas angkutan proyek,” ujar Uus.
    Karena itu, Dinas Bina Marga diminta melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pengguna jalan agar proses pembangunan dapat berjalan tanpa hambatan sosial.
    Menurut Mahendra, Kepala Subkelompok Perencanaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta,
    skywalk
    akan menjadi fasilitas pelengkap untuk pejalan kaki yang ingin menyeberang dari sisi selatan ke utara kawasan Stasiun Grogol.
    Pejalan kaki yang ingin memanfaatkan
    skywalk
    nantinya harus menggunakan
    tap card,
    seperti skema yang telah diberlakukan di kawasan Bundaran HI.
    Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pedestrian sekaligus mengurangi konflik antara kendaraan dan pejalan kaki.
    Selama proses konstruksi,
    flyover
    akan dibangun secara tertutup, terutama dari jalur transportasi umum seperti Transjakarta, Jaklingko, dan KRL.
    Kendaraan pribadi seperti motor dan mobil akan tetap bisa melintas melalui jalur atas jalan layang tersebut.
    Sementara itu, akses untuk pejalan kaki tetap disediakan melalui Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang akan tetap dibuka selama konstruksi berlangsung.
    Selain di Jalan Latumenten, Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan pembangunan
    flyover
    serupa secara simultan di Jalan Makaliwe, Grogol Petamburan.
    Ini merupakan bagian dari rencana besar pemerintah kota untuk menyelesaikan
    bottleneck
    lalu lintas dan memperluas konektivitas transportasi publik berbasis jalan dan rel di wilayah barat Jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rute KRL Jadi sampai Karawang? Ini Jawabannya

    Rute KRL Jadi sampai Karawang? Ini Jawabannya

    Jakarta

    KAI Commuter menanggapi wacana perpanjangan KRL Commuter Line Jabodetabek hingga ke Karawang. Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan sampai saat ini, pihaknya belum mendapat konfirmasi terkait rencana tersebut dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

    Asdo mengatakan pemerintah melalui Kemenhub yang berwenang untuk membangun infrastruktur perpanjangan KRL hingga Karawang. Infrastruktur yang dimaksud, yakni pembangunan jalan rel hingga elektrifikasi jalur.

    “Infrastruktur ini ya, jalan rel, kemudian pemasangan listrik aliran atas, ya elektrifikasi. Ini adalah menjadi kewenangan dan tugas dari pemerintah ya untuk pelaksanaannya,” kata Asdo dalam konferensi pers, di Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025).

    Asdo menyampaikan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan konfirmasi terkait pembangunan tersebut dimulai. “Nah, ini sampai sekarang kami belum mendapatkan konfirmasi kapan akan dimulainya pembangunan itu,” jelas Asdo.

    Dari catatan detikcom, Menteri Perhubungan (Menhub) era Presiden ke-7 Joko Widodo atau Kabinet Indonesia Maju, Budi Karya Sumadi menargetkan rute KRL bakal diperpanjang sampai Karawang, Jawa Barat (Jabar) pada 2025 atau paling lambat 2026.

    “Jadi kalau yang namanya KRL itu adalah secara makro menjadi satu inisiatif dari pemerintah sebagai contoh yang ke arah barat kita sudah lakukan sampai Rangkasbitung. Karawang bisa tahun depan atau 2026,” kata Budi kepada wartawan usai rapat dengan Komisi V DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024), dikutip dari detikNews.

    Budi menyebut aglomerasi daerah sekitar Jakarta menjadi perhatian pihaknya. Ia juga mencontohkan rute kereta Jogja, Solo hingga Madiun.

    “Sebagai contoh, Jogja-Solo ya sampai Madiun, nanti kita teruskan lagi sampai katakanlah sampai ke Purwokerto ya. Surabaya juga sedang kita lakukan dari Surabaya sampai ke Sidoarjo dan juga ke Mojokerto ya, jadi KRL itu memang menjadi inisiatif untuk kita lakukan,” tutur Budi.

    Tonton juga video “Rutinitas ‘Monster Day’ Para Pejuang Rupiah dari Daerah Penyangga” di sini:

    (kil/kil)

  • Rute KRL Jadi sampai Karawang? Ini Jawabannya

    Rute KRL Jadi sampai Karawang? Ini Jawabannya

    Jakarta

    KAI Commuter menanggapi wacana perpanjangan KRL Commuter Line Jabodetabek hingga ke Karawang. Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan sampai saat ini, pihaknya belum mendapat konfirmasi terkait rencana tersebut dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

    Asdo mengatakan pemerintah melalui Kemenhub yang berwenang untuk membangun infrastruktur perpanjangan KRL hingga Karawang. Infrastruktur yang dimaksud, yakni pembangunan jalan rel hingga elektrifikasi jalur.

    “Infrastruktur ini ya, jalan rel, kemudian pemasangan listrik aliran atas, ya elektrifikasi. Ini adalah menjadi kewenangan dan tugas dari pemerintah ya untuk pelaksanaannya,” kata Asdo dalam konferensi pers, di Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025).

    Asdo menyampaikan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan konfirmasi terkait pembangunan tersebut dimulai. “Nah, ini sampai sekarang kami belum mendapatkan konfirmasi kapan akan dimulainya pembangunan itu,” jelas Asdo.

    Dari catatan detikcom, Menteri Perhubungan (Menhub) era Presiden ke-7 Joko Widodo atau Kabinet Indonesia Maju, Budi Karya Sumadi menargetkan rute KRL bakal diperpanjang sampai Karawang, Jawa Barat (Jabar) pada 2025 atau paling lambat 2026.

    “Jadi kalau yang namanya KRL itu adalah secara makro menjadi satu inisiatif dari pemerintah sebagai contoh yang ke arah barat kita sudah lakukan sampai Rangkasbitung. Karawang bisa tahun depan atau 2026,” kata Budi kepada wartawan usai rapat dengan Komisi V DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024), dikutip dari detikNews.

    Budi menyebut aglomerasi daerah sekitar Jakarta menjadi perhatian pihaknya. Ia juga mencontohkan rute kereta Jogja, Solo hingga Madiun.

    “Sebagai contoh, Jogja-Solo ya sampai Madiun, nanti kita teruskan lagi sampai katakanlah sampai ke Purwokerto ya. Surabaya juga sedang kita lakukan dari Surabaya sampai ke Sidoarjo dan juga ke Mojokerto ya, jadi KRL itu memang menjadi inisiatif untuk kita lakukan,” tutur Budi.

    Tonton juga video “Rutinitas ‘Monster Day’ Para Pejuang Rupiah dari Daerah Penyangga” di sini:

    (kil/kil)

  • KAI Pastikan Kaca KRL Gunakan Tempered Glass, Dirut: Enggak Bisa Pecah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Juli 2025

    KAI Pastikan Kaca KRL Gunakan Tempered Glass, Dirut: Enggak Bisa Pecah Megapolitan 14 Juli 2025

    KAI Pastikan Kaca KRL Gunakan Tempered Glass, Dirut: Enggak Bisa Pecah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyatakan, KAI telah lama mengantisipasi ancaman pelemparan batu terhadap kereta rel listrik (KRL) dengan memasang kaca berkualitas tinggi, yakni
    tempered glass.
    “Sebenarnya KAI maupun KCI itu sudah mengantisipasi dengan kualitas kaca yang lebih baik dengan
    tempered
    ,” ujarnya dalam acara Capaian Kinerja Semester I-2025 di
    Jakarta
    , Senin (14/7/2025).
    Asdo menjelaskan, kaca
    tempered
    dirancang agar tidak mudah pecah saat terkena lemparan batu. Kerusakan maksimal yang terjadi biasanya hanya berupa retakan.
    “Artinya seperti yang di KRL kemarin, itu enggak bisa pecah, hanya retak,” ucapnya.
    Menurut Asdo, daya lempar batu dalam kasus pelemparan KRL di Bogor sebenarnya tidak terlalu kuat. Namun, karena kereta melaju dengan kecepatan tinggi, batu yang dilempar menjadi lebih berbahaya.
    “Itu batu yang dilempar mungkin dengan kekuatan yang biasa, tapi ditawar dengan kecepatan kereta, ini bisa menyebabkan yang sederhana jadi lebih keras. Kurang lebih teorinya seperti itu. Tapi kami sudah mengantisipasi bagaimana kaca itu supaya tidak tembus,” jelasnya.
    Ia menegaskan, pelemparan batu ke arah KRL adalah bentuk kejahatan serius yang berisiko menimbulkan luka bahkan kematian bagi petugas maupun penumpang.
    “Jangan sampai ada lagi pelemparan, bahwa ini tindak kejahatan. Kenapa tindak kejahatan? Karena bisa melukai orang di dalam, baik itu petugas maupun penumpang. Melukai itu bisa membuat cacat, baik cacat sementara, cacat permanen, maupun meninggal dunia,” tuturnya.
    Sebelumnya, KAI Commuter melaporkan terjadinya pelemparan batu terhadap Commuter Line No. 1322 relasi Jakarta Kota–Bogor.
    Insiden terjadi pada Jumat (11/7/2025) pukul 16.05 WIB di lintasan antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, tepatnya di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Anyar, Bogor.
    Akibat kejadian tersebut, kaca pintu kereta terakhir pada rangkaian CLI-125 mengalami retak di sisi kiri.
    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyatakan, KAI telah menindaklanjuti kejadian ini dengan serius.
    Kapolsek Bogor Tengah Komisaris Agustinus Manurung menyebutkan, pelaku pelemparan adalah dua anak yang sedang bermain di sekitar rel kereta api.
    “Sekumpulan anak-anak di sekitar TKP sedang bermain di pinggir rel kereta api dan anak secara iseng melemparkan batu kecil ke arah kereta api yang melintas dari arah Jakarta menuju stasiun Bogor,” ujar Agustinus dalam keterangannya, Minggu (13/7/2025).
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketika Main Batu Bocah di Bogor Buat KRL 3 Hari Tak Beroperasi…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Juli 2025

    Ketika Main Batu Bocah di Bogor Buat KRL 3 Hari Tak Beroperasi… Megapolitan 14 Juli 2025

    Ketika Main Batu Bocah di Bogor Buat KRL 3 Hari Tak Beroperasi…
    Penulis
    BOGOR, KOMPAS.com
    — Rangkaian kereta Commuter Line CLI-125 tak bisa beroperasi selama tiga hari setelah dilempari batu oleh dua bocah di kawasan Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (11/7/2025).
    Insiden terjadi di lintas antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor, tepatnya di sekitar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Pasar Anyar. Akibatnya, kaca pintu kereta bagian belakang mengalami retak di sisi kiri.
    VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus mengatakan, insiden tidak menimbulkan korban jiwa, namun sangat membahayakan keselamatan pengguna maupun petugas.
    “Tidak ada korban dari pengguna atas pelemparan ini,” kata Joni.
    Ia menyebut tindakan ini termasuk vandalisme yang berdampak serius. Rangkaian Commuter Line itu tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena harus melalui proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta.
    “Rangkaian Commuter Line tersebut tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena membutuhkan proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta,” kata Joni.
    Setelah menerima laporan pelemparan, petugas PT KAI segera melakukan penyisiran.
    Pada pukul 17.20 WIB, mereka menemukan dua anak yang diduga pelaku.
    Keduanya mengaku tengah bermain lempar-lemparan batu di pinggir rel dan tak sadar batu mengenai KRL.
    Pukul 17.50 WIB, petugas mendatangi rumah pelaku. Setelah ditelusuri, salah satu anak mengakui bahwa batu yang mengenai kaca KRL dilempar bersama temannya.
    Kedua anak, masing-masing berusia 8 dan 10 tahun, dibawa ke Stasiun Bogor bersama orangtua mereka pada pukul 18.25 WIB.
    Kemudian sekitar pukul 20.45 WIB, mereka diarahkan ke Polsek Bogor Tengah dan ditangani petugas piket Reskrim Aiptu Sugeng.
    Karena masih di bawah umur, perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan.
    Kasi Humas Polresta Bogor Kota, Ipda Eko Agus menyatakan, kedua orangtua anak telah menjalani mediasi dengan pihak PT KAI dan menyatakan siap bertanggung jawab.
    “Telah dilakukan mediasi bersama pihak PT KAI dan keluarga pelaku, dan disepakati bahwa kedua orangtua bersedia bertanggung jawab serta membuat surat pernyataan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Eko, Minggu (13/7/2025).
    Pihak KAI Commuter, melalui Koordinator Keamanan Toto Fajar Prasetyo dan perwakilan COSA, menyepakati penyelesaian non-litigasi.
    Namun, Joni menegaskan bahwa jika perbuatan serupa dilakukan oleh pelaku dewasa, maka langkah hukum akan ditempuh.
    KAI menegaskan bahwa aksi semacam ini sangat membahayakan nyawa penumpang dan tidak bisa ditoleransi.
    KAI juga mengingatkan masyarakat yang tinggal dekat rel agar mengawasi anak-anak dan mendukung gerakan anti-vandalisme terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian.
    “Kami harap masyarakat, termasuk orangtua, bisa meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak,” tutup Joni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penumpang KRL hingga Semester I Tembus 166,4 Juta Orang

    Penumpang KRL hingga Semester I Tembus 166,4 Juta Orang

    Jakarta

    KAI Commuter mencatat kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek berhasil mengangkut penumpang mencapai 166.432.692 orang hingga semester-I 2025. Angka ini naik sebesar 6,13% dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.

    Direkrut Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto sempat mengatakan pihaknya akan mengalami krisis armada pada semester II-2024 dan semester I-2025. Sebab, di tahun 2023, ada 10 trainset memasuki konservasi dan pensiun sehingga tidak dapat beroperasi lagi. Pada 2023, ada 19 trainset yang harus memasuki konservasi.

    “Dan ini benar terjadi, terjadi kekurangan armada, namun kami dari KCI tidak tinggal diam. Artinya kita melakukan berbagai pola operasi. Tentu saja yang pertama safety ya, safety tetap harus kita jaga, namun untuk memenuhi kebutuhan pengguna KRL kita melakukan rekomposisi,” kata Asdo dalam acara konferensi pers, di Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025).

    Asdo menerangkan pihaknya tetap menjaga headway setiap jalur KRL, misalnya headway untuk Bogor Line tetap 3-5 menit, Parung Panjang Line tetap 8-10 menit. Dengan begitu, pengguna KRL tetap mendapatkan kepastian, meskipun kapasitas rangkaian keretanya dikurangi.

    Kendati begitu, pihaknya menambah frekuensi perjalanan mulai 1 Februari 2025. Perjalanan KRL Jabodetabek meningkat menjadi 1.063 perjalanan dari sebelumnya 1.048 perjalanan. Dengan pola operasi ini di tengah kekurangan armada, pengguna KRL tetap meningkat.

    “Di semester pertama di tahun 2023 ini jumlah volumenya 135 juta di tahun 2024 meningkat menjadi 156 juta. Nah di tahun 2025 ini semester-I ini meningkat 6,13% yaitu sebesar 166 juta. Artinya apa? dalam keterbatasan armada, namun dengan pola operasi yang kita tingkatkan yang lebih baik kita tetap bisa mengangkut penumpang lebih tinggi,” terang Asdo.

    Volume penumpang tertinggi terjadi pada 5 Juli 2025 yang mencapai 1,3 juta penumpang. Adapun rata-rata harian pada weekday mencapai 1 juta orang.

    Asdo memperkirakan volume penumpang akan terus meningkat seiring kereta baru diperhatikan. Asdo menyebut kereta baru produksi INKA maupun dari China dapat mengangkut hingga 3.400 orang dalam sekali perjalanan.

    Sementara, untuk KRL Merak pada semester-I 2025, jumlah pengguna mencapai 2.206.671 orang atau naik sebesar 4,77% dibandingkan tahun 2024 yang mencatat 2.106.275 orang. Volume tertinggi terjadi pada 7 April 2025, dengan pengguna menembus angka 17.054 orang.

    Sedangkan KAI Commuter Basoetta mencatat capaian volume pengguna pada semester-I 2025 sebanyak 1.062.363 orang atau rata-rata volume pengguna sebanyak 6-7 ribu orang per hari kerja dan 4-5 ribu orang pada hari libur.

    Tonton juga video “Intip Pola Baru Naik-Turun Penumpang di Stasiun Tanah Abang” di sini:

    (rea/kil)

  • Ketika Main Batu Bocah di Bogor Buat KRL 3 Hari Tak Beroperasi…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Juli 2025

    2 Orangtua Bocah Pelempar Batu ke KRL Baru di Bogor Siap Tanggung Jawab Megapolitan

    Orangtua Bocah Pelempar Batu ke KRL Baru di Bogor Siap Tanggung Jawab
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
     
    Orangtua
    dua bocah yang melempar batu ke arah rangkaian commuter line atau KRL di kawasan Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah,
    Kota Bogor
    siap bertanggung jawab.
    Kasi Humas Polresta Bogor Kota Ipda Eko Agus mengatakan bahwa pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI), petugas keamanan, dan
    orangtua
    bocah sudah mediasi.
    Dalam pertemuan tersebut, kedua orangtua menyatakan kesediaannya untuk bertanggung jawab atas tindakan anak-anak mereka.
    “Telah dilakukan mediasi bersama pihak PT KAI dan keluarga pelaku, dan disepakati bahwa kedua orangtua bersedia bertanggung jawab serta membuat surat pernyataan agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Eko kepada Kompas.com, Minggu (13/7/2025).
    Adapun peristiwa ini terjadi saat sekumpulan anak sedang bermain di pinggir rel kereta, kawasan Cibogor, pada Jumat (11/7/2025).
    Saat KRL melintas dari arah Jakarta menuju Stasiun Bogor, dua bocah melemparkan batu ke arah rangkaian.
    Pukul 17.20 WIB, petugas PT KAI melakukan penyisiran dan berhasil menemukan kedua anak di sekitar lokasi.
    Keduanya mengaku sedang bermain lempar-lemparan dan tanpa sadar melempar ke arah KRL.
    Selanjutnya, pukul 17.50 WIB, petugas mendatangi rumah pelaku.
    Setelah dilakukan penelusuran ulang, sang bocah mengakui bahwa lemparan batu yang mengenai kaca KRL dilakukan bersama temannya.
    Pukul 18.25 WIB, kedua pelaku dan orangtuanya dibawa ke Stasiun Bogor.
    Lalu sekitar pukul 20.45 WIB diarahkan ke Polsek Bogor Tengah dan ditangani oleh petugas piket reskrim Aiptu Sugeng.
    Dua anak yang melakukan pelemparan masing-masing berusia sekitar 8 dan 10 tahun. Keduanya berdomisili di Kelurahan Cibogor.
    Karena pelaku masih di bawah umur, perkara ini diselesaikan secara kekeluargaan.
    Pihak KAI, melalui Koordinator Keamanan Toto Fajar Prasetyo dan perwakilan COSA, menyepakati penyelesaian non-litigasi.
    Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengungkapkan, akibat insiden ini, kaca jendela pintu KRL pecah dan rangkaian tidak dapat beroperasi selama tiga hari.
    Kereta yang terdampak merupakan Commuter Line 1332 relasi Jakarta Kota–Bogor.
    “Rangkaian Commuter Line tersebut tidak dapat beroperasi selama tiga hari karena membutuhkan proses perbaikan dan penggantian kaca pintu kereta,” kata Joni dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025).
    Ia menegaskan bahwa
    pelemparan batu
    ke arah kereta adalah tindakan membahayakan dan masuk dalam kategori vandalisme.
    Meski dalam kasus ini pelaku masih anak-anak, KAI menegaskan akan tetap memproses tindakan serupa secara hukum apabila dilakukan oleh pelaku dewasa.
    KAI menyebut perusakan terhadap sarana publik seperti kereta api bisa membahayakan nyawa penumpang.
    “Kami sangat menyesalkan aksi pelemparan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal di lintas antara Stasiun Cilebut–Bogor. Ini tindakan yang sangat membahayakan,” ujar Joni.
    Ia menambahkan bahwa langkah hukum penting dilakukan untuk memberi efek jera dan membangun kesadaran bahwa aksi vandalisme bukan hanya melanggar hukum, tapi juga membahayakan keselamatan.
    “Kami harap masyarakat, termasuk orang tua, bisa meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, khususnya yang tinggal di dekat jalur kereta api,” tutup Joni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.