Produk: KRL

  • Apartemen, Rusun, dan Flat Jadi Solusi Realistis Punya Rumah di Jakarta

    Apartemen, Rusun, dan Flat Jadi Solusi Realistis Punya Rumah di Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan hunian vertikal seperti apartemen, rumah susun, hingga flat menjadi solusi paling realistis untuk menekan biaya kepemilikan properti di tengah tingginya harga tanah yang melonjak dari tahun ke tahun.

    Principal arsitek dari Nimara Architects Rabani Kusuma Putra mengatakan persoalan hunian yang paling mahal saat ini bukan bangunannya, melainkan tanahnya. Dengan konsep vertikal, beban harga tanah bisa dibagi ke banyak kepala, sehingga harga hunian jadi relatif lebih terjangkau.

    Dia menjelaskan fenomena ini sudah lazim terjadi di negara-negara maju seperti Singapura, di mana apartemen menjadi bentuk hunian umum. Namun, di Indonesia masih banyak masyarakat yang beranggapan memiliki tanah sendiri adalah simbol kesuksesan, sehingga hunian vertikal belum sepenuhnya diminati.

    “Padahal, memilih rumah tapak dengan harga murah di pinggiran kota juga memiliki konsekuensi lain. Mobilitas ke pusat ekonomi atau perkantoran bisa memakan waktu sangat panjang,” ujarnya kepada Bisnis dikutip Minggu (7/9/2025).

    Hal ini, lanjutnya, menyebabkan kualitas hidup masyarakat menjadi kurang baik. Berangkat subuh, pulang larut malam sehingga waktu istirahat berkurang.

    Dia menilai perlu adanya perubahan paradigma, khususnya untuk generasi muda yang mulai mencari hunian pertama. Hunian vertikal di pusat kota bisa ditawarkan dengan unit berukuran lebih compact, harga terjangkau, namun tetap nyaman untuk dihuni. 

    Bahkan konsep kos modern yang dibuat vertikal bisa menjadi pilihan karena fleksibel untuk dihuni sendiri atau disewakan kembali.

    Selain faktor harga, lanjutnya, desain bangunan juga dinilai menjadi kunci penting dalam menarik minat pasar. Hunian dengan desain menarik, pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, serta ruang komunal untuk interaksi sosial akan memiliki nilai lebih, meski dibangun dengan biaya relatif murah.

    “Generasi muda sekarang tidak hanya mencari tempat tinggal, tapi juga lingkungan hidup yang sehat dan punya ekosistem. Developer jangan hanya mengejar keuntungan, tapi juga harus menghadirkan aspek keamanan, kenyamanan, serta ruang interaksi bagi penghuni,” tegasnya.

    Sekretaris Jenderal. Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Adriadi Dimastanto menuturkan tantangan utama dalam penyediaan hunian terjangkau di perkotaan bukan sekadar soal harga rumah, tetapi juga lokasi. 

    Banyak program rumah murah yang sudah digulirkan pemerintah seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena lokasinya jauh dari pusat aktivitas ekonomi. 

    Akibatnya, masyarakat harus menanggung biaya transportasi tinggi dan waktu perjalanan yang panjang.

    “Yang dibutuhkan masyarakat sebenarnya adalah hunian murah di pusat kota atau dekat dengan tempat bekerja. Commuting 1–2 jam sekali jalan, total bisa 4 jam per hari, jelas tidak sehat,” ujarnya.

    Namun, harga tanah di pusat kota yang sangat mahal membuat penyediaan hunian murah sulit dilakukan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dinilai perlu memanfaatkan aset negara yang belum optimal, melalui konsep pembangunan vertikal.

    Hunian di atas Aset Negara

    Menurutnya, Jakarta sudah mulai menjajaki konsep revitalisasi aset pemerintah. Contohnya, pembangunan hunian di atas pasar, sekolah, atau kantor kecamatan.

    “Bawahnya pasar, atasnya hunian. Bawahnya kantor kecamatan, atasnya hunian. Dengan begitu, tidak perlu lagi biaya besar untuk pengadaan lahan,” jelasnya.

    Skema ini dinilai bisa menjawab kebutuhan rumah murah di pusat kota, terutama jika dikaitkan dengan target ambisius pemerintah membangun 3 juta rumah. 

    Namun, lanjutnya, tantangan yang ada bukan hanya jumlah, melainkan juga lokasi hunian yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

    Selain revitalisasi aset negara, pembangunan berbasis Transit Oriented Development (TOD) juga dipandang sebagai solusi. TOD menekankan pembangunan hunian di dekat titik-titik transit seperti stasiun KRL, sehingga masyarakat bisa menghemat waktu dan biaya transportasi.

    “Fokus TOD sebaiknya diarahkan untuk hunian murah terlebih dahulu. Memang tetap perlu ada komersialnya, karena sektor swasta tentu membutuhkan return yang menarik. Jadi bisa ada kombinasi hunian murah dengan pengembangan komersial di sekitarnya,” katanya.

    Meski demikian, tantangan besar tetap ada, kepemilikan lahan. Sebagian besar lahan di sekitar titik transit sudah dikuasai oleh perorangan. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan pemetaan atau mapping yang kuat untuk mengetahui lahan negara, BUMN, atau BUMD mana saja yang masih potensial dimanfaatkan.

  • Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 September 2025

    Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi Regional 7 September 2025

    Perjuangan Syahrizal Fahru Rosyid, Pustakawan Lebak yang Tempuh 6 Jam Setiap Hari demi Jaga Akses Literasi
    Tim Redaksi
    LEBAK, KOMPAS.com –
    Suasana Perpustakaan Saidjah Adinda Rangkasbitung siang itu terasa tenang. Di antara suara pelan lembaran buku yang dibalik dan langkah ringan pengunjung, tampak seorang pustakawan muda sibuk menata buku-buku yang baru dikembalikan.
    Dia adalah Syahrizal Fahru Rosyid (30), sosok di balik pelayanan koleksi di perpustakaan kebanggaan Kabupaten Lebak, Banten.
    Dengan senyum ramah, Rizal—sapaan akrabnya—membagikan kisah perjalanan hidup dan pengabdiannya sebagai pustakawan.
    Sejak kecil, Rizal sudah akrab dengan buku, namun bukan dari perpustakaan, melainkan dari hadiah orang tuanya.
    “Waktu SD enggak ada perpustakaan, SMP ada tapi enggak difungsikan. Guru pun nggak pernah mengarahkan murid untuk berkunjung,” kenang Rizal saat ditemui di Perpustakaan Saidjah Adinda, Kamis (4/9/2025).
    Ketertarikannya pada dunia literasi baru tumbuh serius saat kuliah.
    Ia memilih Ilmu Perpustakaan di Universitas Diponegoro, pilihan yang jarang diambil teman seangkatannya.
    “Menurut saya, semua pekerjaan pasti ada bidang ilmunya. Kalau ada jurusannya berarti pasti ada prospek kerjanya,” ujarnya.
    Sejak 2019, Rizal menjadi pustakawan honorer di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak.
    Meski telah kembali ke tanah kelahiran, ia tinggal di Cakung, Jakarta Timur, bersama istri dan anaknya.
    Setiap hari, ia menempuh perjalanan sekitar 6 jam pulang-pergi menggunakan KRL, berangkat pukul 04.30 pagi dan tiba kembali di rumah sekitar pukul 20.00 malam.
    “Capek itu pasti, enam jam di perjalanan. Tapi saya sudah memilih jalannya, jadi ya dijalani saja,” ujarnya.
    Meski melelahkan, Rizal tetap konsisten. Baginya, akses bacaan masyarakat Lebak jauh lebih penting daripada kenyamanan pribadi.
    Selama bertahun-tahun, Rizal harus bertahan dengan gaji honorer yang terbatas, bahkan kerap tidak cukup untuk menutupi biaya transportasi harian.
    “Ya namanya honorer, gajinya terbatas. Kalau dihitung-hitung, ongkos perjalanan sehari-hari cukup besar juga. Tapi karena sudah jalan yang dipilih, ya dinikmati saja,” tuturnya.
    Namun, semangatnya tak pernah surut. Ia dua kali lolos sertifikasi pustakawan, bahkan meraih penghargaan Pustakawan Terbaik Provinsi Banten. Sejak 2023, ia akhirnya berstatus ASN PPPK.
    Di perpustakaan, Rizal menangani hampir semua layanan: mulai dari katalogisasi, klasifikasi, hingga membantu pengunjung mencari koleksi melalui sistem otomasi.
    Bagian yang paling ia sukai adalah interaksi dengan pengunjung.
    “Kalau masyarakat datang, kita harus bisa memahami kebutuhan informasinya. Tugas pustakawan bukan hanya menyimpan buku, tapi juga memastikan buku itu sampai ke pembaca yang tepat,” tegasnya.
    Menurut Rizal, jumlah pustakawan di Lebak masih belum ideal. Ia berharap ada formasi CPNS dan PPPK lebih banyak untuk lulusan Ilmu Perpustakaan.
    “Perpustakaan itu sama pentingnya seperti sekolah atau rumah sakit. Kalau sekolah butuh guru, rumah sakit butuh dokter, maka perpustakaan juga butuh pustakawan,” katanya.
    Rizal melihat bahwa minat baca masyarakat sebenarnya tinggi, tetapi aksesnya masih terbatas, terutama di sekolah-sekolah.
    “Jadi bukan minatnya yang rendah, tapi akses bukunya yang masih kurang,” ujarnya.
    Perpustakaan Saidjah Adinda sendiri kini memiliki lebih dari 20.000 judul buku, dengan total 40.000 eksemplar.
    Koleksinya beragam: dari buku agama, sejarah, novel, hingga referensi akademik.
    Fasilitasnya mencakup ruang baca anak, audio visual, dan layanan perpustakaan keliling yang menjangkau desa-desa.
    Rata-rata, 1.000 pengunjung datang setiap bulan, tak hanya dari Lebak, tapi juga dari Tangerang, Serang, dan daerah lainnya.
    Bagi Rizal, keberhasilan perpustakaan bukan diukur dari jumlah koleksi atau kunjungan semata, tapi dampaknya pada generasi muda.
    “Saya ingin anak-anak Lebak merasakan fungsi perpustakaan sejak kecil. Kalau saya dulu baru mengenalnya saat kuliah,” katanya.
    Ia berharap perpustakaan bisa menjadi ruang aman, tempat belajar, dan sumber inspirasi, bukan sekadar tempat meminjam buku.
    “Harapan saya, semakin banyak anak-anak yang gemar membaca. Karena dari situlah masa depan mereka bisa terbuka,” ucapnya.
    Kini, di antara rak-rak buku yang hening, Rizal tetap teguh mengabdi. Bagi dia, menjadi pustakawan bukan sekadar pekerjaan, tetapi panggilan untuk menjaga nyala api literasi di tanah kelahirannya.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aturan Ganjil Genap Jakarta Tidak Berlaku Saat Akhir Pekan, Minggu 7 September 2025 – Page 3

    Aturan Ganjil Genap Jakarta Tidak Berlaku Saat Akhir Pekan, Minggu 7 September 2025 – Page 3

    Minggu (7/9/2025) menjadi hari yang lebih fleksibel bagi pengendara karena aturan ganjil genap tidak diberlakukan. Semua kendaraan bebas melintas tanpa batasan nomor pelat.

    Namun, meningkatnya mobilitas di akhir pekan tetap bisa menimbulkan kepadatan lalu lintas. Agar perjalanan tetap nyaman, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Berikut tipsnya:

    1. Rencanakan aktivitas lebih awal

    Berangkat di pagi hari bisa membantu menghindari kemacetan yang biasanya meningkat menjelang siang hingga malam.

    2. Gunakan aplikasi peta digital

    Aplikasi navigasi real time dapat membantu memilih jalur alternatif ketika jalan utama mulai padat.

    3. Hindari lokasi ramai di jam sibuk

    Pusat perbelanjaan, tempat wisata, dan kawasan kuliner sering penuh pada sore hingga malam hari. Pilih waktu kunjungan yang lebih lengang agar lebih nyaman.

    4. Pertimbangkan naik transportasi umum

    MRT, LRT, KRL, atau bus bisa menjadi solusi praktis untuk bepergian ke pusat keramaian tanpa perlu khawatir mencari parkir.

    5. Pastikan kendaraan dalam kondisi siap jalan

    Periksa tekanan ban, bahan bakar, dan fungsi lampu. Hal ini penting, terutama jika bepergian jarak jauh.

    6. Siapkan waktu tambahan untuk perjalanan keluar kota

    Minggu sering dimanfaatkan untuk rekreasi keluarga ke luar kota. Berangkat lebih awal bisa mengurangi risiko terjebak antrean di tol.

    7. Utamakan keselamatan dan kenyamanan

    Kendati tanpa aturan ganjil genap, tetaplah tertib, jaga jarak aman, dan hindari manuver berbahaya di jalan.

    Kelonggaran tanpa ganjil genap pada Minggu ini sebaiknya dimanfaatkan dengan bijak. Dengan perencanaan perjalanan yang tepat, akhir pekan bisa terasa lebih menyenangkan, lancar, dan aman tanpa harus terhambat oleh kemacetan.

  • Ada Maulid Nabi di Monas, Pengguna KRL Disarankan Turun di Stasiun Alternatif
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 September 2025

    Ada Maulid Nabi di Monas, Pengguna KRL Disarankan Turun di Stasiun Alternatif Megapolitan 6 September 2025

    Ada Maulid Nabi di Monas, Pengguna KRL Disarankan Turun di Stasiun Alternatif
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – PT KAI mengimbau pengguna KRL Commuter Line untuk tidak naik atau turun di Stasiun Juanda dan Gondangdia mulai Sabtu (6/9/2025) sore.
    Imbauan ini terkait dengan acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertajuk “Jakarta Bershalawat” yang digelar di kawasan Monas pukul 18.00 WIB.
    “KAI Commuter mengimbau untuk mencari stasiun alternatif lainnya sebagai stasiun untuk naik dan turun,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, dalam keterangannya, Sabtu.
    Joni menjelaskan, kedua stasiun tersebut diprediksi akan dipadati pengunjung yang datang maupun pulang dari acara keagamaan itu.
    Karena itu, penumpang diminta memanfaatkan stasiun alternatif.
    Untuk relasi Jakarta Kota–Bogor, penumpang dapat memilih Stasiun Sawah Besar dan Stasiun Cikini.
    Pada relasi Cikarang bisa menggunakan Stasiun Sudirman atau BNI City.
    “Sementara untuk lintas Tangerang adalah Stasiun Duri dan lintas Rangkasbitung adalah Stasiun Tanah Abang,” ujar Joni.
    Ia menambahkan, pengguna bisa menyesuaikan pilihan stasiun alternatif tersebut untuk mengurangi risiko kepadatan saat menuju maupun kembali dari lokasi acara.
    Tak hanya itu, KAI Commuter juga menyiagakan tambahan 41 personel di stasiun-stasiun sekitar Monas.
    “Petugas juga akan melakukan penyekatan di hall stasiun untuk membatasi kepadatan di peron serta memastikan keamanan dan keselamatan pengguna Commuter Line,” jelas Joni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kantor Lokataru dan Rumah Delpedro Digeledah, Tim Advokasi Sebut Deodorant Sempat Mau Disita – Page 3

    Kantor Lokataru dan Rumah Delpedro Digeledah, Tim Advokasi Sebut Deodorant Sempat Mau Disita – Page 3

    Saat timnya masuk ke dalam, barang-barang sudah di lantai. Suasana sempat memanas karena penyidik enggan menunjukkan detail barang yang dibawa.

    “Kami mau transparansi. Apa yang penyidik bawa kami mencatat hal itu. Awalnya tak mau, tapi ujung-ujungnya karena kami memaksa, tidak boleh ada barang yang keluar dari rumah ini tidak kami catat seperti itu. Ya akhirnya barang barang (dibawa),” ujar Fian.

    Adapun barang-barang yang dibawa seperti buku, spanduk riset, kartu BPJS, kartu KRL hingga deodorant. Fian heran item barang yang diangkut karena dirasa tidak ada kaitannya.

    “Ada buku, ada spanduk pelucuran riset, ada kartu BPJS, ada kartu KRL. Jadi awalnya mau sampai ke celana dalam, sampai ke deodorant. Dari proses itu menurut, kami menilai mau dicari-cari karena sejak awal menurut kami ini dipaksakan tanpa bukti permulaan yang cukup,” ujar dia

  • Ada Maulid Nabi di Monas, Penumpang Diminta Turun di Stasiun Alternatif

    Ada Maulid Nabi di Monas, Penumpang Diminta Turun di Stasiun Alternatif

    Bisnis.com, JAKARTA — VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengimbau masyarakat yang akan menggunakan KRL menuju acara Maulid Nabi di kawasan Monas maupun tujuan lainnya, untuk memilih stasiun alternatif. 

    Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Doa Bersama di Jakarta berpusat di kawasan Monas pada Sabtu sore, (6/9/2025). Joni memperkirakan tingginya antusiasme masyarakat yang akan hadir ke lokasi kegiatan ini menggunakan Commuter Line.  

    Untuk itu, KAI Commuter mengambil langkah-langkah yang diperlukan, terutama untuk menjaga keselamatan dan keamanan para penggunanya. KAI Commuter juga akan mengoperasikan sebanyak 1.063 perjalanan Commuter Line Jabodetabek sebagai langkah antisipasi.  

    “Hal ini dikarenakan Commuter Line diperkirakan akan lebih banyak digunakan oleh masyarakat, mengingat lokasi stasiun yang dekat dengan tempat kegiatan,” jelas Joni dalam keterangan resmi, Sabtu (6/9/2025). 

    Adapun, stasiun Juanda dan Gondangdia yang berlokasi di sekitar kawasan Monas diperkirakan menjadi stasiun tujuan untuk menuju lokasi kegiatan dan sebagai stasiun keberangkatan pengguna usai kegiatan tersebut. Untuk itu KAI Commuter mengimbau untuk mencari stasiun alternatif lainnya sebagai stasiun untuk naik dan turun.

    Stasiun Sawah Besar dan Cikini sebagai stasiun alternatif untuk lintas Bogor, sedangkan untuk stasiun alternatif dari lintas Cikarang adalah Stasiun Sudirman dan BNI City. 

    Sementara itu untuk lintas Tangerang adalah Stasiun Duri dan lintas Rangkasbitung adalah Stasiun Tanah Abang. Pengguna bisa memilih stasiun tersebut sebagai stasiun alternatif untuk naik dan turun menuju atau dari lokasi kegiatan.

    Untuk antisipasi keramaian pengguna, KAI Commuter juga menambah 41 personel layanan di stasiun-stasiun sekitar lokasi kegiatan. Di Stasiun Juanda, menyiagakan 24 petugas dan di Stasiun Gondangdia sebanyak 17 petugas.

    “Petugas juga akan melakukan penyekatan di hall stasiun untuk membatasi kepadatan di peron serta memastikan keamanan dan keselamatan pengguna Commuter Line,” tambah Joni.

    KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan, serta selalu ikuti arahan petugas di stasiun. Bagi pengguna yang menunggu di area peron, diminta untuk mendahulukan penumpang yang akan keluar, tidak melewati garis aman, dan menghindari menghalangi penumpang yang keluar dari Commuter Line.

    “KAI Commuter juga mengimbau masyarakat untuk selalu menjadi pengguna yang tertib demi keselamatan bersama serta selalu menjaga fasilitas umum,” tutup Joni.

    Adapun, angkutan umum massa KRL menjadi pilihan utama masyarakat dalam beraktivitas. 

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta di Jawa dan non-Jawa termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, yang berangkat pada bulan Juli 2025 sebanyak 50,1 juta orang atau naik 9,85% dibanding bulan sebelumnya. 

    Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter), yaitu sebanyak 31,4 juta orang atau 62,67% dari total penumpang angkutan kereta. 

  • Akhir Pekan Tanpa Ganjil Genap Jakarta Sabtu 6 September 2025, Semua Bebas Melintas – Page 3

    Akhir Pekan Tanpa Ganjil Genap Jakarta Sabtu 6 September 2025, Semua Bebas Melintas – Page 3

    Tidak diberlakukannya ganjil genap pada Sabtu (6/9/202), membuat mobilitas masyarakat terasa lebih bebas. Kendaraan dengan pelat nomor berapa pun bisa melintas tanpa khawatir terkena tilang.

    Meski begitu, kebebasan ini sering diikuti dengan meningkatnya volume kendaraan di jalan. Agar perjalanan tetap nyaman, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

    1. Rencanakan waktu berangkat lebih fleksibel

    Meski tidak ada pembatasan jam ganjil genap, kepadatan lalu lintas tetap bisa terjadi di jam-jam sibuk, terutama siang hingga malam. Mengatur jadwal sejak pagi bisa mengurangi risiko terjebak macet.

    2. Pilih jalur alternatif untuk menghindari titik padat

    Akses menuju pusat belanja, kawasan wisata, atau pintu tol biasanya lebih ramai di akhir pekan. Gunakan aplikasi navigasi digital untuk mencari rute lain yang lebih lancar.

    3. Pertimbangkan transportasi umum

    Bila tujuan berada di pusat keramaian, transportasi massal seperti MRT, LRT, KRL, atau bus bisa menjadi pilihan lebih praktis dibanding kendaraan pribadi.

    4. Siapkan kendaraan sebelum bepergian

    Periksa tekanan ban, bahan bakar, oli, serta kelengkapan surat-surat. Dengan kondisi kendaraan yang prima, perjalanan jauh sekalipun tetap aman.

    5. Manfaatkan carpooling untuk perjalanan bersama

    Jika bepergian dengan keluarga atau teman, berbagi kendaraan bisa menghemat biaya sekaligus membantu mengurangi kepadatan jalan.

    6. Antisipasi waktu ekstra untuk perjalanan keluar kota

    Libur akhir pekan kerap dimanfaatkan untuk rekreasi singkat ke luar kota. Berangkat lebih awal dapat membantu menghindari antrean panjang di tol atau jalur wisata.

    7. Tetap utamakan etika dan keselamatan berkendara

    Jangan sampai suasana liburan membuat lengah. Taat rambu lalu lintas, jaga jarak aman, dan hindari berkendara ugal-ugalan.

    Kelonggaran tanpa ganjil genap pada Sabtu ini memang memberi kebebasan lebih besar, tetapi tetap perlu diimbangi dengan persiapan matang. Dengan begitu, akhir pekan bisa dinikmati tanpa harus terganggu oleh kemacetan atau masalah di jalan.

  • Tak Ada Ganjil Genap Jakarta Jelang Akhir Pekan Jumat 5 September 2025 Saat Libur Maulid Nabi Muhammad SAW – Page 3

    Tak Ada Ganjil Genap Jakarta Jelang Akhir Pekan Jumat 5 September 2025 Saat Libur Maulid Nabi Muhammad SAW – Page 3

    Libur nasional yang jatuh pada Jumat (5/9/2025), membuat aturan ganjil genap tidak diberlakukan. Semua kendaraan bermotor, baik berpelat genap maupun ganjil, bebas melintas tanpa pembatasan waktu maupun jalur.

    Meski begitu, lonjakan mobilitas masyarakat di tanggal merah kerap memunculkan kepadatan lalu lintas. Untuk itu, ada beberapa tips sederhana agar perjalanan tetap nyaman:

    1. Rencanakan perjalanan sejak pagi

    Mengawali perjalanan lebih awal bisa membantu menghindari kemacetan yang biasanya meningkat menjelang siang hingga sore hari.

    2. Periksa kondisi kendaraan

    Pastikan rem, ban, lampu, dan bahan bakar dalam kondisi siap. Hal ini penting jika perjalanan dilakukan ke luar kota atau melewati jalur yang padat.

    3. Hindari titik keramaian di jam puncak

    Lokasi wisata, pusat belanja, dan ruang publik sering penuh di siang hingga malam hari. Pilih waktu kunjungan yang lebih sepi untuk kenyamanan.

    4. Pertimbangkan menggunakan transportasi umum

    MRT, LRT, KRL, dan bus bisa jadi opsi praktis untuk menuju kawasan yang rawan macet atau sulit parkir.

    5. Gunakan aplikasi navigasi digital

    Aplikasi peta real time membantu menemukan rute alternatif sekaligus memantau kondisi jalan terkini.

    6. Siapkan waktu tambahan untuk perjalanan keluar kota

    Tanggal merah kerap dimanfaatkan untuk mudik singkat atau rekreasi keluarga. Berangkat lebih awal bisa mengurangi risiko terjebak antrean panjang di jalan tol.

    7. Jaga etika dan keselamatan berkendara

    Meskipun bebas dari ganjil genap, tetaplah berkendara dengan tertib, patuhi rambu lalu lintas, dan utamakan keselamatan diri serta orang lain.

    Kelonggaran aturan ganjil genap pada Jumat (5/9/2025) memang memberikan ruang gerak lebih leluasa. Namun, kebebasan ini sebaiknya tidak membuat lengah.

    Dengan perencanaan yang baik, perjalanan di hari libur panjang bisa berjalan lancar, aman, dan tetap menyenangkan.

  • Ketentuan Ganjil Genap Jakarta Kamis 4 September 2025, Jangan Sampai Salah Atur Perjalanan! – Page 3

    Ketentuan Ganjil Genap Jakarta Kamis 4 September 2025, Jangan Sampai Salah Atur Perjalanan! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Rutinitas lalu lintas di hari kerja kembali diatur melalui penerapan kebijakan ganjil genap Jakarta.

    Pada Kamis (4/9/2025), sistem pembatasan kendaraan pribadi ini berlaku dengan ketentuan bahwa kendaraan berpelat nomor akhir genap yakni 0, 2, 4, 6, dan 8 dapat melintas sesuai aturan, sementara kendaraan berpelat ganjil yaitu 1, 3, 5, 7, dan 9 perlu menyesuaikan perjalanan.

    Seperti sebelumnya, ganjil genap di Jakarta berlaku setiap hari kerja, Senin hingga Jumat, pada dua periode waktu tertentu, yakni pukul 06.00–10.00 WIB di pagi hari serta pukul 16.00–21.00 WIB di sore hingga malam.

    Kebijakan ini dirancang bukan sekadar untuk membatasi kendaraan, melainkan juga mengurangi kepadatan lalu lintas yang sering memuncak di tengah pekan.

    Dengan adanya pembatasan, arus kendaraan diharapkan lebih terkendali, dan masyarakat semakin terdorong untuk memanfaatkan transportasi umum. Secara tidak langsung, hal ini juga membantu menekan emisi gas buang dari kendaraan bermotor yang berkontribusi pada kualitas udara.

    Sebab jangan lupa, aturan ganjil genap Jakarta hanya berlaku saat hari kerja Senin sampai Jumat dan tidak berlaku ketika akhir pekan Sabtu Minggu serta tanggal merah hari libur nasional.

    Peraturan ganjil genap di Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Pergub Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap.

    Pelanggaran terhadap kebijakan ganjil genap dapat dikenai sanksi berdasarkan Pasal 287 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Ancaman hukuman berupa denda maksimal Rp 500.000 atau kurungan paling lama dua bulan tetap berlaku, termasuk bila pelanggaran terdeteksi oleh kamera pengawas yang tersebar di sejumlah titik.

    Selain itu, juga terdapat acuan dari Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 26 Tahun 2022 dan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 46 Tahun 2022, yang semuanya menjadi dasar hukum pelaksanaan pengendalian lalu lintas di wilayah Jakarta.

    Keberadaan sistem pemantauan berbasis kamera pengawas elektronik atau kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan tilang elektronik menjadikan pelanggaran ini mudah terdeteksi.

    Bagi pengendara yang pelat nomornya tidak sesuai dengan tanggal kalender, ada beberapa opsi yang bisa dipilih. Salah satunya adalah mengatur jadwal perjalanan di luar jam pemberlakuan, baik lebih awal di pagi hari atau menunggu setelah malam.

    Alternatif lainnya adalah menggunakan moda transportasi umum yang kini semakin berkembang, mulai dari MRT, LRT, KRL, hingga layanan bus yang terintegrasi.

    Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, berdasarkan data kinerja lalu lintas terungkap ada peningkatan volume lalu lintas hingga 6,25%. Hal ini yang menjadi alasan Pemprov DKI melakukan penambahan ganjil genap menjadi 25 ruas jalan yang mulai berlaku…

  • Makin Banyak Warga Lalu Lalang Naik Angkutan Kereta, Ini Buktinya

    Makin Banyak Warga Lalu Lalang Naik Angkutan Kereta, Ini Buktinya

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) semakin sering naik kereta sebagai pilihan transportasi umum, baik Commuter Line/KRL, LRT, maupun MRT. 

    Hal tersebut tercermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), di mana jumlah penumpang kereta di Jawa dan non-Jawa termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, yang berangkat pada Juli 2025 mencapai 50,1 juta orang atau naik 9,85% dibanding bulan sebelumnya (month to month/MtM).

    “Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju [commuter], yaitu sebanyak 31,4 juta orang atau 62,67% dari total penumpang angkutan kereta,” tulis BPS dalam laporannya, dikutip pada Rabu (3/9/2025). 

    Peningkatan jumlah penumpang terjadi di wilayah/rute komuter Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh masing-masing naik 11,33% MtM, 0,85%, 6,26%, 20,67%, 14,55%, dan 4,56%. 

    Secara bulanan, peningkatan tertinggi terjadi pada layanan MRT dengan jumlah penumpang melonjak dari 3,6 juta orang pada Juni 2025 menjadi 4,35 juta orang pada Juli 2025. 

    Sebaliknya di wilayah/rute non-Jawa justru mengalami penurunan penumpang sebesar 1,36% MtM, atau dari 655.000 orang pada Juni 2025 menjadi 646.100 orang pada Juli 2025. 

    Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta selama Januari–Juli 2025 mencapai 311,9 juta orang atau naik 9,35% dibanding periode yang sama tahun 2024 (year on year/YoY).

    Peningkatan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah/rute komuter Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, non-Jawa, kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh masing-masing naik sebesar 6,11% YoY, 9,77%, 13,01%, 18,02%, 15,77%, 38,08%, dan 7,02%.

    Dari seluruh perkembangan penumpang angkutan kereta pada Juli 2025, kenaikan jumlah penumpang tertinggi secara MtM maupun YoY berasal dari kereta bandara, MRT, dan LRT. 

    Secara tahunan kumulatif, Januari—Juli, penumpang kereta bandara meningkat sebesar 18,02% dibangindkan tahun lalu yang sebanyak 4,52 juta orang menjadi 5,33 juta orang. 

    Pada periode yang sama, jumlah penumpang MRT mencatat kenaikan dari 21,65 juta orang menjadi 25,06 juta orang atau meningkat 15,77% YoY. 

    Peningkatan tertinggi terjadi pada jumlah penumpang LRT Jabodebek—yang beroperasi sejak 2023—dari 13,8 juta penumpang menjadi 19,06 juta penumpang atau melesat 38,08%.

    Secara umum, dalam kurun waktu dua tahun LRT Jabodebek telah melayani 43.696.661 pengguna. Pada tahun pertama operasional, jumlah pengguna mencapai 16.999.647 orang, lalu meningkat menjadi 26.697.014 orang pada tahun kedua, atau naik 57%.

    Peningkatan juga terlihat dari rata-rata harian, baik hari kerja maupun akhir pekan. Rata-rata harian di hari kerja naik dari 54.640 pengguna di tahun pertama menjadi 90.931 pengguna di tahun kedua, meningkat 66,4%, sedangkan rata-rata harian akhir pekan naik dari 30.842 menjadi 40.599 pengguna, meningkat 31,6%.