Patung Jenderal Sudirman Bakal Dipindahkan ke Dukuh Atas, Tuai Pro dan Kontra Warga
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan pemindahan Patung Jenderal Sudirman dari Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, ke lokasi baru di perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menuturkan pemindahan ini bertujuan agar patung lebih terlihat oleh masyarakat, khususnya ketika lalu lintas padat.
“Patung itu betul-betul akan bisa dinikmati oleh warga Jakarta terutama kalau sedang macet, karena akan nampak menjadi lebih baik dan tentunya itu yang kita atur lebih baik prinsipnya pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” ujar Pramono, Jumat (3/10/2025).
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menambahkan, pemindahan dilakukan seiring pembangunan kawasan
Transit Oriented Development
(TOD) Dukuh Atas yang akan menjadi simpul utama integrasi moda transportasi massal di Jakarta.
“Itu semua akan terkoneksi satu sama lainnya, jadi ini akan memudahkan masyarakat Jakarta dan non Jakarta juga karena ini akan terhubung semuanya,” kata Dudy.
Nantinya, TOD Dukuh Atas akan menghubungkan MRT, LRT, KRL, hingga kereta bandara, sehingga warga tidak perlu keluar gedung untuk berpindah moda transportasi.
Sebagian warga Jakarta mendukung rencana ini, karena posisi patung saat ini dinilai kurang terlihat.
Rizky Widiyanto (30), warga Jakarta Selatan menyatakan setuju dengan pemindahan itu, demi efektivitas Pembangunan kawasan
Transit Oriented Development
(TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
“Demi efektifitas pembangunan, saya setuju Patung Sudirman direlokasi ke tempat yang lebih baik,” ujar Rizky saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
Rizky menyadari beberapa pihak menolak pemindahan, karena menganggap nama Jalan Jenderal Sudirman kehilangan simbolik.
Namun, ia menilai posisi patung saat ini sulit diperhatikan.
“Jujur, saya enggak pernah
engeh
Patung Sudirman di sebelah mana, di depan gedung apa. Kalau mau lihat patungnya, kayaknya harus benar-benar jeli karena itu jalur protokol dan kendaraan cepat,” kata Rizky.
Menurut dia, jika dipindahkan, Patung Sudirman bisa menjadi bagian dari pusat integrasi transportasi umum di Terminal Dukuh Atas.
“Kalau di depan Terminal Dukuh Atas, itu akan menjadi pusat integrasi transportasi umum. Pengguna transportasi dari Jakarta atau luar Jakarta pasti bisa menikmati. Bisa jadi daya tarik turis juga,” kata Rizky.
KOMPAS.com/Lidia Pratama Febrian Patung Jenderal Sudirman Akan Dipindahkan, Warga: Ini Bukan Cuma Patung, Tapi Simbol Jalan Sudirman
Di sisi lain, warga lain menolak pemindahan. Salah satunya adalah Erfanto (27) dari Jakarta Selatan, yang menilai keberadaan patung saat ini sudah tepat sebagai simbol penghormatan bagi sang pahlawan.
“Salah satu pahlawan besar sudah tepat berada di jalan protokol utama,” ujar Erfanto, Sabtu (4/10/2025).
Ia menekankan pentingnya keterkaitan historis antara nama jalan dan lokasi patung serta simbol perjuangan yang tetap hidup di jantung Ibu Kota.
“Keterkaitan historis antara nama dan tempat, serta sebagai simbol semangat perjuangan yang diabadikan di jantung Ibu Kota Indonesia, Jakarta,” kata Erfanto.
“Keberadaannya di tengah Kota Jakarta menggambarkan, meskipun zaman berubah, semangat perjuangan, patriotisme, dan pengabdian terhadap Tanah Air harus tetap hidup di hati setiap warga negara,” tambahnya.
Erfanto menyarankan agar Pemprov DKI menambah patung pahlawan baru di kawasan Dukuh Atas, tanpa memindahkan patung yang sudah ada.
“Selain untuk mengingat jasa pahlawan, bisa juga sebagai edukasi. Rasanya budget pemindahan dan membuat kembali patung tidak berbeda jauh,” ujar Erfanto.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: KRL
-
/data/photo/2025/10/03/68df533626e09.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Patung Jenderal Sudirman Bakal Dipindahkan ke Dukuh Atas, Tuai Pro dan Kontra Warga Megapolitan 5 Oktober 2025
-

Pro Kontra Warga Jakarta soal Pemindahan Patung Jenderal Sudirman
Jakarta –
Wacana pemindahan Patung Jenderal Sudirman ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman menuai pro kontra. Ada warga yang mendukung, namun tak sedikit pula yang menolak pemindahan patung yang diresmikan pada 2003 itu.
Rizky (30) menyambut positif rencana tersebut. Ia menilai pemindahan patung perlu dilakukan demi penataan kawasan integrasi transportasi Dukuh Atas.
“Sebagai warga Jakarta, saya menyambut positif pemindahan Patung Jenderal Sudirman ya, terlebih pemindahan itu demi kepentingan banyak orang juga. Kita tahu moda transportasi umum kayak KRL sangat diminati masyarakat, terutama pas jam-jam sibuk kerja, makanya memang dinilai perlu adanya perbaikan seperti di area stasiun ya menurut saya,” kata Rizky saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
Meski begitu, Rizky meminta Pemprov DKI tetap memperhatikan aspek sejarah. Ia menyebut Pemprov DKI harus meminta pertimbangan berbagai pihak agar pemindahan tak menjadi polemik.
“Tapi saya juga minta Pemprov DKI tuh nggak mengurangi makna sejarah kalau mau mindahin Patung Jenderal Sudirman. Pemprov harus meminta pertimbangan dari sejumlah pihak biar pemindahannya nggak menimbulkan polemik,” ujarnya.
Sementara itu, Adit (27) tidak setuju dengan pemindahan patung. Ia menilai langkah itu hanya akan menambah biaya pengeluaran Pemprov DKI.
“Kalau menurut saya sebagai warga Jakarta, apalagi aktivitas saya lebih banyak di Jakarta Pusat, kurang tepat kalau Patung Jenderal Sudirman dipindahkan. Soalnya patung itu sudah bersejarah, berdiri di situ. Kalau dipindahkan pasti otomatis mengeluarkan biaya lagi,” katanya.
Menurut Adit, patung tersebut sudah menjadi ikon Jalan Sudirman. Ia menyebut ada sesuatu hal yang hilang jika patung dipindahkan.
“Apalagi itu menjadi ikon Jalan Jenderal Sudirman ya. Kalau patung itu dipindahkan, orang pasti merasa ada yang hilang. Patung itu sangat bagus, jangan dipindah-pindahkan lah, karena memindahkan suatu barang pasti membutuhkan biaya,” ucapnya.
Ia menambahkan, Pemprov DKI seharusnya lebih fokus pada masalah besar yang dihadapi warga Jakarta seperti banjir, polusi, dan kemacetan.
“Patung Jenderal Sudirman tidak sama sekali mengganggu akses transportasi. Intinya jangan mengeluarkan kebijakan yang tidak menyangkut orang banyak. Dan kalau tetap dipindahkan, jangan pakai anggaran negara,” tegasnya.
Warga lainnya, Haecal (29), juga menolak pemindahan patung. Ia menilai langkah itu hanya akan membuang anggaran.
“Saya rasa nggak perlu deh dipindahkan, karena itu sudah terkonsep dari para pejuang pahlawan di titik itu. Kalau cuma untuk pemandangan masyarakat, apalagi gubernur bilangnya patung bisa dilihat kalau lagi macet, saya rasa nggak juga. Yang ada buang-buang anggaran aja, mending dipakai untuk bantuan ke rakyat miskin yang masih banyak di Jakarta,” kata Haecal.
Ia meminta Pemprov lebih fokus membuka lapangan kerja. “Fokus ke masyarakat aja, mendingan. Yang membutuhkan pekerjaan masih banyak yang nganggur,” tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan Patung Jenderal Sudirman akan dipindahkan ke perbatasan Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Menurutnya, lokasi baru itu akan lebih ikonik.
“Jadi saya akan memindahkan Patung Sudirman betul-betul di perbatasan antara Thamrin dan Sudirman,” kata Pramono di kawasan Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/10).
Ia menjelaskan, lokasi baru berada di jalur strategis menuju kawasan Dukuh Atas yang akan menjadi simpul transportasi transit-oriented development (TOD).
“Sehingga tempatnya malah jadi lebih ikonik. Pas mau naik ke atas Sudirman ke Dukuh Atas, patung itu akan bisa dinikmati warga Jakarta, terutama kalau sedang macet, karena akan nampak menjadi lebih baik,” ujarnya.“Prinsipnya, pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik,” imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
(mib/aik)
-

10 Tebak-tebakan Cerdas buat yang Ngerasa IQ-nya Tinggi, Kamu Termasuk Nggak Nih?
Jakarta –
Merasa butuh tantangan kecil untuk otak di sela-sela aktivitas? Salah satu cara yang sederhana tapi menyenangkan adalah mencoba tebak-tebakan asah otak.
Permainan ini bisa menghibur sekaligus mengasah logika. Terkadang, tebak-tebakan memiliki jawaban yang tidak terduga, jadi membuat siapa pun penasaran. Ingin mencoba?
Tebak-tebakan Asah Otak
Siap menghadapi tantangan tebak-tebakan asah otak? Coba jawab dengan cepat!
1. Benda apa yang akan semakin berharga setelah dirusak
2. Benda kecil apa yang bisa mengeluarkan orang dari dalam rumah?
3. Kereta KRL sedang melaju ke arah timur. Asapnya ke arah mana ya?
4. Putar aku sekali, maka orang yang ada di luar tidak bisa masuk.
5. Aku tidak hidup tapi bisa membesar. Aku tidak tidak punya paru-paru tapi butuh oksigen. Aku bisa mati kalau tersiram air.6. Siapakah aku? Punya 13 hati tetapi tidak punya organ lain
7. Saya adalah sebuah bola yang bisa berputar. Tapi, saya tidak bisa memantul atau dilempar. Siapakah saya?
8. Seorang pria menghabiskan waktunya untuk mencukur rambut seharian. Tapi rambutnya bisa tetap tebal dan lebat. Kenapa ya?
9. Dalam sebuah keluarga, ada 7 orang anak. Usia setiap anak berjarak 2 tahun. Jika anak termuda berusia 7 tahun, berapa usia anak tertua?
10. Pria kuning tinggal di gedung kuning, pria hijau tinggal di gedung hijau, pria biru tinggal di gedung biru. Siapa yang tinggal di gedung putihJawaban
Yakin dengan semua jawabanmu? Coba cocokkan dengan jawaban berikut.
1. Celengan, dipecah dapat uang
2. Bel rumah
3. Tidak ada asap. Sebab, KRL tidak mengeluarkan asap
4. Anak kunci. Diputar untuk mengunci pintu
5. Api, terus tumbuh jika ada bahan bakar dan oksigen dan mati kalau disiram air.6. Kartu remi
7. Saya adalah bola mata
8. Pria tersebut adalah tukang cukur
9. Anak tertua dalam keluarga tersebut berusia 19 tahun.
10. Orang yang tinggal di gedung putih adalah presiden Amerika SerikatHalaman 2 dari 4
(elk/suc)
-

Pramono benarkan rencana pemindahan patung Jenderal Sudirman
Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo membenarkan rencana pemindahan patung Jenderal Sudirman usai adanya pengerjaan proyek Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas.
Pramono menyebut patung itu akan ditempatkan di posisi yang lebih strategis sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu pahlawan bangsa tersebut.
“Patung Sudirman tentunya kita harus memberikan apresiasi karena bagaimanapun ini adalah jenderal besar, sehingga nanti kalau di Dukuh Atas akan dibangun, dikoneksikan, Patung Sudirman harus ditempatkan yang betul-betul di depan,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Pramono menjelaskan, relokasi tersebut bukan berarti menyingkirkan patung Jenderal Sudirman, namun keberadaan patung itu akan dibuat lebih menonjol agar lebih mudah untuk dilihat publik.
“Malah ketika kita belum naik ke Dukuh Atas, kalau kita dari Thamrin, Patung Sudirman akan kelihatan dengan lebih jelas dan lebih enak untuk dilihat. Nanti akan kami atur untuk itu,” jelasnya.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Pemerintah Provinsi Jakarta akan menggabungkan Stasiun Karet dan Stasiun Sudirman Baru.
Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan integrasi antarmoda di kawasan Dukuh Atas.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan rencana ini sudah dibicarakan dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung.
Kedua pihak juga membahas konsekuensi dari proyek ini adalah pemindahan Patung Jenderal Besar Sudirman.
“Kemarin Pak Gubernur menyampaikan bahwa ada kemungkinan memindahkan Patung Jenderal Besar Sudirman. Itu yang semula ada di sisi selatan, akan dipindahkan lebih mendekati ke arah Jalan MH Thamrin,” kata Dudy.
Dudy menjelaskan kawasan berorientasi transit atau TOD Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan empat moda transportasi berbasis kereta secara terpadu untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat, yakni Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), dan kereta bandara.
“Jadi sudah didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat dalam melakukan mobilitasnya bisa dengan mudah berpindah dari satu moda ke moda lain di Stasiun Dukuh Atas, Sudirman, maupun BNI City,” kata Dudy.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5357242/original/017691500_1758523929-IMG_20250922_110751_383.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Review Samsung Galaxy Buds Core: TWS Rp 700 Ribuan yang Cocok untuk Commuter – Page 3
Menyasar semua kalangan, Galaxy Buds Core hadir dengan teknologi codec AAC, SBC, dan Scalable Codec yang menghasilkan output audio lebih stabil dan minim gangguan, khususnya saat dihubungkan ke perangkat Samsung lainnya.
Selaras dengan penggunaan teknologi codec, TWS ini cocok untuk mendengarkan musik EDM, Hip-Hop, Jazz, Metal, bahkan Pop sekali pun.
Saat kami coba langsung mendengarkan lagu populer besutan Eminem seperti ‘Rap God’, ‘Monster’, dan ‘Murdergram Deux’, Galaxy Buds Core mampu memberikan kualitas suara jernih dengan bass yang ‘nampol’.
Kemudian ketika kami mencoba beberapa lagu dari genre metal seperti ‘Baba Yaga’ dari Slaughter to Prevail dan ‘Until The End’ karya Avenged Sevenfold, Galaxy Buds Core mampu mengeluarkan output audio dari pukulan bell dan lantunan piano dengan sangat apik.
Selain itu, berdasarkan dua genre musik di atas, Galaxy Buds Core juga sanggup menyuguhkan suara vokal tanpa mengurasi kualitas instrumen musik. Mengapa bisa demikian?
Pemisahan kedua komponen utama dari lagu ini dibantu dengan kehadiran dari fitur (ANC), sehingga menghasilkan output audio yang mampu memudahkan pendengar untuk belajar menerka lirik rap tanpa melihat teks.
Selain memberikan pengalaman baru dalam mendengarkan lagu yang lebih intens dan eksklusif, fitur ANC yang hadir pada perangkat audio besutan Samsung ini juga membawa sedikit kejutan menarik lainnya.
Salah satunya ketika kami mencoba mengunakan TWS ini di dalam transportasi umum seperti Kereta Commuterline (KRL) dan Bus Transjakarta dengan mengaktifkan fitur ANC.
Berbeda dari kebanyakan TWS murah lainnya, fitur ANC dari Samsung Galaxy Buds Core dapat menghilangkan kebisingan dari suara mesin kereta dan mesin bus sampai ke titik tidak terdengar sama sekali, terutama saat volume suara dinaikkan.
-

KCI Buka-bukaan soal Rencana Pembangunan Stasiun KRL Dekat JIS
Jakarta –
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter bicara tentang pembangunan Stasiun kereta rel listrik (KRL) baru di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. Adapun proyek ini ditargetkan rampung dan siap beroperasi dalam satu sampai dua bulan ke depan.
Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal mengatakan, lokasi stasiun tersebut akan berada persis di samping stadion, dengan jarak hanya beberapa langkah kaki. Stasiun ini akan berada di rute pendek antara Stasiun Tanjung Priok dan Jakarta Kota.
“Rencana pembangunan stasiun JIS itu. Titiknya atau lokasinya pas di samping stadion JIS, itu sebagai titik stasiun JIS, yang berada di antara stasiun Ancol dan Tanjung Priok. Titiknya di situ,” kata Rizal, di Stasiun Sudirman Baru (BNI CIty), Jakarta Pusat, Kamis (2/10/2025).
Pembangunan stasiun baru ini berada di bawah andil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. Lokasinya juga sudah ditetapkan dan pembangunannya telah berjalan. Proses penertiban lokasi pembangunan juga telah dilakukan.
“Sudah dilakukan penertiban, tapi ada juga sih titik yang kemarin menjadi salah satu lokasi nanti, masih ada yang mesti bersihkan. Tapi yang jelas lokasinya sangat-sangat memungkinkan (untuk dibangun stasiun),” ujarnya.
Rizal menjelaskan, pembangunan stasiun ini sudah terencana sejak lama. Namun karena ada beberapa kendala, mulai dari pandemi Covid-19 hingga pelaksanaan berbagai berbagai kegiatan, pembangunannya pun menjadi tertunda sehingga baru digeber di era Gubernur Jakarta saat ini yakni Pramono Anung.
Di samping itu, Rizal mengatakan, pihaknya mendukung penuh pembangunan akses menuju JIS, khususnya melalui fasilitas transportasi kereta. Menurutnya, kereta menjadi salah satu alternatif publik transport yang representatif untuk melayani akses ke arah JIS.
Hal ini apalagi mengingat terbatasnya akses dari dan menuju JIS setiap kali diselenggarakan acara besar di sana. Untuk membawa kendaraan pribadi saja, baik itu mobil dan motor, parkiran terbatas. Itu pun banyak yang sampai diarahkan untuk parkir di Ancol dan harus berjalan jauh lagi menuju JIS.
“Biasanya kalau ada acara di JIS parkirnya di Ancol, kemudian disiapkan feeder yang itu juga agak merepotkan. Satu alternatif publik transport yang representatif untuk melayani ke arah JIS ya kereta api atau KRL yang kebetulan dari rel ke arah JIS juga relatif dekat,” kata dia.
Sebagai informasi, kelanjutan pembangunan Stasiun KRL di dekat JIS mulanya disinggung oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Hal ini menjadi salah satu topik bahasan saat dirinya bertemu dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung beberapa waktu lalu.
“Kami kemarin bicara dengan pihak KAI minta supaya stasiun yang ada di dekat JIS itu segera direalisasikan sehingga masyarakat yang akan melakukan aktivitas atau beraktivitas di JIS itu bisa dengan mudah mengakses khususnya transportasi kereta api,” kata Dudy dalam media Briefing di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
“Saya minta konfirmasi lagi, harapan saya mungkin 1-2 bulan ini bisa selesai. Karena biasanya kalau di akhir tahun itu kan banyak event yang berlangsung di wilayah Ancol dan sekitarnya,” sambungnya.
Sementara itu, isu pembangunan stasiun dekat JIS sendiri telah terdengar sejak tahun 2023 silam. Mohamad Risal Wasal yang pada kala itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub bilang, stasiun KRL dekat JIS sedang dibangun.
“(Line) ada yang dari Ancol, ada yang dari Kemayoran,” kata Risal di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (5/7/2023).
Untuk proses pembangunan sedang dalam tahap perbaikan stasiun oleh Balai Teknik dan perbaikan elektrifikasi. “(Progresnya) saya belum mendapatkan laporan juga perkembangannya sekarang,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Rabu (5/7/2023), proyek stasiun KRL JIS ini terletak tepat di depan (sisi barat) stadion. Proyek ini berhadapan langsung dengan Jl. R. E. Martadinata.
Pada bagian sisi samping proyek yang berhadapan langsung dengan jalan, sudah dibangun dinding-dinding penghalang yang terbuat dari pembatas jalan beton dan seng.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga sempat menyinggung progres pembangunan proyek tersebut pada 2023. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, proyek stasiun ini pada kala itu ditargetkan rampung pada April 2024.
“Saat ini sedang kami siapkan stasiun KRL sementara di JIS. Pembangunannya sudah 30%,” kata dia dikutip dari Antara.
Namun hingga kini proses pembangunan masih terus berlangsung dan ditargetkan rampung 1-2 bulan ke depan. Dengan begitu pada akhir tahun ini stasiun KRL baru itu sudah mulai beroperasi.
Lihat juga Video: Ada Demo, Penumpang KRL Diimbau Hindari Stasiun Palmerah
(kil/kil)
-

Permudah Mobilisasi Masyarakat, Pemprov DKI Bakal Bangun JPO dari Shangri-La ke Stasiun BNI City
JAKARTA – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang akan membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) untuk menghubungkan Hotel Shangri-La dengan Stasiun BNI City, Jakarta Pusat.
Rencana pembangunan JPO tersebut menjadi bagian dari penguatan integrasi transportasi publik di kawasan Dukuh Atas, khususnya akses menuju Stasiun BNI City yang melayani kereta bandara dan KRL.
“Pembangunan JPO itu nanti pemerintah provinsi. Kemarin Pak Gubernur menyampaikan akan menyiapkan JPO dari BNI ke Shangri-La,” kata Dudy di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 1 Oktober.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah berencana untuk mengembangkan kawasan integrasi transportasi publik di Dukuh Atas. Nantinya, di kawasan tersebut akan terintegrasi empat moda transportasi publik dan targetnya rampung pada 2027 mendatang.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan di kawasan Dukuh Atas akan terintegrasi empat moda transportasi publik yakni Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL) dan kereta bandara.
“TOD Dukuh Atas nantinya akan mengintegrasikan empat moda transportasi berbasis kereta, sehingga memberi kenyamanan lebih bagi masyarakat,” tuturnya dalam media briefing, di Jakarta, Selasa, 30 September.
Dudy mengatakan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berharap pengembangan kawasan integrasi transportasi publik di kawasan Dukuh Atas bisa rampung pada 2027.
“Kami sebagai regulator mendukung apa yang menjadi rencana dari Pemerintah Provinsi DKI agar ini bisa segera terwujud,” katanya.
Di sisi lain, Dudy juga memastikan Stasiun Karet tidak akan ditutup. Rencananya, kata Dudy, stasiun tersebut nantinya akan disambungkan dengan Stasiun BNI City.
“Ini kami sampaikan setelah kami melakukan beberapa kali perbicaraan dengan KAI, dan juga waktu itu saya ingat dengan Pak Erick pada saat masih menjabat Menteri BUMN, Karet itu tidak akan ditutup, tapi akan disambungkan dengan stasiun BNI City,” katanya.
Saat ini, kata Dudy, memang sudah tersedia koridor untuk menghubungkan Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. Namun, masih diperlukan pembangunan kanopi agar pengguna lebih nyaman. Karena itu, dia meminta PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI untuk membangun.
“Kanopi itu sudah dibangun di sisi selatan, sisi selatan itu sudah dibangun kanopi, itu menghubungkan dari Karet ke BNI City. Nah kemarin saya minta supaya yang utara juga dibangun, sehingga pengguna tidak perlu crossing (menyeberang) lintasan sebidang,” jelasnya.
Dudy juga bilang sudah tersedia fasilitas mesin tiket untuk tap in dan tap out di bagian sisi selatan. Ke depan, sambung dia, kereta akan berhenti di Stasiun Sudirman, dan pengguna yang masuk melalui Karet tetap dapat naik kereta melalui Stasiun BNI City atau Sudirman.
“Kalau yang sisi selatan itu sudah tersedia ticketing dan segala macam ya, jadi nantinya kereta itu akan berhenti di Sudirman, tapi teman-teman yang biasa naik, masuk dari Karet itu bisa dengan mudah mengaksesnya, jadi kita tidak tutup, bisa masuk dari Karet,” ujarnya.
Selain itu, Dudy bilang, untuk memudahkan mobilisasi pengguna, akan ada fasilitas penyeberangan di depan Hotel Shangri-La agar pengguna tidak perlu berputar terlalu jauh untuk menyeberang.
“(Nanti akan ada) penyeberangan ya, itu di depan Shangri-La, dari sisi selatan menyebrang sungai itu ke depan Shangri-La. Biar juga kalau ada yang bekerja di sekitar situ tidak perlu menyebrang, berputar terlalu jauh,” ujarnya.
-

Menhub: Pengembangan TOD Dukuh Atas Bakal Pindahkan Patung Jenderal Sudirman
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi membuka peluang untuk memindahkan patung Jenderal Sudirman dalam pengembangan kawasan berorientasi transit atau transit-oriented development (TOD) di Dukuh Atas.
Pemindahan patung maupun pengembangan kawasan TOD Dukuh Atas ini diharapkan dapat rampung pada 2027 mendatang.
“Kemarin Pak Gub [Pramono Anung] menyampaikan ada kemungkinan memindahkan patung Jendral Sudirman yang semula ada di sisi Selatan, itu akan dipindahkan didekatkan ke daerah Thamrin,” jelasnya dalam Media Briefing, Selasa (30/9/2025).
Dudy menjelaskan proyek yang bakal dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut nantinya akan memiliki desain melingkar—serupa halte Cakra Selaras Wahana (CSW).
Kawasan berorientasi atau TOD Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan empat moda transportasi berbasis kereta secara terpadu sehingga meningkatkan kenyaman masyarakat. Keempat moda tersebut adalah Moda Raya Terpadu / Mass Rapid Transit (MRT), Lintas Raya Terpadu / Light Rail Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), dan kereta bandara.
“Jadi sudah didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat dalam melakukan mobilitasnya itu bisa dengan mudah berpindah dari satu moda ke moda yang lain. Sudah ada desainnya kemarin dari Pak Gub [Pramono Anung]” ujarnya.
Sementara terkait pembiayaan, termasuk pemindahan patung Jenderal Sudirman, akan sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemprov DKI dengan bantuan dari pihak swasta.
Di mana pemerintah Jepang melalui Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism (MLIT) memberikan dana hibah Grant Studi kepada Urban Renaissance (UR) Agency untuk studi kelayakan teknis pedestrian deck Dukuh Atas.
Penampakan desain kawasan berbasis transit atau transit-oriented development (TOD) Dukuh Atas yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam Media Briefing, Selasa (30/9/2025)/Annasa Rizki Kamalina.
Studi tersebut mencakup analisis alur pejalan kaki, aspek struktural, dan arsitektural. Kemudian ruang lingkup kerja sama ini juga dengan menggabungkan analisis dari program Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3) terkait skema pendanaan dan pengaturan kelembagaan pelaksanaan kawasan integrasi transportasi publik.
JUTPI-3 merupakan hasil kerja sama Kementerian Koordinator bidang Ekonomi bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) yang berfokus pada peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kawasan TOD.
Dudy pun menuturkan dari sisi pemerintah pusat siap mendukung rencana Pemprov DKI dalam mewujudkan kawasan TOD di Dukuh Atas.
Pasalnya dibutuhkan arahan dan koordinasi lintas sektor perihal pengembangan pedestrian deck Dukuh Atas yang melintasi jalur kereta api Manggarai—Tanah Abang. Selain itu, butuhnya koordinasi perihal integrasi moda transportasi umum melalui pedestrian deck.
Sebelumnya pun Dudy menjelaskan bahwa kawasan terintegrasi ini akan memberikan sejumlah manfaat besar.
Di antaranya, terjadinya peningkatan signifikan dalam kualitas layanan transportasi massal, mulai dari frekuensi, keandalan, keselamatan, hingga kenyamanan, serta meningkatnya konektivitas transportasi di kawasan Jakarta.
Dengan konektivitas transportasi yang lebih baik, akan berefek lanjut terhadap peningkatan nilai properti di kawasan strategis. Kawasan Integrasi Transportasi Publik Dukuh Atas ini pada akhirnya akan mendorong investasi swasta dan menciptakan nilai ekonomi seperti lapangan kerja dan penghematan waktu, sekaligus mencapai keberlanjutan finansial.
-
Siap-siap! KRL Tak Berhenti di Stasiun Karet, Naik Turun di BNI City
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkapkan meski tidak akan menutup Stasiun Karet, tetapi aktivitas naik turun penumpang kereta rel listrik (KRL) tidak akan lagi dilayani di stasiun tersebut.
Integrasi yang akan dilakukan, kata Dudy, yakni menghentikan operasional di Stasiun Karet sehingga calon penumpang dapat berjalan menuju Stasiun BNI City melalui Stasiun Karet.
“Setelah kami melakukan beberapa kali pembicaraan dengan KAI, dengan Pak Erick juga [yang saat itu masih menjadi Menteri BUMN], itu tidak akan ditutup, tetapi akan disambungkan dengan Stasiun BNI City,” ujarnya dalam Media Briefing, Selasa (30/9/2025).
Dia juga telah meminta PT Kereta Commuter Indonesia, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, untuk memperbaiki Stasiun Karet. Baik untuk pembangunan kanopi hingga perbaikan lantai peron.
“Nanti pinggiran peron [Stasiun Karet] kita kasih pagar. Akses masuk tetap di Karet tetapi kereta tidak berhenti di Karet,” jelasnya.
Dengan demikian, penumpang yang akan menggunakan KRL dapat melakukan tap in atau tap out di Stasiun BNI City.
Meski demikian, Dudy belum menyebutkan kapan pemberlakuan naik turun penumpang di BNI City akan berlaku maupun operasional di Stasiun Karet akan berhenti.
Pada tahap awal, akan dilakukan uji coba menghubungkan peron Stasiun Karet dari arah Karet Bivak ke peron ke BNI City. Bila sesuai rencana, pembangunan tersebut akan rampung dan dapat digunakan pada Oktober ini—meski belum disebutkan tanggalnya.
Setelah itu, Dudy akan memantau uji coba integrasi tersebut dan melihat terlebih dahulu arus penumpang.
Untuk mengurangi kepadatan, pemerintah juga akan membuka pintu masuk Stasiun Karet dari arah Pasar Tanah Abang, sehingga calon penumpang tidak perlu lagi menyebrang rel untuk masuk Stasiun Karet.
“Saya kemarin berpikir bahwa itu dicoba dulu, tapi tidak ditutup dahulu [Stasiun Karet]. Kalau mereka sudah coba, kita sambil menghitung jumlahnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemerintah Daerah DKI Jakarta akan membangun jembatan penyebrangan dari BNI City ke arah depan Hotel Shangri La untuk memudahkan masyarakat mengakses stasiun.
Sebelumnya, alasan penutupan Stasiun Karet itu lantaran jaraknya terlalu dekat dengan Stasiun BNI City, sehingga dirasa kurang efektif. Berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City atau sekitar dua gerbong KRL.
KAI Commuter juga menjelaskan bahwa rencana penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.
Faktor keselamatan juga menjadi pertimbangan utama penutupan Stasiun Karet karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan).
Berdasarkan pengalaman Bisnis, peron di Stasiun Karet hanya mampu menampung 10 rangkaian gerbong KRL. Sementara dua gerbong paling belakang dari arah laju kereta tidak mendapat peron.
