Produk: KRL

  • Ganjil Genap Jakarta Berlaku Rabu 22 Oktober 2025, Kendaraan Genap Bisa Melintas – Page 3

    Ganjil Genap Jakarta Berlaku Rabu 22 Oktober 2025, Kendaraan Genap Bisa Melintas – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pertengahan pekan menjadi momen penting bagi masyarakat ibu kota untuk kembali menyesuaikan aktivitas dengan penerapan kebijakan pembatasan kendaraan.

    Pada Rabu (22/10/2025), aturan ganjil genap kembali diberlakukan. Hari ini merupakan giliran kendaraan dengan pelat nomor berakhiran angka genap yakni 0, 2, 4, 6, dan 8 yang diizinkan melintas di jalur tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Sedangkan ganjil yakni 1, 3, 5, 7, dan 9 dilarang.

    Kebijakan ini terus diterapkan untuk menjaga kelancaran lalu lintas sekaligus mengendalikan volume kendaraan yang meningkat di jam-jam padat.

    Meski sudah berjalan selama bertahun-tahun, penerapan ganjil genap masih menjadi perhatian bagi sebagian besar pengguna jalan. Banyak pengendara yang perlu menyesuaikan waktu berangkat dan rute perjalanan agar tidak melanggar ketentuan.

    Secara umum, aturan ini berlaku pada dua rentang waktu, yaitu pukul 06.00–10.00 WIB pada pagi hari dan 16.00–21.00 WIB pada sore hingga malam. Di luar jam tersebut, seluruh kendaraan dapat melintas tanpa pembatasan.

    Jangan lupa, peraturan ganjil genap Jakarta hanya berlaku saat hari kerja Senin sampai Jumat dan tak berlaku di akhir pekan Sabtu Minggu serta tanggal merah hari libur nasional.

    Peraturan ganjil genap Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Pergub Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap.

    Pelanggaran terhadap kebijakan ganjil genap Jakarta dapat dikenai sanksi berdasarkan Pasal 287 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Ancaman hukuman berupa denda maksimal Rp 500.000 atau kurungan paling lama dua bulan tetap berlaku, termasuk bila pelanggaran terdeteksi oleh kamera pengawas yang tersebar di sejumlah titik.

    Selain itu, juga terdapat acuan dari Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 26 Tahun 2022 dan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 46 Tahun 2022, yang semuanya menjadi dasar hukum pelaksanaan pengendalian lalu lintas di wilayah Jakarta.

    Penindakan terhadap pelanggar dengan sistem pemantauan berbasis kamera pengawas elektronik atau kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan tilang elektronik saat ganjil genap Jakarta berlaku.

    Bagi masyarakat yang hendak beraktivitas pada Rabu ini (22/10/2025) sebaiknya menyiapkan rencana perjalanan dengan lebih matang. Memastikan pelat nomor sesuai dengan tanggal yang berlaku adalah langkah sederhana namun penting untuk menghindari sanksi.

    Transportasi umum dapat menjadi solusi utama bagi mereka yang ingin tetap beraktivitas dengan lancar tanpa terkena aturan ganjil genap. Moda seperti MRT, LRT, KRL, dan bus TransJakarta kini telah menyediakan layanan yang semakin terintegrasi dan nyaman.

    Menggunakan transportasi publik bukan hanya membantu mengurangi kemacetan, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi kendaraan bermotor yang menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar di kota besar.

    Penyesuaian aturan ganjil genap, kembali dibagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-22.00 WIB. Selain itu, per hari ini pesepeda diizinkan menggunakan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin.

  • Gangguan Sarana di Stasiun Kebayoran, KRL Tanah Abang–Rangkasbitung Alami Keterlambatan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Oktober 2025

    Gangguan Sarana di Stasiun Kebayoran, KRL Tanah Abang–Rangkasbitung Alami Keterlambatan Megapolitan 20 Oktober 2025

    Gangguan Sarana di Stasiun Kebayoran, KRL Tanah Abang–Rangkasbitung Alami Keterlambatan
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Jalur kereta rel listrik (KRL) rute Tanah Abang-Rangkasbitung mengalami gangguan di Stasiun Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).
    Public Relations Manager KAI Commuter Indonesia (KCI), Leza Arlan, menjelaskan bahwa gangguan terjadi akibat kendala pada sarana di Stasiun Kebayoran.
    “Gangguan sarana di Stasiun Kebayoran, saat ini sudah dalam penanganan oleh petugas,” kata Leza saat dikonfirmasi 
    Kompas.com
    , Senin.
    Akibat gangguan itu, perjalanan KRL Commuter Line mengalami keterlambatan selama hampir 30 menit.
    “Perjalanan Commuter Line terdapat keterlambatan selama 28 menit. Saat ini dalam proses penguraian antrian,” ucap Leza.
    Hingga berita ini diturunkan, KAI Commuter masih berupaya menormalkan kembali perjalanan KRL agar operasional dapat berjalan lancar di seluruh lintasan.
    Sebelumnya, gangguan KRL pada rute Tanah Abang-Rangkasbitung ramai diperbincangkan warganet di media sosial X (sebelumnya Twitter). Sejumlah pengguna mempertanyakan penyebab gangguan yang membuat penumpang menumpuk di Stasiun Kebayoran.

    @commuterLine tolong info ada gangguan apa ini di Kebayoran, kereta mati lampu kemudian berhenti. Berapa lama penanganannya?
    ” tulis pemilik akun @dwipanji.
    Hal serupa juga disampaikan akun @Jonathan_ATG yang menandai akun resmi milik KAI Commuter Indonesia (KCI).
    “Kenapa kereta ketahan di Kebayoran?” tanya akun @Jonathan_ATG.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rencana Pembangunan Kereta Gantung Mekarsari untuk Feeder LRT Dimulai

    Rencana Pembangunan Kereta Gantung Mekarsari untuk Feeder LRT Dimulai

    Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembangunan kereta gantung di Mekarsari, Kabupaten Bogor untuk menjadi feeder LRT Harjamukti di Depok resmi dimulai. 

    Mengutip akun X (dulunya bernama Twitter) Good News From Indonesia, proyek tersebut ditandai dengan kick off meeting dan penandatanganan surat komitmen pelaksanaan feasibility study Proyek Suspended String Light Rail Transport (SSLRT) Unitsky yang digelar di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, (9/10/2025).

    Proyek tersebut diinisiasi oleh PT Minsky Cakrawala Nusa (MCN) bekerja sama dengan Malcon Group dan Unitsky Nusantara Technologies, yang akan menjadi penyedia teknologi Unitsky String Transport (UST) atau Suspended String Light Rail Transport (SSLRT).

    Lintasan kereta gantung ini direncanakan membentang sepanjang sekitar 11,5 kilometer dengan sistem pembiayaan diarahkan 100% pendanaan swasta.

    Berdasarkan pemberitaan bisnis.com sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memang sedang menggodok dua proyek pengadaan skytrain atau kereta gantung untuk angkutan feeder dari Sentul dan Serpong menuju MRT Jakarta dan LRT Jakarta. 

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengaku pihaknya sedang mencoba dan mematangkan rencana pengadaan skytrain dari kawasan Sentul, Kabupaten Bogor sebagai feeder LRT Jabodebek dan juga skytrain dari Serpong untuk MRT Jakarta. 

    “Seperti misalnya untuk penyelenggaraan angkutan umum yang menggunakan skytrain. Kita ada dua yang sedang kita mau coba dan ini sedang dimatangkan oleh Dirjen Kereta Api,” kata Menhub Dudy, dikutip Minggu (9/3/2025). 

    Lebih lanjut, Dudy mengatakan jika proyek ini nantinya akan ditawarkan ke pihak swasta agar tidak membebani anggaran negara (APBN). Menhub juga terbuka untuk siapa saja menjadi investor skytrain ini. 

    “Saya menekankan kepada Dirjen Kereta Api bahwa tidak boleh menggunakan anggaran APBN. Jadi kita terbuka, siapa saja yang masuk dan kita sudah punya gambar-gambarnya dan mereka kemungkinan akan menyampaikan kepada kita proposalnya dan saya buka kepada siapa saja,” lanjutnya. 

    Adapun sebagai informasi, saat ini LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan utama. Lintas Cibubur melayani rute Harjamukti hingga Dukuh Atas dengan stasiun Harjamukti, Ciracas, Kampung Rambutan, TMII, Cawang, Cikoko, dan Dukuh Atas. 

    Lintas Bekasi melayani rute Jati Mulya hingga Dukuh Atas dengan stasiun Jati Mulya, Bekasi Barat, Cikunir 1, Cikunir 2, Jatibening Baru, Halim, Cawang, Cikoko, dan Dukuh Atas. 

    Sementara Lintas Cawang menghubungkan Cawang dengan Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, dan Dukuh Atas. Stasiun Dukuh Atas menjadi hub utama yang menghubungkan LRT Jabodebek dengan moda transportasi lain seperti KRL, MRT, dan TransJakarta.

    Kemudian untuk MRT Jakarta memiliki satu jalur yang beroperasi, yaitu Lintas Lebak Bulus–Bundaran HI. Jalur ini terdiri dari 13 stasiun, yang terbagi menjadi stasiun layang dan bawah tanah.  

    Stasiun layang meliputi Lebak Bulus Grab, Fatmawati Indomaret, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, dan Blok M BCA. Sementara itu, stasiun bawah tanah mencakup Sisingamangaraja, Senayan, Istora Mandiri, Bendungan Hilir, Setiabudi Astra, Dukuh Atas BNI, dan Bundaran HI. (Artha Adventy)

  • Pengguna Transjakarta Keluhkan Fasilitas: Bayar Pajak, tapi Transportasi Umum Tak Nyaman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengguna Transjakarta Keluhkan Fasilitas: Bayar Pajak, tapi Transportasi Umum Tak Nyaman Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengguna Transjakarta Keluhkan Fasilitas: Bayar Pajak, tapi Transportasi Umum Tak Nyaman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com — 
    Kepadatan dan fasilitas halte yang dinilai kurang memadai kembali dikeluhkan pengguna Transjakarta.
    Veri (26), warga Kampung Melayu, Jakarta Timur, mengungkapkan keluh kesahnya menjadi pekerja komuter yang menggunakan Transjakarta setiap harinya.
    Veri yang bekerja di kawasan Central Park, Jakarta Barat, mengaku kerap merasa tak nyaman dengan fasilitas transportasi umum di Jakarta, terutama di Halte Tanjung Duren.
    “Kayaknya dua tahun saya begini, enggak pernah berubah. Bayar pajak terus, tapi naik transportasi umum, enggak pernah dibikin nyaman,” kata Veri kepada
    Kompas.com.
    Menurut dia, kenyamanan yang diharapkan bukan sekadar soal fisik halte, tetapi juga kemudahan bagi penumpang untuk pulang dengan tenang setelah bekerja seharian.
    Salah satu hal yang paling mengganggu, lanjut Veri, adalah antrean panjang yang kerap mengular hingga Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) karena area halte yang sempit.
    “Kami kan udah capek, jadinya makin capek lagi ya. Mau pulang cepet biar enggak gini, tapi enggak bisa kan, diomelin kami yang ada,” ucap Veri.
    Meski mengakui adanya perbaikan di sejumlah halte utama Transjakarta, Veri menilai pembenahan itu belum merata.
    Halte-halte yang berada di kawasan padat penumpang tetapi bukan titik sentral, seperti Tanjung Duren, menurutnya belum tersentuh perbaikan signifikan.
    Dia berharap pemerintah lebih peka terhadap kebutuhan pengguna transportasi umum, terutama pekerja harian yang menggantungkan mobilitasnya pada Transjakarta.
    Veri juga mengaku kecewa karena meski sudah memilih transportasi umum, ia tetap harus terjebak kemacetan dan menghabiskan waktu hingga dua jam di perjalanan.
    “Tolong lah, biar pemerintah tuh beneran merhatiin kenyamanan transportasi umum. Kapan mau selesai macetnya kalau pengguna (transportasi) umum aja enggak pernah nyaman,” tuturnya.
    Sella (33), pengguna Transjakarta rute 3F di Halte Tanjung Duren, mengungkapkan pengalaman serupa.
    Ia bahkan sering memilih pulang lebih malam agar terhindar dari kepadatan penumpang.
    “Kadang saya jadinya sengaja pulang lebih malam kalau sudah capek, biar istirahat dulu di kantor, baru pulang pas sudah agak sepi,” kata Sella.
    Namun, pilihan itu bukan tanpa risiko. Ia mengaku masih merasa takut saat terhimpit di antara penumpang lain yang berdesakan di halte.
    Alternatif lain seperti menggunakan KRL Commuter Line juga tidak banyak membantu karena jaraknya jauh dan tetap menghadirkan antrean serupa.
    “Tapi kan stasiun jauh ya, harus ngojek. Kalau ini (halte) tinggal jalan, terus, sama aja, naik kereta juga desak-desakan,” kata dia.
    Serupa dengan Veri, Sella juga menginginkan layanan transportasi umum yang lebih baik agar tak menjadi beban tambahan bagi pekerja yang ingin pulang ke rumah.
    “Mau naik apapun, macet deh di sini mah. Naik ini (Transjakarta) juga sama aja kayak naik mobil atau motor. Semoga aja bisa lebih nyaman biar makin banyak yang pakai, berkurang macetnya,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta, Pengguna Khawatir Tarif Integrasi Ikut Naik
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta, Pengguna Khawatir Tarif Integrasi Ikut Naik Megapolitan 17 Oktober 2025

    Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta, Pengguna Khawatir Tarif Integrasi Ikut Naik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengkaji ulang tarif Transjakarta menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna transportasi umum.
    Sejumlah warga khawatir, kenaikan tarif tersebut juga akan berdampak pada biaya integrasi antar moda seperti MRT, LRT, dan KRL.
    Bayu (23), salah seorang pengguna Transjakarta, mengaku waswas jika tarif integrasi yang selama ini memudahkan mobilitas warga ikut naik.
    “Kalau misalkan tarifnya dinaikin, apakah tarif integrasi yang digunakan pengguna ketika memakai TJ dan lanjut ke MRT, itu bakalan dipotong juga apa enggak?” ujar Bayu saat diwawancarai
    Kompas.com,
    Jumat (17/10/2025).
    Ia juga mempertanyakan apakah perubahan tarif hanya berlaku untuk Transjakarta atau turut memengaruhi skema integrasi transportasi umum.
    “Skemanya bagaimana begitu? Apakah cuma tarif TJ-nya doang yang naik?” jelasnya.
    Meski begitu, Bayu menilai kenaikan tarif masih bisa diterima selama tidak terlalu tinggi dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
    “Saat ini Rp 3.500, kalau di bawah pukul 07.00 WIB pagi itu Rp 2.000. Mungkin Rp 5.000 masih harga yang cocok sih,” ujarnya.
    Sementara itu, pengguna Transjakarta lainnya, Cahyo (27), menilai pemerintah seharusnya tidak perlu menaikkan tarif jika anggaran daerah dapat dioptimalkan, misalnya dengan memangkas tunjangan pejabat.
    Menurutnya, masyarakat sudah membayar pajak, sehingga subsidi transportasi umum perlu dijaga agar biaya perjalanan tetap terjangkau.
    “Daripada buat tunjangan rumah pejabat yang sampai puluhan juta, mending buat subsidi transportasi rakyat,” ucap Cahyo.
    Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyampaikan bahwa Pemprov DKI masih mengkaji kemungkinan kenaikan tarif Transjakarta dan moda transportasi umum lainnya.
    Kajian ini dilakukan setelah Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat untuk DKI Jakarta dipangkas sebesar Rp 15 triliun.
    “Mengenai kenaikan (tarif Transjakarta dan transum), itu kan saya sampaikan sebelum DBH-nya dipotong. Nah, sekarang ini kami belum memutuskan apa pun, akan melakukan kajian,” ujar Pramono di Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).
    Pramono menegaskan, belum ada keputusan resmi terkait kenaikan tarif. Pemerintah masih melakukan perhitungan kondisi keuangan daerah dan mempertimbangkan dampaknya bagi masyarakat pengguna transportasi umum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengemudi Ojol Tewas Tertabrak KRL di Pesing Koneng, Diduga Terobos Palang Pintu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengemudi Ojol Tewas Tertabrak KRL di Pesing Koneng, Diduga Terobos Palang Pintu Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengemudi Ojol Tewas Tertabrak KRL di Pesing Koneng, Diduga Terobos Palang Pintu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Seorang pengemudi ojek
    online
    (ojol) berinisial S (56) tewas tertabrak kereta rel listrik (KRL) Commuter Line di perlintasan sebidang Jalan Pesing Koneng, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (17/10/2025) sore.
    Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat AKP Joko Susilo membenarkan insiden kecelakaan maut tersebut.
    “Betul, terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian, sekitar pukul 15.38 WIB,” kata Joko saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat.
    Menurut Joko, korban diketahui merupakan pengemudi ojol asal Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat kejadian, korban mengendarai motor listrik bernomor polisi B-4533-SVF.
    “Korban melaju di Jalan Pesing Koneng dari arah selatan menuju ke arah utara. Sesampainya di dekat pelintasan kereta api, korban tertabrak oleh kereta arah Tangerang menuju Duri,” jelas Joko.
    Akibat tabrakan tersebut, korban mengalami luka berat di bagian kepala dan meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).
    Dani (44), salah satu saksi mata di lokasi, mengatakan kecelakaan bermula saat korban nekat menerobos palang pintu yang sudah tertutup.
    “Jadi emang tadi tuh sebenernya ada dua kereta yang lewat. Abis kereta yang satu lewat, korban ini nerobos. Padahal yang jaga udah teriak ‘dua pak, dua (kereta),’” kata Dani kepada wartawan.
    Menurut Dani, korban saat itu tidak membawa penumpang dan sempat mengantre bersebelahan dengan pengemudi ojol lain yang memilih menunggu palang pintu dibuka.
    “Nah, dari situ lah langsung kena kereta yang kedua itu. Mental langsung, dia sama motornya itu, ada kali 300 meter mah,” ujarnya.
    Usai kejadian, petugas kepolisian segera mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pemeriksaan dan autopsi lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KCI Periksa Rangkaian KRL yang Berasap di Stasiun Tanjung Barat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    KCI Periksa Rangkaian KRL yang Berasap di Stasiun Tanjung Barat Megapolitan 17 Oktober 2025

    KCI Periksa Rangkaian KRL yang Berasap di Stasiun Tanjung Barat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Manajer Humas KAI Commuter (KCI), Leza Arlan mengatakan, pihaknya masih memeriksa rangkaian KRL yang mengeluarkan asap di Stasiun Tanjung Barat, Jumat (17/10/2025) pagi.
    Belum diketahui penyebab munculnya asap putih dari bawah gerbong tersebut.
    “Saat ini masih dalam pengecekan oleh petugas,” kata Leza saat dikonfirmasi, Jumat.
    Imbas kejadian ini, layanan KCI sempat mengalami keterlambatan selama 12 menit.
    Penumpang diminta turun dari gerbong untuk memudahkan petugas memeriksa kondisi bawah gerbong.
    “Terjadi keterlambatan Commuter Line No. 1207 tersebut karena dilakukan pengecekan oleh petugas di Stasiun Tanjungbarat sehingga mengalami keterlambatan 12 menit,” ujar dia.
    Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan mengantarkan penumpang hingga Stasiun Jakarta Kota.
    Setelah itu, kereta tersebut kembali ke Stasiun Manggarai untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    “Selanjutnya rangkaian tersebut dilakukan pengecekan lebih lanjut di Dipo Manggarai,” ucap Leza.
    Kejadian ini disampaikan seorang penumpang melalui unggahan instagram yang kemudian diunggah kembali oleh akun @infobekasi.coo.
    Adapun penumpang disebut sudah mencium bau menyengat saat kereta masih dalam perjalanan.
    Kemudian, setibanya di Stasiun Tanjung Barat, penumpang diminta turun.
    “Di gerbong wanita, kok bau asep nyengat, kayak sesuatu kebakar. Sampai di Stasiun Tanjung Barat ada yg teriak, ‘semuanya turun,’” bunyi tulisan pada video itu, dikutip Jumat.
    Peron Stasiun Tanjung Barat langsung terlihat sesak dengan padatnya penumpang yang diminta keluar dari gerbong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KRL Berasap di Stasiun Tanjung Barat Jumat Pagi, Penumpang Panik Keluar Gerbong
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    KRL Berasap di Stasiun Tanjung Barat Jumat Pagi, Penumpang Panik Keluar Gerbong Megapolitan 17 Oktober 2025

    KRL Berasap di Stasiun Tanjung Barat Jumat Pagi, Penumpang Panik Keluar Gerbong
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rangkaian KRL Commuter Line rute Bogor–Jakarta Kota mengeluarkan asap di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan pada Jumat (17/10/2025) sekira pukul 08.00 WIB.
    Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @
    infodepok_id
    , tampak terjadi kepanikan dari para penumpang KRL, terutama penumpang di gerbong khusus perempuan yang berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
    Begitu kereta berhenti di stasiun, para pengguna langsung turun untuk memastikan keselamatan masing-masing.
    Tak hanya di Instagram, sejumlah pengguna X (Twitter) juga melaporkan pengalaman mereka secara langsung.

    Pls info kenapa ini @CommuterLine? tiba-tiba keluar asap dan bau gosong. Ditinggal tanpa penjelasan apa-apa. Terdampar di Tanjung Bara
    t,” tulis akun X @
    iyaaaass
    .
    Keluhan serupa disampaikan pengguna lain, @
    batagorcrispy.

    @CommuterLine halo admin. Ini gimana ceritanya kereta yang kami naiki ada bau asap terus kita semua keluar dari kereta dan sekarang malah terdampar tanpa ada maaf atau announce dari pihak kalian?
    ” tulis akun tersebut.
    Akun resmi @
    CommuterLine
    lantas menanggapi cuitan tersebut dengan mengatakan bahwa petugas KAI Commuter telah melakukan pengecekan terhadap rangkaian. Setelah dipastikan aman, perjalanan kembali dilanjutkan.

    Selamat pagi dan mohon maaf atas kendala yang terjadi ya Kak. Laporan yang diberikan pada perjalanan Commuter Line KA 1207 (Boo–Jakk) sehubungan sempat dilakukan pengecekan di Stasiun Tanjung Barat. Saat ini sudah diberangkatkan kembali
    ,” tulis akun X @
    CommuterLine
    .
    Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi pihak KAI Commuter tentang penyebab munculnya bau asap di rangkaian KA 1207 rute Bogor–Jakarta Kota tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jelang Akhir Pekan Jumat 17 Oktober 2025, Ganjil Genap Jakarta Masih Tetap Berlaku – Page 3

    Jelang Akhir Pekan Jumat 17 Oktober 2025, Ganjil Genap Jakarta Masih Tetap Berlaku – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menjelang hari terakhir kerja di pekan ini, masyarakat Jakarta kembali diingatkan untuk memperhatikan jadwal pembatasan kendaraan bermotor yang masih diberlakukan.

    Jumat (17/10/2025) jelang akhir pekan, menjadi hari dengan tanggal ganjil, sehingga kendaraan berpelat nomor akhir ganjil yakni 1, 3, 5, 7, dan 9 diperbolehkan melintas di jalur pembatasan.

    Sementara itu, pengemudi dengan pelat akhir genap yaitu 0, 2, 4, 6, dan 8 disarankan menyesuaikan waktu perjalanan agar tidak terkena sanksi tilang elektronik yang kini diterapkan secara otomatis di sejumlah titik.

    Jangan sampai lupa, kebijakan pembatasan kendaraan diterapkan setiap hari kerja, Senin hingga Jumat, dan ditiadakan pada Sabtu, Minggu, serta hari libur nasional.

    Waktu pemberlakuan ganjil genap Jakarta dibagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 06.00–10.00 WIB dan 16.00–21.00 WIB, mengikuti pola jam sibuk yang umumnya memicu peningkatan arus lalu lintas.

    Peraturan ganjil genap Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Pergub Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap.

    Pelanggaran terhadap kebijakan ganjil genap Jakarta dapat dikenai sanksi berdasarkan Pasal 287 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Ancaman hukuman berupa denda maksimal Rp 500.000 atau kurungan paling lama dua bulan tetap berlaku, termasuk bila pelanggaran terdeteksi oleh kamera pengawas yang tersebar di sejumlah titik.

    Selain itu, juga terdapat acuan dari Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 26 Tahun 2022 dan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 46 Tahun 2022, yang semuanya menjadi dasar hukum pelaksanaan pengendalian lalu lintas di wilayah Jakarta.

    Penindakan terhadap pelanggar dengan sistem pemantauan berbasis kamera pengawas elektronik atau kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan tilang elektronik saat ganjil genap Jakarta berlaku.

    Hari Jumat sering kali menjadi momen paling padat dalam seminggu. Banyak masyarakat yang memanfaatkan akhir pekan untuk beraktivitas di luar rumah, bepergian ke luar kota, atau sekadar menikmati waktu santai selepas bekerja.

    Kondisi ini membuat lalu lintas pada sore hari cenderung lebih padat dibandingkan hari lainnya. Karena itu, pengendara disarankan untuk merencanakan waktu keberangkatan lebih cermat agar perjalanan tetap lancar meski aturan ganjil genap sedang berlaku.

    Bagi pemilik kendaraan pribadi dengan pelat yang tidak sesuai tanggal, penggunaan transportasi umum bisa menjadi pilihan strategis. MRT, LRT, TransJakarta, dan KRL menawarkan kemudahan akses dengan rute yang kini semakin terintegrasi.

    Selain lebih efisien, transportasi umum juga membantu menekan kepadatan jalan serta mendukung pengurangan emisi karbon di wilayah perkotaan.

    Selain itu, aplikasi navigasi digital seperti Google Maps dan Waze juga bisa dimanfaatkan untuk mencari jalur alternatif.

    Teknologi pemantauan lalu lintas secara real-time memungkinkan pengendara menghindari ruas jalan yang terkena pembatasan atau sedang mengalami kemacetan.

    Dengan memanfaatkan informasi digital, waktu tempuh dapat ditekan sekaligus menghindari risiko pelanggaran aturan.

    Pemprov DKI Jakarta sedang mengkaji sistem aplikasi untuk penerapan Electronic Road Pricing (ERP).

  • Menhub Dudy Sidak Stasiun KRL Tanah Abang dan Manggarai, Ini Temuannya – Page 3

    Menhub Dudy Sidak Stasiun KRL Tanah Abang dan Manggarai, Ini Temuannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meninjau langsung pelayanan di dua stasiun KRL, yakni Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Manggarai. Kedua stasiun tersibuk ini melayani hingga 150 ribu penumpang harian.

    Menhub Dudy lebih dahulu menyambangi Stasiun Manggarai. Beberapa fasilitas disorotinya, mulai dari eskalator, lift, ruang tunggu, hingga alur penumpang. Disampingi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Bobby Rasyidin, Menhub Dudy melanjutkan peninjauan ke Stasiun Tanah Abang.

    Di lokasi tersebut, Menhub Dudy meninjau langsung alur sirkulasi penumpang, area hall utama, hingga lantai atas yang terus ditata agar lebih efisien dan nyaman.

    “Stasiun Tanah Abang melayani rata-rata sekitar 49 ribu pengguna per hari, sedangkan Stasiun Manggarai sekitar 15 ribu pengguna per hari. Jika ditambah dengan penumpang transit, totalnya kini lebih dari 150 ribu orang setiap hari,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (15/10/2025).

    Dia memastikan, setiap fasilitas publik, mulai dari eskalator, lift, hingga jalur sirkulasi penumpang, berfungsi optimal. Tujuannya agar masyarakat merasakan perjalanan yang lebih cepat, aman, dan nyaman. 

    “Disamping fungsinya sebagait transit, stasiun menjadi ruang hidup yang menghubungkan masyarakat dengan kota,” ujar Anne.

    Simpul Integrasi Trasportasi

    Lebih dari sekadar titik keberangkatan, Stasiun Manggarai dan Tanah Abang kini menjadi bagian dari pengembangan empat simpul integrasi transportasi Jakarta bersama BNI City dan Dukuh Atas dalam konsep Transit Oriented Development (TOD). Melalui konsep ini, kawasan stasiun diubah menjadi pusat interaksi dan mobilitas yang berkelanjutan.

    “Transformasi ini bukan hanya pembangunan infrastruktur, tapi juga pembangunan pengalaman. Setiap rel yang dibangun adalah rel kehidupan — yang menyatukan mobilitas, kota, dan masa depan Indonesia,” ujar Anne.