Produk: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • BRI dukung Makan Bergizi Gratis, salurkan pembiayaan Rp104,4 miliar

    BRI dukung Makan Bergizi Gratis, salurkan pembiayaan Rp104,4 miliar

    Perseroan telah memberikan fasilitas keuangan dan layanan perbankan kepada 3.854 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui penyaluran pembiayaan senilai Rp104,4 miliar untuk pembangunan dapur pengolahan menu MBG di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.

    Perseroan telah memberikan fasilitas keuangan dan layanan perbankan kepada 3.854 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

    “Sebagai wujud dari dukungan terhadap program prioritas pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keamanan pangan nasional, BRI juga turut berperan aktif dalam Program MBG,” ujar Direktur Utama BRI Hery Gunardi di Jakarta, Kamis.

    Selain MBG, untuk mendorong dan mengakselerasi perekonomian nasional, pihaknya juga mengambil peran strategis dalam memperluas akses pembiayaan produktif melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Hingga September 2025, perseroan telah menyalurkan Rp130,2 triliun kepada hampir 2,8 juta debitur, setara dengan 74,4 persen dari total alokasi KUR tahun ini yang sebesar Rp175 triliun.

    Hery mengatakan, pihaknya juga mendukung implementasi ekonomi kerakyatan dalam program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) melalui pendampingan dan pemberdayaan terhadap koperasi serta menyediakan layanan transaksi perbankan bagi masyarakat hingga ke pelosok melalui jaringan Agen BRILink.

    “Kami punya Agen BRILink yang cukup besar, jumlahnya hampir 1,2 juta (agen) tersebar di seluruh Indonesia. Ini akan bisa bagus untuk berkolaborasi dengan koperasi-koperasi yang juga jumlahnya cukup besar, sekitar 80 ribu lebih koperasi,” katanya.

    Pihaknya juga mengambil peran dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dengan penyaluran kepada lebih dari 110 ribu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) senilai Rp15,07 triliun hingga akhir September 2025.

    Selanjutnya, perseroan mendapat penugasan untuk menyalurkan dana pemerintah senilai Rp55 triliun yang berasal dari Sisa Anggaran Lebih (SAL). Dana tersebut telah habis disalurkan untuk berbagai pembiayaan produktif pada 16 Oktober lalu.

    Hery menuturkan dana tersebut disalurkan ke segmen mikro sebesar Rp28,08 triliun, segmen korporasi senilai Rp11,07 triliun, segmen komersial mencapai Rp10,13 triliun dan segmen konsumer sejumlah Rp6,58 triliun.

    Ia mengatakan, pihaknya juga berperan aktif dalam menjaga daya beli masyarakat dengan menyalurkan Rp2,25 triliun Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada lebih dari 3,7 juta rekening penerima yang dilakukan dalam empat tahap.

    “Yang terbaru BRI berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menyalurkan bantuan langsung tunai ini, BLTS Kesra (Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat) dalam menjaga daya beli dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat,” ucap Hery Gunardi.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Di FinExpo 2025, BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital

    Di FinExpo 2025, BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas literasi dan inklusi keuangan nasional. Hal ini ditandai dengan berpartisipasi aktif dalam ajang Financial Expo (FinExpo) 2025 yang digelar di Tunjungan Plaza, Surabaya, pada 23-26 Oktober 2025.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama kementerian, lembaga, dan pelaku industri jasa keuangan ini menjadi bagian dari rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, dengan tema ‘Inklusi Keuangan Untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju’.

    Direktur Network & Retail Funding BNI Rian Kaslan menuturkan, FinExpo menjadi momentum penting bagi BNI untuk memperkuat peran sebagai lembaga keuangan yang inklusif dan berorientasi pada pemanfaatan teknologi digital.

    “FinExpo menjadi wadah strategis bagi BNI untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak lebih banyak orang untuk mengenal, memiliki, dan menggunakan produk serta layanan keuangan formal agar manfaatnya bisa dirasakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Rian dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (29/10/2025).

    Dalam ajang tersebut, BNI turut memperkenalkan fitur-fitur unggulan aplikasi mobile banking wondr by BNI, termasuk wondr Insight, yang membantu nasabah memantau pola pengeluaran dan mengelola keuangan secara lebih cerdas.

    “wondr by BNI hadir tidak hanya untuk memudahkan transaksi sehari-hari, tetapi juga memberi pemahaman lebih dalam tentang aktivitas keuangan pengguna,” jelas Rian.

    Di sisi lain, lanjut dia, BNI juga menghadirkan fitur Life Goals, yang membantu nasabah merencanakan tujuan keuangan seperti menabung untuk pendidikan, liburan, atau pembelian rumah dengan sistem autodebet. Tujuan dari kehadiran fitur ini untuk meningkatkan kedisiplinan finansial serta mendukung perencanaan keuangan jangka panjang.

    Tak ketinggalan, BNI turut mengedukasi pengunjung agar lebih aktif bertransaksi digital menggunakan QRIS dan berbagai layanan digital lainnya. Selain itu, BNI menyoroti peran penting jaringan BNI Agen46 dalam memperluas inklusi keuangan, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

    Melalui Agen46, masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai layanan perbankan, seperti pembukaan rekening, tarik dan setor tunai, pembayaran tagihan, transfer, hingga pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    “BNI Agen46 menjadi pintu masuk pertama masyarakat untuk mengenal perbankan dan dunia digital. Kami ingin memastikan akses keuangan tidak hanya tersedia di kota besar, tetapi juga menjangkau masyarakat di pelosok,” tambah Rian.

    Rian menegaskan, BNI akan terus menghadirkan inovasi produk dan layanan yang tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga memberi nilai tambah dalam pengelolaan keuangan pribadi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    “BNI berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan nasional melalui layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Melalui wondr by BNI dan jaringan Agen46, kami ingin memastikan akses keuangan yang lebih luas, mudah, dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat,” terangnya.

    Dengan demikian, partisipasi BNI dalam FinExpo 2025 semakin menegaskan perannya sebagai bank yang tidak hanya menghadirkan kemudahan transaksi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pemerataan akses keuangan dan peningkatan literasi finansial masyarakat Indonesia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kementerian UMKM fasilitasi legalitas untuk 1.000 usaha mikro di NTT

    Kementerian UMKM fasilitasi legalitas untuk 1.000 usaha mikro di NTT

    Kupang (ANTARA) – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama sejumlah pemangku kepentingan memfasilitasi lebih dari 1.000 pengusaha mikro di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), agar mendapatkan sertifikasi, legalitas dan perluasan akses pembiayaan.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman dalam ajang Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro di Kupang, Rabu, menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen membangun ekosistem usaha yang aman, inklusif dan kompetitif bagi pengusaha UMKM di seluruh Indonesia.

    “Kehadiran kami melalui festival ini adalah untuk menjawab tantangan dan harapan besar para pengusaha mikro dan kecil dalam mengurus perizinan, sertifikasi, legalitas usaha, pembiayaan, serta layanan lain yang mereka butuhkan,” katanya.

    Sejalan dengan arahan Presiden, Kementerian UMKM mendorong integrasi berbagai layanan perizinan dan sertifikasi dalam satu ekosistem terpadu. Upaya kolaboratif tersebut, katanya, telah menunjukkan hasil yang signifikan, katanya, menjelaskan.

    Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 29 jenis layanan dihadirkan untuk memberikan kemudahan bagi sekitar 1.000 pengusaha UMKM.

    Layanan tersebut mencakup antara lain penerbitan sertifikasi halal, Nomor Induk Berusaha (NIB), izin PIRT dan BPOM, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, hingga fasilitasi pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Menurut Maman, kemudahan itu menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong transformasi UMKM dari sektor informal menjadi sektor formal, sehingga lebih siap bersaing di pasar nasional maupun global.

    “Sekarang tantangan kita adalah bagaimana bisa menggeser para pekerja di sektor UMKM yang rata-rata masih informal menjadi formal. Lewat program KUR, tercatat telah mampu menyerap hingga kurang lebih 11 juta tenaga kerja. Inilah yang secara bertahap kita dorong agar UMKM dapat beralih dari sektor informal ke formal,” katanya.

    Lebih lanjut, ia mengatakan legalitas bukan hanya kewajiban administratif, tetapi juga strategi penting agar pengusaha dapat bertahan dan berkembang di tengah dinamika ekonomi yang terus bergerak maju.

    Sementara itu, Gubernur Provinsi NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan menyambut positif langkah tersebut dan menilai pola kolaborasi yang diterapkan Kementerian UMKM layak direplikasi di seluruh wilayah provinsi.

    “Acara ini luar biasa. Pemerintah Provinsi NTT akan mereplikasi pola yang sudah dibuat oleh Kementerian UMKM agar bisa diterapkan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dengan begitu, seluruh layanan untuk UMKM bisa dikumpulkan bersama agar prosesnya cepat, mudah, dan tetap sesuai regulasi,” ujar dia.

    Ia juga menegaskan Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro di NTT menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antarlembaga dan pemerintah daerah mampu mempercepat pelayanan bagi pengusaha, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi rakyat di kawasan timur Indonesia

    Pewarta: Kornelis Kaha
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menteri UMKM Pamer 60,6 Persen KUR Dialokasikan ke Sektor Produksi

    Menteri UMKM Pamer 60,6 Persen KUR Dialokasikan ke Sektor Produksi

    Menteri UMKM Pamer 60,6 Persen KUR Dialokasikan ke Sektor Produksi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dialokasikan ke sektor produksi mencapai 60,6 persen dari target Rp 300 triliun.
    Maman menuturkan, pencapaian itu baru pertama kali terjadi dalam sejarah dan berhasil diraih dalam setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
    “Per hari ini ada sebuah pencapaian yang sangat luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah realisasi program KUR kita, yaitu per hari ini alokasi dana KUR yang Rp 300 triliun kita berhasil mengalokasikan 60,6 persen ke sektor produksi yang selama ini belum pernah berhasil tercapai,” ujar Maman di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
    Maman menuturkan, alokasi 60,6 persen KUR ke sektor produksi bakal berdampak pada perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan.
    “Kenapa ini menjadi penting bagi kami? Karena pada saat alokasi KUR yang sebanyak Rp 300 triliun itu dialokasikan ke sektor produksi, dampak ekonominya jauh lebih luas dari penciptaan lapangan pekerjaan dan tumbuh kembangnya ekonomi di daerah, dibandingkan hanya sekadar ke sektor konsumtif,” ucap dia.
    Maman melanjutkan, ada peningkatan penyerapan tenaga kerja melalui alokasi dana KUR kepada 3,7 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pda Oktober 2024.
    Maman menyebutkan, satu UMKM dapat menyerap tiga orang tenaga kerja.
    “Sampai bulan Oktober ini, total melalui alokasi dana KUR kita ada sekitar 3,7 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mendapatkan program KUR ini, di mana satu entitas itu rata-rata penyerapan tenaga kerjanya sekitar 3 orang,” kata dia.
    Dengan demikian, kata Maman, UMKM dapat menyerap 11 juta tenaga kerja berkat 60,6 persen dana KUR dialokasikan ke sektor produksi.
    “Jadi kurang lebih plus minus dari program KUR yang didorong di Kementerian UMKM di bawah koordinasi Pak Menko, ada sekitar 11 juta tenaga kerja yang terserap melalui program KUR ini,” ucapnya.
    Politikus Partai Golkar ini mengeklaim, para pelaku UMKM kini diberdayakan secara ekonomi berkat arahan dari Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar.
     “Poinnya yang saya mau sampaikan begini, berkat arahan dan dorongan dari Pak Menko, dari perubahan paradigma kita melihat UMKM yang tadinya paradigmanya hanya sekadar mendorong tumbuh kembangnya UMKM, menjadi paradigma pemberdayaan,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun Hingga September 2025

    BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun Hingga September 2025

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat peran strategisnya dalam memperluas akses pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) salah satunya adalah melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga akhir September 2025, BRI telah mencatat penyaluran KUR sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,84 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun.

    Penyaluran KUR BRI hingga akhir September 2025 tetap didominasi oleh sektor produksi, yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 64,31% dari total penyaluran. Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau setara 44,83% dari keseluruhan KUR yang telah disalurkan BRI. Capaian ini merefleksikan komitmen BRI dalam memperkuat sektor riil dan menjaga ketahanan pangan nasional.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa pembiayaan KUR memiliki dampak nyata terhadap penguatan sektor riil dan penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah. Hery menyampaikan bahwa KUR BRI ditujukan untuk membantu pelaku UMKM agar semakin produktif.

    “Kami percaya bahwa KUR bukan sekedar instrumen pembiayaan, tetapi katalis yang mampu menggerakan ekonomi rakyat. Dengan penyaluran KUR, BRI berupaya mendorong UMKM naik kelas sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional semakin besar. Langkah ini merupakan peran BRI dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan UMKM menjadi penopang utamanya”, ungkap Hery Gunardi.

  • BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025, Sektor Produksi jadi Andalan  – Page 3

    BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025, Sektor Produksi jadi Andalan  – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat kinerja positif dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2025. Hingga akhir September, total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp130,2 triliunkepada 2,84 juta debitur, atau 74,40 persen dari total alokasi KUR BRI tahun ini sebesar Rp175 triliun.

    Data BRI menunjukkan, porsi terbesar KUR mengalir ke sektor produksi yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa produktif lainnya dengan kontribusi mencapai 64,31 persen.

    Dari sektor tersebut, pertanian menjadi penopang utama, menyerap Rp58,37 triliun atau 44,83 persen dari total pembiayaan KUR. Direktur Utama BRI Hery Gunardi menjelaskan bahwa keberhasilan penyaluran ini menjadi bukti nyata peran KUR sebagai penggerak sektor riil dan peningkat kesejahteraan masyarakat.

    “Kami percaya bahwa KUR bukan sekedar instrumen pembiayaan, tetapi katalis yang mampu menggerakan ekonomi rakyat. Dengan penyaluran KUR, BRI berupaya mendorong UMKM naik kelas sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional semakin besar. Langkah ini merupakan peran BRI dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan UMKM menjadi penopang utamanya,” ungkap Hery Gunardi.

    Peningkatan akses pembiayaan juga terlihat dari jangkauan rumah tangga penerima KUR. Hingga akhir September 2025, 18 dari setiap 100 rumah tangga di Indonesia telah memanfaatkan fasilitas KUR BRI, naik dari 14 rumah tangga pada 2022 dan 15 rumah tangga pada 2023.

    Sejak pertama kali disalurkan pada 2015, BRI telah menyalurkan KUR secara kumulatif sebesar Rp1.387 triliunkepada 45,5 juta penerima.

    “Capaian ini menjadi bukti nyata peran BRI dalam mendorong pembiayaan produktif secara konsisten. Ke depan, BRI akan terus berkomitmen menjadi mitra utama bagi UMKM Indonesia untuk tumbuh berkelanjutan,” tutup Hery.

    Dengan dominasi di sektor produksi, kinerja KUR BRI tidak hanya memperkuat daya saing pelaku UMKM, tetapi juga berperan besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkeadilan.

  • Dorong Sektor Produktif, BRI Tegaskan Peran KUR Sebagai Penggerak Ekonomi Rakyat  – Page 3

    Dorong Sektor Produktif, BRI Tegaskan Peran KUR Sebagai Penggerak Ekonomi Rakyat  – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam memperkuat sektor produktif terus menunjukkan hasil positif. Hingga akhir September 2025, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI mencapai Rp130,2 triliun kepada 2,84 juta debitur, setara dengan 74,40 persen dari total alokasi KUR tahun ini sebesar Rp175 triliun.

    Menariknya, penyaluran tersebut masih didominasi oleh sektor produksi yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya dengan porsi 64,31 persen dari total KUR yang telah tersalurkan.

    Dari angka tersebut, sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau 44,83 persen dari keseluruhan KUR BRI. Capaian ini menunjukkan peran BRI yang semakin kuat dalam menjaga ketahanan pangan nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis rakyat.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa program KUR bukan hanya sebatas fasilitas pembiayaan, tetapi juga menjadi motor penggerak sektor riil dan penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah.

    “Kami percaya bahwa KUR bukan sekedar instrumen pembiayaan, tetapi katalis yang mampu menggerakan ekonomi rakyat. Dengan penyaluran KUR, BRI berupaya mendorong UMKM naik kelas sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional semakin besar. Langkah ini merupakan peran BRI dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan UMKM menjadi penopang utamanya,” ujar Hery Gunardi.

    Sejak digulirkan secara nasional, akses pembiayaan BRI terhadap rumah tangga terus meningkat setiap tahun. Hingga September 2025, 18 dari setiap 100 rumah tangga di Indonesia telah mengakses fasilitas KUR BRI meningkat dari 14 rumah tangga pada 2022 dan 15 rumah tangga pada 2023.

    Secara kumulatif, sejak 2015 hingga September 2025, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp1.387 triliun kepada 45,5 juta penerima.

    “Capaian ini menjadi bukti nyata peran BRI dalam mendorong pembiayaan produktif secara konsisten. Ke depan, BRI akan terus berkomitmen menjadi mitra utama bagi UMKM Indonesia untuk tumbuh berkelanjutan,” pungkas Hery.

    Dengan langkah tersebut, BRI tidak hanya memperluas akses keuangan, tetapi juga memastikan KUR menjadi instrumen penting dalam membangun ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berkelanjutan.

  • Menteri PKP Dorong Pengembang Rumah Subsidi Melantai di Bursa

    Menteri PKP Dorong Pengembang Rumah Subsidi Melantai di Bursa

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara) menginstruksikan agar para pengembang rumah subsidi dapat segera menggelar penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).

    Ara menyebut, upaya melantai di bursa itu diusulkan untuk memenuhi kebutuhan modal para pengembang dalam rangka mendukung target 3 juta rumah yang dibidik oleh Presiden Prabowo Subianto.

    “Kami juga bahas terkait pasar modal, sehingga nanti bagaimana pembiayaan itu tidak harus dari perbankan. Sehingga nanti para pengembang juga punya pilihan [dalam mencari modal].” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PKP, Jumat (24/10/2025) malam.

    Pada saat yang sama, Ara turut mendorong Gapensi (Gabungan Pengusaha Konstruksi) untuk berperan aktif menjadi kontraktor dalam pembangunan rumah bersubsidi dan rumah komersial, sehingga tidak hanya bergantung pada proyek-proyek yang dibiayai oleh APBN.

    Selain mendorong partisipasi Gapensi dalam pembangunan rumah subsidi, Ara juga menyampaikan agar Gapensi memanfaatkan segala jenis bentuk bantuan pembiayaan dari pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan sebagai modal usaha yang disediakan bagi UMKM termasuk kontraktor. 

    “Rumah subsidi jelas pembangunannya pakai kontraktor, kuota subsidi tahun ini 350 ribu, tahun depan juga 350 ribu. Ini peluang yang besar untuk pengusaha kontraktor. Gapensi perlu berpikir untuk jadi kontraktor program rumah bersubsidi dan komersial, tidak hanya mengandalkan program dari APBN saja,” jelas Ara.

    Menanggapi hal itu, Ketua Umum Gapensi, Andi Rukman menyambut baik arahan Menteri PKP untuk Gapensi ikut aktif dalam pembangunan rumah subsidi. 

    “Bahwa ini peluang yang cukup baik untuk anggota kami di seluruh Indonesia yang memang saat ini semua berebut di proyek pemerintah. Kami lihat ada peluang 350.000 rumah subsidi dan ternyata kontraktor harus berani juga untuk turun jadi pengembang,” ujarnya. 

    Apabila dorongan tersebut direalisasikan, maka hal tersebut akan menambah euforia penambahan emiten di pasar saham Indonesia.

    Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam setahun Prabowo menjabat sebagai Presiden RI, pasar saham Indonesia mencatatkan penambahan 17 emiten, dari sebanyak 938 emiten menjadi 955 emiten.

    Penambahan jumlah emiten ini terjadi seiring dengan ramainya aktivitas IPO. Di mana, dalam setahun Prabowo menjabat sebagai Presiden RI, tercatat ada sebanyak 28 perusahaan yang menggelar IPO dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, kemudian BEI juga melakukan penghapusan saham atau delisting terhadap sejumlah emiten.

  • BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun, Langkah Nyata Perkuat Sektor Riil dan Ciptakan Lapangan Kerja – Page 3

    BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun, Langkah Nyata Perkuat Sektor Riil dan Ciptakan Lapangan Kerja – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menegaskan perannya sebagai penggerak ekonomi rakyat dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp130,2 triliun kepada 2,84 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun hingga akhir September 2025. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen BRI untuk memperkuat sektor riil dan mendukung penciptaan lapangan kerja di seluruh Indonesia.

    Penyaluran KUR BRI didominasi oleh sektor produksi, yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 64,31% dari total penyaluran. Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau setara 44,83% dari total KUR yang disalurkan BRI.

    Dalam upaya memperkuat ekosistem perumahan rakyat, BRI juga menunjukkan perannya sebagai penggerak ekonomi masyarakat melalui dukungan terhadap penyelenggaraan Akad Massal Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi 800.000 debitur dan peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya, Jawa Timur (21/10/2025).

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan akad massal KUR dan peluncuran KPP. Hery menilai bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen BRI dalam memperluas akses pembiayaan guna menggerakan roda ekonomi kerakyatan.

    “BRI menyambut baik pelaksanaan akad massal KUR bagi 800.000 debitur dan peluncuran KPP sebagai bentuk sinergi lintas sektor untuk memperkuat pengusaha UMKM dan memajukan ekosistem perumahan secara menyeluruh. Kami berkomitmen untuk mendukung program pemerintah melalui akses pembiayaan yang menyentuh sektor-sektor yang memberi daya ungkit besar terhadap ekonomi rakyat. BRI meyakini bahwa inisiatif ini akan menjadi katalis penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Hery.

  • BRI Dukung Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Luncurkan Kredit Program Perumahan – Page 3

    BRI Dukung Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Luncurkan Kredit Program Perumahan – Page 3

    Liputan6.com, Surabaya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendukung pelaksanaan Akad Massal Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi 800.000 debitur dan meluncurkan Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya, Jawa Timur (21/10/2025). Program ini menjadi langkah strategis BRI untuk mewujudkan pemerataan akses hunian dan menggerakkan sektor UMKM konstruksi.

    Acara ini dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI Maman Abdurrahman, Menteri Perlindungan Pekerja Migran RI Mukhtarudin, Wakil Menteri UMKM RI Helvi Yuni Moraza, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Direktur Utama BRI Hery Gunardi. Selain pelaksanaan kegiatan yang dihadiri pengusaha UMKM secara langsung, kegiatan ini juga diikuti secara virtual oleh debitur KUR dari 38 provinsi di seluruh Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah mendorong KUR untuk menjadi instrumen penting dalam menumbuhkan wirausaha baru, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Ketiga dalam hal ini penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pengembangan kewirausahan yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

    “Tahun ini pemerintah akan mendorong dan menargetkan penyaluran KUR bisa mencapai Rp300 triliun dan tentu harapannya usaha-usaha produktif biasanya mempekerjakan 3 sampai 5 tenaga kerja. Tentu ini akan menambah jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor entrepreneurship,” ujar Menko Airlangga dalam sambutannya.

    Sebagai bank penyalur KUR terbesar di Indonesia, hingga akhir September 2025 BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,84 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun. Penyaluran KUR BRI tersebut didominasi oleh sektor produksi, yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 64,31% dari total penyaluran.

    Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau setara 44,83% dari total KUR yang disalurkan BRI. Hal ini mencerminkan komitmen BRI dalam memperkuat sektor riil dan menjaga ketahanan pangan nasional.