Produk: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • Cerita Mantri BRI Agustina Etwiory Dedikasikan Hidupnya untuk Majukan Ekonomi Desa di Merauke – Page 3

    Cerita Mantri BRI Agustina Etwiory Dedikasikan Hidupnya untuk Majukan Ekonomi Desa di Merauke – Page 3

    Sebagai Mantri, tugas utamanya adalah mencari nasabah, baik untuk simpanan maupun pinjaman. Selain itu, ia juga bertugas memperkenalkan berbagai produk BRI seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan layanan laku panadai Agen BRILink kepada masyarakat.

    Tidak hanya menyalurkan pinjaman, di bawah bimbingannya, beberapa kampung di wilayah binaannya, seperti Kampung Isenombias, telah menjadi kampung binaan BRI. Ia juga aktif mendampingi dan memberdayakan kelompok usaha seperti CV Barokah Sayur, sebuah klaster usaha pertanian hortikultura di kampung tersebut.

    Pendampingan pun diberikan BRI untuk CV Barokah Sayur dalam bentuk literasi keuangan, penyuluhan pertanian, hingga pemberian alat-alat mesin pertanian.

    “Mereka sangat antusias dan merasa senang dengan bantuan yang diberikan. Bahkan, mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa menghasilkan produk yang lebih baik,” ujar Agustina.

    Dalam menjalankan tugasnya saat mendampingi nasabah, ia beberapa kali menemui nasabah yang kesulitan membayar pinjaman. Namun, dengan pendekatan personal dan edukasi keuangan, ia membantu nasabah menjaga nama baik mereka di dunia perbankan.

    “Banyak nasabah yang awalnya enggan menabung atau meminjam, tapi setelah diberikan pemahaman, mereka mulai percaya dan merasa nyaman bekerja sama dengan BRI,” kata Agustina.

  • Upaya Tak Kenal Lelah BRI Berdayakan Kelompok Usaha Tanah Miring Merauke

    Upaya Tak Kenal Lelah BRI Berdayakan Kelompok Usaha Tanah Miring Merauke

    Merauke: Di sudut timur Indonesia yang jauh dari hiruk pikuk kota besar, terdapat sebuah kisah inspiratif yang berasal dari seorang perempuan tangguh. Agustina Etwiory, seorang mantri (pemasar mikro) BRI di Unit Kerja (Uker) Tanah Miring, Distrik Tanah Miring, Kab. Merauke, Provinsi Papua Selatan.
     
    Ia adalah seorang mantri BRI yang telah mendedikasikan hidupnya untuk membantu masyarakat di daerah terpencil, memajukan perekonomian desa dan mengenalkan produk-produk perbankan kepada masyarakat kecil.
     
    Agustina memulai perjalanan hidup di tanah kelahirannya, Merauke. Lahir dan besar di Papua Selatan, ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di kota kecil tersebut. Sebelum bergabung dengan BRI, Agustina bekerja di Satuan Polisi Pamong Praja selama enam tahun. Pada 2010, Agustina resmi bergabung dengan BRI sebagai teller. Kariernya terus berlanjut hingga menjadi mantri.
    Sebagai mantri BRI yang ditempatkan di Unit Tanah Miring, ia pun harus menghadapi berbagai tantangan. Letak geografis unitnya yang berada di pinggiran kota, dengan jarak sekitar 30-45 menit dari pusat Merauke, sering kali menjadi kendala.
     

    Selain itu, infrastruktur jalan yang sebagian besar masih berupa tanah membuat perjalanan menjadi sulit, terutama saat hujan. Namun, tantangan ini tidak menyurutkan semangatnya.
     
    “Suka dukanya pasti ada, terutama saat mencari debitur untuk menjadi nasabah. Kadang ada penolakan, tetapi setelah dua atau tiga kali kunjungan, mereka akhirnya mau menabung. Itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya,” ujar Agustina.

    Aktif Dampingi Klaster Usaha

    Sebagai mantri, tugas utamanya adalah mencari nasabah, baik untuk simpanan maupun pinjaman. Selain itu, ia juga bertugas memperkenalkan berbagai produk BRI seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan layanan laku panadai Agen BRILink  kepada masyarakat.
     
    Tidak hanya menyalurkan pinjaman, di bawah bimbingannya beberapa kampung di wilayah binaan seperti Kampung Isenombias, telah menjadi kampung binaan BRI. Ia juga aktif mendampingi dan memberdayakan kelompok usaha seperti CV Barokah Sayur, sebuah klaster usaha pertanian hortikultura di kampung tersebut.
     
    Pendampingan pun diberikan BRI untuk CV Barokah Sayur dalam bentuk literasi keuangan, penyuluhan pertanian, hingga pemberian alat-alat mesin pertanian.
     
    “Mereka sangat antusias dan merasa senang dengan bantuan yang diberikan. Bahkan, mereka ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa menghasilkan produk yang lebih baik,” ujar Agustina.
     
    Dalam menjalankan tugasnya saat mendampingi nasabah, ia beberapa kali menemui nasabah yang kesulitan membayar pinjaman. Namun, dengan pendekatan personal dan edukasi keuangan, ia membantu nasabah menjaga nama baik mereka di dunia perbankan.
     
    “Banyak nasabah yang awalnya enggan menabung atau meminjam, tapi setelah diberikan pemahaman, mereka mulai percaya dan merasa nyaman bekerja sama dengan BRI,” kata Agustina.
     

    Sebagai mantri, Agustina memiliki harapan besar untuk nasabah binaannya. Ia ingin melihat mereka berkembang dan mampu meningkatkan taraf hidup melalui usaha yang mereka jalankan.
     
    Agustina juga berharap BRI terus memberikan dukungan melalui program-program inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
     
    “Peran saya sebagai mantri sangat berpengaruh di kampung ini. Selain memberikan pinjaman, saya juga membantu mereka dengan menjemput tabungan atau memberikan solusi atas masalah ekonomi yang dihadapi,” katanya.
     
    Dengan semangat tersebut, Agustina bertekad terus menjadi jembatan antara BRI dan masyarakat kecil, membantu mereka meraih mimpi dan mencapai kemandirian ekonomi.
     
    Kisah Agustina sebagai mantri BRI pun menunjukkan bagaimana terdapat cerita perjuangan yang menginspirasi. Ya, dengan dedikasi, kerja keras, dan semangat untuk melayani, Agustina telah membuktikan bahwa peran seorang mantri bukan sekadar pekerjaan, tetapi sebuah panggilan untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat di sekitarnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Peran BRI Topang Kesuksesan UMKM Wingko Babat Lamongan Selama 3 Dekade

    Peran BRI Topang Kesuksesan UMKM Wingko Babat Lamongan Selama 3 Dekade

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sudah lebih dari tiga dekade, Wingko ‘Bambang Indrajaya’ telah menjaga cita rasa autentik khas Babat, Lamongan, Jawa Timur, sejak 1990. Kudapan produksi UMKM milik keluarga ini mampu lestari berkat dukungan permodalan dan pembinaan dari BRI.

    Cerita kesuksesan Wingko ‘Bambang Indrajaya’ berakar pada tekad almarhum Bambang Indrajaya, seorang pensiunan pegawai kereta api, yang memanfaatkan pesangonnya untuk merintis usaha wingko. Usaha ini terus berkembang selama 34 tahun dan beralih ke tangan putranya, Bastian Hendri, yang kini membawa nama wingko Babat ke level baru.

    Bastian bercerita, awalnya dia berperan dalam membantu pemasaran. Dia memasarkan wingko ini ke area wisata religi di Jawa Timur, seperti makam-makam Sunan.

    “Saat Pak Bambang masih hidup, saya hanya membantu dalam bagian pemasaran. Setelah Pak Bambang meninggal pada tahun 2011, usaha ini diteruskan oleh ibu saya,” ujarnya di Jakarta.

    Perjalanan Wingko ‘Bambang Indrajaya’ bukanlah tanpa tantangan. Namun, sinergi dengan pelaku industri keuangan yang tepat disertai usaha keras menjadi strategi ampuh dalam menaikkelaskan usaha daerah ini menjadi bisnis yang terkenal dan berdampak bagi sekitar.

    Bastian bercerita salah satu momen bersejarah yang tak terlupakan bagi usaha ini, terjadi pada 2005. Kala itu mereka mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membuat wingko raksasa berukuran 3,5 meter dan tebal 10 cm.

    Prestasi ini bukan hanya sebagai kebanggaan, tetapi juga menjadi titik balik yang membuka jalan kesuksesan dan pengakuan lebih luas terhadap usaha kudapan ini. Setelah rekor itu, produksi Wingko ‘Bambang Indrajaya’ melonjak pesat.

    “Tadinya hanya satu atau dua bak adonan per hari yang masing-masing seberat 5 kilogram, menjadi 30 hingga 40 bak per hari,” kenang Bastian.

    Meski begitu, seperti halnya perjalanan bisnis lain, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Rintangan dan tantangan terus menghadang, salah satunya ‘infeksi’ pandemi Covid-19. Bastian mengakui bahwa pandemi menjadi ujian berat bagi bisnis keluarga yang telah berjalan puluhan tahun.

    “Pandemi adalah titik berat, tapi juga kesempatan untuk berinovasi,” katanya.

    Di tengah tantangan besar akibat pandemi, Bastian menambahkan, rekam jejak positif selama ini membuat usaha ini mendapat dukungan cukup dalam menopang kelangsungan usahanya. Apalagi, sejak 2018 Bastian telah menjadi nasabah BRI dan memperoleh fasilitas pinjaman melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    “Peran BRI bagi saya adalah dapat modal tambahan, apalagi buat bahan-bahan kan kurang, karena harga pasaran kan nggak rata. Makanya saya butuh BRI,” ucapnya.

    Foto: Arsip BRI.

    Lebih lanjut, dengan bantuan tersebut, Bastian pun dapat melakukan berbagai inovasi untuk bisa terus mempertahankan bisnis dan menyesuaikan usaha dengan kondisi yang berubah.

    Selain itu, upaya kerasnya pun memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Wingko ‘Bambang Indrajaya’ mampu membuka lapangan kerja dengan mempekerjakan 10 karyawan, tujuh di antaranya perempuan.

    Bastian juga mengakui, bantuan BRI tak hanya datang dalam hal pembiayaan. Seiring dengan pulihnya situasi pasca Covid-19, BRI terus mendukung usahanya.

    Komitmen BRI itu terlihat dari program pendampingan hingga memberi kesempatan untuk tampil di Bazaar UMKM BRILian agar dapat dikenal pasar secara lebih luas.

    Diketahui, BRI mencatat penyaluran KUR selama 2024 mencapai Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM hingga akhir November 2024. Termasuk kepada UMKM Wingko ‘Bambang Indrajaya’.

    Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian KUR tersebut merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM. Terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.

    “Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan,” ujarnya.

    Pada akhirnya, perjuangan Bastian bersama usaha warisan ayahnya mencerminkan semangat besar UMKM untuk naik kelas dan membawa dampak pada masyarakat sekitar. Semangat ini yang menjadi fondasi bagi BRI untuk terus menegaskan komitmennya mendukung UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

    (ory/ory)

  • Harga Garam yang Gak Karuan, Begini Kata Menteri Wahyu Trenggono

    Harga Garam yang Gak Karuan, Begini Kata Menteri Wahyu Trenggono

    Indramayu

    Petani garam mengeluhkan rendahnya harga garam di pasaran. Di Indramayu misalnya, harga garam saat ini ada di kisaran Rp975,-/kg (K1), Rp850,0/kg (K2), dan Rp750,-/kg (K3).

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengharapkan harga garam bisa stabil. Akan tetapi, perlu diurutkan seusai dengan kualitas hingga biaya produksi untuk dapat mengukur stabilitas harga garam.

    “Kalau seluruhnya diurutkan dengan baik, prosesnya bagus, kualitasnya bagus. Terus kemudian biaya produksinya juga terukur dengan baik, rasanya harga itu pasti akan terkontrol dengan baik,” kata Trenggono kepada wartawan di Gudang Garam Nasional Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (26/12/2024).

    Ia menilai, kenaikan harga garam terjadi akibat biaya logistik permintaan pasokan. Saat ini, Trenggono juga tengah mengkaji apa yang menyebabkan harga garam tidak stabil.

    “Kita sedang telusuri semua, supaya kita bisa dapat yang pasti persoalannya dari mana. Kalau misalnya soal logistik, maka logistik harus standar. Kalau misalnya soal kualitas, kualitas harus standar,” ungkapnya.

    Sementara itu, Trenggono juga membuka ruang sinergi dengan Perum Bulog untuk melakukan penyerapan garam. Ke depan, ia juga mendorong koperasi garam ihwal pendanaan melalui kredit usaha rakyat (KUR).

    “Kalau perlu saya bisa saja mengusulkan ke Bulog salah satunya komoditi garam bisa ditangani dengan baik. Tapi kan juga kita punya PT garam. Nanti ada lagi, ada badan baru yang khusus menangani produk pertanian, misalnya, pertanian dan perikanan serta garam,” tutupnya.

    Dikutip dari detikJatim, anjloknya harga garam saat produksi melimpah dan minimnya serapan menjadi persoalan selalu dihadapi petani. Masalah klasik itupun diungkapkan petani garam di Kecamatan Pengarengan Sampang kepada salah satu anggota DPR RI meninjau stok garam di gudang perani.

    Tajus Sakki, petani yang juga pelaku industri kecil menengah (IKM) garam konsumsi mengatakan stok garam masih menumpuk lantaran serapan garam industri dan konsumsi tidak maksimal.

    Hal itu disebabkan masih ada impor garam masuk sehingga mempengaruhi serapan minim. Selain itu harga garam masih rendah sehingga petani enggan melepas garamnya.

    “Kami berharap rencana pemerintah menyetop impor garam khusus garam konsumsi bisa segera direalisasikan. Sebab dengan upaya itu harga garam petani bisa stabil dan terserap maksimal,” kata Tajus Sakki, Rabu (18/12/2024).

    (kil/kil)

  • UMKM Wingko Babat Lamongan Sukses Puluhan Tahun Berkat Dukungan BRI

    UMKM Wingko Babat Lamongan Sukses Puluhan Tahun Berkat Dukungan BRI

    Lamongan: Berdiri sejak 1990, Wingko “Bambang Indrajaya” terus melestarikan kudapan khas Babat Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, lewat cita rasa autentik selama lebih dari tiga dekade. Keberlanjutan usaha ini tidak terlepas dari dukungan permodalan dan pembinaan dari BRI yang membuat bisnis keluarga terus hidup.
     
    Usaha ini bermula dari kerja keras almarhum Bambang Indrajaya, seorang pensiunan kereta api, memanfaatkan pesangonnya untuk memulai bisnis wingko yang khas. Kini, setelah 34 tahun berjalan, tongkat estafet telah diteruskan oleh putranya, Bastian Hendri yang membawa usaha ini semakin berkembang.
     
    Jauh sebelum sampai titik ini, semula Bastian bercerita bahwa awal perannya hanya membantu pemasaran, dengan menjangkau area wisata religi di Jawa Timur, seperti makam-makam Sunan.
    “Saat Pak Bambang masih hidup, saya hanya membantu dalam bagian pemasaran. Setelah Pak Bambang meninggal pada tahun 2011, usaha ini diteruskan oleh ibu saya,” ujarnya di Jakarta.
     
    Perjalanan Wingko “Bambang Indrajaya” sendiri bukanlah tanpa tantangan. Namun, sinergi dengan pelaku industri keuangan yang tepat disertai usaha keras menjadi siasat ampuh dalam menaikkelaskan usaha daerah ini menjadi bisnis yang terkenal dan berdampak bagi sekitar.
     

    Bastian bercerita salah satu momen bersejarah yang tak terlupakan bagi usaha ini, terjadi pada tahun 2005, ketika mereka mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan membuat wingko raksasa berukuran 3,5 meter dan tebal 10 cm.
     
    Prestasi ini bukan hanya sebagai kebanggaan, tetapi juga menjadi titik balik yang membuka jalan bagi pengakuan lebih luas terhadap usaha kudapan ini. “Setelah itu, produksi kita melonjak pesat, dari hanya satu atau dua bak adonan per hari yang masing-masing seberat 5 kilogram, menjadi 30 hingga 40 bak per hari,” kenang Bastian.
     
    Namun, seperti halnya perjalanan bisnis lain, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Rintangan dan tantangan terus menghadang, salah satunya adalah pandemi Covid-19. Bastian mengakui bahwa pandemi menjadi ujian berat bagi bisnis keluarga yang telah berjalan lama ini. “Pandemi adalah titik berat, tapi juga kesempatan untuk berinovasi,” katanya.
     
    Meskipun pandemi memberikan tantangan besar, Bastian nyatanya cukup beruntung, ini karena berbekal rekam jejak yang baik, membuat dia mendapat dukungan cukup dalam menopang kelangsungan usahanya.
     

    Direktur Bisnis Mikro BRI Supari (Foto:Dok.BRI)
     
    Diketahui, sejak 2018, dirinya telah menjadi nasabah BRI dan memperoleh fasilitas pinjaman melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Peran BRI bagi saya adalah dapat modal tambahan, apalagi buat bahan-bahan kan kurang, karena harga pasaran kan gak rata. Makanya saya butuh BRI,” ucap Bastian.
     
    Lebih lanjut, dengan bantuan tersebut, Bastian pun dapat melakukan berbagai inovasi untuk bisa terus mempertahankan bisnis dan menyesuaikan usaha dengan kondisi yang berubah. Selain itu, upaya kerasnya pun memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar, tercermin dari lapangan kerja yang tersedia, di mana dia mampu mempekerjakan 10 karyawan, bahkan tujuh di antaranya adalah perempuan.
     

    Dia pun mengakui, bantuan BRI tak hanya datang dalam hal pembiayaan. Seiring dengan pulihnya situasi pasca Covid-19, BRI terus mendukung usahanya. Komitmen BRI ini terlihat dari cara perseroan yang tak segan memberikan program pendampingan hingga memungkinkan usaha yang dimilikinya tampil di Bazaar UMKM BRILian agar dapat dikenal oleh pasar yang lebih luas. Sebagaimana diketahui, BRI mencatat penyaluran KUR selama tahun 2024 mencapai Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM hingga akhir November 2024.
     
    Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.
     
    “Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan,” kata Supari.
     
    Pada akhirnya, perjuangan Bastian bersama usaha Wingko-nya mencerminkan semangat besar UMKM dalam upaya naik kelas dan membawa dampak pada masyarakat sekitar. Semangat inilah yang menjadi fondasi bagi BRI untuk terus menegaskan komitmennya mendukung UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Berkat Pendampingan BRI, UMKM Wingko Babat Lamongan Sukses Puluhan Tahun sebagai Usaha Turun-temurun – Page 3

    Berkat Pendampingan BRI, UMKM Wingko Babat Lamongan Sukses Puluhan Tahun sebagai Usaha Turun-temurun – Page 3

    Bastian mengaku bahwa salah satu momen tak terlupakan dan bersejarah bagi usaha ini adalah ketika mereka berhasil mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2005. Prestasi yang satu ini berhasil diraih dengan membuat wingko raksasa berukuran 3,5 meter dan tebal 10 cm.

    Nyatanya, rekor tersebut bukan hanya sebuah kebanggaan. Hal ini juga menjadi titik balik yang membuka jalan bagi pengakuan luas terhadap usaha kudapan tersebut.  “Setelah itu, produksi kita melonjak pesat, dari hanya satu atau dua bak adonan per hari yang masing-masing seberat 5 kilogram, menjadi 30 hingga 40 bak per hari,” kenang Bastian.

    Tantangan COVID-19

    Namun, bisnis Wingko ‘Bambang Indrajaya’ tak selamanya berjalan mulus. Tantangan dan rintangan lain pun muncul, salah satunya saat terjadi pandemi Covid-19. Menurut Bastian, pandemi adalah ujian berat yang dialami oleh bisnis keluarga yang sudah berjalan lama tersebut.

    “Pandemi adalah titik berat, tapi juga kesempatan untuk berinovasi,” katanya.

    Meskipun pandemi memberikan tantangan besar, Bastian nyatanya cukup beruntung, ini karena berbekal rekam jejak yang baik, membuat dia mendapat dukungan cukup dalam menopang kelangsungan usahanya.

    Fasilitas KUR dari BRI

    Sejak 2018, ia telah menjadi nasabah BRI dan mendapatkan fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Peran BRI bagi saya adalah dapat modal tambahan, apalagi buat bahan-bahan kan kurang, karena harga pasaran kan gak rata. Makanya saya butuh BRI,” ucapnya.

    Dengan bantuan tersebut, Bastian pun bisa melakukan beragam inovasi untuk bisa mempertahankan bisnis dan menyesuaikan usaha dengan kondisi yang berubah. Upaya kerasnya juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar, salah satunya bisa dilihat dari lapangan kerja yang tersedia. Bastian mampu mempekerjakan 10 karyawan, di mana 7 di antaranya adalah perempuan.

    Dia pun mengakui, bantuan BRI tak hanya datang dalam hal pembiayaan. Seiring dengan pulihnya situasi pasca Covid-19, BRI terus mendukung usahanya. Komitmen BRI ini terlihat dari cara perseroan yang tak segan memberikan program pendampingan hingga memungkinkan usaha yang dimilikinya tampil di Bazaar UMKM BRILian agar dapat dikenal oleh pasar yang lebih luas. Sebagaimana diketahui, BRI mencatat penyaluran KUR selama tahun 2024 mencapai Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM hingga akhir November 2024.

    Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan. “Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan,” ujarnya.

    Pada akhirnya, perjuangan Bastian bersama usaha Wingko-nya mencerminkan semangat besar UMKM dalam upaya naik kelas dan membawa dampak pada masyarakat sekitar. Semangat inilah yang menjadi fondasi bagi BRI untuk terus menegaskan komitmennya mendukung UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

  • Menilik cerita pabrik sepatu kulit rumahan di timur Jakarta

    Menilik cerita pabrik sepatu kulit rumahan di timur Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Siapa sangka, sepatu kulit dengan desain kekinian, lahir dari gang perumahan kecil di timur Jakarta.

    Sedari pagi, para pekerja sudah mulai mengukur pola, memotong bahan kulit, melakukan pemasangan sol luar, hingga melakukan pengemasan.

    Mereka juga jadi garda terdepan, saat pelanggan datang untuk menjajal langsung.

    Sesekali, satu-dua kurir memarkir motor di halaman, mengambil pesanan yang perlu dikirim hari itu juga

    Pabrik dari jenama sepatu kulit Flavio & Boston itu sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Di tengah gempuran sepatu impor dan pabrikan, pabrik rumahan itu tetap bertahan.

    Pemiliknya, Rully, menjadi pewaris Flavio & Boston dari ayahnya, yang dulu merupakan pengrajin kulit.

    Rully mempertahankan pembuatan secara manual, karena ia meyakini, sepatu kulit akan nyaman dikenakan, jika dibuat langsung oleh tangan dengan melibatkan sentuhan hati.

    Dari Medan, Sumatera Utara, mereka sempat pindah ke Bandung, Jawa Barat, sebelum akhirnya bermukim di Jakarta.

    Sejak pelanggan berbondong-bondong memindahkan transaksi pembelian ke platform dagang daring, ia memfokuskan penjualan secara online.

    Namun, di lantai dua pabriknya, toko kecil dibuka untuk siapa saja yang ingin datang langsung mencoba sepatunya.

    Di sana, sepatu kulit dengan beragam model, ukuran, dan warna, dipajang berjajar. Rully akan melayani calon pembelinya secata langsung, hingga mereka menemukan model dan ukuran yang diinginkan.

    Kalau pelanggan belum kunjung mendapatkan sepatu yang jadi tambatan hari, dan punya permintaan khusus, Rully mempersilakan mereka melakukan pre-order.

    Sepatu baru akan dibuat setelahnya, sesuai dengan pesanan yang diinginkan pelanggan. Biasanya pengerjaannya selesai dalam.beberapa hari.

    Pelayanan serupa juga diberikan Rully kepada pelanggan-pelanggan yang melakukan pembelian secara online dengan cara yang sama.

    Setiap hari, ia bakal menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka melalui chat, terutama di jam-jam operasional. Beragam desain, model, warna, dan ukuran sepatu kulit permintaan pelanggan, siap disediakan Rully.

    Menyesuaikan kebutuhan pelanggan

    Sampai saat inj, Flavio & Boston sudah memiliki sekitar 80 desain sepatu kulit.

    Beragam dibuat Rully untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar.

    Ini juga menjadi salah satu keunggulan jenama Flavio & Boston dibandingkan jenama sepatu kulit impor dan lokal lain.

    “Biasanya kan sepatu kulit itu identik dengan desain formal. Namun kami berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan anak-anak muda, yang biasanya suka sepatu kulit yang bisa digunakan untuk kegiatan formal dan informal, ” katanya.

    Salah satu sepatu terlaris Flavio & Boston ialah sepatu yang mengadopsi desain sepatu kets, dengan garis di sisi luar sepatu.

    Pelanggan muda menyukai desain ini, karena dapat digunakan tak hanya untuk acara formal, tapi juga untuk berkumpul dan bermain bersama teman-teman.

    Salah satu sepatu produk Flavio & Boston yang memadukan desain sepatu kets yang casual dengan sepatu kulit yang formal. (ANTARA FOTO/ Azhfar Muhammad)

    Tak semua model dan desain dipasarkan dalam waktu yang sama. Pasalnya, desain atau model sepatu yang disukai pelanggan biasanya mengalami pergeseran dari waktu ke waktu.

    Rully mencontohkan, sepatu kulit ala Aladin, dengan ujung yang lancip ke atas, menjadi favorit pada masanya.

    Kemudian, sepatu kulit yang populer bergeser ke sepatu-sepatu berbentuk boots.

    Kini, sepatu kulit yang berbentuk menyerupai sepatu kets lah yang menjadi unggulan.

    Meskipun tak lagi menjual sepatu-sepatu dengan desain yang tidak populer, Rully tidak lantas menghapusnya sama sekali dari daftar. Ia hanya tidak memproduksi dan menjualnya lagi.

    Apabila pelanggan memiliki permintaan sepatu kulit dengan desain khusus, Rully juga bersedia membuatnya, dan menyarankan mereka melakukan pre-order.

    Ia juga bersedia meladeni pertanyaan-pertanyaan pelanggan terkait sepatu kulit yang paling cocok untuk mereka, hingga cara merawatnya.

    Rully pun kerap memberikan bonus semir khusus sepatu kulit, bagi para pelanggannya.

    Dengan pelayanan istimewa itu, Rully bisa terus mempertahankan Flavio & Boston. Dalam sebulan, pabrik rumahannya bisa memproduksi hingga seribu sepatu. Omzet yang didapatkan Rully pun bisa mencapai Rp100 juta.

    Biasanya penjualan sepatu kulitnya akan mengalami peningkatan di hari raya seperti Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru.

    “Mungkin di waktu itu pelanggan punya lebih banyak uang karena baru saja mendapatkan tunjangan hari raya, yang bisa digunakan untuk membeli produk-produk yang akan dikenakan di perayaan-perayaan itu. Jadi penjualan biasanya meningkat,” kata Rully.

    Membidik naik kelas

    Perjalanan Flavio & Boston tak selalu mulus. Saat penjualan masih dilakukan secara langsung kepada pelanggan dan distributor, Rully sempat berhenti berproduksi lantaran kesulitan bersaing dengan produsen sepatu kulit lain yang lebih besar.

    Dengan kehadiran platform perdagangan dalam jaringan, Rully mulai menjual sepatu kulitnya secara online dengan lebih serius.

    Ia bahkan meminta fotografer profesional untuk memotret sepatu-sepatunya agar menarik saat tampil di layar kaca.

    Untuk mengembangkan usahanya, Rully kerap mengikuti berbagai kegiatan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang diselenggarakan pemerintah.

    Di sana ia mendapatkan wadah untuk mempromosikan dan menjual sepatunya, sekaligus berjejaring dengan pengusaha lokal lain maupun calon investor.

    Ke depan, Rully berharap mendapatkan suntikan dana, baik dari investor dalam maupun luar negeri.

    Dengan demikian, ia berharap sepatunya, yang telah terjual ke beberapa negara di Asia, dapat menarik lebih banyak peminat di seluruh Indonesia dan hingga mancanegara. Apalagi, ia juga ingin membuka toko fisik yang lebih besar ke depannya.

    Dengan cara itu, ia yakin sepatu dan jenama yang dirintis ayahnya, tak lekang oleh zaman.

    Adapun, sejumlah kebijakan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas telah ditelurkan oleh pemerintah, salah satunya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berbunga rendah.

    Hingga 23 Desember 2024, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp280,28 triliun atau sebesar 100,10 persen dari target Rp280 triliun.

    Untuk 2025, pemerintah menargetkan penyaluran KUR dapat meningkat menjadi Rp300 triliun.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kapan KUR BRI 2025 Dibuka?

    Kapan KUR BRI 2025 Dibuka?

    Jakarta: Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI 2025 diperkirakan akan dibuka pada triwulan pertama, antara Januari hingga Maret, mengikuti pola penyaluran tahun-tahun sebelumnya.
     
    Meskipun anggaran subsidi bunga KUR 2025 mengalami penurunan menjadi Rp38,28 triliun dari Rp47,78 triliun pada tahun sebelumnya, target penyaluran KUR tetap optimistis, diproyeksikan antara Rp280 triliun hingga Rp300 triliun.
     
    BRI menawarkan beberapa jenis KUR dengan plafon pinjaman berbeda, dilansir laman resmi BRi;
     
    – KUR Mikro: Pinjaman hingga Rp50 juta per debitur.
    – KUR Kecil: Pinjaman antara Rp50 juta hingga Rp500 juta.
    – KUR TKI: Pinjaman hingga Rp25 juta untuk mendukung keberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
     
    Semua jenis KUR ini memiliki suku bunga ringan, yaitu 6 persen per tahun.
     

    Syarat Pengajuan KUR BRI 2025:
    – Usaha telah berjalan minimal enam bulan.
    – Melengkapi dokumen seperti KTP, Nomor Induk Berusaha (NIB), dan surat keterangan usaha.
    – Mengisi data pribadi dan informasi usaha dengan lengkap saat pengajuan.
    Cara Mendaftar KUR BRI 2025:

    Kunjungi situs resmi KUR BRI di [kur.bri.co.id](https://kur.bri.co.id).
    Pilih opsi “Ajukan Pinjaman”.
    Login menggunakan alamat email dan kata sandi. Jika belum memiliki akun, pilih “Daftar” dan ikuti instruksi pendaftaran.
    Setelah akun aktif, lengkapi data diri dan informasi usaha sesuai petunjuk.
    Unggah dokumen pendukung seperti KTP, NIB, dan surat keterangan usaha.
    Tentukan jumlah pinjaman dan tenor yang diinginkan, lalu ajukan permohonan.

    Setelah pengajuan online, pihak BRI akan melakukan verifikasi dan survey lapangan. Calon debitur mungkin perlu mendatangi kantor BRI terdekat untuk proses lebih lanjut, termasuk penandatanganan dokumen.
     
    Untuk informasi resmi dan pembaruan terkini, disarankan untuk memantau situs bri.co.id secara berkala. (Suchika Julian Putri)
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • RI Tertinggal dari Australia hingga India soal Jumlah Startup Desember 2024

    RI Tertinggal dari Australia hingga India soal Jumlah Startup Desember 2024

    Bisnis.com, JAKARTA -Jumlah perusahaan rintisan (startup) Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan Australia, Inggris, hingga India. Secara total, jumlah startup di Tanah Air sekitar mencapai 2.692 perusahaan pada Desember 2024. 

    Mengutip laporan DataIndonesia yang melansir Startup Ranking, secara global total startup di dunia sebanyak 153.517 startup per 17 Desember 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 54% atau 82.421 startup berada di Amerika Serikat.

    Posisi kedua ditempati oleh India yang memiliki 17.515 startup. Kemudian, jumlah startup di Inggris dan Kanada masing-masing sebanyak 7.537 perusahaan dan 4.063 perusahaan.

    Sebanyak 3.022 startup berada di Australia. Lalu, Indonesia menempati urutan keenam dengan jumlah startup sebanyak 2.692 perusahaan.

    Data jumlah startup Indonesia vs dunia/DataIndonesia-Startup RangkingPerbesar

    Dalam perkembangannya, startup di Indonesia terus mengalami penurunan. Beberapa startup raksasa melakukan perampingan karyawan, penutupan layanan hingga bangkrut. 

    Mengawali 2024, startup travel Pegi-pegi mengumumkan penghentian layanan. Persaingan yang ketat dan keterbatasan dana diduga menjadi penyebab. 

    Startup pendidikan yang telah beroperasi selama 20 tahun, Zenius, juga mengalami nasib yang sama dan memutuskan tutup pada awal 2024. CEO Zenius Sabda PS menyebut tantangan operasional menjadi penyebab startup tersebut tutup. 

    Sementara itu, perusahaan startup raksasa seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga melakukan penyederhanaan dengan menutup beberapa aplikasi dan kantor cabang di luar negeri. 

     Tokopedia memutuskan untuk menutup layanan Tokopedia Now pada Agustus 2024 dengan alasan konsolidasi. Penutupan terjadi setelah 75% saham Tokopedia dikuasai TikTok. 

    “Sebagai bagian dari kajian bisnis secara menyeluruh pascadekonsolidasi Tokopedia, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis Tokopedia Now,” kata Head of Corporate Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Sinta Setyaningsih  kepada Bisnis.

    GOTO juga menutup operasional layanan mereka, GoViet, di Vietnam pada 16 September 2024.

    Layanan ride hailing ini mulanya dibuka pada 6 tahun lalu, tepatnya pada 2018 di Hanoi. Peresmian tersebut dihadiri oleh CEO Go-Jek yang saat itu masih dijabat oleh Nadiem Makarim, CEO Go-Viet Nguyen Vu Duc, hingga Presiden Jokowi. 

    Adapun alasan penutupan operasional GoViet ini dilakukan untuk mengejar profitabilitas dan fokus pada pengembangan dalam negeri.

    Driver Goviet sedang menunggu penumpangPerbesar

    Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani mengatakan pihaknya mengambil keputusan strategis ini agar bisa lebih fokus mengembangkan dan memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan signifikan secara berkelanjutan. 

    “Strategi ini sejalan dengan agenda Grup GoTo dalam mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang,” katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/9/2024).

    Dia menjelaskan, bisnis Gojek di Vietnam menyumbang kurang dari 0,5% dari nilai transaksi kotor (GTV) Grup GoTo dan 2% dari GTV on-demand services di 2Q24. “Sehingga, keputusan bisnis ini tidak akan berdampak negatif pada operasional Perseroan secara lebih luas, serta kinerja bisnis dan keuangan secara menyeluruh,” katanya.

    Kredit Startup

    Sementara itu, pada masa kampanye, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berjanji akan menghadirkan kredit khusus perusahaan rintisan (startup) milenial. Gagasan tersebut muncul di tengah kondisi badai PHK di industri startup sejak 2022. 

    Gibran mengatakan saat ini pemerintah telah memiliki berbagai macam kredit seperti kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit Mekar. Rencananya, Gibran akan menambahkan kredit baru lagi untuk perusahaan teknologi. 

    Sayangnya, Gibran tidak menjelaskan secara rinci kredit baru yang bakal diluncurkan itu. 

    “Nanti akan kami tambahkan lagi. Kredit startup milenial,” kata Gibran setelah menyelesaikan pendaftaran di KPU Jakarta, Rabu (25/10/2023).

    Gibran mencentuskan gagasan tersebut di tengah kondisi industri startup yang sedang bergejolak. 

    Merujuk pada laporan DataIndonesia.id yang mengutip Layoffs.fyi, secara global, jumlah karyawan startup di dunia yang terkena PHK sebanyak 204.665 orang sejak 1 Januari – 3 Mei 2023.

    Adapun, sebanyak 19.026 karyawan menjadi korban PHK dari 81 startup di dunia pada kuartal II/2023. Jumlah itu turun 89,8% dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebanyak 185.639 karyawan di 649 startup.

  • Menko Airlangga sebut realisasi KUR capai Rp280,28 triliiun

    Menko Airlangga sebut realisasi KUR capai Rp280,28 triliiun

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Menko Airlangga sebut realisasi KUR capai Rp280,28 triliiun
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 24 Desember 2024 – 22:03 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan hingga 23 Desember 2024, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp280,28 triliun atau 100,10 persen dari target sebesar Rp280 triliun.

    Angka itu tumbuh sebesar 7,8 persen secara tahunan (yoy) dan disalurkan kepada 4,92 juta debitur.

    Komposisi penyaluran KUR didominasi oleh sektor produksi yang mencapai 57,8 persen dari total penyaluran.

    “Pemerintah terus berkomitmen untuk melanjutkan program KUR di tahun 2025. Target penyaluran KUR tahun depan akan dioptimalkan sampai dengan Rp300 triliun, agar program ini dapat menjangkau lebih banyak UMKM dan memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian,” ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (24/12).

    Airlangga menjelaskan meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global maupun domestik, tingkat rasio kredit macet atau non-performance loan (NPL) KUR tercatat sebesar 2,19 persen atau masih terjaga di bawah NPL nasional sebesar 2,21 persen.

    Peningkatan kualitas penyaluran KUR juga ditunjukkan melalui jumlah total debitur baru KUR per 31 Oktober 2024 yang mencapai 2,52 juta debitur atau 107,65 persen dari target debitur baru KUR tahun 2024 paling sedikit 2,34 juta debitur.

    Hal tersebut dilihat juga dari peningkatan akses pembiayaan, debitur KUR yang bergraduasi di tahun 2024 mencapai lebih dari 1,30 juta debitur atau 111,24 persen dari target debitur graduasi KUR yang telah ditetapkan paling sedikit 1,17 juta debitur.

    Untuk 2025, pemerintah menetapkan target penyaluran KUR maksimal sampai Rp300 triliun dengan mempertimbangkan kecukupan anggaran subsidi bunga/subsidi marjin KUR tahun anggaran 2025.

    Airlangga mengatakan dengan penetapan target penyaluran KUR tersebut, diharapkan penyaluran KUR tahun depan mampu menjangkau lebih dari 2 juta debitur KUR baru dan 1 juta debitur KUR yang bergraduasi.

    Fokus penyaluran KUR kepada debitur baru diharapkan dapat memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM tanah air, sementara program pendampingan untuk mendorong graduasi debitur KUR bakal mendorong mereka naik kelas baik secara kapasitas usaha maupun peningkatan pembiayaan dalam mengembangkan usahanya.

    Dalam rapat koordinasi kebijakan KUR, terdapat sejumlah keputusan strategis untuk penguatan ekosistem KUR.

    Pertama, penataan kelembagaan termasuk sekretariat komite yang masih berjalan baik di unit kerja Kemenko Perekonomian dan penetapan kembali KPA KUR akibat perubahan nomenklatur susunan organisasi di masing-masing kementerian/lembaga anggota Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM, yakni Kementerian UMKM dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

    Kedua, menyetujui usulan perubahan Permenko Pedoman Pelaksanaan KUR untuk mengoptimalkan pelaksanaan penyaluran KUR pada tahun 2025.

    Ketiga, menyetujui penyesuaian kebijakan Program Kredit Usaha Alsintan sebagai dukungan menyukseskan program ketahanan pangan.

    Keempat, rakor juga menyetujui untuk meningkatkan dukungan pembiayaan bagi pekerja migran Indonesia (PMI), antara lain melalui skema linkage dan serta memperluas lembaga keuangan yang dapat menyalurkan KUR PMI sehingga KUR semakin mudah diakses.

    Kelima, menyetujui skema kredit/ pembiayaan investasi padat karya.

    Selain itu, kebijakan KUR 2025 juga akan mengakomodir penerapan Innovative Credit Scoring (ICS) sebagai salah satu opsi dalam menentukan kualitas calon debitur KUR.

    “Program kredit usaha takyat dioptimalkan sebagai salah satu instrumen ekonomi dalam mewujudkan Astacita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Keputusan strategis yang dihasilkan dalam rapat ini, merupakan langkah konkret untuk memperkuat sektor riil dan menyejahterakan UMKM di Indonesia,” elas Airlangga.

    Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, lanjutnya, KUR diharapkan dapat terus menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan dan pemulihan ekonomi nasional.

    Sumber : Antara