Produk: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • Pegadaian gelar festival Ramadhan untuk UMKM lebih dikenal

    Pegadaian gelar festival Ramadhan untuk UMKM lebih dikenal

    Pegadaian gelar Festival Ramadan Pegadaian 2025 melibatkan UMKM (ANTARA/HO Pegadaian)

    Pegadaian gelar festival Ramadhan untuk UMKM lebih dikenal
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 14:45 WIB

    Elshinta.com – Pegadaian kembali menggelar Festival Ramadhan 2025 dengan tema “Ramadan Cemerlang” melibatkan 25 UMKM untuk berpartisipasi.

    Festival ini terbuka untuk umum dan gratis, festival ini menghadirkan berbagai aktivitas yang menarik, seperti bazar UMKM, bazar lelang emas batangan dan perhiasan, bazar emas perhiasan Galeri 24, tabligh akbar, talkshow, seminar investasi emas, kultum, hingga hiburan.

    “Harapannya dari Festival Ramadan kali ini adalah agar Pegadaian lebih mendekatkan diri dan hadir untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat, khususnya di wilayah Jakarta Barat dan sekitarnya,” 

    ucap Deputi Bisnis Kantor Area Kalideres Jakarta Barat, Suwarno dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (4/3).

    Untuk masyarakat, lebih lanjut dikatakannya, diharapkan agar bisa lebih mengenal dekat Pegadaian dan memilih Pegadaian sebagai solusi, seperti solusi kebutuhan dana untuk usaha maupun untuk keperluan lainnya, pilihan investasi khususnya emas yang terbukti selama ini aman dan menguntungkan.

    Festival Ramadan Pegadaian 2025 diselenggarakan di 61 kota di Indonesia, pada 1-17 Maret 2025. Salah satunya di Jakarta Barat yang digelar di Masjid Raya K.H. Hasyim Asyari, Kecamatan Cengkareng.

    Pemilihan lokasi di Masjid K.H Hasyim Asyari pun menjadi salah satu pembeda Festival Ramadan tahun ini dari sebelumnya yang dilaksanakan di lokasi pusat perbelanjaan.

    Selain ingin menyasar segmentasi baru, masjid ini dinilai luas dan posisinya sangat strategis, sehingga lebih banyak UMKM yang berpartisipasi dan bisa menjangkau masyarakat lebih luas untuk mengunjungi Festival Ramadan tersebut.

    Ketua Pelaksana Festival Ramadan tahun ini, Adham SWS, juga berharap bahwa 25 UMKM yang terlibat dalam Festival Ramadan di Jakarta Barat kali ini bisa menjadi Mitra Pegadaian karena ada banyak manfaat dan keuntungan yang akan diterima oleh UMKM itu sendiri.

    Pasalnya, Pegadaian dipercaya oleh pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) demi mendukung para pegiat UMKM, khususnya dalam momen ramadhan ini.

    Dengan kepercayaan tersebut, Festival Ramadan ini bukan hanya untuk memperkenalkan berbagai produk Pegadaian kepada masyarakat, tetapi juga ruang bagi UMKM untuk lebih dikenal.

    Dalam rangka pemberdayaan UMKM, pengunjung yang sudah registrasi akan mendapatkan voucher yang dapat dibelanjakan di stand tenant UMKM peserta bazar Festival Ramadan Pegadaian di Jakarta Barat ini.

    Festival Ramadan Pegadaian di Jakarta Barat ini pun sukses melaksanakan Tabligh Akbar pada Minggu, 2 Maret 2025 dengan dihadiri kurang lebih 400 jamaah yang mendapatkan dan telah menukarkan voucher tersebut.

    Sumber : Antara

  • Kain Lukis Nasrafa, Jejak Kreativitas dari Solo ke Panggung Dunia – Halaman all

    Kain Lukis Nasrafa, Jejak Kreativitas dari Solo ke Panggung Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di sudut Kota Solo yang sarat budaya, sebuah kisah inspiratif lahir dari tangan-tangan kreatif yang berani bermimpi besar.

    Kain Lukis Nasrafa, bukan sekadar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)  biasa, tetapi sebuah ruang bagi seni dan ekspresi yang menggema hingga ke mancanegara.

    Berawal dari Kampung Petoran, Kecamatan Jebres, kini karya-karya Nasrafa telah menjejak di panggung internasional, menjadi saksi perjalanan ketekunan dan kecintaan pada seni yang tiada henti.

    Galeri Nasrafa bukan hanya tempat bagi sekadar transaksi jual beli, tetapi juga menjadi laboratorium kreatif yang menarik banyak sekolah dan komunitas untuk datang, belajar, serta menyelami proses panjang dari sehelai kain polos yang kemudian disulap menjadi mahakarya penuh warna.

    Produk-produk Nasrafa telah menyabet berbagai penghargaan bergengsi, termasuk apresiasi dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

    Namun lebih dari sekadar trofi dan piagam, kehadiran Nasrafa telah menjadi bukti bahwa kreativitas, jika diasah dengan sepenuh hati, mampu menembus batas hingga ke Negeri Sakura.

    Lahir pada 20 Januari 2012, Nasrafa bukan sekadar bisnis, melainkan misi untuk mewadahi kreativitas anak muda Solo yang berbakat dalam seni lukis.

    Sang pendiri, Yani Mardiyanto, memilih nama Nasrafa sebagai akronim dari ketiga buah hatinya, yakni Nasywa, Rafi, dan Fadhil, sebagai bentuk doa dan harapan agar usaha ini terus berkembang.

    Bermodalkan Rp 12 juta, ia memulai segalanya dari nol, membeli kain jilbab polos, cat air, serta peralatan sederhana lainnya.

    Namun, seperti banyak kisah sukses lainnya, jalan yang ditempuh tidaklah mudah.

    Pada masa-masa awal, Yani harus berkeliling dari pintu ke pintu, menyodorkan brosur, dan memperkenalkan produk Nasrafa kepada para wisatawan di Pasar Klewer dan Pasar Gedhe.

    Kala itu, belum ada media sosial yang bisa mempercepat promosi. 

    Semua dilakukan dengan kesabaran, keyakinan, dan kerja keras.

    “Dulu belum ada media sosial buat promosi seperti sekarang ini, jadi harus susah payah jualan mulut (memasarkan) sampai sebar brosur,” ungkapnya ketika ditemui Tribunnews pada Minggu (2/3/2025).

    Kesabaran itu membuahkan hasil. 

    Nasrafa mulai dikenal luas setelah mengikuti berbagai pameran seni dan produk kreatif yang difasilitasi dinas Pemerintah Kota Surakarta hingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

    Bagi Yani, pameran bukan sekadar ajang jualan, tetapi juga medan terbaik untuk memperkenalkan produk yang tidak bisa sekadar dijelaskan dalam katalog, tetapi perlu dirasakan langsung keindahan dan keunikannya.

    Berkat ketekunannya, Nasrafa akhirnya lolos kurasi Dinas UMKM dan Perindustrian Kota Surakarta, membuka pintu bagi lebih banyak kesempatan.

    Dari sehelai kain, kini karya seni Nasrafa telah hadir dalam berbagai bentuk.

    Motif khas bunga dan daun tetap menjadi identitas utama, tetapi Nasrafa tak berhenti berinovasi.

    Berevolusi, kreativitas para seniman Nasrafa dapat ditemukan dalam bentuk tas, pouch, syal, kemeja, kaus, payung, hingga topi. 

    Setiap sapuan kuas menghadirkan kisah, menjadikan setiap produk bukan hanya barang konsumsi, tetapi juga bagian dari seni yang hidup dan bercerita.

    Tembus Pasar Global

    Produk kain lukis Nasrafa, Industri Kecil Menengah (IKM) asal Solo, Jawa Tengah, turut serta dalam Indonesia Fair di Namba Marui Department Store, Osaka, Jepang. Pameran tersebut berlangsung dari 24-30 Mei 2023. (Dok Nasrafa / ITPC Osaka)

    Karya-karya Nasrafa pun mulai mencuri perhatian dunia.

    Pada 2019, Nasrafa menerima undangan eksklusif untuk mengikuti pameran Manila Fame di Filipina.

    Tak lama berselang, produk-produk Nasrafa mulai diekspor ke Singapura dan Amerika Serikat, membawa cita rasa seni Solo ke berbagai belahan dunia.

    Tahun 2022 menjadi tonggak bersejarah lainnya ketika Nasrafa dipilih sebagai satu dari lima UMKM Indonesia yang dipamerkan di Osaka Lifestyle Show Jepang, di bawah naungan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka.

    Tahun berikutnya, Nasrafa kembali menorehkan jejak di Namba Marui Department Store, Osaka, melalui ajang Indonesia Fair.

    Di sana, motif sakura menjadi primadona, membaur harmonis dengan nuansa budaya Jepang yang kaya.

    Seperti halnya ombak yang tak selalu tenang, perjalanan Nasrafa pun diwarnai pasang surut.

    Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah dampak dari konflik Rusia-Ukraina yang membuat ekspor ke Eropa terhenti sejak akhir 2022.

    Namun, di balik setiap tantangan, selalu ada peluang. Yani kini tengah membidik pasar Turki dengan produk unggulan terbaru: tas pandan lukis, yang menghadirkan keindahan alami dalam sentuhan seni yang unik dan berkelas.

    Terbantu Dana Pinjaman

    Grafis – Perjalanan Nasrafa dari dibentuk hingga ikuti pameran internasional (Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto)

    Dalam menjaga stabilitas bisnisnya, Yani memanfaatkan berbagai fasilitas perbankan, salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

    Menurutnya, KUR BRI menjadi jawaban saat tak ada peluang lagi untuk mengembangkan usaha.

    Apalagi dampak pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar tak hanya baginya, bahkan bagi sebagian besar pengusaha.

    Bermula dari pinjaman Rp 20 juta, kemudian meningkat menjadi Rp 100 juta, dana ini menjadi darah segar yang memungkinkan Nasrafa terus berinovasi.

    Tak hanya permodalan, BRI juga membuka pintu bagi Nasrafa untuk mengikuti berbagai pameran, sekaligus membantu penguatan merek agar lebih dikenal luas.

    “KUR BRI ini kan memang dikenal para pelaku UMKM dan pengusaha ya, jadi saya mengajukan dan sangat terbantu untuk permodalan saat situasi sedang susah,” paparnya.

    Di usianya yang ke-57, Yani tak hanya bermimpi untuk membesarkan Nasrafa, tetapi juga ingin menjadikannya sebagai warisan bagi generasi mendatang.

    Baginya, Nasrafa bukan sekadar bisnis, tetapi juga media untuk menginspirasi, membuka peluang bagi para seniman muda, dan mengangkat seni lukis kain ke tingkat yang lebih tinggi.

     “Kami ingin terus berinovasi, menembus pasar baru, dan memastikan bahwa warisan budaya ini tetap lestari hingga anak cucu,” ujarnya penuh keyakinan.

    KUR BRI

    Grafis Pengajuan KUR BRI

    BRI telah menyalurkan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2024 sebesar Rp 184,98 triliun.

    Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 184,98 triliun.

    Demikian menjadikan BRI sebagai perbankan dengan penyaluran KUR terbesar dibanding perbankan nasional lainnya.

    Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya yang terjaga.

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2 persen. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.

    “KUR itu 100?nanya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70 persen risiko dibayar oleh asuransi, dan 30 persen ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2%,” ujar Sunarso dalam siaran pers, Kamis (23/1/2025).

    Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3% pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal, mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi.

    Menurutnya, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat. 

    Kemudian, pada tahap mid-end dilakukan maintenance.

    Apabila terjadi kredit macet, tahap back-end berperan untuk mengelola risiko, mencakup penagihan yang diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit.

    Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.

    Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja.

    Dalam hal ini Asta Cita ketiga yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Sementara itu, Kementerian BUMN RI berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut.

    Menteri BUMN RI Erick Thohir menjabarkan bahwa inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    Baginya, kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

    “Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan,” pungkas Erick Thohir.

    (*)

  • Tabel Angsuran KUR Mandiri Maret 2025

    Tabel Angsuran KUR Mandiri Maret 2025

    Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Mandiri untuk tahun 2025 telah dibuka sejak Januari. Anda sudah bisa mengajukan pinjaman dengan suku bunga rendah sebes

    Tayang: Senin, 3 Maret 2025 16:52 WIB

    Tribun Jateng

    Tabel angsuran KUR Mandiri 2025 Rp 5 Juta – Rp 100 Juta 

    KUR Bank Mandiri Sudah Dibuka, Cek Syarat dan Tabel Angsurannya

    TRIBUNJATENG.COM- Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Mandiri untuk tahun 2025 telah dibuka sejak Januari. Anda sudah bisa mengajukan pinjaman dengan suku bunga rendah sebesar 6 persen per tahun.

    Berikut tabel angsuran KUR Mandiri :

    Tabel angsuran KUR Mandiri 2025 Rp 5 Juta – Rp 100 Juta

    Tabel angsuran KUR Mandiri 2025 Rp 5 Juta – Rp 100 Juta (Tribun Jateng)

            

    2. Tabel angsuran KUR Mandiri 2025 Rp 100 Juta – Rp 500 Juta

    Tabel angsuran KUR Mandiri 2025 Rp 100 Juta – Rp 500 Juta (Tribun Jateng)

    (*)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’8′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jateng.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’8′,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Asbag Indonesia Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga Lahirkan Ratusan Perajut Handal

    Asbag Indonesia Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga Lahirkan Ratusan Perajut Handal

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jari jemari Tri Astuti tampak lincah mengaitkan benang dalam jaring menjadi berbagai produk cantik nan estetik.

    Dalam sehari, ia bisa merajut beragam karya, mulai dari tas, dompet, dan berbagai produk lainnya.

    Baginya, merajut adalah hobi yang tak disangka kini menjadi ladang rezeki. 

    Ketekunannya dalam dunia rajut membuat usahnya kian melejit. 

    Tak hanya meningkatkan ekonomi lokal, Astuti telah melahirkan ratusan perajut handal di berbagai daerah. 

    Ia mulai membuka usahanya pada 2012 lalu, di Jalan Jangli Tlawah, Kelurahan Candisari, Kota Semarang. 

    Usahanya mulai meningkat pada 2014 saat dirinya mulai mengenal Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang.

    Ia diikutkan pameran ke berbagai daerah di Indonesia. 

    Hingga akhirnya, dia menyadari pentingnya branding sebuah produk.

    Karyanya ia branding dengan nama Asbag Indonesia. 

    “2014 hingga sekarang, ikut pameran fasilitasi dinas ataupun yang berbayar, terus saya jalani. Manfaatnya luar biasa,” ungkap Astuti, Senin (3/3/2025). 

    Pada 2015, ia mendapat tawaran pinjaman modal dari BRI berupa kredit usaha rakyat (KUR).

     Modal tersebut ia gunakan untuk pengembangan usahanya.

    Semula, keunggulan Asbag Indonesia hanya tas kombinasi kulit. 

    Kini, produk semakin beragam berkat adanya pinjaman modal, meliputi dompet, tas kombinasi ecoprint, tas kombinasi batik, dan lain-lain. 

    Usahanya kian dikenal sejak ia mendapat kesempatan menjadi pelatih rajut di berbagai instansi pada 2016.

    Melalui pelatihan, Astuti telah berhasil melahirkan ratusan perajut handal. 

    “Baru-baru ini, saya mengajar di lapas. Ada yang curhat kalau keluar penjara mau ikut saya. Saya bilang ‘silakan, kamu nanti keluar penjara harus jadi pengusaha’. Saya beri motivasi itu,” ungkapnya. 

    Tak hanya di Semarang, kini sejumlah muridnya di luar kota sudah berhasil merintis usaha rajut, bahkan menjadi pelatih.

    Namun demikian, beberapa muridnya masih meminta kontrol kepadanya. 

    “Quality control ke saya. Jadi, orang lihat sepintas tas Asbag. Padahal, itu tas murid saya,” ujarnya.

    Dia mengaku, tidak ada kekhawatiran omzetnya menurun dengan melahirkan ratusan perajut handal.

    Justru, memberikan keterampilan kepada orang lain membuat dirinya senang karena bisa menurunkan ilmunya.

    Sehingga, rajut tidak punah. 

    “Sekarang di Kudus ada narasumber. Itu murid saya. Saya justru menanamkan generasi penerus. Tidak ada ilmu yang saya tutup-tutupi,” katanya.

    Usahanya kini telah meningkatkan ekonomi lokal sekitar.

    Beberapa tetangganya pun bergabung menjadi perajut. 

    Hingga kini, ia masih membuka lebar pintu rumahnya untuk masyarakat yang ingin belajar merajut. 

    “Kalau mau pelatihan kesini gratis. Bisa juga di UKM center, saya buka toko disana. Pertama, saya gratisi alat dan benang. Selanjutnya, mau bikin produk baru, berbayar bahannya,” terang Astuti. 

    Diakuinya, pandemi cukup berdampak pada usahnya. 

    Namun, hal itu membuat dirinya tak patah semangat.

    Justru, selama pandemi, ia mencoba beragam kreasi model dan motif baru. 

    Saat ini, ia memiliki enam karyawan tetap. Ada bagian merajut, ada pula bagian menjahit.

    Jika pesanan membludak, ia meminta bantuan para freelancers atau para perajut lepas. 

    Upah bagi para perajut pun beragam bergantung pada besar kecilnya produk dan tingkat kesulitan teknik merajut. 

    “Kalau gede upahnya Rp 50 ribu per produk, kecil Rp 15 ribu per produk. Kalau motifnya sulit Rp 20 ribu per produk. Jadi, beragam,” bebernya. 

    Kini, Asbag Indonesia telah dipinang untuk masuk pasar ekspor ke Soul, Korea Selatan.

    Ada pula pemesanan hampir 40 produk untuk dibawa ke Australia. 

    “Omzetnya Februari kemarin hampir Rp 60 juta. Alhamdulillah, banyak orderan. Kalau secara rata-rata naik turun sekira Rp 20 juta – Rp 25 juta,” ungkapnya.

    Seorang murid yang kini menjadi karyawan Asbag Indonesia, Nurul Komariyah mengaku perekonomiannya sangat terbantu berkat bergabung dengan Asbag Indonesia. 

    “Alhamdulillah, tanpa rajut nggak ada pemasukan. Sebelum ikut rajut sama Bu As, saya hanya di rumah,” ucapnya. 

    Penghasilan yang ia dapatkan pun bergantung produk yang dibuat.

    Rata-rata dalam sehari, ia merajut empat barang ukuran normal.

    Selain merajut, Nurul juga diminta untuk mengisi pelatihan. Dengan menjadi tutor, ia pun bisa menambah penghasilan lebih. 

    Seringkali, ia mengisi pelatihan untuk rajut motif rantai. Ini merupakan motif dasar untuk para perajut pemula. 

    “Bu Astuti ketuanya, mengajarkan ke muridnya. Muridnya sudah bisa, dilihat spesifikasinya, oh Nurul di rantai, maka saya diminta untuk mengajari kelas awal,” paparnya. 

    Sementara itu, PT BRI Tbk terus berkomitmen mendukung pengembangan UMKM.

    Tak hanya pembiayaan, BRI juga memberikan program pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan. 

    Direktur Utama BRI, Sunarso menekankan pentingnya pendekatan pemberdayaan berada di depan pembiayaan dalam mendukung kemajuan UMKM.

    “Edukasi menjadi kunci untuk menempatkan UMKM sejajar dengan bank sebagai mitra strategis,” ucapnya, dikutip pada laman resmi BRI. (eyf)

  • Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM Bank Mandiri 2024 Melejit

    Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM Bank Mandiri 2024 Melejit

    Jakarta: Bank Mandiri berkomitmen mewujudkan ekonomi kerakyatan melalui pinjaman sosial. Hal ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan Bank Mandiri terutama dari segi aspek sosial.
     
    Sepanjang 2024, Bank Mandiri tercatat menyalurkan pembiayaan ke sektor sosial dengan realisasi mencapai Rp144 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
     
    Kredit tersebut disalurkan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta para perempuan di pedesaan. Dengan rincian, Kredit Usaha Mikro (KUM) senilai Rp26,9 triliun dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp63,9 triliun.

    Group Head Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Muhammad Gumilang menjelaskan sebagai agent of change, Bank Mandiri ingin UMKM semakin berkembang, bahkan bisa naik kelas.
     

    ”Oleh sebab itu, kami terus melakukan upaya untuk mengembangkan segmen UMKM untuk memiliki daya saing tinggi,” kata Gumilang melalui keterangan tertulis.
     
    Sementara itu,  dalam rangka memperluas akses keuangan kepada masyarakat yang kurang terlayani, Bank Mandiri memanfaatkan teknologi digital dengan menyediakan access to finance melalui Livin’ Merchant.
     
    Hingga Desember 2024, distribusi pengguna Livin Merchant di non-urban area mencapai 1,47 juta pengguna atau naik signifikan sebesar 42,3 persen secara YoY. Di samping itu, untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan Bank Mandiri juga memiliki program Rumah BUMN (RB) yang menyasar UMKM agar bisa naik kelas.
     
    Saat ini, bank berlogo pita emas ini telah membentuk 23 RB di seluruh penjuru Indonesia, melibatkan lebih dari 15 ribu UMKM untuk berbagai jenis pelatihan seperti literasi keuangan, pemasaran digital, dan promosi e-commerce.
     
    Dukungan RB juga diperhitungkan dapat memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitar tempat kegiatan berjalan. Sampai saat ini, program RB mampu memberikan Social Return of Investment (SROI) sebesar 3,96 kali dan 4,06 kali pada 2024.
     
    SROI adalah nilai tiap rupiah yang diinvestasikan Bank Mandiri, yang mampu memberikan nilai sosial sebanyak Rp3,96 dan Rp4,06 melalui kegiatan Rumah BUMN.
     

    Di sisi lain, akses kredit UMKM yang diberikan Bank Mandiri terhadap perempuan juga mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan peran Bank Mandiri untuk melakukan pemberdayaan ekonomi.
     
    Per Desember 2024, komposisi kredit UMKM yang tersalurkan kepada perempuan mencapai Rp50 triliun atau setara 55 persen. Dalam memperkuat perannya tersebut, Bank Mandiri juga melakukan kolaborasi yang ditandai dengan penandatanganan fasilitas kredit sebesar Rp3 triliun untuk PNM Mekaar yang tersebar di berbagai daerah.
     
    Adapun fasilitas yang diberikan menjadi solusi bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro untuk mendapatkan akses permodalan tanpa agunan dengan limit pembiayaan antara Rp2 juta hingga Rp3 juta.
     
    Melalui pendekatan tanggung renteng, program ini tak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga menciptakan komunitas solidaritas di antara anggotanya, memperkuat semangat kolektif untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.
     
    Tentunya, hal ini tak lepas dari komitmen dan upaya Bank Mandiri dalam menerapkan pilar sustainable banking sesuai dengan prinsip ESG dalam lini usaha bisnis dan operasional perusahaan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM Bank Mandiri 2024 Meningkat

    Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM Bank Mandiri 2024 Meningkat

    PIKIRAN RAKYAT – Bank Mandiri berkomitmen untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan melalui pinjaman sosial. Hal ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan Bank Mandiri terutama dari segi aspek sosial.

    Sepanjang 2024, Bank Mandiri tercatat menyalurkan pembiayaan ke sektor sosial dengan realisasi mencapai Rp144 triliun. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

    Adapun, kredit tersebut disalurkan ke para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta para perempuan di pedesaan. Dengan rincian, Kredit Usaha Mikro (KUM) senilai Rp26,9 triliun dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp63,9 triliun.

    Group Head Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Muhammad Gumilang menyampaikan sebagai agent of change, Bank Mandiri ingin UMKM semakin berkembang, bahkan bisa naik kelas.

    ”Oleh sebab itu, kami terus melakukan upaya untuk mengembangkan segmen UMKM untuk memiliki daya saing tinggi,” ungkap Gumilang dalam keterangan tertulis.

    Sementara itu, dalam rangka memperluas akses keuangan kepada masyarakat yang kurang terlayani, Bank Mandiri memanfaatkan teknologi digital dengan menyediakan access to finance melalui Livin’ Merchant.

    Hingga Desember 2024, distribusi pengguna Livin Merchant di non-urban area mencapai 1,47 juta pengguna atau naik signifikan sebesar 42,3 persen secara YoY.

    Di samping itu, untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan Bank Mandiri juga memiliki program Rumah BUMN (RB) yang menyasar UMKM agar bisa naik kelas.

    Saat ini, bank berlogo pita emas ini telah membentuk 23 RB di seluruh penjuru Indonesia, melibatkan lebih dari 15.000 UMKM untuk berbagai jenis pelatihan seperti literasi keuangan, pemasaran digital, dan promosi e-commerce.

    Dukungan RB juga diperhitungkan dapat memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitar tempat kegiatan berjalan. Sampai saat ini, program RB mampu memberikan Social Return of Investment (SROI) sebesar 3,96 kali dan 4,06 kali pada tahun 2024.

    SROI adalah nilai tiap rupiah yang diinvestasikan Bank Mandiri, yang mampu memberikan nilai sosial sebanyak Rp3,96 dan Rp4,06 melalui kegiatan Rumah BUMN.

    Di sisi lain, akses kredit UMKM yang diberikan Bank Mandiri terhadap perempuan juga mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan peran Bank Mandiri untuk melakukan pemberdayaan ekonomi.

    Per Desember 2024, komposisi kredit UMKM yang tersalurkan kepada perempuan mencapai Rp50 triliun atau setara 55 persen. Dalam memperkuat perannya tersebut, Bank Mandiri juga melakukan kolaborasi yang ditandai dengan penandatanganan fasilitas kredit sebesar Rp3 triliun untuk PNM Mekaar yang tersebar di berbagai daerah.

    Adapun, fasilitas yang diberikan menjadi solusi bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro untuk mendapatkan akses permodalan tanpa agunan dengan limit pembiayaan antara Rp2 juta hingga Rp3 juta.

    Melalui pendekatan tanggung renteng, program ini tak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga menciptakan komunitas solidaritas di antara anggotanya, memperkuat semangat kolektif untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.

    Tentunya, hal ini tak lepas dari komitmen dan upaya Bank Mandiri dalam menerapkan pilar sustainable banking sesuai dengan prinsip ESG dalam lini usaha bisnis dan operasional perusahaan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dukungan Kredit Melonjak! Begini Cara UMKM Bisa Naik Kelas

    Dukungan Kredit Melonjak! Begini Cara UMKM Bisa Naik Kelas

    Jakarta: Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap ekonomi kerakyatan dengan meningkatkan penyaluran kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sepanjang 2024, total pembiayaan yang disalurkan ke sektor sosial mencapai Rp144 triliun, naik 6,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
     
    Kredit tersebut banyak disalurkan kepada pelaku UMKM dan perempuan di pedesaan, dengan rincian Kredit Usaha Mikro (KUM) sebesar Rp26,9 triliun dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp63,9 triliun.
     

    Dorong UMKM naik kelas 
    Group Head Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri, Muhammad Gumilang, menegaskan Bank Mandiri ingin UMKM di Indonesia terus berkembang dan memiliki daya saing tinggi.
     
    “Oleh sebab itu, kami terus mendorong pengembangan UMKM agar bisa naik kelas,” ujar Gumilang dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Februari 2025..

    Salah satu upaya Bank Mandiri adalah memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas akses keuangan. Melalui platform Livin’ Merchant, jumlah pengguna di daerah non-urban meningkat signifikan sebesar 42,3 persen secara tahunan (YoY), mencapai 1,47 juta pengguna hingga Desember 2024.

    Program Rumah BUMN
    Bank Mandiri juga menjalankan program Rumah BUMN (RB) untuk membantu UMKM naik kelas. Hingga kini, terdapat 23 Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia, melibatkan lebih dari 15.000 UMKM. Para pelaku usaha mendapatkan pelatihan seperti literasi keuangan, pemasaran digital, hingga promosi e-commerce.
     
    Berdasarkan Social Return of Investment (SROI), setiap Rp1 yang diinvestasikan Bank Mandiri mampu menghasilkan nilai sosial sebesar Rp3,96 hingga Rp4,06 pada 2024.
     

    Dukungan Kredit untuk perempuan 
    Selain UMKM, Bank Mandiri juga aktif dalam pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi. Hingga Desember 2024, total kredit UMKM yang disalurkan kepada perempuan mencapai Rp50 triliun atau 55 persen dari total kredit UMKM.
     
    Untuk semakin memperkuat peran perempuan dalam ekonomi, Bank Mandiri menjalin kerja sama dengan PNM Mekaar, menyalurkan fasilitas kredit sebesar Rp3 triliun. 
     
    Program ini memberikan akses permodalan bagi perempuan pengusaha ultra mikro tanpa agunan, dengan limit pinjaman antara Rp2 juta hingga Rp3 juta.
     
    Selain bantuan finansial, pendekatan tanggung renteng dalam program ini menciptakan komunitas solidaritas di antara pelaku usaha perempuan, memperkuat semangat kolektif untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Langkah Kecil UMKM Lintang Kejora Bisa Mendunia Lewat Kain Perca, Olah Limbah Jadi Anugerah – Halaman all

    Langkah Kecil UMKM Lintang Kejora Bisa Mendunia Lewat Kain Perca, Olah Limbah Jadi Anugerah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF), Indonesia menempati peringkat ketiga di ASEAN dalam Indeks Transisi Energi tahun 2024 dengan memperoleh total indeks sebesar 56,7. 

    Target Pemerintah dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menargetkan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) minimal 31 persen pada 2050 dan mencapai nol emisi karbon tahun 2060. 

    Upaya ini menjadi pemacu semangat masyarakat, lembaga, dan instansi untuk berkolaborasi dalam menerapkan program ramah lingkungan dan gaya hidup rendah emisi.

    Semangat ini juga tercermin dalam keseharian Rina Sulistyaningsih (49), pendiri UMKM Lintang Kejora di Solo. 

    Usahanya yang berbasis kain jumputan dan pemanfaatan kain perca tidak hanya mendukung produk lokal tetapi juga berkontribusi dalam pengurangan limbah tekstil. 

    Kain jumputan diproduksi dengan pewarna alami yang ramah lingkungan, sementara limbah kain diolah menjadi aneka produk kreatif seperti tas, dompet, dan perlengkapan rumah tangga.

    Lintang Kejora lahir di sebuah gang kecil di Kampung Baru, Solo. Dari teras rumahnya yang sederhana, aroma khas kain yang baru dicelup memenuhi udara. 

    Berbagai produk tertata rapi, siap dikirim ke pelanggan. Beberapa ibu terlihat sibuk mengemas barang-barang pesanan. Sementara itu, di sudut lain, Rina dengan teliti menyelesaikan jahitan tas di depan mesin jahitnya.

    Perjalanan bisnis Rina dimulai pada 2015, ketika ia sekadar iseng membuat dompet kecil dari kain perca untuk digunakan sendiri. 

    Keunikan motif jumputan menarik perhatian teman-temannya hingga akhirnya ia menerima pesanan. Dari satu pesanan ke pesanan lain, Rina pun memutuskan untuk serius menekuni bisnis ini. 

    “Awalnya hanya iseng, saya bahkan tidak pernah berpikir bisa sebesar ini. Tapi ketika melihat banyak yang suka, saya sadar, kain jumputan ini punya potensi luar biasa,” ujarnya ditemui, pada Sabtu (22/2/2025).

    Owner Lintang Kejora, Rina Sulistyaningsih menunjukkan produk kerajinan (TribunSolo.com/Chrysnha)

    Tantangan terbesar datang pada 2020 saat pandemi Covid-19 melanda. Pembatasan sosial membuat aktivitas offline terhenti, termasuk pameran dan pasar UMKM yang selama ini menjadi sumber pemasukan utama. 

    Namun, alih-alih menyerah, Rina memilih beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran. Dengan bimbingan dari Bank Mandiri, ia belajar menggunakan Instagram, marketplace, dan strategi digital marketing. 

    “Awalnya saya takut karena benar-benar tidak paham teknologi. Tapi pandemi memaksa saya untuk belajar,” katanya.

    Peran perbankan dalam mendukung UMKM seperti Lintang Kejora sangatlah signifikan. Bank Mandiri, misalnya, telah memberikan pelatihan digitalisasi, manajemen keuangan, hingga cara membuat katalog produk yang menarik bagi lebih dari 15.000 UMKM binaannya, termasuk 350 UMKM di Solo. 

    Program ini membantu pelaku usaha bertransformasi secara digital, mengurangi penggunaan sumber daya fisik, dan meningkatkan efisiensi operasional.

    Bank Mandiri juga menyediakan berbagai fasilitas keuangan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program kemitraan. 

    Selain itu, melalui aplikasi Livin’ Merchant by Mandiri, UMKM dapat mengakses layanan perbankan dengan lebih mudah, melakukan transaksi nontunai, dan mempercepat perputaran modal kerja. 

    Rina pun merasakan manfaat besar dari aplikasi ini. 

    “Dengan Livin’ Merchant, transaksi lebih cepat dan efisien. Saya jadi lebih fokus ke produksi tanpa harus repot dengan urusan pembayaran,” ujarnya.

    Dengan teknologi perbankan digital, Rina kini mengandalkan aplikasi Livin’ Mandiri untuk transaksi bisnisnya. 

    “Livin’ Mandiri sangat membantu, terutama saat ikut pameran. Semua transaksi bisa selesai hanya dengan satu aplikasi,” katanya.

    Ekonom dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Mulyanto, memberikan pandangan mengenai perkembangan digitalisasi UMKM di Kota Solo dewasa ini.

    Menurutnya, di era modernisasi, pelaku ekonomi termasuk pelaku UMKM mencari cara menyuguhkan dagangan murah, berkualitas dan produksi terjangkau.

    UMKM, lanjutnya, tertarik dengan tanpa adanya beban tambahan dan memperkecil biaya pengeluaran dengan menambah keuntungan.

    “Kemudian peminat UMKM akan lebih banyak mencari produk dengan harga murah, nah produk tersebut akan banyak yang laku. Untuk bisa menjual produk murah, UMKM produsen perlu menekan biaya yang bisa ditekan. Termasuk transaksi menggunakan kartu kredit, debit, hingga QRIS,” jelasnya.

    Bagi Mulyanto, perkembangan UMKM dewasa ini bisa dikatakan bagus berdampingan dengan merchant perbankan.

    Catatan darinya, pelaku UMKM perlu mencari kesempatan untuk menekan biaya pengeluaran demi angka harga jual yang murah dan diminati pembeli.

    “Harapannya dari situ nanti akan mendapat keuntungan yang lebih besar,” ujar dia. 

    Peran Bank Mandiri

    Rayakan perjalanan 26 tahun, Bank Mandiri level up dengan menghadirkan wajah baru aplikasi Livin’ by Mandiri yang lebih personal dan memanjakan nasabah. (Dok. Bank Mandiri)

    Menurut Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri, Aquarius Rudianto, digitalisasi memiliki peluang besar bagi pelaku UMKM dalam memperluas pasar. 

    Bank Indonesia bahkan memproyeksikan transaksi digital akan bertumbuh sekitar 7,2 persen pada 2024. 

    “Dengan adanya permintaan pasar, Bank Mandiri melihat kesempatan untuk berinovasi dengan melakukan digitalisasi terhadap sektor UMKM,” ujarnya dalam keterangan tertulis Bank Mandiri.

    Adapun berbagai program dilangsungkan dalam mendukung ekonomi ramah lingkungan dengan UMKM di antaranya.

    Salah satu programnya adalah Bank Mandiri memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM tentang edukasi terkait pengelolaan limbah dan cara mengurangi dampak lingkungan dalam kegiatan produksi.

    Bank Mandiri mendorong UMKM untuk bertransformasi secara digital. 

    Digitalisasi ini memungkinkan UMKM untuk mengurangi penggunaan sumber daya fisik (seperti kertas), memperbaiki efisiensi operasional serta mempermudah akses kepada pasar global yang lebih sadar akan isu berkelanjutan.

    Bank Mandiri memiliki program Urban Living yang merupakan sebuah gerakan yang mengajak masyarakat perkotaan untuk hidup lebih baik, lebih ramah lingkungan dan lebih peduli terhadap sesama dengan sasaran di kawasan Sub Urban agar menjadi masyarakat yang lebih sejahtera melalui pilar lingkungan, pilar pendidikan dan pilar ekonomi.

    Sementara untuk mendukung ekonomi rendah karbon, Bank Mandiri memanfaatkan digitalisasi, membantu UMKM untuk menjalankan usahanya secara lebih efisien.

    Digitalisasi dapat mengurangi penggunaan sumber daya fisik seperti kertas dan meningkatkan efisiensi operasional.

    Beberapa bentuk digitalisasi yang didorong oleh Bank Mandiri antara lain: Platform digital untuk transaksi dan manajemen keuangan. UMKM dapat mengelola keuangan mereka secara lebih efisien melalui aplikasi perbankan digital, yang mengurangi kebutuhan dan dokumen fisik serta transportasi.

    Lalu ada E-commerce, mendorong UMKM untuk memanfaatkan platform e-commerce guna mengakses pasar lebih luas tanpa harus meningkatkan jejak karbon dari logistic tradisional

    Kisah Lintang Kejora membuktikan bahwa ketekunan dan inovasi dapat mengubah sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa. 

    Dari rumah kecil di Solo, Rina Sulistyaningsih membawa kain jumputan khas Indonesia ke panggung dunia, menginspirasi banyak pelaku UMKM lainnya bahwa produk lokal memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global dalam menghadapi tantangan, adaptasi dan inovasi menjadi kunci keberhasilan.

    (***)

  • Livin’ Merchant by Mandiri Dukung UMKM Naik Kelas hingga Raih Cuan Ratusan Juta Rupiah

    Livin’ Merchant by Mandiri Dukung UMKM Naik Kelas hingga Raih Cuan Ratusan Juta Rupiah

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Mandiri terus melakukan inovasi produk dan layanan demi meningkatkan inklusi keuangan dengan menyentuh berbagai lapisan masyarakat hingga kelompok rentan. Salah satu inovasi Bank Mandiri adalah menghadirkan Livin’ Merchant by Mandiri, aplikasi yang membantu pelaku UMKM naik kelas.

    Yanto (36) adalah salah satu nasabah Bank Mandiri yang merasakan manfaat dari hadirnya Livin’ Merchant. Dengan inovasi Mandiri tersebut, Yanto yang merupakan pedagang pecel mendoan dan sate taichan di kawasan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, ini mengaku mendapatkan beragam kemudahan.

    Berbagai kemudahan yang dirasakan Yanto itu antara lain adalah pengadaan QRIS untuk transaksi dengan konsumen. Menurutnya, fitur QRIS Livin’ Merchant Mandiri sangat membantu bisnisnya mengingat digitalisasi membuat konsumen banyak beralih ke pembayaran nontunai.

    “Produk ini (Livin’ Merchant) bagus, terus apabila ada kendala dari produk QRIS itu, responsnya bagus, cepat penanganannya,” kata Yanto kepada Beritasatu.com, Jumat (28/2/2025).

    Selain fitur QRIS Livin’ Merchant yang memudahkan transaksi, Yanto mengaku pencairan hasil penjualan dagangannya juga cepat diproses. Berbeda dengan layanan lain, Yanto kini hanya butuh waktu satu hari untuk melakukan proses pencairan.

    “Jadi kalau bank lain sekarang transaksi besok kan cair ke rekening tuh, tetapi kalau Mandiri, satu hari itu tiga kali pencairan. Jadi hari ini transaksi, hari ini masuk. Jadi bisa muter duitnya buat belanja,” imbuh Yanto.

    Secara keseluruhan, Yanto mengatakan penggunaan aplikasi Livin’ Merchant sangat mudah untuk dipahami. Awalnya, pria asal Kediri, Jawa Timur, itu memang mengaku awam dengan produk digitalisasi dalam bisnis. Namun, dengan aplikasi Livin’ Merchant yang mudah digunakan, kini membantunya untuk meraup banyak cuan dan bisa membuat UMKM naik kelas.

    Yanto bercerita, dirinya awalnya menggunakan produk dan layanan Bank Mandiri untuk bisnis kuliner pecel mendoan dan sate taichan mulai 2021. Saat itu, dia mengaku dalam fase-fase sulit imbas pandemi Covid-19.

    Namun, berkat bantuan layanan Bank Mandiri, seperti program kredit usaha rakyat (KUR) untuk permodalan, pengadaan fasilitas usaha dari Bank Mandiri, hingga pemanfaatan Livin’ Merchant untuk pengembangan usaha yang kali pertama diluncurkan pada 2023, Yanto sekarang dapat meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.

    “Omzet dulu Rp 10-15 juta per bulan. Sekarang per bulan dua warung itu saya di kantin serbaguna di Parkir Timur, itu rata-rata itu ya sekitar Rp 120-130 juta per bulan,” ungkap Yanto.

    Dengan bisnis yang terus berkembang, Yanto bahkan saat ini dapat memperkerjakan sembilan orang untuk membantu bisnisnya yang tersebar di dua titik, yakni di parkir timur GBK dan kantin serbaguna, GBK. Hal ini mengartikan bahwa Livin’ Merchant mampun menghadirkan social impact bagi masyarakat.

    Selain itu, Yanto juga mengembangkan aktivitas usahanya dalam sejumlah event yang turut didukung Bank Mandiri. Misalnya, pertandingan Timnas Indonesia yang memungkinkannya membuka stand atau tenda dagangan untuk berjualan. Tak hanya Yanto, sejumlah masyarakat yang mendapatkan dukungan dari Bank Mandiri pun rata-rata mampu memperoleh cuan dari puluhan juta hingga ratusan juta per bulannya.

    “Penghasilan dahulu buat bayar kontrakan saja susah sebelum dibantu sama Mandiri. Sekarang ya alhamdulillah semuanya juga bertambah. Omzet yang dulu cuma buat cicil motor saja susah, tetapi sekarang sudah punya kendaraan roda empat,” papar Yanto.

    Selain berbagai kemudahan tersebut, Livin’ Merchant by Mandiri juga dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk melakukan pencatatan penjualan hingga cek stok produk. Livin’ Merchant pun tak hanya membantu pesanan yang diterima UMKM secara offline, tetapi juga secara online.

    Livin’ Merchant menghadirkan solusi baru yang dapat meningkatkan pengembangan usaha kuliner. Misalnya, Metode Penyajian memudahkan merchant memberikan pilihan penyajian pesanan dengan sistem open maupun close bill, serta terdapat pilihan dine-in dan take away yang memudahkan pelanggan.

    Selain itu, tersedia pula fitur Kitchen Order Information untuk pencetakan struk pesanan dan checker bagi koki sehingga operasional outlet lebih efisien, serta fitur QR Table Order sehingga pelanggan cukup melakukan scan QR yang tersedia di meja untuk melihat dan memesan menu.

    Sebagai upaya perlindungan dan privasi data (privacy and data security), Livin’ Merchant by Mandiri juga dirancang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, standar nasional maupun internasional, serta peraturan perusahaan. Bank Mandiri juga selalu berkoordinasi dengan regulator, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serta Bank Indonesia (BI) dalam seluruh layanan perbankan.

     Livin’ Merchant Strategi Mandiri Wujudkan Inklusi Keuangan

    Pengalaman Yanto tersebut merupakan salah satu wujud nyata Bank Mandiri dalam dalam menunjang inklusi keuangan di Indonesia. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menegaskan, Bank Mandiri sebagai agent of development berkomitmen untuk senantiasa berperan aktif dalam meningkatkan inklusi keuangan di lndonesia, termasuk bagi kelompok rentan seperti masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan pekerja informal melalui serangkaian kebijakan dan inisiatif berkelanjutan.

    Alexandra menjelaskan, beberapa inisiatif Bank Mandiri itu antara lain adalah memastikan ketersediaan akses, produk, dan layanan keuangan bagi kelompok rentan hingga ke menjangkau ke pelosok negeri. Lalu, Bank Mandiri juga mendorong adopsi keuangan digital melalui kemudahan transaksi yang ditawarkan superapp Livin’ dan Livin’ Merchant.

    “Kami juga berkomitmen menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan pekerja informal, termasuk program corporate social responsibility (CSR),” ujar Alexandra kepada Beritasatu.com, Jumat (28/2/2025).

    Dia menambahkan, dengan jangkauan lebih dari 2.000 kantor cabang Bank Mandiri serta didukung lebih dari 130.000
    Mandiri Agen yang tersebar di seluruh Indonesia, Bank Mandiri memastikan produk dan layanan dapat menjangkau kelompok ekonomi rentan bahkan hingga ke pelosok negeri.

    Alexandra mengatakan, memastikan inklusi keuangan bagian dari upaya Bank Mandiri mewujudkan visi menjadi Sustainability Champion Indonesia melalui penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG).

    “Hal ini dibuktikan dengan pencapaian tahun 2024 antara lain penetrasi Livin’ ke lebih dari 21 juta pengguna, penyaluran kredit UMKM ke lebih dari 1,2 juta rekening, serta lebih dari 6.000 unit kepemilikan rumah bersubsidi melalui program FLPP,” ungkapnya terkait upaya agar UMKM naik kelas.

  • Bank Mandiri catat penyaluran kredit UMKM 2024 sebesar Rp144 triliun

    Bank Mandiri catat penyaluran kredit UMKM 2024 sebesar Rp144 triliun

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat realisasi penyaluran kredit untuk sektor UMKM sebesar Rp144 triliun pada 2024.

    Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    “Bank Mandiri berkomitmen untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan melalui pinjaman sosial. Hal ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan Bank Mandiri terutama dari segi aspek sosial,” kata Group Head Micro Development & Agent Banking Bank Mandiri Muhammad Gumilang di Jakarta, Jumat.

    Adapun, kredit tersebut disalurkan ke para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta para perempuan di pedesaan. Dengan rincian, Kredit Usaha Mikro (KUM) senilai Rp26,9 triliun dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp63,9 triliun.

    Gumilang menyampaikan sebagai agen perubahan (agent of change), Bank Mandiri ingin UMKM semakin berkembang, bahkan bisa naik kelas.

    ”Oleh sebab itu, kami terus melakukan upaya untuk mengembangkan segmen UMKM untuk memiliki daya saing tinggi,” ungkapnya.

    Sementara itu, dalam rangka memperluas akses keuangan kepada masyarakat yang kurang terlayani, Bank Mandiri memanfaatkan teknologi digital dengan menyediakan access to finance melalui Livin’ Merchant.

    Hingga Desember 2024, distribusi pengguna Livin Merchant di non-urban area mencapai 1,47 juta pengguna atau naik signifikan sebesar 42,3 persen (yoy).

    Di samping itu, untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan Bank Mandiri juga memiliki program Rumah BUMN (RB) yang menyasar UMKM agar bisa naik kelas.

    Saat ini, bank berlogo pita emas ini telah membentuk 23 RB di seluruh penjuru Indonesia, melibatkan lebih dari 15.000 UMKM untuk berbagai jenis pelatihan seperti literasi keuangan, pemasaran digital, dan promosi niaga-el (e-commerce).

    Dukungan RB juga diperhitungkan dapat memberikan dampak positif pada masyarakat di sekitar tempat kegiatan berjalan.

    Sampai saat ini, program RB mampu memberikan Social Return of Investment (SROI) sebesar 3,96 kali dan 4,06 kali pada tahun 2024.

    SROI adalah nilai tiap rupiah yang diinvestasikan Bank Mandiri, yang mampu memberikan nilai sosial sebanyak Rp 3,96 dan Rp 4,06 melalui kegiatan Rumah BUMN.

    Di sisi lain, akses kredit UMKM yang diberikan Bank Mandiri terhadap perempuan juga mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan peran Bank Mandiri untuk melakukan pemberdayaan ekonomi.

    Per Desember 2024, komposisi kredit UMKM yang tersalurkan kepada perempuan mencapai Rp50 triliun atau setara 55 persen.

    Dalam memperkuat perannya tersebut, Bank Mandiri juga melakukan kolaborasi yang ditandai dengan penandatanganan fasilitas kredit sebesar Rp3 triliun untuk PNM Mekaar yang tersebar di berbagai daerah.

    Adapun, fasilitas yang diberikan menjadi solusi bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro untuk mendapatkan akses permodalan tanpa agunan dengan limit pembiayaan antara Rp2 juta hingga Rp3 juta.

    Melalui pendekatan tanggung renteng, program ini tak hanya memberikan pembiayaan tetapi juga menciptakan komunitas solidaritas di antara anggotanya, memperkuat semangat kolektif untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.

    “Tentunya, hal ini tak lepas dari komitmen dan upaya Bank Mandiri dalam menerapkan pilar sustainable banking (bank berkelanjutan) sesuai dengan prinsip ESG dalam lini usaha bisnis dan operasional perusahaan,” terang Gumilang.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025