Produk: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • Perkuat Sinergi Kolaborasi Asuransi dengan Jutaan UMKM di Seluruh Nusantara

    Perkuat Sinergi Kolaborasi Asuransi dengan Jutaan UMKM di Seluruh Nusantara

    Produk Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk Asuransi Kredit mendominasi kinerja perusahaan. sepanjang tahun 2024, Askrindo telah menjamin KUR senilai Rp124 triliun, dengan jumlah debitur mencapai 2.298.325 UMKM, yang berdampak langsung pada penyerapan 3.333.866 tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, Askrindo juga menggarap Produk Asuransi Kredit, Suretyship serta Asuransi Umum, yang berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

    Pada tahun 2024, pendapatan perusahaan dari produk Asuransi Kredit sebesar Rp984 miliar dan suretyship sebesar Rp238 miliar, yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan asuransi kredit dan suretyship di Indonesia. “Hal ini juga mempertegas posisi Askrindo sebagai pemimpin pasar (market player) dengan menempati peringkat 1 di segmen Asuransi Kredit, Suretyship, serta menjadikannya sebagai pemain utama di industri asuransi umum”, jelas Fankar.

    Perusahaan terus menjalin sinergi bisnis guna memperluas pangsa pasar dan terus berinovasi dalam pengembangan produk serta layanan guna mendongkrak kinerja bisnis serta memperluas akses perlindungan asuransi bagi berbagai segmen masyarakat. Askrindo meluncurkan asuransi mikro sebagai solusi dengan menawarkan perlindungan yang lebih terjangkau dan mudah diakses. Sebagai bentuk rasa syukur di usia 54 tahun, Askrindo juga memerhatikan kesejahteraan karyawan. Pada perayaan Puncak HUT, manajemen memberikan bantuan pendidikan kepada 117 anak pegawai alih daya non admin dan 15 pegawai alih daya non admin, sebagai bukti komitmen kepedulian terhadap dunia Pendidikan.

    Perusahaan terus melangkah maju dan menjaga komitmen untuk memberikan yang terbaik. “Dengan tantangan yang selalu ada, tetapi dengan dedikasi, inovasi, dan kebersamaan, Askrindo akan semakin kuat. Bersama, tidak hanya mempertahankan warisan Askrindo, tetapi juga membangun masa depan yang lebih gemilang bagi perusahaan, pelanggan, dan negeri ini,” pungkasnya.

    Perusahaan asuransi di AS dibanjiri permintaan klaim miliaran dolar menyusul parahnya kerusakan properti akibat badai Harvey dan Irma.

  • Pengusaha Logistik Ungkap Untung Rugi Penghapusan Kuota Impor

    Pengusaha Logistik Ungkap Untung Rugi Penghapusan Kuota Impor

    Jakarta

    Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menanggapi rencana pemerintah menghapus kuota impor dan melonggarkan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ketua Umum ALFI, M Akbar Djohan menyatakan penghapusan kuota impor dapat mendorong pertumbuhan sektor logistik.

    “Dengan liberalisasi impor, volume barang masuk ke Indonesia diprediksi meningkat, yang berarti aktivitas bongkar muat, transportasi, dan pergudangan juga akan terdongkrak,” ujar Akbar dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).

    Sementara pelonggaran TKDN juga dapat mempermudah impor komponen yang selama ini sulit dipasok secara lokal. Dia mencontohkan seperti industri otomotif dan elektronik, membutuhkan komponen spesifik yang belum diproduksi di dalam negeri.

    “Kebijakan ini bisa mengurangi biaya logistik karena perusahaan tidak perlu mencari alternatif yang lebih mahal,” ucap Akbar.

    Akbar juga mengingatkan lonjakan impor berpotensi membebani infrastruktur logistik yang belum optimal.

    “Pelabuhan dan bandara kita sudah sering mengalami kepadatan. Jika tidak diantisipasi dengan penambahan kapasitas, bisa terjadi penumpukan kontainer dan keterlambatan pengiriman,” sambung Akbar.

    Selain itu, Akbar menyoroti risiko terhadap perusahaan logistik kecil. Menurutnya perusahaan forwarder dan logistik lokal mungkin kewalahan bersaing dengan operator asing yang lebih besar jika tidak ada perlindungan kebijakan.

    ALFI, ucap Akbar, mendorong pemerintah untuk memitigasi dampak negatif dengan beberapa langkah strategis, mulai dari peningkatan kapasitas pelabuhan, bandara, dan jaringan distribusi darat harus menjadi prioritas agar tidak terjadi kemacetan logistik, insentif untuk operator lokal, dan sinergi dengan industri manufaktur.

    “Perlu ada skema pendampingan dan kemudahan pembiayaan bagi perusahaan logistik dalam negeri agar mampu bersaing,” tambah Akbar.

    Pihaknya optimistis dengan langkah-langkah penyeimbang, sektor logistik bisa mengambil manfaat maksimal dari kebijakan ini. ALFI berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholders terkait guna memastikan transisi yang lancar pasca-implementasi kebijakan penghapusan kuota impor dan pelonggaran TKDN.

    “Jika dikelola dengan baik, kebijakan ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja logistik Indonesia menuju tingkat global,” tutur Akbar.

    Akbar juga menekankan pentingnya dukungan perbankan, terutama dari Himbara bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor logistik untuk menghadapi tantangan global, termasuk tekanan akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Dia menilai UMKM logistik membutuhkan akses pembiayaan yang lebih mudah dan suku bunga yang kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Akbar menyebut kenaikan biaya operasional akibat kebijakan tarif resiprokal AS telah membebani pelaku UMKM logistik. Dukungan perbankan, seperti kredit usaha dengan persyaratan yang fleksibel, dinilai krusial untuk membantu mereka memitigasi dampak tersebut.

    “Perbankan nasional harus proaktif dalam memberikan solusi keuangan yang inovatif, termasuk pendanaan jangka pendek untuk modal kerja maupun investasi jangka panjang dalam teknologi dan infrastruktur,” ucap Akbar.

    ALFI juga mendorong perbankan, terutama Himbara untuk mempermudah UMKM mengakses program pembiayaan yang telah disediakan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah.

    “Kami optimistis, dengan dukungan penuh perbankan, terutama Himbara, UMKM logistik tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar global,” lanjut Akbar.

    Akbar menambahkan sektor logistik menjadi salah satu penopang utama perekonomian Indonesia, dengan kontribusi signifikan terhadap perdagangan domestik dan internasional. Pihaknya berharap dukungan terhadap UMKM di sektor ini dapat memperkuat ketahanan rantai pasok nasional di tengah gejolak ekonomi dunia.

    (ada/ara)

  • Terima Usulan Buruh, Prabowo Akan Bentuk Satgas PHK – Page 3

    Terima Usulan Buruh, Prabowo Akan Bentuk Satgas PHK – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto mendengarkan pembentukan Satgas PHK yang disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam acara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta. Dia pun mengakui usulan tersebut bermanfaat untuk rakyat.

    “Idenya Pak Said Iqbal aku akui ini sangat penting. Saya kira, bentuk Satgas PHK, segera. Libatkan pemerintah, serikat buruh, akademisi, libatkan BPJS dan sebagainya,” tutur Prabowo dalam momen diskusi di acara tersebut, Selasa (18/4/2025).

    Menurut Prabowo, Satgas PHK nantinya dapat memetakan berbagai peluang kerja, khususnya bagi pegawai yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Dia pun memerintahkan kementerian terkait untuk merealisasikan satuan tugas tersebut.

    “Kita akan link and match dan pemerintah akan bantu. Misalnya, Mentan juga akan rencanakan kita akan lakukan investasi besar di sektor pertanian yang serap 8 juta pekerja,” jelas dia.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pengusaha di sektor padat karya tidak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), meski menghadapi tekanan akibat kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat.

    Sebagai langkah mitigasi, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan insentif berupa pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) bagi karyawan dengan gaji di bawah Rp10 juta per bulan. Insentif ini bertujuan menjaga daya beli masyarakat dan mendorong keberlangsungan usaha padat karya.

    “Stimulus ekonomi diberikan, khususnya untuk sektor padat karya. Gaji buruh hingga Rp10 juta, PPh-nya ditanggung pemerintah. Jadi, tidak ada alasan untuk melakukan PHK,” ujar Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Ia juga mendorong pelaku industri padat karya agar lebih proaktif mencari pasar ekspor baru, ketimbang mengambil langkah efisiensi melalui pengurangan tenaga kerja.

    “Karena pajaknya sudah disubsidi, mari bertahan bersama pemerintah dan cari pasar baru di tengah ketidakpastian global,” kata Airlangga Hartarto.

    Selain insentif pajak, pemerintah juga menyediakan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon hingga Rp300 triliun yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri makanan, minuman, tekstil, kulit, dan furnitur.

    Regulasi terkait insentif ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 10 Tahun 2025 yang berlaku sejak 4 Februari 2025.

    PMK ini merupakan bagian dari respons pemerintah terhadap kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai Januari 2025, serta strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

    Mulai dari dolar AS dekati Rp17.000 hingga kabar pertemuan Megawati Prabowo di News Flash Liputan6.com.

  • Pinjaman Saldo Dana BRI 2025 Cair Hingga Rp20 Juta Tanpa Jaminan Cuma Pakai KTP

    Pinjaman Saldo Dana BRI 2025 Cair Hingga Rp20 Juta Tanpa Jaminan Cuma Pakai KTP

    JABAR EKSPRES – Ingin mendapatkan pinjaman cepat dan praktis tanpa jaminan? Kabar baik bagi Anda! Tahun 2025 ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menghadirkan solusi kredit digital melalui layanan BRI Ceria, yang memungkinkan Anda mengajukan pinjaman saldo dana hingga Rp20 juta hanya dengan KTP dan HP, tanpa perlu agunan atau ribetnya proses administrasi.

    Menariknya pinjaman saldo dana BRI ini bukan bagian dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), sehingga cocok digunakan untuk keperluan pribadi, seperti belanja online, bayar tagihan, hingga kebutuhan gaya hidup digital. Dana hasil pinjaman bahkan bisa digunakan langsung sebagai saldo aplikasi DANA.

    BRI Ceria adalah produk pinjaman digital resmi dari BRI yang dirancang khusus untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi secara online. Layanan ini sepenuhnya berbasis digital, bisa diajukan lewat smartphone, dan telah terdaftar serta diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga aman dan terpercaya.

    Baca juga : Saldo DANA Gratis Rp 250.000 Bisa Kamu Klaim Sekarang via Link Dana Kaget

    Berikut berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh BRI Ceria:

    Limit pinjaman: Rp500.000 hingga Rp20.000.000Tenor pinjaman: Mulai dari 1 hingga 12 bulanBunga ringan: 1,99% flat per bulanBebas biaya admin: Tanpa biaya bulanan maupun tahunanAman dan legal: Diawasi OJK

    Tak perlu jaminan atau dokumen ribet. Untuk mendaftar BRI Ceria, Anda cukup menyiapkan:

    KTP elektronik (e-KTP)SmartphoneKoneksi internetRekening BRI aktif

    Seluruh proses mulai dari pengajuan, verifikasi hingga pencairan dana dilakukan secara online, tanpa perlu ke kantor cabang.

    Cara Daftar BRI Ceria Lewat HP

    Berikut panduan lengkap untuk mengajukan pinjaman BRI Ceria:

    Unduh aplikasi BRI Ceria di Google Play Store atau App Store.Daftar akun menggunakan nomor HP aktif dan klik Sign Up.Masukkan kode OTP yang dikirim via SMS.Buat dan konfirmasi PIN keamanan.Ajukan limit pinjaman.Lengkapi data diri:Unggah foto KTPSelfie dengan KTPIsi informasi pribadi sesuai identitasTunggu proses verifikasi dan penilaian kredit.

    Setelah ada persetujuan, Anda bisa langsung menggunakan limit pinjaman untuk transaksi atau mencairkannya sesuai kebutuhan.

  • Kisah Suryani, Kartini Modern Pejuang Ekonomi Keluarga yang Berhasil Naik Kelas Lewat Pendanaan KUR BRI – Page 3

    Kisah Suryani, Kartini Modern Pejuang Ekonomi Keluarga yang Berhasil Naik Kelas Lewat Pendanaan KUR BRI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Upaya Kartini di masa lalu dalam memperjuangkan emansipasi wanita rasanya tidak pupus ditelan zaman. Buktinya, hingga saat ini banyak perempuan-perempuan yang tak mau berdiam diri. Demi mengangkat perekonomian keluarga, tak sedikit perempuan yang berani membuka usaha.

    Semangat Kartini modern inilah yang ditunjukkan oleh Suryani, pedagang eceran asal Pamulang, Tangerang Selatan, Banten yang kini berhasil menopang perekonomian keluarga hingga mampu menyekolahkan anaknya berkat usaha toko kelontong yang ia jalankan.

    “Awalnya saya mengamati jalan raya yang begitu ramai. Ada banyak kendaraan yang lalu-lalang. Saya berpikir amat sayang jika keramaian tersebut dilewatkan begitu saja. Insting berdagang saya pun kemudian muncul. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk membuka toko kelontong di pinggir jalan mulai 2009,” ungkap Suryani.

    Walau didasari dengan coba-coba, tetapi Suryani terbilang niat menjadi pedagang eceran. Sembako menjadi produk jualan utamanya. Dengan lokasi toko yang dekat jalan raya, Suryani tak kesulitan menggaet pelanggan yang ingin belanja kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, telur dan semacamnya. Lokasi yang strategis dan mudah diakses juga tak disia-siakan Suryani untuk berjualan bensin eceran. Benar saja toko kelontongnya nyaris menjadi jujugan para pengendara motor yang kebetulan lewat atau bahkan sampai langganan untuk membeli bensin.

     

    Usaha Suryani pun kian berkembang setelah ia mendapatkan beberapa bantuan modal. Salah satunya adalah PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), yaitu program permodalan berbasis kelompok dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang merupakan bagian dari Holding Ultra Mikro BRI (bersama Pegadaian dan BRI sebagai induknya). Adapun pinjaman PNM Mekaar sendiri ditujukan untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, program ini memberikan pembiayaan modal tanpa agunan.

    “Pada tahun 2023 saya mendapatkan bantuan modal senilai Rp3 juta dari PNM Mekaar. Modal itu saya manfaatkan untuk menambah stok produk jualan di toko,” ungkapnya. Suryani juga mengaku jika ia mendapatkan modal tersebut melalui proses yang mudah dan tidak sulit sama sekali.

    Usaha yang dijalankan Suryani pun terus berkembang sehingga Ia berkeinginan untuk menambah modal usaha hingga akhirnya Ia memanfaatkan fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

    “Tak lama setelah itu, saya juga mendapatkan tambahan modal usaha senilai Rp50 juta dari KUR BRI pada akhir tahun 2024. Prosesnya juga mudah, sehingga modal bisa saya terima dengan cepat untuk meningkatkan skala usaha. Enaknya lagi, dari pihak BRI juga aktif mendampingi. Jadi, saya diberi tahu bagaimana caranya memutar modal untuk usaha yang menguntungkan, kapan waktu terbaik bayar angsuran agar tidak sampai telat, dan informasi bermanfaat lainnya,” imbuh Suryani.

    Berkat kejeliannya melihat peluang usaha dan kegigihannya dalam berjualan, kini toko kelontong Suryani mampu menghasilkan setidaknya Rp500 ribu per hari. Walau tujuan awalnya sebagai usaha sampingan, tetapi jerih payah Suryani membuahkan hasil. Berkat usaha toko kelontong ini Suryani makin naik kelas. Ia pun bisa menopang perekonomian keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anaknya.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan kisah Suryani ini adalah contoh nyata dari pelaku usaha yang memanfaatkan pendanaan usaha, mulai dari usaha mikro dan terus berkembang hingga naik kelas. “BRI terus mendukung pelaku usaha ultra mikro melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha dimana pemberdayaan itu tidak hanya dengan penyaluran pinjaman saja, namun dilakukan pendampingan usaha dan diajarkan untuk bisa menabung,” ujar Hendy.

  • Suryani, Kartini Modern yang Sukses Kembangkan Usaha Mikro dengan KUR BRI – Halaman all

    Suryani, Kartini Modern yang Sukses Kembangkan Usaha Mikro dengan KUR BRI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Upaya Kartini di masa lalu dalam memperjuangkan emansipasi wanita rasanya tidak pupus ditelan zaman. Buktinya, hingga saat ini banyak perempuan-perempuan yang tak mau berdiam diri. Demi mengangkat perekonomian keluarga, tak sedikit perempuan yang berani membuka usaha.

    Semangat Kartini modern inilah yang ditunjukkan oleh Suryani, pedagang eceran asal Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, yang kini berhasil menopang perekonomian keluarga hingga mampu menyekolahkan anaknya berkat usaha toko kelontong yang ia jalankan.

    “Awalnya saya mengamati jalan raya yang begitu ramai. Ada banyak kendaraan yang lalu-lalang. Saya berpikir amat sayang jika keramaian tersebut dilewatkan begitu saja. Insting berdagang saya pun kemudian muncul. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk membuka toko kelontong di pinggir jalan mulai 2009,” ungkap Suryani.

    Walau didasari dengan coba-coba, tetapi Suryani terbilang niat menjadi pedagang eceran. Sembako menjadi produk jualan utamanya. Dengan lokasi toko yang dekat jalan raya, Suryani tak kesulitan menggaet pelanggan yang ingin belanja kebutuhan pokok, seperti beras, minyak, telur, dan semacamnya. 

    Lokasi yang strategis dan mudah diakses juga tak disia-siakan Suryani untuk berjualan bensin eceran. Benar saja toko kelontongnya nyaris menjadi jujugan para pengendara motor yang kebetulan lewat atau bahkan sampai langganan untuk membeli bensin.

    Usaha Suryani pun kian berkembang setelah ia mendapatkan beberapa bantuan modal. Salah satunya adalah PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), yaitu program permodalan berbasis kelompok dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang merupakan bagian dari Holding Ultra Mikro BRI (bersama Pegadaian dan BRI sebagai induknya). 

    Adapun pinjaman PNM Mekaar sendiri ditujukan untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, program ini memberikan pembiayaan modal tanpa agunan.

    “Pada tahun 2023 saya mendapatkan bantuan modal senilai Rp3 juta dari PNM Mekaar. Modal itu saya manfaatkan untuk menambah stok produk jualan di toko,” ungkapnya. Suryani juga mengaku jika ia mendapatkan modal tersebut melalui proses yang mudah dan tidak sulit sama sekali.

    Usaha yang dijalankan Suryani pun terus berkembang sehingga ia berkeinginan untuk menambah modal usaha hingga akhirnya ia memanfaatkan fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

    “Tak lama setelah itu, saya juga mendapatkan tambahan modal usaha senilai Rp50 juta dari KUR BRI pada akhir tahun 2024. Prosesnya juga mudah, sehingga modal bisa saya terima dengan cepat untuk meningkatkan skala usaha. Enaknya lagi, dari pihak BRI juga aktif mendampingi. Jadi, saya diberi tahu bagaimana caranya memutar modal untuk usaha yang menguntungkan, kapan waktu terbaik bayar angsuran agar tidak sampai telat, dan informasi bermanfaat lainnya,” imbuh Suryani.

    Berkat kejeliannya melihat peluang usaha dan kegigihannya dalam berjualan, kini toko kelontong Suryani mampu menghasilkan setidaknya Rp500 ribu per hari. Walau tujuan awalnya sebagai usaha sampingan, tetapi jerih payah Suryani membuahkan hasil. 

    Berkat usaha toko kelontong ini, Suryani makin naik kelas. Ia pun bisa menopang perekonomian keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anaknya.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan kisah Suryani ini adalah contoh nyata dari pelaku usaha yang memanfaatkan pendanaan usaha, mulai dari usaha mikro dan terus berkembang hingga naik kelas. 

    “BRI terus mendukung pelaku usaha ultra mikro melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha dimana pemberdayaan itu tidak hanya dengan penyaluran pinjaman saja, namun dilakukan pendampingan usaha dan diajarkan untuk bisa menabung,” ujar Hendy.

  • Tabel Angsuran Pinjaman KUR BRI APRIL 2025

    Tabel Angsuran Pinjaman KUR BRI APRIL 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut bunga KUR BRI periode April 2025, yakni sebesar 6 persen per bulan.

    Simak tabel KUR BRI 2025 :

    1. tabel angsuran KUR BRI RP 1 Juta – Rp 100 Juta 

    TABEL KUR BRI-tabel angsuran KUR BRI RP 1 Juta – Rp 100 Juta 

     

    2. tabel angsuran KUR BRI RP 100 Juta – Rp 500 Juta 

    TABEL KUR BRI – tabel angsuran KUR BRI RP 100 Juta – Rp 500 Juta 

     

     

     syarat-syarat untuk mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, yang mungkin sedikit berbeda tergantung jenis KUR yang diajukan:

    Syarat Umum:
     * Warga Negara Indonesia (WNI): Pemohon harus WNI.
     * Usaha Produktif: Memiliki usaha yang produktif dan layak.
     * Lama Usaha: Usaha telah berjalan minimal 6 bulan.
     * Tidak Sedang Menerima Kredit: Tidak sedang menerima kredit dari bank lain, kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, atau kartu kredit.
     * Usia:
       * Usia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
       * Usia minimal 21 tahun untuk KUR Mikro
       * Usia maksimal 65 tahun saat kredit lunas.

     

    Dokumen yang Diperlukan:
     * Kartu Tanda Penduduk (KTP): Fotokopi KTP pemohon dan pasangan (jika sudah menikah).
     * Kartu Keluarga (KK): Fotokopi Kartu Keluarga.
     * Akta Nikah (jika sudah menikah): Fotokopi akta nikah.
     * Nomor Induk Berusaha (NIB) atau Surat Keterangan Usaha: Surat izin usaha, bisa berupa NIB atau surat keterangan usaha dari kelurahan/RT/RW.
     * Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): NPWP untuk pinjaman di atas Rp 50 juta.

    Syarat Tambahan (Tergantung Jenis KUR):
     * Beberapa jenis KUR mungkin memiliki persyaratan tambahan, seperti kepemilikan agunan atau persyaratan khusus lainnya.
    Penting untuk Diperhatikan:
     * Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan BRI.
     * Sebaiknya selalu periksa informasi terbaru di situs web resmi BRI atau kantor cabang BRI terdekat.
     * Untuk lebih jelasnya, calon nasabah diharapkan untuk langsung mendatangi kantor BRI terdekat.
    Semoga informasi ini bermanfaat!

  • Kiprah Toko Murti Jadi Jembatan Modal Warga Patuk Wonogiri – Halaman all

    Kiprah Toko Murti Jadi Jembatan Modal Warga Patuk Wonogiri – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI -Di bawah langit senja yang temaram, di sudut desa Patuk, Baturetno, Wonogiri, seorang perempuan duduk di depan gerai kecilnya.

    Senyum lembutnya menyapa setiap pelanggan yang datang, mencerminkan kehangatan seorang pejuang kehidupan.

    Dialah Sri Murtini, perempuan yang dengan ketekunan dan kegigihannya telah mengubah hidupnya dan membantu banyak orang di sekitarnya.

    Tidak hanya melayani transaksi perbankan, Murti, sapaan akrabnya, telah menjadi jembatan bagi ratusan warga untuk mendapatkan pinjaman ultra mikro (UMi) dari BRI.

    Lewat gerainya yang sederhana, di bawah lampu redup yang menemani malam-malam kerjanya, ia mempermudah akses permodalan bagi pedagang kecil dan petani di sekitarnya.

    Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, ia telah membantu lebih dari 100 hingga 200 warga mendapatkan pinjaman Kredit Cepat (KeCe).

    Di antara aroma tanah basah seusai hujan, perjalanan Murti dimulai pada tahun 2011 dengan menjual makanan ringan.

    Di rumahnya yang sederhana, ia merintis usaha kecil-kecilan, berharap bisa membantu keluarganya. Kesetiaannya sebagai nasabah BRI membuatnya akrab dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang berkali-kali ia manfaatkan untuk menambah modal.

    Namun, langkah besarnya terjadi pada 2019, saat ia memutuskan merambah usaha jual pulsa dan kuota.

    Hingga akhirnya, pada 2021, datanglah tawaran menjadi agen BRILink.

    Hati Murti berdebar, matanya menerawang, membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru yang akan terbuka.

    Tanpa ragu, ia menerima peluang tersebut dan segera mengurus persyaratan.

    Awalnya, saldo yang ia sediakan sebagai agen BRILink masih terbatas, tetapi seiring meningkatnya transaksi, ia kembali mengajukan KUR untuk memperbesar modal usaha gerainya.

    Jembatan bagi Warga Mendapatkan Modal

    Suatu kala, Murti menatap brosur-brosur pinjaman KeCe yang baru saja ia dapat dari petugas BRI.

    Ia menyusunnya dengan rapi di dinding gerainya, berharap bisa menarik perhatian pelanggan yang datang.

    Lambat laun, banyak pelanggan bertanya tentang cara mengajukan pinjaman.

    Murti dengan sabar menjelaskan bahwa ia bisa membantu mengurus pengajuan, sementara keputusan akhir tetap di tangan petugas BRI.

    Antusiasme warga cukup tinggi, terutama para pedagang pasar dan petani.

    Dengan pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta, banyak warga merasa terbantu untuk modal usaha harian mereka.

    Proses pengajuannya pun sederhana, hanya memerlukan fotokopi KTP, KK, dan surat keterangan usaha dari kelurahan.

    Kerja kerasnya tak sia-sia. Murti berhasil meraih penghargaan sebagai agen BRILink dengan realisasi terbanyak ketiga di Kabupaten Wonogiri.

    Pencapaian ini menjadi bukti bahwa usahanya memberi dampak besar bagi masyarakat sekitarnya.

    Tidak berhenti di situ, ia juga mengadopsi teknologi pembayaran modern seperti QRIS.

    Dengan menyediakan metode pembayaran digital, ia tak hanya memudahkan pelanggan membeli pulsa, tetapi juga mengurangi kerepotan dalam menyediakan uang kembalian.

    Kiprah Agen BRILink

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa AgenBRILink terbukti membantu masyarakat dengan kemudahan bertransaksi melalui tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM. Hal ini menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersamaan.

    “AgenBRILink mengadopsi hybrid banking, yakni proses internal layanan perbankan telah didigitalisasi, sementara proses interaksi dengan nasabahnya masih human touching melalui agen,” terangnya.

    AgenBRILink menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan.

    Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.

    Inklusi keuangan perlu berkualitas karena terkait kemakmuran. Seperti diketahui, Pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

    Agen laku pandai milik BRI atau AgenBRILink mampu menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput.

    Saat ini, masih banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen.

    Sebagai informasi, hingga Desember 2023, BRI mencatat jumlah AgenBRILink telah mencapai sebanyak lebih dari 740 ribu yang tersebar di 61.067 Desa di seluruh Indonesia. Sementara volume transaksi tercatat sebesar Rp 1.427 triliun.

    (*)

     

  • Perjalanan Inspiratif Desa Singopuran Menuju Kemandirian – Halaman all

    Perjalanan Inspiratif Desa Singopuran Menuju Kemandirian – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Desa Singopuran, sebuah desa kecil di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, pernah menghadapi kenyataan pahit akibat penutupan Tempat Penampungan Sampah (TPS) kecamatan pada tahun 2020.

    Dari keterbatasan itu, lahirlah semangat besar untuk mandiri dan membangun kembali harapan yang sempat redup.

    Tahun 2020 menjadi momen krusial bagi warga Singopuran. Penutupan TPS kecamatan seolah mengisyaratkan bahwa mereka harus mencari jalan lain untuk mengelola sampah.

    Di tengah kebingungan, pemerintah desa bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tak mau tinggal diam.

    Bermodal tekad kuat dan keinginan untuk memberikan solusi bagi warga, mereka mengambil langkah berani yaknimembangun TPS mandiri di desa.

    Bertempat di lahan seluas 2.000 meter persegi, TPS Singopuran berdiri kokoh dengan tembok setinggi satu meter yang mengelilinginya.

    Lokasinya tak jauh dari kantor desa, hanya sekitar satu kilometer ke arah timur, berbatasan langsung dengan Desa Sanggir, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

    Di sinilah cikal bakal perubahan besar dimulai.

    Dari TPS ke BUMDes Singopuran Mapan

    Seiring waktu, TPS Singopuran berkembang dari sekadar tempat pembuangan menjadi pusat pengelolaan sampah yang lebih terpadu.

    Di bawah kepemimpinan Eka Yulianta, Direktur BUMDes Singopuran, sistem pengelolaan yang lebih efektif mulai diterapkan.

    Tak hanya sekadar menimbun sampah, mereka juga mulai memilah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bernilaiyakni pupuk kompos.

    Demi mendukung keberlanjutan TPS, dibentuklah BUMDes dengan nama Singopuran Mapan (Maju Terdepan).

    Dengan struktur yang semakin kokoh, BUMDes ini merekrut tenaga pengelola TPS serta 10 penggerobak sampah yang bertugas mengambil sampah dari rumah ke rumah.

    Setiap penggerobak mampu melayani hingga 200 kepala keluarga, dengan tarif yang bervariasi antara Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per bulan, tergantung wilayah.

    Di TPS, sekitar empat tenaga kerja memiliki tugas masing-masing: mulai dari memilah sampah, mengoperasikan mesin daur ulang, hingga mengemas kompos yang dihasilkan.

    Hasilnya? Sampah yang dulunya dianggap sebagai masalah kini justru menjadi berkah bagi desa.

    Desa Singopuran Menjadi Desa BRILian

    Direktur BUMDes Singopuran, Eka Yulianta saat ditemui di TPS Singopuran, Kartasura, Sukoharjo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Upaya ini tak hanya membuahkan hasil dalam bentuk lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

    Olahan sampah menjadi kompos telah membantu para petani desa dalam meningkatkan produktivitas pertanian mereka.

    Tak heran jika inovasi ini menarik perhatian BRI hingga menjadikan Desa Singopuran sebagai bagian dari program Desa BRILian.

    Melalui program ini, BRI memberikan pendampingan dalam pengelolaan administrasi dan pengembangan produk.

    Desa Singopuran pun semakin percaya diri menatap masa depan.

    Dengan mengikuti berbagai seleksi Desa BRILian, mereka terus berusaha mengembangkan potensi desa, bahkan melakukan studi banding ke daerah lain seperti Pandowoharjo di Sleman dan Banyumas untuk memperkaya wawasan dalam pengelolaan sampah.

    Kepala Desa Singopuran, Sih Harjiyanto, mengungkapkan bahwa kemitraan dengan BRI tak hanya sebatas pengelolaan sampah, tetapi juga membantu para petani dalam mendapatkan akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Bantuan berupa tanaman alpukat dan kelapa turut diberikan sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan warga.

    Ke depan, rencana besar telah disusun. BUMDes Singopuran tengah menjajaki kerja sama dengan kampus swasta di Kota Solo untuk distribusi pupuk hasil TPS.

    Bahkan, mereka tengah bersiap untuk meluncurkan pupuk tabur organik sebagai inovasi baru.

    “Kami optimis, Desa Singopuran akan terus berkembang. Kami ingin pupuk olahan ini tak hanya bermanfaat bagi warga desa, tapi juga dipasarkan ke luar.

    Dengan kolaborasi yang kuat, kami yakin masa depan Singopuran akan semakin cerah,” ujar Sih Harjiyanto penuh semangat.

    Program Desa BRILian sendiri memiliki visi besar untuk menciptakan desa-desa mandiri yang dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

    Dengan pemberdayaan, pendampingan intensif, dan penghargaan bagi desa yang inovatif, program ini mendorong kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi yang kuat.

    Konsistensi BRI

    Senior Executive Vice President (SEVP) Bisnis Ultra Mikro BRI, M. Candra Utama mengungkapkan, BRI melakukan pelatihan hingga proses pendampingan kepada seluruh peserta Desa BRILian.

    Pelatihan-pelatihan yang dilakukan meliputi pelatihan kepemimpinan, pelatihan kelembagaan Desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pelatihan kewirausahaan, pelatihan Inovasi Desa, Digitalisasi Desa, teknik komunikasi dan materi tematik lainnya yang sangat dibutuhkan oleh Desa.

    Para peserta diberikan beberapa tugas di setiap sesi yang akan menjadi salah satu komponen penilaian yang digunakan untuk memilih 40 desa terbaik, dengan 15 Desa terbaik akan mendapatkan pendampingan langsung.

    Sejak dijalankan pada tahun 2020, program Desa BRILiaN telah diikuti 3.957 desa yang aktif tergerak berinisiatif dan berkomitmen untuk maju melalui program-program yang telah direncanakan.

    Desa BRILiaN mengembangkan 4 aspek yang terdapat dalam desa.

    Pertama, BUMDesa sebagai motor ekonomi desa.

    Kedua, digitalisasi, implementasi produk dan aktivitas digital di desa. 

    Ketiga, Sustainability, tangguh dan secara continue dalam membangun desa.

    Keempat, Innovation, kreatif dalam menciptakan inovasi.

    Sementara itu,  objek pemberdayaan dari program ini adalah  elemen-elemen kunci yang ada di desa yang meliputi Perangkat Desa (Kepala Desa), Pengurus BUMDesa, Badan Permusyawaratan Desa, UMKM di Desa, Perwakilan kelompok Usaha (Klaster) dan Pegiat Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

    “Program pemberdayaan Desa BRILiaN ini merupakan wujud nyata BRI yang terus berkomitmen untuk meningkatkan economic dan social value kepada masyarakat. Perseroan berharap program seperti ini dapat memberikan kontribusi nyata dan positif bagi peningkatan kualitas pengelolaan desa,” tambah Candra.

    Ia menambahkan, dalam program ini, dilakukan pula penguatan ekosistem ekonomi desa yang didukung dengan program penguatan kelompok-kelompok (Klaster) Usaha Mikro dengan nama Klasterkuidupku, dimana BRI mengidentifikasi keperluan pemberdayaan baik pelatihan usaha maupun bantuan sarana prasarana yang diberikan secara selektif. 

    Untuk mendukung pengembangan pasar, BRI menginisiasi pembentukan platform New Pasar.id, yaitu sebuah platform yang menghubungkan pedagang pasar dan pembeli secara online.

    Sedangkan untuk pemberdayaan UMKM, BRI juga telah mengembangkan platform pemberdayaan linkumkm.id untuk mendorong dan memfasilitasi UMKM naik kelas.

    Selain itu tentunya produk-produk layanan BRI yang dapat dimanfaatkan oleh desa dan BUMDes seperti Agen BRILink, Stroberi, QRIS dan produk lainnya.

    (*)

  • KUR BRI Letupan Nafas Panjang bagi UMKM Gitar Ngrombo – Halaman all

    KUR BRI Letupan Nafas Panjang bagi UMKM Gitar Ngrombo – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Angin pagi itu bertiup lembut, membawa aroma khas kayu yang tengah dipahat sebagai bahan bakal gitar.

    Suara ketukan palu dan gesekan amplas berpadu dalam simfoni kerja keras, menciptakan melodi perjuangan yang telah menggema sejak dekade 1960-an.

    Adalah Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, desa yang bukan sekadar desa biasa.

    Ini adalah tanah kelahiran ribuan gitar, saksi bisu ketekunan para pengrajin yang terus bertahan di tengah badai perubahan zaman.

    Di antara deretan rumah produksi yang berjejer rapi, nama Sumardi menjulang sebagai sosok yang dihormati.

    Seorang pria sederhana, berbalut semangat baja, yang telah mengabdikan dirinya pada seni pembuatan gitar sejak 1992.

    Namun, seperti nada-nada yang naik turun dalam komposisi musik, perjalanan Sumardi tidak selalu mulus.

    Rintangan demi rintangan harus ia hadapi, dari sulitnya mendapatkan modal hingga ketatnya persaingan di era digital. Apiknya, ia tak pernah menyerah.

    Menurut dia, setiap gitar yang lahir dari tangannya adalah bukti nyata bahwa semangat pantang menyerah masih bersemi di tanah Ngrombo.

    Dua puluh tahun lalu, dunia usaha tidak semudah sekarang. Akses permodalan menjadi batu sandungan besar bagi para pengrajin seperti Sumardi.

    Saat itu, mengajukan pinjaman adalah mimpi yang sulit tergapai. Persyaratan ketat membuatnya harus ‘menumpang nama’ pengrajin lain demi bisa memperoleh modal.

    Bagi para pengrajin, modal bukan sekadar uang, tetapi juga harapan.

    Tanpa modal, mustahil bagi mereka untuk membeli bahan baku yang berkualitas, menggaji pekerja, dan menjaga kesinambungan produksi.

    Sumardi mengenang masa-masa sulit itu dengan mata menerawang.

    “Dulu kami benar-benar kesulitan. Tidak ada banyak pilihan, dan sistem perbankan masih sangat rumit bagi pengrajin kecil seperti kami,” katanya lirih ketika dijumpai pada Sabtu (28/3/2025).

    Namun, waktu berjalan, dan sistem pun berubah. Kehadiran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bagaikan mata air di tengah padang pasir, memberi napas baru bagi para pelaku UMKM.

    Kini, prosesnya lebih mudah, persyaratannya lebih ramah, dan yang terpenting, bunga pinjaman yang rendah membuat para pengrajin bisa bernapas lebih lega.

    Tidak ada lagi cerita pengrajin yang harus menggadaikan aset berharga atau mencari pinjaman dengan bunga tinggi dari rentenir yang sering kali justru menjerumuskan mereka ke dalam jurang kemiskinan.

    Sumardi sendiri merasakan langsung manfaatnya.

    Pinjaman sebesar Rp 20 juta dari KUR BRI menjadi bahan bakar yang menghidupkan roda produksi.

    Gitar-gitar tetap bisa diproduksi, bahan baku dapat tersedia, dan stok selalu siap untuk memenuhi permintaan pasar.

    “Kalau seminggu ini ada pesanan 50 gitar, kita harus stok tiga kali lipatnya. Biar perputaran produksi terus berjalan dan penghasilan tetap ada,” ujar Sumardi penuh keyakinan.

    Ia kini bisa bernapas lebih lega, mengetahui bahwa usahanya tetap bisa berjalan dan keluarganya tetap tercukupi.

    Jembatan Warga dan Bank

    Sebagai Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah, peran Sumardi tak hanya berhenti pada pembuatan gitar.

    Ia juga menjadi jembatan antara warga dan pihak bank.

    Warga melintas di kawasan Tugu Gitar, tugu pendanda Klaster Gitar Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Tak jarang, petugas BRI meminta bantuannya untuk memberikan edukasi soal KUR, bahkan mengingatkan warga agar tidak telat membayar angsuran.

    Perannya ini tidak datang begitu saja. Seiring berjalannya waktu, Sumardi memahami bahwa banyak pengrajin yang mengalami kesulitan yang sama seperti yang dulu ia hadapi.

    Mereka tidak tahu harus ke mana mencari pinjaman modal yang aman, tidak paham proses pengajuan, atau bahkan takut dengan sistem perbankan.

    Sumardi hadir sebagai sosok yang menjembatani kesenjangan tersebut.

    Ia dengan sabar menjelaskan bagaimana KUR bisa membantu, apa saja syaratnya, dan bagaimana cara mengelola pinjaman agar tidak menjadi beban di kemudian hari.

    “Ya saya sudah dekat dengan mantri BRI. Kalau mereka tanya siapa yang butuh KUR, saya bantu. Kadang juga mengingatkan warga kalau ada yang telat bayar,” katanya sambil tersenyum.

    Baginya, membantu sesama pengrajin adalah bagian dari tanggung jawab moral.

    Sebab, jika industri gitar Ngrombo ingin bertahan dan berkembang, maka semua pengrajinnya harus memiliki akses yang sama terhadap sumber daya yang tersedia.

    Keberadaan KUR BRI telah menjadi pilar utama bagi kelangsungan industri gitar Ngrombo.

    Dalam situasi di mana pasar online semakin agresif menekan harga, KUR menjadi tameng yang memungkinkan para pengrajin bertahan dan terus berinovasi.

    Dengan modal yang cukup, mereka bisa tetap fokus pada kualitas produk, alih-alih hanya bersaing di harga.

    Sumardi percaya, selama ada semangat, selama ada kemauan, dan selama ada dukungan seperti KUR BRI, industri gitar Ngrombo akan terus bergaung.

    Bukan hanya di negeri sendiri, tapi juga hingga ke mancanegara.

    “Mau KUR? Ingatnya BRI,” ucapnya mantap.

    Eksistensi Desa Ngrombo

    Desa Ngrombo sebagai satu dari 10 bidang klaster di Kabupaten Sukoharjo, yakni klaster gitar Ngrombo.

    Namanya bukan lagi sekelas produsen lokal, Desa Ngrombo bahkan pernah mengirim hasil karya penduduk lokal hingga mancanegara.

    Filipina hingga Yunani menjadi tujuan pendaratan gitar-gitar khas Desa Ngrombo.

    Sumardi mengatakan, sebanyak 225 pengrajin bertahan berkarya memproduksi gitar Desa Ngrombo.

    Mereka memproduksi ribuan gitar setiap bulannya, dengan variasi harga yang berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada jenis dan kualitasnya.

    Namun, di tengah tantangan zaman, keberlanjutan industri ini semakin dipertaruhkan.

    Digitalisasi berupa peran vital media sosial bakal menjadi tantangan pengrajin hingga distributor gitar ke depan untuk bersaing dengan pasar.

    Di sisi lain, pengrajin tetap mempretahankan kualitas baik produksi gitar bakal menjadi sisi positif yang terus dicari oleh peminat dan toko-toko alat musik langganan.

    “Ini menjadi tantangan kami pengrajin gitar Desa Ngrombo untuk bertahan kerajinan gitar menjadi UMKM jaya, apalagi menyandang klaster gitar tentu harus dilestarikan,” papar dia.

    KUR BRI

    Grafis Pengajuan KUR BRI

    BRI telah menyalurkan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2024 sebesar Rp 184,98 triliun.

    Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 184,98 triliun.

    Demikian menjadikan BRI sebagai perbankan dengan penyaluran KUR terbesar dibanding perbankan nasional lainnya.

    Penyaluran KUR BRI itu pun menjangkau lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    Keberhasilan penyaluran KUR BRI tersebut juga diikuti dengan kualitas kreditnya yang terjaga.

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, strategi pengelolaan KUR yang diterapkan BRI berhasil menjaga tingkat Non-Performing Loan (NPL) tetap sehat, yaitu di level 2 persen. Hal ini menunjukkan pengelolaan risiko yang baik dalam penyaluran kredit kepada segmen UMKM.

    “KUR itu 100 persennya berasal dari bank. Dana bank dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable namun feasible. Jadi, ketika terjadi kredit macet, 70 persen risiko dibayar oleh asuransi, dan 30 persen ditanggung bank. Dan itu kita sekarang bisa di-manage NPL KUR itu di sekitar 2 persen,” ujar Sunarso dalam siaran pers, Kamis (23/1/2025).

    Sunarso menambahkan bahwa tingkat NPL sebesar 3 persen pada kredit di segmen UMKM masih dianggap ideal, mengingat karakteristik segmen tersebut berbeda dengan kredit korporasi.

    Menurutnya, pada tahap awal (front-end), fokusnya adalah menjangkau sebanyak mungkin nasabah baru tanpa proses seleksi yang terlalu ketat. 

    Kemudian, pada tahap mid-end dilakukan maintenance.

    Apabila terjadi kredit macet, tahap back-end berperan untuk mengelola risiko, mencakup penagihan yang diwujudkan dalam recovery rate untuk menjaga kualitas kredit.

    Strategi ini memungkinkan BRI untuk terus mendukung pertumbuhan UMKM dengan tetap menjaga kesehatan portofolio kredit.

    Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja.

    Dalam hal ini Asta Cita ketiga yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan juga Asta Cita keenam khususnya dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Sementara itu, Kementerian BUMN RI berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut.

    Menteri BUMN RI Erick Thohir menjabarkan bahwa inisiasi tersebut mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

    Baginya, kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

    “Dalam waktu kurang dari 100 hari, kita telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan,” pungkas Erick Thohir.

    (*)