Produk: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • Dorong UMKM Naik Kelas, Bank Mandiri Tancap Gas Salurkan KUR Rp12,8 Triliun hingga Maret 2025

    Dorong UMKM Naik Kelas, Bank Mandiri Tancap Gas Salurkan KUR Rp12,8 Triliun hingga Maret 2025

    Jakarta: Bank Mandiri kembali menunjukkan taringnya dalam mendukung kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. 
     
    Hingga Maret 2025, Bank Mandiri sukses menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp12,83 triliun kepada lebih dari 110 ribu debitur di seluruh Indonesia.
     
    Pencapaian ini setara dengan 33,34 persen dari target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini yang dipatok sebesar Rp38,5 triliun. 

    Aksi ini menjadi bukti nyata komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat sektor produktif dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.

    Fokus di sektor produktif, pertanian paling mendominasi
    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa strategi penyaluran KUR kali ini benar-benar diarahkan ke sektor-sektor yang berdampak besar terhadap perekonomian.
     
    “Komitmen kami adalah menghadirkan pembiayaan dapat memberikan dampak ekonomi langsung kepada pelaku usaha. Penyaluran KUR kami arahkan untuk mengakselerasi sektor-sektor produktif yang berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat struktur ekonomi daerah,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, dikutip Minggu, Senin, 28 April 2025.
     
    Dari total KUR yang disalurkan, sekitar 59,88 persen atau Rp7,68 triliun mengalir ke sektor produksi, sementara sisanya Rp5,15 triliun (40,12 persen) disalurkan ke sektor non-produksi.
     
    Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp3,81 triliun atau setara 29,72 persen dari total KUR. Selanjutnya, sektor jasa produksi menyusul dengan Rp2,71 triliun, industri pengolahan Rp984 miliar, sektor perikanan Rp164 miliar, dan sektor pertambangan Rp6,1 miliar.
     

    KUR kecil dan mikro jadi primadona
    Dari sisi jenis kredit, Bank Mandiri mendominasi penyaluran KUR melalui segmen KUR Kecil dan KUR Mikro. Penyaluran KUR Kecil mencapai Rp8,18 triliun, sementara KUR Mikro mencapai Rp4,64 triliun hingga Maret 2025.
     
    Darmawan menambahkan, keberlanjutan dan inklusivitas menjadi dua kunci utama dalam mempercepat realisasi KUR kepada para pelaku UMKM.
     
    “Dalam mendorong realisasi penyaluran KUR, Bank Mandiri mengedepankan keberlanjutan dan inklusivitas. Dengan memperkuat sektor produksi, kami berharap dapat turut mendorong UMKM agar mampu meningkatkan kapasitas usaha dan daya saing secara berkelanjutan,” ujar Darmawan.
    Jaga kualitas kredit
    Tidak hanya mengejar target penyaluran, Bank Mandiri juga menjaga kualitas kredit dengan prinsip kehati-hatian. Hasilnya, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) untuk KUR tetap terjaga di level yang sehat dan terus menunjukkan tren membaik.
     
    Strategi ini penting untuk memastikan pertumbuhan UMKM berjalan beriringan dengan stabilitas keuangan.
     
    Dukung Digitalisasi UMKM Lewat Livin’, Kopra, dan Mandiri Agen
    Tak berhenti di pembiayaan, Bank Mandiri juga aktif memperluas ekosistem digital untuk mempermudah UMKM mengakses layanan keuangan.
     
    Lewat aplikasi Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, serta Livin’ Merchant, pelaku usaha kini bisa mengakses pembiayaan, mengatur transaksi usaha, hingga mengelola keuangan dengan lebih efisien dan efektif.
     
    Selain itu, Bank Mandiri juga mengoptimalkan jaringan Mandiri Agen yang tersebar hingga pelosok tanah air untuk memperluas jangkauan program KUR sekaligus memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat.
     
    “Dengan dukungan yang berkelanjutan serta kolaborasi erat bersama seluruh pemangku kepentingan, kami optimistis penyaluran KUR Bank Mandiri semakin optimal, tepat sasaran, dan memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan ekonomi nasional,” ucap Darmawan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kisah Sukses UMKM “Bali Nature” yang Go Internasional Setelah Mendapat Sentuhan Pemberdayaan BRI

    Kisah Sukses UMKM “Bali Nature” yang Go Internasional Setelah Mendapat Sentuhan Pemberdayaan BRI

    Menurut Karina, keberhasilan Bali Nature tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, terutama peran perbankan dalam membantu bisnisnya berkembang. Bahkan, dia merasa bersyukur lantaran sang keluarga sudah memiliki rekam jejak hubungan bisnis yang panjang dengan BRI sejak kedua orang tuanya menjalankan usaha kelontong.

    Alhasil, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI membantu Karina dalam mengembangkan Bali Nature, termasuk membangun pabrik yang memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi dan bersaing dengan produk global.

    Ia juga bercerita bahwa selain bantuan finansial, BRI turut memfasilitasi usahanya dalam berbagai pameran nasional, yang pada akhirnya membuka peluang lebih besar untuk ekspansi bisnis. Selain itu, BRI terus memberikan pendampingan melalui berbagai pelatihan ekspor guna membantu pelaku usaha memahami regulasi dan proses bisnis internasional. Atas pencapaian tersebut, Bali Nature terpilih menjadi salah satu peserta BRI UMKM EXPO(RT) 2025.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan kami dalam mendorong UMKM Indonesia menjadi pemain global.

    “Kisah sukses dari Bali Nature merupakan bentuk dukungan nyata BRI untuk mendorong pengusaha UMKM go global yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui ekspor produk lokal,” ujar Hendy.

    Untuk diketahui, gelaran BRI UMKM EXPO(RT) 2025 menjadi salah satu wujud komitmen BRI dalam mendorong lebih banyak UMKM binaan BRI untuk go international. Acara yang berlangsung pada 30 Januari-2 Februari 2025 lalu di ICE BSD City ini sukses dihadiri oleh lebih dari 69 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi lebih dari Rp40 miliar dan realisasi kontrak ekspor mencapai US$90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

  • Dukung UMKM Naik Kelas, Pemerintah Siap Salurkan KUR Senilai Rp300 Triliun!

    Dukung UMKM Naik Kelas, Pemerintah Siap Salurkan KUR Senilai Rp300 Triliun!

    JABAR EKSPRES – Pemerintah melalui perbankan telah menyiapkan pembiayaan berupa kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun. Itu sebagai dukungan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menangah (UMKM) naik kelas.

    Dari alokasi dana itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendapat jatah Rp175 triliun. Bank plat merah itu memastikan KUR disalurkan ke sejumlah sektor strategis.

    Hal itu disampaikan Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi. “Pertanian menjadi sektor dengan penyaluran terbesar mencapai Rp18,09 triliun,” ujarnya, dikutip Senin (28/4/2025).

    BACA JUGA:Dorong Stabilitas Harga dan Perkembangan UMKM Lokal, Pemkot Bandung Bakal Gelar Bazar Murah Tiap Triwulan 

    Hingga akhir triwulan I 2025, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp42,23 triliun kepada 975 ribu debitur UMKM. Itu setara 24,13 persen dari alokasi perseroan tahun ini.

    Menurut Hendy, penyaluran ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Hal itu tercermin dari penyaluran KUR sebanyak 62,43 persen ke sektor produksi.

    Selain itu, dia juga memastikan bahwa dalam penyaluran KUR pihaknya menerapkan manajemen risiko yang prudent. Per Maret 2025, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) tercatat 2,29 persen. Dengan demikian, portofolio masih sehat dan pengelolaan risiko yang optimal.

    Ia juga menyakini ini meruapakn strategi perseroan dalam memperluas pembiayaan yang inklusif.

    BACA JUGA:Realisaasi Penghapusan Piutang UMKM Didepan Mata, Tembus Rp15,5 Tiliun!

    “BRI meyakini bahwa pembiayaan yang tepat sasaran dapat menciptakan multiplier effect yang signifikan, khususnya dalam mendorong kemandirian usaha dan membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.

    Kemudian di sektor pertanian, kata dia, penyaluran KUR merupakan strategi BRI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Ini mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Serta mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan.

    “Hal ini sekaligus menunjukkan peran BRI dalam membangun fondasi ekonomi nasional yang tangguh dan inklusif,” jelasnya.

  • Pinjaman Terbaru Non KUR Bank BRI 2025, Dapatkan Pijaman Mulai Rp10 Juta dengan Cicilan Ringan

    Pinjaman Terbaru Non KUR Bank BRI 2025, Dapatkan Pijaman Mulai Rp10 Juta dengan Cicilan Ringan

    PIKIRAN RAKYAT – Pada tahun 2025, Bank BRI tidak hanya menawarkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), tetapi juga menghadirkan program pinjaman Non KUR. Program ini menjadi solusi bagi pelaku usaha atau individu yang tidak memenuhi syarat pengajuan KUR, namun tetap membutuhkan akses pembiayaan dengan bunga yang kompetitif.

    Pinjaman Non KUR BRI memiliki plafon yang sangat fleksibel, mulai dari Rp1 juta hingga Rp500 juta. Program ini memberikan kemudahan dalam tenor, bunga ringan, serta proses pengajuan yang cepat dan transparan.

    Apa Itu Pinjaman Non KUR BRI 2025?

    Pinjaman Non KUR BRI 2025 adalah produk pembiayaan dari Bank BRI di luar skema subsidi pemerintah, namun tetap memberikan bunga bersaing. Pinjaman ini cocok untuk kebutuhan modal kerja, investasi usaha, hingga kebutuhan konsumtif tertentu. Biasanya, pinjaman Non KUR dipilih oleh nasabah yang sudah tidak memenuhi syarat KUR atau membutuhkan dana lebih besar.

    Tingkat bunga Non KUR BRI berkisar antara 0,5% hingga 0,75% per bulan atau setara dengan 6% hingga 9% per tahun, tergantung dari jenis pinjaman dan profil debitur.

    Syarat Umum Mengajukan Pinjaman Non KUR BRI 2025

    Agar pengajuan diterima, berikut beberapa syarat umum yang harus dipenuhi:

    Berstatus Warga Negara Indonesia (WNI). Memiliki usaha aktif minimal 6 bulan (untuk pinjaman produktif). Menyediakan dokumen identitas seperti KTP, Kartu Keluarga (KK), dan surat keterangan usaha. Tidak sedang memiliki kredit produktif aktif di bank lain. Memiliki rekening aktif di Bank BRI. Melengkapi proposal penggunaan dana untuk pinjaman produktif. Cara Mengajukan Pinjaman Non KUR BRI

    Langkah pengajuan cukup mudah:

    Datangi kantor cabang BRI terdekat. Lengkapi dokumen persyaratan. Isi formulir pengajuan pinjaman Non KUR. Ikuti proses verifikasi data dan analisis kredit. Tunggu persetujuan, lalu pencairan dana akan masuk ke rekening BRI.

    Proses pengajuan biasanya memakan waktu antara beberapa hari hingga dua minggu, tergantung kelengkapan dokumen dan penilaian kelayakan.

    Keuntungan Mengambil Pinjaman Non KUR BRI Bunga kompetitif, mulai dari 6% per tahun. Pilihan plafon yang fleksibel, dari Rp1 juta hingga Rp500 juta. Tenor bervariasi, hingga 60 bulan. Proses pencairan cepat bila semua dokumen lengkap. Tidak selalu membutuhkan agunan tambahan untuk pinjaman kecil. Simulasi Cicilan Pinjaman Non KUR BRI 2025

    Berikut estimasi cicilan pinjaman Non KUR BRI 2025 berdasarkan plafon pinjaman Rp1 juta hingga Rp500 juta dengan bunga rata-rata 6% per tahun:

    Pinjaman Rp1.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp88.000 Tenor 18 bulan: Rp61.000 Tenor 24 bulan: Rp47.000 Tenor 36 bulan: Rp33.000 Tenor 48 bulan: Rp26.000 Tenor 60 bulan: Rp22.000 Pinjaman Rp10.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp880.000 Tenor 18 bulan: Rp610.000 Tenor 24 bulan: Rp470.000 Tenor 36 bulan: Rp330.000 Tenor 48 bulan: Rp260.000 Tenor 60 bulan: Rp220.000 Pinjaman Rp20.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp1.760.000 Tenor 18 bulan: Rp1.220.000 Tenor 24 bulan: Rp940.000 Tenor 36 bulan: Rp660.000 Tenor 48 bulan: Rp520.000 Tenor 60 bulan: Rp440.000 Pinjaman Rp50.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp4.400.000 Tenor 18 bulan: Rp3.050.000 Tenor 24 bulan: Rp2.350.000 Tenor 36 bulan: Rp1.650.000 Tenor 48 bulan: Rp1.300.000 Tenor 60 bulan: Rp1.100.000 Pinjaman Rp100.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp8.800.000 Tenor 18 bulan: Rp6.100.000 Tenor 24 bulan: Rp4.700.000 Tenor 36 bulan: Rp3.300.000 Tenor 48 bulan: Rp2.600.000 Tenor 60 bulan: Rp2.200.000 Pinjaman Rp200.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp17.600.000 Tenor 18 bulan: Rp12.200.000 Tenor 24 bulan: Rp9.400.000 Tenor 36 bulan: Rp6.600.000 Tenor 48 bulan: Rp5.200.000 Tenor 60 bulan: Rp4.400.000 Pinjaman Rp300.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp26.400.000 Tenor 18 bulan: Rp18.300.000 Tenor 24 bulan: Rp14.100.000 Tenor 36 bulan: Rp9.900.000 Tenor 48 bulan: Rp7.800.000 Tenor 60 bulan: Rp6.600.000 Pinjaman Rp400.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp35.200.000 Tenor 18 bulan: Rp24.400.000 Tenor 24 bulan: Rp18.800.000 Tenor 36 bulan: Rp13.200.000 Tenor 48 bulan: Rp10.400.000 Tenor 60 bulan: Rp8.800.000 Pinjaman Rp500.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp44.000.000 Tenor 18 bulan: Rp30.500.000 Tenor 24 bulan: Rp23.500.000 Tenor 36 bulan: Rp16.500.000 Tenor 48 bulan: Rp13.000.000 Tenor 60 bulan: Rp11.000.000

    Nominal cicilan ini merupakan estimasi kasar berdasarkan bunga rata-rata 6% per tahun. Angka aktual dapat sedikit berbeda tergantung perhitungan biaya administrasi dan kebijakan bank yang berlaku.

    Tips Agar Pengajuan Pinjaman Non KUR Disetujui Siapkan dokumen yang lengkap, termasuk surat keterangan usaha dan laporan keuangan sederhana. Pastikan riwayat kredit bersih dari tunggakan atau catatan buruk di sistem informasi debitur. Pastikan tidak memiliki pinjaman produktif aktif lain saat mengajukan. Jelaskan tujuan penggunaan dana dengan detail saat proses wawancara kredit. Gunakan dana sesuai proposal untuk menjaga kepercayaan bank.

    Tahun 2025 menjadi momentum yang tepat untuk memanfaatkan fasilitas pinjaman Non KUR BRI, terutama bagi yang membutuhkan dana tambahan dengan bunga ringan dan cicilan fleksibel.

    Dengan proses pengajuan yang sederhana, plafon pinjaman yang luas, serta berbagai pilihan tenor, pinjaman ini dapat menjadi solusi untuk mengembangkan usaha maupun memenuhi kebutuhan lainnya secara lebih terencana.

    Pastikan seluruh persyaratan dipenuhi dengan baik agar proses pencairan berjalan lancar dan manfaatkan dana yang diperoleh secara bijak untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Realisasi Penyaluran KUR Sentuh Rp 76,49 Triliun hingga April 2025, Sektor Produksi Jadi Prioritas – Page 3

    Realisasi Penyaluran KUR Sentuh Rp 76,49 Triliun hingga April 2025, Sektor Produksi Jadi Prioritas – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melaporkan, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 21 April 2025 mencapai Rp 76,49 triliun, atau 25,49 persen dari target. 

    Penyaluran KUR tersebut diberikan kepada 1.352.024 debitur atau 38,5 persen dari target, dan disalurkan ke sektor produksi sebesar Rp 45,33 triliun atau 59,2 persen dari total penyaluran.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengatakan, dalam upaya mendorong peningkatan kualitas penyaluran KUR pada 2025, Kementerian UMKM tengah menyusun Keputusan Menteri (Kepmen) terkait Tim Akselerasi Kualitas Penyaluran KUR.

    Tim itu nantinya akan terdiri dari berbagai jajaran di Kementerian UMKM. Mulai dari Deputi Bidang Usaha Mikro, Deputi Bidang Usaha Kecil, Deputi Bidang Usaha Menengah, dan Deputi Bidang Kewirausahaan.

    “Nantinya, untuk KUR hingga Rp 100 juta akan ditangani oleh Deputi Usaha Mikro. Sedangkan untuk Deputi Usaha Kecil, KUR hingga Rp 500 juta. Dan untuk KUR Klaster Rp 500 juta akan ditangani oleh Deputi Usaha Menengah,” terang Maman dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/4/2025).

    Melalui Kepmen ini, Maman mengharapkan dapat dirumuskan starategi pembinaan dan peningkatan penyaluran KUR yang berkualitas dan tepat sasaran. Sekaligus mendorong optimalisasi pemanfaatan KUR kecil dan KUR klaster agar lebih optimal.

    Selain itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM juga telah menandatangani Perjanjian Kerja sama Pembiayaan (PKP) Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025 dengan 46 lembaga penyalur dan 2 lembaga penjamin. 

    Maman menekankan agar lembaga penyalur senantiasa memperhatikan aspek kualitas dalam penyaluran KUR kepada pengusaha UMKM.

    “Jadi saya meminta kepada para lembaga penyalur untuk memperhatikan aspek kualitas. Sedangkan pemerintah, guna memastikan kesiapan pengusaha UMKM untuk mengakses pembiayaan, akan memperkuat legalitas usaha mulai dari penerbitan NIB hingga sertifikasi halal,” ungkapnya. 

  • Syarat Terbaru Pinjaman NON KUR BRI 2025 Mulai dari Rp 1 Juta – Rp 50 Juta, Cicilan Ringan

    Syarat Terbaru Pinjaman NON KUR BRI 2025 Mulai dari Rp 1 Juta – Rp 50 Juta, Cicilan Ringan

    Syarat Terbaru Pinjaman NON KUR BRI 2025 Mulai dari Rp 1 Juta – Rp 50 Juta, Cicilan Ringan

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini tabel pinjaman dan cicilan BRI non KUR 2025.

    Anda sedang mencari pinjaman untuk modal usaha?

    Mungkin Anda bisa mencoba pinjaman Non KUR dari BRI.

    Selain menyediakan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI juga menawarkan pinjaman NON KUR.

    Pinjaman NON KUR ini biasanya dipilih oleh nasabah yang sudah tak bisa mengajukan KUR dengan alasan tertentu.

    Pinjaman BRI NON KUR memiliki plafond pinjaman mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 500 juta.

    Nah berikut ini tabel angsuran BRI Non KUR 2025.

    a. Tabel angsuran BRI Non KUR 2025 1-50 Juta

    tabel angsuran BRI Non KUR 2025 1-50 Juta (Tribun Jateng)

    b. Tabel angsuran BRI Non KUR 50-500 Juta

    2. tabel angsuran BRI Non KUR 50-500 Juta (Tribun Jateng)

    c. Syarat pinjaman NON KUR BRI:

    Warga Negara Indonesia (WNI) dengan usia minimal 21 tahun atau sudah menikah.

    Memiliki usaha yang telah berjalan minimal 6 bulan (untuk pelaku usaha)

    Tidak memiliki riwayat kredit macet di bank mana pun. 

    d. Dokumen yang Diperlukan

    KTP (Kartu Tanda Penduduk) pemohon dan pasangan (jika sudah menikah).

    Kartu Keluarga (KK).

    Surat Keterangan Usaha (SKU) atau dokumen sejenis yang membuktikan

    keberadaan usaha (untuk pinjaman usaha).

    NPWP (untuk pinjaman tertentu sesuai nominal).

    Rekening tabungan BRI aktif untuk pencairan dana.

    Agunan/Jaminan seperti BPKB kendaraan, sertifikat tanah, atau barang berharga lainnya.

    (*)

  • Rincian Terbaru Pinjaman KUR Mandiri 2025, Pinjaman Rp50 Juta dengan Cicilan Flat Mulai Rp1,5 Jutaan

    Rincian Terbaru Pinjaman KUR Mandiri 2025, Pinjaman Rp50 Juta dengan Cicilan Flat Mulai Rp1,5 Jutaan

    PIKIRAN RAKYAT – Pada tahun 2025, Bank Mandiri kembali memperkuat komitmennya dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Dengan suku bunga kompetitif dan persyaratan yang lebih mudah, KUR Mandiri menjadi salah satu pilihan utama bagi pengusaha yang membutuhkan tambahan modal usaha.

    Jenis KUR Mandiri 2025

    Bank Mandiri menawarkan lima jenis KUR yang disesuaikan dengan kebutuhan berbagai segmen usaha:

    KUR Super Mikro: Plafon hingga Rp10 juta, bunga efektif 3% per tahun. KUR Mikro: Plafon Rp10 juta hingga Rp100 juta, bunga efektif 6% untuk pinjaman pertama, kemudian naik bertahap untuk pengajuan berikutnya. KUR Kecil: Plafon Rp100 juta hingga Rp500 juta, bunga awal 6%. KUR PMI (Pekerja Migran Indonesia): Plafon maksimal Rp100 juta, bunga efektif 6% per tahun. KUR Khusus: Plafon hingga Rp500 juta, bunga efektif 6% per tahun.

    Program ini tidak hanya memberikan pinjaman modal kerja dan investasi, tetapi juga diprioritaskan untuk sektor produksi seperti pertanian, kehutanan, perikanan, hingga industri pengolahan.

    Suku Bunga KUR Mandiri 2025

    Kabar baik bagi pengusaha UMKM, suku bunga KUR Mandiri 2025 tetap bersaing. Untuk pinjaman pertama, bunga yang dikenakan sebesar 6% efektif per tahun, tetap flat untuk semua limit dan tenor.

    Bagi debitur yang mengajukan KUR untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya, suku bunga akan meningkat bertahap menjadi 7%, 8%, hingga 9% per tahun.

    Rincian Cicilan KUR Mandiri 2025

    Program KUR Mandiri 2025 menawarkan pilihan plafon pinjaman dari Rp10 juta hingga Rp150 juta dengan simulasi cicilan yang terjangkau. Berikut simulasinya:

    Pinjaman Rp10.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp860.664 Tenor 24 bulan: Rp443.206 Tenor 36 bulan: Rp308.771 Tenor 48 bulan: Rp234.850 Pinjaman Rp15.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp1.290.996 Tenor 24 bulan: Rp664.809 Tenor 36 bulan: Rp456.329 Pinjaman Rp20.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp1.721.329 Tenor 24 bulan: Rp886.412 Tenor 36 bulan: Rp617.542 Tenor 48 bulan: Rp469.701 Pinjaman Rp25.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp2.151.661 Tenor 24 bulan: Rp1.108.015 Tenor 36 bulan: Rp760.548 Pinjaman Rp30.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp2.581.993 Tenor 24 bulan: Rp1.429.618 Tenor 36 bulan: Rp926.313 Tenor 48 bulan: Rp704.661 Pinjaman Rp40.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp3.442.657 Tenor 24 bulan: Rp1.772.824 Tenor 36 bulan: Rp1.215.084 Tenor 48 bulan: Rp939.401 Pinjaman Rp50.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp4.303.321 Tenor 24 bulan: Rp2.216.031 Tenor 36 bulan: Rp1.543.855 Tenor 48 bulan: Rp1.174.251 Pinjaman Rp100.000.000, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp8.606.643 Tenor 24 bulan: Rp4.432.061 Tenor 36 bulan: Rp3.042.194 Tenor 48 bulan: Rp2.583.353 Tenor 60 bulan: Rp2.126.608

    Dengan suku bunga tetap 6% per tahun, cicilan per bulan bersifat flat sepanjang masa pinjaman.

    Persyaratan Pengajuan KUR Mandiri 2025

    Pengajuan KUR Mandiri relatif mudah, namun tetap memerlukan kelengkapan persyaratan berikut:

    Persyaratan Umum

    Berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Usaha telah berjalan minimal 6 bulan. Tidak sedang menerima kredit produktif dari bank lain, kecuali kredit konsumtif seperti KPR atau kartu kredit.

    Persyaratan Dokumen

    KTP elektronik pemohon. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk pinjaman di atas Rp50 juta. Surat Keterangan Usaha (SKU) atau Nomor Induk Berusaha (NIB). Fotokopi Kartu Keluarga (KK). Fotokopi Surat Nikah atau Akta Cerai (jika berlaku). Rekening koran atau buku tabungan (jika ada).

    Khusus untuk KUR Super Mikro, calon debitur yang belum memenuhi masa usaha 6 bulan tetap dapat mengajukan, asalkan mengikuti pelatihan kewirausahaan atau tergabung dalam kelompok usaha.

    Cara Mengajukan KUR Mandiri 2025

    Pengajuan KUR Mandiri 2025 dilakukan secara langsung melalui kantor cabang Bank Mandiri terdekat. Prosesnya meliputi:

    Membawa semua dokumen persyaratan. Mengisi formulir pengajuan KUR. Melalui tahap verifikasi dan survei usaha. Penandatanganan perjanjian kredit setelah pengajuan disetujui. Pencairan dana ke rekening Bank Mandiri milik pemohon.

    Bank Mandiri memberikan kemudahan dengan proses verifikasi yang cepat untuk pengajuan yang memenuhi persyaratan.

    Keunggulan KUR Mandiri 2025

    Program KUR Mandiri 2025 menawarkan sejumlah keunggulan:

    Suku bunga rendah: Hanya 6% per tahun untuk pinjaman pertama. Cicilan tetap: Nominal cicilan tidak berubah hingga masa pelunasan. Tanpa agunan tambahan: Untuk plafon hingga Rp100 juta. Prioritas sektor produksi: Memberikan peluang besar untuk usaha berbasis produksi barang dan jasa.

    Selain itu, KUR Mandiri mendukung sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga industri pengolahan, yang merupakan sektor vital untuk pertumbuhan ekonomi nasional.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pinjam Rp50 Juta, Cicilan Mulai Rp1 Jutaan, dan Cair Cepat! Cek Tabel Pinjaman KUR BRI Mei 2025

    Pinjam Rp50 Juta, Cicilan Mulai Rp1 Jutaan, dan Cair Cepat! Cek Tabel Pinjaman KUR BRI Mei 2025

    PIKIRAN RAKYAT – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kembali menghadirkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2025, menawarkan solusi pembiayaan dengan bunga rendah dan proses pencairan yang cepat.

    Program ini dirancang untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mendapatkan tambahan modal usaha dengan syarat yang mudah dan terjangkau.

    Pilihan Pinjaman KUR BRI 2025

    KUR BRI 2025 memberikan tiga jenis pinjaman yang dapat dipilih sesuai kebutuhan:

    KUR Mikro: Pinjaman dengan plafon maksimal Rp50 juta, ideal untuk usaha skala kecil. KUR Kecil: Pinjaman dengan plafon di atas Rp50 juta hingga Rp500 juta, ditujukan bagi usaha yang membutuhkan modal lebih besar. KUR TKI: Pinjaman dengan plafon maksimal Rp25 juta, khusus untuk calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan berangkat ke luar negeri. Plafon dan Cicilan KUR BRI 2025

    Berikut rincian cicilan pinjaman KUR BRI 2025 berdasarkan plafon pinjaman dan pilihan tenor:

    Pinjaman Rp1 juta cicilan: Tenor 12 bulan: Rp88.333 Tenor 18 bulan: Rp60.556 Tenor 24 bulan: Rp46.667 Tenor 36 bulan: Rp32.778 Tenor 48 bulan: Rp25.833 Tenor 60 bulan: Rp21.667 Pinjaman Rp2 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp176.667 Tenor 18 bulan: Rp121.111 Tenor 24 bulan: Rp93.333 Tenor 36 bulan: Rp65.556 Tenor 48 bulan: Rp51.667 Tenor 60 bulan: Rp43.333 Pinjaman Rp3 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp265.000 Tenor 18 bulan: Rp181.667 Tenor 24 bulan: Rp140.000 Tenor 36 bulan: Rp98.333 Tenor 48 bulan: Rp77.500 Tenor 60 bulan: Rp65.000 Pinjaman Rp4 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp353.333 Tenor 18 bulan: Rp242.222 Tenor 24 bulan: Rp186.667 Tenor 36 bulan: Rp131.111 Tenor 48 bulan: Rp103.333 Tenor 60 bulan: Rp86.667 Pinjaman Rp5 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp441.667 Tenor 18 bulan: Rp302.778 Tenor 24 bulan: Rp233.333 Tenor 36 bulan: Rp163.889 Tenor 48 bulan: Rp129.167 Tenor 60 bulan: Rp108.333 Pinjaman Rp6 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp530.000 Tenor 18 bulan: Rp363.333 Tenor 24 bulan: Rp280.000 Tenor 36 bulan: Rp196.667 Tenor 48 bulan: Rp155.000 Tenor 60 bulan: Rp130.000 Pinjaman Rp7 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp618.333 Tenor 18 bulan: Rp423.889 Tenor 24 bulan: Rp326.667 Tenor 36 bulan: Rp229.444 Tenor 48 bulan: Rp180.833 Tenor 60 bulan: Rp151.667 Pinjaman Rp8 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp706.667 Tenor 18 bulan: Rp484.444 Tenor 24 bulan: Rp373.333 Tenor 36 bulan: Rp262.222 Tenor 48 bulan: Rp206.667 Tenor 60 bulan: Rp173.333 Pinjaman Rp9 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp795.000 Tenor 18 bulan: Rp545.000 Tenor 24 bulan: Rp420.000 Tenor 36 bulan: Rp295.000 Tenor 48 bulan: Rp232.500 Tenor 60 bulan: Rp195.000 Pinjaman Rp10 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp883.333 Tenor 18 bulan: Rp605.556 Tenor 24 bulan: Rp466.667 Tenor 36 bulan: Rp327.778 Tenor 48 bulan: Rp258.333 Tenor 60 bulan: Rp216.667 Pinjaman Rp15 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp1.325.000 Tenor 18 bulan: Rp908.333 Tenor 24 bulan: Rp700.000 Tenor 36 bulan: Rp491.667 Tenor 48 bulan: Rp387.500 Tenor 60 bulan: Rp325.000 Pinjaman Rp20 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp1.766.667 Tenor 18 bulan: Rp1.211.111 Tenor 24 bulan: Rp933.333 Tenor 36 bulan: Rp655.556 Tenor 48 bulan: Rp516.667 Tenor 60 bulan: Rp433.333 Pinjaman Rp25 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp2.208.333 Tenor 18 bulan: Rp1.513.889 Tenor 24 bulan: Rp1.166.667 Tenor 36 bulan: Rp819.444 Tenor 48 bulan: Rp645.833 Tenor 60 bulan: Rp541.667 Pinjaman Rp30 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp2.650.000 Tenor 18 bulan: Rp1.816.667 Tenor 24 bulan: Rp1.400.000 Tenor 36 bulan: Rp983.333 Tenor 48 bulan: Rp775.000 Tenor 60 bulan: Rp650.000 Pinjaman Rp35 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp3.091.667 Tenor 18 bulan: Rp2.119.444 Tenor 24 bulan: Rp1.633.333 Tenor 36 bulan: Rp1.147.222 Tenor 48 bulan: Rp904.167 Tenor 60 bulan: Rp758.333 Pinjaman Rp40 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp3.533.333 Tenor 18 bulan: Rp2.422.222 Tenor 24 bulan: Rp1.866.667 Tenor 36 bulan: Rp1.311.111 Tenor 48 bulan: Rp1.033.333 Tenor 60 bulan: Rp866.667 Pinjaman Rp45 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp3.975.000 Tenor 18 bulan: Rp2.725.000 Tenor 24 bulan: Rp2.100.000 Tenor 36 bulan: Rp1.475.000 Tenor 48 bulan: Rp1.162.500 Tenor 60 bulan: Rp975.000 Pinjaman Rp50 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp4.416.667 Tenor 18 bulan: Rp3.027.778 Tenor 24 bulan: Rp2.333.333 Tenor 36 bulan: Rp1.638.889 Tenor 48 bulan: Rp1.291.667 Tenor 60 bulan: Rp1.083.333 Pinjaman Rp55 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp4.858.333 Tenor 18 bulan: Rp3.330.556 Tenor 24 bulan: Rp2.566.667 Tenor 36 bulan: Rp1.802.778 Tenor 48 bulan: Rp1.420.833 Tenor 60 bulan: Rp1.191.667 Pinjaman Rp60 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp5.300.000 Tenor 18 bulan: Rp3.633.333 Tenor 24 bulan: Rp2.800.000 Tenor 36 bulan: Rp1.966.667 Tenor 48 bulan: Rp1.550.000 Tenor 60 bulan: Rp1.300.000 Pinjaman Rp65 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp5.741.667 Tenor 18 bulan: Rp3.936.111 Tenor 24 bulan: Rp3.033.333 Tenor 36 bulan: Rp2.130.556 Tenor 48 bulan: Rp1.679.167 Tenor 60 bulan: Rp1.408.333 Pinjaman Rp70 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp6.183.333 Tenor 18 bulan: Rp4.238.889 Tenor 24 bulan: Rp3.266.667 Tenor 36 bulan: Rp2.294.444 Tenor 48 bulan: Rp1.808.333 Tenor 60 bulan: Rp1.516.667 Pinjaman Rp75 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp6.625.000 Tenor 18 bulan: Rp4.541.667 Tenor 24 bulan: Rp3.500.000 Tenor 36 bulan: Rp2.458.333 Tenor 48 bulan: Rp1.937.500 Tenor 60 bulan: Rp1.625.000 Pinjaman Rp80 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp7.066.667 Tenor 18 bulan: Rp4.844.444 Tenor 24 bulan: Rp3.733.333 Tenor 36 bulan: Rp2.622.222 Tenor 48 bulan: Rp2.066.667 Tenor 60 bulan: Rp1.733.333 Pinjaman Rp85 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp7.508.333 Tenor 18 bulan: Rp5.147.222 Tenor 24 bulan: Rp3.966.667 Tenor 36 bulan: Rp2.786.111 Tenor 48 bulan: Rp2.195.833 Tenor 60 bulan: Rp1.841.667 Pinjaman Rp90 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp7.950.000 Tenor 18 bulan: Rp5.450.000 Tenor 24 bulan: Rp4.200.000 Tenor 36 bulan: Rp2.950.000 Tenor 48 bulan: Rp2.325.000 Tenor 60 bulan: Rp1.950.000 Pinjaman Rp95 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp8.391.667 Tenor 18 bulan: Rp5.752.778 Tenor 24 bulan: Rp4.433.333 Tenor 36 bulan: Rp3.113.889 Tenor 48 bulan: Rp2.454.167 Tenor 60 bulan: Rp2.058.333 Pinjaman Rp100 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp8.833.333 Tenor 18 bulan: Rp6.055.556 Tenor 24 bulan: Rp4.666.667 Tenor 36 bulan: Rp3.277.778 Tenor 48 bulan: Rp2.583.333 Tenor 60 bulan: Rp2.166.667 Pinjaman Rp110 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp9.716.667 Tenor 18 bulan: Rp6.661.111 Tenor 24 bulan: Rp5.133.333 Tenor 36 bulan: Rp3.605.556 Tenor 48 bulan: Rp2.841.667 Tenor 60 bulan: Rp2.383.333 Pinjaman Rp120 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp10.600.000 Tenor 18 bulan: Rp7.266.667 Tenor 24 bulan: Rp5.600.000 Tenor 36 bulan: Rp3.933.333 Tenor 48 bulan: Rp3.100.000 Tenor 60 bulan: Rp2.600.000 Pinjaman Rp130 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp11.483.333 Tenor 18 bulan: Rp7.872.222 Tenor 24 bulan: Rp6.066.667 Tenor 36 bulan: Rp4.261.111 Tenor 48 bulan: Rp3.358.333 Tenor 60 bulan: Rp2.816.667 Pinjaman Rp140 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp12.366.667 Tenor 18 bulan: Rp8.477.778 Tenor 24 bulan: Rp6.533.333 Tenor 36 bulan: Rp4.588.889 Tenor 48 bulan: Rp3.616.667 Tenor 60 bulan: Rp3.033.333 Pinjaman Rp150 juta, cicilan: Tenor 12 bulan: Rp13.250.000 Tenor 18 bulan: Rp9.083.333 Tenor 24 bulan: Rp7.000.000 Tenor 36 bulan: Rp4.916.667 Tenor 48 bulan: Rp3.875.000 Tenor 60 bulan: Rp3.250.000 Syarat Pengajuan KUR BRI 2025

    Agar pengajuan KUR BRI dapat disetujui, sejumlah persyaratan wajib dipenuhi, sebagaimana dikutip dari Kontan (13 April 2025). Berikut dokumen dan ketentuan yang diperlukan:

    Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku Kartu Keluarga (KK) Nomor Induk Berusaha (NIB) atau Surat Keterangan Usaha dari RT/RW atau Kelurahan Berusia minimal 17 tahun atau 21 tahun untuk pengajuan KUR Mikro Tidak sedang menerima kredit produktif dari bank lain Usaha telah berjalan minimal 6 bulan

    Semua dokumen tersebut perlu disiapkan dengan lengkap untuk memperlancar proses verifikasi oleh pihak BRI.

    Proses Pengajuan KUR BRI

    Pengajuan KUR BRI 2025 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana. Pertama, calon peminjam perlu mengunjungi kantor cabang BRI terdekat atau mengakses aplikasi BRISpot yang tersedia secara daring.

    Setelah mengisi formulir aplikasi dan melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan, pengajuan akan diproses untuk tahap verifikasi dan analisis kelayakan usaha.

    Jika semua persyaratan terpenuhi dan usaha dinilai layak, pencairan dana dapat berlangsung dalam waktu singkat, memungkinkan pelaku usaha segera menggunakan dana tersebut untuk keperluan produktif.

    Keuntungan Mengambil KUR BRI 2025

    Ada sejumlah keunggulan yang membuat KUR BRI 2025 sangat diminati:

    Suku bunga rendah sehingga beban cicilan lebih ringan Plafon fleksibel mulai dari Rp1 juta hingga Rp500 juta Proses cepat dari pengajuan hingga pencairan Cicilan ringan sesuai pilihan tenor Tidak wajib agunan tambahan untuk KUR Mikro

    Dengan berbagai keunggulan ini, KUR BRI 2025 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia, sekaligus menjadi solusi pembiayaan yang aman, mudah, dan terpercaya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Menapak dari Limbah, UMKM Eank Solo Terbang Tinggi Berkat KUR dan QRIS BRI – Halaman all

    Menapak dari Limbah, UMKM Eank Solo Terbang Tinggi Berkat KUR dan QRIS BRI – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Limbah paralon yang bagi sebagian orang hanya dianggap sampah, justru menjadi sumber penghidupan bagi Eko Alif Muryanto.

    Pria yang menekuni usaha sangkar burung berbahan dasar paralon bekas ini, telah membuktikan bahwa kreativitas bisa membawa produk lokal terbang jauh hingga ke mancanegara.

    Karyanya telah menembus pasar Malaysia, Vietnam, Singapura, Brunei, Taiwan, India, hingga Belgia.

    Namun, sebelum merasakan manisnya kesuksesan, perjalanan Eko sebagai pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak selalu mulus.

    Ia pernah kesulitan mendapatkan suntikan modal untuk memperluas usaha agar mampu bersaing di pasar global.

    Titik terang datang ketika ia bergabung dengan Rumah BUMN Solo, sebuah wadah pembinaan dan pengembangan UMKM di wilayah Solo Raya.

    Melalui Rumah BUMN Solo, Eko tidak hanya mendapat pelatihan dan pembinaan, tetapi juga akses permodalan dan kemudahan transaksi melalui Bank BRI.

    Salah satu bentuk dukungan konkret yang ia rasakan adalah akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

    KUR pertama dia ajukan pada tahun 2018, dengan pencairan dana sebesar Rp 30 juta yang ia manfaatkan untuk membangun workshop Eank Solo, nama usahanya.

    “KUR pertama ambil Rp 30 juta angsuran 2 tahun untuk bikin workshop, KUR kedua baru beberapa bulan ini ambil Rp 50 juta, untuk tambah modal beli bahan baku borongan limbah paralon,” ujar Eko diwawancarai pada Kamis (17/4/2025).

    Sebagai pelaku UMKM, ia mengakui kemudahan dalam proses pengajuan KUR.

    Tak butuh waktu lama untuk pencairan dana, bahkan persyaratannya juga tergolong ringan.

    “Untuk KUR yang kedua ini malah tidak pakai agunan, BRI sudah tahu dan percaya track record usaha saya,” jelasnya.

    Untuk mempermudah transaksi usaha, Eko juga mengandalkan BRImo, layanan mobile banking dari BRI.

    Ia rutin menggunakan fitur-fitur seperti transfer, BRIVA, hingga pembelian pulsa dan kuota.

    Namun, fitur mutasi menjadi yang paling sering ia akses, karena memudahkan dalam memantau laporan keuangan usaha Eank Solo.

    “Alhamdulillah sangat terbantu, transaksi pembayaran langsung masuk saldo rekening BRI, bisa dicek juga di BRImo. Berbeda dengan rekening bank lain biasanya ada keterlambatan waktu,” paparnya.

    Tak hanya BRImo, Eko juga memanfaatkan layanan QRIS dalam setiap pameran kerajinan tangan yang diikutinya.

    Pembeli produk Eank Solo sering kali memilih pembayaran melalui QRIS karena dinilai praktis dan efisien.

    Harga produk yang berkisar antara Rp 300 ribu hingga jutaan rupiah membuat transaksi tunai jadi kurang efisien.

    “Saya sebagai penjual senang-senang saja kalau ada pembeli minta QRIS, saya tidak repot memberi kembalian dan uang cash. Uang ditransfer masuk rekening beres,” katanya sambil tersenyum.

    Bagi Eko, layanan perbankan telah menjadi bagian penting dalam perjalanan usahanya.

    Ia pun tak ragu menyebut BRI sebagai mitra yang mampu menjawab kebutuhan UMKM seperti dirinya.

    KUR dan QRIS

    Produk sangkar burung Eank Solo pada pameran UMKM Expo (RT) BRILian Preneur 2023 (Instagram @sangkar_aquarium_paralon)

    Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Eko Hary Wijayanto, menyampaikan, mayoritas pelaku UMKM di Solo memanfaatkan dana KUR untuk menambah modal usaha mereka.

    “Untuk itu KUR menjadi instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM,” jelasnya.

    Kredit ini dikenal memiliki akses yang mudah dan fleksibel, serta tidak tergolong sebagai kredit bermasalah yang dapat dihapusbukukan atau dihapustagihkan.

    Seiring berkembangnya era digital, pelaku UMKM di Solo juga semakin aktif memanfaatkan layanan transaksi non-tunai, seperti penggunaan QRIS.

    Pada tahun 2024, jumlah merchant QRIS BRI secara nasional mencapai 3,7 juta dan mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Volume transaksi QRIS BRI secara year on year (YoY) pada tahun 2024 juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

    Di Solo, pada Januari 2025, nilai transaksi QRIS tercatat sebesar Rp695 miliar.

    Selain QRIS, aplikasi BRImo juga terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam hal jumlah pengguna dan nilai transaksi.

    Pada Desember 2023, jumlah pengguna BRImo mencapai 31,6 juta, meningkat 32,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

    Setahun kemudian, tepatnya pada Desember 2024, pengguna BRImo tumbuh menjadi 38,61 juta, atau meningkat 22,12 persen secara YoY.

    Transformasi digital BRI ini menjadi salah satu kunci dalam mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses layanan perbankan kepada pelaku UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di Solo.

    Dukungan Dinas

    Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Surakarta mewakili pemerintah kota turut mendukung pertumbuhan sektor UMKM melalui berbagai program pemberdayaan dan pengembangan.

    Upaya ini dijalankan oleh Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dengan pendekatan menyeluruh dari pelatihan dasar hingga perluasan akses pembiayaan dan pemasaran.

    Dalam hal pembiayaan, Dinas tidak memberikan modal langsung berupa uang, melainkan menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan seperti BRI dan perbankan lainnya.

    Pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum dapat mengakses pembiayaan agar lebih siap secara administrasi dan manajerial.

    “Kami tentu bekerja sama dengan hampir semua perbankan, termasuk BRI dan bank daerah. Baik perbankan dan pelaku UMKM ini kan sebenarnya saling membutuhkan, dan kami dari dinas memberikan akses,” jelas Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kota Surakarta, Wahyu Kristina pada Kamis (24/4/2025).

    Dalam proses yang telah berjalan sampai sejauh ini, kerjasama antara UMKM dan perbankan sudah mendalam.

    Hal ini lantaran dinas mengimbau agar perbankan turut berkontribusi pada peningkatan kualitas pelaku UMKM.

    Seperti halnya memberikan pelatihan digitalisasi, kemasan produk hingga pendampingan akses pembiayaan.

    “Jadi perbankan wajib ikut berperan aktif demi peningkatan kualitas UMKM agar siap dengan produk terbaiknya serta mampu bertanggung jawab mengembalikan pinjaman modal dari bank, itu tujuan dari pendampingan,” ucap perempuan yang akrab disapa Ina.

    (*)

  • Driver Ojol Tolak Disebut UMKM, Menteri Maman Ungkap Dampaknya

    Driver Ojol Tolak Disebut UMKM, Menteri Maman Ungkap Dampaknya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) buka suara imbas adanya pengemudi ojek online yang tidak ingin masuk ke dalam kriteria UMKM melalui revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (UU UMKM).

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman menuturkan rencana masuknya ojol ke dalam UMKM merupakan tuntutan langsung dari asosiasi ojol yang selama ini tidak dilindungi secara resmi oleh hukum.

    Nantinya, setiap driver ojol bisa mendapatkan keuntungan seperti yang dirasakan UMKM, mulai dari alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) pembiayaan, LPG 3 kilogram, pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR), hingga peningkatan kapasitas dan pelatihan sumber daya manusia (SDM).

    “Pengakomodasian ide terhadap memberikan payung hukum yang jelas ke saudara-saudara kita ojek online itu karena berdasarkan aspirasi beberapa tahun ini, yang selama ini saudara-saudara kita ojek online itu tidak punya payung hukum yang jelas,” kata Maman dalam konferensi pers di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta, Jumat (25/4/2025).

    Di samping itu, pemerintah melalui Kementerian UMKM juga telah berkomunikasi dengan asosiasi ojol terkait payung hukum yang selama ini tidak dimiliki ojol, dan mendapatkan respons yang positif.

    Meski begitu, Maman menjelaskan keputusan ini belum final dan ke depan akan melibatkan semua pihak agar ojol bisa masuk ke dalam sektor UMKM.

    “Kalau misalnya kita masuk dalam skema pekerja, ada konsekuensi ataupun potensi kerugian yang bisa diterima oleh saudara-saudara kita di ojek online,” ujarnya.

    Pasalnya, sambung Maman, saat aplikator ojol Grab-Gojek Cs memasukkan skema pekerja, maka akan ada syarat standar kompetensi akademik ojek online sesuai dengan yang diinginkan aplikator.

    Dia pun mengkhawatirkan dampak dari adanya syarat sebagai pekerja yang mengharuskan ojol untuk memenuhi standar kompetensi akademik.

    “Jangan sampai nanti pada saat masuk dalam skema pekerja, yang tadinya ada 5 juta orang pekerja ojek online berjalan, bekerja dengan baik sampai hari ini. Tiba-tiba masuk dalam konsep skema pekerja mereka hanya bisa diterima 10%, siapa yang bertanggung jawab terhadap sisanya?” tuturnya.

    Untuk itu, sambung Maman, ojol diwacanakan untuk dimasukkan ke dalam kriteria UMKM dengan payung hukum UU UMKM. Dengan begitu, para ojol akan mendapatkan sejumlah fasilitas yang selama ini diterima oleh pelaku UMKM, termasuk pembiayaan.

    “Dan tidak menutup kemungkinan mereka juga punya potensi untuk bisa keluar dalam konteks mereka selama ini mungkin pekerjaannya ojek online, mereka bisa bekerja dengan sektor yang lainnya,” terangnya.

    Dalam catatan Bisnis, Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) sebelumnya menolak ojol, taksi online, dan kurir masuk dalam kategori usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

    Ketua SPAI Lily Pujiati menegaskan, para pekerja ini masuk dalam kategori pekerja tetap sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

    “SPAI menolak ojol dikategorikan sebagai UMKM,” tegas Lily dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

    Merujuk UU No.13/2003, Lily menuturkan bahwa para pengemudi ojol, taksi online, dan kurir ini masuk dalam kategori pekerja lantaran hubungan antara perusahaan platform dengan pengemudi ojol merupakan hubungan kerja yang di dalamnya mencakup tiga unsur, yaitu pekerjaan, upah, dan perintah.