Produk: Kredit Usaha Rakyat (KUR)

  • Menteri PKP Peringatkan Pengusaha soal KUR Perumahan: Awas Masuk Penjara!

    Menteri PKP Peringatkan Pengusaha soal KUR Perumahan: Awas Masuk Penjara!

    GELORA.CO -Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait memperingatkan anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) agar serius dalam proyek fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan.

    Hal itu disampaikan Ara, sapaan Maruarar Sirait, dalam acara Sosialisasi Kredit Program Perumahan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu, 7 September 2025.

    Ara menegaskan bahwa KUR Perumahan merupakan program Presiden Prabowo Subianto yang berpihak kepada UMKM. 

    “KUR Perumahan baru sekali ini ada sepanjang Indonesia merdeka,” kata Ara.

    Ara menyampaikan dalam program KUR Perumahan dibagi menjadi supply yang di dalamnya ada kontraktor, developer hingga toko bangunan dengan pemberian dana dari pemerintah ratusan triliun.

    “Terus terang ada juga orang yang melakukan korupsi di bidang KUR dan sudah ditangkap. Saya doain tidak ada anggota HIPMI yang ditangkap karena korupsi KUR,” kata Ara.

    “Karena, pengusaha nggak semua bener, ada yang bener ada yang pura-pura bener,” sambungnya.

    Ia lantas mewanti-wanti para pengusaha untuk tidak ikut dalam program ini jika memiliki niat tidak baik. Sebab pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengawal ketat program KUR Perumahan.

    “Kalau punya niat yang nggak baik, jangan ikut-ikutan karena ini untuk rakyat untuk naik kelas untuk menggerakkan ekonomi pertumbuhan ekonomi dan bisa membuat orang banyak bekerja,” kata Ara.

    “Jadi kalau ada yang punya niat nggak baik, jangan. Karena pasti masuk penjara,” tutupnya

  • Konsisten Layani Keuangan Inklusif, BRI Peroleh Anugerah Ekonomi Hijau

    Konsisten Layani Keuangan Inklusif, BRI Peroleh Anugerah Ekonomi Hijau

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menerima Anugerah Ekonomi Hijau dari detikcom atas Pemberdayaan UMKM melalui Keuangan Inklusif sebagai bentuk pengakuan terhadap konsistensi perusahaan dalam memperkuat sektor usaha rakyat secara berkelanjutan.

    Penghargaan diselenggarakan di Jakarta pada 14 Agustus 2025 dengan dihadiri oleh Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya. Capaian ini menegaskan konsistensi BRI dalam menjadikan ekonomi kerakyatan sebagai prioritas strategis perseroan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa penghargaan ini mencerminkan pengakuan terhadap efektivitas strategi pemberdayaan UMKM yang dijalankan secara komprehensif. Pendekatan ini tidak hanya memberikan akses pembiayaan, tetapi juga memperkuat kemampuan usaha pelaku UMKM untuk tumbuh secara berkelanjutan.

    “BRI mengintegrasikan layanan finansial, pelatihan, dan pendampingan usaha agar UMKM dapat memperluas pasar serta meningkatkan daya saing. Dalam momentum bulan kemerdekaan ini, BRI meyakini bahwa kekuatan ekonomi nasional harus dibangun dari penguatan pelaku UMKM dari tingkat akar rumput. Penghargaan ini menjadi validasi bahwa model pemberdayaan yang dijalankan BRI sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan arah pembangunan berkelanjutan yang inklusif,” ungkapnya, Minggu (7/9/2025).

    Hingga akhir Juni 2025, total kredit BRI mencapai Rp1.416,6 triliun atau tumbuh 6,0% secara year on year dengan 80,32% di antaranya atau setara Rp1.137,84 triliun disalurkan kepada segmen UMKM. Capaian ini diperkuat dengan inisiatif pemberdayaan yang mencakup 4.625 Desa BRILian, 41.217 klaster usaha, dan 54 Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Sinergi BRI bersama Pegadaian dan PNM dalam Holding Ultra Mikro juga turut memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput. Hingga akhir Triwulan II 2025, Holding UMi telah melayani 34,7 juta debitur aktif dengan total pembiayaan mencapai Rp631,9 triliun, serta mengelola 126 juta rekening simpanan mikro.

    Selain itu, BRI juga terus mendorong inklusi keuangan sekaligus menciptakan sharing economy dengan melibatkan masyarakat sebagai AgenBRILink. Hingga akhir Juni 2025, jumlah AgenBRILink telah mencapai lebih dari 1,2 juta atau tumbuh 22,60% secara tahunan. Agen-agen tersebut tersebar di 67 ribu desa di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Dari sisi transaksi, AgenBRILink mencatatkan volume sebesar Rp843 triliun atau tumbuh 9,85% yoy. Peran AgenBRILink tersebut kini telah bertransformasi, dari penyedia layanan transaksi menjadi lifestyle micro provider. Hal tersebut menggambarkan konsistensi BRI dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan memberdayakan.

    Sepanjang Januari s.d Juni 2025, BRI menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur. Penyaluran ini menempatkan BRI sebagai bank dengan kontribusi terbesar dalam program KUR. Sebagian besar pembiayaan disalurkan ke sektor pertanian, sejalan dengan fokus BRI dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong produktivitas ekonomi rakyat.

    Akhmad menegaskan bahwa pemberdayaan UMKM akan tetap menjadi fokus utama perseroan sebagai bagian dari kontribusi nyata BRI dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional.

    “BRI berkomitmen memperkuat pelaku UMKM agar mampu meningkatkan daya saing dan naik kelas secara berkelanjutan. BRI percaya bahwa keberhasilan memberdayakan pelaku UMKM akan menjadi faktor pendorong bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi negara yang semakin berdaulat, sejahtera, dan maju,” pungkasnya.

     

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Konsisten Layani Keuangan Inklusif, BRI Peroleh Anugerah Ekonomi Hijau atas Pemberdayaan UMKM

    Konsisten Layani Keuangan Inklusif, BRI Peroleh Anugerah Ekonomi Hijau atas Pemberdayaan UMKM

    Sinergi BRI bersama Pegadaian dan PNM dalam Holding Ultra Mikro juga turut memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput. Hingga akhir Triwulan II 2025, Holding UMi telah melayani 34,7 juta debitur aktif dengan total pembiayaan mencapai Rp631,9 triliun, serta mengelola 126 juta rekening simpanan mikro.

    Selain itu, BRI juga terus mendorong inklusi keuangan sekaligus menciptakan sharing economy dengan melibatkan masyarakat sebagai AgenBRILink. Hingga akhir Juni 2025, jumlah AgenBRILink telah mencapai lebih dari 1,2 juta atau tumbuh 22,60% secara tahunan. Agen-agen tersebut tersebar di 67 ribu desa di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Dari sisi transaksi, AgenBRILink mencatatkan volume sebesar Rp843 triliun atau tumbuh 9,85% yoy. Peran AgenBRILink tersebut kini telah bertransformasi, dari penyedia layanan transaksi menjadi lifestyle micro provider. Hal tersebut menggambarkan konsistensi BRI dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan memberdayakan.

    Sepanjang Januari s.d Juni 2025, BRI menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur. Penyaluran ini menempatkan BRI sebagai bank dengan kontribusi terbesar dalam program KUR. Sebagian besar pembiayaan disalurkan ke sektor pertanian, sejalan dengan fokus BRI dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong produktivitas ekonomi rakyat.

    Akhmad menegaskan bahwa pemberdayaan UMKM akan tetap menjadi fokus utama perseroan sebagai bagian dari kontribusi nyata BRI dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional. “BRI berkomitmen memperkuat pelaku UMKM agar mampu meningkatkan daya saing dan naik kelas secara berkelanjutan. BRI percaya bahwa keberhasilan memberdayakan pelaku UMKM akan menjadi faktor pendorong bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi negara yang semakin berdaulat, sejahtera, dan maju,” pungkasnya. (*)

  • Konsisten Dukung UMKM, BRI Boyong Anugerah Ekonomi Hijau 2025 – Page 3

    Konsisten Dukung UMKM, BRI Boyong Anugerah Ekonomi Hijau 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam mengangkat ekonomi rakyat kembali mendapat pengakuan. Kali ini, BRI berhasil meraih Anugerah Ekonomi Hijau 2025 dari detikcom atas kiprah pemberdayaan UMKM lewat keuangan inklusif.

     

    Perbesar

    (Foto: istimewa)… Selengkapnya

    Penghargaan itu diserahkan pada 14 Agustus 2025 di Jakarta dan diterima Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya. Menurutnya, apresiasi ini bukan sekadar simbol, melainkan bukti nyata bahwa strategi BRI dalam mendorong UMKM sejalan dengan pembangunan berkelanjutan.

    “BRI mengintegrasikan layanan finansial, pelatihan, dan pendampingan usaha agar UMKM dapat memperluas pasar serta meningkatkan daya saing. Dalam momentum bulan kemerdekaan ini, BRI meyakini bahwa kekuatan ekonomi nasional harus dibangun dari penguatan pelaku UMKM dari tingkat akar rumput. Penghargaan ini menjadi validasi bahwa model pemberdayaan yang dijalankan BRI sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan arah pembangunan berkelanjutan yang inklusif,” jelas Akhmad.

     

    Perbesar

    (Foto: istimewa)… Selengkapnya

    Data per Juni 2025 menunjukkan penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.416,6 triliun, tumbuh 6% secara tahunan. Menariknya, lebih dari 80% dana tersebut tersalur untuk segmen UMKM. Program pemberdayaan juga terus berjalan, mulai dari 4.625 Desa BRILian, 41.217 klaster usaha, hingga 54 Rumah BUMN di seluruh Indonesia.

    BRI pun memperkuat ekosistem melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan PNM. Hingga triwulan II 2025, Holding UMi melayani 34,7 juta debitur dengan total pembiayaan Rp631,9 triliun dan mengelola 126 juta rekening simpanan mikro.

    Tak hanya itu, jaringan AgenBRILink kini sudah menembus 1,2 juta agen, naik 22,60% dibanding tahun lalu. Agen ini tersebar di 67 ribu desa termasuk daerah 3T, dengan nilai transaksi mencapai Rp843 triliun, meningkat 9,85% yoy. AgenBRILink juga telah berevolusi dari sekadar layanan transaksi menjadi lifestyle micro provider yang dekat dengan kebutuhan masyarakat.

     

    Perbesar

    (Foto: istimewa)… Selengkapnya

    Sepanjang Januari hingga Juni 2025, BRI juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp83,88 triliun untuk 1,8 juta debitur, dengan porsi terbesar ke sektor pertanian demi memperkuat ketahanan pangan nasional.

    Akhmad menegaskan bahwa fokus BRI tidak akan bergeser dari UMKM.

    “BRI berkomitmen memperkuat pelaku UMKM agar mampu meningkatkan daya saing dan naik kelas secara berkelanjutan. BRI percaya bahwa keberhasilan memberdayakan pelaku UMKM akan menjadi faktor pendorong bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi negara yang semakin berdaulat, sejahtera, dan maju,” ujarnya.

  • BRI Raih Anugerah Ekonomi Hijau 2025 Berkat Konsistensi Pemberdayaan UMKM – Page 3

    BRI Raih Anugerah Ekonomi Hijau 2025 Berkat Konsistensi Pemberdayaan UMKM – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menegaskan posisinya sebagai bank kerakyatan terbesar di Indonesia. Kali ini, BRI berhasil meraih Anugerah Ekonomi Hijau 2025 dari detikcom atas kiprahnya dalam memperkuat pemberdayaan UMKM melalui layanan keuangan inklusif.

    Penghargaan yang digelar di Jakarta pada 14 Agustus 2025 itu diterima langsung oleh Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya. Menurutnya, capaian ini merupakan bukti nyata konsistensi BRI menjadikan ekonomi rakyat sebagai prioritas strategis dalam mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

    “BRI mengintegrasikan layanan finansial, pelatihan, dan pendampingan usaha agar UMKM dapat memperluas pasar serta meningkatkan daya saing. Dalam momentum bulan kemerdekaan ini, BRI meyakini bahwa kekuatan ekonomi nasional harus dibangun dari penguatan pelaku UMKM dari tingkat akar rumput. Penghargaan ini menjadi validasi bahwa model pemberdayaan yang dijalankan BRI sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan arah pembangunan berkelanjutan yang inklusif,” ungkap Akhmad.

    Hingga akhir Juni 2025, penyaluran kredit BRI tercatat mencapai Rp1.416,6 triliun atau tumbuh 6% secara tahunan, dengan 80,32% di antaranya dialokasikan ke segmen UMKM. Tak hanya menyalurkan pembiayaan, BRI juga menghadirkan berbagai inisiatif pemberdayaan, seperti 4.625 Desa BRILian, 41.217 klaster usaha, serta 54 Rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia.

     

    Kolaborasi BRI dengan Pegadaian dan PNM dalam Holding Ultra Mikro (UMi) pun turut memperkuat ketahanan ekonomi akar rumput. Hingga akhir triwulan II 2025, Holding UMi telah melayani 34,7 juta debitur aktif dengan total pembiayaan mencapai Rp631,9 triliun serta mengelola 126 juta rekening simpanan mikro.

    Selain itu, BRI juga memperluas inklusi keuangan melalui AgenBRILink. Per Juni 2025, jumlah AgenBRILink sudah lebih dari 1,2 juta, meningkat 22,60% dibanding tahun sebelumnya. Agen yang tersebar di 67 ribu desa, termasuk wilayah 3T, mencatat volume transaksi hingga Rp843 triliun atau naik 9,85% yoy. Kini, AgenBRILink tidak hanya berfungsi sebagai penyedia layanan transaksi, tetapi juga telah bertransformasi menjadi lifestyle micro provider.

    Tak hanya itu, BRI juga tercatat menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp83,88 triliun kepada 1,8 juta debitur sepanjang Januari–Juni 2025. Sebagian besar KUR ini disalurkan ke sektor pertanian, sejalan dengan fokus BRI memperkuat ketahanan pangan nasional.

    Akhmad menegaskan, fokus pemberdayaan UMKM akan terus menjadi komitmen utama perseroan.

    “BRI berkomitmen memperkuat pelaku UMKM agar mampu meningkatkan daya saing dan naik kelas secara berkelanjutan. BRI percaya bahwa keberhasilan memberdayakan pelaku UMKM akan menjadi faktor pendorong bagi Indonesia untuk tumbuh menjadi negara yang semakin berdaulat, sejahtera, dan maju,” jelasnya.

  • Catatan JP Morgan, Fitch dan S&P Soal Belanja Pemerintah di Tengah Gejolak Politik

    Catatan JP Morgan, Fitch dan S&P Soal Belanja Pemerintah di Tengah Gejolak Politik

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah lembaga pemeringkat kredit maupun lembaga keuangan asing ramai-ramai memberikan pandangan terkait pengelolaan fiskal pemerintah di tengah gejolak politik yang dipicu aksi demonstrasi sejak pekan lalu. Belanja negara diperkirakan meningkat seiring dengan penggelontoran stimulus akibat dampak demonstrasi.

    Demonstrasi yang awalnya menuntut pembatalan tunjangan rumah anggota DPR hingga akuntabilitas aparat dalam penanganan aksi represif dalam beberapa hari terakhir mulai mereda. Pemerintah dan DPR pun mengundang berbagai perwakilan masyarakat dari beragam latar belakang, mulai dari ahli agam hingga mahasiswa untuk berdiskusi.

    Meski demikian, pemerintah masih mengantisipasi dampak lanjutan dari demonstrasi tersebut. Untuk itu, pemerintah memastikan adanya penebalan bantuan kepada masyarakat di tengah gelombang aksi besar-besaran. Pemerintah juga menegaskan stimulus ekonomi untuk semester II/2025 tetap dijalankan.

    “Beberapa program itu akan dilakukan penebalan yang diberikan kepada masyarakat. Artinya kita memiliki program yang dinikmati oleh, baik itu kelas menengah, itu akan kita terus tebalkan,” terang Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/9/2025).

    Bantuan atau stimulus tersebut meliputi subsidi bagi pekerja berpenghasilan di bawah Rp10 juta serta dukungan gaji untuk sektor padat karya.

    Pemerintah juga akan menanggung beban Pajak Penghasilan (PPh) untuk sektor tertentu. “Itu sudah dinikmati 1,7 juta masyarakat,” ujarnya.

    Selain itu, stimulus berupa insentif kredit usaha rakyat (KUR) perumahan serta renovasi rumah juga didorong.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf menambahkan, program bantuan sosial melalui APBN di bawah kementeriannya akan bersifat adaptif, selayaknya penanganan saat bencana alam. Dengan banyaknya korban demo, pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menyiapkan santunan ahli waris sebesar Rp15 juta untuk korban meninggal, serta Rp5 juta untuk korban luka-luka.

    Sejauh ini, lanjut Gus Ipul, data pemerintah mencatat terdapat tujuh korban meninggal dunia serta sembilan korban luka berat.

    Tidak hanya demonstran, ada sekitar enam petugas yang hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

    “Sesuai dengan assessment-nya nanti akan diberi bantuan tambahan, termasuk juga pemulihan-pemulihan berikutnya. Misalnya untuk rehabilitasi sosialnya. Kemudian juga mungkin pemberdayaannya. Jadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” katanya.

    Setidaknya sudah ada tiga lembaga asing yang membagikan pandangannya mengenai peningkatan belanja pemerintah hingga potensi pelebaran defisit.

    Sebagai informasi, pemerintah telah memproyeksikan outlook defisit meningkat ke 2,78% terhadap PDB pada tahun ini. Berikut pandangan masing-masing lembaga:

    JP Morgan

    Perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat ini memperkirakan prospek belanja pemerintah lebih cerah pada semester II/2025, terutama setelah selesainya restrukturisasi anggaran pada semester I/2025 akibat efisiensi sekitar US$20 miliar.

    Dengan demikian, JP Morgan menilai pemerintah siap meluncurkan program stimulus senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp24 triliun pada paruh kedua tahun ini. Stimulus tersebut telah diumumkan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Juni 2025 lalu dan diperkirakan disambut positif oleh investor.

    “Paket stimulus senilai US$1,5 miliar [Rp24 triliun] yang diumumkan oleh Menteri Keuangan pada 2 Juni 2025 untuk mendongkrak ekonomi seharusnya disambut baik oleh investor, menurut pandangan J.P. Morgan,” terang Gioshia Ralie, CEO & Senior Country Officer, J.P. Morgan Indonesia, dikutip dari lembar fakta, Jumat (5/9/2025).

    Mengenai subsidi, JP Morgan menilai alokasi belanja akan difokuskan pada masyarakat umum dalam bentuk bansos dan subsidi upah.

    JP Morgan juga mencatat bahwa pengeluaran fiskal tahunan untuk tahun berjalan naik pada Juni 2025, pertama kalinya sejak awal tahun. Pada semester I/2025, belanja pemerintah baru terealisasi 40% dari outlook anggaran sepanjang tahun, lebih rendah dari rata-rata historis 42% pada enam bulan pertama.

    “Yang mengindikasikan percepatan pengeluaran pada paruh kedua dan berpotensi menopang pertumbuhan. Diharapkan akan ada lebih banyak paket stimulus dalam tiga hingga enam bulan ke depan,” terang JP Morgan.

    Fitch

    Fitch Ratings Inc. menilai apabila kerusuhan terus terjadi, ada risiko pelemahan peringkat kredit Indonesia yang per Maret 2025 berada pada level BBB dengan prospek stabil. Risiko tersebut sejalan dengan potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi dan beban tambahan bagi sektor keuangan.

    Menurut Fitch, aksi unjuk rasa yang disertai kekerasan dapat berdampak negatif terhadap profil kredit Indonesia jika kondisi itu sampai mengganggu prospek pertumbuhan jangka menengah.

    Lembaga itu juga menyoroti kemungkinan pelebaran defisit APBN akibat meningkatnya belanja dan penerimaan negara yang terbatas.

    “Protes yang disertai kekerasan dapat berdampak negatif terhadap profil kredit negara jika hal tersebut melemahkan prospek pertumbuhan jangka menengah, atau jika pemerintah berupaya mengurangi ketegangan sosial dengan meningkatkan belanja secara signifikan,” tulis Fitch dalam catatannya pada Rabu (3/9/2025), dilansir Bloomberg.

    Fitch memperingatkan bahwa ketegangan sosial dapat menjadi tantangan politik bagi Presiden Prabowo Subianto, meskipun koalisi pemerintah menguasai mayoritas parlemen.

    Kerusuhan berkelanjutan juga berisiko menurunkan investasi asing langsung, membuat Indonesia semakin bergantung pada aliran portofolio yang lebih fluktuatif untuk membiayai defisit neraca berjalan. Fitch memproyeksikan defisit tersebut mencapai 1,3% PDB pada 2025 dan 1,7% pada tahun berikutnya.

    S&P

    S&P Global Ratings lebih dahulu memperingatkan dampak demonstrasi terhadap peningkatan belanja yang berpotensi melebar hingga mendekati batas defisit 3% dari PDB sesuai UU.

    Dalam keterangan tertulis, S&P menilai gelombang protes masyarakat di beberapa daerah tidak akan meningkat hingga mengganggu stabilitas politik, terlebih pemerintah sudah merespons sejumlah tuntutan publik dengan dukungan partai politik.

    “Bagaimanapun, bisa jadi ada penyesuaian-penyesuaian kebijakan yang bisa menambah beban fiskal. S&P Global Ratings percaya bahwa penyesuaian kebijakan dapat meliputi tindakan untuk mendukung perekonomian dan meningkatkan belanja bantuan sosial,” dikutip dari keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).

    S&P menegaskan, meski potensi pelebaran defisit ada, hal itu tidak akan memengaruhi rating Indonesia. Salah satu hasil potensial dari penanganan pemerintah adalah meningkatkan belanja bantuan sosial untuk mendukung kelompok masyarakat berpenghasilan menengah dan bawah. Konsekuensinya, porsi belanja meningkat sehingga defisit APBN berpeluang mendekati batas amanat UU yakni 3% dari PDB. 

    “Kebijakan tersebut tidak akan langsung mengancam rating kami terhadap Indonesia (BBB/Stable/A-2). Itu karena kami terus memperkirakan pemerintah akan tetap menjaga defisit di bawah 3% terhadap PDB,” terang S&P.

    Namun, lembaga itu mengingatkan bahwa semakin besar tekanan sosial-ekonomi, semakin sulit bagi pemerintah untuk menyeimbangkan berbagai belanja prioritas sambil tetap menjaga disiplin fiskal yang ketat.

  • Pemerintah Mau Subsidi Bunga Kredit buat Pengusaha, Ini Bocorannya

    Pemerintah Mau Subsidi Bunga Kredit buat Pengusaha, Ini Bocorannya

    Jakarta

    Pemerintah mau memberikan subsidi bunga kredit di sejumlah sektor sebagai cara buat genjot perekonomian. Salah satunya, pemerintah bakal mengucurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 5 miliar kepada pengusaha di bidang furnitur, makanan dan minuman, serta tekstil dan produk tekstil (TPT).

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perkonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bunga KUR yang nantinya akan disubsidi pemerintah yaitu sebesar 5% dari total bunga yang diberikan perbankan.

    “Revitalisasi industri padat modal, nah, ini yang kami minta agar Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) bisa membantu merealisasikan dengan teman-teman di sektor TPT, furnitur, makanan dan minuman. Nah, itu besarnya Rp 5 miliar melalui kredit usaha rakyat dan bunganya disubsidi pemerintah,” ujar Airlangga dalam paparannya dalam acara Luncheon & Discussion di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis (4/9/2025).

    “Bunga yang disubsidi itu sebesar 5%. Jadi, berapapun dari perbankan kasih, pemerintah mensubsidi 5%,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Airlangga juga akan memberikan KUR perumahan dari sisi permintaan dan penawaran. Rinciannya, dari sisi penawaran akan diberikan KUR sebesar Rp 5 miliar yang bisa diperpanjang hingga 4 kali dan mencapai Rp 20 miliar.

    “Dari supply side itu bisa diperpanjang 4 kali atau ditambah menjadi Rp 20 miliar. Bunganya disubsidi pemerintah 5%. Jadi, berapapun di-charge oleh perbankan, (subsidinya) 5%,” terangnya lanjut.

    Selanjutnya, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk melanjutkan pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) bagi para pekerja di sektor padat modal. Dalam hal ini, PPh dari pekerja industri padat karya yang gajinya sampai dengan Rp 10 juta per bulan akan ditanggung oleh pemerintah.

    “Kita juga kemarin ‘kan mendorong gaji yang untuk padat modal Rp 10 juta itu PPh-nya ditanggung pemerintah. Nah, sedang kami bahas apakah ini perlu diperluas, apakah ini perlu diperpanjang. Jadi, ini kita sedang pelajari,” tutupnya.

    (eds/eds)

  • Pemerintah Tegaskan Komitmen APBN untuk Daerah Tak Hanya lewat TKD

    Pemerintah Tegaskan Komitmen APBN untuk Daerah Tak Hanya lewat TKD

    JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menepis tudingan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 tidak mementingkan pembangunan daerah.

    Dia menekankan APBN tetap berkomitmen dalam pembangunan daerah dan tidak semata-mata tercermin dari nilai transfer ke daerah (TKD).

    Sri Mulyani menjelaskan berbagai belanja pemerintah pusat juga langsung memberikan manfaat kepada masyarakat di berbagai wilayah.

    “Belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.376,9 triliun itu yang menikmati daerah. Masyarakatnya, termasuk pemerintah daerahnya, karena ini adalah program-program penting di daerah untuk bisa melayani dan memperbaiki kesejahteraan rakyat di daerah,” tuturnya dalam Rapat Kerja Komite IV Bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Gubernur BI, Selasa, 2 September.

    Dia menjelaskan, sejumlah program besar yang langsung menyasar masyarakat daerah seperti, Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp28,7 triliun yang menjangkau 10 juta keluarga miskin.

    Berikutnya bantuan pendidikan juga tak kalah besar, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan KIP Kuliah dengan anggaran Rp63,6 triliun, serta bantuan sembako senilai Rp43,8 triliun untuk 18 juta keluarga penerima manfaat.

    Selanjutnya di bidang kesehatan, anggaran APBN sebesar Rp69 triliun digunakan untuk mendukung jaminan kesehatan masyarakat miskin dan pekerja penerima upah, termasuk pemeriksaan kesehatan gratis senilai Rp7,3 triliun.

    Pemerintah juga mengalokasikan Rp22,5 triliun untuk revitalisasi sekolah dan madrasah, serta Rp27,9 triliun bagi program sekolah rakyat dan sekolah unggulan.

    Selain bantuan sosial dan pendidikan, pembangunan infrastruktur di daerah juga menjadi prioritas.

    Dana sebesar Rp24,3 triliun dialokasikan untuk pemeliharaan jalan dan jembatan, Rp48,7 triliun untuk pembangunan perumahan, Rp12 triliun untuk bendungan dan irigasi, serta Rp6,6 triliun bagi pengembangan kampung nelayan dan industri pergaraman nasional.

    Selanjutnya, program kesehatan ibu dan anak melalui MBG mendapatkan alokasi Rp335 triliun.

    Di sisi lain, tunjangan profesi untuk guru dan dosen non-PNS diberikan sebesar Rp63,5 triliun, serta dukungan ketahanan pangan melalui Bulog mencapai Rp28,5 triliun.

    Sementara untuk subsidi, pemerintah menyiapkan Rp381,3 triliun untuk energi dan kompensasi, serta tetap memberikan subsidi non-energi seperti pupuk dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani dan pelaku UMKM di daerah.

    Sri Mulyani juga menambahkan penguatan pembangunan daerah dilakukan melalui Instruksi Presiden (Inpres) tahun 2025–2026, dengan alokasi anggaran sebesar Rp13,6 triliun.

    Program tersebut mencakup pengoptimalan lahan di 13 provinsi, rehabilitasi jaringan irigasi, hingga pembangunan jalan daerah dengan anggaran Rp10,2 triliun yang tersebar di 37 provinsi.

    “Nanti pelaksanaannya pasti kementerian lembaga sesuai instruksi presiden harus terus bersinergi koordinasi komunikasi dengan daerah. Ini supaya tidak menikmati persepsi seolah-olah anggaran untuk daerah dipotong atau diturunkan karena uang yang ke daerah itu sebetulnya meningkat,” pungkasnya.

  • Penyaluran KUR BRI Dorong Setengah Juta Pengusaha UMKM Naik Kelas

    Penyaluran KUR BRI Dorong Setengah Juta Pengusaha UMKM Naik Kelas

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sebagai bank dengan fokus utama di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI senantiasa mendorong nasabah, utamanya di segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar dapat naik kelas.

    Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Hery Gunardi pada Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI pada Kamis (21/8/2025) bahwa hingga akhir Triwulan II 2025, jumlah nasabah KUR yang berhasil naik kelas mencapai 574 ribu orang, meningkat signifikan dibandingkan 286 ribu orang pada Triwulan I/2025. Artinya, dalam 3 bulan terakhir terdapat tambahan hampir 300 ribu pelaku usaha kecil yang berhasil naik kelas.

    “Capaian ini menunjukkan komitmen BRI untuk tidak hanya menyalurkan KUR, tetapi juga mendorong UMKM untuk selalu naik kelas,” ujarnya.

    Hery melanjutkan, dalam upaya mendorong UMKM naik kelas, BRI juga telah menyediakan akses dan layanan yang komprehensif melalui berbagai programpemberdayaan. Salah satunya adalah program Desa BRILiaN yang telah membina 4.625 desa, serta 41.217 klaster usaha di seluruh Indonesia.

    Tak hanya itu, BRI pun mengembangkan wadah pembelajaran bagi pelaku UMKM melalui 54 Rumah BUMN dan memperluas digitalisasi usaha melalui platform LinkUMKM yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 12,9 juta pengguna, serta peningkatan daya saing melalui platform PARI dengan lebih dari 113 ribu pengguna.

    “Semua inisiatif ini ditujukan untuk memberikan akses pelatihan dan kesempatan agar UMKM memiliki daya saing yang tinggi,” ucap Hery.

  • Penyaluran KUR Bank Sulselbar Meningkat Tiap Tahun, Per Juli Tahun Ini Capai 50 Persen dari Kuota Rp500 Miliar

    Penyaluran KUR Bank Sulselbar Meningkat Tiap Tahun, Per Juli Tahun Ini Capai 50 Persen dari Kuota Rp500 Miliar

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) meningkat tiap tahun. Tahun ini, target penyalurannya Rp500 miliar.

    Direktur Kredit dan Usaha Mikro Kecil Menengah Bank Sulselbar, Dwi Zulkarnain, menyampaikan bahwa pada 2023 pihaknya menyalurkan KUR sebesar Rp153 miliar. Jumlah itu melonjak drastis pada 2024 menjadi Rp453 miliar.

    “Tahun ini kami mendapatkan kuota KUR sebesar Rp500 miliar,” kata Dwi saat ditemui di Kantor Otoritas Jasa Keuangan, Kamis, 28 Agustus 2025.

    Ia menyebutkan, hingga akhir Juli 2025, penyaluran KUR Bank Sulselbar sudah mencapai 50 persen dari total kuota. Adapun jumlah debitur baru telah mencapai 1.200 orang.

    “UMKM adalah salah satu penggerak utama perekonomian daerah. Maka dari itu, kami fokus meningkatkan pembiayaan KUR tiap tahun,” jelasnya.

    Tahun ini, Bank Sulselbar juga mulai menyalurkan KUR Syariah. Langkah ini dilakukan sejalan dengan upaya memperkuat ekonomi syariah di Sulawesi Selatan.

    “Kami ingin mendorong perekonomian syariah di Sulsel. Kuota KUR Syariah sudah kami terima dan mulai disalurkan tahun ini,” bebernya.

    Meski KUR Syariah terbuka untuk semua sektor, Bank Sulselbar memprioritaskan sektor-sektor unggulan yang sejalan dengan program pemerintah daerah, salah satunya adalah sektor pertanian.

    “Kami mengajukan KUR Syariah di seluruh sektor. Tapi sektor prioritas kami tetap mengikuti arah kebijakan Pemprov Sulsel, yakni pertanian,” pungkasnya. (Arya/Fajar)