Produk: KPR

  • BCA dan entitas anak raih laba bersih Rp54,8 triliun pada 2024

    BCA dan entitas anak raih laba bersih Rp54,8 triliun pada 2024

    BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak mengantongi laba bersih sebesar Rp54,8 triliun sepanjang 2024 atau naik sebesar 12,7 persen secara tahunan (year on year/YoY).

    “BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis.

    BCA mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 9,5 persen YoY menjadi Rp82,3 triliun pada 2024.

    Adapun pendapatan selain bunga naik 10,2 persen YoY menjadi Rp25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp107,4 triliun atau naik 9,7 persen YoY. Sementara itu, biaya provisi BCA tercatat sebesar Rp2 triliun.

    Dari sisi intermediasi, total kredit tumbuh 13,8 persen secara YoY menjadi Rp922 triliun. Perseroan menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit ini diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan.

    Rasio loan at risk (LAR) BCA membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023. Sedangkan rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di angka 1,8 persen pada 2024.

    Penyaluran pembiayaan per Desember 2024 ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7 persen YoY mencapai Rp426,8 triliun, didorong oleh berbagai sektor.

    Sementara itu, kredit komersial naik 8,9 persen YoY mencapai Rp137,9 triliun dan kredit UKM tumbuh 14,8 persen mencapai Rp123,8 triliun.

    Total portofolio kredit konsumer juga mencatatkan kinerja positif, yaitu naik 12,4 persen YoY menyentuh Rp223,7 triliun.

    Pertumbuhan kredit konsumer BCA ditopang kredit kendaraan bermotor (KKB) yang meningkat 14,8 persen YoY mencapai Rp65,3 triliun serta kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 11,2 persen YoY menjadi Rp135,5 triliun.

    Outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang mayoritas merupakan kartu kredit, juga tercatat tumbuh yakni sebesar 12,8 persen YoY menjadi Rp22,9 triliun.

    BCA juga melaporkan adanya pertumbuhan pada penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan sebesar 12,5 persen YoY menjadi Rp229 triliun per Desember 2024. Capaian ini berkontribusi hingga 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan.

    “Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik 84,2 persen secara tahunan mencapai Rp2,3 triliun,” kata Jahja.

    Selain itu, BCA juga menyalurkan pinjaman terkait keberlanjutan (Sustainability Linked Loan/SLL) mencapai Rp1 triliun, nilainya naik tiga kali lipat secara tahunan.

    Dari sisi pendanaan, BCA menyampaikan bahwa dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 4,4 persen mencapai Rp924 triliun.

    Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan terus-menerus, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21 persen YoY mencapai 36 miliar. Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar atau tumbuh 24 persen YoY.

    Jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

    Menurut perseroan, peningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah terwujud seiring inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.

    Jahja mengatakan, perseroan melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global. BCA, ujar dia, berkomitmen untuk mendukung perekonomian nasional.

    Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai acara strategis di antaranya BCA Expo, BCA UMKM Fest 2024, BCA Wealth Summit 2024, dan Gebyar Hadiah BCA.

    Menurut Jahja, berbagai kegiatan tersebut berdampak positif terhadap kinerja perseroan yang salah satunya terlihat dari penyaluran kredit ke segmen UMKM yang naik signifikan per Desember 2024.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • BCA Catat Laba Rp54,8 triliun di 2024, Melonjak 12,7%

    BCA Catat Laba Rp54,8 triliun di 2024, Melonjak 12,7%

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mampu mencatatkan Laba bersih senilai Rp54,8 triliun atau naik 12,7 persen di sepanjang tahun 2024. 

    Capaian itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BCA yang tumbuh 9,5 persen (yoy) menjadi Rp82,3 triliun pada 2024. Sedangkan, untuk pendapatan selain bunga BCA juga naik 10,2 persen (yoy) menjadi Rp25,2 triliun. Sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp107,4 triliun atau naik 9,7 persen (yoy).

    “Kami melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh, di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/1). 

    Ditopang korporasi, kredit BCA naik 13,8%

    Ilustrasi kartu ATM BCA berbasis chip (bca.co.id)

    Sementara itu, penyaluran Kredit bank dengan logo kelopak bunga ini mencapai Rp922 triliun atau naik 13,8 persen.  Pertumbuhan kredit BCA diikuti terjaganya kualitas pembiayaan perseroan dengan Rasio loan at risk (LAR) BCA membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023. 

    Bila dilihat lebih rinci, kredit korporasi tumbuh 15,7 persen (yoy) mencapai Rp426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor. Kredit komersial naik 8,9 persen (yoy) mencapai Rp137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8 persen mencapai Rp123,8 triliun. 

    Sedangkan, total portofolio kredit konsumer naik 12,4 persen (yoy) menyentuh Rp223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8 persen (yoy) mencapai Rp65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2 persen (yoy) menjadi Rp135,5 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lain (mayoritas kartu kredit) tumbuh 12,8 persen (yoy) menjadi Rp22,9 triliun. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di angka 1,8 persen pada 2024. 

    DPK BCA tumbuh 4,4% topang CASA

    BCA gelar young community meet the fest/Dok BCA

    Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK yang tumbuh 4,4 persen mencapai Rp924 triliun. Jahja menyebut, himpunan itu didukung oleh ekspansi ekosistem transaksi perbankan yang terus-menerus membaik 

    Melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21 persen (yoy) mencapai 36 miliar. Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24 persen (yoy). 

    Untuk jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 telah mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Jahja menambahkan, pningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah terwujud seiring inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.

  • Industri Properti Mulai Tumbuh, Sinar Mas Land Targetkan Raup Rp 2 Triliun Lewat Program Ini – Halaman all

    Industri Properti Mulai Tumbuh, Sinar Mas Land Targetkan Raup Rp 2 Triliun Lewat Program Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri properti di Indonesia menunjukkan prospek yang cerah pada tahun 2025. Berdasarkan Property Outlook 2025 dari Knight Frank, sektor hunian tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan properti nasional.

    Memanfaatkan momentum ini, Sinar Mas Land menghadirkan program National Sales bertajuk Move in Quickly (MIQ) yang resmi dimulai pada 22 Januari 2025 di ICE BSD City.

    Program MIQ dirancang untuk memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki properti siap huni di tahun 2025, baik untuk tempat tinggal maupun keperluan bisnis. Dengan unit-unit yang sudah siap ditempati (ready to move), konsumen tidak perlu menunggu lama untuk menikmati kenyamanan dan fungsionalitas properti yang mereka inginkan.

    “Kami melihat peluang besar di tahun 2025 dengan kebutuhan properti yang terus meningkat. Program Move in Quickly ini memudahkan konsumen untuk memiliki properti dengan berbagai kemudahan,” ujar Herry Hendarta, Deputy Group CEO Strategic Development & Assets Sinar Mas Land saat MoU Signing & Press Conference Grand Launching Sinar Mas Land National Program 2025.

    Kata dia, perusahaan optimistis dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Sebelumnya, program serupa yang kami luncurkan pada 2020 mendapat respon positif dari masyarakat, dan program penjualan nasional tahun 2024 berhasil meraih Rp 1,4 triliun. 

    “Tahun ini, kami menawarkan lebih dari 1.350 unit properti dan menargetkan perolehan sebesar Rp 2 triliun dari program Move in Quickly 2025,” sambungnya.

    Program Move in Quickly 2025 terbagi menjadi tiga periode sepanjang tahun. Periode pertama dimulai pada 22 Januari hingga 30 April 2025 dengan berbagai promo menarik, seperti diskon harga hingga 25 persen, subsidi uang muka (DP) hingga 15%, bebas biaya BPHTB, bebas biaya KPA hingga 2,5%, bebas IPL hingga 1 tahun, serta voucher furniture hingga 10?n voucher elektronik hingga 4%. Selain itu, ada hadiah konsumen hingga 3,5% sesuai dengan produk pilihan.

    Pada periode peluncuran (22-31 Januari 2025), konsumen juga berkesempatan mendapatkan double lucky draw, berupa tambahan diskon hingga 3,5%, serta hadiah langsung berupa voucher belanja hingga Rp 2 juta untuk nasabah prioritas bank rekanan Sinar Mas Land.

    Sementara itu, Hermawan Wijaya Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menambahkan sebagai bagian dari Sinar Mas Land, BSDE turut berpartisipasi dalam program Move in Quickly. 

    “Kami berharap program ini dapat membantu masyarakat memiliki hunian dengan harga terjangkau dan solusi yang inovatif, serta mendukung visi Sinar Mas Land dalam meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan kawasan perumahan yang modern dan nyaman,” ujarnya.

    Program Move in Quickly juga menawarkan berbagai kemudahan pembayaran, baik melalui Cash Keras, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Tanah (KPT),  maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA).

    Selain itu, nasabah prioritas dari 21 bank mitra Sinar Mas Land akan mendapatkan diskon tambahan hingga 4?ngan menunjukkan kartu nasabah prioritas. Loyal customer yang terdaftar sebagai anggota Sinar Mas Land Precious juga berhak mendapatkan diskon tambahan hingga 1,25% untuk pembelian produk berikutnya.

    Herry melanjutkan, anggota sinar mas land yang berpartisipasi dalam program Move in Quickly tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Di Tangerang Raya, ada BSD City dan Taman Banjar Wijaya. 

    Di Jakarta, terdapat The Elements, Southgate, dan Apartemen Aerium. Di Cibubur, ada Kota Wisata dan Legenda Wisata, serta proyek di luar Jakarta seperti Wisata Bukit Mas dan Klaska Residence di Surabaya, Nuvasa Bay di Batam, hingga Grand City Balikpapan di Kalimantan Timur.

    “Kemudahan memiliki produk-produk Sinar Mas Land juga didukung oleh kerja sama dengan 21 bank terkemuka di Indonesia, seperti BCA, Mandiri, BNI, Maybank, CIMB Niaga, dan lainnya, untuk memfasilitasi pembiayaan melalui KPR, KPT, dan KPA,” pungkasnya.(Kontan)

    artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Lewat Program Move in Quickly 2025, Sinar Mas Land Targetkan Raup Rp 2 Triliun

  • 38.144 Rumah KPR BTN Belum Bersertifikat, Apa Penyebabnya?

    38.144 Rumah KPR BTN Belum Bersertifikat, Apa Penyebabnya?

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat 38.144 rumah hasil pembiayaan Kpr belum memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM). Disinyalir, kelalaian itu disebabkan oleh Devloper dan notaris bermasalah. 

    Menteri BUMN, Erick Thohir meminta BTN melakukan percepatan penyelesaian sertifikat debitur dengan melakukan perbaikan sistem dan menerapkan tata kelola yang baik. Upaya itu untuk menyukseskan program tiga juta rumah yang diusung Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

    “Ini adalah program yang harus disukseskan dan BTN mengayomi 82 persen dari perumahan subsidi,” ujar Menteri BUMN dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/6).

    Erick minta Himbara blacklist devloper bermasalah

    Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

    Pada kesempatan ini Erick juga meminta jajaran direksi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memblack list sejumlah devloper bermasalah. 

    “Tapi minta maaf, saya minta black list developer dan notaris yang bermasalah dan saya harapkan Himbara berbagi data untuk memastikan perlindungan rakyat bisa dimaksimalkan. Jadi, kalau perlu semua pengembang yang di-black list juga di-black list bank Himbara,” tegas Erick. 

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyatakan bahwa sebanyak 4.000 devloper bermasalah terindikasi melakukan kecurangan sehingga tidak menerbitkan SHM masyarakat. 

    BTN targetkan 15 ribu sertifikat selesai di 2025

    Ilustrasi Kantor Cabang BTN di Kuningan Jakarta/Dok BTN

    Nixon mengatakan bahwa BTN mengakui proses penyelesaian sertifikat terus diperbaiki oleh BTN. “Hari ini sejak 2019, sebanyak 80 ribu sertipikat sudah diselesaikan oleh BTN dibantu Badan Pertanahan Nasional (BPN) sehingga proses bisa lebih cepat,” ujar Nixon. 

    Ia menjelaskan, sektor perumahan Indonesia masih menghadapi masalah developer yang sertipikatnya masuk kategori Luar Ambang Toleransi (LAT). Developer dengan sertipikat LAT merupakan developer bermasalah dalam hal administrasi penyelesaian Dokumen Pokok atau sertipikat karena melewati batas waktu yang telah ditetapkan oleh bank. 

    Nixon menjelaskan, upaya perbaikan yang dilakukan BTN antara lain melakukan profiling dan membuat rating developer dari Platinum, Gold, Bronze, hingga non-rating. 

    Untuk kategori non-rating, kata Nixon, tidak diberikan prioritas untuk KPR ataupun Kredit Yasa Griya. Dengan upaya tersebut, Nixon menargetkan penyelesaian sertifikat LAT pada tahun ini sebanyak 15.000 dari total 38.144 sertifikat.

  • Komitmen BRI Dukung Program 3 Juta Rumah, Sediakan Pembiayaan Subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    Komitmen BRI Dukung Program 3 Juta Rumah, Sediakan Pembiayaan Subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan perannya dalam menyukseskan Program Pemerintah 3 Juta Rumah. Sebagai salah satu bank pelaksana utama untuk skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), BRI menargetkan penyaluran pembiayaan untuk 17.701 unit rumah subsidi pada 2025.
     
    Program 3 Juta Rumah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum memiliki tempat tinggal. Program ini mencakup pembangunan rumah di berbagai wilayah, baik di perkotaan maupun pedesaan, guna mengurangi ketimpangan akses terhadap perumahan yang layak.
     
    Sebagai bagian dari kontribusinya, BRI menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi sebesar Rp2,92 triliun melalui skema FLPP dan Tapera pada 2025. Langkah ini diharapkan mampu memberikan akses mudah bagi masyarakat untuk memiliki hunian pertama dengan angsuran yang terjangkau. 

     

     
    Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud nyata dukungan BRI terhadap agenda pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.
     
    “BRI percaya bahwa program ini adalah langkah strategis untuk memberikan hunian yang layak sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dukungan BRI sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia untuk menciptakan pembangunan inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.
     
    BRI berkomitmen untuk terus memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan yang berdampak nyata bagi masyarakat. Inisiatif ini mencerminkan dedikasi BRI dalam mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata di seluruh penjuru negeri, serta selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja, khususnya Asta Cita ke-6, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
     
    Kementerian BUMN RI pun berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut. Menteri BUMN RI Erick Thohir menyebut, pihaknya telah melakukan berbagai inisiasi untuk mempercepat program prioritas nasional, Erick menekankan untuk mewujudkan Asta Cita tersebut diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien melalui berbagai pihak.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Komitmen BRI Dukung Program 3 Juta Rumah, Sediakan Pembiayaan Subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    Komitmen BRI Dukung Program 3 Juta Rumah, Sediakan Pembiayaan Subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukan perannya dalam menyukseskan Program Pemerintah 3 Juta Rumah. Sebagai salah satu bank pelaksana utama untuk skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), BRI menargetkan penyaluran pembiayaan untuk 17.701 unit rumah subsidi pada tahun 2025.

    Program 3 Juta Rumah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum memiliki tempat tinggal. Program ini mencakup pembangunan rumah di berbagai wilayah, baik di perkotaan maupun pedesaan, guna mengurangi ketimpangan akses terhadap perumahan yang layak.

    Sebagai bagian dari kontribusinya, BRI menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi sebesar Rp 2,92 triliun melalui skema FLPP dan Tapera pada 2025. Langkah ini diharapkan mampu memberikan akses mudah bagi masyarakat untuk memiliki hunian pertama dengan angsuran yang terjangkau.

    Terkait dengan hal tersebut, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud nyata dukungan BRI terhadap agenda pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.

    “BRI percaya bahwa program ini adalah langkah strategis untuk memberikan hunian yang layak sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dukungan BRI sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia untuk menciptakan pembangunan inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

    BRI berkomitmen untuk terus memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan yang berdampak nyata bagi masyarakat. Inisiatif ini mencerminkan dedikasi BRI dalam mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata di seluruh penjuru negeri, serta selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menapaki 100 hari kerja, khususnya Asta Cita ke-6 yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Kementerian BUMN RI pun berupaya mempercepat implementasi Asta Cita tersebut. Menteri BUMN RI Erick Thohir menyebut, pihaknya telah melakukan berbagai inisiasi untuk mempercepat program prioritas nasional, Erick menekankan untuk mewujudkan Asta Cita tersebut diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien melalui berbagai pihak.

  • Pilihan Plafon dan Tenor untuk UMKM

    Pilihan Plafon dan Tenor untuk UMKM

    Jakarta: Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus menjadi pilihan favorit bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan pembiayaan. 
     
    Program ini menawarkan suku bunga rendah dengan plafon yang beragam, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. 
     
    Namun, sebelum mengajukan pinjaman KUR, ada beberapa hal yang perlu diketahui agar prosesnya berjalan lancar dan sesuai harapan.
    Apa Itu KUR BRI?
    KUR BRI adalah program pembiayaan yang ditujukan untuk membantu UMKM mengembangkan usahanya. Dengan suku bunga yang terjangkau, KUR BRI menawarkan plafon pinjaman mulai dari jutaan hingga ratusan juta rupiah, tergantung jenis kredit yang diajukan. 

    Program ini didukung oleh pemerintah sehingga menjadi solusi pembiayaan yang lebih terjangkau dibandingkan pinjaman komersial lainnya.
     
    Salah satu jenis KUR BRI yang akan dibahas dalam artikel ini adalah KUR Mikro. KUR Mikro adalah Pinjaman hingga Rp50 juta dengan tenor maksimal 3 tahun untuk modal kerja dan 5 tahun untuk investasi.
     

    Syarat Pengajuan KUR
    Sebelum mengajukan KUR BRI, pastikan Anda memenuhi syarat berikut:

    Memiliki usaha yang aktif selama minimal enam bulan.
    Tidak sedang menerima kredit dari bank lain kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, atau kartu kredit.
    Melengkapi dokumen seperti KTP, KK, surat izin usaha, dan laporan keuangan sederhana.

    Tips Agar Pengajuan KUR BRI Disetujui
    Pastikan Dokumen Lengkap: Persiapkan semua dokumen yang diminta agar tidak ada kendala saat pengajuan.
     
    Tunjukkan Kredibilitas Usaha: Lampirkan laporan keuangan sederhana untuk menunjukkan bahwa usaha Anda stabil.
     
    Ajukan Plafon Sesuai Kemampuan: Jangan meminjam lebih dari yang Anda mampu bayar agar cicilan tidak menjadi beban.
     
    Manfaatkan Pinjaman Sesuai Tujuan: Gunakan dana KUR untuk kebutuhan usaha, bukan untuk konsumsi pribadi.
     

    Tabel KUR Mikro BRI

    KUR BRI 2025 menawarkan peluang besar bagi UMKM untuk berkembang dengan pembiayaan yang mudah dan terjangkau. Namun, pastikan Sobat Medcom memahami syarat dan ketentuan sebelum mengajukan pinjaman. Dengan persiapan yang baik, KUR BRI dapat menjadi solusi efektif untuk mengembangkan usaha Sobat Medcom.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kisah Anak Broken Home yang Kini Wujudkan Dream Home dengan KPR Bersubsidi BTN

    Kisah Anak Broken Home yang Kini Wujudkan Dream Home dengan KPR Bersubsidi BTN

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Bagi seorang pria dengan latar belakang keluarga broken home, memiliki “rumah” yang penuh kehangatan kasih sayang, dengan komposisi keluarga yang utuh, selalu menjadi impian Lorien Nurajay Oxa Gernada (27).

    Sebelas tahun lampau, saat Oxa masih duduk di bangku sekolah menengah atas di Grobogan, Jawa Tengah, kedua orang tuanya berpisah.

    Meski tak terbebas dari sedih dan gundah, saat itu Oxa sudah cukup dewasa untuk memaklumi pilihan hidup kedua orang tuanya.

    Setelah bercerai, ibu dan bapak kandung Oxa menempuh jalan masing-masing.

    Bapaknya pergi merantau ke Kalimantan.

    Sedangkan Oxa, yang selepas SMA mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan swasta di Pati, Jawa Tengah, mengajak serta ibunya untuk tinggal di daerah berjuluk Bumi Mina Tani tersebut.

    Oxa baru bisa berkumpul kembali bersama ibu dan bapaknya di satu tempat yang sama ketika dia menikahi gadis pujaannya, Elinda Febriana (24), di Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (30/6/2024) lampau.

    Selepas menikah, pasangan muda ini mendamba untuk memiliki rumah, hunian impian tempat mereka akan membangun keluarga sakinah.

    Di sisi lain, sempat terlintas di benak Oxa dan Elinda, bahwa memiliki rumah sendiri adalah mimpi terlalu dini.

    Bagaimana tidak? Lonjakan harga properti terus melesat, tak sepadan dengan kenaikan pendapatan masyarakat yang bergerak lambat. Harga rumah tak terkejar.

    Pada 14 Januari 2025, situs web Bestbrokers.com menayangkan laporan Paul Hoffman yang menyusun peringkat negara-negara dengan harga rumah yang paling tidak terjangkau oleh masyarakat.

    Laporan tersebut membandingkan harga properti di 62 negara dengan pendapatan rata-rata penduduk mereka pada tahun 2024.

    Hasilnya, Indonesia menempati peringkat keempat tingkat ketidakterjangkauan harga rumah.

    Artinya, Indonesia adalah negara keempat di dunia yang warganya paling sulit membeli rumah setelah Turki, Nepal, dan India.

    Dengan kondisi semacam ini, membeli rumah sendiri pernah menjadi mimpian (mimpian, bukan impian, menurut KBBI: cita-cita [keinginan] yang mustahil atau susah dicapai) bagi Oxa dan Elinda yang sama-sama merupakan karyawan swasta entry-level.

    Oxa bekerja di sebuah televisi lokal di Pati. Sedangkan Elinda bekerja secara alih daya (outsourcing) di perusahaan telekomunikasi di Surakarta.

    Namun, harapan memiliki hunian impian milik sendiri kembali merekah ketika pasangan muda ini mulai mengenal program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi.

    Program pemerintah ini memang dimaksudkan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah membeli rumah.

    Dalam program ini, pemerintah bekerja sama dengan bank-bank yang mereka tunjuk, termasuk Bank Tabungan Negara (BTN) yang sudah lama dikenal masyarakat sebagai lembaga keuangan spesialis KPR.

    Oxa dan Elinda gembira mengetahui ada skema KPR dengan uang muka ringan, cicilan dan suku bunga flat atau tetap, dan bahkan juga menawarkan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dari pemerintah.

    “Tapi kebimbangan kami belum selesai. Selanjutnya kami harus memutuskan hendak mengambil KPR di mana. Sebab kami setelah menikah pun masih LDR (Long Distance Relationship-red.).”

    “Saya kerja di Pati, istri kerja di Solo. Sempat galau mau beli rumah subsidi di mana,” kata Oxa pada Tribunjateng.com, Sabtu (18/1/2025).

    Setelah menyurvei beberapa perumahan bersubsidi, baik di Pati maupun Solo Raya, Oxa dan Elinda akhirnya memutuskan untuk meminang unit di Perumahan Taman Harmoni Jeruksawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

    “Pertimbangannya banyak. Di antaranya soal lokasi. Kasihan kalau istri saya yang seminggu sekali harus pulang-pergi ke Pati.”

    “Kalau saya, seminggu dua-tiga kali pulang ke Karanganyar masih kuat. Apalagi pekerjaan saya juga tidak menuntut untuk selalu di kantor, berbeda dari pekerjaan istri saya yang memang mengharuskan selalu duduk di balik meja kerja kantor,” jelas Oxa.

    Oxa dan Elinda juga sudah sreg dengan desain dan fitur bangunan rumah bersubsidi yang hendak mereka beli.

    Rumah berukuran 34 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi itu dilengkapi dua kamar tidur, ruang tengah sekaligus ruang tamu berkonsep open space yang cukup luas, kamar mandi dengan kloset jongkok, carport, area jemuran pakaian, dan yang terpenting: sudah dilengkapi dapur.

    Daya listrik sebesar 1.300 watt serta instalasi air PDAM juga sudah sangat memadai.

    Fasilitas umumnya pun tergolong lengkap, mulai dari masjid, jalan perumahan yang lebar, bahkan hingga kolam renang.

    “Jarak rumah dengan kantor istri saya di Solo juga dekat. Naik motor cuma sekitar 15 menit. Jadi sudah tidak ada yang perlu dipertimbangkan lagi. Kami sudah mantap,” ujar pria yang saat ini masih menempuh pendidikan S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka Semarang ini.

    Langkah selanjutnya adalah memilih bank penyedia layanan KPR Bersubsidi. Setelah mempelajari dan mengumpulkan informasi serta saran dari teman-teman dan kenalan, Oxa mantap untuk memilih BTN.

    “Kata teman-teman yang ambil KPR BTN, proses dan syaratnya mudah. Selain itu, semua orang juga sudah tahu BTN memang spesialis KPR yang selama puluhan tahun sudah membantu masyarakat membeli rumah,” kata dia.

    Singkat cerita, pada September 2024, Oxa mendapat dua kabar gembira sekaligus. Pertama, pengajuan KPR subsidi atas nama istrinya telah disetujui dan setelahnya dilakukan akad KPR serta serah-terima kunci.

    Rumah impiannya berhasil dia dapatkan dengan cicilan Rp 1 jutaan per bulan dan tenor 20 tahun. Kabar gembira kedua sangat istimewa: istrinya positif hamil.

    Oxa bersyukur atas dua kabar gembira itu. Dia berkomitmen, di rumah impiannya yang terwujud ini, dia akan membangun keluarga yang harmonis, utuh, dan penuh kebahagiaan.

    Usia kandungan Elinda kini telah lima bulan. Berdasarkan hasil tes ultrasonografi (USG), jenis kelamin anaknya laki-laki. Di rumah ini, Oxa akan berupaya menghadirkan kehidupan yang bahagia untuk sang putra.

    Bagi Oxa, rumah ini bukan sekadar dream house. Lebih jauh dari itu, dia menganggap hunian barunya ini sebagai dream home.

    Menurut The Britannica Dictionary, makna house terbatas pada bangunan fisik tempat orang atau keluarga tinggal.

    Sementara, home tak hanya meliputi aspek fisik bangunan, melainkan juga aspek personal dan emosional yang melingkupi orang-orang yang tinggal di dalamnya.

    Oxa ingin, nantinya di rumah ini keluarganya bisa membangun ikatan emosional yang positif lewat kenangan-kenangan manis. Sesuatu yang sudah cukup lama dia dambakan sebagai seorang pria berlatar belakang keluarga broken home.

    Transformasi Layanan BTN menjadi “Beyond Mortgage”

    Setelah mengikuti program KPR Subsidi dari BTN, Oxa tidak hanya mendapatkan rumah baru. Lebih jauh dari itu, dia juga mendapat peluang ekonomi baru dari lingkungan tempat tinggalnya.

    Di rumah barunya, Oxa kini merintis usaha jual-beli sepeda motor bekas. Menurutnya, di Solo Raya prospek bisnis ini cukup bagus untuk pemula sepertinya.

    “Selain itu ada peluang bisnis lain. Warga perumahan ini punya grup jual-beli di WhatsApp. Di situ warga bisa menawarkan berbagai macam barang.”

    “Banyak yang menawarkan aneka makanan secara prapesan. Saya juga berencana mau jualan makanan di grup itu. Saya lihat laris-laris dagangannya,” terang dia.

    Manfaat lain yang didapat Oxa dan sang istri, Elinda, adalah kemudahan transaksi keuangan sehari-hari dengan aplikasi balé by BTN.

    Keikutsertaan dengan program KPR BTN membuat mereka diperkenalkan dengan super-app hasil transformasi aplikasi BTN Mobile tersebut.

    Selain memantau progres KPR yang pembayaran cicilannya dilakukan secara autodebet, lewat aplikasi tersebut Oxa dan Elinda juga bisa melakukan berbagai transaksi keuangan secara mudah dan cepat. Mulai dari pembayaran tagihan PDAM, pembelian token listrik, hingga berinvestasi melalui fitur reksa dana.

    Berbagai manfaat yang dirasakan Oxa dan Elinda tersebut sejalan dengan visi baru BTN untuk periode 2025-2029, yakni menjadi “Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia”.

    Melalui visi ini, BTN bertransformasi menjadi bank dengan layanan “beyond mortgage”, artinya tidak hanya sebatas KPR.

    “Jadi ada rumah, ada keluarga, tapi bukan cuma soal KPR. Melainkan juga bagaimana mereka bayar listrik, bayar air, bayar sekolah, juga di BTN. Setelah rumah terbentuk, kami melayani semua yang dibutuhkan keluarga,” jelas Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dalam Rapat Kerja BTN 2025 di Jakarta, awal Januari 2025, sebagaimana dipublikasikan di situs web resmi BTN.

    Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu (istimewa)

    Tiga Juta Rumah untuk Wujudkan Impian Masyarakat Berpenghasilan Rendah

    Di negeri ini, selain Oxa dan Elinda, tentu masih banyak warga terkategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang juga punya impian memiliki rumah.

    Boleh jadi mereka adalah pasangan muda berupah minimum, pelaku usaha mikro, atau pekerja sektor informal yang tak kesampaian membalap laju harga properti.

    Atas dasar itulah, Pemerintahan Prabowo-Gibran mencanangkan program prioritas “3 juta rumah per tahun” yang difokuskan bagi MBR.

    Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, menjelaskan bahwa program 3 juta rumah memang dilandasi keprihatinan Presiden Prabowo Subianto terhadap masyarakat yang tidak memiliki rumah karena kondisi ekonominya lemah.

    “Misinya bukan hanya membangun rumah, melainkan memberantas kemiskinan,” kata dia dalam Dialog Interaktif Sesi Kedua Program 3 Juta Rumah bertajuk ‘Gotong Royong Membangun Rumah untuk Rakyat’ yang diadakan oleh BTN bersama Kementerian PKP di Jakarta, Jumat (20/11/2024), sebagaimana dikutip btn.co.id.

    Dalam forum yang sama, Menteri PKP Maruarar Sirait mengatakan, salah satu upaya mewujudkan program 3 juta rumah per tahun adalah menambah kuota KPR bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2025, dari 220 ribu unit menjadi 800 ribu unit. Tenor maksimalnya pun diwacanakan untuk ditingkatkan dari 20 tahun menjadi 30 tahun agar besaran angsuran lebih terjangkau bagi MBR.

    “FLPP adalah program yang selama ini disukai semua stakeholder perumahan. Tapi masalahnya kuota terbatas. Padahal, kredit macetnya kecil sekali,” ujar dia.

    Komitmen BTN Dukung Program 3 Juta Rumah

    Sebagai bank yang berpengalaman melakukan pembiayaan KPR selama 48 tahun lebih, BTN mendukung penuh program 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan Pemerintah demi membantu MBR memiliki rumah.

    Dalam rilisnya, BTN menyebut selama ini telah membiayai lebih dari 5 juta unit rumah, yang lebih dari 4 juta di antaranya dinikmati oleh MBR melalui KPR Subsidi.

    Bahkan, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebut, hanya dalam kurun dua bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, perseroan telah menyalurkan KPR untuk hampir 30 ribu unit rumah.

    “Dukungan BTN terhadap Program 3 Juta Rumah terangkum dalam salah satu misi BTN pada 2025, yakni menjadi mitra utama Pemerintah dalam inklusi perumahan dan keuangan,” kata Nixon dalam Rapat Terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri di Istana Merdeka, Selasa (7/1/2025), sebagaimana dikutip dalam siaran pers BTN.

    Nixon menambahkan, pihaknya bersepakat dengan Pemerintah bahwa program perumahan rakyat mesti berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dia pun menyampaikan beberapa usulan sebagai terobosan untuk mewujudkan target tiga juta rumah. Usulan-usulan tersebut meliputi perubahan skema subsidi, perpanjangan jangka waktu pembiayaan agar nominal angsuran lebih murah, serta permintaan dukungan alternatif sumber pendanaan selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Program Perumahan Rakyat Wujudkan Masyarakat Adil Makmur

    Berkaca dari tujuan program tiga juta rumah, pemenuhan kebutuhan papan sebagai hajat dasar manusia memang sangat urgen demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan rakyat. Program perumahan rakyat dapat menimbulkan efek berantai yang pada gilirannya bisa merealisasikan masyarakat adil makmur, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

    Menurut pasangan Oxa dan Elinda, memiliki atap untuk bernaung dan lingkungan yang nyaman untuk ditinggali menjadi sebab ketenangan batin yang dengan sendirinya bisa memicu produktivitas.

    “Setelah punya rumah sendiri, rasanya lebih ayem, lebih tenteram. Walaupun belum lunas, ya. Tapi justru karena belum lunas itu, kerja juga jadi lebih semangat. Ha-ha-ha,” ucap Oxa diiringi tawa. (mzk)

  • Promo Imlek di Citraland BSB City, Subsidi DP Hingga Ratusan Juta Rupiah

    Promo Imlek di Citraland BSB City, Subsidi DP Hingga Ratusan Juta Rupiah

    TRIBUNJATENG.COM – Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek 2025, Citraland BSB City menghadirkan beragam promo menarik yang memadukan acara kreatif dan penawaran properti menguntungkan. 

    Dengan tema Oriental Fashion Show untuk keluarga dan subsidi DP hingga ratusan juta rupiah, program ini menjadi sorotan utama di kawasan hunian eksklusif tersebut.

    Helmy Yulianto Hadi, Marketing Promotion Citra Land BSB City menjelaskan bahwa acara Oriental Fashion Show menjadi pembuka kegiatan tahun ini. 

    “Tujuannya memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar dan mengenal dunia fashion show, baik mereka yang sudah menempuh pendidikan modeling ataupun yang belum,” ujarnya.

    Dalam acara ini, Citraland menggandeng dua profesional di dunia modeling Bayu Ramli dan Nisa Lucette. 

    Mereka memberikan tutorial, diikuti dengan kompetisi fashion show untuk dua kategori usia, yaitu 4-7 tahun dan 9 -12 tahun.

    “Peserta sangat antusias, bahkan mami-mami di Semarang mendukung penuh acara ini dengan mempersiapkan kostum bertema oriental yang luar biasa,” tambah Helmy. 

    Tutorial dari model profesional dewasa dan anak-anak turut memotivasi peserta untuk tampil percaya diri di panggung.

    Selain itu, acara ini sekaligus memperkenalkan keunggulan Citraland BSB City sebagai kawasan hunian eksklusif seluas 100 hektare yang dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk danau terbesar di Jawa Tengah.

    Subsidi DP Hingga Rp 132 Juta

    Tidak hanya kegiatan kreatif, Citraland BSB City juga menawarkan promo spesial dalam rangka Imlek. 

    Corry Handayani Head of Marketing Citraland BSB City Semarang menjelaskan bahwa promo ini mencakup subsidi DP yang sangat menguntungkan.

    “Dengan tanda jadi sebesar Rp5 juta, konsumen sudah bisa memiliki rumah melalui KPR.”

    “Subsidi DP kami berkisar antara Rp75 juta hingga Rp132 juta, sehingga konsumen tidak perlu menyiapkan uang muka besar,” ungkap Corry.

    Program ini berlaku untuk beberapa unit rumah di kluster Victoria Hilland, termasuk tipe Pinewood dengan luas bangunan 68 m⊃2; dan luas tanah 120 m⊃2;, yang ditawarkan seharga Rp1.848.858.000. 

    Selain subsidi DP, pembeli juga dapat menikmati potongan PPN DTP dan voucher belanja senilai hingga Rp1 juta.

    “Konsumen juga memiliki kesempatan mendapatkan voucher belanja tambahan dan kemudahan biaya administrasi KPR. Kami ingin memberikan rezeki Imlek yang spesial untuk semua,” tambahnya.

    Ia menambahkan, promo ini berlaku hingga Bulan Januari 2025. (*)

  • Pembangunan Rumah Panggung Muara Angke Lanjut, Ini Penampakannya – Page 3

    Pembangunan Rumah Panggung Muara Angke Lanjut, Ini Penampakannya – Page 3

    Pemerintah bakal serius menerapkan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan rasio 50:50. Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menargetkan, skema tersebut akan dimulai pada kuartal III 2025.

    Sebelumnya, skema pembiyaan FLPP yang dilakukan yakni 75 persen ditanggung pemberintah, dan 25 persen ditanggung oleh perbankan. Skema ini ditargetkan akan diubah dengan system 50 persen oleh pemerintah dan 50 persennya lagi oleh perbankan.

    “Kenyataannya di lapangan, FLPP ini sangat diminati oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ke depan, dengan kolaborasi teman-teman perbankan, bagaiamana kalau skemanya diubah nih. APBN 50 persen, perbankannya 50 persen, sehingga leverage output bisa meningkat,”ungkap Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho, saat mengunjungi rumah susun Kedaung, Kota Tangerang, Selasa (14/1/2025).

    Untuk mewujudkannya, pemerintah seperti BP Tapera, Kementerian Keuangan, dengan ekosistem perbankan dan berbagai Lembaga terkait, masih terus menggenjot hitung-hitungan pastinya. Barulah setelah itu, akan tertuang dalam aturan pemerintah, sebagai rujukan untuk pelaksanaannya.

    “Kita targetkan mudah-mudahan di triwulan kedua (tahun 2025) skema baru itu sudah berjalan,”ujar Heru.

    Makanya, sebelum skema baru di mulai, Heru mengatakan, pihaknya sudah memberikan surat edaran kepada perbankan, agar melakukan percepatan akad. Misalnya, sebelumnya dengan kema pembiayaan 75:25 akad dilakukan di awal Maret, pemerintah membuat surat edaran, akad harus sudah dilaksanakan di Januari ini.

    “Itu bagian upaya percepatan, skema eksisting langsung berjalan, sambil me-redesain skema baru,”katanya.