Produk: KPR

  • Laba Bersih BTN Rp 904 Miliar Tumbuh 5,1%

    Laba Bersih BTN Rp 904 Miliar Tumbuh 5,1%

    Jakarta

    PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat laba bersih sebesar Rp 904 miliar di kuartal I 2025. Angka tersebut tumbuh 5,1% secara tahunan dari Rp 860 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.

    Pertumbuhan laba bersih perseroan ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan serta penurunan biaya dana atau cost of fund di tengah tantangan ketidakpastian global.

    “BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4/2025).

    Nixon mengatakan, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 363,11 triliun di kuartal I 2025 atau tumbuh 5,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 344,24 triliun. Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR), baik subsidi maupun non-subsidi.

    Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp 179,70 triliun atau naik 7,6% yoy. Sementara KPR non-subsidi BTN bertumbuh 8,1% yoy menjadi Rp 106,80 triliun di kuartal I-2025.

    “BTN mencatat peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan, dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional,” ujarnya.

    Nixon optimistis, kredit di tahun 2025 akan terus tumbuh seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan perekonomian dan mengurangi backlog perumahan. Adapun fokus pemerintah dalam mengurangi backlog saat ini menyasar sejumlah profesi, yakni Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian hingga tenaga kerja informal lainnya.

    Optimisme BTN juga didukung oleh kemitraan strategis dengan investor Qatar, AlQilaa International Group, untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia, di mana pada tahap awal akan membangun 100.000 unit hunian.

    “Hal ini akan prospektif bagi BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” jelasnya.

    Sementara itu, BTN juga mencatat pertumbuhan kredit pada segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran mencapai Rp 16,4 triliun, naik 9,5% yoy di kuartal I 2025.

    Nixon menjelaskan, pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerjasama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN juga meningkat 7,5% menjadi sebesar Rp 384,70 triliun dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 357,74 triliun.

    Sementara current account saving account (CASA) BTN, tumbuh 10,1% di kuartal I 2025 menjadi Rp 196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 178,60 triliun. Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1% dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9%, serta menurunkan biaya dana menjadi 4,0% dari Maret tahun lalu sebesar 4,2%.

    Dengan begitu, BTN berhasil mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (NIM) ke level 3,6% pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3%. Nixon menjelaskan, pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.

    “Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positif, sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” tutur Nixon.

    Nixon menambahkan, tercatat pula pertumbuhan pengguna layanan digital banking di Bale by BTN dengan jumlah 2,4 juta per kuartal I-2025 atau naik 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna.

    Sementara transaksi Bale by BTN tercatat sebesar Rp 22,3 triliun pada akhir Maret 2025 atau naik 74% dibandingkan Maret 2024. Jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172% dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi.

    Nixon mengatakan, perseroan optimistis menargetkan jumlah pengguna Bale by BTN mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025. Sejalan dengan hal tersebut, ia menyebut tingkat likuiditas yang tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) masih terjaga di level 94,4% pada kuartal I-2025.

    Sementara itu, seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp 468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 454,01 triliun.

    “Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” ungkapnya.

    Progres Spin Off

    Di sektor syariah, jelang pemisahan atau spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS), unit syariah BTN berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp 199 miliar pada kuartal I-2025 atau naik 21,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 164 miliar.

    Unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah ini dianggap siap naik kelas dengan membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2% yoy menjadi Rp 46,26 triliun di kuartal pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 39,13 triliun.

    Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9% yoy menjadi Rp 51,39 triliun, dari kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 42,85 triliun. Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp 61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,84 triliun.

    “BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” pungkasnya.

    (kil/kil)

  • Asosiasi pengembang perumahan siap bangun satu juta rumah di pedesaan

    Asosiasi pengembang perumahan siap bangun satu juta rumah di pedesaan

    Selain memperluas fokus target program, pembangunan satu juta rumah di pedesaan juga akan menggerakkan ekonomi desa

    Tangerang (ANTARA) – Asosiasi pengembang perumahan Real Estate Indonesia (REI) menyatakan siap membangun satu juta rumah di pedesaan yang merupakan bagian dari program tiga juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

    Ketua Umum DPP REI Joko Suranto di Tangerang, Banten, Kamis mengatakan saat ini program tiga juta rumah baru menyentuh sekitar 5 – 7 persen dari target melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang tahun ini berkisar hanya 220.000 unit hingga 420.000 unit.

    Sementara itu hampir 95 persen lagi dari target tiga juta unit hingga kini belum fokus dikerjakan, termasuk satu juta rumah di pedesaan.

    “Selain memperluas fokus target program, pembangunan satu juta rumah di pedesaan juga akan menggerakkan ekonomi desa,” kata Joko Suranto dalam keterangannya.

    REI mengambil inisiatif untuk mendorong perluasan target 3 juta rumah hingga pedesaan karena program ini sejak awal memang hendak menyasar masyarakat di perkotaan, pedesaan dan pesisir. “Sesuai paradigma Propertinomic 2.0, maka kami siap untuk membangun satu juta rumah di desa-desa di Indonesia,” ujarnya.

    Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, pemerintah akan membangun 3 juta rumah bagi masyarakat yang belum memiliki rumah, satu juta di pedesaan, satu juta di pesisir, dan satu juta di perkotaan. Selain itu, terdapat sekitar 13 juta penduduk miskin di desa atau sekitar 11,3 persen dari total penduduk pedesaan yang harus dituntaskan.

    Atas dasar itulah, langkah memacu pembangunan rumah di desa akan memiliki manfaat besar antara lain mempercepat pengentasan kemiskinan di pedesaan, menggerakkan ekonomi di desa karena menciptakan putaran ekonomi hingga Rp80 triliun, menciptakan 1 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa, serta menciptakan stimulus pendapatan di setiap desa sekitar Rp400 juta.

    “Ekosistem ekonomi baru akan terbentuk di pedesaan. Bakal muncul banyak wiraswasta di setiap desa hingga 200.000 wiraswasta yang terdidik selama 5 tahun program sejuta rumah di pedesaan berjalan, misalnya pabrik pembuatan bahan material dan sebagainya,” katanya.

    Joko menambahkan yang dibutuhkan pengembang saat ini yakni penentuan kriteria dan kebijakan yang jelas dari pemerintah. Kriteria tersebut antara lain menyangkut syarat penerima manfaat program perumahan tersebut, kriteria desa yang menjadi lokasi pembangunan, kriteria lahan yang dapat dibangun rumah, serta standar spesifikasi dan biaya bangunan.

    Selain kriteria, pembangunan rumah di pedesaan juga perlu dukungan beberapa kebijakan diantaranya pertanahan yang berkaitan dengan legalitas tanah untuk lokasi pembangunan rumah.

    Lalu butuh kebijakan perizinan khusus untuk membangun rumah di desa, kebijakan peruntukkan tata ruang, kebijakan perbankan menyangkut skema pembiayaan dan aturan penilaian kelayakan oleh perbankan/lembaga yang ditunjuk pemerintah, serta kebijakan pengawasan (monitoring).

    “Kebijakan legalitas tanah misalnya soal program sertifikasi lahan milik masyarakat yang akan dibangun rumah, sehingga masyarakat desa menjadi bankable. Ini tentunya menjadi peran Kementerian ATR-BPN yang juga segera kami diskusinya,” ujarnya.

    REI saat ini memiliki anggota lebih dari 6.000 perusahaan pengembang dan 80 persen diantaranya merupakan pengembang perumahan bersubsidi yang sudah berpengalaman membangun rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan anggota sebanyak itu, maka rata – rata setiap pengembang anggota REI hanya membangun sekitar 200 unit rumah di desa.

    “Kami punya 6.000 anggota yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Proyek anggota REI menyebar hingga ke tingkat kecamatan hingga desa di seluruh pelosok negeri. Oleh karena itu, REI sangat siap untuk memulai pembangunan 1 juta rumah di pedesaan sesuai target Program 3 Juta Rumah,” kata Joko Suranto.

    Sesuai dengan informasi yang pernah disampaikan Satgas Perumahan, angsuran KPR untuk masyarakat di pedesaan 80 persen akan disubsidi pemerintah sehingga hanya 20 persen dari cicilan KPR yang dibayarkan masyarakat.

    Dengan asumsi nilai bangunan sekitar Rp80 juta hingga Rp100 juta per unit dan angsuran KPR Rp800.000 per bulan, maka masyarakat desa cukup membayar sekitar Rp160.000 setiap bulannya.

    Pewarta: Achmad Irfan
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kinerja Cemerlang BCA di Kuartal I-2025, Laba Tembus Rp14,1 Triliun

    Kinerja Cemerlang BCA di Kuartal I-2025, Laba Tembus Rp14,1 Triliun

    Jakarta: PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menunjukkan performa keuangan yang solid di kuartal I-2025. 
     
    Bank swasta ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp14,1 triliun, naik 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
     
    Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menjelaskan pertumbuhan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 7,1 persen menjadi Rp21,1 triliun. 

    Sementara itu, pendapatan non-bunga juga tumbuh 8,1 persen secara tahunan menjadi Rp6,8 triliun. Total pendapatan operasional pun terkerek naik 7,4 persen menjadi Rp27,9 triliun.
     
    “BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor dan segmen secara pruden. Kami optimistis menatap pertumbuhan bisnis ke depannya, di tengah dinamika dan tantangan pasar,” ujar Jahja dalam konferensi pers virtual, Rabu, 23 April 2025.
     

    Rasio efisiensi BCA juga tetap terjaga, dengan cost to income ratio berada di level 28,5 persen. Rasio kualitas aset seperti loan at risk (LAR) dan non-performing loan (NPL) masing-masing tercatat di angka 6 persen dan 2 persen. 
    Kredit dan CASA tumbuh positif
    Di sisi intermediasi, penyaluran kredit BCA tumbuh 12,6 persen menjadi Rp941 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan di berbagai segmen, termasuk korporasi, komersial, UKM, dan konsumer.
     
    Kredit korporasi naik 13,9 persen menjadi Rp443,4 triliun, kredit komersial tumbuh 9,9 persen menjadi Rp137,4 triliun, kredit UKM naik 12,9 persen menjadi Rp124,5 triliun, kredit konsumer tumbuh 11,3 persen menjadi Rp225,7 triliun.
     
    Dari segmen konsumer, KPR naik 10,5 persen menjadi Rp135,3 triliun, KKB tumbuh 12,3 persen menjadi Rp67,1 triliun, dan pinjaman konsumer lainnya (seperti kartu kredit) naik 13,9 persen menjadi Rp23,3 triliun.
     
    Menariknya, BCA juga mencatat pertumbuhan positif pada kredit berkelanjutan (green financing), yang naik 19 persen secara tahunan menjadi Rp235 triliun. Nilai ini mewakili sekitar 25 persen dari total portofolio pembiayaan BCA. 
     
    Promo bunga khusus untuk debitur UKM di sektor ramah lingkungan dan pendidikan turut mendorong kinerja ini.
     
    Untuk dana pihak ketiga (DPK), BCA membukukan pertumbuhan 6,5 persen menjadi Rp1.193 triliun. Porsi dana murah atau CASA (current account saving account) mencapai Rp979 triliun atau 82 persen dari total DPK. CASA menjadi tulang punggung pendanaan BCA, seiring dengan peningkatan volume transaksi nasabah.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Sektor properti diprediksi tetap tumbuh stabil di 2025

    Sektor properti diprediksi tetap tumbuh stabil di 2025

    kontribusi terhadap PDB meningkat dari 10 persen pada 2024, menjadi 11,5 persen pada 2025

    Tangerang (ANTARA) – Ketua Umum Afiliasi Global Ritel Indonesia (AGRA) Roy N. Mandey mengatakan sektor properti diproyeksikan tetap tumbuh stabil di tahun 2025 meski saat ini dunia sedang dalam gejolak ketidak pastian global karena berbagai hal seperti perang tarif.

    “Investasi properti pada sektor residensial dan komersial diprediksi tumbuh 15-18 persen yoy pada 2025, dengan kontribusi terhadap PDB meningkat dari 10 persen pada 2024, menjadi 11,5 persen pada 2025,” kata Roy N. Mandey dalam keterangannya di Tangerang Kamis.

    Ia juga mengatakan jika KPR diprediksi tumbuh sebesar 20 persen yoy didorong suku bunga stabil, kemudahan kredit, dan insentif pemerintah.

    “Hal ini didukung oleh penurunan harga properti tahunan secara nasional, tahun 2025 menjadi momentum yang tepat untuk membeli properti, baik residensial maupun komersial,” katanya.

    Presiden Direktur Paramount Land M. Nawawi mengatakan pihaknya tidak hanya membangun gedung, tetapi juga ekosistem bisnis yang menjadi pusat ekonomi baru secara jangka panjang seperti kawasan bisnis Paramount di gading Serpong.

    Pihaknya mencatat ada delapan titik CBD di Gading Serpong yang merupakan pusat keramaian dan meeting point yakni Bundaran Gading Serpong, Bundaran Paramount Plaza, Simpang BEZ Plaza, Kawasan Pisa Grande, Simpang Pasadena, Simpang Maggiore Business Loft, dan Jalan Tembus GS-BSD. “Titik kedelapan adalah Simpang Bethsaida Hospital, di mana produk komersial terbaru Maxim Square akan dibangun,” katanya.

    Chrissandy Dave Direktur Sales & Marketing Paramount Land menambahkan, Maxim Square adalah produk komersial pertama di Victoria Central District yang dilewati 15.000 kendaraan/ jam.

    “Maxim Square tahap pertama dipasarkan sebanyak 16 unit dengan harga mulai dari Rp3,6 miliaran untuk reguler dan Rp10,3 miliar untuk tipe Studio Loft,” katanya.

    Pewarta: Achmad Irfan
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tumbuh 9,8 Persen, BCA Raup Laba Rp14,1 Triliun di Kuartal I 2025

    Tumbuh 9,8 Persen, BCA Raup Laba Rp14,1 Triliun di Kuartal I 2025

    JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar  Rp14,1 triliun pada kuartal I 2025 atau tumbuh 9,8 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

    Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BCA tumbuh 7,1 persen yoy menjadi Rp21,1 triliun.

    “Pendapatan selain bunga naik 8,1 persen mencapai Rp6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp27,9 triliun tumbuh 7,4 persen yoy,” ujar Jahja, Rabu, 23 April.

    Adapun rasio cost to income terkelola baik di level 28,5 persen. Rasio loan at risk (LAR) dan NPL berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen dan 2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5 persen dan 66,5 persen.

    Lebih lanjut, total kredit BCA mencapai Rp941 triliun per Maret 2025, naik 12,6 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan. Pendanaan inti giro dan tabungan (CASA) tumbuh 8,3 persen persen yoy mencapai Rp979 triliun, atau sekitar 82 persen total dana pihak ketiga (DPK).

    Dikatakan Jahja, momentum Ramadan dan Idulfitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan.

    “Pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9 persen yoy menjadi Rp443,4 triliun,” sambung Jahja.

    Kredit komersial tumbuh 9,9 persen yoy mencapai Rp137,4 triliun. Penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9 persen hingga Rp124,5 triliun. Kredit konsumer naik 11,3 persen yoy menjadi Rp225,7 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen yoy hingga Rp135,3 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3 persen yoy menjadi Rp67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9 persen yoy hingga Rp23,3 triliun.

    “Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 19 persen yoy menyentuh Rp235 triliun, mencerminkan komitmen BCA terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance),” kata Jahja.

    Nilai ini sekitar 25 persen total portofolio pembiayaan. BCA menyediakan promo suku bunga spesial bagi debitur SME pada kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan sektor pendidikan.

    Total DPK BCA naik 6,5 persen yoy mencapai Rp1.193 triliun. Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA seiring dengan meningkatnya volume transaksi. Frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19 persen yoy mencapai 9,9 miliar. Frekuensi transaksi mobile dan internet banking BCA mencapai 8,8 miliar, naik 22,2 persen yoy.

  • Butuh Modal Usaha Rp 200 Juta untuk Bisnis? Cek Syarat Pinjaman KUR BRI 2025, Ini Tabel Cicilannya

    Butuh Modal Usaha Rp 200 Juta untuk Bisnis? Cek Syarat Pinjaman KUR BRI 2025, Ini Tabel Cicilannya

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut bunga KUR BRI periode April 2025, yakni sebesar 6 persen per bulan.

    Simak tabel KUR BRI 2025 :

    1. tabel angsuran KUR BRI RP 1 Juta – Rp 100 Juta 

    TABEL KUR BRI-tabel angsuran KUR BRI RP 1 Juta – Rp 100 Juta 

     

    2. tabel angsuran KUR BRI RP 100 Juta – Rp 500 Juta 

    TABEL KUR BRI – tabel angsuran KUR BRI RP 100 Juta – Rp 500 Juta 

     

     

     syarat-syarat untuk mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, yang mungkin sedikit berbeda tergantung jenis KUR yang diajukan:

    Syarat Umum:
     * Warga Negara Indonesia (WNI): Pemohon harus WNI.
     * Usaha Produktif: Memiliki usaha yang produktif dan layak.
     * Lama Usaha: Usaha telah berjalan minimal 6 bulan.
     * Tidak Sedang Menerima Kredit: Tidak sedang menerima kredit dari bank lain, kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, atau kartu kredit.
     * Usia:
       * Usia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
       * Usia minimal 21 tahun untuk KUR Mikro
       * Usia maksimal 65 tahun saat kredit lunas.

     

    Dokumen yang Diperlukan:
     * Kartu Tanda Penduduk (KTP): Fotokopi KTP pemohon dan pasangan (jika sudah menikah).
     * Kartu Keluarga (KK): Fotokopi Kartu Keluarga.
     * Akta Nikah (jika sudah menikah): Fotokopi akta nikah.
     * Nomor Induk Berusaha (NIB) atau Surat Keterangan Usaha: Surat izin usaha, bisa berupa NIB atau surat keterangan usaha dari kelurahan/RT/RW.
     * Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): NPWP untuk pinjaman di atas Rp 50 juta.

    Syarat Tambahan (Tergantung Jenis KUR):
     * Beberapa jenis KUR mungkin memiliki persyaratan tambahan, seperti kepemilikan agunan atau persyaratan khusus lainnya.
    Penting untuk Diperhatikan:
     * Persyaratan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebijakan BRI.
     * Sebaiknya selalu periksa informasi terbaru di situs web resmi BRI atau kantor cabang BRI terdekat.
     * Untuk lebih jelasnya, calon nasabah diharapkan untuk langsung mendatangi kantor BRI terdekat.
    Semoga informasi ini bermanfaat!

  • Maruarar berikan gajinya selama jadi advisor untuk bantu soal Meikarta

    Maruarar berikan gajinya selama jadi advisor untuk bantu soal Meikarta

    Izinkan saya untuk memberikan seluruh gaji yang saya terima selama bekerja untuk membantu Lippo dalam menyelesaikan masalah Meikarta ini.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) memberikan seluruh gajinya selama menjadi advisor untuk Siloam guna membantu penyelesaian masalah Meikarta.

    Ara mengatakan bahwa dirinya pernah bekerja dengan James Riady sebagai advisor di Siloam dan digaji Rp100 juta per bulan.

    “Izinkan saya untuk memberikan seluruh gaji yang saya terima selama bekerja untuk membantu Lippo dalam menyelesaikan masalah Meikarta ini,” kata Ara dalam Mediasi Pengaduan Konsumen Melalui Benar-PKP dengan Meikarta, di Jakarta, Rabu.

    Menteri PKP Maruarar Sirait langsung mengajak Pimpinan Lippo Group James Riady dan John Riady datang langsung ke Kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di Jakarta, Rabu, untuk menemui masyarakat yang menjadi konsumen Apartemen Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Ara meminta James Riady dan John Riady untuk segera menyelesaikan permasalahan dengan baik dan secepatnya sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, agar masalah Meikarta bisa selesai dengan baik.

    Dirinya menargetkan penyelesaian masalah Meikarta bisa selesai dalam waktu 3 bulan, yakni 23 Juli 2025 mendatang. Proses penyelesaian pendataan masyarakat konsumen Meikarta ditargetkan selesai pada 2 Mei 2025 mendatang, sehingga diketahui berapa jumlah dana masyarakat konsumen Meikarta yang perlu mendapat ganti rugi dari Lippo.

    Ara juga juga meminta wartawan untuk mengawal proses penyelesaian masalah Meikarta ini.

    Mediasi yang digelar Kementerian PKP tersebut menjadi kabar gembira bagi konsumen yang menjadi pembeli apartemen Meikarta yang menghadapi masalah selama bertahun-tahun.

    Kementerian PKP menginisiasi pertemuan antara pihak konsumen dan pengembang Meikarta untuk memastikan akan menuntaskan masalah ganti rugi korban proyek apartemen Meikarta di Cikarang, Jawa Barat.

    Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri PKP saat peluncuran layanan Pengaduan Konsumen Perumahan Terpadu Bantuan Edukasi dan Asistensi Ramah untuk Pengaduan Konsumen Perumahan (BENAR-PKP), beberapa waktu lalu.

    Saat itu, konsumen Meikarta hadir dan meminta bantuan Kementerian PKP untuk menyelesaikan permasalahan yang telah mereka hadapi bertahun-tahun dimana unit hunian yang mereka beli belum terwujud, sedangkan mereka tetap diwajibkan membayar KPR setiap bulan dan jumlahnya cukup besar.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bank BCA Bukukan Laba Rp 14,1 Triliun di Kuartal I 2025, Apa Saja Penopangnya? – Halaman all

    Bank BCA Bukukan Laba Rp 14,1 Triliun di Kuartal I 2025, Apa Saja Penopangnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk membukukan laba sebesar Rp 14,1 triliun atau naik 9,8 persen pada kuartal I tahun 2025.

    Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, total kredit yang disalurkan sebesar Rp 941 triliun per Maret 2025 atau naik 12,6 persen secara tahunan atau year on year (YoY).

    Menurutnya, pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor, disertai pertumbuhan pendanaan berkelanjutan.

    Pendanaan inti giro & tabungan (CASA) tumbuh 8,3 persen YoY mencapai Rp979 triliun, atau sekitar 82 persen total dana pihak ketiga (DPK).

    “Momentum Ramadan dan Idul Fitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan,” kata Jahja dalam Konferensi Pers secara Virtual, Rabu (23/4/2025).

    Jahja mengatakan, pertumbuhan pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang naik 13,9 persen YoY menjadi Rp443,4 triliun. Kemudian, kredit komersial tumbuh 9,9 persen YoY mencapai Rp137,4 triliun. 

    Dia juga merincikan, penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9 persen hingga Rp124,5 triliun. Kredit konsumer naik 11,3 persen YoY menjadi Rp225,7 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 10,5 persen YoY hingga Rp135,3 triliun.

    Lalu, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3 persen YoY menjadi Rp67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 13,9 persen YoY hingga Rp23,3 triliun.

    “BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor dan segmen secara pruden. Kami optimistis menatap pertumbuhan bisnis ke depannya, di tengah dinamika dan tantangan pasar,” ujar Jahja.

    Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 19 persen YoY menyentuh Rp235 triliun, mencerminkan komitmen BCA terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Nilai ini sekitar 25 persen total portofolio pembiayaan. 

    Adapun dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1 persen YoY menjadi Rp21,1 triliun. Pendapatan selain bunga naik 8,1 persen YoY mencapai Rp6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp27,9 triliun tumbuh 7,4 persen YoY. 

    Rasio cost to income terkelola baik di level 28,5 persen. Rasio loan at risk (LAR) dan NPL berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6 persen dan 2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5 persen dan 66,5 persen.
     

     

  • Bank INA Resmikan Kantor Cabang Galaxy Surabaya

    Bank INA Resmikan Kantor Cabang Galaxy Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – PT Bank INA Perdana Tbk (Bank INA), bagian dari Salim Group, resmi membuka Kantor Cabang Galaxy Surabaya yang berlokasi di Ruko Mega Galaxy 16C-6, Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No. 5, Klampis Ngasem, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

    Relokasi ini merupakan pengganti dari Kantor Cabang Kertajaya dan menjadi langkah strategis dalam memperluas cakupan layanan perbankan di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

    Surabaya sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang pesat, khususnya di sektor perdagangan, industri, dan UMKM.

    Melihat potensi tersebut, Bank INA menghadirkan layanan perbankan yang cepat, aman, dan fleksibel untuk menjawab kebutuhan finansial masyarakat serta pelaku usaha di kota ini.

    Direktur Utama Bank INA, Henry Koenaifi, menyampaikan bahwa relokasi ke lokasi baru ini merupakan bagian dari strategi ekspansi Bank INA.

    “Kami ingin memberikan kemudahan akses dan pelayanan yang lebih maksimal kepada nasabah, baik individu maupun bisnis. Lokasi yang lebih strategis serta fasilitas yang lebih lengkap akan mendorong kami menjadi mitra finansial terpercaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Surabaya,” ujarnya.

    Peresmian Kantor Cabang Galaxy Surabaya turut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Farid Efendi, Kepala Divisi SPPURMI dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur.

    Dalam sambutannya, ia menyatakan mendukung penuh pembukaan KC Galaxy Surabaya. Semoga layanan yang dihadirkan dapat semakin memudahkan nasabah dan memperkuat sistem mitigasi risiko layanan perbankan.

    Turut hadir pula Sofa Nurdianah Istiqomah, Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 3 dari OJK Jawa Timur. Ia menekankan pentingnya literasi keuangan, “Kami berharap Bank INA terus aktif dalam mengedukasi nasabah mengenai produk dan layanan finansial yang tersedia.”

    Kantor Cabang Galaxy Surabaya dilengkapi dengan berbagai layanan, termasuk Safe Deposit Box (SDB), serta produk-produk keuangan seperti tabungan, giro, deposito, kredit konsumtif (KPR dan KMG), kredit investasi, hingga kredit modal kerja, semuanya ditawarkan dengan suku bunga yang kompetitif.

    Bank INA juga terus memperkuat kapabilitas digitalnya melalui Binadigital, platform perbankan digital yang menyediakan layanan tabungan dan deposito dengan bunga menarik dan tanpa biaya administrasi transaksi.

    Selain itu, fitur API Binadigital memungkinkan mitra bisnis mengintegrasikan layanan perbankan langsung ke dalam sistem internal perusahaan untuk transaksi yang lebih efisien.

    Dengan kehadiran Kantor Cabang Galaxy Surabaya, Bank INA semakin menegaskan komitmennya untuk menyediakan solusi finansial yang mudah dijangkau, inovatif, dan terpercaya bagi seluruh lapisan masyarakat di kota-kota besar Indonesia. (ted)

  • Himperra Ungkap SLIK Masih Jadi Hambatan MBR Beli Rumah

    Himperra Ungkap SLIK Masih Jadi Hambatan MBR Beli Rumah

    Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) mengungkapkan aturan kredit bagi calon konsumen yang memiliki kredit non lancar pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) masih menjadi hambatan dalam kepemilikan rumah. 

    Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Himperra Ari Tri Priyono mengapresiasi upaya yang tengah diperjuangkan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperjelas aturan kredit bagi calon konsumen yang memiliki kredit non lancar pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Pasalnya, selama ini SLIK masih menjadi salah satu hambatan terbesar masyarakat MBR untuk mendapatkan akses pembiayaan perumahan lewat perbankan. 

    “Kenyataan di lapangan, teman-teman pengembang mendapatkan beberapa hambatan karena bank sulit menyetujui calon pembeli yang berstatus rendah di SLIK. Padahal dalam aturan OJK, tidak ada ketentuan yang melarang pemberian kredit/pembiayaan untuk debitur yang memiliki kredit dengan kualitas non-lancar. Kami ingin ada solusi dari masalah itu,” ujarnya dilansir Antara, Minggu (20/4/2025).

    Dia menyambut baik rencana kebijakan Kementerian PKP untuk memperluas kebijakan maksimal penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar Rp12 juta untuk lajang dan Rp14 juta untuk yang sudah menikah.

    “Artinya kebijakan itu makin memperluas peluang MBR bisa mendapatkan rumah, mulai dari rentang pendapatan Rp3 juta – Rp14 juta. Kebijakan ini sangat baik. Jangan dibalik, hanya masyarakat yang bergaji Rp14 jt saja yang dapat beli rumah subsidi seperti di TikTok,” katanya. 

    Ari mengusulkan ada skema baru untuk kelompok sasaran berpenghasilan di atas Rp8 juta hingga Rp14 juta agar bisa membeli rumah. Hal ini agar masyarakat yang selama ini ingin membeli rumah di atas Rp185 jt sampai dengan Rp400 jutaan bisa menikmati insentif bunga murah.

    “Suku bunga KPR-nya bisa 2% hingga 3% di atas suku bunga KPR subsidi yang berlaku saat ini. Kami yakin banyak yang tertarik,” ucapnya. 

    Dia meyakini konsumen milenial akan sangat tertarik selain angsuran terjangkau, cicilan flat, dan dapat rumah komersial yang secara lokasi, desain, dan kualitas lingkungan jauh lebih baik dari rumah subsidi. 

    Ari mendukung himbauan pemerintah akan pembangunan perumahan subsidi yang berkualitas. Hal ini diwujudkan dengan membentuk sekolah Himperra dalam membina dan mendidik anggota untuk meningkatkan skil sehingga memiliki kualitas dan kapasitas dalam membangun rumah MBR. 

    “Himperra juga secara khusus menunjuk bidang khusus yang menangani penjaminan mutu dan kualitas pembangunan rumah DPP Himperra. Ini semua dilakukan DPP untuk mendukung penuh program  pembangunan rumah berkualitas dari program 3 juta rumah program Presiden Prabowo,” tutur Ari.

    Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho menuturkan selain memperluas kelompok penerima subsidi sampai dengan yang berpenghasilan Rp14 juta, pemerintah juga akan meningkatkan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sampai dengan dua kali lipat yaitu sebanyak 440.000 unit rumah sepanjang 2025. Di samping penyediaan pendanaan rumah komersil (harga rumah Rp400 juta) dengan kuota hingga 100.000 unit melalui mekanisme pasar.

    “Untuk mendukung pembiayaan program 3 juta rumah, pemerintah dan BI menyiapkan dukungan likuiditasnya lewat peningkatan kuota FLPP hingga 440 ribu unit (bunga KPR 5% dan harga rumah Rp175 juta). Dengan proyeksi kebutuhan pendanaan sebesar Rp 56,6 triliun. Terdiri atas SBUM Rp1,8 triliun, FLPP Rp47 trilun dan SMF Rp7,9 triliun,” ujarnya. 

    Direktur Consumer BTN Hirwandi Gafar berpendapat adanya penambahan kuota FLPP menjadi dua kali lipat tahun ini merupakan kesempatan yang baik bagi masyarakat pengembangan dan perbankan.

    “Kami sambut baik kenaikan kuota tetapi teman teman pengembang juga harus terus meningkatkan kualitas pengembangannya, baik fisik bangunan maupun kenyamanan lingkungan. Jangan sampai peningkatan kuantitas tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas,” katanya.