Produk: KPR

  • Menteri PKP gandeng BTN wujudkan program FLPP

    Menteri PKP gandeng BTN wujudkan program FLPP

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara mengatakan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menjadi salah satu mitra yang mendukung terwujudnya program rumah layak huni bagi masyarakat.

    Sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan pembangunan rumah bagi masyarakat, Kementerian PKP dan BTN melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) komitmen untuk mendukung program pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Jakarta, Rabu.

    “Kita tahu BTN yang paling mengerti soal perumahan, tolong juga diberikan sedikit apa namanya pengetahuan, pemahaman tentang pembangunan lain. Jadi tolong itu dibantu, sehingga nanti know-how-nya, tekniknya, pembiayaannya bisa berjalan dengan lancar,” ujar Ara.

    Ia menyampaikan, BTN telah memiliki ekosistemnya sendiri, begitu juga dengan BP Tapera ataupun instansi lainnya.

    Oleh karena itu, Ara meminta proyek pembangunan 3 juta rumah dapat dikembangkan oleh masing-masing pihak agar tujuan akhir untuk menghadirkan hunian layak bagi masyarakat dapat terwujud.

    “Jadi masing-masing harus punya ekosistem sendiri, kita mau punya misi besar nih,” katanya.

    Sementara itu, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu menyampaikan BTN telah menargetkan dapat membangun 100 ribu rumah pada akhir Juni, dan 220 ribu rumah di akhir Desember.

    Meski hal tersebut tidak mudah, lanjut Nixon, BTN terus berupaya untuk memenuhi komitmen ini.

    “Memang situasinya sulit, hari ini nggak mudah, tapi percayakan ke saya. Saya juga sudah panggil kanwil-kanwil (kantor wilayah), bahkan satu minggu, saya minta mereka posting satu orang di tiga lokasi proyek. Jadi kita serius ngejar ini, subsidi, non subsidi, pasti kita eksekusi,” katanya Nixon.

    Berdasarkan data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) kinerja penyaluran rumah subsidi saat ini menunjukkan performa positif sektor perumahan sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    “Sejak dimulainya pemerintahan Presiden Prabowo pada 20 Oktober 2024 hingga 16 Juni 2025, kami telah berhasil menyalurkan pembiayaan untuk 190.296 unit rumah subsidi melalui skema Tapera dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),” ujar Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho di Jakarta, Rabu.

    Sementara itu, dalam kurun waktu tahun berjalan, yaitu dari 1 Januari hingga 16 Juni 2025, realisasi mencapai 149.640 unit rumah.

    Capaian ini menjadi indikator penting bahwa mekanisme pembiayaan publik yang dikelola BP Tapera berjalan secara sistematis, inklusif, dan tepat sasaran, serta berdampak langsung bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BTN usulkan KPR Tapera dihidupkan kembali

    BTN usulkan KPR Tapera dihidupkan kembali

    KPR Tapera itu skemanya bagus, jadi nggak harus APBN semua

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Nixon Napitupulu mengusulkan agar BP Tapera menghidupkan kembali layanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sehingga tidak terpaku pada program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

    Menurut dia, KPR Tapera memiliki skema yang cukup bagus, khususnya bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang belum memiliki rumah.

    “KPR Tapera itu skemanya bagus, jadi nggak harus APBN semua,” ujar Nixon usai penandatangan nota kesepahaman antara BTN dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman di Jakarta, Rabu.

    Nixon menyampaikan bahwa saat ini KPR Tapera dianggap tidak berjalan, dan semua proyek perumahan bersubsidi selalu mengandalkan FLPP.

    Dengan dihidupkan kembali KPR Tapera, lanjut Nixon, potensi untuk mewujudkan program 3 Juta Rumah semakin besar.

    “Kalau boleh hidupin lagi KPR Tapera, dan itu udah ada dari dulu sebenarnya. Nah, ini kelihatannya seperti berhenti. Ketutup FLPP semua, padahal itu potensinya jutaan juga PNS ini yang belum punya rumah. Ini mesti kita dorong, jadi nggak semuanya harus lewat FLPP,” katanya.

    Sementara itu, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan per tahun ini, pihaknya memutuskan untuk menahan produk KPR Tapera.

    Namun demikian, ia akan mengkaji kembali untuk menghidupkan KPR Tapera.

    “Kami akan segara follow-up nanti, untuk membuat kajian kembali ya, terkait dengan collect tabungan dari ASN ini paling tidak, dengan mengacu ke prinsip apa untungnya bagi masyarakat, bagi peserta, apa untungnya bagi negara, dan apa untungnya bagi dunia usaha,” katanya Heru.

    BP Tapera mengungkapkan kinerja penyaluran rumah subsidi saat ini menunjukkan performa positif sektor perumahan sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    “Sejak dimulainya pemerintahan Presiden Prabowo pada 20 Oktober 2024 hingga 16 Juni 2025, kami telah berhasil menyalurkan pembiayaan untuk 190.296 unit rumah subsidi melalui skema Tapera dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),” ujar Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho di Jakarta, Rabu.

    Sementara itu, dalam kurun waktu tahun berjalan, yaitu dari 1 Januari hingga 16 Juni 2025, realisasi mencapai 149.640 unit rumah.

    Capaian ini menjadi indikator penting bahwa mekanisme pembiayaan publik yang dikelola BP Tapera berjalan secara sistematis, inklusif, dan tepat sasaran, serta berdampak langsung bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

    BP Tapera juga mencatat bahwa di era pemerintahan Presiden Prabowo, terdapat peningkatan kuota FLPP sebesar 350 ribu unit, yang merupakan capaian luar biasa jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini memberikan dorongan besar terhadap upaya perluasan akses kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tak Lagi Sekadar Mimpi Belaka, Begini Cara Mudah Punya Rumah Sendiri – Page 3

    Tak Lagi Sekadar Mimpi Belaka, Begini Cara Mudah Punya Rumah Sendiri – Page 3

    Salah satu daya tarik utama program KPR BRI Berjenjang adalah skema suku bunga berjenjang yang ditawarkan. Hal ini sangat cocok bagi milenial yang baru memulai karier dan ingin mencicil rumah tanpa kawatir cicilan tiba-tiba naik.

    Berikut skema suku bunga berdasarkan tenor pinjaman:

    Tenor 10 Tahun

    Tahun ke-1: 2,65% per tahun
    Tahun ke-2 hingga ke-3: 4,65% per tahun
    Tahun ke-4 hingga ke-6: 7,65% per tahun
    Tahun ke-7 hingga ke-10: 9,75% per tahun

    Tenor 15 Tahun

    Tahun ke-1 hingga ke-3: 3,65% per tahun
    Tahun ke-4 hingga ke-6: 7,65% per tahun
    Tahun ke-7 hingga ke-10: 9,65% per tahun
    Tahun ke-11 hingga ke-15: 10,25% per tahun

    Tenor 20 Tahun

    Tahun ke-1 hingga ke-3: 3,65% per tahun
    Tahun ke-4 hingga ke-6: 7,65% per tahun
    Tahun ke-7 hingga ke-10: 9,65% per tahun
    Tahun ke-11 hingga ke-20: 10,65% per tahun

    Fleksibilitas Tenor dan Uang Muka Ringan

    KPR BRI Berjenjang menawarkan tenor pinjaman yang fleksibel hingga 25 tahun bagi pemohon dengan penghasilan tetap (fixed income) dan hingga 20 tahun untuk non-fixed income. 

    Tak hanya itu, uang muka (DP) yang diperlukan juga mulai dari 0%, tergantung ketentuan Loan to Value (LTV) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan BRI. Ini merupakan keunggulan penting, karena biasanya DP menjadi salah satu kendala utama dalam proses pembelian rumah pertama.

    Bebas Biaya Provisi dan Administrasi

    Nasabah juga akan menikmati keuntungan bebas biaya provisi dan biaya administrasi, yang sering kali menjadi pengeluaran tambahan signifikan dalam proses pengajuan KPR. Dengan demikian, total biaya awal yang harus disiapkan pun menjadi lebih ringan.

    Bekerja Sama dengan Developer Terkemuka

    Program KPR BRI Berjenjang hanya berlaku untuk pembelian rumah dari developer yang menjadi rekanan resmi BRI, terutama developer terkemuka yang memiliki reputasi kuat di industri properti nasional.

    Ciputra Group
    Summarecon Group
    Sinarmas Land Group
    Jaya Real Property Group
    Agung Podomoro Land Group
    Agung Sedayu Group
    Alam Sutera Group
    Pakuwon Group
    Paramount Land Group
    Modern Land Group
    Metropolitan Land

    Dengan menggandeng developer terpercaya, nasabah akan mendapatkan jaminan kualitas hunian serta kejelasan proses transaksi, mulai dari akad hingga serah terima rumah.

    Periode Program Terbatas

    Program KPR BRI Berjenjang ini berlaku hingga 30 Juni 2025, sehingga calon pembeli rumah disarankan untuk segera memanfaatkan kesempatan ini sebelum periode program berakhir.

    Kini saat yang tepat bagi generasi milenial untuk mengambil langkah pertama dalam mewujudkan kepemilikan rumah. Dengan KPR BRI Berjenjang, impian memiliki hunian pribadi tak lagi sekadar angan.

    Jadi, jangan lewatkan kesempatan wujudkan membangun rumah impian. Segera kunjungi Homespot.id atau hubungi Info KPR BRI untuk memulai prosesnya.

     

    (*)

  • Biar Cepat Punya Rumah Begini Tips KPR BRI Auto Approved – Page 3

    Biar Cepat Punya Rumah Begini Tips KPR BRI Auto Approved – Page 3

    1. Jaga Rekam Jejak Keuangan yang Bersih

    Salah satu bagian terpenting yang menjadi pertimbangan bank menyetujui pengajuan KPR adalah rekam jejak keuangan Anda. Pastikan Anda memiliki skor SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) yang baik, di mana skor SLIK I menunjukkan kredit Anda lancar.

    Berikut adalah cara bagaimana Anda bisa mendapatkan skor SLIK I:

    Hindari menunggak pembayaran kartu kredit atau pinjaman lainnya.
    Pastikan semua cicilan sebelumnya dibayar tepat waktu, karena hal ini mencerminkan kemampuan Anda dalam mengelola keuangan.

    2. Kurangi Pinjaman Lainnya dan Lunasi Hutang Kecil

    Rasio hutang terhadap pendapatan merupakan faktor penting dalam proses pengajuan KPR. Agar pengajuan Anda lebih mudah disetujui, usahakan rasio hutang tidak lebih dari 30% dari total pendapatan bulanan dengan cara:

    Lunasi pinjaman kecil atau hutang konsumtif sebelum mengajukan KPR.
    Hindari mengajukan pinjaman baru, terutama pinjaman online (pinjol), karena ini dapat memengaruhi penilaian keuangan Anda.

    3. Miliki Keuangan yang Stabil

    Stabilitas pendapatan adalah salah satu kunci utama dalam pengajuan KPR. Jika Anda bekerja sebagai karyawan, pastikan Anda memiliki pekerjaan tetap dengan pendapatan yang konsisten.

    Bagi wiraswasta, usahakan memiliki catatan keuangan yang baik selama beberapa tahun terakhir untuk menunjukkan kestabilan usaha Anda.

    4. Lengkapi Semua Dokumen yang Diperlukan

    Ketelitian dalam menyiapkan dokumen adalah langkah penting untuk memastikan pengajuan KPR berjalan lancar. Pastikan Anda melengkapi dokumen berikut:

    Slip gaji atau laporan keuangan untuk pengusaha.
    NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
    Fotokopi KTP dan Kartu Keluarga.
    Surat-surat pendukung lainnya yang diminta oleh bank. Dengan dokumen yang lengkap dan terbaru, proses pengajuan Anda akan lebih cepat diproses.

  • Gandeng Hermina Group, Bank Mandiri Akselerasi Pembiayaan Hunian Bersubsidi untuk Tenaga Kesehatan

    Gandeng Hermina Group, Bank Mandiri Akselerasi Pembiayaan Hunian Bersubsidi untuk Tenaga Kesehatan

    Jakarta: Bank Mandiri terus menegaskan konsistensinya dalam memberikan nilai tambah kepada masyarakat melalui perluasan akses pembiayaan perumahan yang inklusif dan terjangkau.
     
    Komitmen ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Senior Vice President Consumer Loan Bank Mandiri Reza Adriansyah dan Ketua Perkumpulan Hermina Group Yulisar Khiat, yang turut disaksikan oleh Pejabat Eksekutif Consumer Banking Bank Mandiri, Saptari, serta jajaran manajemen dari Bank Mandiri dan Hermina Group, di  RSU Hermina Kemayoran, Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025.
     
    Reza menjelaskan, kolaborasi strategis ini menjadi bagian dari sinergi Bank Mandiri dengan ekosistem layanan kesehatan dalam mendukung akselerasi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dengan sasaran utama tenaga kesehatan yang tergabung dalam jaringan Hermina Group. 

    Adapun saat ini, Hermina Group menaungi lebih dari 60 unit layanan kesehatan di seluruh Indonesia yang dapat dipadankan langsung dengan jaringan distribusi Bank Mandiri.
     
    “Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat mempercepat realisasi kepemilikan rumah bagi tenaga kesehatan melalui fasilitas pembiayaan yang solutif. Sinergi ini memperluas jangkauan layanan FLPP sekaligus mencerminkan komitmen Bank Mandiri dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya para profesional kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Kamis, 5 Juni 2025.
     

    Sementara itu, Ketua Perkumpulan Hermina Group Yulisar Khiat menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari dukungan nyata terhadap peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.
     
    “Tenaga kesehatan adalah aset strategis bangsa, dan hunian merupakan bagian penting dalam mendukung produktivitas serta kualitas hidup mereka. Kerja sama dengan Bank Mandiri ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat kesejahteraan SDM kami di berbagai daerah,” papar Yulisar. 
     
    Hermina Hospitals berharap dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi seluruh karyawan Hermina, khususnya dalam mewujudkan impian memiliki rumah sendiri.
    Peran strategis sektor perbankan
    Kolaborasi antara Bank Mandiri dan Hermina Group ini tidak lepas dari peran strategis sektor perbankan dalam mendukung kebijakan pembiayaan perumahan nasional. Salah satu instrumen utama dalam kebijakan tersebut adalah skema FLPP, yang dirancang untuk menjawab persoalan backlog perumahan di Indonesia. 
     
    Lebih lanjut Reza menambahkan, Bank Mandiri secara aktif mendukung program tersebut melalui penyaluran KPR FLPP yang terus menunjukkan pertumbuhan. Tercatat hingga Mei 2025, bank berlogo pita emas ini telah menyalurkan 4.229 unit KPR FLPP dengan pertumbuhan 78,8 persen secara tahunan (year on year/YoY). Bank Mandiri juga tercatat sebagai penyalur FLPP terbaik nasional dengan tingkat keterhunian tertinggi pada 2024.
     
    “Melalui komitmen yang berkelanjutan dan strategi yang terintegrasi, Bank Mandiri berupaya mengakselerasi kontribusi dalam mendukung pertumbuhan sektor properti nasional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya para tenaga kesehatan,” pungkas Reza.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Bank Mandiri gandeng Hermina untuk akselerasi KPR subsidi bagi nakes

    Bank Mandiri gandeng Hermina untuk akselerasi KPR subsidi bagi nakes

    Melalui komitmen yang berkelanjutan dan strategi yang terintegrasi, Bank Mandiri berupaya mengakselerasi kontribusi dalam mendukung pertumbuhan sektor properti nasional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya para tenaga kesehatan

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjalin kerja sama dengan Hermina Group dalam rangka mengakselerasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi dengan sasaran utama tenaga kesehatan yang tergabung dalam jaringan Hermina Group.

    “Melalui komitmen yang berkelanjutan dan strategi yang terintegrasi, Bank Mandiri berupaya mengakselerasi kontribusi dalam mendukung pertumbuhan sektor properti nasional, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya para tenaga kesehatan,” kata Senior Vice President Consumer Loan Bank Mandiri Reza Adriansyah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Melalui kolaborasi ini, jelas Reza, Bank Mandiri berharap dapat mempercepat realisasi kepemilikan rumah bagi tenaga kesehatan melalui fasilitas pembiayaan yang solutif.

    “Sinergi ini memperluas jangkauan layanan FLPP sekaligus mencerminkan komitmen Bank Mandiri dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya para profesional kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik,” kata dia.

    Saat ini Hermina Group menaungi lebih dari 60 unit layanan kesehatan di seluruh Indonesia. Jaringan layanan kesehatan tersebut dapat dipadankan langsung dengan jaringan distribusi Bank Mandiri.

    Adapun sinergi diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak yang disaksikan oleh Pejabat Eksekutif Consumer Banking Bank Mandiri Saptari serta jajaran manajemen dari Bank Mandiri dan Hermina Group, di RSU Hermina Kemayoran, Jakarta, Kamis (5/6).

    Ketua Perkumpulan Hermina Group Yulisar Khiat menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari dukungan nyata terhadap peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.

    “Tenaga kesehatan adalah aset strategis bangsa, dan hunian merupakan bagian penting dalam mendukung produktivitas serta kualitas hidup mereka. Kerja sama dengan Bank Mandiri ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat kesejahteraan SDM kami di berbagai daerah,” kata Yulisar.

    Hermina Hospitals berharap dapat menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi seluruh karyawan Hermina, khususnya dalam mewujudkan impian memiliki rumah sendiri.

    Kolaborasi antara Bank Mandiri dan Hermina Group ini tidak lepas dari peran strategis sektor perbankan dalam mendukung kebijakan pembiayaan perumahan nasional.

    Salah satu instrumen utama dalam kebijakan tersebut adalah skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dirancang untuk menjawab persoalan backlog perumahan di Indonesia.

    Menurut perseroan, Bank Mandiri secara aktif mendukung program tersebut melalui penyaluran KPR FLPP yang terus menunjukkan pertumbuhan.

    Hingga Mei 2025, bank berlogo pita emas ini telah menyalurkan 4.229 unit KPR FLPP dengan pertumbuhan 78,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

    Bank Mandiri juga tercatat sebagai penyalur FLPP terbaik nasional dengan tingkat keterhunian tertinggi pada 2024.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BTN Akuisisi Penuh Bank Victoria Syariah, Siap Spin Off Unit Syariah

    BTN Akuisisi Penuh Bank Victoria Syariah, Siap Spin Off Unit Syariah

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi mengakuisisi 100% saham Bank Victoria Syariah, sebagai bagian dari rencana pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN untuk mendirikan bank umum syariah sesuai amanat POJK.

    Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan, penandatanganan akta jual beli telah dilakukan pada Kamis (5/6/2025) di gedung BTN, Jakarta.

    “Aset UUS BTN saat ini kurang lebih Rp 61 triliun. Setelah transaksi ini, aset tersebut akan dipindahkan. Bank Victoria Syariah kini resmi dimiliki BTN 100%,” kata Nixon.

    Bank hasil spin off  ini ditargetkan menjadi bank umum syariah terbesar kedua di Indonesia setelah Bank Syariah Indonesia (BSI). Proses pemisahan UUS BTN diperkirakan rampung dalam dua hingga tiga bulan ke depan.

    Meski belum mengungkapkan nama resmi bank syariah baru tersebut, Nixon menyebut nama dan identitas bank akan diumumkan setelah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

    “Setelah perubahan nama, alamat, dan anggaran dasar, spin off direncanakan pada Oktober. Dengan aset yang diproyeksikan mencapai Rp 65-67 triliun, proses pemisahan akan dilakukan saat itu,” tambahnya.

    Bank syariah hasil akuisisi ini akan berfokus pada KPR syariah, pembiayaan ritel, dan konsumer, serta diarahkan menjadi bank digital yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

    Nixon menegaskan, kehadiran bank umum syariah baru ini akan memperkuat ekosistem keuangan syariah nasional.

    “Negara sebesar Indonesia tak mungkin hanya dilayani oleh satu bank syariah. Kehadiran bank ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah,” pungkasnya.

  • Kepala Operasi Damai Cartenz Buru 19 Napi Kabur dari Lapas Nabire

    Kepala Operasi Damai Cartenz Buru 19 Napi Kabur dari Lapas Nabire

    Timika, Beritasatu.com – Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Ramadhani menegaskan, akan memburu 19 narapidana yang kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah. 11 orang di antaranya merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).

    “Kami tidak akan menolerir aksi kekerasan ini. Terlebih jika melibatkan jaringan KKB,” tegas Brigjen Faizal kepada wartawan, Senin (2/6/2025).

    Dalam perburuan terhadap 19 narapidana yang kabur, Brigjen Pol Faizal Ramadhani menegaskan, aparat telah mengerahkan tim gabungan dari Polri, TNI, dan Polda Papua Tengah untuk mengejar para pelarian.

    “Semua napi yang kabur akan ditindak tegas sesuai prosedur,” ujarnya.

    Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat tetap tenang dan tetap waspada terhadap kemungkinan keberadaan napi yang kabur, khususnya yang diduga terafiliasi dengan KKB.

    “Jika ada informasi keberadaan napi, segera laporkan ke aparat terdekat atau hubungi call center Polri,” ujarnya.

    Pihak kepolisian juga menyatakan, pengamanan di Papua Tengah akan diperketat demi menjaga keamanan dan stabilitas wilayah.

    Sebelumnya, sebanyak 19 narapidana berhasil melarikan diri dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah, dalam sebuah aksi brutal yang terjadi, Senin (2/6/2025) sekitar pukul 11.00 Wit. 11 orang di antaranya merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).

    Dari 11 orang anggota KKB itu diketahui  berasal dari wilayah Puncak Jaya, Puncak, dan Paniai. Aksi pelarian ini dipimpin napi bernama Ardinus Kogoya, yang tiba-tiba menyerang petugas menggunakan parang panjang yang disembunyikan di balik punggung.

    Senjata tersebut diduga berasal dari dalam lapas dan biasa digunakan untuk memotong kayu bakar.

    Akibat serangan tersebut, tiga petugas lapas mengalami luka serius, yaitu Rahman (Ka Jaga) mengalami luka serius di jari telunjuk kiri, Yan Nawipa (Kasi Kamtib) luka sayat pada tangan kiri, dan Jhosua Epimes (Anggota jaga) menderita luka pada jari tangan kanan.

    Setelah melumpuhkan petugas, para napi melarikan diri melalui bagian belakang lapas menuju kawasan Kompleks KPR Pemda dan perbukitan. Beberapa pakaian napi ditemukan dibuang di sekitar lokasi pelarian.

    Bahkan, beberapa napi dilaporkan sempat terlihat di Pasar Oyehe, Siriwini, dan Jalan Marthadinata, Nabire.

    Identitas napi yang kabur: 

    1. KKB Puncak Jaya 

    Yotenus Wonda.
    Alison Wonda.
    Tandangan Kogoya.

    2. KKB Puncak

    Alenus Tabuni.
    Junius Waker.
    Yantis Murib.
    Ardinus Kogoya.
    Pelinus Kogoya.
    Marenus Tabuni.

    3. KKB Paniai

    Anan Nawipa.
    Yakobus Nawipa.

    4. Non-KKB 

    Agus Gobay.
    Yeheskiel Degei.
    Noak Tekege.
    Gimun Kogoya.
    Jenison Gobay.
    Roy Wonda.
    Andreas Tekege.
    Salomo Tekege.

  • Tips Investasi yang Aman buat Pekerja Kelas Menengah Cepat Kaya

    Tips Investasi yang Aman buat Pekerja Kelas Menengah Cepat Kaya

    Jakarta

    Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, mengatakan salah satu tolok ukur pekerja kelas menengah untuk bisa ‘naik kelas’ menjadi orang kaya adalah dengan menambah jumlah kepemilikan aset. Di mana salah satu cara yang bisa digunakan untuk menambah kepemilikan aset itu adalah dengan berinvestasi.

    Ia menjelaskan langkah awal yang bisa dilakukan untuk bisa berinvestasi dengan aman bagi para pekerja kelas menengah adalah dengan membagi penghasilan yang dimiliki saat ini ke dalam beberapa pos-pos pengeluaran tertentu.

    “Komposisinya sebenarnya sederhana ya, dari dulu ya saving 10%, cicilan 30%, lalu 40% untuk kebutuhan reguler atau rutin dan 20% untuk pribadi,” terangnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    “Kalau kita nggak punya KPR karena nggak ngambil properti, 30% dari cicilan tadi sebenarnya bisa untuk saving. Jadi 10-40% itu bagus. Semakin besar semakin baik lah kalau kita bisa berinvestasi dari hampir sampai 40% dari penghasilan kita,” jelas Tejasari lagi.

    Setelah mengalokasikan besaran dana setiap bulan yang bisa digunakan untuk berinvestasi, di tahap ini pekerja kelas menengah bisa mulai mencari jenis-jenis investasi yang sesuai kemampuan. Tentu instrumen investasi yang dimaksud harus yang legal atau terpercaya untuk menghindari kehilangan dana.

    “Produk investasi yang aman berarti kan yang legalitasnya jelas, yang memang ada di bawah pengaturan OJK sama pemerintah. Misalnya apa tuh yang aman? Ada deposito, ada reksa dana gitu,” terang Tejasari.

    “Obligasi kan target returnnya sekarang ini di sekitar 6,5% gitu ya, kalau saham berarti kita cari saham mana yang meningkat setiap tahun dan bisa dapat dividen gitu ya. Itu juga memberikan hasil buat kita tuh sebenarnya kalau saham atau reksa dana. Reksa dana juga macam-macam, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, saham atau campuran,” paparnya lagi.

    Namun Tejasari menekankan dalam berinvestasi sebaiknya yang bersangkutan melakukan diversifikasi aset atau membagi portofolio investasi dalam beberapa jenis. Menurutnya hal ini penting sebagai antisipasi jika salah satu jenis investasi sedang bermasalah atau turun, pekerja kelas menengah masih bisa ‘menambal’ keuntungan dari instrumen lain.

    Nah tinggal kita sesuaikan risikonya dengan diversifikasi, supaya kalau terjadi risiko di salah satu aset, aset kita yang lainnya nggak ikutan turun,” tegasnya.

    (igo/fdl)

  • Apakah Pekerja Menengah Bisa ‘Naik Kasta’ Jadi Orang Kaya?

    Apakah Pekerja Menengah Bisa ‘Naik Kasta’ Jadi Orang Kaya?

    Jakarta

    Di tengah situasi ekonomi yang semakin sulit dan penuh tantangan ini, mungkin tak sedikit pekerja kelas menengah dengan gaji pas-pasan yang merasa sulit untuk ‘naik kasta’ menjadi orang kaya. Apalagi tak jarang usai menghabiskan waktu dari pagi hingga petang untuk mencari uang, jumlah dana di tabungan masih segitu-segitu saja.

    Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, mengatakan salah satu tolak ukur ‘naik kelas’ menjadi orang kaya adalah dengan peningkatan kepentingan aset. Namun untuk bisa menaikkan jumlah aset yang dimiliki tentu yang bersangkutan harus terlebih dahulu menaikkan jumlah pendapatan.

    “Punya penghasilan lebih besar pasti tergantung dari kitanya sendiri. Kalau misalnya kita kerja, kita biasanya untuk bisa naik gaji atau naik jabatannya apa sih? Yang pasti kita nambah ilmu, nambah sertifikasi, atau nambah pengetahuan supaya bisa naik jabatan gitu ya,” kata Tejasari kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    “Atau kalau banyak orang yang lakuin di zaman sekarang tuh pindah-pindah kerja. Karena setiap pindah kan mereka naik tuh gajinya. Jadi berapa tahun sekali mereka pindah kerja untuk bisa dapat lompatan penghasilan gitu,” sambungnya.

    Namun jika yang bersangkutan sulit untuk meningkatkan pendapatan dari pekerjaan utama yang saat ini dilakukan, menurut Tejasari yang bersangkutan bisa mencari sumber penghasilan lain di luar pekerjaan. Misalkan saja membuka usaha sampingan hingga coba untuk berinvestasi.

    “Penghasilan tambahan itu bisa dicari dengan penghasilan tambahan lainnya. Nah, penghasilan tambahan lainnya kan pasti macam-macam tuh. Apakah kita kerja part-time, ataukah kita punya bisnis, ataukah kita punya investasi yang bisa menghasilkan,” paparnya.

    Setelah menaikkan jumlah penghasilan, barulah dari dana tambahan tersebut para pekerja kelas menengah bisa menambah kepemilikan aset agar bisa jadi orang kaya. Dalam kondisi ini Tejasari menekankan bagaimana dana tambahan yang dimiliki dapat digunakan secara produktif, bukan hanya sekadar untuk menambah konsumsi.

    “Nah pastinya naikkan penghasilan belum tentu bisa langsung jadi kita kaya raya ya. Kecuali tadi penghasilan kita tambah, pengeluaran kita tetap ya kan. Sehingga dari penghasilan tambahan itu kita bisa investasikan atau kita alokasikan untuk bisa menambah aset kita,” jelas Tejasari.

    “Jadi kita sudah capek-capek cari tambahan, usaha apalah segala macam, tapi lifestyle kita juga tinggi ya habis saja uangnya. Jadi kalau kita tadi sudah cari tambahan, penghasilannya naik segala macam ya lifestyle kalau bisa tetap. Sehingga jumlah aset yang kita punya bisa bertambah dan kita bisa jadi lebih kaya lah dibanding yang lain,” tegasnya lagi.

    Lebih lanjut Tejasari menjelaskan jenis aset tambahan yang dimaksud bisa berupa properti, emas, atau kepemilikan surat berharga. Di mana aset-aset ini dapat secara langsung meningkatkan taraf hidup yang bersangkutan.

    “Aset itu kan macam-macam ya mulai dari properti, emas, surat berharga gitu ya. Itu kan semuanya dalam bentuk aset. Nah tinggal kita pilihnya yang mana. Kalau properti misalnya kita ambil KPR cicil 5 tahun, nanti 5 tahun kedua ambil lagi KPR, 5 tahun ketiga ambil lagi KPR gitu kan ya. Ada yang begitu,” jelas Tejasari.

    “Tapi ada juga yang beli saja emas gitu. Setiap kita punya penghasilan lebih beli emas-emas. Emas kan kenaikan per tahunnya juga lumayan gede ya sekarang ini, atau surat berharga seperti obligasi saham atau reksadana gitu,” terangnya.

    (igo/fdl)